• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel Melalui Penelitian Desain.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel Melalui Penelitian Desain."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL MELALUI PENELITIAN DESAIN (Suatu Penelitian Desain (Design Research) terhadap Siswa kelas VII SMPN 1 Cisarua Kab. Bandung Barat

Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan departemen

pendidikan matematika

Oleh:

Rianti Aprilia Irawan

1100383

DEPARTEMEN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis

Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP

pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel

melalui Penelitian Desain

Oleh

Rianti Aprilia Irawan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

©Rianti Aprilia Irawan 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang – undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya

manusia yang berkualitas dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, pendidikan harus dilaksanakan sebaik – baiknya agar memperoleh hasil yang maksimal. Hasil tersebut ditunjang dari berbagai bidang pendidikan. Bidang pendidikan yang berkembang saat ini cukup

banyak, salah satunya adalah matematika.

Matematika merupakan salah satu pelajaran yang dapat

menumbuhkembangkan kemampuan siswa untuk menjadi cakap dan antusias

dalam memecahkan masalah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat National

Council of Teacher of Mathematics (NCTM) (dalam Fauziah, 2010) bahwa salah

satu tujuan pembelajaran matematika adalah belajar memecahkan masalah. Oleh

karena itu, proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik jika tujuan

tersebut tercapai.

Pemecahan masalah merupakan salah satu keterampilan bermatematika

sekaligus sebagai kemampuan dasar dalam pelajaran matematika. Sehingga

kemampuan pemecahan masalah sangat penting bagi siswa. Hal itu diperkuat oleh

pendapat dari Sumarmo (dalam Fauziah, 2010, hlm. 1) bahwa “pemecahan masalah merupakan hal yang sangat penting sehingga menjadi tujuan umum

pengajaran matematika bahkan sebagai jantungnya matematika.” Pemecahan masalah pun berperan untuk memotivasi siswa belajar matematika dan

meningkatkan kemampuan kognitif siswa dalam menyelesaikan suatu masalah.

Perkembangan pembelajaran matematika di Indonesia sangat memprihatinkan

karena kemampuan pemecahan masalah matematis siswa khususnya siswa SMP

masih rendah sehingga belum mampu untuk berkompetensi secara global.

Berdasarkan hasil penelitian Tim Pusat Pengembangan Penataran Guru

Matematika (dalam Nuranisa, 2014, hlm.2) “sebagian besar siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah dan menerjemahkan soal kehidupan

(5)

(dalam Fauziah, 2010, hlm.2) di kota Bandung menyatakan bahwa salah satu

penyebab rendahnya kualitas pemahaman matematika siswa di SMP karena

dalam proses pembelajaran matematika umumnya terlalu berkonsentrasi pada

latihan soal yang lebih bersifat prosedural dan mekanistik daripada

pengertian.

Penyebab lain rendahnya kualitas pemahaman matematika menurut

Wahyudin (dalam Fauziah, 2010) menyatakan bahwa

Guru matematika pada umumnya mengajar dengan metode ceramah dan

ekspositori. Pada kondisi seperti itu, kesempatan siswa untuk menemukan

dan membangun pengetahuannya sendiri tidak ada. Sebagian besar siswa

tampak mengerti dengan baik setiap penjelasan atau informasi dari guru,

siswa jarang mengajukan pertanyaan pada guru sehingga guru aktif sendiri

menjelaskan apa yang telah disiapkannya. Siswa hanya menerima saja apa

yang telah disiapkan oleh guru. (hlm. 2)

Kesulitan dalam pemecahan masalah terjadi pada sebagian besar siswa baik

siswa SMP maupun SMA. Suryadi (2008, hlm.3) menyebutkan bahwa salah satu

kesulitan siswa adalah menemukan koneksi antara data-data atau fakta yang

diberikan. Salah satu materi pembelajaran matematika adalah aljabar. Menurut

Hidayati (2011, hlm.1) “pengenalan konsep aljabar perlu diberikan kepada siswa, karena konsep tersebut akan berguna di berbagai bidang matematika yang akan

siswa pelajari dan pemahaman konsep aljabar merupakan salah satu tujuan yang

akan dicapai dalam pembelajaran matematika untuk tingkat SMP.” Materi matematika SMP yang berkaitan dengan salah satunya adalah persamaan linear

satu variabel. Dalam kenyataannya, persamaan linear satu variabel tergolong

materi yang sulit dipahami oleh siswa. Berdasarkan hasil analisis tes kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII di SMPN 1 Cisarua, kesulitan

siswa dalam mengerjakan materi persamaan linear satu variabel adalah :

1. Kesulitan memahami soal karena keliru dalam mengidentifikasi unsur – unsur yang diketahui;

2. Kesulitan menemukan hubungan antara data yang diketahui dengan data yang

(6)

3. Keliru dalam memilih strategi pemecahan masalah yang tepat sehingga tidak

dapat menginterpretasikan solusi sesuai dengan permasalahan asal;

4. Kesulitan memahami konsep persamaan linear satu variabel;

5. Kesulitan dalam mengubah soal cerita menjadi kalimat matematika dalam

bentuk persamaan.

