• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA YANG TINGGAL DI PESANTREN DAN SISWA YANG TINGGAL DI RUMAH SENDIRI DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN) WONOKROMO BANTUL TAHUN AJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA YANG TINGGAL DI PESANTREN DAN SISWA YANG TINGGAL DI RUMAH SENDIRI DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN) WONOKROMO BANTUL TAHUN AJARAN 2015/2016."

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi sebagai persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh : Bahrun Najib NIM 12416241003

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

“ Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak memanfaatkannya menggunakan untuk memotong, ia akan memotongmu (menggilasmu)” (H.R. Muslim) ةرخاا ىلأ اب اي دلا أف ا ي ج ا م بيصي يتح , اي دل ترخا , ترخا اي دلا رت م م ريخب سيل

, ر اسع با سا لا ىلع ا ا تا

“Bukanlah orang-orang yang paling baik dari pada kamu siapa yang

meninggalkan dunianya karena akhirat, dan tidak pula meninggalkan akhiratnya karena dunianya, sehingga ia dapat kedua-duanya semua. Karena di dunia itu

penyampaikan akhirat. Dan jangankah kamu jadi memberatkan atas sesama manusia“. (H.R Muslim)

(6)

dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Kedua orang tua saya, Bapak Toehari A.R dan Ibu Lastinah yang selalu mendoakan, memberikan semangat, dan mendukung secara finansial. Terimakasih untuk kasih sayang dan perjuangannya yang tidak kenal lelah. 2. Almamaterku tercinta, Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

(7)

Oleh: Bahrun Najib NIM. 12416241003

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar IPS siswa yang tinggal di pesantren, (2) hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar IPS siswa yang tinggal di rumah sendiri, dan (3) perbedaan prestasi belajar IPS antara siswa yang tinggal di pesantren dengan siswa yang tinggal di rumah sendiri.

Penelitian ini termasuk penelitian korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII,VIII dan IX Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Wonokromo Bantul, yang terdiri dari siswa yang tinggal di pesantren dan siswa yang tinggal di rumah sendiri. Siswa yang tinggal di pesantren sejumlah 184 dan siswa yang tinggal di rumah sendiri sejumlah 390, sehingga bila di jadikan satu jumlah keseluruhan populasi adalah 574. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Jumlah sampel ditentukan berdasarkan rumus yang dikemukakan oleh Isaac dan Michael sehingga diperoleh hasil 124 siswa yang tinggal di pesantren dan 193 siswa yang tinggal di rumah sendiri. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Kuesioner diuji validitas oleh para ahli (expert judgment) yaitu satu orang dosen dari Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNY. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment dan independent uji test.

(8)

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Lingkungan Belajar Dengan Prestasi Belajar IPS Siswa

Yang Tinggal Di Pesantren dan Siswa Yang Tinggal Di Rumah Sendiri Di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Wonokromo Bantul Tahun Ajaran 2015/2016” ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat serta pengikut-pengikutnya yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya.

Penulisan skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menyelesaikan studi S1 di Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta yang telah

memberikan izin penelitian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri

(9)

5.

Ibu Suparmini, M.Si.selaku narasumber yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Supardi, M. Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi dan arahan dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta.

7. Bapak Ibu dosen Jurusan Pendidikan IPS yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan, wawasan, dan semangat untuk meraih kesuksesan. 8. Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Wonokromo Bantul yang

telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

9. Kedua orang tua penulis yang tanpa lelah selalu memberikan semangat dan motivasi dan tiada hentinya berdoa untuk kesuksesan buah hatinya. 10. Teman-teman mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

A 2012 yang selalu memberikan motivasi serta bantuan kepada peneliti. 11. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini yang tidak

(10)
(11)

ABSTRAK... vii

C. Definisi Operasional Variabel ... 27

1. Prestasi belajar IPS... ... 27

F. Metode Pengumpulan Data dan instrumen penelitian ... 34

1. Metode Pengumpulan ... 34

2. Instrumen Penelitian ... 35

3. Validasi instrumen ... 37

(12)

B. Hasil Penelitian ... 53

1. Deskripsi Data Penelitian ... 53

a. Prestasi Belajar IPS ... ... 53

b. Lingkungan belajar ... 56

2. Hasil Uji Prasyarat Analisis ... 60

a. Uji Normalitas ... 60

b. Uji Linieritas ... .. 61

3. Pengujian Hipotesis ... 62

a. Uji Hipotesis 1 ... 63

b. Uji Hipotesis 2 ... ... 64

c. Uji Hipotesis 3 ... 65

C. Pembahasan ... 66

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 70

B. Saran... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(13)

Tabel 1. Populasi siswa MTsN Wonokromo Bantul ... 31

Tabel 2. Jumlah sampel penelitian MTsN Wonokromo Bantul ... 33

Tabel 3. Kisi-kisi angket lingkungan belajar siswa yang tinggal di pesantren ... 36

Tabel 4. Kisi-kisi angket lingkungan belajar siswa yang tinggal di rumah sendiri ... 36

Tabel 5. Frekuensi prestasi belajar IPS siswa MTs N Wonokromo ... 54

Tabel 6. kategorisasi frekuensi prestasi belajar IPS siswa MTs N Wonokromo Bantul ... 56

Tabel 7. Frekuensi variabel lingkungan belajar siswa MTs N Wonokromo Bantul ... 57

Tabel 8. Kategorisasi frekuensi lingkungan belajar Siswa MTs N Wonokromo Bantul... 69

Tabel 9. Hasil Uji Normalitas ... 60

Tabel 10. Hasil Uji Linieritas ... 61

Tabel 11. Hasil Uji Analisis Korelasi Product Moment ... 62

(14)

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir ... 23 Gambar 2. Hubungan Antar Variabel Penelitian ... 26 Gambar 3. DiagramBatang Frekuensi Prestasi Belajar IPS

Siswa MTs N Wonokromo ... 55 Gambar 4. Diagram Batang Frekuensi Lingkungan Belajar

(15)

Lampiran 2. Lembar Keterangan Validasi ... 85

Lampiran 3. Rekapitulasi Prestasi Belajar IPS ... 94

Lampiran 4. Rekapitulasi Lingkungan Belajar ... 102

Lampiran 5. Kegiatan Harian Santri Putra Pondok Pesantren ... 116

Lampiran 6. Sensus Santri Pondok Pesantren Al-Fithroh ... 123

Lampiran 7. Hasil Uji Normalitas... 128

Lampiran 8. Hasil Uji Linieritas ... 130

Lampiran 9. Tabel Frekuensi Prestasi Belajar dan Lingkungan Belajar ... 132

Lampiran 10. Hasil Uji Bivariat ... 142

Lampiran 11. Hasil Uji-t ... 143

Lampiran 12. Surat Izin Penelitian ... 144

(16)

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan dan kemajuan umat manusia. Pendidikan dapat menjadi sebuah kekuatan untuk dapat mengubah tingkah laku manusia yaitu dengan melalui penelitian dan pengajaran. Pendidikan dapat mempengaruhi kepribadian, kemampuan, perkembangan fisik dan jiwa, serta kehidupan sosial seseorang dengan semua manusia serta dengan Tuhan. Terry Page, Thomas dan Marshall dalam Sumitro (2006: 18), mengatakan bahwa pendidikan adalah proses pengembangan kemampuan dan perilaku manusia secara keseluruhan. Pendidikan dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya dalam berfikir kritis dan berfikir secara ilmiah.

(17)

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional, menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Melalui pendidikan akan membantu peserta didik untuk menumbuhkan jiwa sepiritual keagamaan, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, selain itu peseta didik juga akan mudah mengendalikan diri ketika ada masalah yang menimpa. Dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tersirat bahwa pembelajaran memegang peran dalam pendidikan. Keberhasilan dalam proses pembelajaran akan menciptakan hasil pendidikan yang baik.

