BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Perkembangan Anak
2.1.1. Pengertian Perkembangan Anak
Anak-anak merupakan anugerah dari TuhanYang MahaEsa yang harus dijaga dan dibimbing dengan baik serta harus diberikan kasih sayang, karena anak memiliki martabat danhak yang harus di junjung tinggi dan harus dilindungi, agar di masa depan Anak-anak akan berguna dan bermanfaat bagi orang lain dan negara.
2.1.2. Aspek Perkembangan Anak
Berbagai aspek perkembangananak usia dini mencakup beberapa aspek. Yang pertama adalah pengembangan moral dan agama. Dalam hal pembangunan agama Ada beberapa indikator pencapaian perkembangan moralanak usia 5-6tahun Artinya, kenali agamayang Anda ikuti dan tirukan gerakan ibadah secara tertib. Kedua, perkembangan gerak fisik.
Perkembangan fisik motoric terbagi menjadi tiga bagian motorik kasar, motorik halus dan kesehatan dan perilaku keselamatan. Tiga, pengembangan Kognisi terbagi menjadi tiga bagian yaitu pembelajaran dan pemecahan masalah, berpikir logis dan Pemikiran simbolik. Keempat, perkembangan bahasa ada dua bagian yaitu Pahami bahasa dan mengungkapkan bahasa. Kelima, perkembangan emosi sosial (Sulaiman, Ardianti, & Selviana, 2019).
8 2.1.3. Tahap Perkembangan Anak
Fase perkembangan merupakan tahapan periode maupun masa rentang kehidupan manusia yang ditandai berdasarkan ciri-ciri maupun pola- pola perilaku tertentu. Adapun tahapan tahapan perkembangan yaitu faseperkembangan berdasarkan ciri- ciri biologis, konsepdidaktis, Ciri- ciri psikologis, dan konsep tugas perkembangan. berikut ini fase perkembangan berdasarkan ciri- ciri biologis yang di kemukakan oleh para ahli :
1. Aristoteles membagi tahapan perkembanganmanusia dari lahirsampai satu tahun sampai tiga periode, setiap tahapan meliputi periode tujuh tahun, masing-masing:
a) tahapan anak kecil antara usia 0-7tahun, yangdiakhiri dengan perubahan
b) Stadium anaksekolah pada umur 7 - Pada umur 14 tahun, gigi baru mulai tumbuh sampai muncul gejala dan fungsi kelenjar kelamin.
c) Tahap remaja atau masa perubahan dari anak-anak menjadi dewasa antara usia 14 dan 21 tahun dari kerja kelenjar - alat kelamin sampai mencapai usia dewasa.
2. Sigmund freud
a) Tahap infertile dari 0-5tahun dibedakanmenjadi 3, masing-masing:
Faseoral, anak usia 0-1 tahun akan mendapatkan kenikmatan seksual melaluimulutnya; Faseanal dari anak 1-3 tahun akan mendapatkan kenikmatan seksual melalui anus; Fase Waltz antara usia 3-5 Anak menerima kenikmatan seksual melaluialat kelaminnya.
b) Fase laten usia 12tahun pada faseini desakan seksual anak berkurang.
Anak mulai melupakan tentang seksualitasnya dan akan mengalihkan perhatiannya pada masalah sosial dan akan memiliki pondasi yang kuat di dalam melawan seksualitasnya.
c) Dewasa, antara usia 12 dan 18 tahun, pada tahap ini keinginan mulai muncul kembali, dan jika hal ini terjadi dapat diarahkan dengan baik, maka anak akan mencapai tahap akhir kedewasaan, yaitu tahap alat reproduksi.
3. Fase reproduktif, yang bervariasi dari 18 sampai 20 tahun, fase aktivitas seksual ini mulai muncul tetapi lebih terfokus dan lebih terarah untuk tujuan reproduksi yang penuh kasih. Pada tahap ini konflik internal yang terjadi akan semakin bertahan dan orang tersebut akan mulai menampilkan ego yang kuat sehingga dapat berkomunikasi dengan dunia nyata sehingga ego ideal tercapai melalui keseimbangan antara cinta dan kerja (Afandi, 2019).
