• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 712011042 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 712011042 BAB III"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

III. TINDAKAN PERUBAHAN TAMAR (2 SAMUEL 13:1-22) DARI PERSPEKTIF SPIRITUAL FEMINIS

Pada bagian ini penulis akan mendeskripsikan dan menganalisa teks 2 Samuel 13:1-22.

Terdapat dua hal utama yang akan dibahas oleh penulis yaitu; pertama, ceita tentang Tamar

dalam narasi 2 Samuel 13:1-22. Kedua, tindakannya setelah pemerkosaan khususnya kekuatan

dari diri Tamar dalam menghadapi penderitaan dilihat dari perspektif spiritual-feminis.

Kemudian penulis melihat tindakan kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia, berdasarkan

kajian spiritual-feminis dari tindakan perubahan yang dilakukan Tamar.

Cerita Tentang Tamar

Kitab 1 dan 2 Samuel merupakan bagian dari sumber Dheuteronomis atau Dh muncul

pada tahun 622 BCE saat pemerintahan raja Yosia (640-609 BCE). Kitab ini menjadi bagian dari

kitab Ulangan pasal 12-26.1 Groenen menyatakan bahwa Kitab Samuel hanya satu jilid lalu di

bagi menjadi dua jilid yaitu 1 Samuel dan 2 Samuel. Pembagian kitab ini menjadi dua bagian di

mungkinkan pada awal Masehi yang terdapat dalam Septuaginta sebagai Kitab Kerajaan atau

Kitab I,II,III,IV Kerajaan.2

Berkaitan dengan penulisan ini, maka berikut ini adalah runtutan cerita dalam Teks 2

Samuel 13:1-22. Narator memperkenalkan Amnon, Absalom dan Tamar sebagai anak-anak Daud.

Amnon dan Absalom adalah putra mahkota. Tamar adalah salah satu putri dari Daud, adik seibu

Absalom dan adik seayah dari Amnon. Ibu dari Amnon adalah Ahinoam, perempuan Yizrel (2

Sam 3:2; 2 Taw 3:1). Sementara itu, Absalom dan Tamar merupakan saudara Amnon dari ibu

yang berbeda bernama Maakah. Amnon jatuh hati pada Tamar karena kecantikan dan

keperawanannya. Amnon diberi saran oleh Yonadab untuk berpura-pura sakit. Ketika Amnon

berpura-pura sakit, ayahnya yaitu raja Daud datang menjenguknya. Sebagai orang sakit, maka

Amnon meminta kepada ayahnya agar Tamar datang melayaninya; menyiapkan makanan atau

kue. Setelah menyiapkan makanan itu, Tamar membawanya ke kamar Amnon. Dalam

kesempatan itu, Amnon memperkosa Tamar. Setelah pemerkosaan, Amnon membenci dan

mengusir Tamar. Karena kejadian tersebut, Tamar menjadi perempuan yang berkabung, yang

1

Norman K.Gottwald, The Hebrew Bible;A Social-Literary Introduction. (Philadelphia: Fortress Press,1985).138-139. 2

(2)

ditandai dengan menaruh abu di tubuhnya serta mengoyak jubah kebesarannya. Akhir dari kisah

Tamar yaitu berdiam di rumah Absalom.

Narasi teks 2 Samuel 13:1-22 ini memperlihatkan Amnon mencintai Tamar dan berakhir

dengan tindakan pemerkosaan dari Amnon, sampai pada kisah yang lebih luas yaitu Absalom

membunuh Amnon. Amnon dan Tamar sebagai pemeran utama. Dialog dalam

pengkarakterisasian ialah Amnon yang egois dan keras kepala, Daud sebagai orang tua yang

tidak tegas dan pasif, Yonadab sebagai sepupu yang cerdik dan Absalom yang otoriter dan

agresif. Selanjutnya, narator sebagai pencerita, Tamar sebagai anak dan saudari perempuan yang

patuh lalu menjadi korban pemerkosaan dan penolakan. Deskripsi langsung dari narator adalah

Tamar seorang perempuan yang berparas cantik dan suci, memiliki perilaku yang baik terhadap

saudara-saudaranya dan ayahnya, patuh pada aturan yang berlaku dalam kehidupan Israel Kuno;

khususnya aturan tentang seksualitas perempuan.

Lebih lanjut, pencerita memakai gaya sudut pandang orang ketiga dalam menceritakan

kisah ini. Amnon memandang Tamar sebagai perempuan yang cantik dan perawan lalu berubah

menjadi seorang perempuan yang tidak berarti. Tamar menjadi perempuan yang diabaikan.