Bukti pembelajaran yang baik, sejauh ini dibuktikan dengan prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan hasil pendidikan yang dituliskan dalam bentuk nilai. Prestasi belajar yang tinggi sebagai tolak ukur keberhasilan pendidikan yang berkualitas atau tidak berkualitas. Dalam pencapainya prestasi belajar terdapat berbagai faktor yang mempengaruhinya. Menurut Dalyono (2005: 55-60), terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar seseorang yaitu :

(18)

yang bersumber dari luar diri orang yang belajar yaitu faktor eksternal meliputi keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar.

Kondisi lingkungan belajar di sekitar siswa sangat menentukan berlangsungnya proses pembelajaran di sekolah. Misalnya kondisi lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya atau masyarakat dan lingkungan sekolah. Apabila lingkungan belajar sangat baik dan mendukung, maka siswa pun juga akan lebih bersemangat dalam proses pembelajaran. Suasana tenang, aman dan nyaman dapat membantu siswa untuk memahami apa yang diajarkan oleh gurunya dan sebaliknya jika kondisi lingkungan kurang mendukung dalam proses pembelajaran maka siswa akan merasa tidak nyaman, hal tersebut akan berdampak pada motivasi berprestasi belajar siswa. Keadaan lingkungan belajar yang seperti ini akan mengakibatkan siswa hanya sekedar berangkat sekolah untuk mendengarkan materi yang diajarkan oleh gurunya tanpa meresapi dan memahami ilmu yang diberikan oleh gurunya sehingga prestasi belajar siswa menjadi rendah.

(19)

dekat dengan pasar, lapangan, jalan raya atau tempat hiburan lainnya, serta peserta didik terlalu banyak mengikuti kegiatan organisasi sekolah sehingga sering tidak mengikuti pelajaran dan tidak masuk sekolah.

Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor eksternal yaitu lingkungan belajar tempat tinggal siswa. Siswa MTsN Wonokromo terdiri atas siswa yang tinggal di pesantren dan siswa yang tinggal di rumah sendiri. Siswa yang tinggal di pesantren merupakan siswa yang sekolah di MTsN Wonokromo tetapi bertempat tinggal di pesantren yang ada disekitar sekolah, sedangkan siswa yang tinggal di rumah sendiri merupakan siswa yang sekolah di MTsN Wonokromo tetapi tinggal di rumah sendiri (tidak tinggal di pesantren). Siswa yang tinggal di pesantren sejumlah 184 dan siswa yang tinggal di rumah sendiri (tidak tinggal di pesantren) sejumlah 390.

Siswa yang tinggal di pesantren tentu pola belajar dan lingkungan belajarnya berbeda dengan siswa yang tinggal di rumah sendiri. Cara orang tua mendidik, hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah siswa, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua, latar belakang kebudayaan siswa yang tinggal di pesantren tentu berbeda dengan siswa yang tinggal di rumah sendiri.

(20)

memiliki sarana dan prasarana belajar yang sesuai dengan faslitas pesantren, tempat belajar yang dipakai bersama-sama akan menambah semangat siswa untuk selalu belajar dan berdiskusi bersama temannya. Waktu belajar yang sudah ditentukan oleh pihak pesantren juga turut membantu siswa untuk selalu belajar, contohnya di pondok pesantren Al Fithroh menjadwalkan waktu belajar untuk siswa sekolah pada malam hari setelah selesai kegiatan pesantren. Jadwal kegiatan yang sudah diatur dengan terstruktur akan membantu siswa lebih fokus dalam belajar. Jadwal kegiatan yang padat akan membuat siswa yang tinggal di pesantren lebih pintar untuk mengatur waktunya sendiri untuk belajar. Waktu bermain setelah pulang sekolah dan malam hari tidak ada sehingga siswa akan memanfaatkan waktu luangnya untuk belajar. Selain itu didukung dengan tidak adanya fasilitas elektronik seperti TV, handphone, radio, laptop, juga mendukung siswa untuk lebih fokus dalam belajar. Orang tua siswa meberikan perhatian kepada anaknya melalui handphone yang disediakan oleh pihak pesantren, selain itu orang tua sering berkunjung ke pesantren untuk memantau perkembangan anaknya.

(21)

TV, handphone, radio, laptop, dl turut menghambat siswa untuk belajar, waktu belajar akan berkurang karena siswa lebih mementingkan bermain handphone, nonton TV, bermain lapotop, dan alat elektroni lainya. Kesempatan untuk bermain setelah pulang sekolah dan pada malam hari juga turut menghambat proses belajar siswa.

Perbedaan prestasi belajar siswa bisa dilihat dari nilai yang diperoleh setelah siswa mengikuti ujian sekolah. Berdasarkan hasil ujian kenaikan kelas semester genap tahub ajaran 2014/2015 nilai prestasi belajar siswa yang tinggal di pesantren bervariasi, siswa yang memperoleh nilai tinggi maka nilainya sangat tinggi dengan memperoleh nilai rata-rata 90 dan siswa yang memperoleh nilai rendah maka nilainya sangat rendah dengan memperoleh nilai rata-rata 73 tetapi nilai rendah tersebut masih mencapai KKM yaitu 70. Berbeda dengan nilai prestasi siswa yang tinggal di rumah sendiri, prestasi belajar siswa yang tinggal di rumah sendiri tidak ada yang terlalu tinggi dan tidak ada yang teralu rendah, hal ini dibuktikan dengan nilai prestasi siswa yang tinggal di rumah sendiri dengan memperoleh nilai rata-rata 82.

(22)

Siswa Yang Tinggal di Rumah Sendiri di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Wonokromo Bantul Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain :

1. Kurangnya perhatian dari orang tua siswa

2. Banyaknya kegiatan yang dilakukan siswa di luar sekolah. 3. Kurangnya waktu bagi siswa untuk mengulang pelajaran sekolah. 4. Belum diketahui hubungan lingkungan belajar dengan prestasi

belajar siswa yang tinggal di pesantren dengan siswa yang tinggal di rumah sendiri

5. Belum diketahui perbedaan prestasi belajar siswa yang tinggal di pesantren dan siswa yang tinggal di rumah sendiri

C. Batasan Masalah

Berdasarkan beberapa hasil identifikasi masalah di atas penulis membatasi permasalahan yang dibahas antara lain :

1. Belum diketahui hubungan lingkungan belajar dengan prestasi belajar IPS siswa yang tinggal di pesantren dan siswa yang tinggal di rumah sendiri.

(23)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang diuraikan maka rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar IPS siswa yang tinggal di pesantren ? 2. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar IPS siswa yang tinggal di rumah sendiri ?

3. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar IPS antara siswa yang tinggal di pesantren dengan siswa yang tinggal di rumah sendiri ? E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Hubungan lingkungan belajar dengan prestasi belajar IPS siswa yang tinggal di pesantren.

2. Hubungan lingkungan belajar dengan prestasi belajar IPS siswa yang tinggal di rumah sendiri

(24)

F. Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan dan menambah pengetahuan bagi pembaca khususnya siswa terutama dalam menentukan tindakan yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar. Serta dapat menjadi bahan acuan dan literatur untuk penelitian selanjutnya tentang hubungan lingkungan belajar dengan prestasi belajar IPS siswa yang tinggal di pesantren dengan siswa yang tinggal di rumah sendiri.

2. Praktis

a. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat menambah pengalaman dan pengetahuan terkait lingkungan belajar dengan prestasi belajar IPS. Dengan demikian dapat meningkatkan kemampuan peneliti ketika terjun dalam dunia pendidikan.

b. Bagi Sekolah

(25)

c. Bagi Guru

Diharapkan dapat menjadi acuan dan masukan tentang pentingnya mengetahui faktor eksternal siswa khususnya lingkungan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi belajar. d. Bagi Orang Tua

Diharapkan dapat dijadikan masukan untuk menciptakan suasana lingkungan belajar siswa yang baik agar prestasi belajar siswa dapat lebih baik lagi.

e. Bagi Fakultas Ilmu Sosial

(26)

1. Pengertian Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar merupakan suatu tempat yang digunakan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi lingkungannya. Masyarakat yang tinggal di sekitar siswa dapat memberikan pengaruh proses sosialisasi terhadap siswa. Proses sosialisasi ialah proses belajar, hal ini dinyatakan oleh Havighurst dan Neugarten (Vembriarto, 1993: 18),

“ …socialization is the process by which children learn the ways of their society and make these ways part of

their own personalities”.

