DAFTAR ISI BAB II KERANGKA TEORITIK PROGRAM BIMBINGAN MELALUI PEMANFAATAN MEDIA WEBLOG UNTUK MENINGKATKAN PERENCANAAN KARIR SISWA A. Konsep Dasar Perencanaan Karir Siswa ……….. 15
B. Konsep Dasar Layanan BK Karir di Sekolah ……….. 29
C. Weblog Sebagai Media Layanan Bimbingan Karir ……….. 39
D. Kode Etik dalam Webcounseling ………... 59
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian ……… 61
B. Desain Penelitian ……… 62
C. Langkah-Langkah Penelitian ………. 63
D. Populasi dan Sampel ………. 64
E. Definisi Operasional Variabel ……… 66
F. Pengembangan Instrumen Pengumpulan Data ………. 70
G. Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data ……… 71
H. Prosedur Pengolahan Data ………. 76
I. Tehnik Analisis Data ………. 79
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……….. 81
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ……… 124
B. Rekomendasi ………. 125
DAFTAR PUSTAKA ……….. 127
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tugas-tugas perkembangan karir remaja ……….. 27
Tabel 2.2 Analisis SWOT pelaksanaan weblog ……… 44
Tabel 2.3 Kelebihan dan kekurangan beberapa situs ……… 45
Tabel 3.1 Desain penelitian ……… 62
Tabel 3.2 Jumlah anggota populasi dan sampel ……… 65
Tabel 3.3 Kisi-kisi perencanaan karir siswa ………. 70
Tabel 3.4 hasil uji validitas item ……… 73
Tabel 3.5 Hasil reliabilitas perencanaan karir ……….. 75
Tabel 3.6 Skor penilaian instrumen ……….. 76
Tabel 3.7 Kategori skor perencanaan karir ……….. 77
Tabel 3.8 Kategori perencanaan karir ……….. 78
Tabel 4.1 Profil umum perencanaan karir ……… 81
Tabel 4.2 Profil perencanaan karir berdasarkan aspek ……… 84
Tabel 4.3 Hasil penimbangan pakar ………. 93
Tabel 4.4 Uji normalitas data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ……… 103 Tabel 4.5 Uji homogenitas varians data gain ……… 104
Tabel 4.6 Hasil uji t indenpenden data gain ………. 105
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Profil umum perencanaan karir ……….. 82
Grafik 4.2 Tingkat perencanaan karir per aspek ………. 84
Grafik 4.3 Tingkat perencanaan karir pada aspek 1 ……… 86
Grafik 4.4 Tingkat perencanaan karir pada aspek 2 ………. 88
Grafik 4.5 Tingkat perencanaan karir pada aspek 3 ……… 90
Grafik 4.6 Tingkat perencanaan karir pada aspek 4 ……… 91
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi informasi yang semakin canggih dan semakin
mengefisienkan konsumen pengguna teknologi, akan menjadi suatu daya tarik
yang kuat untuk mengaplikasikannya dalam ranah pendidikan. Hal tersebut
dikarenakan kebutuhan pendidikan yang semakin hari semakin dituntut untuk
bergerak atau berkembang lebih cepat demi mengejar kemajuan era yang semakin
mutakhir dan sangat cepat. Oleh karena itu, penerapan teknologi informasi di
wilayah aspek pendidikan akan menjadi suatu urgensi tersendiri dalam
menyelaraskan dengan kemajuan zaman yang semakin canggih.Selain itu
perkembangan globalisasi tersebut juga mempengaruhi sistem dan kultur
kehidupan masyarakat yang kemungkinan akan berubah, memungkinkan
terjadinya benturan peradapan dan benturan nilai. Hal tersebut memungkinkan
bangsa Indonesia dihadapkan kepada konfigurasi kehidupan di satu sisi
untuk tetap berpijak dan mengarah kepada jati diri bangsa dan di sisi lain
untuk dapat bereaksi dan mengarahkan diri secara proporsional terhadap
perubahan mendunia yang terjadi, termasuk memanfaatkan berbagai peluang
yang ada.
Dunia pendidikan telah banyak memanfaatkan komputer dan internet,
khususnya dalam proses pembelajaran dan kegiatan-kegiatan pendukungnya
seperti bimbingan dan konseling. Internet telah mengubah wajah layanan
tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara konselor dengan
siswa (konseli) baik di ruangan maupun di luar ruangan.
Bimbingan dan konseling merupakan proses upaya membantu individu
untuk mencapai perkembangannya yang optimal (Sunaryo K : 1998). Yang pada
intinya bimbingan dan konseling merupakan suatu upaya bantuan terhadap
individu untuk membantu mengoptimalkan perkembangan dalam kehidupannya
serta membimbing individu agar mengetahui atau mengerti dirinya sendiri,
mengarahkan, merealisasi, mengembangkan potensi, serta mengaktualisasi dirinya
sendiri dan juga melalui tugas – tugas perkembangannya dengan baik.
Perkembangan teknologi yang sudah memasuki dunia BK dalam
pendidikan formal secara tidak langsung menciptakan suatu layanan yang melalui
teknologi khususnya teknologi informasi. Kecanggihan teknologi dan komunikasi
telah memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa terhambat
oleh ruang an waktu (Dryden & Voss, 199915). Dengan memanfaatkan media
teknologi informasi layanan informasi pada bimbingan dan konseling dapat
diberikan dengan cara yang lebih menarik, interaktif dan tidak terbatas tempat,
tetapi tetap memperhatikan kode etik dalam kegiatan bimbingan dan konseling.
Kenneth B. Hoyt dan Pat Nellor Wickwire (2001) menyatakan bahwa era
layanan informasi pengetahuan mencerminkan berbagai perubahan yang saling
terkait dalam aspek sosial, ekonomi, pemerintahan, karir, pendidikan, pekerjaan
Cyber counseling atau konseling maya merupakan penerapan teknologi
”jalan raya informasi” dengan memanfaatkan jasa teknologi itu seoptimal
mungkin dengan tetap menjaga karakteristik konseling. Dengan demikian proses
layanan bimbingan dan konseling dapat berlangsung lebih efektif dan efisian
sejalan dengan tuntutan teknologi informasi dan komunikasi.Jalan raya informasi
telah berkembang sedemikian rupa sehingga tidak lagi berupa sesuatu yang asing
dan mahal akan tetapi merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Kini jasa
internet dengan segala fitur-fiturnya telah sedemikian memasyarakat dan
dirasakan cukup murah untuk dapat diterapkan.
American Counseling Association (ACA) dan National Board for Certified
Counselor (NBCC) memimpikan peningkatan teknologi dalam konseling yang
dapat menyerap populasi secara umum dan area yang lebih luas. Cybercounseling
atau webcounseling atau e-counseling adalah jawaban dari impian itu (Bloom,
1997; Lee, 1998; Bloom & Walz, 2004:20). Webcounseling semakin menantang
para praktisi bimbingan dan konseling termasuk bimbingan dan konseling karir
untuk terus mengikuti perkembangan informasi melalui internet. Sasaran
layananpun dapat beragam kasus dan berbagai jenis jenjang pendidikan.
Webcounseling dapat melampaui batas-batas geografi sebagai hambatan dalam
pemberlajaran.