Konflik dalam cerita ini terjadi ketika Amnon jatuh hati pada Tamar (ayat 1). Namun, Amnon

melihat keperawanan Tamar sebagai penghalang (ayat 2). Keperawanan dalam bahasa ibrani

adalah hl'WtB yang artinya anak dara. Dalam bahasa Inggris di artikan a virgin. Berkaitan dengan itu, maka Tamar sangat dijaga keperawanannya. Terdapat hubungan yang erat di antara tubuh

individu dan tubuh sosial dari rumah tangga terutama bagi struktur pengaturan nilai-nilai seksual

atau kegadisan seorang perempuan di dalam dunia Israel kuno. Seperti yang telah dijelaskan

pada bab II, terdapat hubungan yang erat ini menyebabkan setiap rumah tangga tidak boleh

membuang cairannya seperti sperma dan darah penanda keperawanan seorang perempuan. Setiap

cairan yang ada harus disimpan di dalam keluarga saja, dalam hubungan yang benar dan tepat

sebagai suami dan istri. Seksualitas memiliki sebuah tempat di dalam aturan sosial yang

mengikat dan menciptakan keluarga. Di sinilah transaksi pembelian atau penukaran perempuan

di dalam rumah tangga dilakukan pada saat para perempuan tersebut masih berusia muda

termasuk keperawanannya; kemudian masyarakat mengatur hukum-hukum dalam rangka

menjamin kesucian para perempuan tersebut.3 Oleh karena itu, seksualitas dan kekuasan adalah

3

(3)

dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan keluarga Daud. Karena posisi Tamar ini,

Amnon kesulitan memanggil Tamar datang rumahnya (sebagai putera mahkota Amnon memiliki

rumahnya sendiri) sama seperti Daud meminta Betsyeba datang ke istananya.4 Oleh karena itu,

Amnon meminta saran dari Yonadab. Kedua, Amnon menjalankan saran dari Yonadab untuk

berpura-pura sakit sehingga Daud datang kepadanya dan mengabulkan permintaannya.

Permintaannya yaitu agar Tamar melayaninya. Ketiga, kedatangan Tamar dan menyediakan

makanan atau bagi Amnon.5

Berlanjut pada pemerkosaan yang dilakukan Amnon terhadap Tamar (ayat 14). Setelah

diperkosa Amnon menolak Tamar ( ayat 15). Secara signifikan narrator tidak menjelaskan pada

ayat 15 alasan setelah diperkosa Amnon membenci Tamar. Dampak dari perubahan sikap

Amnon maka Tamar pergi dan menaruh abu di kepalanya (ayat 19). Dilanjutkan dengan

pembunuhan yang dilakukan Absalom terhadap Amnon pada teks berikutnya. Menurut Welfrid

Fini Ruku dalam tafsirannya yang digunakan ketika membaca Alkitab Lintas Budaya, yang mana

ia mencoba membayangkan ketika dihubungkan dengan budaya di NTT. Maka ada tiga alasan

Amnon menolak dan mengusir Tamar setelah memperkosanya.6 Alasan pertama sebagai seorang

perempuan dan putri kerajaan yang dilindungi Amnon tidak mendapati selaput dara atau

keperawanan si Tamar ketika ayat ke 14 menceritakan Amnon menyetubuhi Tamar. Pada ayat

dua Amnon dengan sadar mengetahui Tamar masih perawan sehingga setelah Amnon

memperkosa Tamar, ia mengetahui bahwa tidak ada selaput dara dari si Tamar sebagai

perempuan yang di jaga ketat dalam kerajaan. Akan tetapi, alasan pertama ini tidak terdapat

dalam teks karena narrator menuliskan bahwa Tamar seorang perawan. Hal ini dipaparkan oleh

Nawal El Saawadi bahwa keperawanan adalah aturan moral yang diterapkan pada perempuan,

apalagi jika ia kehilangan keperawanannya sebelum menikah. Orang Israel menjunjung tinggi

keperawanan perempuan sehingga perempuan yang menjaga kesucian diri atau keperawanannya

maka ia berada pada posisi aman. Tamar mengalami ini, karena keperawanan hanya ditakdirkan

bagi perempuan.

