• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MENYIMAK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MENYIMAK."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 17

2.3. Menyimak 2.3.1. Pengertian Menyimak ... 18

2.3.2. Jenis-jenis Menyimak... 20

2.3.3. Tujuan Menyimak ... 20

(2)

2.3.5. Proses Menyimak ... 24

2.4. Kerangka Berpikir ... 25

2.5. Hipotesis ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian ... 27

3.2. Variabel dan Desain Penelitian ... 27

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

3.5. Instrumen Penelitian ... 28

3.6. Teknik Analisis Data ... 29

3.7. Hipotesis Statistik ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 32

4.2. Uji Persyaratan Analisis ... 33

4.2.1. Uji Validitas Data X dan Y ... 33

4.2.2. Homogenitas Variansi Data X dan Y ... 33

4.2.3. Uji Normalitas Data X dan Y ... 34

4.3. Analisis Data ... 34

4.4. Pengujian Hipotesis ... 36

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 40

5.2. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 42

LAMPIRAN ... 44

(3)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi yang memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia untuk berinteraksi antar sesama masyarakat. Dengan adanya komunikasi orang dapat mengutarakan ide, perasaan, gagasan, pikiran dan keinginan.

Di era globalisasi, penggunaan bahasa terutama bahasa asing menjadi semakin penting seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini diperlukan agar manusia dapat mengetahui informasi dari penjuru negara-negara lain dan dapat mengenal bangsa-bangsa lain dari belahan dunia yang berbeda. Melalui penggunaan bahasa asing orang dapat saling berkomunikasi dengan orang dari berbagai negara lain.

(4)

Menguasai empat keterampilan berbahasa tersebut bagi mahasiswa bahasa Jerman, bukan merupakan hal yang mudah. Bagi sebagian mahasiswa keterampilan menyimak (Hörverstehen) merupakan keterampilan berbahasa yang dianggap paling sulit dibandingkan dengan keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya. Banyak mahasiswa menghadapi kesulitan pada mata kuliah Hören ini. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya pada tahun 2005 menunjukkan bahwa keterampilan menyimak (Hörverstehen) mahasiswa bahasa Jerman belum mencapai hasil yang optimal, sehingga hasil belajar yang diperoleh mahasiswa bahasa Jerman pun tidak sebaik hasil belajar pada ketiga keterampilan lainnya. Hal ini disebabkan karena kebanyakan dari mereka selain tidak suka terhadap mata kuliah Hören, mereka juga merasa sulit untuk mengikutinya.

(5)

3

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul “Hubungan antara Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Menyimak”

1.2 Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terfokus dan hasil yang dicapai lebih akurat, maka penulis membatasi masalah pada “Hubungan antara Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Menyimak Mahasiswa Semester II Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI”

1.3 Rumusan Masalah

Masalah-masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini termuat dalam pertanyaan berikut:

a. Bagaimana gambaran umum motivasi belajar mahasiswa semester II? b. Bagaimana gambaran umum hasil belajar menyimak mahasiswa semester

II?

c. Apakah terdapat hubungan antara motivasi belajar dan hasil belajar menyimak mahasiswa semester II?

(6)

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

a. Motivasi belajar mahasiswa semester II.

b. Hasil belajar menyimak mahasiswa semester II.

c. Hubungan antara motivasi belajar dan hasil belajar menyimak mahasiswa semester II.

d. Kontribusi motivasi belajar terhadap hasil belajar menyimak mahasiswa semester II.

1.5 Manfaat Penelitian

Selain memiliki tujuan yang hendak dicapai, penelitian ini pun diharapkan dapat memberikan manfaat:

a. Memberikan gambaran mengenai hubungan antara motivasi belajar dan hasil belajar mahasiswa dalam mempelajari bahasa Jerman, khususnya dalam mata kuliah Hören.

b. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan informasi bagi Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman UPI dalam upaya peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Hören. c. Penulis lain dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai pembanding

(7)