4. Fase perkembagan berdasarkan konsep didaktif Dasarnyaadalah apayang diberikan kepada anakpada waktu tertentu dan bagaimana cara mengajarkan dan mendidik anak pada waktu tertentu. Berikut beberapa gagasantentang tahapan perkembangan berdasarkandidaktik tersebut:
a) Pembagian Johann AmosComenius, Fase-fase perkembanga jiwa berdasarkan didaktis menurut Comenius dibedakan menjadi empat fase, yaitu: (1) Fase scola materna (0-6 tahun) fase sekolah ibu, belajar di rumah; (2) Fase scola vernacula (6- 12 tahun) sekolah bahasa ibu sebagai bahasa pengantar; (3) Fase scola latina (12-18
10
tahun) sekolah latin; (4) Fase academia(18-24 tahun) fase belajar di perguruan tinggi Comenius berpendapat bahwa tingkat perkembangan jiwa anak digunakan sebagai dasar dalam pembagian sekolah sehingga terjadi bermacam sekolah yang digunakan tempat pendidikan anak berdasarkan umurnya.
b) J.J. Departemen Pengembangan Russo J.J. Tahapannya adalah sebagai berikut:
(1) TahapI (0 - 2 tahun) masa asuhan
(2) TahapII (2 - 12 tahun) Pendidikanjasmani dan pelatihan sensorik (3) TahapIII (12 - 15 tahun) Pengajaran spiritual
(4) TahapIV (15-20 tahun) Pelajaran Karakter danAgama Tergantung pada tahap perkembangan ini, pelajaran harus diberikan di setiap tingkat sekolah dan diajarkan sesuaidengan perkembanganpeserta didik.
c) Bagian 1 sesuai Undang-Undang Pendidikan Nasional 1) PendidikanTaman Kanak-kanak (+ 4-6 tahun) 2) PendidikanDasar (+ 6-15 tahun)
3) PendidikanMenengah (+ 15-18 tahun)
4) PendidikanUniversitas (+ 18-24 tahun ) (Raihanah, 2015) 5. Tahapan perkembangan periodisasi psikologis
Para ahli menggunakan aspek psikologis sebagai dasar analisis tahapan perkembangan untuk mengidentifikasi pengalaman psikologis individu secara spesifik yang dapat diterapkan dalam menentukan
masa transisi tertentu, dari satu fase ke fase lain dalam perkembangannya.(Susanto, 2011).
2.1.4. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak
Menurut Nurlaila, Utami dan Kahyani (2018), faktor-faktor berikut mempengaruhi tahapan perkembang anak anak:
1. Faktor genetik. Faktor lingkungan meliputi lingkungan prenatal selama kehamilan seperti nutrisi ibu, toksin atau bahan kimia, radiasi, stres, anoksia embrionik, imunitas, infeksi, dan lain-lain.
2. Faktor biologis adalah jenis kelamin, jenis kelamin, usia, pola makan, perawatan kesehatan, kerentanan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, hormon.
3. Faktor fisik adalah cuaca, kondisi rumah tangga, kebersihan dan radiasi.
Faktor psikologis Faktor psikologis: kegembiraan, penghargaan / hukuman yang adil, motivasi belajar, teman sebaya, sekolah, stres, cinta dankasih sayang, kualitas komunikasi antara anakdan orangtua.
4. Faktor keluarga dan ritual meliputipekerjaan / pendapatan keluarga, pola asuh ayah dan ibu, jumlah saudara kandung, jeniskelamin dalam keluarga, stabilitas rumah, kepribadianayah dan ibu, adatistiadat, norma,agama, dll.
Saat berada dalam kandungan , janin tumbung dan berkembang menjadibesar dengan sendirinya, faktor lain yang sangat berpengaruh pada perkembangan individu yaitu :
12
Bakat atau bawaan : Bakat atau bawaan: Seorang anak yang memiliki bakat tertentu. Bakat ini bisa dibandingkan dengan benih seorang anak atau benih dari sebuah anak itu sendiri.
a) Sifat-sifat keturunan : sifatyang bisa dibekali dari oan tua ataupun nenek moyang dapatberupa fisik danmental. Dalam bentuk fisik contohnya bentuk muka, sedangkan mental yaitu sifat malas, keras kepala, pendiam, dll.