4

H. Rothlisberger, Tafsiran 2 Samuel. (Jakarta: BPK Gunung Mulia,1979).93. 5

Lebab-lebiba dalam bahasa Ibrani artinya makanan istimewa atau kue yang menyenangkan hati si sakit. (Carol Ann Newsom & Sharon H. Ringe,Women's Bible commentary. Westminster John Knox Press, 1998.99)

6

(4)

Alasan kedua adalah pemerkosaan yang dilakukan Amnon artinya kejadian itu terjadi

berdasarkan keinginan sepihak (keinginan Amnon sendiri) sehingga Tamar tidak saja secara

tegas menolak dengan perkataannya tetapi juga menolak secara fisik. Artinya Amnon sendiri

tidak mendapatkan kepuasan ketika memperkosa Tamar. Dalam teks ditulis bahwa Amnon lebih

kuat dari Tamar, sehingga Tamar dapat di perkosa (ayat 14). Pernyataan ini menunjukkan bahwa

laki-laki secara fisik menguasai perempuan, karena perempuan adalah tubuh dan fisik yang

lemah.7Alasan ketiga adalah Amnon memaksakan kekuasaannya kepada orang lain, melihat

bahwa pembelaan korban hanya mengingatkan kelemahannya sebagai yang berkuasa dan Amnon

menjadi marah. Apapun makna yang disampaikan Tamar kepada Amnon tetap di abaikan.

Karena umumnya orang yang memaksakan kekuasaannya kepada orang lain, melihat bahwa

pembelaan korban hanya mengingatkan kelemahannya sebagai yang mendominasi menyebabkan

ia marah.8

Setelah membahas klimaks cerita ini, selanjutnya antiklimaks yang terjadi ialah sikap

dramatis Tamar yang berkabung, kemarahan Daud yang pasif lalu diambil alih oleh Absalom

sebagai wujud pembelaan terhadap Tamar. Dapat dilihat turning point dalam cerita ini yaitu

sikap Amnon yang awalnya mencintai Tamar berubah menjadi kebencian. Mata yang hanya sanggup melihat “sang lain” sebagai sebuah objek dan kemudian menginginkannya ternyata tidak sanggup untuk menghadapi tatapan balik dari sang lain tersebut karena tatapan mata itu

akan menelanjangi kebenaran tentang siapa sebenarnya diri (sang pemerkosa).9 Pandangan

balasan dari Tamar, Absalom dan Daud terhadap Amnon tentang tindakan pemerkosaan tersebut

menunjukkan bahwa Amnon tidak pantas melakukannya. Dalam cerita, setting waktu adegan

berjalan lambat ketika Amnon ingin bertemu dengan Tamar. Sedangkan waktu berjalan cepat

saat Amnon memperkosa dan mengusir Tamar. Terdapat indikasi masa depan, seperti setelah

Tamar diperkosa, maka Tamar tidak akan dapat dilamar oleh laki-laki lain (mendapatkan

pasangan hidup lagi). Sedangkan indikasi masa depan bagi Amnon ialah dibunuh oleh Absalom.

Hal ini mengubah harapan hidup Tamar sebagai perempuan yang telah mengalami

kekerasan. Walaupun sebelum dan sesudah pemerkosaan yang dilakukan Amnon, Tamar dalam

7

Gadis Arivia, Filsafat…,57 8

Pamela Cooper-White, The cry of Tamar: Violence against women and the church's response”. Fortress Press,

2012. 67

9

(5)

ayat 12 dan 16 menolak perlakuan Amnon. Pengulangan pernyataan Tamar menolak tindakan

Amnon ini menandakan keteguhan hati Tamar untuk mempertahankan harga dirinya sebagai

perempuan. Berdasarkan cerita dalam teks 2 Samuel 13:1-22, Tamar sebagai perempuan dan

putri raja, kehidupannya tidaklah seindah yang dibayangkan. Sebaliknya, Tamar adalah seorang

perempuan berstatus putri kerajaan menjadi target atau korban kakak tirinya, Amnon. Tamar

diperkosa dan dicampakkan oleh Amnon. Dikatakan pemerkosaan karena hanya keinginan

Amnon saja tanpa persetujuan dari Tamar10 Tindakan pemerkosaan berawal saat Amnon jatuh

hati pada kecantikan dan keperawanan Tamar. Secara konvensional kecantikan yang tertulis

dalam teks 2 Samuel 13 identik dengan tubuh (fisik) Tamar. Tubuh Tamar (perempuan) menjadi

salah satu faktor kekerasan.11 Dalam hal ini, Tamar berada di posisi terancam.

Dampak dari perlakuan Amnon tersebut yang akan diterima dan dirasakan oleh Tamar

sebagai perempuan (ayat 13). Amnon sebagai orang terhormat, seharusnya paham akan

aturan-aturan seperti yang disampaikan Tamar. Hal tersebut nyata dari pernyataan yang diungkapkan

Tamar. Pertama, Amnon meminta Tamar dari Daud, ayah mereka untuk menikahkan mereka

secara sah dihadapan hukum dan tradisi.12Kedua, sebagai perempuan yang taat aturan maka

Tamar menyadari bahwa hukuman bagi pelanggaran tentang aturan seksulitas ialah dihukum

mati.13Ketiga, akibat tindakan Amnon tersebut, Tamar menjadi perempuan yang tidak berharga

dimata keluarga dan masyarakat. Dari perkataan dan tindakannya, Tamar tahu pasti akan aturan

yang berlaku tentang harga diri perempuan; disinilah penilaian diri dan pembuangan cairan di

luar keluarga menyebabkan penghancuran nilai diri yang mempengaruhinya. Karena aturan yang

berlaku mengatur status dan harga diri perempuan tertata dengan baik dalam pikiran dan

perasaan perempuan sebagai kelas nomor dua. Sehingga nilai dirinya yang terdistorsi berdampak

pada pandangan atau pikiran (self-efficacy) dan perasaan (self-respect) tentang dirinya.