Kondisi ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang kesulitan dalam

menyelesaikan permasalahan yang disusun berdasarkan indikator kemampuan

pemecahan masalah. Dari hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran

matematika di sekolah tersebut menyebutkan bahwa siswa tidak terbiasa dengan

soal–soal tidak rutin seperti soal cerita berbasis pemecahan masalah. Selain itu, guru tersebut mengajarkan materi persamaan linear satu variabel dengan

penjelasan dan pemberian latihan soal tanpa pemberian LKS kepada siswa. Hal

tersebut menimbulkan asumsi bahwa kesulitan yang dialami siswa di suatu

sekolah disebabkan oleh faktor yang sama seperti ketersedian bahan ajar yang

terbatas dan rata – rata kemampuan matematika siswa yang rendah. Bahan ajar yang cocok untuk diimplementasikan di suatu sekolah pun mungkin berbeda– beda, disesuaikan dengan kondisi siswa di sekolah tersebut. Masalah tersebut

dapat diatasi dengan diberikan pembelajaran yang inovatif sehingga siswa dapat

melakukan kegiatan pemecahan masalah. Selain itu, siswa pun memerlukan bahan

ajar yang dapat memfasilitasi pemahaman konsep dalam matematika yang

berguna untuk memecahkan masalah.

Oleh karena itu, pengembangan bahan ajar yang disesuaikan dengan indikator

pemecahan masalah akan menjadi jalan keluar dalam menyelesaikan

permasalahan yang sudah diungkapkan diatas. Selain itu, hasil tes kemampuan

pemecahan masalah pada siswa kelas VIII SMPN 1 Cisarua dapat menjadi bahan

untuk menyusun desain bahan ajar yang diimplementasikan untuk siswa pada

tingkat kelas yang lebih rendah yaitu kelas VII.

Penyusunan dan pengembangan bahan ajar tidak cukup hanya berdasarkan

pada asumsi bahwa siswa akan belajar melalui lintasan belajar tertentu. Oleh

karena itu, salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan

cara mengembangkan Hypothetical Learning Trajectory (HLT). Menurut

(7)

apa – apa yang mungkin akan terjadi, baik proses berpikir siswa yang akan mendapat pembelajaran maupun hal–hal yang akan terjadi dalam proses pembelajaran.” Oleh karena itu, HLT pada masalah yang telah dibahas diatas disusun berdasarkan hasil analisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah

matematika berbasis pemecahan masalah. Masalah ini disesuaikan dengan

indikator kemampuan pemecahan masalah.

Pengembangan bahan ajar tersebut akan diujikan melalui suatu penelitian

desain. Karena penelitian desain menghasilkan produk rancangan bahan ajar dan

intervensi yang diberikan selama pembelajaran berlangsung. Penelitian desain

bukan penelitian yang membandingkan dua teori karena penelitian desain

termasuk penelitian kualitatif. Sesuai dengan pendapat Gravemeijer dan Cobb

(2006, hlm. 29) mengungkapkan bahwa perbedaan tujuan antara penelitian

eksperimen dan penelitian desain. Perubahan tujuan penelitian yang asalnya

membuktikan bahwa teori A lebih baik daripada teori B menjadi penelitian yang

bertujuan untuk menghasilkan produk berupa teori yang didukung data empiris

mengenai bagaimana suatu intervensi berjalan sesuai dengan tujuannya dilakukan

melalui penelitian desain. Pendapat lain menyatakan bahwa penelitian desain

adalah jenis penelitian yang memberlakukan desain sebagai strategi

mengembangkan teori (dalam Bakker, 2004, hlm. 37).

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka penulis tertatik

melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel melalui Penelitian Desain ” .

