• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP BOLU RAMBUTAN (Studi Kasus : Industri Royyan Bakery, Kota Binjai) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP BOLU RAMBUTAN (Studi Kasus : Industri Royyan Bakery, Kota Binjai) SKRIPSI"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP BOLU RAMBUTAN (Studi Kasus : Industri Royyan Bakery, Kota Binjai)

SKRIPSI

OLEH :

ALDA SORAYA BR GINTING 160304047

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2020

(2)

SKRIPSI

OLEH :

ALDA SORAYA BR GINTING 160304047

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2020

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

ALDA SORAYA BR GINTING (160304047/AGRIBISNIS) dengan judul penelitian ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP BOLU RAMBUTAN (Studi Kasus : Industri Royyan Bakery, Kota Binjai).

Penelitian ini dibimbing oleh ibu Ir. Iskandarini, MM., Ph.D sebagai ketua komisi pembimbing dan bapak Dr. Ir. Rahmanta, M.Si. sebagai anggota komisi pembimbing.

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis karakteristik konsumen bolu rambutan, untuk menganalisis hubungan factor umur, pendapatan, dan tingkat pendidikan dengan keputusan konsumen membeli bolu rambutan dari sisi jumlah pembelian, serta untuk menganalisis preferensi konsumen terhadap atribut bolu rambutan di Royyan Bakery Kota Binjai. Metode Penelitian adalah metode menggunakan instrument kuesioner dan wawancara kepada konsumen bolu rambutan di royyan bakery. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif yang didukung dengan uji kolerasi Rank Spearman dan Kendall’s W. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa karakteristik konsumen bolu rambutan di Royyan Bakery Kota Binjai secara garis besar adalah perempuan, berusia diantara 17-23 tahun, berpendapatan diantara 500.000 – ≤ 2.000.000.

Pendidikan mayoritas konsumen adalah SMA. Hubungan antara karakteristik konsumen berupa umur, pendapatan, dan tingkat pendidikan dengan keputusan konsumen dari sisi jumlah pembelian dengan uji kolerasi rank spearman, hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara pendapatan dan jumlah pembelian, dan tidak ada hubungan yang nyata antara umur, dan tingkat pendidikan terhadap jumlah pembelian bolu rambutan. Dalam membeli bolu rambutan, konsumen lebih memperhatikan atribut rasa disbanding atribut lalinnya.

Seperti, atribut tekstur, jenis, aroma, ukuran, dan bentuk.

Kata kunci: bolu rambutan, konsumen, preferensi

(6)

ABSTRACT

ALDA SORAYA BR GINTING (160304047 / AGRIBISNIS) with the thesis title is ANALYSIS OF CONSUMER PREFERENCES FOR RAMBUTAN’S CAKE (Case Study: the Royyan Bakery Industry, Kota Binjai). This research was supervised by ibu Ir. Iskandarini, MM., Ph.D as the head of the supervisory commission and bapak Dr. Ir. Rahmanta, M.Si. as a member of the supervisory commission.

This research aims to analyze the characteristic of the rambutan’s cake, to analyze the relation factor of age, income, and the level of educating with the consumer decision to buy rambutan’s cake from the buying side, and analyze consumer preferences for the rambutan’s cake attributes at royyan bakery in Binjai. The method of this research is questionnaire instrument and interview to consumer rambutan’s cake of royyan bakery, Binjai. The analysis method is a descriptive, it is supported by rank spearman and kendall’s W. The researcher found that the result showed that the characteristic of consumer at royyan bakery is women, they were 17-23 years old, their income start from 500.000 - ≤ 2.000.000. in education the dominant consumer are high school students. The relation between characteristic consumer such as age, income, and education level with the consumer decision from buying side with the spearman stated, The result showed that there is a relevant and real between income and selling result.

And there is unrelevant realness between age, and education level toward the quantity of selling rambutan’s cake when buys rambutan’s cake, the consumer prefer to taste than the others. Such as texture, flavor, type size, and shape.

Keywords: rambutan’s cake, consumer, preference.

(7)

RIWAYAT HIDUP

ALDA SORAYA BR GINTING lahir di Penen pada tanggal 16 Januari 1999, sebagai anak yang ke dua dari dua bersaudara, seorang putri dari Bapak Nelson Ginting dan Ibu Erni Tarigan.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 2010 lulus dari Sekolah Dasar (SD) Negeri 101814 peria-ria.

2. Tahun 2013 lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Deli Tua.

3. Tahun 2016 lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) RK Deli Murni Deli Tua.

4. Tahun 2016 diterima sebagai Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Medan di Fakultas Pertanian Program Studi Agribisnis, melalui jalur SNMPTN.

Kegiatan yang pernah diikuti penulis selama masa perkuliahan antara lain sebagai berikut :

1. Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Timbang Jaya, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara pada Bulan Juli – Agustus tahun 2019.

2. Anggota di Organisasi Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP) yang ada di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada tahun 2016-2020.

3. Menjadi panitia agrifest ke 38th pada perayaan hari ulang tahun IMASEP.

4. Melakukan Penelitian skripsi di Kota Binjai.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Bolu Rambutan (Studi Kasus : Industri Royyan Bakery, Kota Binjai)”. Yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.

Sebagai bentuk rasa syukur penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Orangtua tercinta Ibunda Erni Tarigan serta kakak tersayang Annisah Fitri Br Ginting dan abang Saul Sitepu. Yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian, semangat, nasihat, doa serta dukungan baik secara moril maupun materil bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Ir. Iskandarini, MM., Ph.D. selaku ketua komisi pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, serta selalu memberikan motivasi dan semangat kepada penulis dan selalu membantu penulis dalam perkuliahan maupun dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Dr. Ir. Rahmanta, M.Si, selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, memberikan motivasi, serta membantu penulis dalam penyelesaian skripsi

(9)

4. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec. selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU dan Bapak Ir. M. Jufri, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU yang telah memberikan banyak kemudahan selama masa perkuliahan.

5. Bapak Ir. M. Jufri, M.Si, dan Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberi kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh dosen Fakultas Pertanian USU khususnya Program Studi Agribisnis yang telah memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama masa perkuliahan.

7. Seluruh pegawai di Fakultas Pertanian USU khususnya Program Studi Agribisnis yang telah membantu dan memberi kemudahan pada seluruh proses administrasi.

8. Kepada pemilik usaha royyan bakery yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian skripsi.

9. Kepada Sahabat-sahabat tersayang Indah Juliani, Fenty Gracia, Riana, Desi Krismawati, Kristian Pieri, Lisda, Silvie, dan Imelda yang selalu memberikan perhatian, semangat, motivasi, serta bantuan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Teman-teman seangkatan Agribisnis stambuk 2016, yang telah banyak membantu dan menjadi penyemangat penulis selama masa perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

(10)

skripsi ini. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan pihak pihak lain yang membutuhkan. Amin.

