• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGOPTIMALAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA ARAB DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DI KELAS X A MAN 1 KETAPANG TAHUN 2022/2023

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGOPTIMALAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA ARAB DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DI KELAS X A MAN 1 KETAPANG TAHUN 2022/2023"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGOPTIMALAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA ARAB DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DI

KELAS X A MAN 1 KETAPANG TAHUN 2022/2023

Rusmala

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : rusmalaspdi@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan meningkatkan kemampuan memahami teks bahasa arab melalui Pengoptimalan Keterampilan Membaca Bahasa Arab Dengan Model Pembelajaran Tutor Sebaya di Kelas X A MAN 1 Ketapang.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas ( PTK) dimana tahapan atau siklus PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi,dan refleksi. Objek penelitian ini adalah siswa kelas X A MAN 1 Ketapang yang berjumlah 35 orang. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu teknik observasi, teknik tes, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan kemampuan memahami siswa terhadap teks Bahasa Arab. Hal ini dapat dilihat tes pada pre test rata-rata nilai siswa 58, dan pada tahap siklus 1 nilai rata-rata siswa 72 dengan siswa tuntas 26 dan siswa yang tidak tuntas yaitu 9 siswa.

Sementara pada siklus 2 nilai rata-rata siswa yaitu 81 dengan jumlah tuntas 35 siswa yang artinya 100%. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan kemampuan memahami siswa terhadap teks bahasa Arab.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Tutor Sebaya, Peningkatan Kemampuan Memahami

PENDAHULUAN

Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan. Manusia dari anak kecil sampai orang dewasa berkomunikasi dengan bahasa. kenyataan ini disadari benar-benar. Oleh karena itu, bahasa harus diajarkan kepada anak didik, hal ini harus disadari benar-benar, apalagi para guru umumnya dan para guru bidang studi pada khususnya. Dengan perkataan lain agar

(2)

para peserta didik mempunyai kompetensi bahasa (language competence) yang baik.

Apabila seseorang mempunyai kompetensi bahasa yang baik maka diharapkan dapat berkomunikasi dengan baik dan lancar, baik secara lisan atau tertulis (Tarigan, 2008:2). Kegiatan membaca dalam proses belajar- mengajar di kelas melibatkan beberapa faktor antara lain: faktor guru, peserta didik, media, metode dan tempat berlangsungnya interaksi belajar- mengajar.

Selain itu guru juga berperan penting daalam kegiatan proses belajar mengajar, dalam penyampaian bahan ajar, dan sebagai sosok dalam interaksi belajar-mengajar. Guru sebagai penyampai bahan ajar dituntut untuk dapat menguasai seluruh materi yang akan diajarkan di kelas. Hal tersebut mempunyai peranan penting karena materi pembelajaran akan selalu dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman maka guru harus dapat menguasai teknik membaca yang akan diajarkan untuk peserta didiknya.

Membaca merupakan salah satu kemampuan keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh peserta didik. Keberhasilan peserta didik dalam mengikuti proses belajar–mengajar di sekolah ditentukan oleh penguasaan mereka pada kemampuan membaca. Peserta didik yang tidak dapat membaca akan kesulitan mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran termasuk pelajaran bahasa Arab. Keterampilan membaca yang dalam bahasa Arab disebut maharatul qiraah, terkait dengan dua aspek, yaitu kemampuan mengubah lambang tulis menjadi bunyi dan menangkap arti dari seluruh situasi yang dilambangkan dengan lambang-lambang tulis dan bunyi tersebut. Adapun inti dari keterampilan membaca terletak pada aspek kedua.

Namun, tidak berarti bahwa kemahiran dalam aspek pertama tidak penting. Sebab, kemahiran dalam aspek pertama mendasari aspek kedua (Effendy, 2009:156). Malibary (dalam Nuha, 2012:109) menyatakan bahwa, kemahiran membaca mencakup dua hal, yaitu mengenali simbol-simbol yang tertulis dan memahami isinya. Bagi para peserta didik Indonesia yang mempunyai latar belakang kemahiran membaca tulisan Latin, kemahiran membaca tulisan Arab merupakan masalah. Sebab, alphabet Arab berlainan dengan alphabet Latin. Alphabet Arab mempunyai sistem dan karakteristik tersendiri.

Oleh karena itu, pengajaran membaca perlu memperoleh perhatian serius, dan wacana membaca tidak boleh hanya dipandang sebagai batu loncatan bagi aktivitas berbicara dan menulis semata. Tujuan pengajaran

(3)

membaca, sebagaimana diketahui, adalah mengembangkan kemampuan membaca siswa. Dengan demikian, tugas guru adalah meyakinkan proses pembelajaran membaca menjadi pengalaman menyenangkan bagi peserta didik. membaca siswa.

