• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Serambi PTK, Volume VI, No.3, September 2019 ISSN :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Jurnal Serambi PTK, Volume VI, No.3, September 2019 ISSN :"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

124

Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada pokok Bahasan Iklan, Slogan, dan poster melalui Model Group Investigation Siswa

Kelas VIII 2 SMP Negeri 1 Bangko Tahun Pelajaran 2016/2017

Yuniati

SMP Negeri 1 Bangko Email : yuniati.pns@gmail.com

ABSTRAK

Proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Bangko, yang dilaksanakan secara konvensional ternyata belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kenyataannya hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VIII masih rendah.

Diperoleh nilai siswa masih di bawah standar yang diharapkan, hal ini yang membu penulis mengadakan penelitian dengan menggunakan model group investigation.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa setelah menggunakan model group investigation pada mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Negeri 1 Bangko Tahun Pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 1 Bangko yang berjumlah 38 siswa, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah penggunaan model group investigation. Tahapan penelitian melalui perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Sumber data dalam penelitian ini berupa (1) keaktifan siswa dalam pembelajaran, (2) hasil kerja kelompok (portofolio), dan (3) hasil belajar Bahasa Indonesia. Instrumen berupa lembar obvervasi dan tes hasil belajar. Langkah pertama yang dilakukan dengan penelitian ini adalah mengobservasi guru dan memberikan tes kepada siswa.

Berdasarkan hasil tes awal diperoleh deskripsi kemampuan siswa pada saat tes awal bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal belum tercapai pada tes awal ini. Sehingga peneliti mengadakan refleksi untuk penelitian di siklus I dengan hasil dari 38 siswa terdapat 18 siswa yang tuntas dalam belajar dengan persentase 47,37 %,sedangkan yang belum tuntas 20 siswa atau 52,63 % dengan rata-rata 72,37. Pada saat siklus I belum tuntas , maka peneliti melanjutkan ke siklus II dengan pelaksanaan yang sama seperti siklus I, dan diperoleh ketuntasan nilai belajar siswa yaitu 38 siswa atau 100% yang tuntas, sedangkan yang tidak tuntas 0 siswa atau 0% dengan rata-rata 80,51, terjadi peningkatan ketuntasan belajar dari siklus I dan siklus II sebesar 52,63% dan rata-rata sebesar 80,51

Kata Kunci : Model goup investigation, Hasil Brlajar, Iklan, Slogan, Poster

PENDAHULUAN

Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi yang ada pada peserta didik, namun pada kenyataannya rendahnya mutu pendidikan disebabkan oleh banyak faktor, salah satu faktornya adalah rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara digunakannya dalam pembelajaran. Oleh karena itu guru sebagai penanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan dituntut lebih profesional dengan tugas utama mendidik,

(2)

125 mengajar, membimbing, mengarahkan, melihat, menilai dan mengevalusi peserta didik selain itu juga guru dituntut untuk lebih berkompetensi dalam bidang pendidikan agar peserta didiknya dapat mencapai kematangan yang optimal sesuai dengan potensi.

Kenyataan yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia bahwa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan masih kurang kondusif hal ini dikarenakan siswa belum dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang kurang kondusif akan berdampak buruk terhadap hasil belajar yang akan diraih siswa. Hal ini dibuktikan berdasarkan data hasil belajar siswa dari aktivitas (proses) dan hasil tes belum memuaskan, masih banyak siswa yang nilainya belum tuntas atau masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 75 yakni hanya sebanyak 14,73% siswa yang mencapai nilai KKM, sementara 85,27% siswa lainnya belum mencapai nilai KKM. Nilai rata-rata yang diraih siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia tersebut sebesar 72,23.

Untuk menghindari proses pembelajaran yang tidak kondusif tersebut terulang kembali, maka pemilihan suatu model pembelajaran yang efektif dan efisien sangatlah diperlukan terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Melihat permasalahan diatas,maka satu pemikiran yang muncul bahwa perlu adanya model pembelajaran yang beraneka ragam dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Dalam pembelajaran harus dapat menciptakan pola pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi siswa tidak hanya pada aspek kognitif, psikomotor tetapi juga aspek afektif.Selain itu pola pembelajaran yang baik harus bisa mendorong siswa mempelajari Bahasa Indonesia secara optimal.Dalam upaya mengatasi masalah ini, penulis menggunakan model group investigation.