Medan, September 2020

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Tinjauan Pustaka ... 9

2.1.1 Rambutan ... 9

2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen ... 10

2.1.3 Perilaku Konsumen ... 11

2.2 Landasan Teori ... 13

2.2.1 Preferesnsi Konsumen ... 13

2.2.2 Karakteristik Konsumen... 14

2.2.3 Faktor Karakteristik Konsumen yang Berhubungan Terhadap Keputusan Membeli ... 15

2.2.4 Atribut Produk ... 17

2.3 Penelitian Terdahulu ... 18

2.4 Kerangka Pemikiran ... 19

2.5 Hipotesis Penelitian ... 20

BAB III METODA PENELITIAN ... 21

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 21

(12)

3.2 Metode Penentuan Sampel ... 21

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 22

3.4 Metode Analisi Data ... 22

3.4.1 Metode Analisis Pada Identifikasi Masalah ... 22

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional ... 25

3.5.1 Defenisi ... 25

3.5.2 Batasan Operasional ... 26

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN ... 28

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian ... 28

4.1.1 Kota Binjai ... 28

4.1.2 Kecamatan Binjai Kota ... 30

4.1.3 Royyan Bakery ... 30

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

5.1 Karakteristik Konsumen Bolu Rambutan Di Kota Binjai ... 31

5.1.1 Jenis Kelamin ... 31

5.1.2 Umur ... 32

5.1.3 Pekerjaan ... 33

5.1.4 Pendapatan ... 34

5.1.5 Tingkat Pendidikan ... 35

5.2 Hubungan Umur, Pendapatan, Dan Tingkat Pendidikan Dengan Jumlah Pembelian Bolu Rambutan ... 36

5.2.1 Hubungan Umur dengan Jumlah Pembelian Bolu Rambutan... 36

5.2.2 Hubungan Pendapatan dengan Jumlah Pembelian Bolu Rambutan ... 37

5.2.3 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Jumlah Pembelian Bolu Rambutan 38 5.3 Preferensi Konsumen Terhadap Atribut Bolu Rambutan ... 39

5.3.1 Rasa ... 40

5.3.2 Tekstur ... 40

5.3.3 Jenis ... 41

5.3.4 Aroma ... 41

(13)

5.3.5 Ukuran ... 42

5.3.6 Bentuk ... 42

5.4 Tingkat Perhatian Responden Terhadap Atribut Bolu Rambutan... 43

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 45

6.1 Kesimpulan ... 45

6.2 Saran ... 45 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(14)

DAFTAR TABEL

No Judul Hal 1. Produksi Buah-Buahan dan Sayuran Tahunan Menurut Jenis Tanaman (ton)

di Kota Binjai, 2018 ... 3

2. Produksi Buah Rambutan Di Kota Binjai 2014-2018 ... 4

3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Binjai, 2019 ... 29

4. Karakteristik Konsumen Bolu Rambutan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 32

5. Karakteristik Konsumen Bolu Rambutan Berdasarkan Umur ... 32

6. Karakteristik Konsumen Bolu Rambutan Berdasarkan Pekerjaan ... 33

7. Karakteristik Konsumen Bolu Rambutan Berdasarkan Pendapatan ... 34

8. Karakteristik Konsumen Bolu Rambutan Berdasarkan Tingkat Pendidikan .. 35

9. Nilai Signifikansi Kolerasi Rank Spearman Hasil SPSS ... 36

10. Preferensi Konsumen Terhadap Rasa ... 40

11. Preferensi Konsumen Terhadap Tekstur ... 41

12. Preferensi Konsumen Terhadap Jenis ... 41

13. Preferensi Konsumen Terhadap Ukuran ... 42

14. Preferensi Konsumen Terhadap Bentuk ... 43

(15)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal 1. Skema Kerangka Pemikiran ... 20 2. Gambar Bolu Rambutan ... 40

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Hal 1. Karakteristik Konsumen ... 48 2. Parameter Keputusan Konsumen Membeli Bolu Rambutan ... 49 3. Korelasi Rank Spearman Umur Konsumen dengan Jumlah Pembelian ... 50 4. Korelasi Rank Spearman Pendapatan Konsumen dengan

Jumlah Pembelian ... 50 5. Korelasi Rank Spearman Tingkat Pendidikan Konsumen dengan Jumlah

Pembelian ... 50 6. Uji Kendalls Manual ... 51 7. Uji Kendalls SPSS ... 52

(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan dan kemajuan suatu negara. Industri pengolahan merupakan salah satu sektor yang menjadi kontributor terbesar pertama terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan di ikuti oleh sektor pertanian yang berada di posisi kedua. Hal ini menunjukkan pentingnya pengembangan industri pengolahan, salah satu contohnya adalah industri pengolahan makanan.

Indonesia dengan keragaman wilayah dan agroklimat telah memungkinkan berbagai jenis dan varietas buah-buahan dapat tumbuh secara luas dan berkembang di berbagai daerah di Indonesia. Oleh karena itu dikenal berbagai buah-buahan yang mengacu pada nama asal daerah, seperti jeruk Bali, duku Palembang, jeruk Pontianak, jeruk Soe, salak Bali, salak Nglumut, nenas Subang, rambutan Binjai dan lain-lain. Hal ini menunjukkan potensi dan kekayaan buah- buahan Indonesia sesuai dengan keragaman agroklimatnya.(Margono,2009).

Rambutan merupakan tanaman tropis yang mudah ditanam dan dikembangkan.

Rambutan adalah tanaman asli yang berasal dari Indonesia. Sebagai tanaman asli, rambutan memiliki keragaman yang tinggi secara alami dan tidak memerlukan perlakuan khusus untuk proses produksi. Buah ini mempunyai ciri khas yaitu mempunyai kulit buah yang berambut, rasa buah manis sampai asam, tekstur halus sehingga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi

(18)

Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi di pulau Sumatera memiliki sektor pertanian yang menempati posisi pertama dalam berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. Provinsi Sumatera Utara terletak dekat garis khatulistiwa, Provinsi Sumatera Utara tergolong ke dalam daerah beriklim tropis. Ketinggian permukaan daratan Provinsi Sumatera Utara sangat bervariasi, sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter di atas permukaan laut, beriklim cukup panas, sebagian daerah berbukit dengan kemiringan yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi berada pada daerah ketinggian.

Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, Sumatera Utara dibagi dalam 3 (tiga) kelompok wilayah/ kawasan yaitu Pantai Barat, Dataran Tinggi, dan Pantai Timur. Kawasan Pantai Timur meliputi Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Kabupaten Asahan, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Tanjungbalai, Kota Tebing Tinggi, Kota Medan, dan Kota Binjai.

Kota Binjai adalah daerah yang beriklim tropis dengan 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan dan musim kemarau biasanya ditandai dengan jumlah hari hujan pada tiap bulan terjadinya musim. Kecamatan yang memiliki curah hujan tertinggi adalah Kecamatan Binjai Selatan sebesar 326 mm3/14 hari hujan dan Kecamatan Binjai Utara sebesar 206,42 mm3/ 10,5 hari hujan. Dengan keadaan iklim ini, Kota binjai masuk kedalam daerah pengembangan yang potensial dan layak untuk dijadikan sentrum produksi rambutan.

(19)

3

Rambutan Kota Binjai yang merupakan salah satu rambutan yang terbaik di Indonesia dengan buah cukup besar, dengan kulit berwarna merah darah sampai merah tua, rambut buah agak kasar dan jarang, rasanya manis dengan asam sedikit, hasil buah tidak selebat aceh lebak bulus tetapi daging buahnya ngelotok.

Yakni daging buah yang empuk dan tebal, serta rasanya yang manis dan segar.

Saat ini, rambutan Kota Binjai sudah dinikmati dan diakui sampai ke luar Pulau Sumatera. Saat musim panen tiba, banyak rambutan Kota Binjai yang dikirim ke Pulau Jawa, Kalimantan, dibudidayakan di berbagai tempat di Indonesia serta menjadi komoditas unggulan (Mahisworo dkk, 1991).

Table 1. Produksi Buah-Buahan dan Sayuran Tahunan Menurut Jenis Tanaman (ton) di Kota Binjai, 2018

Jenis tanaman Produksi

(1) (2)

1 Buah-Buahan -

2 Alpukat 54,1

3 Belimbing 26,1

4 Duku 274,1

5 Durian 60,6

6 Jambu Biji 108,4

7 Jambu Air 94,3

8 Jeruk Silam -

9 Jeruk Besar 6,0

10 Jeruk -

11 Mangga 108,4

12 Manggis 94,7

13 Nangka 123,5

14 Nenas 55,8

15 Pepaya 24,0

16 Pisang 161,9

17 Rambutan 808,3

18 Salak 5,7

19 Sawo 83,2

20 Markisa -

21 Sirsak 15,0

22 Sukun 25,2

23 Sayuran -

24 Melinjo 69,7

25 Petai -

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Binjai, 2019

(20)

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa pada tahun 2018 di kota Binjai, rambutan merupakan komoditi buah-buahan yang memiliki produksi tertinggi dibandingkan komoditi buah yang lainnya. Tinggginya produksi buah rambutan ini, mengakibatkan sering terjadinya kelebihan pasokan buah rambutan di Kota Binjai yang mengakibatkan penurunan penjualan sehingga membuat para petani dan pedagang merugi. Pasalnya ketahanan buah rambutan tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan buah lainnya. Karena rendahnya ketahanan buah rambutan, sehingga dibutuhkan pengembangan industri pengolahan buah rambutan dan pengembangan produk turunan buah rambutan.

