• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Modal, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Produktivitas Kopi Rakyat Di Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Modal, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Produktivitas Kopi Rakyat Di Kecamatan Silo Kabupaten Jember."

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Jurusan Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Syariah

Oleh:

Muhammad Gufron NIM: E20152148

Agung Parmono, SE, M.Si NIP. 19751216 200912 1 002

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

JULI 2019

(2)
(3)
(4)

َءٓﺎَﻤۡﻟٱ ﻰَﻟِإ ِض ۡرَ ۡﻷٱ ِزُﺮُﺠۡﻟٱ

ِﮫِﺑ ُجِﺮ ۡﺨُﻨَﻓ

َنوُﺮِﺼۡﺒُﯾ َﻼَﻓَأ ۚۡﻢُﮭُﺴُﻔﻧَأَو ۡﻢُﮭُﻤ َٰﻌۡﻧَأ ۲۷

Artinya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan.1 [QS. As-Sajadah:27]

1 Kementrian Agama RI, Mushaf Aisyah (Jakarta: Jabal Raudhotul Jannah, 2010), 417.

(5)

sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Dari semua yang telah Engkau tetapkan baik itu rencana indah yang Engkau siapkan untuk masa depanku sebagai harapan kesuksesan. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad Saw. Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang menyayangi, mendukung, dan memotivasiku.

1. Ibunda Holifah dan ayahanda tercinta Nurul Huda. Sebagai bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada kalian yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan.

2. Faidhatul Khasanah yang selalu memberikan semangat dan perhatian.

3. Pakde dan Bude terimakasih yang tak pernah bosan untuk selalu mengingatkan dan selalu mendorong semangat selama ini.

4. Sahabat Seperjuangan Ekonomi Syariah 4 Rangga, Raziki, Arik, Utvi, April, Imam, Irul, Malik, Syauqi, Hakim, Rosyid, Iif, Faiqoh, Faidha, Lukluil, Lukman, Inayah, Ma’rifa, Nofy, Hasan, Umi, Anita, Indah, Sofin, Fauzi, Jannah, Faizal, Lida, Yamin, Inul, Haidlar, Surif, Alm. Findra, Ridho, Wiwin, Rowib, Faisol terimakasih telah menjadi sahabat terbaik serta saudara selama ini.

(6)

hidup kita, petunjuk jalan kita, yakni Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya. Dan tak terkecuali kepada penulis pribadi sehingga tahap demi tahap dalam proses Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi dengan judul: “Analisis modal, luas lahan, dan tenaga kerja terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember” telah disusun sesuai dengan harapan. Dan tugas Akhir Skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, Penulis menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember.

2. Dr. Khamdan Rifa’i, SE, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember.

3. Ahmadiono, S.Ag.,M.E.I selaku Dosen Pembimbing Akademik.

4. Nikmatul Masruroh,S.H.I., M.E.I. selaku Ketua Program Studi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember.

5. Agung Parmono, SE, M,Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Jember yang telah membekali kami Ilmu serta pengetahuan serta semua staf dan karyawan

(7)

7. Segenap jajaran karyawan Kecamatan Silo dan Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Jember yang telah banyak membantu dalam melancarkan penelitian ini .

Semoga segala amal baik semua pihak tercatat sebagai amal yang banyak memberikan manfaat. Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan Skripsi ini, maka Penulis haturkan maaf kepada semua, serta menjadi kebanggaan bagi Penulis akan adanya masukan dan nasihat guna memperbaiki Skripsi ini.

Akhir kata Penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi Penulis maupun para pembaca.

Jember, 23 Juni 2019

Penulis

(8)

Kabupaten Jember.

Kecamatan Silo merupakan salah satu sentra produksi terbesar di Kabupaten Jember. Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dalam sektor perkebunan Indonesia. Kopi memiliki kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian nasional khususnya sebagai sumber pendapatan bagi petani kopi, sumber devisa, penghasilan bahan baku industri, maupun penyediaan lapangan kerja melalui kegiatan pengolaan, pemasaran, dan perdagangan (ekspor dan impor). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui pengaruh modal, luas lahan dan tenaga kerja terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember secara parsial, (2) Untuk mengetahui pengaruh modal, luas lahan dan tenaga kerja terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember secara simultan?.

Fokus penelitian ini adalah: (1)Apakah modal, luas lahan, dan tenaga kerja terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember secara parsial?, (2) Apakah modal, luas lahan, dan tenaga kerja terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember secara simultan?

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis deskriptif. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 100 orang dari 4.250 petani kopi rakyat. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Incidental Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, angket, dokumentasi. Adapun analisis data menggunakanuji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, dan uji hipotesis penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari perubahan suatu variabel terhadap variabel lainnya dengan bantuan program SPSS 22.

Adapun kesimpulan dari penelitian ini: (1) Variabelmodal berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember, (2) Variabelluas lahan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember, (3) Variabeltenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember, (4) Variabel modal, luas lahan, dan tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

Kata kunci: Produktivitas kopi, Modal, Luas Lahan, Tenaga Kerja.

(9)

Silo District is one of the largest production centers in Jember Regency.

Coffee is one of the mainstay commodities in Indonesia's plantation sector. Coffee has a significant contribution to the national economy, especially as a source of income for coffee farmers, sources of foreign exchange, income from industrial raw materials, as well as the provision of employment through management, marketing and trade (export and import). The objectives of this study are: (1) To determine the effect of capital, land area and labor on people's coffee productivity in Silo District, Jember Regency partially, (2) To determine the effect of capital, land area and labor on the productivity of community coffee in Silo District, Jember Regency Simultaneously?

The focus of this study are: (1) What is the capital, land area, and labor to the productivity of people's coffee in Silo District Jember Regency partially ?, (2) What is the capital, land area, and labor to people's coffee productivity in District Silo Jember Regency simultaneously?

This research uses quantitative research methods with descriptive types.

This study took a sample of 100 people from 4,250 community coffee farmers.

The sampling technique in this study used incidental sampling. Data collection techniques used were observation, interviews, questionnaires, documentation. The data analysis uses the classical assumption test, multiple linear regression analysis, and research hypothesis testing to determine how much influence the change in a variable has on other variables with the help of the SPSS 22 program.

The conclusions of this study: (1) capital variables have a significant effect on people's coffee productivity in Silo District, Jember Regency, (2) land area variables have a significant effect on people's coffee productivity in Silo District, Jember Regency, (3) labor variables have a significant effect on people's coffee productivity in Silo District, Jember Regency, (4) Capital variables, land area, and labor have a significant effect on the productivity of community coffee in Silo District, Jember Regency.

