• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP SWASTA HKBP SIDORAME MEDAN T.A. 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP SWASTA HKBP SIDORAME MEDAN T.A. 2012/2013."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE CIRC

(COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION)

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI

MATEMATIKA SISWA PADA MATERI ARITMATIKA

SOSIAL DI KELAS VII SMP SWASTA HKBP

SIDORAME MEDAN T.A. 2012/2013

Oleh :

Sihartyni Novarita Sitinjak NIM. 408311045

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala Rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penulis dapat meneyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan meraih gelar Sarjana pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan dengan judul skripsi “Penerapan Model Pembelajaran Koperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa pada materi pokok Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Swasta HKBP Sidorame Medan T.A. 2012/2013”

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih dan penghargaan kepada bapak Drs. syafari, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd, Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga diucapkan kepada bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta staf – staf pegawai direktorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph,D selaku dekan FMIPA Unimed Beserta staf-stafnya. Terima kasih juga penulis ucapkan Kepada Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik, Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia,M.Pd. sebagai Sekretaris Jurusan Matematika, seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta staf pegawai jurusan matematika FMIPA Unimed yang telah banyak membantu penulis.

(4)

dukungan dan kasih sayang serta terima kasih untuk doa dan semangat yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

Ucapan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan di Matematika (basaria, yuni, deyos, lenny, elysa, dwi, riri, rini.) dan semua teman-teman satu kelas Matematika Ekstensi 2008 dan teman sekampus stambuk 2008 yang selalu memberikan dukungan dan doa. Dan buat sahabat-sahabat Genk_Cez (Helda, Sisca, Selvy, Zippo, Desi, dan Febrina) yang selalu menemani dan memotivasi penulis.. Buat teman-teman kos Jl.Rela Gang Mual Nauli No.6 ( Kak Tety, Yessi, Ade P, dan Corry). Dan juga tidak terlupakan teman-teman Youth Gen-Ex Persaudaraan. Serta terkhusus buat teman terdekat penulis Anju Hutahaean yang selalu memberikan semangat, motivasi dan doa kepada penulis. Serta seluruh pihak yang tidak bisa penulis tuliskan namanya satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Amin

Medan, Januari 2013 Penulis,

(5)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE CIRC

(COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI

MATEMATIKA SISWA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP SWASTA HKBP

SIDORAME MEDAN T.A. 2012/2013

SIHARTYNI NOVARITA SITINJAK NIM. 408311045

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kemampuan komunikasi matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran koperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) di kelas VII SMP Swst HKBP Sidorame Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah kelas VII-2 yang berjumlah 36 orang. Objek penelitian adalah kemampuan komunikai matematika siswa pada materi Aritmatika Sosial dengan menerapkan model pembelajaran koperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa adalah Menerapkan model pembelajaran koperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) pada materi aritmatika sosial dimana siswa diberikan kesempatan untuk membaca, menulis serta mengungkapkan ide matematikanya kepada teman maupun kepada guru. Peneliti memvariasikan kelompok belajar, pada siklus I anggota kelompok 5 orang siswa sedangkan pada siklus II anggota kelompok 4 orang siswa. Penggunaan LAS juga bervariasi pada siklus I dan siklus II.

(6)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Pengertian Belajar 8

2.1.2. Pengertian Belajar Matematika 9

2.1.3. Komunikasi Matematika 10

2.1.3.1. Pengertian Komunikasi Matematika 10 2.1.3.2. Aspek-aspek Komunikasi Matematika 11 2.1.3.3. Faktor yang mempengaruhi Kemampuan Komunikasi 13 2.1.3.4. Kriteria Pemberian Skor Untuk Mengukur Komunikasi 14 Matematika Siswa 2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif 17 2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif tipe CIRC 19 2.1.6. Komponen-Komponen dalam Pembelajaran CIRC 20 2.1.7. Penerapan Model Pembelajaran CIRC untuk meningkatkan 21 kemampuan komunikasi matematika

