• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH LITERATURE REVIEW PENERAPAN ETIKA PROFESI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH LITERATURE REVIEW PENERAPAN ETIKA PROFESI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

i

KARYA TULIS ILMIAH LITERATURE REVIEW

PENERAPAN ETIKA PROFESI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

ATIRAH MUTMAINNAH NIM 17.03.119

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG PRODI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

MAKASSAR 2020

(2)

ii

KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW

PENERAPAN ETIKA PROFESI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma 3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Disusun dan diajukan oleh

ATIRAH MUTMAINNAH NIM. 17.03.119

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG MAKASSAR PROGRAM STUDI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

MAKASSAR 2020

(3)

iii

KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW

PENERAPAN ETIKA PROFESI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

Disusun dan diajukan oleh

ATIRAH MUTMAINNAH NIM 17.03.119

Menyetujui Tim pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Ns. Makassau, M.Kes. M.EDM Syamsuddin, A.Md.PK.SKM. M.Kes

Ketua Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Syamsuddin, A.Md.PK.SKM. M.Kes

(4)

iv

KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW

PENERAPAN ETIKA PROFESI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

Disusun dan diajukan oleh

ATIRAH MUTMAINNAH NIM 17.03.119

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal (tanggal,bulan,tahun) dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Menyetujui Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Ns. Makassau, M.Kes. M.EDM Syamsuddin, A.Md.PK.SKM. M.Kes

Ketua STIKES Panakkukang Makassar

Ketua Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Dr.Ns. Makassau, M.Kes. M.EDM Syamsuddin, A.Md.PK.SKM. M.Kes

(5)

v

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji ujian komprehensif Program Studi D3 Perekam medis dan Informasi Kesehatan STIKES Panakkukng Makassar, Pada tanggal 20 September 2020

Makassar, 23 November 2020

Tim Penguji

Penguji I :Dr. Ns Makassau M.kes ( )

Penguji II : Syamsuddin,A.Md.PK, SKM, M.Kes ( )

Penguji III :Sri Rahayu A,Md,PK. SKM ( )

(6)

vi

SURAT PERNYATAAN KARYA TULIS ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya : N a m a Atirah Mutmainnah N I M 17.03.119

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Judul Karya Tulis Ilmiah Ini sebagai berikut:

LITERATURE REVIEW PENERAPAN ETIKA PROFESI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

Merupakan Karya Tulis Ilmiah yang kami buat sendiri dan bukan merupakan bagian dari Karya Tulis orang lain. Bilamana ternyata pernyataan ini tidak benar, kami sanggup menerima sanksi akademik yang ditetapkan oleh STIKES Panakkukang Makassar.

Mengetahui, Makassar, 23 November 2020

Ketua Prodi D3 RMIK Yang Membuat Pernyataan

Syamsuddin, A.Md.PK. SKM. M.Kes Atirah Mutmainnah

NIK. 093.152.02.04.0225 NIM. 17.03.119

(7)

vii ABSTRAK

ATIRAH MUTMAINNAH : LITERATURE REVIEW PENERAPAN ETIKA PROFESI DAN INFORMASI KESEHATAN

PEMBIMBING : Dr. Ns, Makassau, M.Kes and Syamsuddin A.Md.PK, SKM.

M.Kes (viii + 58 Halaman + 6 Tabel + 1 Diagram)

Latar Belakang : Dalam pelayanan kesehatan masyarakat, perilaku petugas kesehatan harus tunduk pada etika profesi dan tunduk pada ketentuan hukum, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku Maka dari itu diperlukan tenaga profesi yang terampil dan profesional dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang lebih baik serta meningkatkan kualitas mutu pelayanan.Tujuan Penelitian:

Untuk mengetahui penerapan etika profesi perekam medis dan informasi kesehatan Metode: Metode yang digunakan pada makalah ini menggunakan studi literature review. Literature yang digunakan didapatkan dari Google Scholar dari tahun 2014 sampai tahun 2020. Hasil Penelitian: berdasarkan hasil review Penerapan etika profesi dibagian filling terdapat dua penelitian yang telah menerapkan etika profesi di dalam melaksanakan tugas sedangkan satu penelitian belum menerapkan etika profesi di dalam melaksanakan tugas. Penerapan etika profesi dibagian pelepasan informasi telah menerapkan etika profesi di dalam melaksanakan tugas sesuai dengan standar etika profesi. Kesimpulan: oleh karena itu untuk memperbaiki penerapan etika profesi di unit rekam medis perlu dilakukan review berkala mengenai penerapan etika profesi terkait tanggung jawab bagi petugas yang ada di unit rekam medis Kata Kunci: Penerapan etika profesi, rekam medis

(8)

viii ABSTRACT

ATIRAH MUTMAINNAH : LITERATURE REVIEW APPLICATION OF PROFESSIONAL ETHICS MEDICAL RECORDER AND HEALTH INFORMATION

MENTOR : Dr. Ns, Makassau, M.Kes and Syamsuddin A.Md.PK, SKM. M.Kes (viii + 58 Pages + 6 Tables + 1 Diagram)

Background: In public health services, the behavior of health workers must be subject to professional ethics and comply with applicable laws, regulations, and legislation. Therefore, skilled and professional personnel are needed in providing better health services and improving quality. Research Objectives:

To determine the ethical application of the medical recording profession and health information.

Methodology: The method used in this paper uses a literature review study. The literature used was obtained from Google Scholar from 2014 to 2020. Research Results: based on the results of a review of the application of professional ethics in the filling section, two studies have applied professional ethics in carrying out tasks, while one study has not applied professional ethics in carrying out tasks. The application of professional ethics in the divi sion of information release has implemented professional ethics in carrying out duties by professional ethical standards. Conclusion: therefore to improve the application of professional ethics in the medical record unit, it is necessary to periodically review the application of professional ethics regarding the responsibilities of officers in the medical record unit.

Keywords: Application of professional ethics, medical records

(9)

ix PRAKATA

Assalamu ‘Alaikum Warohmatullah Wabarokatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang, atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah inisebagai persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.

Shalawat dan salam senantiasa tecurahkan kepada Rosul tercinta Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi umatnya. Dengan bekal pengetahuan, pengarahan serta bimbingan yang diperoleh selama perkuliahan dan selama berlangsungnya penelitian, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini mengenai

“PENERAPAN ETIKA PROFESI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN”. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada orang tua tercinta yang dengan tulus mendoakan, mendidik dan memberikan kasih sayang, dan tak henti – hentinya memberikan dukungan moril maupun materi. Terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Bapak Dr. Ns Makkassau M.Kes selaku pembimbing I dan Bapak Syamsuddin, A.Md.PK, SKM, M.Kes selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam memberikan arahan, bimbingannya selama kegiatan penulisan laporan karya tulis ilmiah ini berlangsung. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi namun berkat kesabaran dan

(10)

x

ketekunan serta bantuan dan bimbingan dari pembimbing dan rekan – rekan yang terlibat sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. H. Sumardin Makka, SKM, M.Kes, selaku Ketua Yayasan Perawat Sulawesi Selatan.

2. Dr. Ns. Makkasau, M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang Makassar.

3. Syamsuddin, A.Md.PK.SKM. M.Kes, selaku Ketua Perodi D3 Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan STIKES Panakkukang Makassar.

4. Seluruh Bapak/Ibu dosen dan Staf Pegawai STIKES Panakkukang Makassar yang telah banyak memberikan bantuan selama menempuh pendidikan.

5. Seluruh teman – teman angkatan 2017 Prodi D3 Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan khususnya RMIK C, terima kasih atas kebersamaan dan kenangan yang diberikan selama 3 tahun menuntut ilmu di STIKES Panakkukang Makassar.