Keywords: Coffee Productivity, Capital, Land Area, Labor

(10)

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Ruang Lingkup penelitian ... 11

1. Variabel Penelitian ... 11

2. Indikator Variabel ... 12

F. Definisi Operasional ... 13

(11)

I. Hipotesis ... 18

J. Metode Penelitian ... 20

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 20

2. Lokasi Penelitian ... 21

3. Populasi dan Sampel ... 22

4. Teknik Instrumen dan Pengumpulan Data ... 23

5. Analisis Data ... 25

a. Uji Asumsi Klasik ... 25

b. Analisis Regresi Linier Berganda ... 27

c. Uji Hipotesis Penelitian ... 28

K. Sistematika Pembahasan ... 31

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 33

A. Penelitian Terdahulu ... 33

B. Kajian Teori ... 44

1. Modal ... 44

2. Luas Lahan ... 46

3. Tenaga Kerja ... 50

4. Produksi ... 56

5. Hubungan Modal Terhadap Produksi ... 61

6. Hubungan Luas Lahan Terhadap Produksi ... 63

7. Hubungan Tenaga Kerja Terhadap Produksi ... 64

(12)

1. Letak Geografis dan Keadaan Wilayah Kecamatan Silo ... 67

2. Keadaan Penduduk ... 68

3. Sektor Pendidikan ... 69

4. Gambaran Umum Produksi Kopi di Kecamatan Silo ... 71

5. Penanganan Pasca Panen Kopi Rakyat Di Kecamatan Silo ... 73

6. Pemasaran Kopi Rakyat Di Kecamatan Silo ... 74

7. Karakteristik Petani Kopi Rakyat Di Kecamatan Silo... 75

B. Penyajian Data ... 77

1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah Modal ... 77

2. Deskripsi Responden Berdasarkan Luas lahan ... 78

3. Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga kerja ... 79

4. Deskripsi Responden Berdasarkan Produktivitas Kopi Rakyat . 80 C. Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 81

1. Uji Asumsi Klasik ... 81

a. Uji Normalitas ... 81

b. Uji Multikolinieritas ... 82

c. Uji Heteroskedastisitas ... 84

2. Uji Regresi Linier Berganda ... 85

3. Uji Hipotesis ... 87

a. Uji Regresi Parsial (Uji T) ... 87

b. Uji Regresi Simultan (Uji F) ... 90

(13)

BAB IV PENUTUP ... 101

A. Kesimpulan ... 101

B. Saran-saran ... 101`

DAFTAR PUSTAKA ... 103 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

2. Tabel 1.2 Luas Lahan, Rata-Rata Produksi Dan Total Produksi

Kopi Di Kecamatan Silo ... 7 3. Tabel 2.1 Perbedaan Dan Persamaan Penelitian ... 42 4. Tabel 3.1 Sebaran Penduduk Menurut Golongan Umur

Di Kecamatan Silo Pada Tahun 2017 ... 68 5. Tabel 3.2 Sebaran Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Di Kecamatan Silo Pada Tahun 2017 ... 69 6. Tabel 3.3 Jumlah Sarana Pendidikan Di Kecamatan Silo ... 70 7. Tabel 3.4 Responden Menurut Umur Pada Usia Tani Kopi Rakya 75 8. Tabel 3.5 Petani Kopi Rakyat Di Kecamatan Silo

Menurut Pendidikan ... 76 9. Tabel 3.6 Modal Yang Digunakan Petani Kopi Rakyat

Di Kecamatan Silo ... 77 10. Tabel 3.7 Luas Lahan Yang Digunakan Petani Kopi Rakyat

Di Kecamatan Silo ... 78 11. Tabel 3.8 Jumlah Tenaga Kerja Yang Digunakan Oleh Petani Kopi

Rakyat Di Kecamatan Silo ... 79 12. Tabel 3.9 Produktivitas Petani Kopi Rakyat di Kecamatan Silo .... 80 13. Tabel 3.10 Hasil Uji Normalitas dengan Metode Kolmogorov

Smirnov ... 82 14. Tabel 3.11 HasilUji Multikolinieritas ... 83

(15)

17. Tabel 3.14 HasilUji T ... 88 18. Tabel 3.15 Hasil Uji F ... 91 19. Tabel 3.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 92

(16)
(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dalam sektor perkebunan Indonesia. Kopi memiliki kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian nasional khususnya sebagai sumber pendapatan bagi petani kopi, sumber devisa, penghasilan bahan baku industri, maupun penyediaan lapangan kerja melalui kegiatan pengolaan, pemasaran, dan perdagangan (ekspor dan impor). Keberhasilan agribisnis kopi membutuhkan dukungan semua pihak yaitu terkait dalam proses produksi kopi pengolahan dan pemasaran komoditas kopi. Upaya meningkatkan produktivitas dan mutu kopi terus dilakukan sehingga daya saing kopi di Indonesia dapat bersaing di pasar dunia.2

Kopi merupakan jenis minuman yang paling dicari di seluruh dunia.

Menduduki posisi ke-4 sebagai eksportir kopi terbesar di dunia, ekspor kopi di Indonesia diprediksi akan meningkat seiring dengan produksinya yang semakin membaik. Namun, hingga Februari 2018, ekspor kopi tanah air terlihat kurang menjanjikan lantaran baru sekitar 20.000-22.000 ton.

Sementara itu, produksi kopi terus menunjukkan kemajuan dan diperkirakan terus membaik. Tahun 2018 produksi kopi juga meningkat sekitar 10-15%

menjadi 590.000 ton-720.000 ton. Perbaikan produksi ini diakibatkan oleh cuaca mendukung waktu pembangunan dan musim hujan yang tidak ekstrem.

2M. Risal Ardiansah, Adjar Widjajanti, Aisah Jumiati, Artikel Ilmiah: ”Analisis Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usaha Tani Kopi Rakyat Kec Silo”. UNEJ, 2014

(18)

Ini membuat biji-biji kopi dapat dipanen dan diolah dengan baik dalam jumlah yang lebih banyak.3

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mendeskripsikan sumbangan ekspor kopi terhadap nilai ekspor hasil pertanian adalah cukup besar. Areal tanaman kopi tersebar mulai dari Sumatra, Jawa, Bali, Sulawesi dan Nusa Tenggara dan sekitar 90-95 persen areal merupakan perkebunan rakyat. Untuk dapat meningkatkan dan memenuhi permintaan ekspor ke berbagai negara, maka dikembangkanlah budidaya kopi diberbagai wilayah di Nusantara, baik di luar Jawa maupun di Pulau Jawa sendiri. Salah satu sentra produksi budidaya usaha tani kopi di Pulau Jawa Timur, komoditas kopi diusahakan oleh Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Besar Negara (PBS).4 Luas areal dan produksi kopi menurut provinsi dan status pengusaha tahun 2017, seluas 1.227.787 ha dengan produksi 637.539 ton. Areal perkebunan kopi rakyat seluas 1.179.769 ha (96%) dari total areal kopi di Jawa Timur. Sisanya merupakan milik PBN seluas 22.525 ha (1,8%) dan PBS 25.493 ha (2,2%). Posisi tersebut menunjukkan peranan petani dalam perkembangan perkopian nasional sangat dominan.5

3https://www.inibaru.id/coffreak/ekspor-kopi-indonesia-mencapai-22-000-ton, diakses pada 18 September 2018.

4M. Risal Ardiansah, Analisis Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usaha Tani Kopi Rakyat Kec Silo, 2.

5Bambang, Statistik Perkebunan Indonesia (Jakarta: Sekertariat Direktorat Jendral Perkebunan, 2017),7.