Menurut Rice dan Dolgin (2008: 275),

the hours academically successfull student spend studying take time away from peer intreraction and decrease

their ability to be spontaneous …..

(27)

Menurut Sertain ( Dalyono 2005: 133), lingkungan dapat dibagi menjadi tiga bagian sebagai berikut:

a. Lingkungan alam atau luar ialah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia seperti rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim atau hewan

b. Lingkungan dalam ialah segala sesuatu yang tidak termasuk lingkungan luar atau alam.

c. Lingkungan sosial atau masyarakat ialah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita seperti keluarga, teman atau sekolah.

Menurut Hutabarat (1995: 203-201) Lingkungan fisik tempat belajar adalah segala sesuatu yang terdapat di tempat kita belajar seperti penerangan, kursi, meja dan tempat belajar. Lingkungan fisik tempat belajar diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Penerangan

Cahaya penerangan di dalam tempat belajar haruslah cukup. Dalam mengatur penerangan di tempat belajar ada beberapa hla yang perlu diperhatikan yaitu:

a) Harus cukup terang b) Hindari kesilauan

(28)

2) Ventilasi

Ventilasi adalah keadaan peredaran udara di dalam ruangan tempat belajar. Secara umum dapat dikatakan bahwa ventilasi harus memungkinkan beredarnya udara bersih untuk dihirup atau suhu udara yang membuat suhu badan dalam keadaan sejuk.

3) Suhu udara

Di dalam melaksanakan tugas dengan menggunakan otak atau pikiran, hendaklah suhu udara yang baik adalah suhu yang membuat badan terasa sejuk.

4) Tempat belajar

Sebaiknya tempat belajar mempunyai lokasi yang tepat disuatu tempat. Temapt yang tetap ini memberikan suasana yang cocok dan dorongan untuk belajar. Buku dan alat-alat belajar yang diperlukan tidak perlu lagi dipindah-pindah ke tempat lain. Juga dapat diusahakan agar lingkungan di sekitarnya tidak terlaluu bising. 5) Perabotan belajar

Cara belajar yang terbaik adalah memakai meja dan duduk dengan tegak. Oleh karena biasanya berlangsung beberapa jam, maka ukuran meja dan kursi haruslah diperhatikan. Ukuran yang tidak sesuai dapat membuat kita lekas dan kurang berkonsentrasi.

6) Kebisingan

(29)

Menurut Slameto (2010: 54), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu:

1) Faktor internal, yaitu faktor jasmani, faktor psikologi meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. Sedangkan faktor kelelahan meliputi kelelahan jasmani dan rohani.

2) Faktor eksternal, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan masyarakat. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi kelurga, perhatian orangtua, latar belakang budaya keluarga. Faktor sekolah meliputi antara lain metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran. Sedangkan faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.

Faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar siswa. Ada beberapa faktor ekstern yang berpengaruh:

1. Faktor keluarga

Keluarga yang pertamakali memberikan pengaruh terhadap anak dalam belajar. Faktor keluarga sangat berperan aktif bagi siswa dan yang dapat mempengaruhi dari keluarga antara lain:

(30)

bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat, besar artinya untuk mendidik dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan mutu pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa dan Negara.

b. Relasi antar anggota keluarga adalah relasi antar orang tua dan anak, selain itu juga relasi anak dengan saudaranya atau dengan keluarga yang lain turut mempengaruahi belajar anak

c. Keadaan keluarga sangat mempengaruhi prestasi belajar anak karena dipengaruhi oleh beberapa faktor dari keluarga yang dapat menimbulkan perbedaan individu seperti kultur keluarga, pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, hubungan antar orang tua, sikap keluarga terhadap masalah sosial dan relasi kehidupan. Berdasarkan pendapat di atas bahwa keadaan keluarga dapat mempengaruhi prestasi beajar anak sehingga faktor inilah yang memberikan pengalaman kepada anak untuk dapat menimbulkan prestasi, minat, sikap dan pemahamannya sehingga proses belajar yang dicapai oleh anak itu dapat dipengaruhi oleh orang tua yang tidak berpendidikan atau kurang ilmu pengetahuannya. d. Perhatian orang tua, bahwa anak belajar perlu dorongan orang

(31)

e. Keadaan ekonomi keluarga. Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain terpenuhi kebutuhan pokoknya, missal makanan, pakian, perlindungan kesehatan, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, maupun alat tulis menulis.

f. Latar belakang kebudayaan. Tingkat pendidikan antara kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar oleh karena itu perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan baik, agar mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal.

g. Suasana rumah sangat mempengaruhi prestasi belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat slameto (2010: 63) yang mengemukakan bahwa suasana rumah merupakan situasi atau kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak-anak beradan dan belajar. Suasana rumah yang gaduh, bising dan semrawut tidak akan memberikan ketenagan terhadap diri anak untuk belajar. 2. Prestasi Belajar IPS

(32)

dan dapat diukur hasilnya dalam bentuk nilai atau huruf oleh guru yang bersangkutan. Pendapat lain dijelaskan oleh Wisanggeni (2011: 1) prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan kegiatan belajar peserta didik dalam menguasai sejumlah mata pelajaran selama periode tertentu yang dinyatakan secara kuantitas dan kualitas.

Hasil dari prestasi belajar selama proses belajar dapat dilihat dari nilai ulangan, tugas-tugas dan raport peserta didik. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Waskito dan Kumaidi (2010: 89) perstasi belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik setelah melakukan suatu belajar.

Hal ini sebagaimana pendapat Arends & Klicher (2010: 59),

….. “acivement is satisfied when students strive to learn particular subject or acquire difficult skills and are successful in their quest”.

Maksud dari pendapat di atas bahwa prestasi merupakan kepuasan ketika siswa berusaha untuk mempelajari mata pelajaran tertentu atau memperoleh keterampilan yang sulit dan berhasil dalam upaya mereka. Untuk mengukur prestasi yang paling umum digunakan adalah tes standar. Lebih lanjut pendapat Rober & Chafer (2009: 9),

(33)

Maksud dari pernyataan di atas bahwa prestasi siswa adalah status pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan terhadap materi yang telah dicapai siswa pada waktu yang ditentukan.

Berdasarkan uraian di atas, prestasi belajar adalah kemampuan nyata seseorang sebagai hasil dari melakukan atau usaha kegiatan tertentu dan dapat diukur hasilnya dalam bentuk nilai atau huruf oleh guru yang bersangkutan.

3. Pendidikan IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada jenjang pendidikan sekolah menengah pertama. Trianto (2010: 171) mengemukakan IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya yang dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang ilmu-ilmu sosial tersebut.

(34)

masalah atau fenomena sosial di masyarakat dengan melihat dari berbagai aspek disiplin-disiplin ilmu sosial tersebut (Supardi, 2011: 183-193)

IPS untuk tingkatan sekolah merupakan suatu rumusan dari beberapa cabang disiplin ilmu yang disusun secara sistematis dan lebih sederhana dengan tujuan siswa lebih mudah dalam mempelajarinya. Numan Sumantri (2001: 92) mengatakan Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. National Council for the Social Studies (NCSS) dalam Sapriya (2011: 10) merumuskan Social Studies sebagai berikut:

Social studies is the intregated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Whitin the school progam, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as antrhopoly, archaeology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociologi, as well as appropriate content from humanities, mathemathics, and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people developthe ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizens of a culturally diverse, democratic society in an interdependent world.