Penulis menyadari penulisan ini masih jauh dari kata kesempurnaan dan belum dapat memenuhi harapan semua pihak. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan ini. Dengan harapan semoga penulisan ini bermamfaat bagi pembaca dalam menambah wawasan dan pengambil kebijakan dibidang kesehatan, serta pengembangan ilmu pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.

(11)

xi

Akhir kata, hanya doa yang dapat penulis panjatkan semoga allah SWT berkenan membalas semua kebaikan bapak, ibu, saudara dan teman-teman sekalian dengan pahala berlipat ganda dan kemegahan surga akhirat nanti, Amin Ya Rabbal Alami

Makassar, 23 November 2020

Penulis

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Pengajuan Judul ... ii

Halaman Pengesahan ... v

Halaman Pernyataan Keaslian ... vi

Abstrak Bahasa Indonesia ... vii

Abstract Bahasa Inggris ... viii

Prakata ... ix

Daftar Isi ... xii

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 5

D. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Teoritis ... 5

2. Manfaat Praktis ... 5

(13)

xiii BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Rekam Medis ... 6

B. Tinjauan Tentang Etika ... 10

C. Tinjauan Tentang Profesi ... 11

D. Tinjauan Tentang Kode Etik Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ... .. 15

E. Tinjauan Tentang Filling ... 17

F. Tinjauan Tentang Pelepasan Informasi ... 19

G. Tinjauan Tentang Jenjang Jabatan dan Pangkat Perekam Medis Serta Tugasnya dalam Pelayanan Rekam Medis ... 21

BAB 3 METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 27

B. Pencarian Literature 1. Kata Kunci ... 27

2. Database Pencarian ... 27

3. Strategi Pencarian ... 27

C. Kriteria Inklusi dan Ekslusi ... 28

D. Sintesis Hasil Literature 1. Pencarian Literature ... 29

2. Daftar Artikel yang Memenuhi Kriteria ... 29

E. Ekstrasi Data ... 31

(14)

xiv BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ... 33 B. Pembahasan ... 39 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 43 B. Saran ... 43 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Strategi Pencarian Literature Review ... 28

Tabel 3.2 Kriteria Inklusi dan Ekslusi ... 28

Tabel 3.3 Hasil Ekstrasi Data Literature Review ... 31

Tabel 4.1 Karateristik data Literature Review ... 34

Tabel 4.2 Penerapan etika di bagian filling ... 37

Tabel 4.3 Penerapan etika di bagian pelepasan informasi ... 38

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Diagram Flow Literature Review ... 30

(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai sumber daya baik oleh pemerintah maupun dari masyarakat, sehingga dapat tersedia pelayanan kesehatan yang efektif, efisien dan terjangkau. Hal ini memerlukan dukungan, komitmen, kemauan dan etika disertai dengan semangat pemberdayan yang memproritaskan pada upaya kesehatan.(Zulham,2016)

Dalam pelayanan kesehatan masyarakat, perilaku petugas kesehatan harus tunduk pada etika profesi dan tunduk pada ketentuan hukum, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku karena meningkatnya tuntutan terhadap pelayanan kesehatan dan pengetahuan serta kesadaran hukum masyarakat tentang prinsip dan nilai moral. (Ayunda,2020).

Etika merupakan aturan bertindak atau berperilaku dalam suatu masyarakat tertentu atau komunitas, atau sebagai ilmu pengetahuan mengenai perilaku moral manusia. Aturan bertindak iniditentukan oleh setiap kelompok masyarakat, dan biasanya bersifat turun temurun dari generasi ke generasi, serta tidak tertulis. Sedangkan profesi merupakan suatu pekerjaan yang

1

(18)

2

membutuhkan badan ilmu sebagai dasar untuk pengembangan teori yang sistematis, memerlukan pendidikan dan pelatihan cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama pada pelayanan. (Anggita Saputri, et al., 2014)

Kode etik merupakan norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi dalam melaksanakan tugas profesinya. Didalam bidang kesehatan, kode etik ini menjadi hal yang sangat penting sebagai code of conduct bagi para pelaku profesi di bidang kesehatan (lde,2012).

Kode etik Perekam Medis merupakan pedoman untuk sikap dan perilaku petugas Rekam Medis dalam menjalankan tugas serta mempertanggungjawabkan segala tindakan profesi baik kepada profesi, pasien, maupun masyarakat luas. Kode etik memegang peranan penting dari suatu profesi untuk menjamin suatu moral profesi di mata masyarakat. Oleh karena itu untuk meningkatkan kinerja petugas rekam medis yang secara optimal melaksanakan profesinya diperlukan informasi yang cukup melalui peran rekam medis yang tidak hanya mencatat dan menyimpan, tetapi juga mengolah data, menganalisa dan menyajikannya secara profesional bagi yang membutuhkan (Ayunda,2020).

Sehubung dengan meningkatnya kinerja petugas rekam medis,maka untuk menciptakan tenaga rekam medis yang ahli, terampil serta profesional maka harus berpedoman pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. HK.01.07/MENKES/312/2020 Tentang Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan. Dengan pedoman standar profesi

(19)

Perekam Medis dan Informasi Kesehatan maka Perekam Medis dan Informasi Kesehatan dapat mengetahui pentingnya etika profesi dalam memberikan pelayanan yang lebih baik. Maka dari itu diperlukan tenaga profesi yang terampil dan profesional dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang lebih baik serta meningkatkan kualitas mutu pelayanan.

Pada penerapan etika profesi di rumah sakit umum daerah kota Surakarta masih ada kesalahan yang terdapat pada penyimpanan berkam rekam medis pasien dimana berkas rekam medis pasien masih ada yang belum disisipkan. Dan dampak yang akan terjadi apabila berkas rekam medis pasien belum disisipkan adalah petugas akan kesulitan dalam mencari berkas rekam medis pasien yang akan berobat sehingga membuat pelayanan jadi terlambat.

(Anggita Saputri, et al., 2014)

Dari jurnal yang telah di review Anggita, Sri Sugiasi dan Hari wujoso (2014) mengatakan bahwa setelah pelayanan diberikan berkas Rekam Medis pasien disimpan dalam rak penyimpanan dengan menggunakan terminal digit filing atau 2 angka kelompok akhir. Akan tetapi sebagian dokumen Rekam Medis pasien masih tertata di bawah. Hal ini belum sesuai dengan penerapan etika profesi Perekam Medis yang mana dalam penyimpanan dokumen Rekam Medis pasien harus sesuai dengan etika dalam menyimpan dan mensejajarkan dokumen rekam medis pasien berdasarkan sistem yang digunakan. Sedangkan hasil penelitian Windy Cahyani, Rano Indradi Sudra, Tri Lestari(2014) mengatakan bahwa Petugas tidak menggunakan tracer dalam pengambilan

(20)

4

dokumen Rekam Medis di bagian filing hal itu menyebabkan penerapan etika profesi Perekam Medis dalam menyimpan dokumen Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar belum sesuai dengan kode etik profesi.lalu peneliti Ayunda Fitrotul Ula, Farah Adiba (2020) berpendapat bahwa Untuk keterlaksanaan kode etik, di bagian sub unit Rekam Medis sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan, peraturan, serta Standar Prosedur Operasional yang berlaku. Dalam hal ini dapat dipertahankan atau ditingkatkan dalam pelaksanaan kode etik di semua sub bagian unit Rekam Medis.

Berdasarkan latar belakang maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Literature Review Penerapan Etika Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan”

Dalam Literature Review ini yang menjadi sebagai populasi adalah Perekam medis dan outcomenya adalah penerapan etika

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Penerapan Etika Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan?