(19)

Tabel 1.1

Luas Panen dan Produksi Kopi di Provinsi Jawa Timur

No Tahun Luas (Ha) Produksi (Ton)

1 2013 102.486 54.076

2 2014 102.213 58.136

3 2015 63.539 34.166

4 2016 105.219 63.635

5 2017 106.564 65.414

*: Data diolah

Sumber: BPS (Jawa Timur Dalam Angka 2013-2017)

Berdasarkan Tabel 1.1. dapat dilihat bahwa dari tahun 2013-2017 terjadi penurunan luas areal pertanaman kopi pada tahun 2014 sebesar 102.213 (ha), sedangkan pada tahun 2015 menurun menjadi 63.539 (ha) ini disebabkan karena lahan tidak produktif. Sedangkan produksi kopi pada tahun 2013 sebesar 54.076/ton, naik menjadi 58.136/ton pada tahun 2014, pada tahun 2015 produksi kopi menurun kembali menjadi 34.166/ton, dan pada tahun 2016 dan 2017 terus mengalami peningkatan luas areal tanaman kopi dan produksi kopi. Bisa dilihat pada tabel diatas bahwa penurunan luas lahan pada tahun 2013 sebesar 102.486 (ha) turun menjadi 102.213 (ha) pada tahun 2014, akan tetapi produksi kopi pada tahun 2014 sebesar 58.136/ton lebih besar dibandingkan tahun 2013 sebesar 54.076/ton ini disebabkan karena tanaman kopi yang dikelola dengan baik artinya petani kopi melakukan kegiatan pemeliharaan secara baik dan benar dari pemilihan bibit, penanaman, perawatan serta iklim yang mendukung sehingga produksinya meningkat.

Untuk mencapai produktivitas yang maksimal, sistem budidaya kopi harus dilakukan secara intensif sehingga perlu ketrampilan dan keuletan ekstra dari setiap individu petani/pekebun. Mengkaji persoalan tentang modal, luas

(20)

lahan, dan tenaga kerja. Teknis budidaya yang dilakukan oleh petani yang menunjukkan pada seberapa besar output maksimum yang dapat dihasilkan dari tiap input yang tersedia. Salah satu yang melekat pada masyarakat Indonesia adalah permodalan yang sedikit. Padahal modal sangat penting dalam mendukung peningkatan produksi dan taraf hidup masyarakat.

Kekurangan modal akan berpengaruh terhadap produksi kopi. Dalam suatu usaha tani membutuhkan modal kerja dimana modal ini memiliki peranan yang sangat besar dalam pengadaan sarana produksi dan upah tenaga kerja.6

Pengusaha kopi pada perkebunan rakyat umumnya masih menggunakan teknologi sederhana dan produksi mengacu pada harga kopi yang berlaku. Pada saat harga kopi jatuh maka sejumlah petani kopi tidak akan menjual kopinya. Petani dapat meninggalkan begitu saja lahannya dan mereka dapat beralih usaha pada tanaman perkebunan lainnya yang lebih menguntungkan. Masalah lain yang masih terjadi saat ini di dalam perkebunan rakyat, yaitu mengenai kualitas kopi yang dihasilkan yang sebagian besar bermutu rendah. Hal ini berkaitan dengan masalah produksi, yaitu petani seringkali melakukan panen sebelum masak atau dikenal dengan istilah petik hijau, yang seharusnya biji kopi dipetik setelah biji berwarna merah.7

Luas areal perkebunan kopi yang sangat luas menjadikan Jawa Timur sebagai salah satu sentra produksi kopi di Indonesia. Dua daerah penghasil kopi utama di Jawa Timur adalah Kabupaten Banyuwangi dan Jember.

Keberadaan perkebunan kopi di kedua daerah ini tidak terlepas dari sejarah

6M. Risal Ardiansah, Analisis Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usaha Tani Kopi Rakyat Kec Silo.2

7Suryadi, Seksi Pemberdayaan Manusia dan Desa, “Wawancara”, Silo, 07 Februari 2019

(21)

pekebunan kopi Zaman Kolonial Belanda yang memusatkan perkebunan kopinya di kedua daerah tersebut, Jawa Timur terutama terkenal dengan kopi Arabika dan Robusta.

Pengusahaan komoditi kopi di Kabupaten Jember saat ini terutama adalah kopi Robusta baik yang diusahakan oleh rakyat melalui pembinaan langsung Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Jember. Kopi rakyat sudah diusahakan sejak zaman Belanda karena keberadaannya dekat dengan Perkebunan milik Pemerintah Kolonial Belanda.

Pada saat itu para pekerja perkebunan mencoba menanam kopi di lahan-lahan mereka yang berada di sekitar lokasi perkebunan yang letaknya berada di lereng-lereng pegunungan dan mencakup hampir semua wilayah kecamatan.

Hingga saat ini komoditi kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan andalan perkebunan rakyat di Kabupaten Jember.8

Sebaran luas areal kopi rakyat saat ini hampir di seluruh kecamatan dengan sentra area kopi berada di 7 kecamatan yaitu Kecamatan Silo, Jelbuk, Ledokombo, Sumberjambe, Panti, Tanggul, dan Sumberbaru. Kecamatan Silo secara topografis, dikelilingi oleh pegunungan atau perbukitan, diantaranya Pegungungan Argopuro sebelah utara, Pegunungan Pace/Sanen sebelah selatan dan Gunung Gumitir sebelah timur.

Kecamatan Silo terletak pada posisi paling timur, sekitar 30 km dari ibukota Kabupaten Jember. Berbatasan langsung dengan wilayah Banyuwangi di sebelah timur, Kecamatan Tempurejo di sebelah selatan, Kecamatan

8Novi Hardiani, Staf Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan Kab. Jember,

”Wawancara”, Mangli, 12 Februari 2019

(22)

Ledoombo di sebelah utara dan Kecamatan Mayang di sebelah barat.

Topografi daerah ini berbukit-bukit atau bergunung dan berhawa sejuk dengan ketinggian rata-rata antara 600 hingga 750 meter di atas permukaan laut.

Daerah ini menyajikan keindahan alam perbukitan dengan perpaduan kehidupan pertanian agraris. Dari luas daerah 30.998,23 ha, diantaranya merupakan persawahan 1.591,00 ha, tegalan 5.217,06 ha, tambak/Kolam 4,80 ha, daerah perkebunan 8.103,50 ha, bangunan dan halaman 1.179,80 ha dan lain-lain 14.902,07 ha. Secara administrasif kecamatan Silo terbagi 9 desa didukung dengan 41 dusun (Sumber: BPS Kecamatan Silo Dalam Angka Tahun 2017). Pengembangan pada sektor pertanian telah dilakukan pada daerah ini selain sawah dan tegalan yang sudah lama ditekuni secara tradisional masyarakat daerah ini, hasil pertanian perkebunan juga telah banyak membantu menyerap tenaga kerja pada daerah sekitar perkebunan.

Beberapa sentra perkebunan kopi antara lain di Garahan Kidul Desa Sidomulyo, Silosanen di Desa Mulyorejo dan beberapa tempat lainnya.

Sebagai catatan bahwa Kecamatan Silo adalah suatu penghasilan kopi yang terbesar di daerah Jember.