Dunia cyber yang diwadahi website bukan merupakan tuntutan lagi,
melainkan sudah menjadi sebuah kebutuhan. Online jurnaling atau weblog atau
yang sering disingkat menjadi blog. Weblog dapat dijadikan sebagai sebuah
kompetensinya di bidang teknologi. Selain itu, media ini juga dapat dimanfaatkan
di tengah kesibukan antara konselor dan konseli. Blogger adalah istilah yang
ditujukan untuk para penulis weblog, sedangkan aktivitas para blogger disebut
blogging. (Keller & Goodman, 2004:140).
Mengikuti perkembangan abad 21, konselor dituntut untuk memiliki
kesiapan menghadapi layanan bimbingan dan konseling online. Wilayah geografis
tidak lagi menjadi pembatas yang menghambat proses bimbingan dan konseling
termasuk bimbingan dan konseling karir. Saat ini internet menjadi peluang
pengembangan profesionalisme konselor untuk memiliki kesiapan yang lebih
diterima dalam dimensi konseling yang berhubungan dengan informasi umum.
(Gutterman, Kirk, 1999; Bloom & Walz, 2004:20).
Program bimbingan karir yang komprehensif di semua sekolah, termasuk
SMA merupakan salah satu strategi penting untuk membantu konseli menghadapi
transisi dunia kerja. Intervensi pengembangan karir yang efektif harus di mulai
sejak dini dan secara kontinyu terus dikembangkan sampai masa dewasa.
Upaya-upaya untuk mengintervensi proses karir sepanjang rentang kehidupan dapat
mempercepat atau memperkuat penemuan pengetahuan, sikap-sikap dan
keterampilan-keterampilan tentang diri (self) dan dunia kerja (word of work).
Melalui program bimbingan karir, remaja (siswa SMA) harus dipersiapkan untuk
mengatasi perubahan employment trends dengan dibekali kemampuan kreativitas,
fleksibilitas dan adaptabilitas di tengah-tengah kehidupan yang penuh dengan
kemampuan membuat keputusan karir secara cepat, tepat dan efektif dengan
terlebih dahulu memantapkan perencanaan karir.
Program bimbingan karir melalui pemanfaatan media weblog merupakan
suatu kegiatan pemberian informasi kepada individu dalam menemukan identitas,
merencanakan masa depan, membentuk pola pikir serta mengenal keterampilan,
kemampuan minat dirinya sehingga mampu mengambil keputusan secara matang,
melalui media yang di dalamnya terdapat sarana layanan online. Dengan
penyampaian informasi melalui layanan online dalam hal ini melalui pemanfaatan
media weblog, konselor dapat membantu siswa untuk meningkatkan perencanaan
karirnya sebagai bekal untuk masa depan siswa.
Perencanaan karir sepanjang rentang kehidupan berfokus pada kenyataan
adanya faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi pemilihan karir. Penetapan
prioritas dan tujuan untuk perencanaan karir, pengembangan rancangan karir serta
penetapan tujuan jangka pendek, menengah dan panjang mutlak mesti dilakukan
oleh setiap individu yang mengharapkan karirnya berjalan mulus tanpa hambatan
yang berarti.
Perencanaan karir menurut Mc. Murray dalam Winkel (1991),
mengemukakan bahwa perencanaan karir merupakan sebuah proses dari
kesadaran diri (penyadaran diri), yang mencakup kesadaran akan kekuatan dan
kelemahan diri, kesadaran akan pilihan-pilihan dan kesadaran terhadap
konsekuensi-konsekuensi dari pilihan karir yang ada. Perencanaan karir juga
penyusunan program seseorang yang berkaitan dengan pekerjaan, pendidikan
serta pengalaman-pengalaman dalam kerangka perkembangan yang akan
memberikan arah, waktu dan serangkaian langkah-langkah untuk mencapai
sebuah tujuan karir yang spesifik.
Super (Santrock, 2003:484) menyatakan perkembangan karir siswa SMA
berada pada fase kristalisasi berkembang sekitar usia 14-18 tahun, remaja
membangun gambaran tentang kerja yang masih tercampur dengan konsep diri
mereka secara umum yang telah ada. Karir remaja masih belum terencana dengan
baik dan matang sedangkan perencanaan karir yang matang amat berpengaruh
terhadap perwujudan karir mereka baik sakarang maupun di masa depan.
Pengambilan keputusan dan penentuan pilihan karir bukan kegiatan yang
mudah, maka diperlukan perencanaan yang mendukung melalui upaya
pengumpulan informasi, pertimbangan dan pengkajian berbagai alternatif,
perumusan tujuan yang memperhitungkan situasi dan kondisi pribadi. Selain itu,
perlu dipahami juga faktor-faktor yang berkaitan dengan pengetahuan dan
pemahaman terhadap bakat, minat dan kemampuan yang dimilikinya (kelebihan
dan kelemahan), kemungkinan hambatan yang akan dihadapi dalam
merealisasikan pilihannya.
Seorang siswa dalam kehidupannya akan dihadapkan dengan sejumlah
alternatif, baik yang berhubungan kehidupan pribadi, sosial, belajar maupun
kariernya. Namun, adakalanya siswa mengalami kesulitan untuk mengambil
satunya adalah kesulitan dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan
rencana-rencana karier yang akan dipilihnya kelak. Mereka dihadapkan dengan
sejumlah pilihan dan permasalahan tentang rencana kariernya. Diantaranya,
mereka mempertanyakan, dari sejumlah jenis pekerjaan yang ada, pekerjaan apa
yang paling cocok untuk saya kelak setelah menamatkan pendidikan ?
Kesulitan-kesulitan untuk mengambil keputusan karier akan dapat
dihindari manakala siswa memiliki sejumlah informasi yang memadai tentang
hal-hal yang berhubungan dengan dunia kariernya. Untuk itulah, mereka seyogyanya
dapat dibimbing guna memperoleh pemahaman yang memadai tentang berbagai
kondisi dan karakteristik dirinya, baik tentang bakat, minat, cita-cita, berbagai
kekuatan serta kelemahan yang ada dalam dirinya. Dalam hal ini, tentunya tidak
cukup hanya sekedar memahami diri. Namun juga harus disertai dengan
pemahaman akan kondisi yang ada dilingkungannya, seperti kondisi
sosio-kultural, pasar kerja, persyaratan, jenis dan prospek pekerjaan, serta hal-hal
lainnya yang bertautan dengan dunia kerja. Sehingga pada gilirannya siswa dapat
mengambil keputusan yang terbaik tentang kepastian rencana karier yang akan
ditempuhnya kelak.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan didapatkan gambaran 97% siswa
Kelas X SMA Negeri 4 Bandung terbiasa dengan penggunaan komputer dan
internet, menggunakan aplikasi situs jejaring sosial, 12% menggunakan blog, 50%
menggunakan game online, 70% memanfaatkan internet sebagai sumber belajar.
Selain itu konselor dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling yang
sehingga konselor merasa belum maksimal dalam memberikan layanan bimbingan
dan konseling khususnya dalam layanan informasi yang terkait dengan informasi
karir siswa.