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut: “Apakah penggunaan model Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bangko Tahun pelajaran 2016/2017?”

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Bangko beralamat di Jalan Sumatera Laut Bagansiapiapi. Sebagai subjek penelitian adalah kelas VIII-2 berjumlah 38 siswa SMP Negeri 1 Bangko pada semester genap Tahun Pelajaran 2016/2017, dengan waktu selama 4 bulan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Reseach).

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, sehingga dalam pelaksanaannya penelitian ini melakukan kerjasama dengan guru mata pelajaran bahasa indonesia yang selalu berupaya untuk memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang paling efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang dengan revisi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan pemahaman siswa terhadap mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Guru selalu bekerja sama dengan guru mata pelajaran bahasa indonesia mulai dari: 1. Perencanaan; 2. Pelaksanaan; 3. Pemantauan (observasi); 4. Evaluasi; 5. Refleksi.

Analisis data yang dilakukan adalah data kuantitatif hasil belajar siswa.Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik secara sederhana.Analisis data kuantitatif dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa dari tindakan yang dilakukan untuk mengetahui skor yang diperoleh dalam tes hasil belajar secara individu. Seorang siswa

(3)

126

dikatakan telah tuntas belajar jika siswa telah mencapai skor 75. Suatu kelas dikatakan sudah tuntas belajar jika kelas tersebut terdapat 80% yang telah tuntas belajar.

Hasil analisis dapat dijadikan sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran atau bahkan mungkin sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan model pembelajaran yang tepat.

Penelitian ini dianggap berhasil apabila rata-rata nilai siswa telah mencapai > 75 dan ketuntasan klasikal sebesar 80%, dan penelitian dapat dihentikan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Siklus I

Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, hal yang telah dipersiapkan pada siklus I ini adalah beberapa perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian. Adapun perangkat pembelajaran yang dihasilkan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar, lembar observasi dan lembar evaluasi/tes.

Langkah-langkah yang disusun dalam RPP dibuat sesuai dengan langkah-langkah pada model group investigation. Bahan ajar merupakan kumpulan materi dari topik yang akan dibahas. Sedangkan instrument yang dihasilkan adalah lembar observasi siswa yang berisi tentang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, kemudian lembar evaluasi yang berisi tentang kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa.

Tahap Pelaksanaan Tindakan

Setelah tahap perencanaan disusun, maka tahap selanjutnya adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah direncanakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru membuka pelajaran dengan cara mengucapkan salam kepada seluruh siswa, mengabsen siswa, berdo’a menginformasikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. Kemudian guru menjelaskan materi dan siswa menyimak dan mendengarkan materi yang sedang dijelaskan oleh guru.

Selanjutnya guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 6-7 orang siswa.Setiap kelompok harus beranggotakan yang heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Pada saat tindakan ini, guru membagikan materi yang akan dibahas dan didiskusikan di dalam kelompok ahli.

Siswa yang mendapatkan materi yang sama diminta berkumpul di satu kelompok yang disebut kelompok ahli. Guru memfasilitasi kegiatan dengan cara mengawasi dan memastikan diskusi berlangsung sebagaimana mestinya.

Guru mendorong siswa untuk mengembangkan potensi secara optimal. Siswa belajar bukanlah menerima paket-paket yang diberikan guru, melainkan siswa sendiri yang melekukan perencanaan, dan melakukan investigasi serta mengambil kesimpulan dari materi yang dipelajarinya. Bagian terpenting dalam teori ini adalah bahwa dalam proses pembelajaran, siswalah yang harus aktif mengembangkan kemampuan mereka. Guru memberikan masalah yang akan ditanggapi siswa. Siswa berdiskusi melakukan investigasi untuk memberi jawaban terhadap masalah yang diberikan guru. Tiap kelompok mencatat alternatif jawaban hasil investigasi. Dua kelompok (dipilih secara acak) membacakan hasil investigasi, guru menulis dipapan tulis dan mengelompokkan sesuai dengan

(4)