Pemasaran biji kopi yang dilakukan oleh petani pada umumnya adalah dengan cara langsung dijual oleh para anggota kelompok tani kepada kelompok tani lain, koperasi dan pedagang pengepul yang ada di Kecamatan Silo sehingga meniadakan biaya transportasi. Akan tetapi selain dijual kepada pengepul di Kecamatan Silo sendiri. Para anggota kelompok tani tidak memiliki kekuasaan penuh untuk menentukan harga jual kopi kepada

(23)

pengepul. Antara anggota kelompok tani yang satu dengan anggota kelompok tani yang lainnya memiliki harga jual yang berbeda-beda, karena mereka akan memilih para pedagang pengepul yang bersedia membeli hasil kopinya dengan harga yang lebih tinggi.9

Ketidakpastian harga kopi dunia yang berubah-ubah setiap tahun turut mempengaruhi petani. Apabila harga kopi rendah, maka sebagian besar petani dapat beralih ke usaha lain, sehingga perawatan tanaman kopi berkurang yang akhirnya mempengaruhi mutu biji kopi. Apabila harga kopi tinggi, petani cepat-cepat menjual biji kopinya. Setelah selesai panen, biji kopi di jemur beberapa hari, dilakukan pengolahan kering dan kemudian dijual tanpa disortasi terlebih dahulu. Kendali lain adalah kebiasaan petani untuk mengambil buah kopi sebelum matang di pohon sehingga pada saat panen buah kopi masih tercampur antara buah kopi yang matang, belum matang dan terlalu matang. Hal ini tentu tidak akan menghasilkan kopi yang baik terutama setelah menjadi bubuk dan diolah menjadi minuman. Kebiasaan ini mereka lakukan terutama karena keinginan mereka untuk mendapatkan uang lebih cepat, terutama bagi petani yang hanya mengandalkan kebun kopi dan keamanan buah kopi yang kerap hilang di area perkebunan kopi.10

Tabel 1.2

Luas Lahan, Rata-rata Produksi, dan Total Produksi Kopi di Kabupaten Jember

No Kecamatan Subdistrict

Luas area/Area of Harvesting (Ha.)

Produktifitas (kw./ha.)

Produksi (kw.)

TBM TM TT/TR Jumlah

Total

1. Kencong - - - -

9Suryadi, Wawancara, Silo, 07 Februari 2019.

10Ibid.

(24)

2. Gumukmas - 1,99 0,05 2,04 3,35 6,67

3. Puger - - - -

4. Wuluhan - 2,81 1,19 4,00 3,50 9,84

5. Ambulu 0,41 4,63 0,22 5,26 3,75 13,37

6. Tempurejo 0,97 14,20 3,20 18,37 3,40 48,29

7. Silo 749,76 1.125,61 418,18 2.293,55 11,00 12.381,71

8. Mayang 15,90 40,93 2,41 59,24 9,10 372,44

9. Mumbulsari 11,06 33,81 2,38 47,25 3,80 128,47

10. Jenggawah - 5,66 0,07 5,73 3,75 21,24

11. Ajung 1,26 1,17 0,12 2,55 3,80 4,46

12. Rambipuji 0,51 3,46 0,67 4,64 3,90 13,48

13. Balung - 4,65 0,35 5,00 3,79 17,63

14. Umbulsari 0,42 2,81 3,12 6,35 3,80 10,66

15. Semboro - 3,38 1,45 4,83 3,40 11,50

16. Jombang - - - -

17. Sumberbaru 63,95 218,60 12,27 294,82 7,85 1.715,99 18. Tanggul 66,39 179,91 8,90 225,20 7,65 1.376,34 19. Bangsalsari 19,88 104,38 0,92 125,18 9,00 939,38

20. Panti 35,79 343,63 8,84 388,26 5,80 1.993,38

21. Sukorambi 9,09 98,16 0,48 107,73 8,90 873,67

22. Arjasa 2,98 41,70 7,59 52,27 7,70 321,10

23. Pakusari 0,37 37,73 0,17 38,27 3,60 135,84

24. Kalisat 0,61 24,44 9,88 34,93 2,20 53,77

25. Ledokombo 196,52 329,14 13,80 539,47 4,25 1.398,86 26. Sumberjambe 124,00 346,80 112,09 582,89 4,35 1.508,59

27. Sukowono 1,63 36,66 0,13 38,42 3,80 139,30

28. Jelbuk 324,14 26.218,00 26,69 613,01 4,65 1.219,16

29. Kaliwates 2,85 2,80 0,02 5,66 5,40 15,11

30. Sumbersari - - - -

31. Patrang 5,84 42,36 11,20 59,39 5,35 226,61

Tahun/Year 1.634,33 3.313,61 646,38 5.594,32 7,53 24.960,52 Sumber: BPS (Kabupaten Jember Dalam Angka 2017)

Keterangan: TBM : Tanaman Belum Menghasilkan TM : Tanaman Menghasilkan

TT/TR : Tanaman Tua/Rusak

Tabel 1.2 menunjukkan Kabupaten Jember yang terdiri dari 31 Kecamatan sebagai penghasil kopi. Salah satu diantaranya adalah Kecamatan Silo. Bisa dilihat bahwa Kecamatan Silo adalah penghasil kopi terbesar di Kabupaten Jember yaitu sebesar 12.381,71 ton dengan luas lahan 2.293,55 Ha.

(25)

Sementara empat dari tiga puluh satu Kecamatan di Kabupaten Jember tidak memproduksi kopi sama sekali. Hal ini yang menjadi alasan mengapa penulis memilih Kecamatan Silo sebagai objek penelitian.

Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, maka penulis tertarik untuk membahas “Analisis modal, luas lahan dan tenaga kerja terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember”.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah modal, luas lahan dan tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember secara parsial?

2. Apakah modal, luas lahan dan tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember secara simultan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh modal, luas lahan dan tenaga kerja terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember secara parsial?

(26)

2. Untuk mengetahui pengaruh modal, luas lahan dan tenaga kerja terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember secara simultan?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat teoretis dan kegunaan praktis.11 Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi penelitian selanjutnya dan khususnya mengenai besarnya pengaruh modal, luas lahan dan tenaga kerja terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo.

b. Menguji Hipotesis yang diajukan 2. Manfaat Praktis

a. Bagi mahasiswa untuk menambah khasanah bacaan sekaligus sebagai bahan kajian selanjutnya.

b. Bagi penulis untuk menambah pengetahuan dan pengalaman melakukan penelitian dan menulis karya ilmiah.

c. Bagi petani, dapat dijadikan sumber informasi dalam mengembangkan usaha tani kopi di Kecamatan Silo.

11Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah IAIN Jember (Jember: IAIN Jember Press, 2015), 38.

(27)

d. Dapat memberikan masukkan kepada mereka yang tertarik untuk meneliti masalah ini lebih lanjut.

E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Variabel Penelitian

Secara teoretis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain. Dinamakan variabel karena ada variasinya. Variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai variabel. Untuk dapat bervariasi, maka penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau objek yang bervariasi. Jadi dapat dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.12 Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Variabel Independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).13 Adapun yang menjadi variabel bebas dalam judul penelitian ini adalah:

12Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2017), 38.