Sifat keturunan dapat menentukan perkembangan seseorang, akan tetapi hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor pendidikan , lingkungannya. Dapat kearah lebih baik maupun buruk.
b) Dorongan dan naluri: Dorongan adalah hukum alam yang mendesak orang untuk melakukan atau melakukan sesuatu tepat waktu, dan naluri dapat didefinisikan sebagai keterampilan atau pengetahuan tersembunyi yang memerintahkan atau membisikkan kepada orang-orang sebagai alat untuk menghasilkan dorongan batin (Afandi, 2019).
2.2. Konsep Stunting 2.2.1. Definisi Stunting
Anak kerdil atau pendek di bawah usia 5 tahun adalah anak usia dini dengan masalah gizi kronis Dibandingkan dengan standar WHO- MGRS (Multicenter Growth Reference Study), status gizi mereka bergantung pada panjang atau tinggi anak di bawah usia 5 tahun (Mugianti, Mulyadi, Anam, & Najah, 2018). Sedangkan menurut (Picauly & Toy, 2013) Stunting adalah bentuk pertumbuhan terhambat pada seorang anak. Selama ini, stunting merupakan masalah gizi yang perlu mendapat perhatian. Stunting merupakan kondisi gizi yang disebabkan oleh gizi
buruk kronis, sehingga stunting pada balita dapat menjadi indikator penting kesehatan ibu dan anak (Rukmana, Briawan, & Ekayanti, 2016).
2.2.2. Etiologi Stunting
Penyebab terjadinya stunting sangat kompleks dan beragam , mulai dari faktor genetic hingga lingkungan. Berdasarkan kerangka konsep UNICEF, penyebab stunting , yaitu kurangnya kebutuhan dasar seperti keadaan status sosial ekonomi yang buruk, serta kurangnya asupan gizi dan infeksi. Adapun faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya stunting , seperti ibu yang pendek, jarak melahirkan yang sempit, hamil ketika remaja, pola pendidikan, pelayanan kesehatan, ibu yang kekurangan zink dan zat besi , berat bayi lahir rendah ( BBLR), panjang bayi yang pendek, riwayat kekurangan nutrisi pada awal kehidupan, lingkungan yang kotor, pemberian ASI yang kurang baik, terjadinya anemia, kurangnya suplemen vitamin A, ibu yang perokok, dan bayi terlahir premature (Helmyati, Atmaka, Wisnusanti, & Wigati, 2020).
Gambar 2.1 Kerangka penyebab Masalah Stunting di Indonesia
14 2.2.3. Patofisiologi stunting
Dalam hal pertumbuhan dan perkembanganmanusia, kelenjarendokrin yang berperan penting adalah hipofisis yang terletak dibawah dan berseberangan dengan hipotalamus. Sistem peredaran darahyang menghubungkan kedua kelenjar tersebut memiliki donor darah dalam jumlah besar, dan hormon pengaturnya berasal dari hipotalamus kekelenjar pituitari. Hipofisis memiliki lobus anterior dan posterior. Lobus anterior atau selaput kelenjar melepaskan hormon utama yang mengontrol pertumbuhan dan perkembangan manusia, yaitu hormone pertumbuhan (GH), hormone perangsang tiroid(TSH), prolaktin, gonadotropin (hormon pelutein) dan hormon perangsang dan kortikotropin (ACTH).
Tidak hanya dalam kecukupan hormon pertumbuhan, tetapi juga dalam sistem saraf dan sistem endokrin juga menghasilkan hasil yang kompleks.