32 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Data dalam penelitian ini terdiri dari atas dua variabel, yaitu motivasi belajar sebagai variabel bebas (variabel X) dan hasil belajar menyimak sebagai variabel terikat (variabel Y). Data variabel X diperoleh dari hasil angket motivasi belajar, sedangkan data variabel Y diperoleh dari hasil ujian akhir semester (UAS) pada mata kuliah Hören terhadap 23 mahasiswa, yaitu mahasiswa semester II Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI. Data-data tersebut digambarkan sebagai berikut:

a. Hasil angket motivasi belajar

Berdasarkan hasil angket dalam penelitian ini, diketahui bahwa skor tertinggi motivasi belajar adalah 120. Skor maksimal yang diperoleh oleh mahasiswa adalah 95 (79 dalam skala 100), skor terendah adalah 71 (59 dalam skala 100), dengan skor rata-rata sebesar 68,17.

b. Hasil belajar menyimak

(8)

4.2 Uji Persyaratan Analisis

Sebelum melakukan analisis data dan uji hipotesis, dilakukan terlebih dahulu uji persyaratan analisis data, yang terdiri atas:

1. Uji Validitas Data Variabel X dan Y

2. Uji Homogenitas Variansi Data Variabel X dan Y 3. Uji Normalitas Data Variabel X dan Y

4.2.1 Uji Validitas Data Variabel X dan Y

Dari hasil penghitungan uji validitas untuk data X diperoleh thitung sebesar 12,19. Dengan taraf nyata α = 0,05 dan dk = 4, diperoleh ttabel sebesar 2,13. Hal tersebut menunjukkan, bahwa thitung lebih besar dari ttabel. Dengan kata lain, variabel data X dinyatakan valid.

Dari hasil pengolahan uji validitas untuk data Y diperoleh thitung sebesar 28,57. Dengan taraf nyata α = 0,05 dan dk = 4, diperoleh ttabel sebesar 2,13. Hal tersebut menunjukkan, bahwa thitung lebih besar dari ttabel. Dengan kata lain, variabel data Y dinyatakan valid.

4.2.2 Homogenitas Variansi Data Variabel X dan Y

(9)

34

4.2.3 Uji Normalitas Data Variabel X dan Y

Dari hasil penghitungan uji normalitas dengan menggunakan uji Lilliefors untuk variabel X, diperoleh Lhitung sebesar 0,1098. Dengan jumlah sampel (n) = 23 dan pada taraf nyata α = 0,05 diperoleh Ltabel = 0,190. Tampak bahwa Lhitung lebih kecil daripada Ltabel. Hal ini berarti data X berdistribusi normal.

Melalui uji Lilliefors untuk variabel Y diperoleh Lhitung 0,1281. Dengan jumlah sampel (n) = 23 dan pada taraf nyata α = 0,05 diperoleh Ltabel = 0,190. Tampak bahwa Lhitung lebih kecil daripada Ltabel. Dengan kata lain, data Y berdistribusi normal.

4.3 Analisis Data

Setelah memperoleh hasil uji homogenitas dan uji normalitas variabel X dan variabel Y, maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Identifikasi Persamaan Regresi

Melalui penghitungan statistik uji persamaan regresi antara motivasi dan hasil belajar menyimak, diperoleh harga a = -59,84 dan b = 1,82, sehingga persamaan regresi Ŷ = a + bX adalah Ŷ = -59,84 + 1,82X.

b. Uji Linearitas Persamaan Regresi

(10)

4,32. Hal ini menunjukkan, bahwa Fhitung lebih besar daripada Ftabel. Dengan kata lain, persamaan regresi signifikan.

Penghitungan uji kelinearan regresi menghasilkan Fhitung 2,45. Dengan bantuan daftar distribusi F dengan dk pembilang 12, dk penyebut 9 dan pada taraf nyata α = 0,05 diperoleh Ftabel 3,07. Hal ini menunjukkan, bahwa Fhitung lebih kecil daripada Ftabel. Hal ini juga berarti, bahwa regresi tersebut bersifat linear. Dengan kata lain uji kelinearan regresi ini dapat diterima.