2.1.8. Materi Aritmatika Sosial 22

2.2. Penelitian Yang Relevan 29

2.3. Kerangka Konseptual 30

2.4. Hipotesis Tindakan 31

BAB III METODE PENELITIAN 32

3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian 32

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 32

3.2.1. Subjek Penelitian 32

(7)

3.3. Jenis Penelitian 32

3.4. Defenisi Operasional 32

3.5. Prosedur Penelitian 33

3.5.1. Siklus I 33

3.5.2. Siklus II 37

3.5.3. Indikator Keberhasilan 40

3.6. Alat Pengumpul Data 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 47

4.1. Hasil Penelitian 47

4.1.1 Siklus I 47

4.1.1.1 Permasalahan I 47

4.1.1.2 Alternatif Pemecahan I 51

4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 52

4.1.1.4 Observasi I 55

4.1.2.2 Alternatif Pemecahan II 62

4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 63

4.1.2.4 Observasi II 65

4.1.2.5 Analisis Data II 67

4.1.2.6 Refleksi II 70

4.2. Pembahasan Penelitian 71

4.3. Diskusi Penelitian 72

4.4. Temuan Penelitian 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 74

5.1. Kesimpulan 74

5.2. Saran 75

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kriteria Pemberian Skor Komunikasi Matematika 14

Tabel 2.2 Pemberian Skor Kemampuan Komunikasi Matematik 15

Tabel 2.3 Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif 18 Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika

Siswa Pada Awal Observasi 47

Tabel 4.2 Deskripsi Tes Awal Komunikasi Matematika Siswa 48

Tabel 4.3 Deskripsi Tingkat Kemampuan Komunikasi Awal Siswa 50

Tabel 4.4 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran 55

Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika

Siswa Pada Observasi Siklus I 56

Tabel 4.6 Deskripsi Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika

Siswa Pada Tes Kemampuan Komunikasi Siklus I 58

Tabel 4.7 Deskripsi Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika

Siswa Pada Siklus I 58

Tabel 4.8 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II 65

Tabel 4.9 Deskripsi Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika

Siswa Pada Observasi Siklus II 66

Tabel 4.10 Deskripsi Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika

Siswa Pada Tes Kemampuan Komunikasi Siklus II 67

Tabel 4.11 Deskripsi Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika

Siswa Pada Siklus II 68

Tabel 4.12 Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Skema Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lamp 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

dan siklus II 78

Lamp 2 Lembar Aktifitas Siswa (LAS) Siklus I

dan Siklus II 98

Lamp 3 Penyelesaian Lembar Aktifitas Siswa (LAS) Siklus I

dan Siklus II 122

Lamp 4 Kisi – Kisi Tes Awal Kemampuan Komunikasi

Matematika 133

Lamp 5 Tes Awal Kemampuan Komunikasi Matematika 134

Lamp 6 Penyelesaian Tes Awal Kemampuan Komunikasi

Matematika 135

Lamp 7 Lembar Validitasi Tes Awal Kemampuan Komunikasi

Matematika 138

Lamp 8 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika

Siklus I dan Siklus II 141

Lamp 9 Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Siklus I 142

Lamp 10 Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Siklus II 144

Lamp 11 Penyelesaian Tes Kemampuan Komunikasi Matematika

Siklus I 146

Lamp 12 Penyelesaian tes Kemampuan Komunikasi Matematika

Siklus II 150

Lamp 13 Lembar Validitas Tes Kemampuan Komunikasi Matematika 153

Lamp 14 Pedoman Pemberian Skor Tes Kemampuan Komunikasi

Matematika 156

Lamp 15 Kriteria Penskoran Observasi Kemampuan Komunikasi

Matematika Siswa dalam Pembelajaran 157

(11)