127 kebutuhan. Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk memberi tanggapan/ide/saran

Observasi

Pada tahap ini observi langsung mengamati aktivitas siswa dengan menggunakan butir lembar obsevasi. Pengamat melaporkan apa yang dilakukan guru selama pembelajaran berlangsung. Adapun hasil observasi yang dilakukan guru dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel. 1. Rekapitulasi keaktifan belajar siswa

No AktiVIItas siswa Jumlah Frekuensi A

Siswa A B ( % )

1 Kesiapan belajar siswa 38 28 10 73,68

2 Keaktifan betanya 38 24 14 63,16

3

Keaktifan menjawab

pertanyaan 38 23 15 60,53

4 Memberi tanggapan 38 23 15 60,53

5

Pemahaman terhadap

tugas 38 26 12 68,42

Jumlah 190 124 66 326,32

Persentase 100 65,26 34,74 65,26

Keterangan : A = Aktif B = tidak aktif

Berdasarkan table 1 di atas hasil observasi pada siklus I adalah mendapat persentasi skor 65,26 (aktif). Hal ini dapat dilihat pada aktivitas siswa yang mendapat kategori aktif antara lain menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran, melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, mengamati kegiatan siswa, mengembangkan keberanian siswa dan merangkum isi pelajaran. Sementara aktivitas siswa yang mendapat kategori tidak aktif sangat banyak yaitu pada saat keaktifan menjawab pertanyaan dan memberi tanggapan. Dari hasil observasi tersebut aktivitas siswa belum tercapai seperti yang diharapkan sepenuhnya.

Refleksi

Pada akhir siklus I, diadakan refleksi terhadap materi yang telah diajarkan.

Refleksi diadakan setelah semua materi pelajaran diajarkan. Pada saat refleksi ini siswa diberikan tes berupa soal pilihan ganda, hal ini dilakukan agar mengetahui hasil-hasil yang diperoleh guru melalui model group investigation pada pokok bahasan iklan,slogan, dan poster. Pada siklus I ini masih banyak siswa yang salah dalam menjawab soal postes tersebut. Hal ini dikarenakan siswa kurang memahami pelajaran yang telah disampaikan, padahal soal postes dibuat berdasarkan materi yang telah diajarkan oleh guru. Dari hasil data yang diperoleh pada siklus I inilah yang akan dijadikan acuan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus II nanti agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

(5)

128

pelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan Iklan,Slogan,dan Poster. Berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan, maka diperoleh data seperti tercantum dalam Tabel 2.

Tabel. 2. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

No NAMA P/L NILAI KETERANGAN

1 Ade Syahputra L 80 Tuntas

2 Agata Absari P 75 Tuntas

3 Alifan Yadi L 65 Tidak Tuntas

4 Aminah P 75 Tuntas

5 Angga L 85 Tuntas

6 Anggi Sri Rahayu P 65 Tidak Tuntas

7 Arsy Rindri P 65 Tidak Tuntas

8 Ayu Dwi Sari P 70 Tidak Tuntas

9 Cici Natasya P 65 Tidak Tuntas

10 Danu Ramadhan L 70 Tidak Tuntas

11 Darmawan L 80 Tuntas

12 Diki Saputra L 65 Tidak Tuntas

13 Dira Yunianti P 65 Tidak Tuntas

14 Dzakia Fauziah P 75 Tuntas

15 Edi Suryanto L 70 Tidak Tuntas

16 Firjatullah Diwa L 65 Tidak Tuntas

17 Fitriyani P 65 Tidak Tuntas

18 Ilham Jaya L 85 Tuntas

19 Irma Laila P 85 Tuntas

20 Khairunnisa Arbi P 65 Tidak Tuntas

21 Lidia Intan P 85 Tuntas

22 M. Alfaridzi L 85 Tuntas

23 M. Haikal L 60 Tidak Tuntas

24 M. Fathirulhadi L 60 Tidak Tuntas

25 Musdalifa P 65 Tidak Tuntas

26 Natasya Amanda P 75 Tuntas

27 Nova Azri P 85 Tuntas

28 Nurmala Sari P 75 Tuntas

29 Rada Sinta P 65 Tidak Tuntas

30 Rahmad Zaki L 80 Tuntas

31 Rezky Ilahi L 65 Tidak Tuntas

32 Siswarini P 70 Tidak Tuntas

33 Sukryono L 80 Tuntas

34 Tuti Astuti P 65 Tidak Tuntas

35 Tiara Adinda P 85 Tuntas

36 Wardatul Jannah P 80 Tuntas

37 Zulfadli L 65 Tidak Tuntas

38 Zulva Salsabila P 80 Tuntas

Jumlah 2750

Rata – rata 72.37

(6)