(35)

…. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan budayannya, kebutuhan kejiwaanya, pemanfaatan sumber daya yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya, dan lain-lain sebagainya yang mengatur serta mempertahankan kehidupan masyarakat yang manusiawi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulka bahwa IPS merupakan sebuah mata pelajaran yang memuat disiplin ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi yang saling terintegrasi secara konseptual dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Hetty Zakiyah Darojah (2010) yang berjudul “ Hubungan Antara Lingkungan Belajar Siswa dan Status

Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Prestasi Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Karanganom Klaten Tahun Ajaran 2009/2010”. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar siswa dengan prestasi belajar, ditunjukkan dengan r hitung sebesar 0,384 dan t hitung sebesar 3,942 dengan nilai signifikan 0,000. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan belajar turut menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar.

(36)

Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI Program IPS SMA di Kecamatan Depok. Hal ini dibuktikan dengan koefisiensi korelasi atau r hitung sebesar 0,274 dengan r table sebesar 0,176 pada taraf signifikan 5%. Harga r hitung ini ternyata lebuh besar dari r table (0,274 > 0,176) sehingga dikategorikan rendah. Hasil tersebut membuktikan bahwa semakin baik lingkungan belajar siswa, maka semakin baik pula prestasi belajar geografi yang dicapai.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Melkiade Pero (2011) yang berjudul “ Hubungan Pemanfaatan Waktu di Luar Jam Pelajaran dan Lingkungan Fisik Belajar dengan Prestasi Belajar Geografi di SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak”. Hasil penelitian tersebut menunjukan

(37)

C. Kerangka Berfikir

(38)

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir D. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, kajian pustaka dan kerangka berfikir dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan positif antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa yang tinggal di pesantren pada mata pelajaran IPS 5. Pendapatan orang tua 6. Pendidikan orang tua

lingkungan belajar di rumah sendiri meliputi: 1. Sarana prasarana

belajar

2. Perhatian orang tua 3. Hubungan dengan

Keluarga dan Masyarakat 4. Suasana Rumah 5. Pendapatan orang tua 6. Pendidikan rang tua Kegiatan

proses belajar

(39)

2. Terdapat hubungan positif antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa yang tinggal di rumah sendiri pada mata pelajaran IPS MTsN Wonokromo Bantul .

(40)

Desain penelitian adalah penjelasan mengenai berbagai komponen yang digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian (Nanang Martono, 2010: 117). Sesuai dengan judul penelitian ini, yaitu “Hubungan Lingkungan Belajar Dengan

Prestasi Belajar IPS Siswa Yang Tinggal di Pesantren Dan Siswa Yang Tinggal di Rumah Sendiri di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Wonokromo Bantul Tahun Pelajaran 2015/2016” Penelitian ini merupakan penelitian korelasi karena penelitan ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antar variabel yaitu variabel lingkungan belajar dengan prestasi belajar IPS siswa yang tinggal di pesantren dan siswa yang tinggal di rumah sendiri.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu semua data yang diperoleh diwujudkan dalam bentuk angka dan kemudian dianalisis dan diolah dalam bentuk analisis statistik. Sebagaimana dinyatakan oleh Sugiyono (2010: 73) sebagai berikut, “pendekatan kuantitatif adalah semua data berupa

(41)

B. Variabel penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah satu variabel bebas dan satu variabel terikat.

1. Variabel terikat (Y) adalah prestasi belajar (prestasi siswa yang tinggal di pesantren dan siswa yang tinggal di rumah sendiri) 2. Variabel bebas (X) adalah lingkungan belajar (lingkungan belajar

siswa yang tinggal di pesantren dan siswa yang tinggal di rumah sendiri)

Hubungan antara variabel tersebut dapat digambarkan seperti gambar berikut ini:

Korelasi

Uji Beda Gambar 2. Paradigma hubungan antar variabel

X2 Y2

X1 Y1

(42)

Keterangan :

X1 : lingkungan belajar siswa yang tinggal di pesantren X2 : lingkungan belajar siswa yang tinggal di rumah sendiri Y1 : prestasi belajar siswa yang tinggal di pesantren

Y2 : prestasi belajar siswa yang tinggal di rumah sendiri

: Hubungan individu antara variabel bebas dan variabel terikat

C. Definisi Operasional Variabel 1. Prestasi Belajar IPS

Prestasi belajar IPS adalah hasil yang dicapai dan diperoleh siswa dalam proses pembelajaran IPS yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai dasar untuk mengukur prestasi adalah nilai ujian (UAS gasal) IPS siswa MTsN Wonokromo pada tahun ajaran 2014/2015 yaitu berupa nilai kognitif siswa, sedangkan nilai afektif dan psikomotorik siswa tidak disertakan dalam penelitian ini. Data prestasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa data interval nilai siswa.

2. Lingkungan Belajar Siswa

(43)

a. Sarana Prasarana Belajar

Sarana prasarana belajar yang secara tidak langsung mempengaruhi proses belajar terdiri atas variabel-variabel sebagai berikut:

1. Penerangan adalah cahaya yang digunakan dalam proses belajar. Cahaya penerangan di ruangan tempat belajar haruslah cukup yaitu tidak boleh terlalu terang dan tidak boleh terlalu redup. Penerangan terbaik sebenarnya adalah sinar matahari. Pada siang hari, sinar matahari itu dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk belajar. Caranya adalah dengan membuat jendela yang besar di ruangan belajar atau dengan mendekatkan meja ke jendela tempat sinar matahari itu.

2. Ventilasi adalah tempat yang dibuat untuk keluar masuknya udara dalam ruangan agar tetap segar dan tidak pengap. 3. Suhu udara ruang belajar adalah temperatur udara di ruang

belajar.

4. Tempat belajar adalah ruang untuk belajar

5. Perabot belajar merupakan alat yang digunakan untuk belajar seperti: meja, kursi dan rak buku.

(44)

b. Perhatian orang tua merupakan sikap yang ditunjukkan oleh orang tua untuk selalu mendorong anaknya dalam belajar, misalnya membantu melengkapi fasilitas belajar (buku, komputer, menyediakan ruang belajar yang layak dan lain-lain) dan tidak terlalu membebani anak dengan pekerjaan rumah yang lain saat anak sedang belajar dan lain-lain.

c. Perhatian pemilik pesantren merupakan sikap yang ditunjukkan oleh pemilik pemondokan untuk selalu mendukung penghuni pemondok dalam belajar, misalnya memberikan jam malam, memberikan teguran dan nasehat jika ada yang membuat kesalahan, memperhatikan fasilitas pendukung belajar yang baik seperti: meja, kursi, penerangan dan lain-lain.

d. Hubungan anggota keluarga adalah hubungan antara sesama anggota keluarga/antar sesama anggota pemondok.

e. Hubungan dengan masyarakat adalah hubungan antara responden dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. f. Suasana pemondok/rumah adalah keadaan pemondok/rumah

apakah kondusif atau tidak untuk belajar.

g. Pendapatan orang tua adalah jumlah seluruh penghasilan orang tua dalam waktu satu bulan.

(45)

Penelitian ini memiliki delapan subvariabel bebas yaitu sarana prasarana belajar, perhatian orang tua, perhatian pemilik pesantren, hubungan dengan keluarga dan masyarakat, hubungan dengan penghuni pesantren dan masyarakat, suasana rumah, suasana, pesantren, keadaan sosial ekonomi orang tua, dan satu variabel terikat yaitu prestasi siswa.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Wonokromo Bantul. Lokasi ini dipilih karena ada dua lingkungan belajar siswa yaitu lingkungan belajar siswa yang tinggal di pesantren dan siswa yang tinggal di rumah sendiri. Waktu penelitian dilakukan pada Tahun Pelajaran 2015/2016 Semester II, dengan menyesuaikan jam pelajaran IPS di sekolah tersebut.