Di sinilah perkataan-perkataan Tamar menunjukkan konstruksi Israel Kuno terhadap

tubuh dan seksulitas yang menempatkan perempuan berada dalam posisi aman tetapi juga posisi

terancam. Seorang perempuan berada di posisi aman apabila hidup sesuai aturan yang berlaku.

Sedangkan, posisi terancam jika perempuan melanggar batasan-batasan seksual yang telah di

tetapkan untuk dirinya. Batasan seksual yang mengatur hidupnya sebagai perempuan dalam

10 Phyllis Trible, Text Of Terror…,.37 11

Gadis Arivia, Filsafat Berperspektif Feminis. (Yayasan Jurnal Perempuan (YJP), 2003).57. 12Ali e Ba h, Wo e i …,

13

(6)

keluarga dan sosial.14 Di samping itu, perkataan dan tindakan yang dilakukan Amnon

mengindikasikan peranan anak perempuan seperti Tamar, yang hidup diatur oleh laki-laki

(ayahnya, saudara laki-laki dan suami bagi perempuan yang menikah). Di sinilah kita

diperhadapkan dengan perempuan yang baik-baik dalam Israel Kuno yaitu perempuan yang

hidup sesuai norma-norma dan tunduk secara penuh kepada laki-laki.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Behaviour bahwa tubuh perempuan adalah tubuh yang

dikonstruksi secara sosial dan budaya lalu diinvestasikan lagi kepada tubuh perempuan sendiri.15

Tubuhnya menjadi milik laki-laki dan dikonstruksi oleh aturan yang berlaku dalam masyarakat

Israel Kuno saat itu. Apa yang layak dan tidak layak dari dalam tubuh perempuan ditentukan

oleh hukum yang berlaku bagi perempuan. Termasuk peran dan kedudukan Tamar sebagai

perempuan dalam kehidupannya. Peranan Tamar sebagai anak dan perempuan dalam kerajaan

yaitu menjalankan perintah ayahnya untuk melayani saudaranya. Peranannya sebagai perempuan

dalam kerajaan dilakukan dengan baik.16

Berdasarkan pemaparan tentang pemerkosaan terhadap Tamar yang telah dikaji dalam

kehidupan perempuan di Israel Kuno, maka penulis melihat bahwa cerita Tamar bukanlah

tentang hubungan seksual di luar rumah tangga, melainkan dilakukan secara paksa sehingga

merupakan kekerasan seksual. Kekerasan karena meskipun telah menolak, Tamar tetap diperkosa

oleh Amnon kakaknya yang berasal dari satu ayah lain ibu. Padahal jika diteliti dengan baik,

kejahatan yang terjadi pada Tamar terdapat korelasi antara penindasan dan kekerasan seksual

dengan kekuasaan, sehingga diindikasikan dengan selimut “incest”.17

Penindasan dan kekerasan ini dapat terjadi dalam beberapa kondisi yaitu, pertama, ketika

perempuan bergantung pada laki-laki sepenuhnya. Kedua, perempuan dikurung dari kontak

sosial. Ketiga, pemahaman yang diterima perempuan itu sendiri bahwa mereka adalah kaum

yang inferior dan lemah, baik bagi tubuh dan pekerjaan mereka sendiri.18 Ketika kekuasaan dan

kekerasan berakar di dalam bentuk pikiran dan perasaan perempuan menyebabkan perempuan

hidup di dalam ketakutan dan tidak merasa aman sehingga selalu mengantisipasi kemungkinan

terjadinya kekerasan.19

14

Berquist, Reclaiming…, -109 15

Jo L. Be uist…,

16

Berquist, Reclaiming…,

17

Alice Bach, Women in…,

18

Tanice G. Foltz,“Women's spirituality research: Doing feminism”. Sociology of religion. 409-418.2000.