129 Tabel 3. Kriteria Ketuntasan Minimal

No Kreteria nilai (f) f (%)

1 Nilai ≥ nilai KKM (75) 18 47,37

2 Nilai < 75 20 52,63

Jumlah 38 100

Keterangan

Nilai tertinggi = 85 Nilai terendah = 65 Nilai rata-rata = 75

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas iklan,slogan,dan poster pada siklus I, hasil belajar siswa masih rendah dengan rata-rata 72,37. Dari tabel di atas dapat dinyatakan bahwa dari 38 siswa diperoleh nilai sebagai berikut :Dengan perincian sebanyak 20 orang siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yang artinya siswa tersebut belum tuntas belajar, 18 orang siswa yang mendapat nilai diatas KKM yang artinya siswa ini sudah tuntas belajar.

Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus II

Berdasarkan hasil pada saat siklus I, hasil belajar siswa belum mencapai standar ketuntasan belajar. Maka guru akan melanjutkan pembelajaran pada siklus II. Pada siklus II ini guru akan memperbaiki pembelajaran menjadi yang lebih baik dari siklus sebelumnya yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Perencanaan

Tahap ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang disajikan yang bersumber dari materi Iklan,slogan,dan poster setelah dilakukan tindakan pertama.Seperti halnya pada siklus I, dalam siklus II ini dihasilkan perangkat pembelajaran berupa RPP, bahan ajar, lembar observasi dan lembar evaluasi.

Pelaksanaan Tindakan

Setelah tahap perencanaan disusun, maka tahap selanjutnya adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah direncanakan dalam RPP.Kegiatan pembelajaran yang dilakukan merupakan pengembangan dari rencana pembelajaran pada siklus I. Sebelum pembelajaran dimulai, guru terlebih dahulu melakukan appersepsi dan mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang akan dibahas agar siswa termotivasi untuk belajar.Sebelum guru menjelaskan materi pembelajaran, guru terlebih dahulu harus menguasai materi pembelajaran dengan baik sehingga siswa antusias dalam belajar.Kemudian guru menjelaskan materi pembelajaran yaitu iklan,slogan, dan poster.

Dan siswa dengan seksama menyimak dan memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Selanjutnya guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 6-7 orang siswa.Setiap kelompok harus beranggotakan yang heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Guru memfasilitasi kegiatan dengan cara mengawasi dan memastikan diskusi berlangsung sebagaimana mestinya. Guru mendorong siswa untuk mengembangkan potensi secara optimal. Siswa

(7)

130

belajar bukanlah menerima paket-paket yang diberikan guru, melainkan siswa sendiri yang melekukan perencanaan, dan melakukan investigasi serta mengambil kesimpulan dari materi yang dipelajarinya. Bagian terpenting dalam teori ini adalah bahwa dalam proses pembelajaran, siswalah yang harus aktif mengembangkan kemampuan mereka. Guru memberikan masalah yang akan ditanggapi siswa. Siswa berdiskusi melakukan investigasi untuk memberi jawaban terhadap masalah yang diberikan guru. Tiap kelompok mencatat alternatif jawaban hasil investigasi. Dua kelompok (dipilih secara acak) membacakan hasil investigasi, guru menulis dipapan tulis dan mengelompokkan sesuai dengan kebutuhan. Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk memberi tanggapan/ide/saran

Selama kegaitan berlangsung, guru mencatat skor perkembangan aktivitas siswa.