13Ibid., 39.

(28)

1) Modal (X1)

Besaran nominal berupa uang (Rupiah), baik berasal dari milik sendiri, pinjaman ataupun bantuan dari pihak lain yang dipergunakan untuk berusaha tani kopi dalam satu kali masa panen.

2) Luas Lahan (X2)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lahan tanpa memandang dari mana diperolehnya atau status tanah tersebut. Dengan indikator, luas lahan yang digunakan perkegiatan untuk menanam tanaman kopi dalam satuan hektare (ha).

3) Tenaga Kerja (X3)

Tenaga Kerja dalam penelitian ini yaitu menggunakan Jumlah Tenaga Kerja yang digunakan per kegiatan dalam satu kali masa tanam didasarkan pada satuan hari orang kerja dihitung dengan anggapan satu hari kerja dengan satuan ukur (jumlah orang).

b. Variabel Dependen: sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.14 Variabel terikat dalam judul penelitian ini adalah produktivitas kopi rakyat (Y).

2. Indikator Penelitian

Indikator dapat diartikan sebagai petunjuk, gejala yang menunjukkan keterkaitan suatu masalah. Untuk bisa menetapkan indikator-indikator dari

14Ibid., 39.

(29)

setiap variabel yang diteliti, maka diperlukan wawasan yang luas dan mendalam tentang variabel yang diteliti dan teori-teori yang mendukungnya.15 Adapun indikator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Indikator dari variabel X1 (Modal) adalah Jumlah modal yang dimiliki sepenuhnya untuk usaha tani kopi dengan skala nominal berupa uang (Rupiah) dalam satu kali masa panen

b. Indikator dari variabel X2 (Luas Lahan) adalah luas lahan yang digunakan per kegiatan untuk menanam tanaman kopi dalam satuan hektare (ha)

c. Indikator dari variabel X3 (Tenaga Kerja) adalah jumlah / banyaknya pekerja dalam memproduksi kopi (orang/jiwa)

d. Indikator dari variabel Y (Produktivitas Kopi Rakyat) adalah besarnya jumlah produksi kopi yang diproduksi atau dihasilkan oleh petani dalam satuan ton.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang digunakan sebagai pijakan pengukuran secara empiris terhadap variabel penelitian dengan rumusan yang didasarkan pada indikator variabel.16 Definisi operasional juga dibuat agar tidak terjadi salah pengertian dengan istilah yang digunakan dalam penelitian.

Berikut definisi-definisi dari beberapa istilah yang ada di dalam penelitian ini:

15Ibid., 104.

16Tim Penyusun, Pedoman Penulisan, 38.

(30)

1. Modal

Modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru yaitu dalam hal ini hasil pertanian.17

Modal dalam penelitian ini adalah pernyataan petani tentang jumlah uang yang digunakan dalam berusaha tani kopi, baik berasal dari milik sendiri, pinjaman ataupun bantuan dari pihak lain. Jumlah modal diukur dengan skala rasio, sedangkan asal modal diukur dengan skala nominal.

2. Luas lahan

Tanah sebagai produksi adalah tanah yang mencakup bagian permukaan bumi yang dapat di jadikan untuk bercocok tanam, dan untuk tempat tinggal dan termasuk pula kekayaan alam yang terdapat didalamnya.18 Dari pendapat ini dapatlah dikatakan bahwa tanah itu merupakan faktor produksi yang boleh dikatakan suatu pabrik dari hasil pertanian karena disanalah tempat produksinya.

Luas lahan adalah keseluruhan wilayah yang menjadi tempat penanaman atau mengerjakan proses penanaman, luas lahan menjamin jumlah atau hasil yang akan diperoleh petani.19

3. Tenaga kerja

Di dalam ilmu ekonomi, yang dimaksud dengan istilah tenaga kerja manusia (atau labor) bukanlah semata-mata kekuatan manusia untuk

17Mubyarto, Pengantar Ekonomi Pertanian (Jakarta: LP3S, 1989), 106.

18Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikroekonomi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), 4.

19Mubyarto, Pengantar Ekonomi, 13.

(31)

mencangkul, menggergaji, bertukang, dan segala fisik lainnya. Hal yang dimaksud disini memang bukanlah sekedar labor atau tenaga kerja saja, tetapi lebih luas lagi, yaitu human resources (sumber daya manusia).20 4. Produktivitas kopi

Produktivitas adalah rasio total output dengan input yang dipergunakan dalam produksi. Heady menjelaskan bahwa berkenaan dengan lahan, produktivitas lahan berkesesuaian dengan kapasitas lahan untuk menyerap input produksi dan menghasilkan output dalam produksi pertanian. Konsep dasar yang dipergunakan untuk menganalisis produktivitas adalah fungsi produksi.21

Menurut Aziz, teori produksi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu yang pertama, teori produksi jangka pendek dimana apabila seseorang produsen menggunakan faktor produksi maka ada yang bersifat variabel dan yang bersifat tetap. Kedua, teori produksi jangka panjang apabila semua input yang digunakan adalah input variabel dan tidak terdapat input tetap, sehingga dapat diasumsikan bahwa ada dua jenis faktor produksi, yaitu tenaga kerja (TK) dan Modal (M).22

Judul yang dimaksud adalah modal, luas lahan, dan tenaga kerja memiliki pengaruh terhadap produktivitas kopi. Proses produksi akan berjalan dengan lancar atau bisa memperoleh hasil maksimal jika terpenuhinya faktor produksi. Para petani juga harus menyediakan biaya

20Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), 56.

21Winda Pamoriana, “Analisis Produktivitas Tanaman Kopi Di Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung”. Jurnal: Universitas Negeri Semarang, 2013.

22Ibid.

(32)

yang cukup untuk memenuhi faktor produksi yang dibutuhkan dalam usaha taninya, sehingga para petani dapat memperoleh hasil yang tinggi dan pada akhirnya dapat meningatkan produksi kopinya.

G. Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian biasa disebut juga sebagai anggapan dasar atau postulat, yaitu sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti.23 Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai asumsi bahwa ada pengaruh modal, luas lahan, tenaga kerja terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Seluruh responden dapat mengisi angket sesuai dengan fakta yang ada dan setiap informan dapat memberikan informasi sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.

23Tim Penyusun, Pedoman Karya Ilmiah, 39.

(33)

H. Kerangka Konseptual

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Sumber: Data diolah, 2019 Keterangan :

= Uji Simultan

= Uji Parsial

Variabel X2 Luas Lahan (Mubyarto) Variabel X1

Teori Modal (Moehar Daniel)

Variabel X3 Tenaga Kerja (Cobb Douglas)

Variabel Y

Produktivitas Kopi Rakyat

Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas 2. Uji Multikolinieritas 3. Uji Heteroskedastisitas

Uji T (Parsial) Uji F (Simultan)

Uji R2

Pengaruh Modal, Luas Lahan, dan Tenaga Kerja Terhadap Produktivitas Kopi Rakyat di

Kecamatan Silo

Kesimpulan

(34)

I. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai praduga yang perlu di uji untuk mengetahui kebenarannya. Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.24 Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data. Hipotesis menyatakan bahwa terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang harus diuji kebenarannya.25 Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Hipotesis secara parsial a. Modal

Secara makro modal merupakan pendorong besar untuk meningkatkan investasi baik secara langsung pada proses produksi maupun dalam prasarana produksi, sehingga mampu mendorong kenaikan produktivitas dan output.26 Berdasarkan teori tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ha: Modal secara parsial berpengaruh terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

H0: Modal secara parsial tidak berpengaruh terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

24Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D, 31.