Lamp 17 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran 167

Lamp 18 Data Tes Kemampuan Awal Komunikasi Matematika Siswa 179

Lamp 19 Hasil Observasi Komunikasi Awal Siswa 180

Lamp 20 Data Gabungan Tes Kemampuan Komunikasi Awal Dan

Observasi Awal 181

Lamp 21 Data Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa

Siklus I 183

Lamp 22 Hasil Observasi Komunikasi Siswa Siklus I Pertemuan I 184

Lamp 23 Hasil Observasi Komunikasi Siswa Siklus I Pertemuan II 185

Lamp 24 Data Gabungan Tes Kemampuan Komunikasi Dan

Observasi Siklus I 186

Lamp 25 Data Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa

Siklus II 188

Lamp 26 Hasil Observasi Komunikasi Siswa Siklus II Pertemuan I 189

Lamp 27 Hasil Observasi Komunikasi Siswa Siklus II Pertemuan II 190

Lamp 28 Data Gabungan Tes Kemampuan Komunikasi Dan Observasi

Siklus I 191

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Perkembangan IPTEKS saat ini telah memudahkan kita untuk

berkomunikasi dan memperoleh berbagai informasi dengan cepat dari berbagai

belahan dunia (dalam Ansari, 2009:1). Seiring dengan itu, peran matematika

sebagai salah satu ilmu dasar menjadi sangat penting untuk diterapkan dalam

berbagai bidang kehidupan karena matematika mampu mendorong manusia

berpikir kreatif, imajinatif, dan mampu memecahkan persoalan. Pola pikir

matematika selalu menjadi andalan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Oleh karena itu, pendidikan matematika mempunyai peran yang besar

untuk menyiapkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

global. Untuk itu diperlukan kemampuan tingkat tinggi yaitu berpikir logis, kritis,

kreatif dan kemampuan bekerjasama secara proaktif.

Selain itu, matematika merupakan alat bantu yang dapat memperjelas dan

menyederhanakan suatu keadaan atau situasi yang sifatnya abstrak menjadi

konkrit melalui bahasa dan ide matematika serta generalisasi untuk memudahkan

pemecahan masalah. Santoso (dalam Noraidah, 2009:10) mengungkapkan:

Matematika adalah satu jalan untuk menuju pemikiran yang jelas, tepat dan teliti

yang melandasi semua ilmu pengetahuan dan filsafat. Bahkan keberhasilan suatu

negara tergantung dari kemajuan matematikanya.

Dalam pembelajaran matematika saat ini, tidak sedikit guru yang masih

menganut paradigma transfer of knowledge yaitu bahwa pengetahuan itu dapat

dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa sehingga guru

memfokuskan pembelajaran matematika pada upaya penuangan pengetahuan

tentang matematika sebanyak mungkin kepada siswa.Paradigma ini beranggapan

bahwa siswa merupakan objek atau sasaran belajar, sehingga dalam proses

(13)

2

mengumpulkan, memecahkan dan menyampaikan informasi yang ditujukan agar

peserta didik memperoleh pengetahuan.

Selain itu fenomena seperti itu telah diungkapkan juga oleh Ruseffendi

(dalam Ansari, 2009:2)

Kemerosotan pemahaman matematik siswa di kelas antara lain karena: (a) Dalam mengajar guru sering mencontohkan pada siswa bagaimana

menyelesaikan soal;

(b) Siswa belajar dengan cara mendengar dan menonton guru melakukan matematik, kemudian guru mencoba memecahkannya sendiri;

(c) Pada saat mengajar matematika, guru langsung menjelaskan topik yang akan dipelajari, dilanjutkan dengan pemberian contoh dan soal untuk latihan.

Brooks & Brooks (dalam Ansari, 2009:2) menamakan pembelajaran

seperti pola di atas sebagai pembelajaran konvensional, karena suasana kelas

masih didominasi guru dan titik berat pembelajaran ada pada keterampilan tingkat

rendah.

Rendahnya prestasi belajar matematika juga dipengaruhi oleh

kurangnya partisipasi siswa di kelas. Hal ini sangat menghambat siswa untuk

menyelesaikan permasalahan yang ada. Partisipasi ini berhubungan erat dengan

kemampuan komunikasi siswa. Rendahnya kemampuan komunikasi matematika

mengakibatkan siswa sulit untuk memahami dan mencerna soal-soal yang

diberikan sehingga mereka tidak bisa memecahkan masalah tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu T.M.Sinaga selaku guru mata

pelajaran matematika di SMP Swasta HKBP Sidorame Medan (16 Maret 2012)

menyatakan bahwa: Ada beberapa masalah yang dihadapi guru saat proses

pembelajaran berlangsung. Terutama untuk soal-soal cerita seperti aritmatika

sosial, siswa sering sulit memahami apa informasi yang terkandung dalam soal

cerita tersebut, sehingga mereka sulit untuk menyusun langkah-langkah

penyelesaian dalam model matematikanya. Hal ini karena siswa sulit

mengkomunikasikan ide-ide matematika mereka dari apa yang dibaca.