C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui penerapan Etika Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

(21)

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui penerapan etika profesi perekam medis dan informasi kesheatan dibagian filling

b. Untuk mengetahui penerapan etika profesi perekam medis dan informasi kesehatan dibagian pelepasan informasi

D. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Teoritis

a. Bagi penulis, dapat menambah ilmu dan wawasan yang akan dijadikan dasar dalam penulisan yang lebih lanjut.

b. Bagi institusi pendidikan, hasil penulisan ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menerapkan etika profesi bagi perekam medis dan informasi kesehatan

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan masukan dalam mengetahui Pelaksanaan Etika Profesi Bagi perekam medis dan informasi kesehatan

b. Bagi tenaga rekam medis, hasil literature review ini dapat dijadikan sebagai masukan dan peningkatan pengetahuan rekam medis

(22)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis

a. Menurut Permenkes No. 269/MEN/KES/PER/III/2008 rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikankepada pasien.

b. Menurut Ery Rustiyanto (2012), Rekam Medis adalah siapa, apa, di mana dan bagaimana perawatan pasien selama dirumah sakit, untuk melengkapi rekam medis haru memiliki data yang cukup tertulis maupun yang terekamtentang identitas, anamnesa penentuan fisik laboratorium, diagnosa dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.

c. Menurut K Huffman (1999), Rekam Medis adalah fakta yang berkaitan dengan keadaan pasien, riwayat penyakit dan pengobatan masa lalu serta saat ini yang tertulis oleh profesi kesehatan yang memberikan pelayanan kepada pasien.(Rustiyanto,2012)

6

(23)

d. Menurut Bambang Poernomo (2000), Rekam Medis adalah catatan yang mencerminkan segala informasi yang menyangkut seorang pasien yang akan dijadikan dasar dalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya pelayanan medis maupun tindakan medis lainnya yang diberikan kepada seorang pasien.(Rina Gunarti, et al.,2019)

2. Tujuan Rekam Medis

Tujuan dibuatnya Rekam Medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan dirumah sakit. Tanpa dukungan suatu system pengelolaan rekam medis yang baik dan benar tertib administrasi dirumah sakit. Tanpa dukungan suatu system pengelolaan rekam medis baik dan benar tertib admnistrasi dirumah sakit tidak akan berhasil sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan upaya pelayanan kesehatan dirumah sakit.

(Rustiyanto,2012) 3. Nilai guna Rekam Medis

a. Bagi Pasien

1) Menyediakan bukti asuhan keperawatan/tindakan medis yang diterima oleh pasien.

2) Menyediakan data bagi pasien jika pasien datang yang kedua kali dan seterusnya.

(24)

8

3) Menyediakan data yang dapat melindungi kepentingan hokum pasien dalam kasus-kasus kompensasi pekerja kecelakaan pribadi atau mal praktek.

b. Bagi fasilitas layanan kesehatan

1) Memiliki data yang dipakai untuk pekerja professional kesehatan.

2) Sebagai bukti atas biaya pembayaran pelayanan medis pasien.

3) Mengevaluasi penggunaan sumber daya c. Bagi pemberi pelayanan

1) Menyediakan informasi untuk membabntu seluruh tenaga professional dalam merawat pasien.

2) Membantu dokter dalam menyediakan data perawatan yang bersifat berkesinambungan pada berbagai tingkat pelayanan kesehatan 3) Menyediakan data-data untuk peneletian dan Pendidikan.

(Rustiyanto, 2012).

4. Kegunaan Rekam Medis

a. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahlinya yang ikut ambil bagian didalam memberikan pelayanan pengobatan, perawatan kepada pasien.

b. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit, dan pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat dirumah sakit.

(25)

c. Sebagai bahan yang berguna untuk Analisa, penelitian dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.

d. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan.

Adapun kegunaan Rekam Medis yang biasa disebut dengan ALFRED yaitu 1) Administration adalah data dan informasi yang dihasilkan rekam

medis dapat digunakan manajemen untuk melaksanakan fungsinya guna pengelolaan berbagai sumber daya.

2) Legal adalah alat bukti hukum yang dapat melindungi hukum terhadap pasien dan provider kesehatan.

3) Financial adalah setiap yang diterima pasien bila dicatat dengan lengkap dan benar, maka dapat digunakan untuk menghitung biaya yang harus dibayar pasien, selain itu jenis dan jumlah kegiatan pelayanan yang tercatat dalam formulir dapat digunakan untuk memprediksikan pendapatan dan biaya sarana pelayanan kesehatan.

4) Riset adalah berbagai macam penyakit yang telah dicatat kedalam dokumen Rekam Medis dapat dilakukan penelusuran guna kepentingan penelitian.

5) Education adalah para mahasiswa, pendidik atau pneliti dapat belajar dan mengembangkan ilmunya dengan menggunakan dokumen Rekam Medis

(26)

10

6) Documentation adalah Rekam Medis sebagai dokumen karena memiliki sejarah medis seseorang. (Rustiyanto, 2012).

B. Tinjauan tentang Etika 1. Pengertian etika

Etika berasal dari kata Yunani “ethos” dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kendang; kebiasaa, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berpikir.

Menurut kamus umum Bahasa Indonesia etika mengandung arti:

1) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk tentang hak dan kewajiban moral.

2) Kumpulan asas atau nilai yang berkenan dengan akhlak.

3) Nilai menganai benar dan salah yang dianut suatu gololngan atau masyarakat.

Sedangkan menurut K.Bertens Etika dibedakan dalam tiga pengertian : a. Etika dalam arti nilai dan norma-norma moral yang menjadi

pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur perilakunya.

b. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral yang juga lebih dikenal dengan kode etik

c. Etika mempunyai arti ilmu tentang apa yang baik dan buruk (Rustiyanto, 2012).

(27)

C. Tinjauan tentang Profesi 1. Pengertian Profesi

Profesi adalah Suatu moral community (masyarakat moral) yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama.Etika Profesi mengandung unsur tentang pengorbanan demi kemanusiaan, dedikasi, dan pengabdian masyarakat. Profesi lahir karena adanya suatu latar belakang pendidkan yang sama dan memiliki suatu keahlian yang belum tentu dimiliki oleh orang lain (Rustiyanto, 2012).

2. Standar kompetensi Rekam Medis

Kompetensi perekam medis dan informasi kesehatan dirumuskan dalam peraturan menteri kesehatan No. HK.01.07/MENKES/312/2020 tentang standar profesi perekam medis dan informasi kesehatan mengenai kompetensi perekam medis yaitu :

Kompetensi PMIK disusun dengan urutan sebagai berikut:

1. Profesionalisme yang Luhur, Etika dan Legal.

2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri.

3. Komunikasi Efektif.

4. Manajemen Data dan Informasi Kesehatan.

5. Keterampilan Klasifikasi Klinis, Kodifikasi Penyakit dan Masalah Kesehatan Lainnya, serta Prosedur Klinis.

6. Aplikasi Statistik Kesehatan, Epidemiologi Dasar, dan Biomedik.

(28)

12

7. Manajemen pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan KOMPONEN KOMPETENSI

a. Area Profesionalisme yang Luhur, Etika dan Legal

1) Percaya dan mengamalkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

2) Memiliki standar moral, etika, dan disiplin.

3) Mematuhi hukum dan perundangan.

4) Memiliki wawasan sosial budaya.

5) Menunjukkan sikap dan perilaku sesuai standar profesi.

b. Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri

1) Memahami batas kemampuan dan kewenangan.