E. Populasi dan Sampel penelitian 1. Populasi

(46)

dari benda nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa MTsN Wonokromo Bantul Tahun Pelajaran 2015/2016. Jumlah seluruh siswa kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX MTsN Wonokromo Bantul Tahun Pelajaran 2015/2016 yaitu sebesar 574 siswa. Adapun populasi tersebut dapat digambarkan dalam tabel berikut.

Table 1. Populasi siswa MTsN Wonokromo Bantul

NOMOR KELAS JUMLAH

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 174), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sugiyono (2010: 118) menjelaskan bahwa sampel merupakan bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari objek yang merupakan sumber data (Sukandarrumidi, 2004: 50).

(47)

menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Isaac dan Michael (sugiyono, 2015: 69) yaitu:

Keterangan:

S = jumlah sampel

= Chi kuadrat yang harganya tergantung derajat kebebasan dan tingkat kesalahan. Untuk derajat kebebasan 1 dan kesalahan 5%harga Chi Kuadrat= 3,841.

N = Jumlah populasi P = Peluang benar (0,5) Q = Peluang Salah (0,5)

d = Perbedaan antara rata-rata sampel dengan rata-rata populasi. Perbedaan yang digunakan yaitu 0,05.

Dari rumus di atas bila populasi siswa yang tinggal di pesantren 184 dengan kesalahan 5% jumlah sampel adalah:

= 124,42 = 124

(48)

Table 2. Jumlah sampel penelitian MTsN Wonokromo Bantul

No Kelas Jumlah

Keseluruhan Populasi

Populasi Sampel Jumlah

keseluruhan

(49)

F. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Metode Pengumpulan Data

Ada empat metode pengumpulan data proses penelitan. Keempat media tersebut adalah kuesioner, observasi, wawancara, dan dokumentasi (Sukardi, 2012: 75).

Dalam penelitian ini menggunakan dua metode yaitu kuesioner dan dokumentasi :

a. Angket

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya oleh responden (Sugiyono, 2009: 199). Angket atau kuesioner ini digunakan untuk memperoleh informasi atau data tentang delapan subvariabel lingkungan belajar siswa.

b. Dokumentasi

(50)

jumlah siswa serta arsip-arsip lain sabagai pelengkap data dalam penulisan laporan.

2. Instrument Penelitian

Menurut Sukardi (2012: 75), secara fungsional kegunaan instrumen penelitian adalah untuk memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti sudah menginjak pada langkah pengumpulan informasi di lapangan. Instrumen yang digunakan dalam penelitaian ini adalah Angket dan dokumentasi. Instrument ini merupakan alat bantu untuk mengumpulkan data.

a. Angket

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan pada waktu meneliti. Instrumen yang digunakan adalah angket tertutup yaitu angket yang jawabannya ditentukan oleh peneliti dan responden diharapkan memilih jawaban yang tersedia serta sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

(51)

Tabel 3. Kisi-kisi Angket Lingkungan Belajar Siswa yang

penghuni pesantren dan masyarakat

11,12,13,14 4

4 Suasana Tempat Tinggal 15,16,17,18,19 5

5 Keadaan Sosial dan

(52)

3. Validitas Instrumen

“Sebuah instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan. Persyaratan tersebut adalah valid dan reliabel”

(Suharsimi Arikunto, 2010: 211).

Sebelum instrument digunakan untuk mengumpulkan data, terlebih dahulu instrumen diukur tingkat validitas dan reliabilitasnya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas instrumen yang baik. Ada dua macam dalam menentukan validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ini yaitu validitas dan reliabilitas secara teoritis (logis) dan validitas secara empiris atau melalui uji coba. Untuk jenis instrumen penelitian berupa angket ini dilakukan secara teoritis atau sekedar meminta justifikasi (kritik, saran, dan perbaikan) atas kisi-kisi dan butir instrumen yang telah disusun oleh peneliti kepada dosen ahli yang terkait.

(53)

4. Analisis Data a. Deskripsi Data

Dimaksudkan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel yang digunakan untuk penelitian. Perhitungan ini dibantu dengan program komputer SPSS for windows versi 17.0. Adapun langkahlangkahnya sebagai berikut:

1. Menyusun tabel distribusi frekuensi yang berpedoman pada sugiyono (2005:26).

2. Selain disajikan dalam bentuk tabel, penyajian data akan disajikan dalam bentuk grafik batang (histogram).

3. Menghitung tendency central (gejala pusat) yang meliputi, mean, modus dan median.

4. Menghitung variabilitas dengan menghitung standar deviasi (simpangan baku).

5. Penentuan kedudukan dilakukan dengan membagi data dalam tiga kategori kelompok atas, sedang dan bawah: Kelompok atas : (M+1SD) dan yang lebih dari itu

Kelompok sedang : antara M-1SD sampai dengan M+1SD Kelompok Bawah : (M-1SD) kurang dari itu

(54)

b. Uji Persyaratan Analisis 1). Uji normalitas

Uji ini dilakukan apabila distribusi dari semua variabel yang diteliti berkurve normal atau tidak. Untuk menguji normalitas masing-masing skor variabel digunakan uji Kolmogorof-Smirnov. Data dapat dikatakan normal apabila probabilitas atau signifikansi di atas 5% Rumus uji Kolmogorof-Smirnov adalah sebagai berikut:

=1,36

Keterangan :

KD : harga Kolmogorof-Smirnov dicari

n1

: jumlah sampel yang diobservasi/diperoleh

n2

: jumlah sampel yang diharapkan

Apabila signifikansi lebih besar dari Alpha (0,05 atau 5%) maka berdistribusi data dinyatakan normal, namun apabila signifikansi kurang dari alpha maka data dinyatakan tidak normal. Perhitungan ini dibantu dengan program SPSS for windows versi 17.0.

2). Uji linieritas

(55)

Freg =

Dimana :

Freg : harga F untuk garis regresi RKreg : rerata kuadrat regresi RKres : rerata kuadrat residu

Perhitungan tersebut dibantu dengan program komputer yaitu SPSS for windows versi 17.0. Hal ini berlaku ketentuan antara lain:

1. Berdasarkan f-hitung dengan f-tabel

Membandingkan f-hitung dengan f-tabel pada taraf signifikansi 5%. Apabila f-hitung lebih kecil atau sama dengan f-tabel maka hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dinyatakan linier. Apabila f-hitung lebih besar atau sama dengan f-tabel maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat tidak linier.

2. Berdasarkan nilai probabilitas (P-value)

(56)

c. Teknik Analisis Data 1). Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengukur koefisien korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan kedua. Analisis data secara rinci meliputi: a) Mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dengan

Y1 dan koefisien korelasi antara variabel X2 dengan Y2.

Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dengan Y1 dan X2 dengan Y2 adalah rumus product moment dari Pearson. Rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut:

(57)

1. Berdasarkan r hitung dengan r tabel yaitu membandingkan r hitung dengan r tabel pada taraf sigifikansi 5%. Hipotesis pertama dan kedua diterima apabila nilai korelasi r hitung lebih besar atau sama dengan koefisien r tabel pada taraf signifikansi 5%, sebaliknya hipotesis ditolak apabila nilai koefisien korelasi r hitung lebih kecil dari r tabel pada taraf signifikansi 5%.

2. Berdasarkan nilai probabilitas P-value Membandingkan P-value dengan Alpha (0,05 atau 5%). Hipotesis pertama dan kedua diterima apabila P-value lebih kecil dari 0,05 sebaliknya hipotesis ditolak apabila P-value lebih besar dari 0,05.

b). Pengujian signifikansi koefisien korelasi (uji-t)

Signifikansi koefisien korelasi dapat dihitung dengan uji t yang rumusnya sebagai berikut:

t=√

Keterangan :

t : signifakans

r : koefisien korelasi antara variabel X dan Y n : jumlah responden

r2 : kuadrat koefisien korelasi antara variabel X dan Y

(58)

Harga t hitung selanjutnya dibandingkan dengan harga t table pada taraf signifikansi 5% uji dua pihak. Korelasi dikatakan signifikan apabila t hitung lebih besar dari t tabel, namun apabila t hitung lebih kecil dari t tabel maka korelasi tidak sigifikan.