Kebanyakan di sekolah-sekolah mengajarkan pelajaran bahasa Arab menemui kendala dalam belajar membaca berbahasa Arab. Hal tersebut dapat dilihat dari observasi awal peneliti di kelas X A MAN 1 Ketapang yaitu saat membaca bahasa Arab pelafalannya belum tepat, masih ada yang membaca dengan intonasi yang tidak sesuai makhraj, membaca yang tidak sesuai dengan ketepatan bacaan (membaca masih terbata-bata), membaca masih seperti membaca Al-Qur‟an, dan juga belum memahami isi dalam bacaan berbahasa Arab. Kondisi latar belakang peserta didik kelas X A MAN 1 Ketapang berasal dari lulusan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan sebagian Sekolah Dasar (SD). Dengan kondisi yang demikian dapat dikatakan bahwa peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda, khususnya dalam mengikuti mata pelajaran bahasa Arab pada keterampilan membaca. Bagi peserta didik yang lancar membaca bacaan berbahasa Arab dan memahami isi bacaan sangat mudah dalam menerima materi. Namun bagi peserta didik yang kurang lancar ataupun belum bisa membaca bacaan berbahasa Arab sangat kesulitan ketika mengikuti kegiatan pembelajaran khususnya pelajaran bahasa Arab pada keterampilan membaca.

Perbedaan kemampuan dalam pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Arab cenderung kurang optimal. Pelaksanaan pembelajaran perlu pertimbangan khusus agar kondisi pengelolaan kelas dalam keadaan baik. Maksudnya, peserta didik yang sudah mempunyai kemampuan lebih dalam membaca huruf Arab tidak merasa jenuh dan sebaliknya bagi peserta didik yang belum bisa membaca huruf Arab tidak merasa ditinggalkan. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana agar proses pembelajaran optimal, dalam arti seluruh peserta didik mendapatkan perhatian yang sesuai dengan kemampuannya.

Dalam rangka memecahkan permasalahan tersebut, maka peserta didik yang sudah berkemampuan perlu dimanfaatkan untuk membimbing temannya yang belum mempunyai kemampuan dengan arahan guru. Guru dituntut dapat berkreasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Kreativitas guru dalam pembelajaran mampu untuk menentukan metode yang tepat dalam proses belajar tertentu, mampu memanfaatkan lingkungan sebagai media. Guru sebagai penyampai pesan kepada peserta didik, namun tidak menutup kemungkinan bukan hanya guru yang berperan tetapi semua orang yang dapat memberikan ilmu yang sesuai bidang. Sumber belajar salah satunya adalah teman yang

(4)

mampu dalam bidang yang dibutuhkan. Teman yang berperan dalam membantu mengatasi masalah belajar disebut dengan tutor sebaya.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang kondusif, aktif, kreatif, dan menyenangkan adalah pendekatan dengan model pembelajaran tutor sebaya. Yang termasuk dalam komponen pembelajaran adalah “tujuan, bahan, metode, dan alat serta penilaian “. Melalui tutor sebaya, peserta didik bukan dijadikan sebagai objek pembelajaran tetapi menjadi subjek pembelajaran, yaitu peserta didik diajak untuk menjadi tutor atau sumber belajar dan tempat bertanya bagi temannya. Dengan cara demikian, peserta didik yang menjadi tutor dapat mengulang dan menjelaskan kembali materi sehingga menjadi lebih memahaminya. Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini akan memfokuskan pada Pengoptimalan Keterampilan Membaca Bahasa Arab Dengan Pembelajaran Tutor Sebaya di Kelas X A MAN 1 Ketapang.

METODOLOGI PENELITIAN.

Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yang berusaha menjawab permasalah yang ada berdasarkan data- data analisis yang menyajikan, menganalisis, dan menginterpretasikan.

Model tutor sebaya adalah suatu pembelajaran yang dilakukan dengan cara memberdayakan siswa yang memiliki daya serap yang tinggi dari kelompok siswa itu sendiri untuk menjadi tutor bagi teman-temannya, dimana siswa yang menjadi tutor bertugas untuk memberikan materi belajar dan latihan kepada teman-temannya yang belum faham terhadap materi/ latihan yang diberikan guru dengan dilandasi aturan yang telah disepakati bersama dalam kelompok tersebut, sehingga akan terbangun suasana belajar kelompok yang bersifat kooperatif bukan kompetitif.