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan masalah dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian yaitu bagaimana

bentuk tugas yang disajikan dalam bahan ajar dengan mempertimbangkan

kemampuan pemecahan masalah untuk memfasilitasi siswa dalam menyusun :

1. definisi persamaan linear satu variabel dan himpunan penyelesaian persamaan

linear satu variabel ?;

(8)

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan penelitian yang diajukan makan tujuan pengkajian

materi ini yaitu untuk mengetahui bentuk tugas yang disajikan dalambahan ajar

dengan mempertimbangkan kemampuan pemecahan masalah untuk memfasilitasi

siswa dalam menyusun :

1. definisi persamaan linear satu variabel dan himpunan penyelesaian persamaan

linear satu variabel.

2. definisi persamaan linear satu variabel yang ekuivalen.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini baik secara teoritis maupun

praktis sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Menghasilkan pengetahuan tentang cara mengembangkan bahan ajar melalui

pengembangan teori-teori yang diperoleh dari pengalaman empiris.

2. Manfaat Praktis

a. Menghasilkan bahan ajar dan rancangan pembelajaran yang tepat sasaran

sehingga dapat diimplementasikan di sekolah yang menjadi tempat

penelitian.

b. Diharapkan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan persoalan

yang berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah.

E. Definisi Operasional

Supaya tidak terjadi perluasan makna dalam pengkajian materi, maka definisi

dari istilah yang terkait dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan Pemecahan Masalah Matematis

Kegiatan pemecahan masalah matematis adalah kegiatan yang dilaksanakan

sesuai dengan langkah–langkah pemecahan masalah Polya yaitu memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah, melaksanakan rencana

(9)

2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan untuk

mengidentifikasi unsur yang diketahui, yang dinyatakan, dan kecukupan unsur

yang diperlukan, merumuskan masalah atau menyusun model matematika,

menerapkan strategi penyelesaian berbagai masalah, menjelaskan atau

menginterpretasikan hasil sesuai dengan permasalahan asal dan memeriksa

kebenaran jawaban dari penyelesaian masalah yang dikaitkan dengan kondisi

masalah asal.

3. Bahan Ajar

Bahan ajar adalah suatu perangkat atau alat yang dibuat oleh guru dalam

menyampaikan pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa untuk mencapai

indikator-indikator tertentu.

4. Penelitian Desain

Penelitian Desain adalah sebuah penelitian yang menempatkan proses desain

(perancangan) sebagai strategi untuk mengembangkan suatu bahan ajar.

Penelitian desain terdiri dari tiga fase yaitu desain permulaan, eksperimen, dan

analisis tinjauan.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini tersusun dari lima bab yang terdiri dari pendahuluan, kajian

pustaka, metode penelitian, temuan dan pembahasan, serta simpulan,implikasi dan

rekomendasi.

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, batasan masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan

struktur organisasi skripsi. Latar belakang berisi tentang hal–hal yang menjadi alasan dilakukan penelitian ini. Rumusan masalah berisi tentang masalah–masalah yang akan diteliti berdasarkan paparan dalam latar belakang. Tujuan penelitian

berisi tentang tujuan dilakukannya penelitian berdasarkan pada rumusan masalah.

Kemudian manfaat penelitian berisi tentang kegunaan atau kontribusi yang dapat

diberikan dari hasil penelitian. Sedangkan, struktur organisasi skripsi berisi

tentang sistematika penulisan, gambaran dari isi setiap bab dan urutan

(10)

Bab II merupakan kajian pustaka yang berisi tentang teori-teori yang

digunakan dalam penelitian. Teori-teori tersebut merupakan teori pendukung yang

diperoleh melalui berbagai sumber literatur. Teori-teori yang digunakan adalah

teori mengenai bahan ajar, pemecahan masalah, kemampuan pemecahan masalah,

teori pembelajaran yang digunakan, hambatan belajar, Hypothetical learning

trajectory, penelitian desain, persamaan linear satu variabel pada kurikulum di

Indonesia, kajian tentang penelitian yang relevan dan kerangka berpikir penelitian.

Bab III merupakan metode penelitian yang berisi tentang metode penelitian,

subyek penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan

data dan teknik analisis data. Metode penelitian berisi tentang desain yang

digunakan dalam penelitian ini dengan merujuk pada teori-teori yang diperoleh

dari berbagai sumber literatur. Subyek penelitian berisi tentang subyek yang akan

diteliti dan lokasi dilaksanakannya penelitian. Instrumen penelitian berisi tentang

instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh data dan kemudian diolah

dengan teknik pengolahan dan analisis data. Prosedur penelitian berisi tentang

tahapan-tahapan yang dilakukan dari mulai tahap persiapan, tahap pelaksanaan,

tahap akhir. Teknik pengumpulan data berisi tentang studi pendahuluan dan

eksperimen. Teknik analisis data berisi tentang aktivitas mengenai data reduction,

data display dan kesimpulan.