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa jumlah produksi rambutan pada tahun 2014 – 2018 mengalami peningkatan dan penurunan yang cukup signifikan setiap tahunnya.

Tabel 2. Produksi Buah Rambutan Di Kota Binjai 2014-2018

Tahun Produksi (Ton) Pertumbuhan (%)

2014 635,4 -35,81

2015 2.514,7 3.857,66

2016 473,10 -98,11

2017 830,00 74,43

2018 808,3 -2,61

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Binjai, 2019

Agroindustri adalah kegiatan yang memanfatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut.

Proses yang digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan, dan distribusi. Produk agroindustri

(21)

5

dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi ataupun sebagai produk bahan baku industri lainnya (Soekartawi, 2000).

Saat ini, agroindustri yang banyak berkembang di berbagai wilayah di Indonesia adalah agroindustri yang bergerak di bidang kuliner. Manfaat lain dari agroindustri adalah dapat menghasilkan nilai tambah sehingga mampu memberikan harga jual yang tinggi, dan sebagian besar agroindustri kuliner ini berskala kecil (home industry). Salah satu produk pertanian yang dapat diolah yaitu buah rambutan.

Royyan Bakery adalah satu-satunya industri pengolah buah rambutan yang ada di Kota Binjai. Industri pengolah rambutan ini berada di jalan St. Hasanuddin Binjai.

Adapun toko yang merangkap pabrik pada industri ini mengolah rambutan menjadi makanan menjadi berbagai macam produk seperti bolu rambutan Binjai.

Royyan Bakery membangun usaha olahan rambutan tersebut sejak Mei 2013.

Produk Royyan Bakery sudah sangat dikenal oleh masyarakat Kota Binjai dan kemudian dijadikan sebagai oleh-oleh khas dari Kota Binjai karena dengan memanfaatkan produk buah rambutan khas Kota Binjai yang sejak dahulu memang dijuluki sebagai kota rambutan. Walikota Binjai juga mendukung pelaku usaha dalam membuka usaha Royyan Bakery, sebab usaha ini tentunya akan memperkenalkan kota Kota Binjai sebagai tempat wisata kuliner dan agrowisata. Preferensi konsumen sangat menentukan keberhasilan penjualan. Dengan mengetahui selera pasar, maka kita dapat meningkatkan keberhasilan penjualan.

Salah satu pokok pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian adalah atribut produk yang ditawarkan perusahaan. Jika perusahaaan tidak peka

(22)

terhadap apa yang dibutuhkan konsumen, maka dapat dipastikan bahwa perusahaaan akan kehilangan banyak kesempatan untuk mendapatkan konsumen.

Atribut produk merupakan unsur-unsur yang melekat pada produk yang dianggap penting oleh konsumen sebagai penentu keputusan konsumen untuk membeli atau tidak. Atribut produk ada berbagai jenis seperti pada produk bolu rambutan bisa dapat berupa rasa, tekstur, jenis, aroma, ukuran, bentuk, dan hal lainnya.

Atribut produk ini sangat penting karena dapat mempengaruhi minat akan selera konsumen terhadap suatu produk. Disamping itu perlu dilakukan beberapa inovasi-inovasi terhadap atribut produk yang dihasilkan seperti: peningkatan kualitas suatu produk. Hal ini penting dilakukan untuk memperluas pangsa pasar dan agar perusahaan bisa tetap mempertahankan konsumennya.

Berdasarkan uraian di atas, maka sangat menarik untuk dilakukan suatu penelitian terhadap bolu rambutan untuk membantu industri agar dapat memproduksi bolu rambutan yang paling baik dan diinginkan konsumen serta dapat berinovasi terhadap produknya. Maka yang akan dikaji adalah mengenai preferensi konsumen yaitu pilihan kelebihsukaan seseorang terhadap suatu produk yang dikonsumsi berdasarkan evaluasi terhadap atribut yang terdapat pada produk tersebut. Dengan meneliti bagian ini, diharapkan dapat diketahui gambaran produk bolu rambutan yang sesungguhnya dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen sehingga dapat ditentukan perencanaan pengembangan produknya.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :

(23)

7

1. Bagaimana karakteristik konsumen bolu rambutan di daerah penelitian?

2. Bagaimana hubungan faktor umur, pendapatan dan tingkat pendidikan dengan keputusan konsumen membeli bolu rambutan dari sisi jumlah pembelian di daerah penelitian?

3. Bagaimana preferensi konsumen terhadap atribut bolu rambutan di daerah penelitian?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis karakteristik konsumen bolu rambutan di daerah penelitian.

2. Untuk menganalisis hubungan faktor umur, pendapatan dan tingkat pendidikan dengan keputusan konsumen membeli bolu rambutan dari sisi jumlah pembelian di daerah penelitian.

3. Untuk menganalisis preferensi konsumen terhadap atribut bolu rambutan di daerah penelitian.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan terutama yang berkaitan dengan topik penelitian serta merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi pelaku usaha, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pengembangan usahanya.

3. Bagi Pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan dalam pengembangan pelaku usaha.

(24)

4. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan pustaka dalam menambah wacana pengetahuan dan diharapkan dapat menjadi inspirator untuk bisa melakukan penelitian yang serupa atau sejenis.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Rambutan

Menurut Prihatman (2000), rambutan termasuk tanaman tropis yang berasal dari Indonesia dan telah menyebar ke daerah beriklim tropis lainnya seperti Filipina, Malaysia dan negara-negara Amerika Latin. Pertumbuhan rambutan sangat dipengaruhi oleh iklim, terutama ketersediaan air dan suhu. Intensitas curah hujan berkisar antara 1.500 – 2.500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun. Suhu optimal bagi pertumbuhan rambutan adalah 25o C pada siang hari. Intensitas cahaya matahari sangat berperan penting, karena berkaitan erat dan mempengaruhi suhu lingkungan. Kelembaban udara yang dibutuhkan oleh rambutan tergolong rendah, karena pada kelembaban udara yang rendah, udara akan menjadi kering kering sedikit uap air, dan kondisi tersebut cocok untuk pertumbuhan rambutan.

Menurut Setiawan (2003), rambutan mempunyai tinggi antara 15-25 m, ranting bercabang-cabang, dan daunnya berwarna hijau. Buah bentuknya bulat lonjong, panjang 3-5 cm dengan duri temple (rambut) lemas sampai kaku. Kulit buah berwarna hijau, dan menjadi kuning atau merah kalau sudah masak. Dinding buah tebal. Biji berbentuk elips, terbungkus daging buah berwarna putih transparan yang dapat dimakan dan banyak mengandung air. Rasanya bervariasi dari masam sampai manis dan kulit biji tipis berkayu.

Di tanah air tanaman rambutan umumnya tumbuh menyebar pada lahan jenis latosol, lahan utama usaha tani di Indonesia. Lahan jenis ini memang memiliki

(26)

sifat fisik baik. Remah strukturnya, gembur konsistensinya, mudah merembeskan air dan dapat menahan air dengan cukup baik. Solum lahan cukup dalam, antara 1,5-10 meter. Kandungan haranya rendah sampai sedang, bereaksi asam sampai agak asam dengan kandungan pH 4,5-6,5. Pemberian pupuk yang baik akan menghasilkan produksi yang baik dan berkesinambungan (Kalie, 1994).