Adapun penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kegiatan pembelajaran dalam mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran, terutama Bahasa Arab.

Tahapan dari penelitian tindakan kelas perencanaan tindak diantaranya, (Planning), penerapan tindakan (Action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (Observation and evaluation).

Sedangkan prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelasterdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

(5)

Metode yang digunakan dalam penelitian deskriptif ini adalah metode deskriptif kuantitatif dan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kuantitatif adalah suatu riset kuantitatif yang bentuk deskripsinya dengan angka atau numerik (statistik) sedangkan metode deskriptif kualitatif adalah suatu riset kualitatif yang bentuk deskripsinya menggunakan fakta atau fenomena yang didapatkan dari data-data secara apa adanya.

Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil belajar siswa setelah penulis menerapkan siklus I dan II dalam pembelajaran yang dilakukan. Dalam penelitian ini, pengamatan (observasi) digunakan untuk mengumpulkan data tentang Pengoptimalan Keterampilan Membaca Bahasa Arab Dengan Model Pembelajaran Tutor Sebaya di Kelas X A MAN 1 Ketapang.

HASIL PENELITIAN

Kemampuan memahami teks Bahasa Arab kelas X MAN 1 Ketapang masih sangat rendah ini dikarenakan penggunaan strategi pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Arab masih menggunakan strategi pembelajaran yang monoton. Strategi pembelajaran adalah suatu pola pembelajaran yang diatur secara sistematis contohnya seperti bahasa Arab, pembelajaran yang disajikan secara kreatif dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran agar mencapai dari tujuan pembelajaran tersebut. Tujuan menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda disetiap pertemuan dapat membuat siswa aktif dan kreatif. Contonya seperti strategi kooperatif learning tutor sebaya learning di mana pada strategi ini mengharuskan siswa untuk berperan aktif untuk membaca secara efesien agar dapat meningkatkan kosentrasi siswa dalam memahami bacaan, sehingga perlu adanya variasi strategi pembelajaran di setiap pertemuan. Ini dikarenakan jika menerapkan strategi pembelajaran yang sama setiap pertemuan akan membuat banyak siswa yang kurang menjadi aktif dalam proses pembelajaran sehingga mengakibatkan tujuan dari pembelajaran tersebut tidak tercapai dengan maksimal.

Hal ini dapat dilihat dari data yang telah dipaparkan di atas yaitu pada kegiatan pra siklus di mana peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa kelas X A MAN 1 Ketapang dengan menggunakan tes awal sebagai langkah pertama. Pada kegiatan pra siklus ini peneliti terlebih dahulu mengenalkan diri dan tujuan penelitian. Setelah itu peneliti meminta siswa untuk perkenalan. Kemudian peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran. Setelah itu peneliti memberikan teks Bahasa Arab yang pernah diberikan oleh guru bahasa Arab. Selanjutnya peneliti memberi instruksi kepada kepada satu persatu siswa untuk membaca lembar teks Bahasa Arab. Pada saat sesi ini,

(6)

peneliti menemukan masih ada juga siswa yang sedikit terbata-bata dalam membaca teks bahasa Arab. Walaupun sedikit sulit dalam membaca teks bahasa Arab siswa masih mampu memahami isi dari teks tersebut. Setelah itu peneliti memberikan memberikan tanya jawab seputar teks tersebut yang di jawab secara lisan. Di akhir pertemuan memberi tugas yang dijawab secara tertulis.

Data hasil pra siklus hampir semua siswa belum tuntas dalam memahami teks bahasa Arab tersebut. Masih banyak siswa yang belum mencapai KKM. Adapun siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 4 siswa, yang mendapat 70 sebanyak 2 orang, yang mendapat nilai 65 sebanyak 5 siswa, yang yang mendapat nilai 60 sebanyak 8 siswa dan yang mendapat nilai 55 sebanyak 8 siswa begitupun juga dengan siswa yang mendapat nilai 50 sebanyak 10 siswa dengan nilai rata-rata 58 dari 35 siswa kelas X MAN 1 Ketapang.

Pengoptimalan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Keterampilan Membaca Bahasa Arab di Kelas X A MAN 1 Ketapang dapat dilihat dari data-data siklus 1 dan siklus 2.