Pernyataan di atas menjelaskan bahwa salah satu kesulitan mempelajari

(14)

3

Untuk mengantisipasi hal tersebut, model pembelajaran matematika di kelas perlu

direformasi. Tugas dan peran guru bukan lagi sebagai pemberi informasi, tetapi

sebagai pendorong siswa belajar agar dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan

melalui berbagai aktivitas seperti berkomunikasi dalam matematika. Sullivan

(dalam Ansari, 2009:3) mengatakan salah satu tugas guru saat ini adalah memberi

kebebasan berkomunikasi untuk menjelaskan idenya dan mendengar ide

temannya.

Komunikasi dalam pembelajaran matematika menjadi sesuatu yang

diperlukan seperti yang diungkapkan oleh Lindquist (dalam

http://mellyirzal.blogspot.com/search?q=komunikasi+matematika)

Jika kita sepakat bahwa matematika itu merupakan suatu bahasa dan bahasa tersebut sebagai bahasa terbaik dalam komunitasnya, maka mudah dipahami bahwa komunikasi merupakan esensi dari mengajar, belajar, dan mengakses matematika. Komunikasi merupakan cara berbagi ide dan memperjelas pemahaman. Melalui komunikasi ide dapat dicerminkan, diperbaiki, didiskusikan, dan dikembangkan. Proses komunikasi juga membantu membangun makna dan mempermanenkan ide.

Kemampuan berkomunikasi menjadi salah satu syarat yang memegang

peranan penting karena membantu dalam proses penyusunan pikiran,

menghubungkan gagasan dengan gagasan lain sehingga dapat mengisi hal-hal

yang kurang dalam jaringan gagasan siswa.

Hal senada juga disampaikan Baroody (dalam Ansari, 2009:4):

”Sedikitnya ada dua alasan penting, mengapa komunikasi dalam matematika perlu ditumbuhkembangkan di kalangan siswa. Pertama,

mathematics as language, artinya matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir (a tool to aid thinking), alat untuk menentukan pola, menyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga sebagai suatu alat yang berharga untuk mengkomunikasikan berbagai ide secara jelas, tepat dan cermat. Kedua, mathematics learning as social activity; artinya sebagai aktivitas sosial dalam pembelajaran matematika, matematika juga sebagai wahana interaksi antar siswa, dan juga komunikasi antara guru dan siswa”.

Dalam setiap proses belajar matematika, siswa perlu dibiasakan untuk

(15)

4

jawaban temannya sebagai bentuk aktivitas sosial dalam pembelajaran

matematika.

Pendapat tentang pentingnya komunikasi matematika juga diusulkan

NCTM (dalamhttp://mellyirzal.blogspot.com/search?q=komunikasi+matematika)

menyatakan bahwa :

Program pembelajaran matematika sekolah harus memberi kesempatan kepada siswa untuk:

(a) Menyusun dan mengaitkan mathematical thinking mereka melalui komunikasi;

(b) Mengkomunikasikan mathematical thinking mereka secara logis dan jelas kepada teman-temannya, guru, dan orang lain;

(c) Menganalisis dan menilai mathematical thinking dan strategi yang dipakai orang lain;

(d) Menggunakan bahasa matematika untuk mengekspresikan ide-ide matematika secara benar.

Berbagai pendapat di atas menjelaskan begitu penting arti dan peran

kemampuan komunikasi matematika siswa untuk ditumbuhkembangkan dalam

pendidikan khususnya dalam pendidikan matematika di sekolah.