Blog bimbingan dan konseling adalah salah satu media yang dapat
dimanfaatkan oleh siswa untuk memperoleh layanan informasi. Pemanfaatan blog
bimbingan dan konseling menjadi alternatif media agar siswa dapat memiliki
pengetahuan dan pemahaman tentang kemampuan yang dimilikinya dan dunia
kerja sehingga siswa dapat penyusun program karirnya di masa depan.
Berdasarkan permasalahan dan bahasan yang dikemukakan di atas, maka
peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran lebih lanjut tentang layanan
konseling dengan menggunakan web khususnya weblog. Dalam hal ini penelitian
difokuskan pada Program Bimbingan Karir melalui Pemanfaatan Media Weblog
untuk Meningkatkan Perencanaan Karir di Sekolah Menengah Atas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarakan permasalahan yang berkembang di atas, maka masalah
utama yang akan diteliti adalah “Bagaimana keefektifan program layanan
informasi karir melalui pemanfaatan media weblog dalam meningkatkan
perencanaan karir di SMA Negeri 4 Bandung”.
Supaya lebih terfokus, maka secara rinci pertanyaan dalam penelitian ini
1. Bagaimanakah gambaran umum perencanaan karir siswa kelas X di SMA
Negeri 4 Bandung ?
2. Seperti apakah program bimbingan karir melalui pemanfaatan media
weblog untuk meningkatkan perencanaan karir siswa kelas X di SMA
Negeri 4 Bandung?
3. Bagaimana keefektifan program bimbingan karir melalui pemanfaatan
media weblog terhadap perencanaan karir siswa kelas X di SMA Negeri 4
Bandung?
C. Definisi Operasional Variabel
1. Perencanaan Karir
Super (Sharf, 1992:156) mengemukakan bahwa perencanaan karir adalah
mengukur aktivitas pencarian-informasi (information-seeking) dan seberapa besar
keterlibatan mereka dalam proses itu, termasuk apa yang mereka ketahui tentang
macam-macam unsur pada setiap pekerjaan. Aktivitas tersebut di antaranya adalah
dengan mempelajari informasi karir, membicarakan rencana karir dengan orang
dewasa, mencari pendidikan tambahan (kursus) yang akan membantu dalam
pengetahuan tentang membuat keputusan karir, berpartisipasi terhadap
kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler, dan mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan
dengan pekerjaan. Secara umum aspek perencanaan karir berhubungan erat
dengan beberapa hal seperti pengetahuan akan kondisi-kondisi dalam bekerja,
persyaratan pendidikan, pandangan terhadap pekerjaan, pendekatan-pendekatan
Perencanaan karir merupakan suatu proses kegiatan yang terarah dan
sistematis dalam persiapan perencanaan hidup seseorang agar mencapai suatu
perwujudan diri yang bermakna (Moh. Surya, 1994:1).
Winkel (1991:547) mengemukakan pandapat Mc. Murray bahwa
perencanaan karir adalah sesuatu proses kesadaran diri, yang meliputi kesadaran
mengenai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya serta kesadaran
menerima kenyataan diri, kesadaran menentukan pilihan-pilihan termasuk
konsekuensi-konsekuensi dari pilihan itu. Dalam proses ini terkandung pengertian
bahwa perencanaan karir selalu berkaitan dengan kesadaran mengenai berbagai
aktivitas yang direncanakan untuk mencapai tujuan tersebut dalam berbagai
dimensi.
Dillard (1985: 17-201), mengemukakan bahwa perencanaan karir merujuk
pemetaan langkah-langkah pencapaian tujuan-tujuan karir dengan sukses. Secara
lebih rinci Dillard mengemukakan bahwa perencanaan karir merupakan proses
individu untuk mencapai tujuan karir yang meliputi pengetahuan karir, pembuatan
keputusan, pengklasifikasian karir, pengeksplorasian kemungkinan karir,
pengorganisasian kesempatan karir, memulai dan bergerak maju untuk mencapai
tujuan karir yang telah ditetapkan.
Dillard (Noerhasanah, 1999), menyatakan bahwa perencanaan karir siswa
SMA secara teoritis ditandai oleh: (a) memiliki tujuan yang jelas setelah
menyelesaikan pendidikan di SMA, (b) memiliki cita-cita yang jelas terhadap
pendidikan dan pekerjaan yang dicita-citakannya, (d) memiliki persepsi yang
realistis terhadap diri maupun lingkungan, (e) menunjukkan kematangan dalam
proses pengambilan keputusan, (f) menunjukan kemandiriran dalam proses
pengambilan keputusan, (g) kemampuan mengelompokkan pekerjaan yang
diminati, (h) memiliki penghargaan yang positif terhadap pekerjaan dan nilai-nilai
kerja, dan (i) menunjukan cara-cara yang realistis dalam mencapai cita-cita
pekerjaan.
Kemampuan perencanaan karir dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh siswa dalam persiapan perencanaan hidup yang meliputi
memiliki persepsi yang realistis terhadap diri maupun lingkungannya, memiliki
penghargaan yang positif terhadap pekerjaan dan nilai-nilai kerja, memiliki
dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan atau pekerjaan yang
dicita-citakan, dan menunjukkan kemandirian dalam pengambilan keputusan.
2. Layanan informasi bimbingan dan konseling karir melalui pemanfaatan media
weblog
Blog adalah kependekan dari Weblog, istilah yang pertama kali digunakan
oleh Jorn Barger pada bulan Desember 1997. Jorn Barger menggunakan istilah
Weblog untuk menyebut kelompok website pribadi yang selalu di update secara
kontinyu dan berisi link-link ke website lain yang mereka anggap menarik disertai
dengan komentar-komentar mereka sendiri. Secara garis besar, Weblog dapat
dirangkum sebagai kumpulan website pribadi yang memungkinkan para
karya tulis, kumpulan link internet, dokumen-dokumen (file-file WOrd,PDF,dll),
gambar ataupun multimedia (Sumiasih, Wayan, 2009).
Weblog merupakan suatu media layanan yang berisi file multimedia seperti
tulisan, simbol dan gambar melalui internet yang diklarifikasi oleh pembimbing
atau konselor professional dan konseli bebas memilih file yang dikehendaki yang
didistribusikan secara online sehingga adanya timbal balik (feedback).
Program bimbingan dan konseling karir melalui pemanfaatan media
weblog, dalam penelitian ini, yakni suatu kegiatan pemberian bantuan dalam
bentuk layanan informasi kepada individu dalam menemukan identitas diri,
merencanakan masa depan, membentuk pola pikir serta mengenal keterampilan,
kemampuan dan minat dirinya sehingga individu mampu mengambil keputusan
secara matang, melalui media atau situs yang di dalamnya terdapat sarana layanan
informasi secara online.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah menguji keefektifan program
bimbingan karir melalui pemanfaatan media weblog di SMA Negeri 4 Bandung.
Tujuan khususnya sebagai berikut :
1. Mendapatkan gambaran mengenai perencanaan karir siswa kelas X di
SMA Negeri 4 Bandung.
2. Terbentuknya program bimbingan karir melalui pemanfaatan media
weblog untuk meningkatkan perencanaan karir siswa kelas X di SMA
Negeri 4 Bandung.