25Ibid., 63.

26Husein Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2000), 17.

(35)

b. Luas lahan

Dalam usaha tani misalnya pemilikan atau penguasaan lahan sempit sudah pasti kurang efisien dibanding lahan yang luas. Semakin sempit lahan usaha, semakin tidak efisien usaha tani yang dilakukan kecuali bila usaha tani dijalankan dengan tertib. Luas pemilikan atau penguasaan berhubungan dengan efisiensi usaha tani. Penggunaan masukan akan semakin efisien bila luas lahan yang dikuasai semakin besar.27 Berdasarkan teori tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ha: Luas lahan secara parsial berpengaruh terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

H0: Luas lahan secara parsial tidak berpengaruh terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

c. Tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam produksi, karena tenaga kerja merupakan faktor penggerak faktor input yang lain, tanpa adanya tenaga kerja maka faktor produksi lain tidak akan berarti. Dengan meningkatnya produktivitas tenaga kerja akan mendorong peningkatan produksi sehingga pendapatan pun akan ikut meningkat.28 Berdasarkan teori tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

27Rusdiah Nasution, Perekonomian Indonesia (Jakarta: Erlangga, 2008), 17.

28Gregory Mankiw N, Teori Makroekonomi (Jakarta: Salemba Empat, 2013), 11.

(36)

Ha: Tenaga kerja secara parsial berpengaruh terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

H0: Tenaga kerja secara parsial tidak berpengaruh terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

2. Hipotesis secara simultan

Proses produksi akan berjalan dengan lancar jika persyaratan- persyaratan yang dibutuhkan dapat terpenuhi, persyaratan ini lebih dikenal dengan nama faktor produksi. Faktor produksi ini terdiri dari tiga komponen yaitu modal, luas lahan dan tenaga kerja. Berdasarkan teori tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ha: Modal, luas lahan, tenaga kerja secara simultan berpengaruh terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

H0: Modal, luas lahan, tenaga kerja secara simultan tidak berpengaruh terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

J. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.29 Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan jenis deskriptif. Menurut Sugiyono penelitian kuantitatif merupakan data

29Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D, cet 19 (Bandung: CV Alvabeta, 2013), 2.

(37)

yang berbentuk angka dan analisis menggunakan statistik.30 Pada dasarnya penelitian kuantitatif ini penulis lakukan dalam rangka pengujian hipotesis yang akan diperoleh signifikansi pengaruh antar variabel yang penulis teliti. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui observasi atau pengamatan langsung31, baik itu melalui observasi, kuesioner, dan wawancara secara langsung. Data diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada responden, yaitu petani kopi yang ada di Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian menunjukkan dimana penelitian tersebut hendak dilakukan. Wilayah penelitian biasanya berisi tentang lokasi (desa, organisasi, peristiwa, teks, dan sebagainya). Peneliti melakukan penelitian mengenai analisis modal, luas lahan dan tenaga kerja terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember, tepatnya di sebelah timur Kecamatan Mayang, sebelah selatanKecamatan Kalisat, sebelah utara dari Kecamatan Tempurejo, dan sebelah barat Kecamatan Kalibaru yang dibatasi Gunung Gumitir.

Alasan peneliti memilih Kecamatan Silo sebagai tempat penelitian, karena di Kecamatan Silo sebagian besar penduduknya adalah petani kopi dan Kecamatan Silo merupakan salah satu sentra produksi kopi terbesar di Kabupaten Jember.

30Ibid., 7.

31Ibid., 137.

(38)

3. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif merupakan istilah yang sangat lazim dipakai. Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.32 Populasi yang dimaksud peneliti adalah jumlah petani kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember yang tercatat dalam profil Kecamatan Silo sebanyak 4.250 petani kopi.33

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).34 Sehingga penulisan dalam menentukan jumlah sampel dengan menggunakan metode Accidental Sampling atau teknik penentuan responden berdasarkan kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila yang

32Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung: Alfabeta, 2018), 130.

33Suryadi, Wawancara, Silo, 07 Februari 2019.

34Sugiyono, Metode, 81.

(39)

kebetulan ditemui tersebut cocok untuk dijadikan responden (sumber data). Ukuran sampel dengan tingkat ketepatan kurang lebih 10%, dan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% maka dapat diperoleh ukuran sampel sebesar 100 responden.35

4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data a. Teknik Pengumpulan Data

1) Observasi

Menurut Sutrisno Hadi, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses- proses pengamatan dan ingatan.36 Dengan metode ini, peneliti ingin melihat kondisi riil yang terjadi di lapangan untuk mengetahui data luas lahan dan hasil produksi kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Selain data-data laporan tertulis, untuk kepentingan penelitian ini juga digali berbagai data, informasi dan referensi dari berbagai sumber-sumber pustaka, media massa dan internet.

2) Interview (wawancara)

Metode wawancara digunakan untuk teknik pengumpulan data apabila ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

35Jonathan Sarwono, Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif Menggunakan Prosedur SPSS (Jakarta: PT Elek Media Komputindo, 2012), 29.

36Sugiyono, Metode, 145.

(40)

respondennya sedikit/kecil.37 Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara melalui tatap muka untuk mengetahui sejarah kecamatan, potensi kopi, jenis kopi, serta jumlah petani kopi di Kecamatan Silo.

3) Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.38 Dalam penelitian ini alat yang digunakan adalah dalam bentuk pedoman wawancara dengan menyusun daftar pertanyaan. Bentuk kuesioner ini adalah angket terbuka dimana setiap item soal langsung terjawab oleh responden. Metode kuesioner ini ditujukan pada petani kopi, yang digunakan untuk mencari data primer yang berkaitan dengan modal, luas lahan, dan tenaga kerja yang mempengaruhi produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

b. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk memproleh, mengolah, dan menginterprestasikan informasi yang diperoleh dari pada responden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama. Di dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah merupakan kuesioner/angket yang berisi pertanyaan.39

37Ibid., 137.

38Ibid., 138.

39Sugiyono, Metode, 219.

(41)

5. Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Adapun alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik disini dapat dianggap sebagai anggapan, sehingga dapat dikatakan bahwa untuk menguji hipotesis didasarkan pada anggapan boleh atau dapat dilakukan pengujian atau tidak.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji untuk melihat apakah data terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik dan berdistribusi normal adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Uji normalitas menjadi hal penting karena salah satu syarat pengujian parametric-test (uji parametik) adalah data harus memiliki distribusi normal.40

Untuk menguji apakah distribusi data berdistribusi normal atau tidak, dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan cara

40Haryadi Sarjono, SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Riset (Jakarta: Salemba Empat, 2011) 21.