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen

Konsumen adalah setiap pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik untuk kepentingan sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup dan tidak untuk diperdagangkan. Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri, sedangkan konsumen organisasi meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, dan lembaga lainnya (sekolah, perguruan tinggi dan rumah sakit) (Simanjuntak,2012).

Variabel utama diferensiasi produk menurut (Kotler, 2007) adalah sebagai berikut:

1. Bentuk (Form)

Produk bisa dideferensiasikan dalam bentuk, ukuran atau struktur fisik produk.

2. Keistimewaan/fungsi (Feature)

Produk dapat ditawarkan dengan beberapa keistimewaan, karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk.

3. Kualitas kinerja (Performance Quality)

Kualitas kinerja mengacu pada tingkat dimana karakteristik produk itu beroperasi dan ditetapkan dalam empat tingkatan kualitas yaitu: rendah, rata- rata, tinggi, atau sangat tinggi.

(27)

11

4. Kualitas kesesuaian (Conformance Quality)

Kualitas kesesuain mengacu pada tingkat dimana semua unit yang diproduksi identik dan memenuhi spesifikasi sasaran yang dijanjikan.

5. Daya tahan (Durability)

Adalah suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan dalam kondisi normal dan atau berat, yang menjadikan atribut bernilai bagi beberapa produk.

6. Keandalan (Reliability)

Adalah ukuran kemungkinan suatu produk tidak akan rusak atau gagal dalam suatu periode waktu tertentu.

7. Mudah diperbaiki (Repairability)

Adalah ukuran kemudahan memperbaiki suatu produk yang rusak atau gagal.

8. Gaya (Style)

Menggambarkan penampilan dan perasaan produk itu bagi pembeli.

Penampilan harus memiliki keunggulan kompetitif yang sukar ditiru. Namun, penampilan yang menarik tidak selalu menggambarkan kualitas yang baik.

9. Rancangan (Design)

Adalah totalitas dari keistimewaan yang mempengaruhi cara penampilan dan fungsi suatu produk dalam hal kebutuhan pelanggan. Dengan semakin ketatnya persaingan, rancangan akan menjadi salah satu cara yang paling ampuh untuk membedakan produk dari produk lainnya yang sejenis.

2.1.3 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah studi mengenai individu, kelompok atau organisasi dan proses-proses yang dilakukan dalam memilih, menentukan, mendapatkan, menggunakan, dan menghentikan pemakaian produk, jasa, pengalaman, atau ide

(28)

untuk memuaskan kebutuhan serta dampak proses-proses tersebut terhadap konsumen dan masyarakat (Hawkins, et al, 2001).

Menurut Sumarwan (2004), menyatakan bahwa perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen untuk mencari, membeli, menggunakan, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.

Menurut Hanna (2001), Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan akan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi. Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu.

Perilaku konsumen adalah studi mengenai individu, kelompok atau organisasi dan proses-proses yang dilakukan dalam memilih, menentukan, mendapatkan, menggunakan, dan menghentikan pemakaian produk, jasa, pengalaman, atau ide untuk memuaskan kebutuhan serta dampak proses-proses tersebut terhadap konsumen dan masyarakat (Hawkins, et al, 2001).

Definisi perilaku konsumen menurut Supranto (2007) ada tiga hal penting, yaitu : 1. Perilaku konsumen bersifat dinamis sehingga susah ditebak / diramalkan 2. Melibatkan interaksi, kognisi, afeksi, perilaku, dan kejadian di sekitar/

lingkungan konsumen.

3. Melibatkan pertukaran seperti menukar milik penjual dengan uang milik pembeli.

(29)

13

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Preferensi Konsumen

Kotler dan Amstrong (1997), mendefenisikan preferensi konsumen sebagai pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk (barang atau jasa) yang dikonsumsi. Preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagi pilihan produk yang ada.

Analisis preferensi konsumen adalah analisis yang bertujuan untuk mengetahui apa yang disukai dan yang tidak disukai konsumen, juga untuk menentukan urutan kepentingan dari suatu atribut produk maupun produk itu sendiri. Dengan menggunakan analisis preferensi ini akan diperoleh urutan kepentingan karakteristik produk seperti apa yang paling penting atau yang paling disukai (Wijaya, 2008).

Kardes (2002), membagi preferensi menjadi dua, yaitu:

1) Preferensi berdasarkan sikap

Menurut Kotler dan Armstrong (2008), sikap (attitude) menggambarkan evaluasi, perasaan, dan tendensi yang konsisten dari sesorang terhadap sebuah objek atau ide. Sikap menempatkan orang dalam suatu kerangka pikiran untuk menyukai atau tidak menyukai sesuatu, untuk bergerak menuju atau meninggalkan sesuatu. Sikap sulit diubah, karena adanya pola dari sikap seseorang sehingga diperlukan penyesuaian yang rumit dalam banyak hal.

2) Preferensi berdasarkan atribut

Preferensi berdasarkan atribut menurut Kardes dibentuk atas dasar membandingkan satu atau lebih atribut.

(30)

Atribut produk merupakan faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam mengambil keputusan tentang pembelian suatu merek ataupun kategori produk, yang melekat pada produk atau menjadi bagian dari produk itu sendiri. Seorang konsumen akan melihat suatu produk berdasarkan kepada karakteristik atau ciri atau atribut dari produk tersebut. Para pemasar perlu memahami apa yang diketahui oleh konsumen, atribut apa saja yang dikenal dari suatu produk, atribut mana yang dianggap paling penting oleh konsumen. Pengetahuan mengenai atribut tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen.

Pengetahuan yang lebih banyak mengenai atribut suatu produk akan memudahkan konsumen untuk memilih produk yang dibelinya (Sumarwan, 2003).

2.2.2 Karakteristik Konsumen

Konsumen adalah setiap pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik untuk kepentingan sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup dan tidak untuk diperdagangkan. Defenisi konsumen tersebut dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Konsumen diartikan sebagai konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri, sedangkan konsumen organisasi meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, dan lembaga lainnya (sekolah, perguruan tinggi dan rumah sakit) (Simanjuntak, 2012).

Menurut Engel et al dalam Simanjuntak (2012), terdapat tiga variabel yang berguna dalam menggambarkan karakteristik konsumen dalam pangsa pasar target, yaitu kepribadian, psikografi, dan demografi. Kepribadian didefenisikan sebagai respon yang konsisten terhadap stimulus lingkungan. Profil psikografi

(31)

15

digunakan sebagai ukuran operasional dalam gaya hidup, yaitu pengukuran kegiatan, minat, dan opini pembeli. Variabel yang termasuk dalam profil demografi meliputi usia, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status penikahan, tempat tinggal, ukuran keluarga, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan.

Perbedaan kondisi demografi konsumen akan mempengaruhi konsumsi produk dan jasa, yaitu mengakibatkan perbedaan kebutuhan, selera, kesukaan terhadap merek. Pemasar perlu mengetahui dengan pasti variabel demografi yang dijadikan dasar untuk segmentasi pasar produknya.

2.2.3 Faktor Karakteristik Konsumen yang Berhubungan Terhadap Keputusan Membeli

Pembelian konsumen berhubungan dengan karakteristik konsumen. Sebagian besar, pemasar tidak dapat mengendalikan faktor-faktor seperti itu, tetapi mereka harus memperhitungkan semuanya.

1. Umur

Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya.

Umur berhubungan dengan selera akan makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya.

2. Pendapatan

Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi atau rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan. Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa secara total hanya ada uang yang sedikit untuk dibelanjakan, sehingga masyarakat akan membelanjakan lebih sedikit uang untuk beberapa dan mungkin pula terhadap

(32)

sebagian besar barang. Jika permintaan terhadap sebuah barang berkurang ketika pendapatan berkurang, barang tersebut dinamakan barang normal.