19

(7)

Lebih lanjut, cerita Tamar dan Amnon ini merupakan kisah cinta menjadi benci. Dalam

pengertian bahwa setelah berhasil memperkosa Tamar, dengan mudah Amnon mengusir Tamar

dari hadapannya. Narator menceritakan bahwa perlakuan Amnon ini dipicu oleh kebenciannya

terhadap Tamar. Di sini tindakan pengusiran Tamar merupakan sesuatu yang tidak dapat

diterima begitu saja oleh Tamar. Hal ini disebabkan Tamar menyadari ketika ia diusir maka ia

bukan hanya menjadi bahan olokan dan kebencian satu orang laki-laki saja melainkan objek

kebencian yang bersifat kolektif atau sosial. Di sinilah mekanisme menyalahkan korban muncul.

Ketika Tamar diusir Setelah Amnon, perlakuan lain juga diterima oleh Tamar. Di tangan saudara

laki-lakinya Absalom, Tamar disuruh untuk tutup mulut dan berdiam diri untuk menanti takdir

dirinya yang ditentukan oleh saudara laki-lakinya tersebut. Akhirnya, Tamar menjadi seorang

yang terbuang di rumah saudaranya Absalom (ayat 20).

Menurut Fokkelman, perkataan Absalom menandakan keinginannya untuk

menyelesaikan sendiri permasalahan adiknya (ayat 20) dan oleh karena itu melarang Tamar

untuk mengambil tindakan-tindakan hukum.20 Di sinilah terkadang, orang ingin membantu

korban pemerkosaan dengan cara mengambil alih proses hukum tanpa melibatkan sang korban

sehingga tanpa sadar telah mendiamkan korban tersebut. Korban dalam hal ini Tamar telah

diabaikan, dan tidak dipedulikan. Sepintas Tamar patuh pada perintah ayah dan kakak-kakaknya

bahkan yang mencelakakan dirinya sekalipun. Bahkan Daud, sebagai pemegang otoritas dalam

keluarga, tidak dapat menyakiti anak sulungnya karena ia mengasihi Amnon. Betapa Daud

menunjukkan sikap sebagai ayah, berpihak pada Amnon.21 Sedangkan Absalom bertindak

sebagai saudara laki-laki dari Tamar untuk menuntut balasan pada Amnon dengan cara

membunuh Amnon. Motivasi ini dipakai Absalom sebagai salah satu cara menyingkirkan

Amnon demi memperoleh kekuasaan atau tahta.22 Oleh karena itu, perzinahan dalam rumah

Daud, melibatkan perempuan sebagai legitimasi kekuasaan dalam budaya patriarki.

Setelah membahas kisah Tamar sebagai perempuan dan korban kekerasan, maka

selanjutnya ialah pembahasan tentang tindakan perubahan Tamar setelah pemerkosaan. Hal ini

berkaitan dengan kekuatan harga diri spiritual sebagai perempuan dari spiritual-feminis dalam

menghadapi dampak dari tindakan yang menghancurkan harga dirinya sebagai manusia.

20

Jan P. Fokkelman, Narrative Art and Poetry in the Books of Samuel: a full interpretation based on stylistic and structural analyses. Vol. 4. Uitgeverij Van Gorcum, 1993. 4,16

21

Dr.H. Rothlisberger,Tafsiran 2 Samuel. (Jakarta: BPK Gunung Mulia,1979).96. 22

(8)

Tindakan Perubahan Tamar dari Perspektif Spiritual-Feminis

Jika dicermati dapat terlihat usaha perlawanan Tamar. Sebelum dan sesudah serangan

paksa tersebut, Tamar merasionalkan Amnon agar meminangnya kepada Daud (seperti yang

dilakukan oleh Sara dan Abraham) dan bertanggung jawab. Inilah letak kesadaran diri Tamar

sebagai perempuan. Kesadaran Tamar yaitu kemampuan untuk mengatasi masalah dari dalam

diri untuk perubahan sikap dan perilaku sehat yang berhubungan dengan suara hati sehingga

memberikan pandangan yang berbeda antara pikiran, perasaan, emosi untuk meningkatkan

kesadaran diri; walaupun upaya Tamar tersebut diabaikan oleh Amnon.

Tamar sebagai perempuan yang hidup dalam hukum patriarki, menyadari dan menerima

dirinya yang telah terdistorsi dan gagal sebagai perempuan. Dalam penerimaan dirinya tersebut,

Tamar bertindak melampui dirinya untuk mencapai ketegasan diri melalui sikap dan perasaan

terbuka yang ada dalam dirinya; walaupun cita-cita dan harapan masa depannya berakhir di

dalam rumah saudaranya. Menurut Kimble dan Ellor secara ontologis, ketegasan diri menjadi

upaya untuk mengatasi masalah-masalah kemanusiaan tingkat tinggi untuk memahami makna

dan nilai-nilai, kebebasan dan tanggung jawab, hati nurani dan komitmen, keputusan dan tujuan

hidup dibalik penderitaan seseorang melalui intensi paradoksikal.23

Tamar memberikan perlawanan melalui gerakan atau tindakannya (ayat 19). Usaha

Tamar untuk menyelamatkan kehormatannya. Usaha yang ia lakukan dengan berani demi

mengungkapkan tindakan Amnon; Amnon salah satu orang bodoh dan keji di Israel. Kekuatan

dari kata-katanya dan dari cara ia mengekspresikan kesedihannya, tidak menunjukkan kesaksian

yang negatif tentang cara memandang diri yand dimiliki oleh seorang Tamar. Dalam peranannya

sebagai seorang korban, ia tetap menyingkapkan harga dirinya.