2). Analisis Uji-t

Analisis uji-t (independent uji test) ini digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata dua kelompok. Rumusnya yaitu:

t=

Keterangan:

X1 : mean pada distribusi sampel 1 X2 : mean pada distribusi sampel 2 N1 : jumlah individu pada sampel 1 N2 : jumlah individu pada sampel 2 SD21 : nilai varian pada distribusi sampel 1 SD22 : nilai varian pada distribusi sampel 2

(59)

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Tempat Penelitian

a. Profil MTsN Wonokromo Bantul

Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)Wonokromo Bantul terletak di jalan Imogiri Timur KM 10 Pleret Bantul Yogyakarta. Lokasi MTsN Wonokromo berada di lingkungan perkampungan tepatnya di Dusun/Kelurahan Wonokromo Pleret Bantul. Lingkungan di sekitar Madrasah termasuk daerah padat penduduk. Suasana madrasah yang aman dan nyaman untuk proses pembelajaran serta didukung dengan tempatnya yang strategis tidak jauh dari jalan raya sehingga masalah transportasi tidak masalah. selain itu Madrasah berada di lingkungan pesantren dan masyarakat sekitar sekitar sangat mendukung untuk kelancaran kegiatan madrasah.

(60)

persaingan untuk bisa masuk ke sekolah di wilayah ini sangat ketat karena jarak antara sekolah satu dengan sekolah lainya sangat dekat.

Luas wilayah MTsN Wonokromo Bantul yaitu 6612,5 m2 dan bangunan gedungnya terdiri dari 2 lantai dengan luas bangunan lantai 1 yaitu 2.203 m2 sedangkan luas bangunan lantai 2 yaitu 394 m2. ( Sumber : Profil MTsN Wonokromo Bantul, 2015)

Adapun batas-batas wilayah MTsN Wonokromo Bantul adalah: a) Sebelah utara berbatasan dengan Desa Ketonggo b) Sebelah barat berbatasan dengan Desa Brajan c) Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kanggotan d) Sebelah timur berbatasan dengan Desa Karanganom

Sebagai suatu organisasi pendidikan MTsN Wonokromo juga memiliki tujuan, visi dan misi yang akan dicapai. Yaitu sebagai berikut:

1) Tujuan

a) Madrasah dapat menghasilkan lulusan yang memiliki keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT yang kuat.

b) Madrasah dapat memenuhi sarana prasarana dan SDM pendidikan yang mampu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(61)

d) Madrasah dapat mempertahankan persentase kelulusan 100% dan dapat meningkatkan nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) dan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN).

e) Madrasah dapat meningkatkan animo masyarakat melalui meningkatkan jumlah calon siswa baru yang mendaftar, baik kuantitas maupun kualitas.

f) Madrasah memiliki siswa atau tim yang menjadi juara tingkat propinsi dibidang Olahraga atau Kompetisi dan Exspo Madrasah Nasional (KEMNAS)

g) Madrasah dapat mengembangkan bakat, potensi, dan keterampilan siswa melalui kegiatan exstra kulikuler yang efektif.

h) Madrasah mengembangkan berbagai kegiatan atau progam dalam rangka penghayatan dan pengamalan ajaran islam.

2) VISI

Unggul dalam IMTAQ dan IPTEK, Terampil, Berakhlaqul-Karimah ( Ultra Berkah )

3) MISI

(62)

b) Mewujudkan sarana prasarana dan SDM pendidikan yang mampu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

c) Menyelenggarakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta memenuhi standar proses.

d) Mengembangkan bakat, potensi dan keterampilan siswa yang kompetitif melalui kegiatan pengembangan diri yang efektif. e) Menumbuhkembangkan pola pikir, ucap, sikap dan perilaku yang

mencerminkan akhlaqul karimah.

Sumber : Dokumen Profil MTsN Wonokromo Bantul, 2015 b. Kondisi Fisik MTsN Wonokromo Bantul

Kondisi fisik sekolah pada umumnya sudah baik dan memenuhi syarat untuk menunjang proses pembelajaran. Bangunan-bangunan yang ada di MTsN Wonokromo Bantul dapat dikatakan masih baru sehingga terlihat masih sangat bagus. Kondisi fasilitas ruangan yang cukup memadai untuk melaksanakan aktivitas pembelajaran. Total ruangan di MTsN Wonokromo Bantul berjumlah 100 ruangan dengan perincian sebagai berikut:

1) Ruang Kelas

(63)

Wonokromo Bantul telah memiliki kelengkapan fasilitas yang menunjang proses pembelajaran meliputi meja, kursi, papan tulis, whiteboard, LCD proyektor dan sebagainya. ( Sumber : Profil MTsN Wonokromo Bantul, 2015)

2) Laboratorium

Laboratorium merupakan tempat belajar mengajar melalui metode praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa dapat berinteraksi dengan berbagai alat yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran. Keberadaan laboratorium memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Laboratorium yang dimiliki MTsN Wonokromo Bantul terdiri dari 23 ruang komputer dan 25 ruang laboratorium bahasa. Ke 28 laboratorium tersebut dalam keadaan yang baik. Penggunaan laboratorium diatur dengan jadwal sehingga semua siswa mempunyai kesempatan menggunakan fasilitas laboratorium ini. ( Sumber : Profil MTsN Wonokromo Bantul, 2015)

3) Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang kedudukannya untuk melayani civitas akademika sekolah yang bersangkutan.

Perpustakaan MTsN Wonokromo bantul memberikan

(64)

layanan terbitan berkala. Secara umum perpustakaan ini mempunyai koleksi buku yang lengkap dan memadai untuk menunjang aktivitas pembelajaran. ( Sumber : Profil MTsN Wonokromo Bantul, 2015)

4) Ruang Perkantoran

Ruang perkantoran terdiri dari ruang kepala sekolah, ruang tata usaha dan ruang guru. Ruang perkantoran di MTsN Wonokromo Bantul berada pada satu deret bangunan yang saling bersebelahan. Secara keseluruhan ruang perkantoran di MTsN Wonokromo Bantul bisa dikatakan sangat memadai. Ruang perkantoran juga sudah ditata sedemikian rupa sehingga para penghuninya merasa nyaman. ( Sumber : Profil MTsN Wonokromo Bantul, 2015)

5) Ruang Ibadah

(65)

6) Ruang Koprasi Sekolah

Koperasi sekolah menyediakan barang-barang yang diperlukan oleh warga sekolah. Keberadaan koperasi sekolah sangat memberikan manfaat bagi warga sekolah. Apabila mereka membutuhkan peralatan ataupun perlengkapan untuk menunjang kegiatan pembelajaran tidak harus membeli jauh-jauh dari lingkungan sekolah. ( Sumber : Profil MTsN Wonokromo Bantul, 2015)

7) Ruang Bimbingan Konseling

Ruang Bimbingan Konseling (BK) terletak di deretan ruang guru dan kepala sekolah. Bimbingan dan konseling bertugas untuk membantu dan memantau perkembangan peserta didik dari berbagai segi yang mempengaruhinya. Selain itu, bimbingan dan konseling juga berfungsi memberikan informasi-informasi penting yang dibutuhkan oleh peserta didik. ( Sumber : Profil MTsN Wonokromo Bantul, 2015) 8) Ruang Kesehatan Siswa

(66)

kurang sehat dan memaksakan diri untuk mengikuti upacara akan berada pada ruang UKS untuk istirahat sejenak memulihkan tenaganya. ( Sumber : Profil MTsN Wonokromo Bantul, 2015)

9) Toilet

Keberadaan toilet di MTsN Wonokromo Bantul didirikan di beberapa lokasi sehingga memudahkan untuk dijangkau oleh warga sekolah. Secara keseluruhan toilet yang ada di MTsN Wonokromo Bantul berjumlah 18 ruangan.