Upaya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa

tersebut dibutuhkan strategi pembelajaran yang lebih tepat, efektif dan menarik

sehingga siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu ciri

pembelajaran efektif menurut Suyitno (dalam Inayah, 2007:4) adalah Guru

menerapkan pola koperatif, interaktif, termasuk cara belajar kelompok.

Pola pembelajaran koperatif mengutamakan kerjasama diantara siswa

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran koperatif dapat menciptakan

saling ketergantungan antar siswa, sehingga sumber belajar bagi siswa bukan

hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.

Ada banyak tipe pembelajaran koperatif dalam matematika, diantaranya

adalah model koperatif tipe CIRC (Cooperaive Integrated Reading and

Compositon) yang dapat membantu siswa untuk mengasah kemampuan

komunikasi. Sehingga dengan model pembelajaran tersebut siswa mampu

meningkatkan kemampuan komunikasinya terutama dalam soal cerita dengan

(16)

5

Model pembelajaran Koperatif tipe CIRC memadukan antara

kemampuan siswa membaca dan menuliskan kembali dengan susunan yang tepat.

Membaca dalam hal ini bukan sekedar melafalkan kata demi kata, tetapi harus

mampu memahami ide, mengamati data yang tersirat, mengaitkan informasi, dan

menalar masalah yang ada. Hal ini sangat sesuai dengan aspek komunikasi yang

didalamya termasuk kemampuan membaca dan menulis dalam matematika. CIRC

juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat mengkomunikasikan ide

matematikanya dalam kelompok baik secara lisan maupun tulisan.

Materi Aritmatika Sosial di pilih karena dalam kehidupan sehari-hari

sering dijumpai kejadian yang berhubungan dengan materi tersebut, misalnya

kegiatan jual beli, dan kegiatan ekonomi lainnya yang sering kita lakukan dalam

kehidupan sehari-hari.

Dan penelitian dilakukan di SMP Swasta HKBP Sidorame dengan alasan

karena adanya masalah yang dihadapi guru pada saat proses pembelajaran dan

disekolah ini dan belum ada peneliti yang melakukan penelitian dengan model

pemebelajaran koperatif tipe CIRC untuk meningkatkan kemampuan komunikasi

matematika siswa. Dan melalui penerepan model pembelajaran kooperatif tipe

CIRC diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika maka

dengan demikian masalah yang ada disekolah dapat terselesaikan.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas peneliti tertarik untuk,

megadakan penelitian tentang “Penerapan Model Pembelajaran Koperatif

Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Untuk

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa pada materi

pokok Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Swasta HKBP Sidorame Medan

T.A. 2012/2013”

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat di

identifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya partisipasi siswa di kelas sehingga selama pembelajaran siswa

(17)

6

2. Kemampuan komunikasi matematika siswa masih rendah

3. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru cenderung monoton

1.3.Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada penerapan model pembelajaran Kooperatif

tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Coposition) untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi aritmatika sosial kelas VII

SMP Swasta HKBP Sidorame Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

Bagaimana tingkat kemampuan komunikasi matematika siswa dengan penerapan

model pembelajaran Kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and

Composition) pada materi pokok Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Swasta

HKBP Sidorame Medan Tahun Ajaran 2012/2013?

1.5.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini

adalah :

Untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan komunikasi matematika siswa

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative

Integrated Reading and Composition) pada materi pokok aritmatika sosial di

kelas VII SMP Swasta HKBP Sidorame Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

1.6.Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini

diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan bagi guru SMP Swasta HKBP Sidorame Medan

(18)

7

2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti sebagai bekal ilmu pengetahuan

dalam mengajar matematika dimasa mendatang.

3. Melalui model pembelajaran koperatif yipe CIRC diharapkan kemampuan

komunikasi matematika siswa meningkat.