2) Bertindak penuh kehati-hatian, dan selalu waspada.

3) Mempertahankan dan memelihara kompetensi dengan penerapan belajar sepanjang hayat.

4) Pengembangan pengetahuan dan keterampilan baru.

c. Area Komunikasi Efektif

1) Komunikasi lisan dan tertulis yang dapat dipahami oleh pengguna jasa PMIK

2) Komunikasi lisan dan tertulis dalam rangka kolaborasi dengan mitra kerja.

3) Komunikasi dengan masyarakat.

4) Komunikasi verbal dan non verbal.

(29)

5) Penerapan ilmu komunikasi untuk pengumpulan,

pengolahan, penyajian data beserta informasi kesehatan.

d. Area Manajemen Data dan Informasi Kesehatan 1) Perancangan standar data kesehatan.

2) Pengelolaan data dan informasi kesehatan.

3) Pemanfaatan data dan informasi untuk menunjang pelayanan kesehatan.

4) Penggunaan sistem informasi kesehatan dalam pengelolaan data kesehatan

e. Area Keterampilan Klasifikasi Klinis, Kodifikasi Penyakit dan Masalah Kesehatan Lainnya, serta Prosedur Klinis

1) Pemahaman konsep klasifikasi klinis dan kodifikasi penyakit dan masalah kesehatan lainnya, serta prosedur klinis

2) Penggunaan berbagai jenis klasifikasi klinis, penyakit dan masalah kesehatan lainnya, serta prosedur klinis.

3) Pemahaman, Penggunaan sistem pembiayaan pelayanan kesehatan yang menggunakan dasar klasifikasi klinis, kodifikasi penyakit dan masalah kesehatan lainnya, serta prosedur klinis.

4) Pemahaman, pembuatan, penyajian statistik klasifikasi penyakit dan masalah kesehatan, serta prosedur klinis.

(30)

14

f. Area Aplikasi Statistik Kesehatan, Epidemiologi Dasar, dan Biomedik

1) Penerapan statistik dalam pengolahan, penyajian data dan informasi kesehatan.

2) Penerapan epidemiologi dasar dalam perancangan program dan analisis data kesehatan.

3) Penerapan biomedik dalam pemahaman karakteristik dan makna data kesehatan.

g. Area Manajemen Pelayanan RMIK

1) Pengumpulan data pelayanan dan program kesehatan secara manual dan elektronik.

2) Pengolahan data pelayanan dan program kesehatan secara manual dan elektronik

3) Penyajian data pelayanan dan program kesehatan secara manual dan elektronik.

4) Analisis data pelayanan dan program kesehatan secara manual dan elektronik.

5) Pemanfaatan data pelayanan dan program kesehatan sebagai informasi/masukan untuk pengambilan keputusan.

6) Pengelolaan pelayanan RMIK di fasilitas pelayanan kesehatan.

(31)

7) Pengelolaan pelayanan RMIK di seluruh fasilitas kesehatan.

8) Pengelolaan mutu pelayanan RMIK.

D. Tinjaun tentang Kode Etik Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 377/Menkes/SK/III/2007 bahwa kode etik merupakan ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan suatu konprehensif suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi. Sedangkan kode etik perekam medis diartikan sebagai pedoman sikap dan perilaku perekam medis dalam menjalankan serta mempertanggungjawabkan segala tindakan profesinya baik kepada profesi, pasien, maupun masyarakat luas

Adapun kode etik perekam medis berdasarkan peraturan Menteri kesehatan No. 377/MENKES/SK/III/2007 tentang standar profesi perekam medis dan informasi kesehatan yaitu :

1. Kewajiban umum

a. Perekam medis selalu menjalankan tugas berdasarkan standar profesi tertinggi

b. Perekam medis lebih mengutamakan pelayanan daripada kepentingan pribadi dan selalu berusahan memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan yang bermutu

(32)

16

c. Perekam medis wajib menyimpan dan menjaga data rekam medis serta informasi yang terkandung di dalamnya sesuai dengan ketentuan prosedur manajemen, ketetapan pimpinan institusi dan peraturan perundangan yan berlaku

d. Perekam medis wajib melaksanakan tugas yang dipercaya pimpinan kepadanya dengan penuh tanggungjawab, teliti dan akurat.

2. Perbuatan atau tindakan yang bertentangan dengan kode etika

a. Menerima ajakan kerjasama seseorang atau orang untuk melakukan pekerjaan yang menyimpang dari standar profesi yang berlaku

b. Menyebarluaskan informasi yang terkandung dalam rekam medis yang dapat merusak citra perekam medis.

c. Menerima imbalan jasa dalam bentuk apapun.

3. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan

Peningkatan pengetahuan dan kemampuan professional, baik anggota maupun organisasi dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan profesi melalui penerapan ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan perkembangan di bidang rekam medis dan informasi kesehatan

4. Kewajiban terhadap profesi

a. Perekam medis wajib mencegah terjadinya tindakan yang menyimpang dari kode etik profesi

b. Perekam medis wajib meningkatkan mutu rekam medis dan informasi kesehatan

(33)

c. Perekam medis wajib berpartisipasi aktif dan berupaya mengembangkan serta meningkatkan citra profesi

d. Perekam medis wajib menghormati dan mentaati peraturan dan kebijakan organisasi profesi.

5. Kewajiban terhadap diri sendiri

a. Perekam medis wajib menjaga kesehatan dirinya agar dapat bekerja dengan baik.

b. Perekam medis wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan IPTEK yang ada.

E. Tinjauan tentang filing

Ruang penyimpanan (filling) adalah suatu tempat untuk menyimpan berkas rekam medis pasien rawat jalan, rawat inap dan merupakan salah satu unit rekam medis yang bertanggung jawab dalam penyimpanan dan pengembalian kembali dokumen rekam medis. Tujuan penyimpanan dokumen rekam medis adalah mempermudah dan mempercepat ditemukan kembali dokumen rekam medis yang disimpan dalam rak filling (Ariani, 2017). Berkas medis berisi data individu yang bersifat rahasia, maka setiap lembar formulir berkas rekam medis harus dilindungi dengan cara dimasukkan ke dalam folder atau map sehingga setiap folder berisi data dan informasi hasil pelayanan yang diperoleh pasien secara individu (bukan kelompok atau keluarga). Untuk perlakuan penyimpanan kerkas rekam medis berbeda dengan penyimpanan folder atau map perkantoran. Pada berkas rekam medis memiliki ”lidah” yang

(34)

18

digunakan untuk menulis nomor rekam medis dan menempelkan kode warnanya. Ketika folder disimpan, “lidah” tersebut ditonjolkan keluar sehingga akan nampak nomor rekam medis kode warna diantara beberapa berkas rekam medis (Budi, 2011). Penyimpanan berkas rekam medis bertujuan

1. mempermudah dan mempercepat ditemukan kembali berkas rekam medis yang disimpan dalam rak filling.

2. mudah mengambil dari tempat penyimpanan,

3. melindungi berkas rekam medis dari bahaya pencurian,bahaya kerusakan fisik, kimiawi dan biologi.

Dengan demikian maka diperlukan sistem penyimpanan dengan mempertimbangkan jenis sarana dan peralatan yang digunakan, tersedianya tenaga ahli dan kondisi organisasi.Syarat berkas rekam medis dapat disimpan yaitu apabila pengisi data hasil pelayanan pada lembar formulir rekam medis telah berisi dengan lengkapsedemikian rupa sehingga riwayat penyakit seorang pasien urut secara kronologis (Budi, 2011).