Berkaitan dengan kekuatan harga diri spiritualnya, Tamar menuntut pertanggungjawaban

dari Amnon. Tuntutan Tamar tersebut, oleh karena memandang dirinya bermartabat, memiliki

harga diri yang pantas diperjuangkan. Harga diri spiritual menjadi salah satu hal yang dapat

menolong seseorang menemukan dirinya, hidupnya dan cara untuk mengatasi masalahnya. Hal

ini di awali dengan kesadaran dirinya sebagai manusia untuk menerima dan menyikapi masalah

23

Kimble, M.A & Ello , J.W, Logothe apy: A O e ie . Rep i ted f o Vikto F a kl’s Co t i utio to “pi ituality

(9)

atau penderitaannya. Harga diri spiritual mempengaruhi perilaku atau gerakan Tamar dalam

bertindak dan menunujukkan keberadaan dirinya.24

Berkaitan dengan harga diri spiritual sebagai perempuan, maka dapat dilihat bagaimana

cara Tamar mencapai tingkat integritas dirinya sesuai dengan kekuatan spiritual self-esteem.

Kekuatan spiritual Tamar yang menuntut harga dirinya sebagai perempuan yaitu kesadaran

dirinya yang menolak penindasan yang terjadi dan mencoba untuk melindungi dirinya.

Kesadaran diri menjadi faktor penting bagi seseorang perempuan berkaitan dengan perasaan nilai

diri dan kemampuan diri untuk menghadapi ancaman atau mengalami masalah. Kesadaran diri

menjadi acuan bagi perempuan dalam memahami dirinya yang mengalami pelecehan, kekerasan

dan penderitaan untuk dapat menerima dirinya.25 Penerimaan diri yang dialami Tamar ialah

setelah diperkosa. Menerima keadaan dirinya yang diperkosa lalu dibenci serta dicampakkan

oleh Amnon. Penerimaan diri ini berkaitan dengan kegagalan dan keberhasilan dirinya sebagai

perempuan. Tamar tidak menerima perlakuan Amnon, dan meminta pertanggung jawaban dari

Amnon. Akan tetapi pada akhirnya ia harus menerima bahwa kekurangannya sebagai perempuan

yang bermartabat di hancurkan oleh kekuasan laki-laki.

Dalam teks ini, ada ketegasan diri Tamar untuk mempertahankan dirinya dengan aturan

atau hukum yang ada saat itu, walaupun aturan-aturan tersebut tidak berlaku untuk

melindunginya sehingga ketegasan dirinya sebagai perempuan dirusak oleh tatanan atau otoritas

laki-laki. Tamar menyadari bahwa ancaman, kekerasan, telah menghancurkan hidupnya. Maka

dalam kehidupan keluarga dan sosial saat itu, Tamar tidak lagi memiliki harapan atau cita-cita

sebagai seorang perempuan. Karena kisah Tamar ini berakhir dengan tujuan hidupnya sebagai

perempuan yang hidup dan terkurung di rumah Absalom. Tujuan hidup menjadi kemampuan

menetapkan dan mengembangkan diri serta menunjukkan bahwa setiap orang memiliki harkat

dan martabat untuk mencapai makna hidup dan penghargaan atas dirinya, mencapai, menemukan

makna di luar dirinya sendiri atau transendensi diri dalam mengembangkan harapan hidupnya.

Tujuan hidup Tamar berkaitan dengan harapan hidup selanjutnya, ia bukanlah perempuan yang

berharga lagi di dalam keluarga maupun sosial. Harapan yang tidak terealisasikan lagi untuk

24Lönnqvist, Jan-Erik, Heike Hennig-Schmidt, and Gari Walkowitz. "Ethnicity-and Sex-Based:Discrimination and

the Maintenance of Self-Esteem."Research Article on Pablo Brañas-Garza, Middlesex University London, UNITED KINGDOM. PLOS ONE DOI:10.1371/journal.pone.0124622 May 15, 2015

25

Jacob Daan Engel, Nilai Logo…, ; Janet B.Dean , et al. "The Multidimensional Nature of the Quest Construct Forgiveness, Spiritual Perception, & Differentiation of Self." Journal ofPsychologyandTheology.