3. Menguji keefektifan program bimbingan karir melalui pemanfaatan media
E. Asumsi Penelitian
Tujuan diselenggarakannya bimbingan karir di sekolah adalah untuk
membantu siswa dalam membentuk identitas diri, merencanakan masa depan,
membentuk pola pikir serta mengenal keterampilan, kemampuan dan minat
dirinya sehingga siswa mampu mengambil keputusan secara matang. Asumsi
yang melatar belakangi pentingnya pelaksanaan bimbingan dan konseling karir
melalui pemanfaatan media bimbingan dan konseling di SMA Negeri 4 Bandung
adalah sebagai berikut:
1. Komponen penting yang berkontribusi pada keefektifan bimbingan dan
konseling karir adalah latihan menulis, interpretasi dan umpan balik secara
individual, informasi dunia karir, kesempatan menjadi model dan
dukungan sosial (Brown dan Krane, 2000).
2. Beberapa tahun kedepan kebutuhan akan layanan bimbingan dan
konseling online akan meningkat (Mallen, 2005).
3. Bimbingan dan konseling abad 21 akan sangat diwarnai oleh teknologi
canggih yang disebut dengan internet (Lia Yulianti, 2004).
4. Penggunaan internet (weblog) sangat membantu klien menemukan
informasi-informasi karir yang mereka butuhkan sehingga dapat
F. Manfaat Penelitian
1. Teoretis
Secara teoretis penelitian ini, dapat memperkaya keilmuan Bimbingan dan
Konseling, terutama yang berkaitan dengan pengembangan dan
pemanfaatan media Bimbingan dan Konseling Karir yang berbasis web.
2. Praktis
a. Bagi sekolah, manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, adanya
masukan mengenai pemanfaatan media weblog sebagai media layanan
Bimbingan dan Konseling karir.
b. Bagi guru Bimbingan dan Konseling, menambah wawasan dan
keterampilan untuk memakai media sebagai alternatif layanan
konseling karir pada siswa.
c. Bagi peneliti berikutnya, manfaat yang diambil dari penelitian ini,
menambah literatur dan inspirasi untuk meneliti perencanaan karir
dengan menggunakan pemanfaatan media yang berbasis
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, penelitian ini
menggunakan pendekatan penelitian yaitu pendekatan kuantitaif. Pendekatan
kuantitatif menggunakan angka-angka dan analisis datanya menggunakan statistik
(Sugiyono, 2008:51). Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui
efektifitas program bimbingan karir melalui pemanfaatan media weblog.
Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kualitatif sebagai penunjang.
Pendekatan kualitatif digunakan pada tahap studi pendahuluan untuk mengetahui
gambaran perencanaan karir siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental Design.
Metode quasi experimental design ini digunakan mengingat karakteristik
variabel peneliti yang bersifat ingin mengetahui dan memperoleh informasi
terhadap penerapan program bimbingan dan konseling karir melalui pemanfaatan
media weblog, yaitu bagaimana keefektifan program bimbingan karir melalui
pemanfaatan media weblog dalam meningkatkan perencanaan karir siswa.
Penelitian ini dilakukan hanya satu kelompok siswa saja, hal ini dilakukan
untuk menguji efektifitas pemanfaatan media weblog dalam meningkatkan
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan
nonequivalent control group design. Desain penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O1 O2
Keterangan :
O1 : tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol
O2 : tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol
X : pemberian layanan informasi karir dengan menggunakan media bimbingan
dan konseling melalui pemanfataan media weblog.
(Gall and Borg, 2003:403)
Berdasarkan rancangan eksperimen semu di atas maka uji efektivitas
Gambar 3.1
Rancangan Treatment Eksperimen Semu
Penelitian eksperimen ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut diberi pre-test dan
post-test, perbedaan hasil atau variabel dependen pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dapat menunjukkan efektif atau tidaknya perlakuan (layanan
bimbingan karir dengan menggunakan media bimbingan dan konseling melalui
pemanfaatan media weblog) yang diberikan kepada kelompok eksperimen.
C. Langkah-Langkah Penelitian
Berikut dipaparkan rincian langkah-langkah penelitian:
1. Studi pendahuluan, kegiatan yang dilakukan yaitu studi literatur
berdasarkan teori-teori yang berkaitan dengan program bimbingan dan
konseling melalui pemanfaatan media weblog, dan studi empiris
berdasarkan fakta lapangan tentang gambaran pengembangan program
mengenai pelaksanaan program bimbingan dan konseling karir di SMA
Negeri 4 Bandung.
2. Penyusunan program hipotetik, kegiatan yang dilakukan yaitu menyusun
program hipotetik berdasarkan gambaran yang diperoleh dari lapangan.
3. Judgement program untuk mengetahui kelayakan program hipotetik.
Judgement program ini dilakukan oleh pakar dan praktisi BK.
4. Revisi program, yang dilakukan atas dasar judgement oleh pakar dan
praktisi BK sehingga diperoleh program akhir.
5. Melaksanakan eksperimen. Pelaksanaan eksperimen meliputi tahapan
prosedur yang tepat dengan pemilihan desain yang terdiri dari:
a) mengadministrasi pre test
b) memberikan perlakuan ekperimen untuk kelompok eksperimen.
c) Memonitori proses sehingga ancaman terhadap validasi internal
diminimalisir.
d) Mengadiminstrasi post test.
6. Pengolahan dan menganalisis data. Tiga aktivitas utama yang diperlukan
dalam menyimpulkan eksperimen: pengkodean data, analisis data, dan
penulisan hasil eksperimen.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 4 Bandung yang berlokasi di Jl
Gardujati No. 20 Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas X SMA Negeri 4 Bandung. Tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 504
Pengambilan sampel bertujuan agar sampel yang diambil dari populasinya
representative (mewakili), sehingga dapat diperoleh informasi yang cukup untuk
mengestimasi populasinya. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan
teknik Simple Random Sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi, (Sugiono, 2008: 120).
Menurut Surakhmad (Riduwan, 2011:65) pengambilan sampel dengan ukuran
populasi kurang lebih dari 100 sampai dengan 1000, maka digunakan sampel
sebesar 15%-50%. Rumus yang digunakan sebagai berikut.
𝑆 = 15% + 1000− 𝑛
1000−100 50%− 15%
Keterangan:
S = jumlah sampel yang diambil
n = jumlah anggota populasi
(Riduwan, 2011:65)
Jumlah Anggota Populasi dan Sampel
Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
3.
Super (Sharf, 1992:156) mengemukakan bahwa perencanaan karir adalah
mengukur aktivitas pencarian-informasi (information-seeking) dan seberapa besar
keterlibatan mereka dalam proses itu, termasuk apa yang mereka ketahui tentang
macam-macam unsur pada setiap pekerjaan. Aktivitas tersebut di antaranya adalah
dengan mempelajari informasi karir, membicarakan rencana karir dengan orang
dewasa, mencari pendidikan tambahan (kursus) yang akan membantu dalam
pengetahuan tentang membuat keputusan karir, berpartisipasi terhadap
kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler, dan mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan
dengan pekerjaan. Secara umum aspek perencanaan karir berhubungan erat
dengan beberapa hal seperti pengetahuan akan kondisi-kondisi dalam bekerja,
persyaratan pendidikan, pandangan terhadap pekerjaan, pendekatan-pendekatan
Perencanaan karir merupakan suatu proses kegiatan yang terarah dan
sistematis dalam persiapan perencanaan hidup seseorang agar mencapai suatu
perwujudan diri yang bermakna (Moh. Surya, 1994:1).