Pendapatan seseorang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat minat.

3. Tingkat Pendidikan

Kalau orang bertindak, mereka belajar. Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari proses pendidikan yang dijalani (pengalaman). Pendidikan seseorang sangat mempengaruhi pilihannya. Apabila pendidikan konsumen tinggi maka akan lebih memilih barang yang berkualitas baik, tingkat pendidikan dapat dilihat dari pendidikan terakhir konsumen (Setiadi, 2003).

Menurut Sumarwan dalam Sunyoto (2013), untuk mengetahui konsumsi produk atau penggunaan produk yang lebih mendalam maka pemasaran harus mengetahui tiga hal, yaitu :

1. Frekuensi Konsumsi

Frekuensi konsumsi menggambarkan seberapa sering suatu produk dipakai atau dikonsumsi. Misalnya kulkas adalah salah satu produk peralatan dapur, termasuk dalam barang tahan lama dimana mempunyai usia pakai yang panjang, dapat bertahun-tahun. Kulkas digunakan dengan frekuensi yang sangat tinggi, karena dipakai terus menerus selama 24 jam sehari. Sementara itu, pemasar tentu menginginkan bahwa produk yang dijualnya dikonsumsi sesering mungkin oleh konsumen.

(33)

17

2. Jumlah Konsumsi

Jumlah konsumsi menggambarkan kuantitas produk yang digunakan oleh konsumen. Produsen bukan hanya ingin mengetahui frekuensi konsumsi, tetapi juga jumlah yang dikonsumsi. Jumlah konsumsi akan menjadi indikator besarnya permintaan pasar bagi produknya.

3. Tujuan Konsumsi

Konsumen mengonsumsi suatu produk dengan beragam tujuan. Karena itu produsen seringkali membuat suatu produk yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan konsumen. Tujuan konsumsi sering menggambarkan situasi pemakaian oleh konsumen.

2.2.4 Atribut Produk

Atribut produk merupakan unsur-unsur yang terkandung dalam suatu produk yang dianggap penting oleh konsumen dalam menentukan keputusan untuk membeli produk tersebut atau tidak. Jenis atribut produk ini didasarkan atas produk yang ada seperti warna, rasa, kemasan, harga, ukuran dan atribut lainnya. Setelah atribut ditentukan dilakukan estimasi yang nantinya akan diperoleh peringkat dan dapat diketahui nilai atribut yang diinginkan konsumen. Peringkat tertinggi menunjukkan atribut yang paling dianggap penting oleh konsumen dalam memutuskan untuk membeli produk (Tjiptono, 2008).

Atribut didefinisikan sebagai karakteristik yang membedakan merek atau produk lain. Definisi yang lain menyebutkan bahwa atribut adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam mengambil keputusan tentang pembelian suatu merek ataupun kategori produk, yang melekat pada produk atau menjadi bagian dari produk itu sendiri (Simamora, 2003).

(34)

2.3 Penelitian Terdahulu

Hardiansyah (2014) tentang “Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Bakso Bakar di Kecamatan Medan Tembung”, yang menyatakan bahwa karakteristik konsumen 43,4% adalah laki-laki dan 56,6% adalah perempuan, pada jenjang usia 13-15 tahun sebanyak 39,62%, beragama Islam sebanyak 77,35%, pekerjaan yaitu pelajar sebanyak 96,2%, dengan pendapatan Rp 150.000- Rp 299.999/bulan sebanyak 43,39%, status dalam keluarga yaitu anak sebanyak 98,1%, dan tingkat pendidikannya yaitu SMP sebanyak 39,62%. Untuk waktu pembeliannya pada siang hari sebanyak 79,42%, motivasi membeli bakso bakar karena suka sebanyak 66,03%. Berdasarkan analisis Konkordansi Kendall’s diperolehh nilai W sebesar 0,303 dan dari nilai W diperoleh nilai X² hitung sebesar 112,327, dan nilai X² tabel pada signifikansi 99,5% adalah 16,013. Perbandingan kedua nilai tersebut menghasilkan nilai X² hitung > X² tabel. Maka, ada kesamaan responden dalam menempatkan posisi urutan atribut produk dan ada kesesuaian perhatian konsumen terhadap atribut bakso bakar

Ayub Azhari (2016) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Keripik Ubi Jalar Di Kota Medan menyimpulkan bahwa Kombinasi keripik ubi jalar yang menjadi preferensi konsumen adalah warna keripik ungu, rasa manis, bentuk bulat, ketebalan tipis, aroma sedang, tekstur renyah, ukuran kemasan kecil (250 gram), dan desain kemasan spesifik dan lengkap. Dalam memilih keripik ubi jalar urutan atribut terpenting yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen yaitu rasa (18,131%), ukuran per kemasan (17,758%), aroma (15,118%), ketebalan keripik (14,728%), tekstur

(35)

19

keripik (9,125%), desain kemasan (8,701%), bentuk keripik (8,252%), dan warna (8,187%)

Hasian A K Tambun (2016) dalam penelitiannya yang berjudul Preferensi Konsumen Terhadap Buah Impor Di Kota Medan menyimpulkan bahwa Karakteristik konsumen buah impor di Kota Medan bervariasi, dilihat dari faktor jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga/ bulan, dan jumlah anggota keluarga. Kombinasi buah impor yang menjadi preferensi konsumen adalah buah dengan rasa yang manis, berukuran besar, memiliki aroma khas yang kuat dan warnayang cerah. Atribut buah impor yang memiliki nilai kepentingan tertinggi adalah rasa, kemudian aroma, ukuran dan warna.

2.4 Kerangka Pemikiran

Dalam membuat keputusan pembelian bolu rambutan, konsumen dihadapkan pada sikap pemilihan/preferensi terhadap produk yang akan dibeli. Pada bolu rambutan melekat karakteristik yang dalam penelitian ini disebut dengan atribut bolu rambutan. Atribut yang diidentifikasi mempengaruhi preferensi konsumen yaitu dari segi rasa, tekstur, jenis, aroma, ukuran dan bentuk.

Dalam keputusan membeli bolu rambutan, konsumen bolu rambutan berhubungan dengan beberapa faktor karakteristik konsumen, diantaranya umur, pendapatan dan tingkat pendidikan. Keputusan konsumen tersebut dapat diukur dari jumlah pembelian bolu rambutan.

Dari penelitian preferensi konsumen ini dapat diketahui keadaan sebenarnya dari konsumen yang dapat dijadikan masukan bagi pelaku usaha. Secara sistematis kerangka pemikiran pada skema dibawah ini:

(36)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Prefrensi Konsumen Terhadap Bolu Rambutan di Kota Binjai

Keterangan :

: Menyatakan Proses : Menyatakan Hubungan 2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka hipotesis Penelitian dapat dirumuskan, yaitu :

1. Terdapat karakteristik jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendapatan, dan tingkat pendidikan pada konsumen bolu rambutan.

2. Karakteristik konsumen bolu rambutan (umur, pendapatan, dan tingkat pendidikan) berhubungan positif dan signifikan dengan jumlah pembelian bolu rambutan.

3. Rasa adalah preferenai dominan konsumen terhadap atribut produk dalam membeli bolu rambutan.

Keputusan Konsumen membeli produk Bolu

Rambutan

Preferensi Konsumen Bolu Rambutan

Atribut Bolu Rambutan 1. Rasa

2. Tekstur 3. Jenis 4. Aroma 5. Ukuran 6. Bentuk Faktor Karakteristik Konsumen:

1. Umur 2. Pendapatan

3. Tingkat Pendidikan

(37)

21

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive atau secara sengaja yaitu Kota Binjai. Dengan pertimbangan bahwa daerah penelitian merupakan salah satu Kab/Kota di Sumatera Utara yang melakukan usaha pengolahan buah rambutan.

Dan Kota Binjai juga di kenal dengan Kota Rambutan. Penelitian ini akan dilaksanakan di Industri Royyan Bakery yang merupakan industry yang melakukan pengolahan buah rambutan menjadi bolu rambutan.