( Sumber : Profil MTsN Wonokromo Bantul, 2015) c. Kondisi Non-fisik MTsN Wonokromo Bantul

1) Jumlah Guru

Tenaga pengajar atau guru di MTsN Wonokromo Bantul berjumlah 37 orang dengan tingkat pendidikan S1. Setiap tenaga pengajar di MTsN Wonokromo Bantul mengampu mata pelajaran yang sesuai dengan keahlian di bidangnya masing-masing.

2) Siswa Keseluruhan

(67)

3) Jumlah Siswa yang Tinggal di Pesantren dan Siswa yang Tinggal di Rumah Sendiri

Siswa MTsN Wonokromo Bantul ada yang tinggal di rumah sendiri dan ada juga yang tinggal di Pesantren. Siswa yang tinggal di rumah sendiri sejumlah 390 siswa, sedangkan siswa yang tinggal di Pondok Pesantren sebanyak 184 siswa. Semua siswa tersebut tinggal diberbagai Pondok Pesantren yang ada di sekitar MTsN Wonokromo. Adapun Pondok Pesantren yang di tempati oleh siswa antara lain Pondok Pesantren AL-IMAM sejumlah 5 siswa, Pondok Pesantren Al- Fithroh sejumlah 74 siswa, Pondok Pesantren Fadlun Minallah sejumlah 36 siswa, Pondok Pesantren Al- Wahby sejumlah 29 siswa, Pondok Pesantren Baiquniyah sejumlah 5 siswa. Pondok Pesantren AT-Ta’abud sejumlah 4 siswa, Pondok

Pesantren Assuada’ sejumlah 2 siswa, Pondok Pesantren An

-Ni’mah sejumlah 4 siswa, Pondok Pesantren Al- Izah

sejumlah 2 siswa, Pondok Pesantren Al- Mahalli sejumlah 9 siswa, Pondok Pesantren Miftahul Ulum sejumlah 2 siswa, Pondok Pesantren Al- Futuh sejumlah siswa, Pondok Pesantren Nahdlatussy Syubban sejumlah 2 siswa, MAD TQ sejumlah 3 siswa, Madrasatu Ta’alumil Qur’an sejumlah 5

(68)

B. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data

1) Prestasi Belajar IPS

Data prestasi belajar IPS berasal dari data skunder siswa kelas VII, VII, dan IX MTsN Wonokromo Bantul tahun pelajaran 2015/2016 dari jumlah responden 317 siswa.

Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dengan metode dokumentasi (daftar nilai), telah diperoleh nilai prestasi belajar IPS siswa MTsN Wonokromo Bantul. Prestasi belajar tersebut diambil dari nilai asli Ujian Semester Gasal (US Gasal) tahun pelajaran 2015/2016. Nilai tertinggi adalah 95,00 dan nilai terendahnya adalah 30,00 sedangkan rata-rata prestasi belajarnya adalah 71,31. Untuk lebih jelasnya, hasil nilai yang diperoleh itu adalah sebagian dicantumkan dalam tabel lampiran 3 yang memuat daftar nilai US Gasal 2015/2016.

Untuk menentukan kelas interval digunakan Rumus Struges yaitu K=1+3,3 log.n, dimana n adalah jumlah subjek atau sampel.

(69)

Pembulatan kebawah sehingga jumlah interval kelas adalah 9

Berikut adalah tabel distribusi frekuensi variabel prestasi belajar IPS siswa yang tingal di pesantren:

Tabel 5 Distribusi frekuensi untuk variabel prestasi belajar IPS siswa MTsN Wonokromo Bantul

Sumber: Data primer dari responden yang telah diolah

Berdasarkan tabel 5 distribusi frekuensi data prestasi belajar IPS siswa dapat digambarkan histogram sebagai berikut:

(70)

Gambar 3: Diagram Batang Distribusi Frekuensi prestasi belajar IPS siswa MTs N Wonokromo Bantul

Berdasarkan data prestasi belajar IPS siswa yang telah diolah menggunakan program SPSS For windows versi 16.0 maka diperoleh skor tertinggi prestasi belajar IPS siswa adalah 95,00 dan skor terendah 30,00. Hasil analisis menunjukan Mean (62,00), Median (60,00), Modus (60.00) dan Standar Deviasi (10,83).

Adapun penentuan kedudukan dilakukan dengan data dalam tiga kategori sebagai berikut:

(71)

2) Kelompok sedang = antara M – 1SD sampai dengan M + 1SD M + 1SD = 62,00+ 10,83 = 72.83

M – 1SD = 62,00- 10,83 = 51.17

3) Kelompok rendah = M – 1SD dan yang kurang dari itu M – 1SD = 62,00- 10,83 = 51.17

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat disusun kategori dalam 3 kelas distribusi kategorisasi prestasi belajar IPS siswa MTs N Wonokromo Bantul sebagai berrikut :

Tabel 6. Distribusi kategorisasi prestasi belajar IPS siswa MTs N Wonokromo Bantul

No Kelas Interval Prestasi IPS Kelompok

Frekuensi Persentase

1 >73,83 139 43.8 Tinggi

2 52.17- 72,83 146 46.1 Sedang

3 <51,17 32 10.1 Rendah

317 100

Sumber: Data primer dari responden yang telah diolah

Berdasarkan tabel 6 distribusi frekuensi prestasi belajar IPS siswa pada kelompok atas sebanyak 139 siswa kelompok sedang 146 siswa dan kelompok bawah 32 siswa.

2) Lingkungan Belajar Siswa MTs N Wonokromo Bantul

(72)

skor 4, B skor 3, C skor 2 dan D skor 1. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di lampiran4.

Untuk menentukan kelas interval digunakan Rumus Struges yaitu K=1+3,3 log.n, dimana n adalah jumlah subjek atau sampel.

Jumlah Interval kelas = 1+ 3,3 log. 317 = 1+ 3,3 (2,5) = 1+ 8,25 = 9,25

Pembulatan kebawah sehingga jumlah interval kelas adalah 9 kelas. Selanjutnya menghitung rentang data = data terbesar – data terkecil. Rentang data = 87 – 54 = 33

Setelah itu menghitung panjang kelas = rentang data : jumlah kelas

Panjang kelas = 33 : 9 = 3,66 = 4

Berikut adalah tabel distribusi frekuensi variabel lingkungan belajar siswa MTs N Wonokromo Bantul:

(73)

Berdasarkan distribusi frekuensi data lingkungan belajar siswa pada tabel 7 dapat digambarkan histogram sebagai berikut:

Gambar 4. Diagram Batang Distribusi Frekuensi lingkungan belajar siswa MTs N Wonokromo

Berdasarkan data lingkungan belajar siswa yang telah diolah menggunakan program SPSS For windows versi 16.0 maka diperoleh skor tertinggi lingkungan belajar siswa yang tinggal di pesantren adalah 87,00 dan skor terendah 54,00. Hasil analisis menunjukan Mean (70,5), Median (50,29), Modus (60.00) dan Standar Deviasi (5,5).

(74)

Kelompok tinggi = (M + 1SD) dan yang lebih dari itu

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat disusun kategori dalam 3 kelas distribusi kategorisasi lingkungan belajar MTs N Wonokromo Bantul sebagai berrikut :

Tabel 8. Distribusi kategorisasi Lingkungan belajar MTs N Wonokromo Bantul

No Kelas Interval Pesantren Kelompok

Frekuensi Persentase

1 >77 89 28.1 Tinggi

2 66- 76 187 59.0 Sedang

3 <65 41 12.9 Rendah

317 100

Sumber: Data primer dari respoonden yang telah diolah

(75)

2. Hasil Uji Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yang terdiri dari uji normalitas dan linieritas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Kolmogorov -Smirnov. Berdasarkan anlisis data dengan bantuan program komputer yaitu SPSS for windows versi 16.0 dapat diketahui nilai signifikansi yang menunjukkan normalitas data. Kriteria yang digunakan yaitu data dikatakan berdistribusi normal jika harga koefisien Asymp. Sig pada output Kolmogorov- Smirnov test lebih besar dari Alpha yang ditentukan yaitu 5% (0,05). Hasil uji normalitas adalah sebagai berikut.