Winkel (1991:547) mengemukakan pandapat Mc. Murray bahwa
perencanaan karir adalah sesuatu proses kesadaran diri, yang meliputi kesadaran
mengenai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya serta kesadaran
menerima kenyataan diri, kesadaran menentukan pilihan-pilihan termasuk
konsekuensi-konsekuensi dari pilihan itu. Dalam proses ini terkandung pengertian
bahwa perencanaan karir selalu berkaitan dengan kesadaran mengenai berbagai
aktivitas yang direncanakan untuk mencapai tujuan tersebut dalam berbagai
dimensi.
Dillard (1985: 17-201), mengemukakan bahwa perencanaan karir merujuk
pemetaan langkah-langkah pencapaian tujuan-tujuan karir dengan sukses. Secara
lebih rinci Dillard mengemukakan bahwa perencanaan karir merupakan proses
individu untuk mencapai tujuan karir yang meliputi pengetahuan karir, pembuatan
keputusan, pengklasifikasian karir, pengeksplorasian kemungkinan karir,
pengorganisasian kesempatan karir, memulai dan bergerak maju untuk mencapai
tujuan karir yang telah ditetapkan.
Dillard (Noerhasanah, 1999), menyatakan bahwa perencanaan karir siswa
SMA secara teoritis ditandai oleh: (a) memiliki tujuan yang jelas setelah
menyelesaikan pendidikan di SMA, (b) memiliki cita-cita yang jelas terhadap
pendidikan dan pekerjaan yang dicita-citakannya, (d) memiliki persepsi yang
realistis terhadap diri maupun lingkungan, (e) menunjukkan kematangan dalam
proses pengambilan keputusan, (f) menunjukan kemandiriran dalam proses
pengambilan keputusan, (g) kemampuan mengelompokkan pekerjaan yang
diminati, (h) memiliki penghargaan yang positif terhadap pekerjaan dan nilai-nilai
kerja, dan (i) menunjukan cara-cara yang realistis dalam mencapai cita-cita
pekerjaan.
Perencanaan karir dalam penelitian ini adalah langkah-langkah yang
dilakukan oleh siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung tahun ajaran 2012/2013
dalam menyusun program karir siswa yang meliputi memiliki persepsi yang
realistis terhadap diri maupun lingkungannya, memiliki penghargaan yang positif
terhadap pekerjaan dan nilai-nilai kerja, memiliki dorongan untuk maju dalam
bidang pendidikan atau pekerjaan yang dicita-citakan, dan memiliki kemandirian
dalam pengambilan keputusan, ditandai dengan: a) memahami bakat dan minat; b)
memahami kekuatan dan kelemahan diri; c) memahami kebutuhan dan nilai; d)
mengidentifikasi persyaratan untuk memasuki suatu pekerjaan; e)
mengidentifikasi pekerjaan yang dapat dijadikan alternatif pilihan karir; f)
memiliki cita-cita yang jelas terhadap pekerjaan setelah SMA; g) menunjukkan
cara-cara yang realistis dalam mencapai cita-cita pekerjaan; h) memiliki motivasi
dalam meraih cita-cita pekerjaan; i) memilih jurusan yang tepat; j) melakukan
berbagai aktivitas serius dalam pengembangan diri dalam bidang karir yang
2. Program bimbingan karir melalui pemanfaatan media weblog
Blog adalah kependekan dari Weblog, istilah yang pertama kali digunakan
oleh Jorn Barger pada bulan Desember 1997. Jorn Barger menggunakan istilah
Weblog untuk menyebut kelompok website pribadi yang selalu di update secara
kontinyu dan berisi link-link ke website lain yang mereka anggap menarik disertai
dengan komentar-komentar mereka sendiri. Secara garis besar, Weblog dapat
dirangkum sebagai kumpulan website pribadi yang memungkinkan para
pembuatnya menampilkan berbagai jenis isi pada web dengan mudah, seperti
karya tulis, kumpulan link internet, dokumen-dokumen (file-file WOrd,PDF,dll),
gambar ataupun multimedia (Sumiasih, Wayan, 2009).
Weblog merupakan suatu media layanan yang berisi file multimedia seperti
tulisan, simbol dan gambar melalui internet yang diklarifikasi oleh pembimbing
atau konselor professional dan konseli bebas memilih file yang dikehendaki yang
didistribusikan secara online sehingga adanya timbal balik (feedback).
Program bimbingan karir melalui pemanfaatan media weblog, dalam
penelitian ini, yakni suatu kegiatan pemberian layanan informasi karir online
untuk membantu siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
dalam menyusun program karir siswa dengan langkah-langkah: a) membuka
browser (internet explorer, google chrome, Mozilla firefox atau browser apapun
yang mendukun java, flash player); b) ketik ”odehusnia.wordpress.com” pada
kolom alamat; c) memilih layanan dan materi yang tersedia pada sidebar; d)
dengan materi; e) menuliskan komentar jika ada pada kolom komentar yang
tersedia pada weblog.
F. Pengembangan Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen kemampuan perencanaan karir yang digunakan dalam penelitian
ini adalah instrumen yang disusun sendiri oleh peneliti dan belum
distandarisasikan. Arikunto (2010:166) menyatakan bahwa salah satu tujuan uji
coba instrumen penelitian adalah untuk diperolehnya informasi mengenai kualitas
instrumen yang digunakan apakah sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan layak
tidaknya instrumen tersebut dalam mengungkap kemampuan perencanaan karir
siswa.
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data mengenai kemampuan
perencanaan karir siswa dalam penelitian ini berbentuk angket, yang terdiri dari
pernyataan positif dan pernyataan negatif dengan lima pilihan jawaban yaitu
Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Ragu-Ragu (R), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat
Tidak Sesuai (STS).
Adapun kisi-kisi instrumen untuk mengungkap kemampuan perencanaan
karir siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Kemampuan Perencanaan Karir Siswa
No Aspek Indikator No Pernyataan Jumlah
+ -
1 Memiliki persepsi yang realisstis
terhadap diri
a. Memahami kebutuhan dan nilai
b. Mengidentifikasi persyaratan untuk memasuki suatu pekerjaan
c. mengidentifikasi pekerjaan yang dapat dijadikan alternatif pilihan karir.
a. Memiliki cita-cita yang jelas terhadap pekerjaan setelah lulus SMA
b. Menunjukan cara-cara yang realistis dalam mencapai cita-cita pekerjaan.
c. Memiliki motivasi dalam meraih cita-cita pekerjaan.
a. Memilih jurusan dengan tepat.
b. Melakukan berbagai aktivitas yang serius dalam pengembangan diri dalam bidang karir yang diminati.
G. Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data
1. Uji Kelayakan Instrumen
Sebelum instrumen diujicobakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas
oleh dua orang ahli (expert judgement). Validasi instrumen bertujuan untuk
mengetahui kelayakan alat ukur dari segi konstruk, isi dan bahasa yang sesuai
butir pernyataan tersebut akan dihilangkan atau direvisi sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan penelitian.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen a. Validitas Instrumen
Uji validitas instrumen dilakukan oleh tiga orang pakar yang bergelar
Doktor dalam bidang Bimbingan dan Konseling, untuk dikaji secara rasional dari
segi konstruk, isi dan redaksi pernyataan, serta ditelaah kesesuaian isi setiap butir
pernyataan dengan aspek-aspek dan indikator yang akan diungkap. Pernyataan
yang menurut para pakar perlu perbaikan secara konstruk dan kebahasaan,
dilakukan revisi seperlunya. Langkah berikutnya, instrumen diujicobakan kepada
40 siswa siswa kelas X yang yang tidak menjadi sampel dalam penelitian ini. Uji
coba instrumen ini dilakukan untuk mengetahui kevalidan (ketetapan atau
kesahihan) instrumen tersebut.
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketetapan alat ukur terhadap
konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang semestinya diukur.
Arikunto (Riduwan, 2011:97) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan
validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan
suatu alat ukur. Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mendapatkan data yang dapat mengukur apa yang seharusnya
diukur. Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi antara setiap skor
butir instrumen dengan skor total.
Untuk menguji validitas instrumen ini digunakan rumus korelasi product
𝑟
=
𝑛 1 1− 1 1𝑛 12− 1 2 𝑛 12− 1 2
Keterangan:
𝑟 = Koefisien korelasi tiap item
N = Jumlah Subyek
Secara operasional proses pengujian validitas dilakukan dengan
menggunakan program komputer Statistical Product and Service SolutionS
(SPSS)17.0 for Windows. Dalam penelitian ini item dinyatakan valid jika memiliki
koefisien validitas signifikan pada total aspek maupun total perangkat instrument,
dengan nilai probabilitas (p-value) lebih kecil 0.05 (p-value < 0.05), sehingga
yang diperoleh hasil bahwa pernyataan yang dianggap valid berjumlah 50 butir.
(terlampir).
Hasil uji validitas setiap item dalam instrumen perencanaan karir siswa
SMA kelas X secara rinci tertera dalam tabel 3.4 dibawah ini
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Item
Signifikasi No Item Jumlah
Valid (Dipakai) 1, 2, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 53, 54 dan 55
50
Tidak Valid (Dibuang) 6, 29, 30, 31 dan 52 5
b. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas berkenaan dengan ketepatan hasil pengukuran. Suatu
digunakan untuk mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama satau
relatif sama.
Uji reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha (α) melalui tahapan
sebagai berikut:
1) Mencari varians semua item dengan menggunakan rumus berikut.
𝛼2 =
2− 2 𝑁 𝑁
Keterangan:
= jumlah skor
2 = jumlah kuadrat skor
𝑁 = banyaknya sampel
2) Menghitung nilai reliabilitas atau r hitung (r11) dengan menggunakan
rumus berikut.
𝑟11 = 𝑛
𝑛 −1 1−
𝜎12 𝜎1
2
Keterangan:
𝑟11 = reliabilitas tes yang dicari 𝜎12 = jumlah varian skor tiap-tiap item 𝜎12 = varians total
𝑛 = banyaknya soal
(Arikunto, 2010:239)
Proses uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program komputer
Dalam penelitian ini, koefisien reliabilitas dianggap signifikan pada total
aspek maupun total perangkat instrumen, dengan nilai probabilitas (p-value) lebih
kecil dari 0.05 (p-value , 0.05). Adapun hasil reliabilitas perencanaan karir siswa,
dapat dilihat pada tabel 3.5, sebagai berikut
Tabel 3.5
Hasil Reliabilitas Perencanaan Karir
Cronbach's Alpha N of Items
0.900 50
Sebagai kriteria untuk mengetahui tingkat reliabilitas, digunakan
klasifikasi dari Riduwan (2011:98), sebagai berikut.
0,80 – 1,00
0,60 – 0,799
0,40 – 0,599
0,20 – 0, 399
0,00 – 0,199
Derajat keterandalan sangat tinggi
Derajat keterandalan tinggi
Derajat keterandalan cukup
Derajat keterandalan rendah
Derajat keterandalan sangat rendah
Berdasarkan pada pedoman di atas dan diselaraskan dengan hasil nilai
reliabilitas perencanaan karir sebesar 0,900 artinya derajat keterandalan instrumen
berada pada kategori sangat tinggi. Dengan demikian, instrumen yang digunakan
H. Prosedur Pengolahan Data
1. Penyeleksian Data
Penyeleksian data bertujuan untuk memilih data yang memadai untuk
diolah berdasarkan kelngkapan jawaban, baik identitas maupun jawaban. Jumlah
angket yang terkumpul harus sesuai dengan jumlah angket yang disebar.
2. Penyekoran
Penyekoran instrumen dalam penelitian disusun dalam bentuk skala
interval (data interval). Skala interval yaitu skala yang menunjukkan persamaan
jarak antara nilai yang satu dengan nilai yang lain. (Furqon, 1997:7). Skala
interval didasarkan pada suatu asumsi kesamaan jarak antara skor-skor yang
diperoleh.
Pemberian skor pada setiap item pernyataan, tergantung pada pilihan
jawaban siswa dan sifat dari setiap pernyataan dengan skor rentang 5, 4, 3, 2, dan
1. Secara jelas skor penilaian setiap item dapat dilihat pada tabel.
Tabel 3.6
Skor Penilaian Instrumen
Pilihan Skor
+ -
Sangat Sesuai 5 1
Sesuai 4 2
Ragu-Ragu 3 3
Tidak Sesuai 2 4
Dalam metode interval, jarak interval dan kategori yang satu ke kategori
berikutnya adalah sama. Hal ini tidak semata-mata untuk menjelaskan pernyataan
sesuai atau tidak sesuai kepada isi pernyataan pada kontinum psikologis dan nilai
skala yang diinginkan dan nilai skala yang diperoleh adalah indenpenden.
3. pengelompokkan Skor
Penentuan pengelompokkan skor digunakan sebagai standardisasi dalam
menafsirkan skor yang ditujukan untuk mengetahui makna skor yang dicapai
siswa dalam pendistribusian respon terhadap instrumen. Pengelompokkan skor
disusun berdasarkan skor yang diperoleh subjek uji coba pada setiap aspek
maupun skor total instrumen. Data-data yang diperoleh kemudian dikelompokkan
berdasarkan tingkat kemampuan perencanaan karir siswa, apakah berada dalam
tingkat tinggi (matang), sedang (cukup matang) atau rendah (belum matang).
Pengelompokkan data untuk profil perencanaan karir siswa kelas X SMA
Negeri 4 Bandung, berdasarkan tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah.
Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel 3.7 sebagai berikut.
Tabel 3.7
Kategori Skor Perencanaan Karir
Rentang Skor Kategori
≥ 202 Tinggi
189 – 201 Sedang
≤ 188 Rendah
Dalam menentukan skor dan kedudukan subjek dalam tingkatan
(software) Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 17.0 for Windows.