(42)

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji nilai Kolmogorov- Smirnov merupakan pengujian normalitas yang banyak dipakai, terutama setelah adanya SPSS.41

Dasar pengambilan keputusan dalam Uji Normalitas K-S

a) Jika nilai signifikansi (Sig) lebih besar dari 0,05, maka data penelitian berdistribusi normal, yang mana H0 diterima, Ha ditolak.

b) Sebaliknya, jika nilai signifikansi (Sig). Lebih kecil dari 0,05 maka data penelitian tidak berdistribusi normal, yang mana H0 ditolak, Ha diterima.

2) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linier berganda. Dalam penelitian ini, cara untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas adalah dengan melihat nilai determinasi R2 yang tinggi, di atas 0,8 atau 80 % yang berarti tidak terdapat multikolinieritas dan juga melihat signifikansi variabel-variabel independen dengan nilai sig t < dari α (5 % atau 0,05) yang berarti variabel-variabel independen atau variabel- variabel bebas signifikan.42

41Aminatus Zahriyah, Aplikasi Komputer Statistik (Teori dan Aplikasi dengan SPSS 22 (Jember:

IAIN Jember Press, 2018), 66.

42Zahriyah, Aplikasi Komputer Statistik, 72-75.

(43)

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Salah satu cara untuk mendeteksi apakah terjadi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode glejser.43 Metode glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

b. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah analisis statistik yang digunakan untuk menguji hubungan pengaruh antara lebih dari satu variabel bebas atau variabel estimator atau variabel independent terhadap satu variabel terikat atau variabel dependen.44 Analisis regresi linier berganda berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh modal, luas lahan, tenaga kerja terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Model hubungan nilai elastisitas dengan variabel-variabel tersebut dapat disusun dalam fungsi atau persamaan sebagai berikut:

Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3+ ε

43Ibid, 83.

44Ibid, 54.

(44)

Keterangan:

Y : produktivitas kopi rakyat α : konstanta

β1 : koefisien regresi dari modal β2 : koefisien regresi dari luas lahan β3 : koefisien regresi dari tenaga kerja X1 : modal

X2 : luas lahan X3 : tenaga kerja ε : error

c. Uji Hipotesis Penelitian 1) Uji Parsial (Uji T)

Uji T dalam model regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji koefisien regresi untuk masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.45

(a) Hipotesis

Ha = variabel modal, luas lahan, dan tenaga kerja berpengaruh terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

H0 = variabel modal, luas lahan, dan tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap produktivitas kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

45Agus Widarjono, Ekonometrika: Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII, 2005), 83.

(45)

(b) Nilai kritis

Nilai kritis t didapat dari tabel distribusi dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% (α = 0,05).

(c) Nilai hitung t = keterangan:

b = Koefisien regresi parsial

B = Mewakili nilai B tertentu, sesuai hipotesisnya S = Simpangan baku koefisien regresi b

i = 1,2,3,...

(d) Keputusan Kriteria Uji T :

- Jika nilai T Hitung > T Tabel = maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan (berkontribusi positif).

- Jika nilai T Hitung < T Tabel = maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan (tidak berkontribusi positif).

2) Uji Simultan (Uji F)

Uji ini digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel independen (X1, X2, dan X3) secara bersama- sama atau simultan terhadap variabel dependen (Y). Hal ini dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi menggunakan hasil dari SPSS.46 Yang dimaksud uji simultan disini untuk melihat apakah ketiga variabel tersebut secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu produktivitas kopi.

(a) Hipotesis

H0 : b1 = b2 = b3 = .... = bk

46Ibid.

(46)

Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen.

H0 : b1 = b2 = b3 = .... = b

Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen.

(b) Menentukan taraf nyata/level of significance = 5%

(c) Menentukan F hitung F =

Keterangan:

R2= koefisien korelasi berganda K = jumlah variabel bebas N = jumlah anggota sampel

(d) Menentukan F tabel pada α = 0,05 dengan tingkat keyakinan 95%

(e) Keputusan Kriteria uji F:

- Jika nilai F hitung > F tabel = maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

- Jika F titung < F tabel = maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

3) Koefisien determinasi (R2)

Menurut Ghazali koefisien determinasi (R2) pada dasarnya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

(47)

variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0-1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Koefisien determinasi (R2) menunjukkan besarnya presentase variasi seluruh variabel-variabel bebas atau variabel-variabel independen yang dapat diterangkan oleh persamaan regresi (variasi varian independen) yang dihasilkan, sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

K. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga pada bab penutup.47 Adapun sistematika pembahasan dalam penyusunan skripsi ini terbagi menjadi empat bab, yaitu sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian (variabel penelitian, indikator penelitian), definisi operasional, asumsi penelitian, hipotesis, metode penelitian (pendekatan dan jenis penelitian, populasi dan sampel,

47Tim Penyusun, Pedoman Karya, 56.

(48)

teknik dan instrumen pengumpulan data, dan analisis data), dan diakhiri sistematika pembahasan.

Bab II Kajian kepustakaan. Bab ini membahas tentang kajian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan dan kajian teori yang diajadikan sebagai pijakan dalam melakukan penelitian.

Bab III Penyajian data dan analisis. Bab ini memuat gambaran objek penelitian, penyajian data, analisis dan pengujian hipotesis dan berisi pembahasan.

Bab IV Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang terkait dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.

Dilanjutkan dengan saran-saran yang bermanfaat bagi perkembangan lembaga pendidikan.48

48Ibid., 57.

(49)

A. Penelitian Terdahulu

Dari hasil penelusuran skripsi yang ada, ditemukan beberapa skripsi yang bisa dijadikan kajian terdahulu adalah sebagai berikut:

1. Juniati (2016), mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Alauddin Makassar, dengan judul penelitian “Pengaruh Harga Jual, Modal, Luas Lahan, dan Tenaga Kerja Terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Muslim”.49 Dalam penelitian tersebut menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi dan wawancara. Metode pengambilan sampelnya menggunakan Simple Random Sampling. Analisis datanya menggunakan analisis deskriptif.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh harga jual, modal, laus lahan, dan tenaga kerja terhadap peningkatan pendapatan masyarakat muslim (studi pada petani kopi arabika di Desa Bilanrengi Kabupaten Gowa) dapat dikatakan berhasil karena masing-masing variabel berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan masyarakat desa. Dari hasil pemaparan di atas, perbedaannya terletak pada objek penelitian yang mana penelitian terdahulu objek penelitian tentang petani kopi di Desa Bilanrengi Kabupaten Gowa, sedangkan peneliti melakukan penelitian tentang produktivitas kopi di Kecamatan Silo Kabupaten Jember dan

49Juniati, “Pengaruh Harga Jual, Modal, Luas Lahan, dan Tenaga Kerja Terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Muslim” (Skripsi: UIN Alauddin Makassar, 2016).

(50)

perbedaannya terletak pada variabel X, yang mana penelitian terdahulu menggunakan variabel harga jual sedangkan peneliti tidak menggunakan variabel harga jual. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif.