Tabel 9. Ringkasan hasil uji normalitas Variabel Koefisien

Sumber: Data primer dari responden yang telah diolah

(76)

prestasi belajar siswa yang tinggal di rumah sendiri (0,497). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data dari masing-masing variabel berdistribusi adalah normal.

b. Uji Linieritas

Uji linearitas hubungan dapat diketahui dengan menggunakan uji F. Dalam program komputer yaitu SPSS for windows 16.0 untuk menguji linearitas menggunakan deviation from linearity dari uji F linear atau nilai probabilitas (P-value). Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dikatakan linear jika harga F hitung lebih kecil dari 0,05 maka hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dinyatakan linear. Hasil uji linearitas hubungan adalah sebagai berikut: Tabel 10. Ringkasan hasil uji linearitas

Hubungan Sumber: Data primer dari responden yang telah diolah

(77)

variabel lingkungan belajar siswa yang tinggal di pesantren dengan prestasi belajar siswa yang tinggal di pesantren (0,859) dan lingkungan belajar siswa yang tinggal di rumah sendiri dengan prestasi belajar siswa yang tinggal di rumah sendiri (0,658) lebih besar dari Alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antar variabel linear.

3. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang dirumuskan. Oleh sebab itu, jawaban sementara ini harus diuji kebenarannya secara empirik. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik Korelasi Product Moment dari Pearson untuk hipotesis pertama dan kedua. Sedangkan untuk hipotesis ketiga dengan uji-t. Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 11. Ringkasan hasil analisis Korelasi Product Moment

Variabel R Pvalue ɑ=5% Ket

Hubungan Variabel

N Hitung Tabel ɑ=5%

X1 – Y1 124 0,761 0,176 ,000 0,05 Positif

X2 – Y2 193 0,768 0,138 ,000 0,05 Positif

(78)

a. Analisis Bivariat 1) Uji Hipotesis 1

Hipotesis yang pertama menyatakan bahwa “Terdapat hubungan (positif) antara lingkungan belajar

siswa yang tinggal di pesantren dengan Prestasi Belajar IPS Siswa yang tinggal di pesantren MTsN Wonokromo Bantul Tahun Ajaran 2015/2016”. Hasil analisis menunjukkan

(79)

Prestasi Belajar IPS siswa yang tinggal di pesantren MTsN Wonokromo Bantul Tahun Ajaran 2015/2016.

2) Uji Hipotesis 2

Hipotesis yang kedua menyatakan bahwa “Terdapat

(80)

dengan prestasi belajar IPS siswa yang tinggal di rumah sendiri MTsN Wonokromo Bantul Tahun Ajaran 2015/2016.

b. Analisis Uji-t 1) Uji Hipotesis 3

Hipotesis yang ketiga menyatakan bahwa “Terdapat perbedaan prestasi belajar IPS antara siswa yang

tinggal di pesantren dengan siswa yang tinggal di rumah sendiri MTsN Wonokromo Bantul Tahun Ajaran 2015/2016”.

Tabel 12. Ringkasan hasil analisis komparasi uji-t

Variabel N T hitung T tabel 5% Keterangan

Y1 – Y2 317 2,863 1,960 Positif

Sumber: Data primer dari responden yang telah diolah Dengan diketahui Df atau db = (N1+N2)-2 = (30+96)-2 = 124. Dengan df sebesar 124 diperoleh tt sebagai berikut: - Pada taraf signifikansi 5% tt = 2,00

- Pada taraf signifikansi 1 % tt = 2,62

Karena “t” yang diperoleh dalam perhitungan di atas

(81)

rumah sendiri. Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima.

C. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar IPS siswa yang tinggal di pesantren, (2) hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar IPS siswa yang tinggal di rumah sendiri, dan (3) perbedaan antara prestasi belajar IPS siswa yang tinggal di pesantren dengan prestasi belajar IPS siswa yang tinggal dirumah sendiri. Berdasarkan data penelitian yang dianalisis maka dilakukan pembahasan tentang hasil penelitain sebagai berikut.

1) Hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar IPS siswa yang tinggal di pesantren

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar siswa yang tinggal di pesantren dengan prestasi belajar IPS siswa yang tinggal di pesantren. ditunjukkan dengan nilai korelasi r hitung sebesar 0,671 lebih besar dengan koefisien r tabel sebesar 0,176 pada taraf signifikansi 5% atau P-value sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis diterima.

(82)

Tersedianya penerangan yang cukup, perhatian pemilik pesantren, hubungan sesama penghuni pesantren, tempat belajar yang kondusif, perabotan belajar yang lengkap dan ada tidaknya gangguan suara akan membantu siswa dalam belajar. Oleh karena itu lingkungan belajar perlu perhatian karena merupakan salah satu faktor eksternal yang mendukung proses belajar dan keberhasilan belajar atau prestasi belajar siwa.

Dari berbagai uraian di atas maka dapat disumpulkan bahwa semakin baik lingkungan belajar siswa maka semakin baik pula prestasi belajar siswa. Begitupun sebaliknya, semakin buruk lingkungan belajar siswa maka semakin buruk pula prestasi belajar siswa.

2) Hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar IPS siswa yang tinggal di rumah sendiri

(83)

yang mendukung proses belajar dan keberhasilan belajar atau prestasi belajar siwa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar siswa yang tinggal di rumah sendiri dengan prestasi belajar IPS siswa yang tinggal di rumah sendiri, ditunjukkan dengan nilai korelasi r hitung sebesar 0,768 lebih besar dengan koefisien r tabel sebesar 0,138 pada taraf signifikansi 5% atau P-value sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis diterima.

Dari berbagai uraian di atas maka dapat disumpulkan bahwa semakin baik lingkungan belajar siswa maka semakin baik pula prestasi belajar siswa. Begitupun sebaliknya, semakin buruk lingkungan belajar siswa maka semakin buruk pula prestasi belajar siswa.

3) Perbedaan antara prestasi belajar IPS siswa yang tinggal di pesantren dengan prestasi belajar IPS siswa yang tinggal dirumah sendiri

(84)

Gambar

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir
gambar berikut ini:
Table 1. Populasi siswa MTsN Wonokromo Bantul
Table 2. Jumlah sampel penelitian MTsN Wonokromo Bantul
+7

Referensi

Dokumen terkait

berpengaruh secara signifikan dan secara simultan pada PT Bank Persero di Indonesia , dan Secara parsial , Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif

Penelitian ini diharapkan dapat: (1) Melahirkan rumusan prinsip penyelenggaraan peradilan yang termuat dalam Ris ā lah al-qada sebagai salah satu rujukan penting dalam

Dalam sistem just in time jarang terjadi kemacetan, kemacetan hanya terjadi jika mesin produksi mati, karena.. tidak ada kapasitas lebih. Oleh karena itu harus diawasi secara cermat

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat- Nya kepada kita semua dan khususnya penulis sendiri yang pada akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini

Setelah mengamati keseluruhan segmen antara Najwa Shihab dengan Ganjar Pranowo, peneliti menemukan beberapa kata yang dipilih, yang merujuk pada fakta yang dibahas dalam

Lima hari kemudian, pada tanggal 24 Agustus 1989, Parlemen Polandia mengakhiri lebih dari 40 tahun satu partai aturan dengan membuat Mazowiecki negara

Login Data Nilai Logout Beranda Data Master Data Kelas Data Akademik Data Fitur Home Data Siswa Data Guru Data Mata Pelajaran Data Kelas Data Tahun Ajaran Pembagian Kelas Input

Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor terkait dengan angka kematian pasien di bangsal camar kelas III RSUD Dr.M.Ashari Pemalang tahun 2015 yaitu