(35)

F. Tinjaun tentang pelepasan informasi 1. Pengertian pelepasan informasi

Pelepasan informasi adalah data rekam medis yang diminta oleh baik pasien, dokter dan tenaga kesehatan lainnnya. Pada dasarnya isi dokumen rekam medis yang mengandung informasi tentang diagnose, pengobatan, tindakan, dan perjalanan penyakit pasien yang dicatat oleh dokter adalah bersifat rahasia, namun isi dari catatan dokter tersebut dapat dibuka untuk kepentingan pasien sendiri, rumah sakit dan pihak ketiga (asuransi). Dalam pelepasan informasi medis pasien ada aturan dan kode etik untuk mendapatkan informasi medis pasien. Menurut Pitono Soeparto (2006) dalam Etik dan Hukum di Bidang Kesehatan mengatakan bahwa di Indonesia tidak menganut paham kewajiban menyimpan rahasia kedokteran secara mutlak, namun terdapat pengecualian bahwa rahasia kedokteran dapat dibuka berdasarkan beberapa alasan yaitu

Karena Daya Paksa Pasal 48 KUHP yang berbunyi : “Barang siapa melakukan sesuatu perbuatan karena pengaruh daya paksa tidak dapat dipidana”. Dengan adanya pasal tersebut, maka tenaga kesehatan terpaksa membuka rahasia pasien karena pengaruh daya paksa untuk melindungi : a. Kepentingan umum

b. Kepentingan orang yang tidak bersalah

c. Kepentingan pasien sendiri tidak dapat dipidana.

(36)

20

2. Persetujuan Pelepasan Informasi Medis

Pelepasan informasi medis pasien dapat dikeluarkan dengan mendapatkan persetujuan tertulis dari pasien itu sendiri ataupun kuasa pasien itu. Karena untuk melindungi privasi pasien dan melindungi instasi pelayanan kesehatan rumah sakit secara hukum. Dan untuk persetujuan tertulis tersebut diperlukan tanda tangan dari pasien. Menurut Huffman, 1994 menyebutkan bahwa formulir pelepasan informasi setidaknya memuat unsur-unsur yang meliputi :

a. Nama institusi yang akan membuka informasi.

b. Nama perorangan atau institusi yang akan menerima informasi c. Nama lengkap pasien, alamat terakhir dan tanggal lahir.

d. Maksud dibutuhkannya informasi.

e. Jenis informasi yang diinginkan termasuk tanggal pengobatan pasien.

Hati-hati perkataan “apapun dan semua” jenis informasi tidak dibenarkan.

f. Tanggal yang tepat, kejadian, kondisi hingga batas waktu ijin yang ditetapkan, kecuali dicabut sebelumnya.

g. Pernyataan bahwa ijin dapat dicabut dan tidak berlaku bagi masa h. Tanggal ijin ditanda tangani. Tanggal tanda tangan harus sebelum

tanggal membuka informasi.

(37)

i. Tanda tangan pasien/kuasa. Jika anak termasuk kategori telah dewasa/mandiri maka membuka informasi harus berdasarkan ijin anak.

Kemudian WHO dalam Medical Record Manual menjelaskan apabila suatu permintaan dibuat untuk pelepasan informasi, permintaan tersebut harus mengandung hal-hal sebagai berikut :

1) Nama lengkap pasien, alamat dan tanggal lahir

2) Nama orang atau lembaga yang akan meminta informasi 3) Tujuan dan kebutuhan informasi yang diminta

4) Tingkat dan sifat informasi yang akan dikeluarkan, termasuk tanggal keluar informasi

5) Ditanda tangani oleh pasien atau wakilnya yang sah (misalnya, orang tua atau anak).

G. Tinjaun tentang Jenjang Jabatan dan Pangkat Perekam Medis serta Tugasnya dalam Pelayanan Rekam Medis

Sesuai dengan PMK No. 55 tentang Penyelenggaraan Pekerja Perekam Medis, yang terdapat pada Bab III Pelaksanaan Pekerjaan Perekam Medis, Pasal 13. Dimana Perekam Medis dalam pelaksanaan pekerjaannya, Perekam Medis mempunyai kewenangan sesuai dengan kualifikasi pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 yaitu:

(38)

22

1. Ahli Madya Rekam Medis dan Informasi Kesehatan dalam melaksanakan pekerjaan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, mempunyai kewenangan sebagai berikut:

a. Melaksanakan kegiatan pelayanan pasien dalam manajemen dasar rekam medis dan informasi kesehatan

b. Melaksanakan evaluasi isi rekam medis

c. Melaksanakan sistem klasifikasi klinis dan kodefikasi penyakit yang berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis sesuai terminologi medis yang benar

d. Melaksanakan indeks dengan cara mengumpulkan data penyakit, kematian, tindakan dan dokter yang dikelompokkan pada indeks e. Melaksanakan sistem pelaporan dalam bentuk informasi kegiatan

pelayanan kesehatan

f. Merancang struktur isi dan standar data kesehatan, untuk pengelolaan informasi kesehatan

g. Melaksanakan evaluasi kelengkapan isi diagnosis dan tindakan sebagai ketepatan pengkodean

h. Melaksanakan pengumpulan, validasi dan verifikasi data sesuai ilmu statistik rumah sakit

i. Melakukan pencatatan dan pelaporan data surveilans

j. Mengelola kelompok kerja dan manajemen unit kerja dan menjalankan organisasi penyelenggara dan pemberi pelayanan kesehatan

(39)

k. Mensosialisasikan setiap program pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan

l. Melaksanakan hubungan kerja sesuai dengan kode etik profesi

m. Melakukan pengembangan diri terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Sarjana Terapan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan dalam melaksanakan pekerjaan rekam medis dan informasi kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, mempunyai kewenangan sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi masalah-masalah teknologi informasi yang berkaitan dengan pelayanan manajemen rekam medis dan informasi kesehatan.

b. Merancang sistem evaluasi isi rekam medis manual dan elektronik c. Merancang struktur isi dan standar data kesehatan, untuk

pengembangan informasi kesehatan

d. Memvalidasi kelengkapan diagnosis dan tindakan medis sebagai ketepatan pengkodean

e. Memvalidasi indeks dengan cara menilai kumpulan data penyakit, kematian, tindakan dan dokter yang dikelompokkan pada indeks f. Memvalidasi kumpulan dan verifikasi data sesuai dengan jenis formulir

survei

g. Mengevaluasi sistem klasifikasi klinis dan kodefikasi penyakit yang berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis dalam pembiayaan kesehatan

(40)

24

h. Melaporkan hasil monitoring kinerja mutu pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi

i. Menganalisa dan mengevaluasi pengelolaan manajemen unit kerja serta menjalankan organisasi fasilitas pelayanan kesehatan

j. Menyelesaikan masalah secara prosedural baik manual/elektronik k. Melaksanakan hubungan kerja sesuai dengan kode etik profesi.