Hormon jarang bekerja sendiri, tetapi sinergi atau intervensi hormonal lain dibutuhkan untuk mendapatkan efek yang maksimal. Hormon pertumbuhan menyebabkan pelepasan factor pertumbuhan mirip insulin (IGF-1) di hati, dan IGF-1 secara langsung mempengaruhi serabut dan sel otot rangka. Tulang dapat meningkatkan laju penyerapan asam amino dan memasukkan protein baru, sehingga berkontribusi pada perkembangan linier masa bayi dan masa kanak-kanak. Pada masa remaja laju pertumbuhan selama masa remaja terjadi pada masa remaja akibat interaksi dengan hormon gonadotropin (testosteron pada anak laki-laki dan estrogen pada anak perempuan)(Candra, 2020).
2.2.4. Klasifikasi Stunting
Klasifikasi stunting ditentukan dengan pengukuran panjang atau tinggi badan yang dibandingkan dengan usianya. Panjang badan adalah ukuran yang diambil dalam posisi telentang yang digunakan untuk anak di bawah usia 2 tahun, sementara tinggi badan diukur dalam posisi berdiri (Helmyati, Yuliati, Pamungkas, & Hendrata, 2018).
Tabel 2.1 Klasifikasi stunting
Z Score Klasifikasi
<-3 SD Severe Stunting
-2 SD s.d -3 SD Moderate stunting
2.2.5. Faktor Resiko Stunting
Pada hakikatnya faktor stunting atau status gizi anak dapat dipengaruhi oleh faktor langsung dan tidaklangsung, faktorlangsung yangberhubungan dengan stunting yaitu ciri-ciri anak berupa jenis kelamin laki-laki, BBLR, konsumsi makanan berupa asupan energi rendah dan asupan protein rendah. Faktor langsung lainnya adalah status kesehatan infeksi ISPA dan diare. Sedangkan faktor tidak langsung yang mempengaruhi kecacatan dapat berupa pola asuh, pemberian ASI non- eksklusif, pelayanankesehatan berupa_status imunisasitidak lengkap, dan karakteristik keluarga berupa pekerjaan orang tua, pola asuh, dan status ekonomi keluarga. (Mugianti, Mulyadi, Anam, & Najah 2018).
2.2.6. Komplikasi Stunting
Komplikasi Stunting dari segi kesehatan, anak stunting lebih mudah terkena komplikasi obstetri, peningkatan resiko terjadinya overweight, dan obesitas yang dapat mengarah pada tingginya kejadian sindrom metabolik (Helmyati, Atmaka, Wisnusanti, & Wigati, 2020).
16
2.3. Konsep Pemenuhan Status Gizi pada Stunting 2.3.1. Pengertian Gizi
Nutrisi dapat digunakan sebagai zat yangmempengaruhi proses perubahan berbagai makanan yangmasuk kedalam tubuh manusia, sehingga dapat menopang kehidupan. Menurut PeraturanPemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015, gizi adalah suatu zat atau zat dalam pangan, termasuk karbohidrat,protein, lemak,vitamin, mineral, serat, air, dan zat gizi yang penting bagi kesehatan dan pertumbuhan manusia. (Suhaimi, 2019).
2.3.2. Macam-Macam Gizi
Zat gizi terbagi menjadi 2 yaitu organic dan anorganik. Zat organic ini terdiri dari karbohidrat, lemak,dan vitamin. Materi anorganik terdiri dari air dan mineral. Karbohidrat adalah zat gizi yang terdapat pada jenis makanan yaitu jagung, kentang dan nasi. Dalam nutrisi pada setiap manusia dibutuhkan karbohidrat sekitar 1 gram setiap hari yang dapat menghasilkan energi sekitar 4 kalori.
Protein terdiri dari dua jenis: Proteinhewani dan proteinnabati.
Sumber protein hewani antara lain ikan, keju, telur, susu dan sebagainya.
Sedangkan proteinnabati mengandung tahu, buncis, kacang-kacangan dan sebagainya. Setiap orang dewasa membutuhkan sekitar 1 gram protein per kilogram berat badan per hari. Jika protein yang dibutuhkan untuk remaja sekitar 1 gram / kg. Jika anak membutuhkan 3 gram protein tubuh. terdiri dari 2 macamsumber lemak yaitu lemak nabati dan lemak hewani. Contoh lemak nabati yaitu margarine ,minyak kelapa,
kemiri, dll. Sedangkan lemak hewani adalah susu, daging, keju, dll.