4. Sebagai masukan bagi para peneliti selanjutnya.

5. Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu

pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar matematika di

(19)

74 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah :

1. Kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VII SMP Swasta HKBP

Sidorame Medan Tahun Ajaran 2012/2013 mengalami peningkatan dari tes

awal, siklus I, dan tes siklus II. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata –

rata kemampuan komunikasi matematika siswa yakni dari 57,72 dengan

ketuntasan klasikal 52,78% berkategori rendah di tes awal Sedangkan

berdasarkan hasil observasi awal diperoleh rata-rata komunikasi matematika

41,0 dengan ketuntasan klasikal 16,66% Setelah pemberian tindakan I nilai

rata-rata Tes kemampuan komunikasi I menjadi 72,44 dengan ketuntasan

klasikal 75,0% berkategori sedang dan Sedangkan hasil observasi siklus I

diperoleh rata-rata kemampuan komunikasi 62,0 dengan ketuntasan 50%.

Karena hasil kemampuan komunikasi yang diperoleh secara klasikal belum

memenuhi nilai yang ditentukan, maka dilanjutkan dengan siklus II dan

diperoleh nilai rata-rata Tes Kemampuan Komunikasi II menjadi 81,60

dengan ketuntasan klasikal 88,89% di siklus II berkategori tinggi Sedangkan

berdasarkan hasil observasi komunikasi diperoleh rata-rata kemampuan

komunikasi siswa 72,0 dengan ketuntasan klasikal 86%. Ini berarti melalui

model koperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and

Composition) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika

(20)

75

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu :

1. Guru diharapkan untuk menggunakan model pembelajaran koperatif tipe CIRC

(Cooperative Integrated Reading and Composition) sebagai salah satu alternatif

dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa di kelas.

2. Guru yang mengajar dengan menggunakan model pembelajaran koperatif tipe

CIRC diharapkan perlu mengembangkan perangkat-perangkat pembelajaran

yang mendukung.

3. Kepada peneliti lanjutan yang berminat, disarankan untuk mengembangkan

penelitian ini dengan kemampuan penguasaan kelas yang lebih baik dan dapat

(21)

76

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Jakarta : Rineka Cipta.

Andriani, Melly. 2008. Komunikasi Matematika.

http://mellyirzal.blogspot.com/search?q=komunikasi+matematika (diakses maret 2012)

Ansari, Bansu, Irianto. 2009. Komunikasi Matematik (Konsep dan Aplikasi).

Banda Aceh: Penerbit PeNA.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arikunto,S. dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Bambang, R. 2008. Membangun Keterampilan komunikasi Matematika.

http://rbaryans.wordpress.com/2008/10/28/membangun-keterampilan-komunikasi-matematika.html. (di akses februari 2012)

Muaddab, Hafis. 2010. Model dan Teori Belajar.

http://hafismuaddab.wordpress.com/category/model-dan-teori-belajar/

(di akses februari 2012)

Iriani, Sri dan Sahrudin. 2010. Model Pemebejaran Cooperative Intgrated

Reading and Composition (CIRC).

http://www.sriudin.com/2010/01/model-pembelajaran-cooperative.html

( di akses maret 2012)

Riyanto, H. Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfa

beta.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Penerbit Rineka Cipta.

Slavin, Robert. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung :

(22)

77

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana

Pustaka

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif. Jakarta :

Gambar

Gambar 3.1. Skema Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

dari nilai tambah yang dihasilkan oleh kemampuan Human Capital tersebut atau.. biasa disebut dengan Value Added Human

Arthroscope juga dapat dilengkapi dengan alat untuk mengambil sample biopsy atau untuk memotong, membersihkan serta mengelurakan loose fragments dari jaringan, tulang,

[r]

BAGI WAJIB PAJAK YANG DIIZINKAN MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN DALAM MATA UANG DOLLAR AMERIKA SERIKAT.

Pada mesin diesel, hanya udara yang dikompresikan dalam ruang bakar dan. dengan sendirinya udara tersebut terpanaskan, bahan bakar disuntikan ke

Untuk mengetahui pengaruh penambahan aditif FeMo terhadap sifat fisis. serbuk BaFe 12

Ukuran serbuk sekecil ini diperlukan agar komponen- komponen pembentuk bahan magnet dapat saling berdeposisi (bereaksi) ketika bahan mengalami pemanasan

Adapun kelengkapan yang harus dibawa pada saat Klarifikasi adalah data isian Saudara yang tercantum pada aplikasi (SPSE) dan semua dokumen penawaran, Administrai, Teknis