3.2 Metode Penentuan Sampel

Jumlah populasi konsumen yang mengkonsumsi bolu rambutan di Kota Binjai tidak dapat diketahui secara pasti sehingga penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara nonprobability sampling yakni dengan teknik judgement dan accidental sampling. Judgement sampling dilakukan untuk memilih responden yang tepat sebagai sumber informasi berdasarkan kriteria tertentu yaitu responden yang mengonsumsi bolu rambutan. Sedangkan accidental sampling dilakukan dengan memilih responden secara spontan atau yang kebetulan ditemui di lokasi penelitian.

Menurut Baily dalam Hasan (2002), untuk penelitian yang akan menggunakan analisis statistic, ukuran sampel yang paling minimum adalah 30. Selanjutnya diperkuat oleh pendapat Gay dalam Hasan (2002), bahwa ukuran minimal sampel yang dapat diterima berdasarkan pada metode penelitian yang digunakan dimana metode deskriptif kolerasional, minimal sebanyak 30 subjek.

(38)

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pendataan lapangan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun. Sedangkan data sekunder diperoleh secara tidak langsung melalui instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik, serta literatur yang berhubungan dengan penelitian seperti hasil penelitian serta jurnal terkait.

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Metode Analisis Pada Identifikasi Masalah

Untuk Identifikasi masalah 1 digunakan analisis deskriptif, dimana yang dianalisis adalah karakteristik konsumen yang membeli bolu rambutan di Royyan Bakery.

Untuk Identifikasi masalah 2 digunakan analisis korelasi Rank Spearman dengan menganalisis faktor umur, pendapatan dan tingkat pendidikan terhadap jumlah pembelian bolu rambutan.

Keterangan:

rs = Koefisien Korelasi Rank Spearman di = selisih antara peringkat

n = jumlah sampel.

𝑟𝑠 = 1 −6 ∑𝑁𝑖=1𝑑𝑖2 𝑛3− 𝑛

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 𝑟𝑠√ 𝑛 − 2 1 − 𝑟𝑠2

𝑡𝛼 = α/2 ; db (n-2)

(39)

23

α = derajat nyata db = derajat bebas Kriteria uji hipotesa:

Jika thitung ≤ t α/2 berarti terima Ho dan tidak terima H1 Jika thitung > t α/2 berarti terima H1 dan tidak terima Ho Ho = tidak ada hubungan

H1 = ada hubungan

Dengan menggunakan SPSS, korelasi rank spearman dapat ditentukan dengan nilai signifikansi pada hasil SPSS. Keriteria pengambilan keputusan adalah:

Ho diterima jika nilai signifikansi ≥ α H1 diterima jika nilai signifikansi < α

Tingkat koefisien korelasi menurut Sarwono dalam Ramadhina (2011) sebagai berikut:

a) 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel b) 0-0,25 : Korelasi sangat lemah

c) >0,25-0,5 : Korelasi cukup d) >0,5-0,75 : Korelasi kuat e) >0,75-0,99 : Korelasi sangat kuat f) 1 : Korelasi sempurna

Koefisien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Koefisien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak.

(40)

Untuk Identifikasi masalah 3 digunakan analisis deskriptif, dimana yang dianalisis adalah preferensi konsumen terhadap atribut produk, yaitu: Rasa, Tekstur, Jenis, Aroma, Ukuran dan Bentuk. Dan dianalisis perhatian konsumen dengan uji koefisien konkordansi Kendall’s.

Secara manual, nilai Kendall’s dapat dihitung dengan rumus:

Dimana:

W = Nilai Kendall’s

S = Jumlah kuadrat dari deviasi rangking R = Rata-rata rangking

Ri = Total ranking

m = Jumlah orang yang memberikan nilai (peringkat) n = Jumlah objek yang dinilai

Untuk mengetahui keselarasan pendapat responden dilakukan uji Chi-square terhadap koefisien Kendall’s (W). Nilai Chi-square dihitung menggunakan rumus:

Hipotesis yang diajukan adalah Ho : RKendall = 0 (tidak ada kecocokan) H1 : RKendall ≠ 0 (ada kecocokan)

𝑊 = 12𝑠

𝑚2 ( 𝑛3− 𝑛 ) 𝑆 = ∑ (𝑅𝑖 − 𝑅)2

𝑛 𝑖=1

𝑅 =1

2𝑚(𝑛 + 1) 𝑅𝑖 = ∑ 𝑟𝑖, 𝑗

𝑚

𝑗=1

𝑥2 = 𝑚(𝑛 − 1)𝑊

(41)

25

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

Ho diterima jika x2 ≤ x2α; db(n – 1) H1 diterima jika x2 > x2α; db(n – 1) (Supriana,2010).

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan atas pengertian dalam penelitian ini, maka diberikan beberapa defenisi dan batasan operasional.

3.5.1 Defenisi

1. Preferensi konsumen adalah pilihan mengenai apa yang disukai dan tidak disukai konsumen.

2. Bolu rambutan adalah makanan yang dalam pembuatannya menggunakan buah rambutan sebagai bahan baku.

3. Konsumen bolu rambutan adalah sampel yang melakukan pembelian bolu rambutan di Royyan Bakery.

4. Karakteristik konsumen adalah karakter pribadi responden konsumen bolu rambutan, yaitu : jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendapatan, dan tingkat pendidikan.

5. Jumlah Pembelian adalah jumlah bolu rambutan yang di beli responden yang dihitung dalam satuan kotak dan pada satu bulan.

6. Atribut bolu rambutan adalah segala sesuatu yang melekat pada produk bolu rambutan, diantaranya : rasa, tekstur, jenis, aroma, ukuran dan bentuk.

7. Jenis bolu rambutan adalah macam-macam bolu rambutan yang dapat dikonsumsi di Royyan Bakery, yaitu : original, toping keju, kismis, chocochip, seres, almond, dan sukade.

(42)

8. Rasa adalah sesuatu yang dapat dirasakan oleh konsumen saat mengonsumsi bolu rambutan, yaitu manis dan tidak terlalu manis.

9. Bentuk adalah bentuk bolu rambutan yang dapat dinilai dan dilihat responden yaitu bundar atau kotak.

10. Ukuran adalah besar kecilnya bolu rambutan yang dinilai responden.

11. Tekstur adalah kumpulan sifat permukaan bolu rambutan yaitu mengembang atau padat.

12. Aroma adalah aroma yang dihasilkan oleh bolu rambutan, diantara wangi, dan tidak berorama.

13. Umur merupakan usia responden dari awal kelahiran sampai pada saat Penelitian ini dilakukan, dan diukur dalam satuan tahun.

14. Tingkat pendidikan adalah pendidikan yang pernah ditempuh atau ditamatkan, baik di SD, SLTP, SLTA/SMK, ataupun Akademik/PT.

15. Pendapatan adalah jumlah keseluruhan pendapatan yang diperoleh atas jenis pekerjaan yang dilakukan dalam waktu satu bulan dan dihitung dengan nilai rupiah.

16. Pendapatan konsumen pelajar/mahasiswa adalah jumlah keseluruhan pendapatan yang berasal dari uang saku (bukan dari segi upah) dalam satuan bulan dan dihitung dengan nilai rupiah.

3.5.1 Batasan Operasional

1. Penelitian ini dilakukan di Kota Binjai.

2. Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli atau mengkonsumsi bolu rambutan di Royyan Bakery.

(43)

27

3. Atribut yang diteliti dalam penelitian ini adalah atribut rasa, tekstur, jenis, aroma, ukuran dan bentuk.

4. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2020.