Penjelasan kategori perencanaan karir disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3.8
Siswa pada kategori tinggi, diartikan memiliki kemampuan karir yang matang, ini menunjukkan bahwa siswa telah memiliki pemahaman yang baik pada setiap aspeknya. Hal tersebut menggambarkan bahwa siswa mampu memahami potensi yang dimilikinya, memahami nilai yang diyakini kebenarannya, memahami berbagai peluang karir setelah lulus SMA, mengerti tujuan perencanaan karirnya, keterlibatan siswa yang aktif dan positif serta pembuatan perencanaan karirnya.
189 – 201 Sedang
Siswa pada kategori ini memiliki kemampuan perencanaan yang cukup matang pada setiap aspeknya. Hal tersebut menggambarkan bahwa siswa cukup mampu memahami potensi yang dimilikinya, memahami nilai yang diyakini kebenarannya, memahami berbagai peluang karir setelah lulus SMA, mengerti tujuan perencanaan karirnya, keterlibatan siswa yang aktif dan positif serta pembuatan perencanaan karirnya.
≤ 188 Rendah
Siswa pada kategori ini memiliki kemampuan perencanaan karir yang belum matang pada setiap aspeknya. Hal tersebut menggambarkan bahwa siswa belum mampu memahami potensi yang dimilikinya, memahami nilai yang diyakini kebenarannya, memahami berbagai peluang karir setelah lulus SMA, mengerti tujuan perencanaan karirnya, keterlibatan siswa yang aktif dan positif serta pembuatan perencanaan karirnya.
Penentuan kedudukan siswa dalam tingkatan kemampuan perencanaan
kembali tes yang bersifat mengukur kembali kemampuan perencanaan karir siswa
apakah berubah atau tidak.
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
analisis statistik uji t independen (independent sample t test). Sebelum dilakukan
uji t, langkah pengujian efektifitas layanan bimbingan dan konseling melalui
pemanfaatan media weblog ini dilakukan juga uji normalitas untuk mengetahui
apakah hasil penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas
data pada penelitian ini adalah Kolmogrov – Smirnov Test, dengan menggunakan
bantuan program komputer (software) Statistical Product and Service Solutions
(SPSS) 17.0 for Windows.
Pengambilan keputusan untuk mengetahui perbedaan dilakukan dengan
dua cara, yaitu membandingkan nilai t hitung dengan t tabel atau membandingkan
nilai probabilitas (Asymptotic Significance) yaitu jika probabilitas > 0,05 maka
data yang digunakan berdistribusi normal dan jika probabilitas < 0,05 maka data
yang digunakan tidak berdistribusi normal.
Untuk mencari nilai t hitung digunakan rumus
ℎ𝑖 𝑛𝑔 = 1− 2 𝑆12
𝑛1+𝑆2 2
𝑛2
Y1 = rata-rata data kelompok kontrol
Y2 = rata-rata data kelompok eksperimen
n1 = banyak sampek kelompok kontrol
n2 = banyak sampel kelompok eksperimen
S12 = varians kelompok kontrol
S22 = varians kelompok eksperimen
(Furqon, 2009:167)
Setelah diperoleh nilai thitung, maka langkah selanjutnya adalah
membandingkan dengan nilat ttabel untuk mengetahui tingkat signifikansi dengan
ketentuan thitung > ttabel.
Pengujian efektivitas diuji dengan metode indenpenden sample t-test dari
data gain menggunakan perangkat lunak (software) Statistical Product and
Service Solutions (SPSS) 17.0 for windows. Dasar pengambilan keputusannya
dengan melihat perbandingan nilai Sig. (2-tailed) α, yaitu jika nilai Sig. (2-tailed)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Uraian pada bagian ini mengetengahkan kesimpulan dan rekomendasi.
Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, profil perencanaan karir siswa pada
kelompok eksperimen berada pada kategori rendah, artinya perencanaan karir
siswa belum matang, setelah dilaksanakan bimbingan karir melalui pemanfaatan
media weblog, terjadi peningkatan skor perencanaan karir siswa menjadi tinggi
berarti perencanaan karir siswa berada pada kategori matang, sedang pada
kelompok kontrol tetap berada pada kategori rendah (belum matang), sehingga
dapat disimpulkan program bimbingan karir melalui pemanfaatan media weblog
efektif untuk meningkatkan perencanaan karir siswa. Hal ini disebabkan oleh
penggunaan internet (weblog) dapat membantu siswa dalam merencanakan
karirnya dari proses pilihan karir sampai tahap pengambilan keputusan . Weblog
juga merupakan media yang dapat membantu siswa untuk mendapatkan informasi
B. Rekomendasi
Beberapa rekomendasi yang diajukan berdasarkan hasil penelitian
ditujukan kepada pihak-pihak, yaitu (1) pihak kepala sekolah; (2) guru bimbingan
dan konseling; dan (3) peneliti selanjutnya.
1. Pihak Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai penanggungjawab kegiatan pendidikan di sekolah
secara menyeluruh, khususnya pelayanan bimbingan dan konseling. tugas kepala
sekolah adalah mengkoordinasi segenap kegiatan yang direncanakan,
diprogramkan dan berlangsung di sekolah, termasuk menyediakan sarana dan
prasarana yang diperlukan dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling di sekolah.
Program bimbingan dalam penelitian ini yaitu program bimbingan melalui media
weblog, yang terkait dengan pemberian layanan informasi karir yang dibutuhkan
oleh siswa, hendaknya menjadi acuan dan pedoman dalam penggunaan media
Bimbingan dan Konseling untuk membantu meningkatkan perencanaan karir
siswa.
2. Guru Bimbingan dan Konseling
Program yang peneliti kembangkan dapat digunakan sebagai media untuk
mengeksplorasi sejauh mana kemampuan perencanaan karir siswa. Dengan
demikian guru dapat memberikan ruang dan kesempatan siswa/konseli untuk
mengeksplorasi hal-hal yang berkenaan dengan persiapan siswa/konseli dalam
Program bimbingan melalui pemanfaatan media weblog yang terkait
dengan pemberian layanan informasi karir, sangat penting sekali bagi pihak guru
BK untuk memberikan layanan responsif melalui bimbingan kelompok atau
bimbingan individual, dan digunakan sebagai salah satu alternatif dalam
meningkatkan perencanaan karir siswa. Oleh karena itu guru bimbingan dan
konseling diharapkan dapat memadukan layanan informasi yang disampaikan ke
siswa dengan pemanfaatan media weblog dengan tujuan dapat menciptakan
bimbingan yang menyenangkan dan efisien.
3. Peneliti Berikutnya
a. Bagi peneliti berikutnya, diharapkan dapat memfokuskan pada pengembangan
aspek perencanaan karir yaitu pendekatan-pendekatan untuk memasuki dunia
kerja dan kesempatan kerja. Bila menggunakan pengembangan yang sudah
ada diharapkan dapat menambah layanan konsultasi selain layanan informasi
karir, kemudian diharapkan juga pengembangan program tidak hanya
ditujukan bagi siswa yang memiliki perencanaan karir rendah tapi juga bagi
siswa yang memiliki perencanaan karir sedang dan tinggi.
b. Peneliti berikutnya juga dapat melanjutkan penelitian dengan fokus kajian
untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau lebih rendah. Misalnya
kepada anak SD, SMP atau mahasiswa dengan penekanan pada penyesuaian
perkembangan karier, sehingga peserta dapat terbantu untuk menemukan
solusi yang tepat untuk mengembangkan perencanaan karier yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Abdulrahman (2004). Kebijakan, Arah dan Strategi Pengembangan Profesi
Bimbingan dan Konseling di Indonesia. Journal Analytica Islamica. Vol. 6.