Dari penghitungan koefisien arah regresi diperoleh thitung 2,45. Dengan derajat kebebasan (dk) 21 dan pada taraf nyata α = 0,05 diperoleh ttabel sebesar 1,72. Hal ini menunjukkan, bahwa thitung lebih besar daripada ttabel. Hal ini juga berarti, bahwa arah regresi berdasarkan persamaan Ŷ = -59,84 + 1,82X adalah signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa variabel Y tergantung pada variabel X.

c. Penghitungan Koefisien Korelasi

Penghitungan koefisien korelasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi motivasi belajar terhadap hasil belajar menyimak. Rumus yang digunakan adalah koefisien korelasi Pearson Product Moment. Melalui rumus ini diperoleh nilai r = 0,60. Berdasarkan pedoman interpretasi koefisien korelasi menurut Arikunto (1990:154), koefisien korelasi tersebut termasuk kategori kelompok cukup.

(11)

36

besar daripada ttabel. Hal tersebut dapat disimpulkan, bahwa koefisien variabel X dan Y signifikan.

d. Penghitungan Koefisien Determinasi

Setelah diperoleh hasil koefisien korelasi, selanjutnya menghitung koefisien determinasi. Untuk menghitung koefisien determinasi digunakan rumus:

kd = r2 x 100%

= 0,602 x 100% = 0,36 x 100% = 36%

Berdasarkan penghitungan di atas dapat disimpulkan, bahwa motivasi belajar terhadap hasil belajar menyimak memberikan kontribusi sebesar 36%.

4.4 Pengujian Hipotesis

Berdasarkan analisis statistik diketahui bahwa koefisien korelasi r sebesar 0,60. Korelasi tersebut termasuk pada kategori kelompok cukup, karena berada pada interval 0,41 – 0,70. Untuk menghitung keberartian koefisien korelasi diketahui dengan menggunakan uji t. Berdasarkan proses penghitungan statistik diperoleh nilai thitung sebesar

3,42. Dengan dk 21 dan pada taraf nyata

α = 0,05 diperoleh harga ttabel = 1,72.

(12)

motivasi belajar dan hasil belajar menyimak, dengan kata lain hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, telah terbukti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan hasil belajar menyimak. Motivasi belajar memberikan konstribusi sebesar 36% terhadap hasil belajar menyimak. Hubungan tersebut berbanding lurus, artinya semakin tinggi motivasi belajar mahasiswa, maka semakin baik pula hasil belajar menyimak yang dicapai oleh mahasiswa.

(13)

38

Hasil pembuktian hipotesis tersebut cukup logis, karena dengan adanya dorongan yang berasal dari dalam diri mereka, maka mahasiswa mampu bertindak dalam mencapai suatu tujuan. Tindakan yang dapat dilakukan dalam pencapaian tujuan tersebut adalah meningkatkan frekuensi, durasi, persistensi, devosi, tingkat aspirasi dalam kegiatan belajar, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan dalam kegiatan belajar.

(14)
(15)

40 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian mengenai hubungan antara motivasi belajar dan hasil belajar menyimak, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

a. Motivasi belajar mahasiswa semester II Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI tahun ajaran 2008/2009 cukup, yaitu sebesar 68,17 dari skor maksimum 100.

b. Hasil belajar menyimak mahasiswa semester II Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI tahun ajaran 2008/2009 cukup, yaitu sebesar 64,52 dari skor maksimum 100.

c. Terdapat hubungan antara motivasi belajar dan hasil belajar menyimak. Hal ini dapat dibuktikan melalui koefisien korelasi r = 0,60, yang mana koefisien korelasi tersebut termasuk kategori cukup.

d. Terdapat kontribusi positif antara motivasi belajar dan hasil belajar menyimak sebesar 36%.

5.2 Saran

(16)

maksimal pula. Guna meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar menyimak, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

a. Meningkatkan motivasi belajar:

• Bagi seorang pengajar dalam meningkatkan motivasi belajar

mahasiswa, sebaiknya memberikan materi pelajaran yang jelas dan menarik, memberikan simulasi sebelum masuk ke dalam materi yang akan diberikan, menciptakan suasana yang menyenangkan, menciptakan situasi yang kompetitif antar mahasiswa secara sehat dan memberikan rewards, berupa hadiah atau pujian bagi mahasiswa yang aktif.