(10)

menikah dan hidup dalam keluarga. Karena sebagai perempuan, Tamar telah berada pada ruang

ancaman. Ruang yang telah menghancurkan masa depannya sebagai manusia.

Selanjutnya, Tamar menaruh abu di kepalanya dan mengoyak jubah kebesarannya.

Gerakan atau tindakan Tamar tersebut menunjukkan tanggung jawab diri dan integritas dirinya.

Dalam kehidupan orang Israel, menaruh abu pada bagian kepala atau tubuh menandakan

dukacita atau rasa malu yang mendalam.26 Dari sisi spiritual sebagai perempuan, aksi Tamar

menaruh abu tersebut secara simbolis mau mengarahkan tuduhan pada Amnon sebagai tersangka.

Karena setelah kejadian itu, Amnon membenci Tamar. Kebencian Amnon ini menunjukkan

tindakan menyalahkan Tamar sebagai korban. Tamar menaruh abu dan berkabung untuk

menunjukkan tekadnya bergerak melalui penindasan yang ia alami. Tamar melakukan apa bisa

diklaim bagi integritas diri dan harga diri sebagai perempuan, sehingga menjadikan Tamar

seorang perempuan yang bergerak sebagai agen perubahan.

Tindakan Tamar ini mau menuntut harga diri, martabat dan reputasinya sebagai

perempuan. Hal ini menjadi salah satu hal yang di tawarkan oleh Tamar sebagai korban dari

sistem yang ada dalam keluarga, masyarakat dan agama saat itu. Pengalaman Tamar ini bukan

terbatas jalur seks yang belum tiba saatnya tetapi tentang kekerasan seksual. Bukan pada perkara

persoalan sedarah akan tetapi persoalan ketimpangan dan kekuasaan. Tamar menjalani dan

mengalami hidup sebagai korban patriarki. Korban patriarki akibat ketimpangan dalam

kekuasaan.

Tindakan perubahan Tamar ini menunjukkan kekuatan dari dalam dirinya sebagai

perempuan. Tindakan yang membuka kedok kekerasan terhadap dirinya, dengan upaya untuk

menunjukkan otonomi dirinya sebagai wujud integritas diri dan orientasi terhadap makna dirinya.

Meskipun demikian Tamar tidak berhasil mematahkan struktur kekuasaan yang ada melainkan

hanya sampai pada tahap menelanjangi. Hal yang ditelanjangi oleh Tamar ialah tindakan

pemerkosaan atau kekerasaan seksual dapat terjadi melalui hubungan-hubungan kekuasaan;

melalui kerjasama sejumlah laki-laki seperti Yonadab, Daud, Amnon dan Absalom. Karena

Absalom memaksa saudarinya untuk diam. Ada lingkaran kekuasaan yang menyebabkan

terjadinya kasus pemerkosaan tersebut dan mengarahkan pada menyalahkan korban. Upaya

mengumandangkan Amnon sebagai sang pemerkosa, sebagai yang bersalah maka tanpa sadar

26

(11)

membiarkan para laki-laki yang lainnya cuci tangan. Hal ini akan dapat terus melanggengkan

tindakan pemerkosaan.

Berdasarkan kehidupan perempuan di Israel Kuno dan kasus yang dialami oleh Tamar,

dapat dilihat pula dalam konteks perempuan di Indonesia masa kini. Kehidupan perempuan

Indonesia yang secara umum dibagi menjadi dua bagian yaitu ruang aman dan ruang ancaman.

Ruang aman adalah tempat-tempat yang boleh didiami oleh perempuan seperti rumahnya. Waktu

yang aman di mana perempuan boleh keluar rumah seperti sebelum jam enam sore.

Pakaian-pakaian yang boleh dikenakan oleh perempuan: tertutup, sopan, tidak berlebihan. Sedangkan

ruang ancaman ialah ruang di luar rumah, ruang dan saat setelah jam enam sore perempuan

tidak boleh berada di luar rumah. Perempuan yang berpakaianuntuk menunjukkan lekuk

tubuhnya, menandakan perempuan meminta untuk digoda. Kedua ruang ini menciptakan

ketakutan di dalam diri perempuan. Perempuan takut melanggar batasan ruang yang telah

ditetapkan bagi dirinya. Ruang ketakutan menjadi ruang yang dihindari oleh perempuan untuk

melindungi diri mereka dari pelecehan seksual.

Ruang-ruang disebut ruang-ruang patriarki karena membelenggu perempuan. Jika ada

perempuan yang berani melanggar ruang tersebut maka kesan yang diperoleh adalah bahwa

perempuan tersebut ingin diperkosa. Misalnya, cara perempuan berpakaian, cara perempuan

berdandan atau bersolek, cara perempuan berjalan. Seolah-olah perempuan menghendaki ketika melihat “hasrat” laki-laki yang tinggi terhadap dirinya.