3. Sarjana Rekam Medis dan informasi Kesehatan dalam melaksanakan pekerjaan rekam medis dan informasi kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, mempunyai kewenangan sebagai berikut:

a. Membuat identifikasi permasalahan ilmu pengetahuan dan teknologi b. Merancang dan mengembangkan sistem jaringan rekam medis manual

dan elektronik

c. Menganalisa kegiatan manajemen rekam medis dan informasi kesehatan

d. Membuat rancangan alternatif solusi pengelolaan informasi kesehatan dengan menggunakan prinsip-prinsip sistem rekam medis dan informasi kesehatan/Manajemen Informasi Kesehatan

e. Menciptakan rancangan baru (inovasi) alternatif solusi pengelolaan informasi kesehatan dengan menggunakan prinsip-prinsip sistem rekam medis dan informasi kesehatan/Manajemen Informasi Kesehatan

(41)

f. Melakukan pengawasan pengelolaan informasi kesehatan dengan menggunakan prinsip-prinsip sistem rekam medis dan informasi kesehatan/Manajemen Informasi Kesehatan

g. Merancang dan mengembangkan struktur isi dan standar data kesehatan, untuk pengembangan informasi kesehatan

h. Memvalidasi kelengkapan diagnosis dan tindakan medis sebagai ketepatan pengkodean

i. Memvalidasi indeks dengan cara menilai kumpulan data penyakit, kematian, tindakan dan dokter yang dikelompokkan pada indeks j. Memvalidasi kumpulan dan verifikasi data sesuai dengan jenis formulir

survei

k. Mengevaluasi sistem klasifikasi klinis dan kodefikasi penyakit yang berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis

l. Melakukan komunikasi kemitraan peneliti di bidang manajemen informasi kesehatan dengan menggunakan prinsip-prinsip sistem rekam medis dan informasi kesehatan/Manajemen Informasi Kesehatan m. Melakukan analisis data menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi n. Memberikan kontribusi pada kegiatan riset bidang pelayanan rekam

medis dan informasi kesehatan; dan

o. Melaksanakan hubungan kerja sesuai dengan kode etik profesi

(42)

26

4. Magister Rekam Medis dan Informasi Kesehatan dalam melaksanakan pekerjaan rekam medis dan informasi kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, mempunyai kewenangan sebagai berikut:

a. Mengembangkan desain rekam medis elektronik sesuai kebutuhan sistem pelayanan dan pelaporan dengan menggunakan biostatistik b. Mengembangkan desain yang spesifik sesuai kebutuhan pengembangan

modul penelitian bersama dengan kelompok profesi lain

c. Mengembangkan kemampuan analisa trend penyakit dan mendistribusikan sesuai dengan otorisasi akses dan keamanan data d. Mengembangkan kerja sama dengan tim epidemiologi dalam

mendesain rancangan survei penyakit serta dalam demografi kependudukan

e. Mengembangkan sistem informasi kesehatan masyarakat berbasis website/situs

f. Mengembangkan sistem evaluasi pelayanan rekam medis elektronik yang di publikasikan.

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan literature review. Literature merupakan kegiataan yang dilakukan untuk meninjau atau mengkaji kembali berbagai literature yang telah dipublikasikan oleh akademisi atau peneliti lain sebelumnya terkait topik yang diteliti.

Dari tiga review penelitian yang dilakukan dua menggunakan jenis penelitian deskriptif, satu penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif.

B. Pencarian Literature 1. Kata Kunci

Pencarian literatur menggunakan database Google scholar . Keyword yang digunakan yaitu “penerapan, etika profesi AND rekam medis.

2. Database Pencarian

Database pencarian yang peneliti gunakan yaitu artikel nasional menggunakan google scholar dan garuda

3. Strategi Pencarian

Strategi dalam pencarian literature ini adalah penggunaan bolean system yaitu perintah yang di gunakan pada mesin pencarian seperti penggunaan kata AND untuk menghasilkan artikel-artikel yang hanya

27

(44)

28

mengandung kata kunci tertentu, OR untuk melebarkan jumlah hasil pencarian dan NOT untuk mempersempit hasil penelusuran pada Google Scholar.

Tabel 3.1

Strategi pencarian literature review

DATABASE STRATEGI PENCARIAN JURNAL

Google Scholar Penerapan, etika profesi, rekam medis Penerapan AND etika profesi

4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria Inklusi adalah kriteria atau syarat yang harus di penuhi artikel tersebut agar bisa dijadikan data untuk dilakukan literatur review. Kriteria Ekslusi adalah indikator ketika itu di temukan pada artikel tersebut maka artikel tersebut tidak di ambil dalam proses literatur review.

Adapun kriteria Inklusi dan kriteria Ekslusi pada literatur ini yaitu : Tabel 3.2

Kriteria Inklusi dan Ekslusi

INKLUSI EKSKLUSI

Artikel tahun 2014 – 2020 Artikel yang hanya menampilkan abstrak atau tidak full text

Penerapan Etika profesi perekam medis

Etika Profesi

(45)

5. Sintesis Hasil Literature

a. Hasil pencarian literature

Berdasarkan hasil pencarian jurnal di database yang akan digunakan pada literature ini di dapatkan hasil 3 jurnal dari google scholar semuanya full text.

b. Daftar artikel yang memenuhi kriteria

1) Penerepan etika profesi petugas Rekam Medis di rumah sakit umum daerah kota Surakarta

2) Penererapan kode etik profesi Perekem Medis dibagian filling di rumah sakit umum daerah kabupaten karanganyar.

3) Keterlaksanaan kode etik Perekam Medis di unit rawat jalan dalam memberikan pelayanan terhadap pasien di rumah sakit umum muhammdiyah malang

(46)

30

Gambar 1. Diagram Flow Literature Review

Identifikasi jurnal berdasarkan database Google Scholar (n=10) Garuda (n=1) jadi n=11

Dikeluarkan (n=9) Partisipan :

Jurnal yang di dapat tidak berkaitan dengan judul (n=8)

Outcome:

Jurnal hanya membahas etika (n=1)

Identifikasi judul dan skrining (n=11)

Full text dan sesuai kriteria inklusi (n=3)

(47)

Tabel 3.3

Hasil Ekstraksi data Literature Review

No Judul, Nama Peneliti, Tahun

Desain penelitian

Populasi/

Sampel

Penerapan etika profesi

1 Penerapan etika profesi petugas rekam medis di rumah sakit umum daerah kota Surakarta, Anggita saputri, Sri sugiarsi, Hari Wujoso, 2014

Deskriptif Petugas Rekam

Medis

1. petugas rekam medis belum menerapkan etika profesi dalam penyimpanan dokumen rekam medis pasien sesuai dengan etika profesi perekam medis,

2. petugas rekam medis telah menerapkan etika profesi dalam pelepasan informasi medis pasien.

2 Penerapan kode etik profesi perekam medis dibagian filing di rumah sakit umum daerah kabupaten karanganyar, 2014

Deskriptif Petugas Rekam

Medis

1. Penerapan kode etik profesi perekam medis dalam menyimpan dokumen rekam medis di RSUD Kabupaten Karanganyar belum sesuai dengan kode etik profesi 2. petugas rekam medis telah menerapkan etika profesi

dalam pelepasan informasi medis pasien.

(48)

32

3 Keterlaksanaan kode etik perekam medis di unit rawat jalan dalam Memberikan pelayanan terhadap pasien di rumah sakit umum muhammadiyah malang,2020

Deskriptif pendekatan

kualitatif

Petugas Rekam Medis

Penerepan etika profesi dibagian sub unit rekam medis Sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan peraturan serta SPO yang berlaku.

(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pada bab ini penulis mendiskripsikan beberapa sumber dari literature tentang penerapan etika profesi oerekam medis dan informasi kesehatan.

Penulis melakukan pencarian dan pengumpulan jurnal ilmiah pada periode tahun 2014 sampai dengan tahun 2020.

Berdasarkan hasil pencarian literature, penulis menemukan tiga jurnal yang memenuhi kritria inklusi. Hasil penelitian tersebut berhubungan dengan penerapan etika profesi perekam medis dan informasi kesehatan. Adapun hasil literature yang penulis dapatkan disajikan berdasarkan tabel karateristik data literature sebagai berikut:

33

(50)

34

Tabel 4.1

Karateristik data literature

No.