No. 1. 167-182
ACA, Governing Council, (1999). Ethical Standards for Internet Online Counseling. [Online]. Tersedia: http://www.angelfire.com/co2/counseling/ethical.html. (29 Pebruari 2012).
Ahman, Kartono, Kartadinata (2003). Kubus Tugas Perkembangan Suatu Model Rekabangun Tugas Perkembangan bagi Kepentingan Bimbingan dan Konseling. jurnal Bimbingan dan Konseling, Vi (11).
Akhmad, Sudrajat. (2008). Layanan Informasi Karir. [Online]. Tersedia:
http://akhmadsudrajat.wordpress.com. (30 September 2012).
Andangsari, E.W. (2007). Merencanakan dan Mengembangkan Karir. Human
capital. [Online]. Tersedia: http://www.portalhr.com (10 Januari 2012).
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarat: Rineka Cipta.
Arul (2008). Blog Kang Arul. [Online]. Tersedia: http://kangarul.wodpress.com. (29 Maret 2012).
Bernhard, J. (2001). New Chellenges in Career Guidance-Answer of The
International Guidance Community. Singapore : AARCD Conference.
Berst. (2000). Using Web and Career Planning. Career Development Leadership Alliance, Inc.
Bimo Walgito. (2010). Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karier). Jakarta: Andi
Blogfam.com & Indopacific Edelman. (2009). A Closer Look at Indonesian
Bloggers: Indonesia Blogger Survey 2009. [Online]. Tersedia :
http://forum.blogfam.com (12 januari 2012).
Bloom, John W & Walz, Garry R. (2004). Cybercounseling and Cyberlearning : An
Encore. USA: CAPS Press and The American Counseling Association.
Cannabiss, Katherine (2001). Counseling and the Internet Technologi in the New Millenium : an Internet Delphy Study. Dissertation Submitted to the Faculty of
the Virginia Polytechnic Institute and State University Partial in the Fullfilment of Requirements for thr Degree of Doctor of Philosophy in Counselor Education. USA.
Clark, G. et. Al (2000). Interactive Career Counseling on the Internet. Journal of
Career Assement. Vol. 8, No. 1, 85-93.
Crites, J.O. (1981). Career Counseling: Model, Methods and Materials. New York: McGraw-Hill Book Company.
David M, Reile & JoAnn Harris-Bowlsbey. (2000). Using the Internet in Career Planning and Assessment. Journal of Career Assessment. Vol. 8 No. 1. 69-84.
Dillard J.M. (1985). Life Long Career Planning. Sydney: Charles E Merling Publishing Company.
Dipanegara, Arya (2011). Langsung Jago Bikin Website (Open Source). Jakarta: Agogos Publishing.
Fahrurozi. (2011). Blogbastis Jadikan Blog Anda Canggih & Fantastis. Jakarta: Mediakita.
Furqon. (2009). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Heri. (2009). Fungsi Blog. [Online]. Tersedia: http://herisquare.webnode.com/news (20 Maret 2012).
Herr, Edwin L. & Cramer, Satanley H. (1979). Career Guidance and Counseling
Through the Life Span Systematic Approaches. Amerika Little. Brown &
Company.
Hurlock, Elizabeth. B. (2004). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga
J, Centore, Anthony. (2003). Ecounseling. [Online]. Tersedia:
http://www.ecounseling.com/articels/320 (15 mei 2011).
Latipah, Iip (2009). Pengembangan Weblog Sebagai Media Layanan Bimbingan dan Konseling. skripsi. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Manungkarjono, Oktavianus Ken. (2005). Manfaat Psikologis Aktivitas Ngeblog. [Online]. Tersedia : http://blog.kenz.or.id/2005/05/08/manfaat-psikologis-aktivitas-ngeblog. Html
Margaretha, D. (1992). Perencanaan Karir Siswa SMA dalam Keterkaitannya dengan Orientasi Nilai, Aspirasi Karir Orangtua dan Kemampuan yang Tersedia di dalam Masyarakat. Tesis pada PPS. UPI. Tidak Diterbitkan.
Muro JJ dan Kottman, T. (1995). Guidance and Counseling in the Elementry School
and Middle School a Practical Approach. Iowa: Brown and Benchmark.
Nurihsan, J (2006). Bimbingan dan Konseling: dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung : PT Refika Aditama.
Noerhasanah (1999). Perencanaan Karir Siswa Ditelaah dari Program Studinya. Skrpsi pada PBB FIP IKIP Bandung. Tidak Diterbitkan.
Pelling, Nadine. (2002). The Use Technology in Career Counseling. Journal of
Technology in Counseling. Vol. 2-2.
Permasih. (2002). Media Komunikasi Pembelajaran. Jurnal Teknologi Pendidikan.
Volume 1. No. 1 Bandung : Perpustakaan UPI Bandung.
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
Prihantoro, Sri. (2007). Program Bimbingan untk Mengembangkan Kemampuan Perencanaan Karir Remaja: Studi terhadap peserta didik kelas X SMA Negeri 2 Majalengka Tahun Ajaran 2005/2006. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Sharf, R.S. (1992). Appliying Carreer Development Theory To Counseling. California: Brook/Cole Publisher Company.
Sri Hayati, Neng (2003). Layanan Konseling Individual Melalui Elektronik Mail (E-Counseling). Skripsi, Bandung: Tidak Diterbitkan.
Stephen Robins & Mary Coulter. (2002). Manajemen. Jakarta: Airlangga
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sumiasih, Wayan. (2009). Pengertian Blog. [Online]. Tersedia:
http://wayansumiasih.wordeperss.com/2009/11/30 (20 Maret 2012).
Supriatna, Mamat (2010). Layanan Bimbingan Karir Di Sekolah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Psikologi dan Bimbingan.
Suypriatna & Ilfiandra. (2006). Apa dan Bagaimana Bimbingan Karir (Materi Sajian Workshop Bimbingan dan Konseling Politehnik Kesehatan Tasikmalaya). Tidak diterbitkan.
Surya, M. (1994). Dasar-Dasar Konseling Pendidikan (teori dan konsep). Bandung : Bhakti Winaya.
Surur, Naharus (2010). Layanan Bimbingan dan Konseling Karir Berbasis Internet.
Disertasi. SPs UPI Bandung.
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Indonesia.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Wikipedia. (2009). Blog. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/blog. (20 Maret 2012).
Winkel, W.S. (1991). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.
Winkel & Sri Hastuti. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta : Media Abadi.
Yulianti, Lia. (2004). Cybercounseling: Kajian Mengenai Konseling Melalui Internet. Tesis. PPs UPI Bandung.
Yusuf, S. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bandung : Rizqi Press.