Pada siklus 1 terdapat 4 tahapan yaitu perencanaan, pelakasanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada pertemuan pertama peneliti menerapkan model pembelajaran Kooperatif learning. Pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan segala hal-hal seperti materi pelajaran, menyusun rencana pembelajaran dan hal-hal lainnya. Selanjutnya pada tahap pelaksanaan di mana peneliti mulai menggunakan kooperatif learning tutor sebaya dengan menerakan langkah-langkah model kooperatif learning tutor sebaya langkah- langkah dalam kooperatif learning tutor sebaya yaitu ada lima langkah yaitu Survei, Question, Read, Recite dan Review. Pada tahap survei ini peneliti mengarahkan siswa untuk membaca secara keseluruhan isi teks. Setelah tahap question peneliti mengarahkan siswa untuk membuat minimal satu pertanyaan pada teks tersebut. Tahap read yaitu tahap di mana siswa kembali lagi membaca teks tersebut dan mencari jawaban atas dari pertanyaan pada tahap question. Setelah itu tahap recite pada tahap ini siswa diarahkan untuk bisa memahami teks tersebut dengan versi mereka. Dan tahap terakhir tahap review yaitu mengulang kembali tahap-tahap yang telah dipelajari sebelumnya. Pada akhir pembelajaran peneliti menguji siswa dengan tanya jawab secara lisan. Sedangkan pada pertemuan kedua peneliti masih menerapkan model pembelajaran kooperatif learning dengan langkah- langkah yang sama pada pertemuan pertama. Dan pada akhir pembelajaran pertemuan kedua peneliti memberikan ujian secara tertulis. Tahap selanjutnya yaitu pengamatan,dalam tahap ini peneliti mengamati proses pembelajaran dan melakukan observasi. Yang kemudian masih didapati

(7)

beberapa siswa yang masih kurang aktif dalam proses pembelajaran tersebut. Pada tahap refleksi ini peneliti memberikan hasil dari proses pembelajaran. Pada hasil ini 70% siswa berhasil mencapai KKM sedangkan 30% siswa belum dinyatakan tuntas.

Pada siklus 2 ini juga terdapat 4 tahapan juga dengan dua kali pertemuan. Pada siklus 2 ini hamper sama dengan siklus 1. Pada pertemuan pertama peneliti menerapkan kooperatif learning tutor sebaya. Pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan segala hal-hal seperti materi pelajaran, menyusun rencana pembelajaran dan hal-hal lainnya. Selanjutnya pada tahap pelaksanaan di mana peneliti mulai kooperatif learning tutor sebaya dengan menerakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif learning. langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif learning yaitu ada lima langkah yaitu Survei, Question, Read, Recite dan Review. Pada tahap survei ini peneliti mengarahkan siswa untuk membaca secara keseluruhan isi teks. Setelah tahap question peneliti mengarahkan siswa untuk membuat minimal dua pertanyaan pada teks tersebut. Tahap read yaitu tahap di mana siswa kembali lagi membaca teks tersebut dan mencari jawaban atas dari pertanyaan pada tahap question. Setelah itu tahap recite pada tahap ini siswa diarahkan untuk bisa memahami teks tersebut dengan versi mereka. Dan tahap terakhir tahap review yaitu mengulang kembali tahap-tahap yang telah dipelajari sebelumnya. Pada akhir pembelajaran peneliti menguji siswa dengan tanya jawab secara lisan. Sedangkan pada pertemuan kedua peneliti masih menerapkan model pembelajaran kooperatif learning dengan langkah- langkah yang sama pada pertemuan pertama. Dan pada akhir pembelajaran pertemuan kedua peneliti memberikan ujian essay secara tertulis. Pada siklus 2 ini rata nilai yang diperoleh yaitu 81 di mana semua siswa kelas X A MAN 1 Ketapang dinyatakan tuntas.

Berdasarkan hasil data di atas, nilai rata-rata pelajaran Bahasa Arab materi teks bahasa Arab pada tahap pra siklus diperoleh 58, siklus 1 diperoleh 72, dan siklus 2 diperoleh 81. Dari hasil yang diperoleh dapat diiketahui bahwa nilai hasil belajar siswa kelas X MAN 1 Ketapang mengalami peningkatan dengan kriteria sangat baik, hal tersebut dapat dibuktikan dari pembelajaran Bahasa Arab dengan diterapkannya strategi pembelajaran Kooperatif learning denga judul ‘’Peningkatan Kemampuan Memahami Teks Bahasa Arab Melalui Strategi Pembelajaran kooperatif learning ( Survei, Question, Read, Recite, Dan Review) Pada Kelas X A MAN 1 Ketapang’’ dinyatakan telah berhasil.