Kebutuhan lemak pada setiap orang berbeda-beda . jiktinggal beriklim dingin maka akan membutuhkan sekitar ½-1gram/kg berat badan. Di dalam tubuh lemak dapat menghasilkan energy sekitar 9,3 kalori.
Vitamin Ini adalah nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Vitamin dapat membantu dan mempercepat proses metabolisme tubuh, tetapi vitamin tidak dapat menghasilkan energi. Adapun macam dan fungsi vitamin yaitu vitamin A berfungsi untuk mengatur kepekanan dalam rangsang sinar pada syaraf mata, pertumbuhansel, pembentukanwarna padamata. Vitamin B yang berfungsi untuk pembentukan sel darah merah (Suhaimi, 2019)
2.3.3. Penilaian Status Gizi
Menurut ida mardalena & Eko suryani (2016 )Ada 2 metode penilaian statusgizi yaitu yang pertama dengan penilaian status gizi secaralangsung yang terdiri dariantropometri, klinis, biokimia, biofisik, dan yang kedua secaratidak langsung terdiri dari mengamati konsumsi makanan, statistic vital, faktor ekologi.
1. Penilaian status gizi secara langsung
a. Antropometri digunakan untuk mengetahui ketidakseimbanganprotein dan energy (karbohidrat dan lemak).
b. Pemeriksaan klinis didasarkan pada riwayat klinis. Lakukan juga pemeriksaan fisik pada kepala dan kakiuntuk melihattanda dan gejala gangguan makan.
c. Pemeriksaan fisik Lihat teknik diagnostik / pemeriksaan visual, denyut jantung (pemeriksaan sentuhan), denyut nadi (pendengaran)
18
dan akupunktur (pendengaran melalui stetoskop) dan rambut, kulit, mata, mulut, lidah, GC, kelenjar tiroid.
d. Biofisika adalah kemampuan mempelajari perubahan struktur dan struktur jaringan.
2. Penilaian status gizi tidak langsung
a. Survei konsumsi pangan adalah kuesioner yang digunakan untuk mengetahui Status gizi kelompok atau seseorang. Survei ini bertujuan untuk mengetahui apakah kebiasaan makan atau pola makan sudah sesuai, serta gizi kelompok pada tingkat kelompok, keluarga, dan individu, serta faktor-faktor yang mungkin mempengaruhinya. Ada dua jenis informasi yang diukur berdasarkan konsumsimakanan, secara kualitatif berdasarkan frekuensi makan, riwayat makan, metode telepon, dan daftar makanan. Dan secara kuantitatif menerapkan metode pemulihan 24jam, penilaian makanan, berat makanan, tagihan makanan, inventaris dan metode registrasi.
b. Pengukuran faktor lingkungan merupakan masalah ekologi yang dapat disebabkan dan berinteraksi oleh berbagai faktor lingkungan fisik, biologi, dan budaya. 6 kelompok kondisi lingkungan yang berkaitan dengan gizi yaitu kondisi infeksi, konsumsi pangan, dampak budaya, Kondisi sosialekonomi, produksi, perawatan kesehatandanpendidikan. Statistikvital adalah metode untuk menganalisis status gizi suatu tempat dengan menganalisisstatistik kesehatan. Dengan kesehatan, kita dapat melihat indikator tidak langsung untuk mengukur statusizi suatu masyarakat. Ada banyak
statistik kesehatan dan gizi, termasuk morbiditas, mortalitas, pelayanankesehatan, dan penyakit menular yang berkaitan dengan kondisi pola makan.
2.3.4. Hubungan Gizi dengan Stunting
Kondisi gizi yang baik dan pertumbuhan anak yang sehat (seimbang) akannormal. Sebaliknya jika anak dalamkeadaan gizi kurangmaka tumbuh kembang anakakan terganggu, sepertianak pendek, kurusdan obesitas.