Nama Penulis (Tahun)

Nama Jurnal (Vol,

No)

Judul

Metode (Design, Populasi, Variabel)

Hasil Penelitian Sumber Database

1

Anggita Saputri, Sri sugiarsi, Hari wujoso (2014)

Jurnal Rekam Medis Vol.

VII, No.

2

Penerapan etika profesi petugas rekam medis di rumah sakit umum daerah kota

surakarta

Deskriptif pendekatan kualitatif, 6 Petugas Rekam Medis

1. petugas rekam medis belum menerapkan etika profesi dalam penyimpanan dokumen rekam medis

2. petugas rekam medis telah menerapkan etika profesi dalam pelepasan informasi medis pasien.

Google scholar

2

Windy

Cahyani,Ranu Indradi Sudra, Tri Lestari (2014)

Jurnal Rekam Medis Vol.

VIII No. 2

Penerapan kode etik profesi perekam medis dibagian filing di rumah sakit umum daerah kabupaten karanganyar

Deskriptif pendekatan kualitatif,3 petugas Rekam Medis

1.Penerapan kode etik profesi perekam medis dalam menyimpan dokumen rekam medis belum sesuai dengan kode etik profesi

2.petugas rekam medis telah menerapkan etika profesi dalam pelepasan informasi

Google scholar

(51)

Ula,Farah Adiba. (2020)

Medis Vol.

VIII No. 2

medis di unit rawat jalan dalam

memberikan pelayanan terhadap pasien di rumah sakit umum Muhammadiyah malang

kualitatif, 6 Petugas Rekam Medis

prosedur yang berlaku 2. Penerapan etika profesi

perekam medis pada pelepasan informasi medis telah

diterapkan dengan prosedur yang berlaku

(52)

36

Berdasarkan pada tabel 4.1 Penerapan etika profesi perekam medis dalam penyimpanan dokumen rekam medis belum sesuai dengan etika profesi perekam medis terdapat pada hasil Penelitian Anggita Saputri, Sri Sugiarsi, Hari Wujoso (2014) dan Windy Cahyani,Ranu Indradi Sudra, Tri Lestari (2014). Sedangkan pada hasil penelitian Ayunda Fitrotul Ula,Farah Adiba. (2020) Penerapan kode etik profesi dibagian filling telah diterapkan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Pada hasil penelitian Ayunda Fitrotul Ula,Farah Adiba. (2020), Anggita Saputri, Sri Sugiarsi, Hari Wujoso (2014) dan Windy Cahyani,Ranu Indradi Sudra, Tri Lestari (2014). Penerapan kode etik profesi perekam medis dalam pelepasan informasi medis telah diterapkan dan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

(53)

1. Penerapan etika profesi dibagian filling

Berdasarkan dari Tabel 4.2 karakteristik data literature review terdapat beberapa jurnal yang terkait dengan penerapan etika profesi dibagian filling yaitu:

Tabel 4.2

Penerapan etika profesi dibagian filling

No Komponen Hasil Nama Peneliti

1 Tidak menggunakan tracer Anggita Saputri, Sri Sugiarsi, Hari Wujoso 2 Etika Profesi di

bagian Filling

Dokumen rekam medis pasien masih tertata dibawah.

Windy Cahyani,Ranu Indradi Sudra, Tri Lestari

3 Telah diterapkan sesuai

dengan prosedur yang berlaku

Ayunda Fitrotul Ula,Farah Adiba

Berdasarkan table 4.2 menunjukan bahwa petugas tidak menggunakan tracer sehingga menyebabkan penerapan etika profesi dibagian filling belum sesuai dengan etika profesi perekam medis terdapat pada penelitian Anggita Saputri, Sri Sugiarsi, Hari Wujoso

Penelitian yang menjalaskan bahwa penyebab etika profesi dibagian filling belum diterapkan karena dokumen rekam medis pasien masih tertata dibawah dan ditaruh diatas kardus terdapat pada penelitian Anggita Saputri, Sri Sugiarsi, Hari Wujoso

(54)

38

Penelitian yang menjelaskan bahwa etika profesi dibagian filling telah diterapkan sesuai dengan prosedur yang berlaku terdapat pada penelitian Ayunda Fitrotul Ula,Farah Adiba

2. Penerapan etika profesi dibagian filling

Berdasarkan dari Tabel 4.3 karakteristik data literature review terdapat beberapa jurnal yang terkait dengan penerapan etika profesi dibagian pelepasan informasi yaitu:

Tabel 4.3

Penerapan etika profesi dibagian pelepasan informasi

No Komponen Hasil Nama Peneliti

1 Etika Profesi di bagian pelepasan informasi

Telah sesuai dengan alur memaparkan isi dokumen rekam medis pasien.

Anggita Saputri, Sri Sugiarsi, Hari Wujoso, dan Windy Cahyani,Ranu Indradi Sudra, Tri Lestari dan Ayunda Fitrotul Ula,Farah Adiba

Table 4.3 menyatakan bahwa etika profesi dibagian pelepasan informasi telah diterapkan sesuai dengan alur memaparkan isi dokumen rekam medis pasien terdapat pada penelitian Anggita Saputri, Sri Sugiarsi, Hari Wujoso, dan Windy Cahyani,Ranu Indradi Sudra, Tri Lestari dan Ayunda Fitrotul Ula,Farah Adiba

(55)

B. Pembahasan

1. Penerapan etika profesi Perekam Medis dan informasi kesehatan dibagian filling.

Kode etik perekam medis adalah pedoman sikap dan perilaku perekam medis dalam menjalankan serta mempertanggungjawabkan segala tindakan profesinya baik kepada profesi,pasien,maupun masyarakat luas.

Ruang penyimpanan (filling) adalah suatu tempat untuk menyimpan berkas rekam medis pasien rawat jalan, rawat inap dan merupakan salah satu unit rekam medis yang bertanggung jawab dalam penyimpanan dan pengembalian kembali dokumen rekam medis.

Berdasarkan hasil penelitian jurnal Anggita Saputri, Sri Sugiarsi, Hari Wujoso, dan Windy Cahyani,Ranu Indradi Sudra, Tri Lestari mengatakan petugas rekam medis dibagian filling belum menerapkan etika profesi rekam medis di karenakan pada rak penyimpanan rekam medis khususnya rekam medis yang keluar tidak menggunakan tracer dan sebagian dokumen rekam medis tidak disimpan pada rak penyimpanan melainkan disimpan dibawah. Sedangkan, menurut DepKes RI, 2006 menyatakan bahwa rekam medis tidak boleh keluar dari ruang penyimpanan rekam medis tanpa tanda keluar/kartu peminjaman rekam medis dan peraturan ini tidak hanya berlaku bagi orang-orang diluar rekam medis tetapi juga bagi petugas rekam medis sendiri dan petugas penyimpanan harus memelihara kerapian dan keteraturan rak-rak penyimpanan yang menjadi tanggung jawabnya.

(56)

40

Pada hasil penelitian Ayunda Fitrotul Ula dan Farah Adiba mengatakan petugas rekam medis filling telah menerapkan etika profesi perekam medis dalam aspek keamanan berkas dan kerahasiaan sesuai dengan Menteri Kesehatan No.269/MENKES/PER/III/2008 Bab IV Pasal 10 ayat 1 berbunyi “ Informasi identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan harus dijaga kerahasiannya oleh dokter,dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu oleh petugas pengelola dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan” dan sudah melaksanakan kewajiban umum kode etik perekam medis yang berbunyi

“ perekam medis selalu menjalankan tugas berdasarkan standar profesi tertinggi dan perekam medis wajib menyimpan dan menjaga data rekam medis serta informasi yang terkandung didalamnya sesuai dengan ketentuan prosedur management, ketepatan pimpinan, institusi dan peraturan perundangan yang berlaku.”