Setelah guru menjelaskan materi, guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya. Kemudian guru kembali melemparkan pertanyaan siswa tadi kepada siswa yang lain. Setelah siswa yang lain menjawab pertanyaan tadi maka guru memberikan penguatan berupa kata-kata yang dapat memberikan motivasi kepada siswa kemudian guru menyempurnakan jawaban siswa tersebut. Setelah itu guru membagikan soal, siswa mengerjakan soal dengan tertib dan guru mengawasi siswa yang sedang mengerjakan soal.Selanjutnya guru mengumpulkan lembar jawaban siswa untuk menilai tugas siswa.

Pengamatan

Pada siklus II ini terlihat bahwa observasi guru meningkat. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. Rekapitulasi Keaktifan belajar siswa

No AktiVIItas siswa Jumlah Frekuensi A

Siswa A B ( % )

1 Kesiapan belajar siswa 38 38 0 100

2 Keaktifan betanya 38 34 4 89,47

3

Keaktifan menjawab

pertanyaan 38 36 2 94,74

4 Memberi tanggapan 38 35 3 92,10

5

Pemahaman terhadap

tugas 38 37 1 97,37

Jumlah 190 180 10 473,68

Persentase 100 94,74 5,26 94,74

Keterangan : A = Aktif B = tidak aktif

(8)

131 Berdasarkan tabel di atas hasil observasi pada siklus II adalah mendapat nilai 94,74 (Aktif).. Hal ini menandakan bahwa kegiatan siswa sudah baik dan sudah sesuai dengan yang diharapkan.

Refleksi

Dari hasil analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari hasil pengamatan dalam tindakan siklus II lebih baik dari siklus I. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran, dimana siswa sudah memahami materi yang diajarkan yaitu pokok bahasan iklan,slogan,dan poster sehingga hasil belajar siswa pun mengalami peningkatan.

Tabel. 6. Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

No NAMA P/L NILAI KETERANGAN

1 Ade Syahputra L 85 Tuntas

2 Agata Absari P 80 Tuntas

3 Alifan Yadi L 85 Tuntas

4 Aminah P 75 Tuntas

5 Angga L 85 Tuntas

6 Anggi Sri Rahayu P 75 Tuntas

7 Arsy Rindri P 75 Tuntas

8 Ayu Dwi Sari P 80 Tuntas

9 Cici Natasya P 80 Tuntas

10 Danu Ramadhan L 75 Tuntas

11 Darmawan L 90 Tuntas

12 Diki Saputra L 75 Tuntas

13 Dira Yunianti P 85 Tuntas

14 Dzakia Fauziah P 75 Tuntas

15 Edi Suryanto L 75 Tuntas

16 Firjatullah Diwa L 80 Tuntas

17 Fitriyani P 80 Tuntas

18 Ilham Jaya L 85 Tuntas

19 Irma Laila P 85 Tuntas

20 Khairunnisa Arbi P 75 Tuntas

21 Lidia Intan P 90 Tuntas

22 M. Alfaridzi L 85 Tuntas

23 M. Haikal L 80 Tuntas

24 M. Fathirulhadi L 80 Tuntas

25 Musdalifa P 75 Tuntas

26 Natasya Amanda P 80 Tuntas

27 Nova Azri P 85 Tuntas

28 Nurmala Sari P 80 Tuntas

29 Rada Sinta P 75 Tuntas

30 Rahmad Zaki L 80 Tuntas

31 Rezky Ilahi L 85 Tuntas

32 Siswarini P 80 Tuntas

(9)

132

33 Sukryono L 85 Tuntas

34 Tuti Astuti P 80 Tuntas

35 Tiara Adinda P 85 Tuntas

36 Wardatul Jannah P 80 Tuntas

37 Zulfadli L 75 Tuntas

38 Zulva Salsabila P 80 Tuntas

Jumlah 3140

Rata – rata 80.51

Berdasarkan hasil analisis data pada siklus II dapat diuraikan pada tabel di bawah ini:

Tabel. 7. Kriteria Ketuntasan Minimal Hasil Belajar Siswa pada Siklus II No Kreteria nilai (f) f (%) 1 Nilai ≥ nilai KKM (75) 38 100

2 Nilai < 75 0 0

Jumlah 38 100

Keterangan

Nilai tertinggi = 90 Nilai terendah = 75 Nilai rata-rata = 80,51

Berdasarkan table 7. di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran meningkat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya perolehan nilai siswa dimana nilai rata-rata mencapai 80,51. Dari 38 siswa terdapat 38 siswa atau 100% telah mencapai ketuntasan dan hanya 0 orang siswa atau 0% yang belum mencapai ketuntasan. Dengan demikian, pada siklus II ini hasil belajar siswa telah mencapai ketuntasan, sehingga tidak perlu lagi melakukan tindakan pembelajaran kesiklus berikutnya.