Hal ini sama dengan yang terjadi di dalam budaya Israel kuno yang telah dipaparkan

sebelumnya. Perempuan hidup dalam budaya takut. Budaya takut merupakan hasil dalam

masyarakat patriarkhi sehingga setiap perempuan telah diharapkan untuk selalu berjaga-jaga

akan adanya kemungkinan untuk diperkosa. Jika pada akhirnya perempuan diperkosa maka itu

pasti diakibatkan karena kegagalannya untuk melindungi dirinya dari batasan-batasan yang telah

ditetapkan. Ketika pemerkosaan terjadi, korban yaitu perempuan yang bertanggung jawab.

Sedangkan pihak pemerkosa hanya melakukan apa yang dia harus lakukan ketika kesempatan

memerkosa itu datang. Ada kesan bahwa pemerkosaan adalah hak laki-laki ketika perempuan

gagal melindungi dirinya. Di sini kembali kita melihat hubungan antara kekuasaan patriarkhi dan

seksualitas.27

27

(12)

Kehidupan perempuan telah mengalami perkembangan dan kemajuan di berbagai bidang.

Tetapi, tidak dapat disangkali tindakan kekerasan terhadap perempuan. 28 Perempuan masih

menjadi bagian dari kekerasan, salah satunya hingga saat ini yang belum dapat dihentikan dan di

tangani dengan tepat ialah kasus kekerasan seksual pada perempuan. Kasus kekerasan dan

pelecehan seksual dapat menyebabkan efek trauma jangka panjang. 29 Kepedulian dan

keprihatinan pada kasus ini khususnya korban harus diwujudnyatakan. Termasuk pemulihan dan

perjuangan korban membutuhkan waktu untuk kembali menemukan makna hidupnya setelah dari

serangan seksual yang diterima.30 Tidak ada jaminan jika perempuan yang memiliki status yang

tinggi dalam masyarakat dapat terhindar dari kekerasan seksual ini.

Upaya untuk menelanjangi setiap kekerasan dan mengupayakan kesetaraan bukanlah hal

yang mudah, karena berhadapan dengan sistem patriarki yang sudah meresap dan tertanam

dalam pikiran dan perasaan. Kasus penindasan pada perempuan akan terus terjadi sampai setiap

orang menyadari bahwa perempuan adalah mitra bukan token. Suara atau wacana tentang

kesetaraan harus terus dikumandangkan. Lebih dari pada itu, pengalaman perempuan merupakan

sumber untuk melanjangi berbagai bentuk penindasan dan kekersan, sehingga perempuan dapat

menjadi agen perubahan untuk mencegah hal yang sama tidak terjadi.

28

Muhadjir Darwin,Menggugat budaya patriarkhi. (Kerja sama Ford Foundation dengan Pusat Penelitian Kependudukan, Universitas Gadjah Mada, 2001).103

29

Morrill, Mandy. "Sibling Sexual Abuse: An Exploratory Study of Long-term Consequences for Self-esteem and Counseling Considerations." Journal of Family Violence 29.2 (2014): 205-213.

30

(13)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik peternak (Umur, tingkat pendidikan, serta lama pengalaman beternak) dan jumlah ternak yang

Berdasarkan pada hasil uji regresi berganda pada Tabel 4.17 di atas, menunjukkan bahwa variabel Independensi Auditor secara parsial berpengaruh terhadap Kualitas Audit pada

ii Kami harapkan dengan adanya Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) pengelolaan perpustakaan dapat mewujudkan pandangan yang sama dalam pengembangan

Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang digunakan untuk menghubungkan panel- panel daya dengan outlet-outlet daya dan peralatan-peralatan listrik, seperti

Van De Vot menyatakan bahwa izin adalah apabila sikap batin si pembuat undang-undang terhadap perbuatan atau tingkah laku yang diatur dalam undang- undang itu sendiri

Desa Air Glubi merupakan pemekaran dari Desa Kelong Kecamatan Bintan Pesisir yang dicetuskan pada tanggal 20 Agustus 2007 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah

Dalam  pelaksanaan  pelatihan  narasumber  adalah  dosen‐dosen  Jurusan  Tadris  IPA  Biologi  Fakultas  Ilmu  Tarbiyah  dan  Keguruan  IAIN  Syekh  Nurjati 

1 STI- Meningkatkan kemahiran dan kepakaran guru melalui seminar dan kursus anjuran PPD, JPS dan agensi-agensi tertentu 2 ST4- Memastikan aktiviti kokurikulum dijalankan