• Bagi mahasiswa dalam meningkatkan motivasi belajar,

hendaknya dapat memahami tujuan yang ingin diraih dalam belajar, meningkatkan durasi, frekuensi, dan devosi dalam belajar, lebih banyak berlatih baik secara individu maupun kelompok, lebih aktif di dalam kelas serta memperbaiki cara belajar dengan metode dan strategi yang lebih baik.

(17)

42

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1990. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Ahmadi, M. 1990. Strategi Belajar Mengajar Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra. Malang: Penerbit Y A 3

Dahlhaus, B. 1994. Fertigkeit Hören. Berlin: Langenscheidt Djamarah, S.B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Gick, C. 2000. Zertifikat Deutsch der schnelle Weg. Berlin: Langenscheidt Hamalik, O. 1992. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo ---. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Purwanto, N. 2004. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya

Rampillon, U. 1985. Lerntechniken im Fremsprachenunterricht Handbuch. München: Max Hueber Verlag

Saleh. [Online]. Tersedia:http://sekolah-online.net

Sandiaputri, P.D. 2005. Hubungan antara Kebiasaan Mendengarkan Kaset Bahasa Jerman dengan Kemampuan Menyimak Mahasiswa Semester IV Program Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI Bandung. Skripsi FPBS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan

Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press

Schiele & Schreyer. 1994. [Online]. Tersedia

http://de.wikipedia.org/wiki/Motivation

Schumman, A. 1995. Übungen zum Hörverstehen, in Bausch et.al (1995) Handbuch Fermdsprachenunterrichts. Tübingen: Francke Verlag Sperling. 2002. [Online]. Tersedia:http://www.psikologi.com

(18)

Suhendar, M.E. & Supinah, P. 1992. MKDU Bahasa Indonesia. “Pengajaran dan Ujian Keterampilan Menyimak dan Keterampilan Berbicara”. Bandung: Pioner Jaya

Syamsuddin, A. 1990. Pedoman Studi Psikologi Kependidikan. Bandung: Rineka Cipta

---. 2002. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: Rosdakarya

---. 2003. Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosdakarya

Tahar, I. & Enceng. 2006. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, vol.7 No. 2, September 2006. Hubungan antara Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar.

Tarigan, H.G. 1994. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Tuasikal, F. 2005. Dampak Keluarga Broken Home Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan

Viliyanti, M.R. 2005. Die Beziehung zwischen den Hörtstrategien und der Lernleistung der Studierenden im Fach Hörverstehen. Skripsi FPBS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan

Wegge. 1993. [Online]. Tersedia:http://de.wikipedia.org/wiki/Motivation ---. 1998. [Online]. Tersedia:http://de.wikipedia.org/wiki/Motivation

Referensi

Dokumen terkait

Antara jawapan calon yang sepatutnya ialah pembangunan fizikal atau kemajuan infrastruktur, kemajuan sosioekonomi setempat, kewujudan petempatan tersusun dan bandar baru,

Menimbang, bahwa upaya perdamaian yang dilakukan oleh Majelis Hakim dan pihak keluarga telah tidak berhasil, fakta mana dihubungkan dengan sikap Penggugat yang

[r]

O-10 Dikemas produk dengan kemasan plastik menggunakan mesin kawasima Dibawa hasil ke masukan mesin check weighter dan metal detector untuk proses penimbangan berat

Berdasarkan penjelasan diatas, muncul permasalahan yang ingin peneliti ketahui lebih jauh, yaitu tentang keingintahuan mengenai pengaruh penerapan model cooperative

Analisa yang dilakukan adalah membandingkan bekisting metode konvensional, semi sistem, dan sistem (PERI) pada kolom pekerjaan Proyek Pembangunan World Trade Center

Selanjutnya berangkat dari realita itulah peneliti tertarik serta yang menjadi latar belakang untuk melakukan penelitian lebih dalam dengan mengangkat judul “Dakwah dan

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan ada tidaknya perbedaan pemahaman konsep siswa pada materi koloid, antara siswa yang diajar menggunakan model guided