Pembahasan

Berdasarkan hasil tes diperoleh deskripsi kemampuan siswa pada saat tes awal bahwa dari 38 siswa hanya 17 siswa yang tuntas dalam belajar dengan persentase 14,73%, sedangkan yang belum tuntas 21 siswa atau 55,26% dengan rata-rata nilai 72,23, ini berarti siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal belum tercapai pada tes awal ini. Sehingga peneliti mengadakan refleksi untuk penelitian di siklus I dengan hasil dari 38 siswa terdapat 18 siswa yang tuntas dalam belajar dengan persentase 47,37%,sedangkan yang belum tuntas 20 siswa atau 52,63 % dengan rata-rata 72,37. Pada saat siklus I belum tuntas , maka peneliti melanjutkan ke siklus II dengan pelaksanaan yang sama seperti siklus I, dan diperoleh ketuntasan nilai belajar siswa yaitu 38 siswa atau 100% yang tuntas, sedangkan yang tidak tuntas 0 siswa atau 0% dengan rata-rata 80,51, terjadi peningkatan ketuntasan belajar dari siklus I dan siklus II sebesar 52,63% dan rata-rata sebesar 80,51 Untuk lebih jelas dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

(10)

133 Tabel. 8. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa

rata-rata jumlah siswa tuntas

jumlah siswa tidak tuntas

ketuntasan klasikal

siklus 1 72,37 18 orang 20 orang 47,37 %

siklus 2 80,51 38 orang 0 orang 100 %

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa:

a. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model group investigation diperoleh hasil belajar siswa pada siklus 1 rata-rata sebesar 72,37.

b. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model group investigation diperoleh hasil belajar siswa pada siklus 2 rata-rata sebesar 80,51.

c. Ketuntasan belajar secara klasikal dengan menggunakan model group investigation pada siklus 1 adalah 47,37%.

d. Ketuntasan belajar secara klasikal dengan menggunakan model group investigation pada siklus 2 adalah 100%.

e. Terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 7,14 nilai.

f. Terjadi peningkatan ketuntasan klasikal dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 52,63%.

g. Terbukti dengan menggunakan model group investigation dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 1 Bangko terjadi peningkatan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2004, Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Dimyati dan Mujiono 1999,Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. Suhardjono dan Supardi, 2008. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Bumi Aksara

Depdiknas, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. 2008.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.

Suryobroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Gambar

Tabel 4. Rekapitulasi Keaktifan belajar siswa

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan ilmiah yang akan dibahas penulis adalah dari penginputan data pegawai sampai dengan perhitungan dan pencetakan slip gaji pegawai. Dalam pembuatan aplikasi tersebut

458.400.000,- (Empat ratus lima puluh delapan juta empat ratus ribu rupiah) Tahun Anggaran 2016, maka bersama ini kami Sub Bagian Pengadaan I Bagian Layanan Pengadaan

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan dosis pemberian ekstrak tempe lebih banyak dari 0.5 g/ekor/hari pada saat tikus jantan lepas sapih hingga memasuki usia

Grade benih lobster air tawar Cherax quadricarinatus dari setiap induk setelah pemeliharaan selama satu bulan dalam bak beton .... Derajat kelangsungan hidup benih

Karakteristik pasien pada saat kontrol, seperti umur pada saat mulai terapi, severity, tingkat ekonomi dan pendidikan orangtua atau caregiver, kemudahan akses ke

dilakukan terhadap komposisi larutan pulsing R1 (aquades + 5% gula), hal ini dikarenakan jumlah mahkota bunga segar pada tanaman bunga matahari yang

a) Kemampuan berpikir lancar meliputi kemampuan siswa untuk menuliskan cerita pengalaman pribadi dengan indikator kosakata 1 sampai lebih dari 150 kata. b) Kemampuan