KESIMPULAN

(8)

Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan pada proses pembeajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif learning tutor sebaya pada mata pelajaran Bahasa Arab di simpulkan bahwa : Pertama kemampuan memahami teks bahasa Arab kelas X A MAN 1 Ketapang masih sangat rendah, ini dikarenakan penggunaan metode pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Arab masih menggunakan model pembelajaran yang monoton, seperti model pembelajaran ceramah sehingga mengakibatkan banyak siswa yang mudah bosan dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran tidak berjalan efektif. Penggunaan strategi pembelajaran yang bervariasi sangat penting dilakukan pada suatu proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari data yang telah dipaparkan di atas yaitu pada kegiatan pra siklus di mana peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa kelas X A MAN 1 Ketapang dengan menggunakan tes awal sebagai langkah pertama.

Pada kegiatan pra siklus ini peneliti terlebih dahulu mengenalkan tujuan penelitian. Kemudian peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran. Setelah itu peneliti memberikan teks Bahasa Arab kepada siswa. Selanjutnya peneliti memberi instruksi kepada kepada satu persatu siswa untuk membaca lembar teks Bahasa Arab. Pengaruh penggunaan metode pembelajaran ceramah dapat dilihat dari data hasil pra siklus hampir semua siswa belum tuntas dalam memahami teks Bahasa Arab tersebut. Masih banyak siswa yang belum mencapai KKM. Adapun siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 4 siswa, yang mendapat nilai 70 ada 2 siswa, yang mendapat nilai 65 sebanyak 5 siswa, yang yang mendapat nilai 60 sebanyak 8 siswa dan yang mendapat nilai 55 sebanyak 8 siswa begitupun juga dengan siswa yang mendapat nilai 50 sebanyak 10 siswa dengan nilai rata-rata 58 dari 35 siswa kelas X MAN 1 Ketapang. Kedua Penggunakan Metode pembelajaran tutor sebaya yang telah terapkan oleh peneliti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami teks bahasa Arab, hal ini dapat dilihat tes pada pra test rata-rata nilai siswa 58, dan pada tahap siklus 1 nilai rata-rata siswa 72 dengan siswa tuntas 26 dan siswa yang tidak tuntas yaitu 9 siswa. Sementara pada siklus 2 nilai rata-rata siswa yaitu 81 dengan jumlah tuntas 35 siswa yang artinya 100%, tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran tutor sebaya data meningkatkan kemampuan memahami siswa terhadap teks bahasa Arab.

DAFTAR PUSTAKA

Alfiyah. 2010. Keefektifan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Kelompok Kecil Terhadap Hasil Belajar Peserta didik MTs N Lasem, Rembang Kelas VII Semester 2 Pada Materi Pokok Segitiga Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi.

Semarang: UNNES.

(9)

Effendy, Ahmad Fuad. 2009. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang:

Kinara Jombang.

Fahmawati, Fajriah dkk, 2017 Pengaruh Model Pembelajaran Survey, Read, Recite, Review (SQ3R) dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik SMA. Jurnal Pendidikan Biologi, 10(02) https://jurnal.uns.ac.id/bioedukasi/article/view/17606

Nuha, Ulin. 2012. Metode Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta:

DIVA Press.

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Kusdiono, 2015, Pembelajaran dengan Tutor Teman Sebaya, tersedia di ( http://kusdiono.com./2010/11/25.).

Wati, Mutiara Meilyna. 2018. Pengaruh Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Membaca Arab pada Siswa Kelas X MAN 3 Jakarta.

Tersedia di (Pengaruh metode pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar membaca Arab pada siswa kelas X MAN Jakarta | Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta (unj.ac.id).

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan FMA berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi, diameter, jumlah daun, persentase kolonisasi akar, dan berat kering total tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap

Responsibility Centers Responsibility Centers Revenue Centers Expense Centers Profit Centers Discretionary Expense Centers Engineered Expense Centers Administrative And Support

berulang kali tidak datang tepat waktu sehingga menimbulkan masalah baru (B) Tapi jalan keluar dari masalah tersebut.. sering datang tidak tepat waktunya, sehingga

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa (80,65%) dan (77,4%) berturut-turut untuk soal nomor 1 dan nomor 2 telah dapat memahami masalah dengan benar, sedangkan

user id adalah nam a yang diinginkan unt uk login pada aplikasi SPSE LPSE Kab.Tanah Laut , dan Passw ord login akan di konfirm asi oleh ADM IN AGENCY m elalui em ail/

AULA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

Untuk kendaraan bermotor tipe baru serta kendaraan bermotor yang sedang diproduksi kategori L3 (roda dua dengan kapasitas silinder > 50 cm3 atau kecepatan maksimum >