2. Puspita Rini (2017), mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Jember, dengan judul penelitian “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Bahan Baku Terhadap Produksi Pengrajin Kerai Bambu UMKM Dusun Sumber Lanas Barat Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember”.50 Dalam penelitian tersebut menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi dan wawancara. Metode pengambilan sampelnya menggunakan Simple Random Sampling. Analisis datanya menggunakan analisis deskriptif.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama sama modal, tenaga kerja, bahan baku berpengaruh secara signifikan terhadap produksi pengrajin kerai bambu. Dari hasil pemaparan di atas, perbedaannya terletak pada variabel dependen yang mana penelitian terdahulu variabel dependen tentang Produksi Pengrajin Kerai Bambu, sedangkan peneliti menggunakan variabel dependen tentang produktivitas kopi dan juga perbedaannya terletak pada variabel independen, yang mana penelitian terdahulu menggunakan variabel bahan baku. Persamaan dalam

50Puspita Rini, “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Bahan Baku Terhadap Produksi Pengrajin Kerai Bambu UMKM Dusun Sumber Lanas Barat Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember” (Skripsi: IAIN Jember, 2017).

(51)

penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif.

3. Sariani (2017), mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alaluddin Makassar, dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi di Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa.51 Dalam penelitian tersebut menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan datanya menggunakan kuesioner. Metode pengambilan sampelnya menggunakan simple random sampling. Analisis datanya menggunakan deskriptif.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kopi tersebut adalah luas lahan, modal, tenaga kerja dan pupuk berpengaruh secara signifikan terhadap produksi kopi. Dari hasil pemaparan di atas, perbedaannya terletak pada variabel dependen yang mana penelitian terdahulu menggunakan variabel pupuk, sedangkan peneliti tidak menggunakan variabel pupuk dan sampel penelitiannya menggunakan simple random sampling, sedangkan peneliti menggunakan metode accidental sampling. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif.

4. Syarifah Aini (2017), mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Jember, dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Masyarakat

51Sariani, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kecamtan Tinggimoncong Kabupaten Gowa” (Skripsi: UIN Alaluddin Makassar, 2017).

(52)

Sekitar PTPN XI Pabrik Gula Gending Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo”.52

Metode dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket dan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa data yang sudah dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Probolinggo, sedangkan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda.

5. Duwi Wulansari (2017), mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha tani Padi Sawah Di Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten”.53

Penelitian ini menggunakan metode deskripsi analitis sebagai metode dasar penelitiannya. Daerah penelitian ditentukan secara purposive, serta pengambilan responden dilakukan secara accidental sampling kepada petani yang ditemui di lahan. Metode analisisnya menggunakan analisis biaya, penerimaan, dan pendapatan usaha tani padi sawah serta menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha tani padi sawah.

52Syarifah Aini, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Masyarakat Sekitar PTPN XI Pabrik Gula Gending Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo” (Skripsi:

IAIN Jember, 2017).

53Duwi Wulansari, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha tani Padi Sawah Di Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten” (Skripsi: USM Surakarta, 2017).

(53)

Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwasanya faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha tani padi sawah di Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten adalah produktivitas tenaga kerja, biaya pestisida, harga jual, produktivitas lahan, dan biaya traktor. Faktor lain yang diuji yaitu umur, pendidikan, pengalaman, jumlah tanggungan keluarga, biaya pupuk, jumlah anggota keluarga yang aktif usaha tani dan jenis irigasi tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan usaha tani.

Persamaan dalam penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah metode yang dilakukan menggunakan metode penelitian kuantitatif dan juga beberapa variabel yang digunakan oleh penelitian ini. Sedangkan perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah lokasi penelitian, subjek penelitian, dan juga fokus penelitian.

6. Trias Arum Suradinarta (2017), mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, dengan judul penelitian “Analisis Pendapatan Usaha tani Kangkung di Desa Bojong Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor (Studi Kasus: Gabungan Kelompok Tani Ragusta)”.54

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan wawancara kepada petani kangkung menggunakan kuesioner dan data sekundernya diperoleh dari literatur dan instansi yang terkait dengan topik penelitian. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara survei dan wawancara langsung kepada petani. Data yang diperoleh baik secara

54Trias Arum Suradinarta, “Analisis Pendapatan Usaha Tani Kangkung Di Desa Bojong Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor (Studi Kasus: Gabungan Kelompok Tani Ragusta)”, (Skripsi: IPB, 2017).

(54)

primer dan sekunder diolah serta dianalisis dengan metode deskriptif maupun metode kuantitatif.

Hasil penelitan ini menunjukkan bahwa pendapatan usaha tani kangkung petani lahan luas lebih besar dari pada petani lahan sempit.

Hasil R/C rasio usaha tani kangkung menunjukkan bahwa usaha tani kangkung efisien untuk dijalankan. Berdasarkan hasil imbalan terhadap modal dapat disimpulkan bahwa pilihan petani sudah tepat untuk memilih melakukan usaha tani kangkung.

Persamaan dalam penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah metode yang dilakukan menggunakan metode kuantitatif. Sedangkan perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah lokasi dilakukannya penelitan, subjek penelitian dan juga fokus penelitian.

7. Arini Noer Maliha (2018), mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Raden Intan Lampung, dengan judul penelitian “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, dan Bahan Baku Terhadap Tingkat Pendapatan Industri Kue Dalam Perspektif Ekonomi Islam”.55 Dalam penelitian tersebut menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi dan dokumentasi. Metode pengambilan sampelnya menggunakan sampling jenuh. Analisis datanya menggunakan analisis deskriptif.

55Arini Noer Maliha, “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, dan Bahan Baku Terhadap Tingkat Pendapatan Industri Kue Dalam Perspektif Ekonomi Islam” (Skripsi: UIN Raden Intan Lampung, 2018).

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penjelasan di atas dapat di pahami bahwa yang di maksud dengan judul skripsi ini adalah suatu kajian tentang kondisi pendapatan, jumlah anggota keluarga

Dalam konteks Syafi’iyah, yang berhujjah pada ijtihad Imam Syafi’i, penggunaan nalar (akal) sebagai media untuk menetapkan suatu hukum yang berkesesuaian dengan zaman

Dengan menggunakan rentang skor 1 sampai 5, aspek isi menunjukkan skor rata-rata 3,75, aspek pembelajaran menunjukkan skor rata-rata 3,71, aspek tampilan menunjukkan skor

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi 2.4- D dan sukrosa terhadap pembentukan kalus eksplan embrio kedelai dan menentukan

Model pertama dan kedua di atas lebih mengarah pada cara kerja pemahaman, tetapi model yang ketiga ini yaitu model hermeneutik ontologi erat kaitannya dengan konsep asli,

Melakukan koordinasi lintas  program dengan  bidan atau  promkes yang akan turun ke lapangan Memaksimalkan fungsi kader untuk melakukan pendataan dan penyuluhan rumah sehat

Untuk mustahiq yang mempunyai keahlian namun masih belum mempunyai aat dan modal yang cukup akan diberikan bantuan alat, dan yang berdagang diberikan modal uang untuk

Alasan peneliti mengganti variabel leverage dengan variabel investment opportunity set dikarenakan hasil penelitian dari Devi dan Erawati (2014) yang menghasilkan