Menurut penelliti dari literature yang telah di review sebaiknya penerapan etika yang belum sesuai dengan kode etik profesi lebih diperhatikan lagi kinerja petugas agar lebih terarah dan disiplin. Dan disarankan rumah sakit memberikan pelatihan kepada petugas rekam medis terkait dengan fungsi tracer dan alat bantu penyimpanan dikarenakan penting dalam membantu peningkatan kualitas pelayanan dirumah sakit khususnya mempercepat dalam pengembalian rekam medis dan mengefisienkan waktu dalam penyediaan berkas rekam medis pasien.

(57)

2. Penerapan etika profesi perekam medis dan informasi kesehtan dibagain pelepasan informasi

Pelepasan informasi adalah data rekam medis yang diminta oleh baik pasien, dokter dan tenaga kesehatan lainnnya.Berdasarkan hasil penelitian Anggita Saputri, Sri Sugiarsi, Hari Wujoso, dan Windy Cahyani,Ranu Indradi Sudra, Tri Lestari dan Ayunda Fitrotul Ula,Farah Adiba mengatakan petugas di bagian pelepasan informasi telah menerapkan etika profesi sesuai dengan alur memaparkan isi dokumen rekam medis pasien. Hasil penelitian tersebut juga sesuai dengan teori Eri Rustiyanto 2009 yang menyatakan dalam pelepasan atau memaparkan isi dokumen rekam medis milik pasien kepada orang lain atau pihak tertentu, kita sebagai petugas rekam medis harus mengetahui alur dan prosedur memeparkan isi dokumen rekam medis pasien.berdasarkan pasal 48 UU RI No.

29 tentang Praktik Kedokteran yaitu mengenal “Rahasia Kedokteran”pada ayat (1) bahwa “setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran”. Sedangkan pada ayat (2) menyatakan bahwa “Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan

pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum, permintaan pasien sendiri atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan”. Dan telah sesuai dengan kewajiban umum perekam medis yang menyatakan bahwa “perekam medis mampu menyimpan dan menjaga data rekam medis serta informasi yang

(58)

42

terkandung didalamnya sesidao dengan kebutuhan prosedur manajeman, ketetapan pimpinan instansi dan peraturan perunfangan yang berlaku”

Menurut peniliti dari literature yang telah di review sebaiknya

penerapan etika yang telah sesuai dengan kode etik profesi perekam medis dapat dipertahankan dan ditingkatkan Standar Pelayanan Operasional dan kebijakan tentang pelepasan informasi.

(59)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Penerapan etika profesi dibagian filling terdapat dua penelitian yang belum menerapkan etika profesi di dalam melaksanakan tugas sedangkan satu penelitian telah menerapkan etika profesi di dalam melaksanakan tugas.

2. Penerapan etika profesi dibagian pelepasan informasi telah menerapkan etika profesi di dalam melaksanakan tugas sesuai dengan standar etika profesi.

B. Saran

1. Sebaiknya petugas yang belum mengetahui secara keseluruhan isi etika profesi rekam medis, maka dapat dilakukan dengan mengikuti seminar maupun pelatihan yang berkaitan dengan kode etik profesi, guna menambah pengetahuan.

2. Sebaiknya petugas yang sudah menerapkan dengan baik isi dari etika profesi perekam medis, perlu dipertahankan dan ditingkatkan.

3. Melakukan review berkala mengenai penerapan etika profesi terkait tanggung jawab bagi petugas yang ada di unit rekam medis

43

(60)

44

DAFTAR PUSTAKA

Cahyani, W., Indradi, S, A., Lestari, T,. (2014). penerapan kode etik profesi perekam medis Filing Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar. 61–73.

Depkes RI. (2006). Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. In Journal of Chemical Information and Modeling.

DepKes, R. (2007). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 377/

Menkes/ SK/ III/ 2007 Tentang Standar Profesi Perekam Medis dan Informatika Kesehatan. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 377/

Menkes/ SK/ III/ 2007 Tentang Standar Profesi Perekam Medis Dan Informatika Kesehatan.

Gunarti, R .,Masrudi, M., 2019 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Yogyakarta:

Thema Publishing

Kemenkes RI. (2020). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 312 tahun 2020 tentang Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan.

42.

PERMENKES RI 269/MENKES/PER/III/2008 TENTANG REKAM MEDIS. In Permenkes Ri No 269/Menkes/Per/Iii/2008.

Permenkes RI No. 55 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Rustiyanto, Ery. 2012. Etika Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan.Yogyakarta: Graha Ilmu

Ritonga, Z. A. (2016). Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Sinar Husni Medan. 2, 87–95.

(61)

Ula, F. A., Adiba, F. (2020) keterlaksanaan kode etik perekam medis di unit rawat jalan dalam memberikan pelayanan terhadap pasien di rumah sakit umum muhammdiyah malang. 93-104. …. In Journal of Medical Records and Health

….

Wujoso, H., Saputri, A., & Sugiarsi, S. (2013). Penerapan Etika Profesi Petugas Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah kota Surakarta Tahun 2013.

Https://Www.Ejurnal.Stikesmhk.Ac.Id/Index.Php/Rm/Article/View/307, 5–12.

(62)

46

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Atirah Mutmainnah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 19 Agustus 1998

Anak ke : 4 dari 6 bersaudara

Ayah : Muh. Yunus Pannawa BSc. (Alm)

Ibu : Nurhayati S.Pd

Suku Bangsa : Bugis/Indonesia

Agama : Islam

Asal : Makassar, Sulawesi Selatan

Alamat : Perumnas antang blok 1

Tlp/HP : -

Riwayat Pendidikan

1. TK WAHYU (Tahun 2004-2005)

2. SD INPRES PERUMNAS ANTANG II (Tahun 2005-2010) 3. SMP NEGERI 17 MAKASSAR (Tahun 2010-2013)

4. SMA NEGERI 12 MAKASSAR (Tahun 2013-2016) 5. STIKES PANAKUKKANG MAKASSAR

PROGRAM D-III RMIK (2017-2020)

(63)

L A M

P

I

R

A

N

(64)

48

(65)

Gambar

Gambar 1. Diagram Flow Literature Review

Referensi

Dokumen terkait

Kelengkapan pengisian identitas pasien pada berkas rekam medis rawat jalan di RSUD Pacitan menunjukkan adanya peningkatan setelah petugas diberikan pelatihan.. Hasil tersebut

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan literature review dengan 10 jurnal perancangan sistem informasi pemijaman dan pengembalian rekam medis di

Penelitian yang menjelaskan faktor yang mempengaruhi ketidak akuratan koding penyakit thypoid fever adalah kelengkapan rekam medis yaitu rekam medis pasien yang tidak lengkap,

Dari hasil wawancara kepada petugas yang terkait dengan pelayanan rekam medis terutama kepada petugas filing yang merangkap sebagai pendaftaran bahwa sistem penomoran

Upaya yang dilakukan untuk menjaga keamanan berkas rekam medis dari aspek isi adalah dengan tidak mengizinkan orang lain masuk ke ruang filing selain petugas

Metode pengumpulan data yaitu wawancara, observasi Hasil Penelitian : Berdasarkan pengamatan terhadap keamanan pengolahan berkas rekam medis di filing RSUD

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan petugas rekam medis RS Panti Nugroho jenis rak penyimpanan yang digunakan saat ini adalah rak

Penelitian dengan judul "Penggunaan Aplikasi Quantum GIS dalam Pemetaan Penyebaran Petugas Perekam Medis dan Informasi Kesehatan di Puskesmas Kota Tasikmalaya Tahun 2023" dapat menjadi