(44)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian 4.1.1 Kota Binjai

Kota Binjai merupakan salah satu kota dalam wilayah provinsi Sumatra Utara yang memiliki luas wilayah 90, 23 km2. Binjai terletak 22 km di sebelah barat ibu kota provinsi Sumatra Utara, Medan. Secara geografis Kota Binjai merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ±30 meter diatas permukaan laut, terletak pada posisi 3°31’ 40’’ – 3° 40’ 2’’ Lintang Utara dan 98° 27’ 3’’ – 98°

32’ 32’’ Bujur Timur. Menurut batas administratifnya, wilayah Binjai memiliki batas – batas area sebagai berikut :

Utara : Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dan Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

Timur : Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

Selatan : Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat dan Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang

Barat : Kecamatan Selesai Kab Langkat.

Kota Binjai adalah daerah yang beriklim tropis dengan 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan dan musim kemarau biasanya ditandai dengan jumlah hari hujan pada tiap bulan terjadinya musim. Kecamatan yang memiliki curah hujan tertinggi adalah Kecamatan Binjai Selatan sebesar 231,71 mm3/10 hari hujan dan Kecamatan Binjai Kota sebesar 212,54 mm3/9,42 hari hujan.

(45)

29

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Binjai, 2019

Kelompok Umur Laki-Laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah Total

(1) (2) (3) (4)

0-4 12 713 12 248 24 961

5-9 12 958 12 376 25 334

10-14 12 498 11 924 24 422

15-19 12 617 12 437 25 054

20-24 12 874 12 734 25 608

25-29 11 386 11 533 22 919

30-34 10 511 10 340 20 851

35-39 10 079 10 404 20 483

40-44 9 297 9 582 18 879

45-49 8 553 8 904 17 457

50-54 7 689 7 779 15 468

55-59 6 228 6 709 12 937

60-64 4 634 4 683 9 317

65-69 3 034 3 201 6 235

70-75 1 683 1 825 3 508

75+ 1 310 1 854 3 164

Jumlah / Total 138 064 138 533 276 597 Sumber : BPS Kota Binjai, 2020

Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa Penduduk Kota Binjai pada tahun 2019 berjumlah 276.597 jiwa yang tersebar di lima kecamatan di Kota Binjai, terdiri atas 138.064 laki-laki dan 138.533 perempuan. Sebagian penduduk Binjai berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing – masing 36% dan 32.5% dari total penduduk). Dilihat dari struktur umur penduduk, Binjai dihuni lebih kurang 179.656 jiwa berusia produktif (15-59 tahun).

(46)

4.1.2 Kecamatan Binjai Kota

Secara geografis Kecamatan Binjai Kota berada di tengah Kota Binjai. Kecamatan Binjai Kota berbatasan dengan :

Sebelah Utara berbatasan dengan : kecamatan Binjai Utara Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kecamatan Binjai Selatan Sebelah Timur berbatasan dengan : Kecamatan Binjai Timur Sebelah Barat berbatasan dengan : Kecamatan Binjai Barat

Kecamatan Binjai Kota merupakan salah satu kecamatan di Kota Binjai yang mempunyai luas sekitar 4,12 km2. Kecamatan Binjai Kota terdiri dari 7 (tujuh) kelurahan : Berngam, Satria, Tangsi, Kartini, Setia, Binjai, dan Pekan Binjai.

Kecamatan Binjai Kota dihuni oleh 27.975 jiwa penduduk yang terdiri dari 13.681 laki-laki dan 14.294 perempuan.

4.1.3 Royyan Bakery

Royyan Bakery merupakan suatu industry pengolahan buah rambutan yang terletak di Kota Binjai. Industri pengolah rambutan ini berada di jalan St.

Hasanuddin Binjai. Letak dari toko ini dapat dikatakan sangat strategis, karna terletak di depan jalan raya Kota Binjai dan dekat dengan area perkantoran dan sekolah, juga lapangan merdeka Binjai. Adapun toko yang merangkap pabrik pada industri ini mengolah rambutan menjadi berbagai macam produk makanan seperti bolu rambutan Binjai. Royyan Bakery telah membangun usaha olahan rambutan tersebut sejak Mei 2013.

(47)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Konsumen Bolu Rambutan Di Kota Binjai

Konsumen bolu rambutan yang dimaksudkan adalah konsumen yang membeli bolu rambutan di Royyan bakery. Deskripsi karakteristik konsumen yaitu menguraikan atau memberikan gambaran mengenai identitas konsumen dalam penelitian ini. Karakteristik merupakan ciri atau karakteristik yang melekat pada diri seseorang meliputi jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendapatan per bulan, dan tingkat pendidikan. Setiap konsumen memiliki karakteristik atau kepribadian masing-masing yang berbeda antara satu dengan yang lain, hal ini akan berpengaruh di dalam hal mengonsumsi bolu rambutan.

Dari 30 kuesioner yang diolah dapat dilihat karakteristik konsumen bolu rambutan di Royyan Bakery. Karakteristik konsumen yang dianalisis meliputi jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendapatan, dan tingkat Pendidikan. 3 karakteristik responden utama yaitu : umur, pendapatan, dan tingkat Pendidikan yang nantinya akan dihubungkan terhadap keputusan membeli bolu rambutan melalui jumlah pembelian bolu rambutan.

5.1.1 Jenis Kelamin

Konsumen berdasarkan jenis kelamin dibagi menjadi dua kelompok yaitu laki-laki dan perempuan. Dari hasil penelitian dengan wawancara melalui kuesioner kepada 30 responden berdasarkan penelusuran pada lokasi yang telah ditentukan pada metode penelitian, maka jumlah konsumen berjenis kelamin laki-laki 7 konsumen atau 23,3% dari jumlah sempel dan perempuan berjumlah 23 konsumen atau 76,7% dari jumlah sampel.

(48)

Tabel 4. Karakteristik Konsumen Bolu Rambutan Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase(%)

Laki-laki 7 23,3%

Perempuan 23 76,7%

Total 30 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Konsumen Bolu Rambutan lebih banyak berjenis kelamin perempuan karena berdasarkan pengamatan di lokasi penelitian proporsi jumlah konsumen perempuan lebih banyak jika dibandingkan dengan konsumen laki-laki. Bolu Rambutan merupakan produk makanan siap makan yang tidak identik dengan salah satu jenis kelamin saja, sehingga dapat dikonsumsi oleh perempuan maupun laki-laki.

5.1.2 Umur

Berdasarkan kelompok umur, responden yang didominasi umur diantara 17 - 44 tahun dibagi atas 5 kelompok umur berdasarkan jenjang usia responden, sebagai berikut :

Tabel 5. Karakteristik Konsumen Bolu Rambutan Berdasarkan Umur

Umur (Tahun) Jumlah (orang) Persentase(%)

17-23 13 43,3%

24-30 6 20%

31-37 2 6,7%

38-44 4 13,3%

>44 5 16.7%

Total 30 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen bolu rambutan yang paling banyak berumur diantara 17-23 tahun dengan jumlah konsumen 13 orang atau

(49)

33

43,3 % dari total sampel konsumen. Pada kelompok umur ini biasanya memiliki selera makan yang tinggi. Konsumen dengan kelompok umur ini merupakan konsumen yang masih menempuh pendidikan sebagai mahasiswa dan konsumen yang bekerja sebagai karyawan swasta. Jika dilihat dari lokasi toko yang berdekatan dengan kawasan kantor dan perguruan tinggi, Maka jumlah responden dalam penelitian ini lebih banyak yang berumur 17-23 tahun.

Konsumen bolu rambutan yang paling sedikit berumur pada jenjang 31-37 tahun atau 6,7 % dari total keseluruhan sampel. Selain 2 kelompok umur terbesar dan terkecil, ada 3 kelompok umur lainnya yaitu 24-30 tahun yang berjumlah 6 orang atau 20%, 38-44 tahun yang berjumlah 4 orang atau 13,3%, >44 tahun yang berjumlah 5 orang atau 16,7%. Seluruh kelompok umur tersebut merupakan hasil penelitian berdasarkan konsumen di royyan bakery.

5.1.3 Pekerjaan

Tabel 6. Karakteristik Konsumen Bolu Rambutan Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase(%)

Mahasiswa 8 26,7%

Guru 2 6,7%

TNI 1 3,3%

Pedagang 1 3,3%

Anggota Dewan 1 3,3%

Perawat 1 3,3%

Pensiunan 1 3,3%

IRT 3 10%

Wiraswasta 3 10%

Pelajar 2 6,7%

Konsultan 1 3,3%

Karyawan Swasta 4 13,3%

PNS 2 6,7%

Total 30 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2020

(50)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumen bolu rambutan di royyan bakery memiliki pekerjaan yang beragam. Jenis pekerjaan konsumen bolu rambutan dapat dilihat pada tabel 6 diatas. Berdasarkan kelompok pekerjaan, konsumen bolu rambutan di dominasi oleh mahasiswa dengan jumlah 8 orang dan persentasenya 26,7%, pekerjaan yang terbanyak kedua adalah karyawan swasta dengan jumlah 4 orang dengan persentase 13,3 %. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas konsumen adalah mahasiswa dan karyawan, karena letak Royyan Bakery yang dekat dengan perkantoran dan perguruan tinggi.

Menurut Simamora (2008), pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya sehingga dengan mengetahui jenis pekerjaan konsumen, pemasar dapat mengidentifikasi kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat di atas rata-rata terhadap produk yang diperjual-belikan.

5.1.4 Pendapatan

Dari 30 konsumen bolu rambutan yang diwawancarai di lokasi penelitian dihasilkan data karakteristik konsumen berdasarkan pendapatan sebagai berikut:

Tabel 7. Karakteristik Konsumen Bolu Rambutan berdasarkan Pendapatan Pendapatan per bulan Jumlah (orang) Persentase(%)

< 500.000 2 6,7%

500.000 – ≤ 2.000.000 11 36,7%

≥ 2.000.000 – ≤ 3.500.000 6 20%

≥ 3.500.000 – ≤ 5.000.000 6 20%

> 5.000.000 5 16,6%

Total 30 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Dari hasil penelitian, sesuai dengan yang ditampilkan pada tabel 7 diperoleh tingkat pendapatan antara Rp 500.000 – ≤ Rp 2.000.000 perbulan merupakan

(51)

35

kelompok terbanyak yaitu sebanyak 11 orang atau sebesar 36,7%. Kelompok ini merupakan mahasiswa yang memiliki pendapatan berasal dari uang jajan yang diakumulasikan dalam hitungan bulanan., dan karyawan swasta yang memiliki pendapatan berasal dari gaji yang diakumulasikan dalam hitungan bulan.

Kelompok terendah dengan tingkatan pendapatan < 500.000 atau 6,7%

merupakan pelajar yang memiliki pendapatan berasal dari uang jajan yang diakumulasikan dalam hitungan bulan. Kelompok pendapatan ≥Rp 2.000.000 –

≤Rp 3.500.000 yang berjumlah 6 orang atau 20 % merupakan konsumen yang memiliki pendapatan yang diakumulasikan dalam hitungan bulan. Hal ini juga sama pada kelompok ≥ 3.500.000 – ≤ 5.000.000 yang berjumlah 6 orang atau 20%, kelompok > 5.000.000 yang berjumlah 5 orang atau 16,6%.

5.1.5 Tingkat Pendidikan

Hasil penelitian terhadap 30 konsumen bolu rambutan pada lokasi yang ditentukan, maka kelompok tingkat Pendidikan konsumen sebagai berikut:

Tabel 8. Karakteristik Konsumen Bolu Rambutan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase(%)

SMA 18 60%

D3 1 3.3%

D4 1 3.3%

S1 9 30%

S2 1 3,3%

Total 30 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Dari hasil penelitian, sesuai dengan yang ditampilkan pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa konsumen yang tingkat pendidikannya SMA merupakan

(52)

konsumen terbanyak yaitu sebanyak 18 orang dengan persentase 60 % dari keseluruhan sampel, dan yang terbanyak kedua adalah konsumen yang memiliki pendidikan akhir S1 sebanyak 9 orang dengan persentase 30 % dari keseluruhan sampel. Realita hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tidak begitu berpengaruh dengan pembelian bolu rambutan. Hal ini menunjukkan bahwa pembelian bolu rambutan benar-benar berdasarkan atas preferensi konsumen masing-masing.

5.2 Hubungan Umur, Pendapatan, Dan Tingkat Pendidikan Dengan Jumlah Pembelian Bolu Rambutan

Hubungan umur, pendapatan, dan tingkat pendidikan dengan keputusan konsumen dalam membeli bolu rambutan yang dianalisis dari sisi jumlah pembelian diuji dengan menggunakan SPSS dengan metode analisis kolerasi rank spearman, dengan hasil nilai signifikansi sebagai berikut :

Tabel 9. Nilai Signifikansi Kolerasi Rank Spearman Hasil SPSS Karakteristik Konsumen Keputusan Konsumen dalam Membeli

Jumlah Pembelian

Umur 0,053

0,002 0,455 Pendapatan

Tingkat Pendidikan

Sumber: Data Primer diolah, 2020

5.2.1 Hubungan Umur dengan Jumlah Pembelian Bolu Rambutan Correlations

umur jumlah

pembelian

Spearman's rho Umur Correlation Coefficient 1,000 ,357

Sig. (2-tailed) . ,053

N 30 30

jumlah pembelian Correlation Coefficient ,357 1,000

Sig. (2-tailed) ,053 .

N 30 30

(53)

37

Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasi rank spearman menggunakan SPSS, maka diketahui tingkat keeratan kolerasi rank spearman melalui nilai correlation coefficient antara umur dengan jumlah pembelian bolu rambutan adalah sebesar 0,357. umur dengan jumlah pembelian bolu rambutan dinyatakan tidak berhubungan nyata dengan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,053. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi >0,05. maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Hal ini dikarenakan pada penelitian yang saya lakukan, pada umumnya konsumen royyan bakery dengan rentang umur yang berbeda akan membeli bolu rambutan hanya dalam jumlah yang sedikit karena daya tahan bolu yang rendah menyebabkan jumlah pembelian konsumen tidak jauh berbeda.

Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis yang menyatakan bahwa umur konsumen royyan bakery berhubungan dengan jumlah pembelian bolu rambutan tidak dapat diterima. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Risa (2015) yang menyimpulkan bahwa ada hubungan umur konsumen terhadap jumlah pembelian.

5.2.2 Hubungan Pendapatan dengan Jumlah Pembelian Bolu Rambutan Correlations

pendapatan jumlah pembelian Spearman's rho pendapatan Correlation Coefficient 1,000 ,547**

Sig. (2-tailed) . ,002

N 30 30

jumlah pembelian Correlation Coefficient ,547** 1,000

Sig. (2-tailed) ,002 .

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan konsumen beras di Kecamatan Medan Johor memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik itu dari pendapatan rumah tangga, umur, pendidikan, jumlah

Hasil penelitian menunjukkan konsumen beras di Kecamatan Medan Johor memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik itu dari pendapatan rumah tangga, umur, pendidikan, jumlah

Karakterisitik sosial ekonomi konsumen (umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, jumlah konsumsi, pendapatan rumah tangga dan tingkat kepulenan) secara serempak berpengaruh

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat konsumsi konsumen, menganalisis preferensi konsumen serta untuk menganalisis kombinasi atribut yang paling disukai konsumen

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat konsumsi konsumen, menganalisis preferensi konsumen serta untuk menganalisis kombinasi atribut yang paling disukai konsumen

Rambutan: Komoditas Unggul dan Prospek Agribisnis.. Rambutan: Komoditas Unggul dan

Biaya Pemasarn Rambutan Pada Saluran Pemasaran Utama. No

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi alasan konsumen membeli minyak goreng curah, untuk menganalisis hubungan antara umur dan tingkat pendidikan