Bab IV merupakan temuan dan pembahasan berisi tentang preliminary design

dan retrospective analysis. Preliminary design berisi tentang deskripsi hasil

wawancara terhadap siswa, guru, analisis kesulitan siswa dalam tes kemampuan

pemecahan masalah, dan HLT. Retrospective analysis berisi tentang hasil analisis

tinjaun terhadap pembelajaran pada bahan ajar atau HLT yang sudah dirancang.

Bab V merupakan simpulan, implikasi dan rekomendasi, berisi tentang

penjelasan singkat mengenai hasil penelitian serta saran/rekomendasi yang

bermanfaat dari hasil penelitian. Simpulan menjawab rumusan masalah yang telah

dibuat pada bab I. Adapun saran/rekomendasi diberikan atas pertimbangan kurang

dan lebihnya penelitian yang telah dilakukan dengan harapan penelitian-penelitian

berikutnya yang terkait dengan penelitian ini tidak melakukan kesalahan yang

(11)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan peneliti yaitu penelitian desain (design

research) . Metode penelitian desain meliputi langkah-langkah seperti halnya

proses perancangan pendidikan (educational design), yaitu analisis, perancangan,

evaluasi dan revisi yang merupakan proses siklikal yang berakhir pada

keseimbangan antara yang ideal dengan prakteknya. Penelitian desain adalah

suatu jenis penelitian yang berpusat pada pengembangan tahap instruksional

pembelajaran dan teori pembelajaran pada siswa. Dalam hal ini, penelitian desain

bertujuan untuk merumuskan, mengetahui dan mengembangkan bahan ajar.

Ada beberapa model langkah-langkah pelaksanaan penelitian desain (design

research), diantaranya yaitu :

Design research terdiri dari tiga fase, yaitu preliminary design, experiment, dan retrospective analysis” (Mulyana, 2012, hlm. 127-128). Penjelasan dari ketiga fase tersebut yaitu:

1. Preliminary Design (Desain Permulaan)

Pada fase ini dibuat Hypothetical Learning Trajectory (HLT) yang berarti

lintasan belajar (proses berpikir) hipotesis. HLT disusun berdasarkan Learning

Obstacles atau hambatan belajar yang dialami oleh siswa. Menurut Cornu (dalam

Setiawati, 2011, hlm. 793) terdapat empat jenis hambatan (obstacles) dalam

proses pembelajaran, yaitu : hambatan kognitif, hambatan genetis dan psikologis,

hambatan didaktis, dan hambatan epistemologi.

HLT memuat antisipasi tentang hal-hal yang mungkin akan terjadi, baik

proses berpikir siswa sebelum menerima pembelajaran maupun selama proses

pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam membuat HLT ini

dapat berupa telaah literatur yang relevan, diskusi dengan guru-guru yang sudah

berpengalaman dalam pembelajaran, dan dengan peneliti yang ahli dalam bidang

yang terkait.

HLT terdiri dari tiga bagian yaitu tujuan pembelajaran, aktivitas

(12)

pertama ini, HLT berfungsi sebagai petunjuk dalam mendesain panduan

pembelajaran. Maksud dari petunjuk dalam hal ini yaitu agar terfokus dalam hal

bagaimana menyampaikan materi ajar, petunjuk bagaimana mengamati proses

pembelajaran yang akan terjadi di kelas, dan petunjuk melakukan wawancara baik

dengan guru, siswa, ataupun pihak-pihak yang terkait.

2. Experiment (Eksperimen)

Dalam fase ini, desain yang sudah dirancang, diuji cobakan kepada siswa. Uji

coba ini bertujuan untuk melihat apakah hal-hal yang sudah diantisipasi dalam

fase preliminary design sesuai dengan kenyataan yang terjadi atau tidak.

Pengalaman-pengalaman baik berupa data hasil pengerjaan bahan ajar atau proses

yang terjadi saat pengerjaan bahan ajar akan dikumpulkan sebagai dasar acuan

dalam perbaikan atau modifikasi HLT untuk proses pembelajaran selanjutnya.

Fungsi HLT dalam fase ini untuk memfokuskan pada aktivitas, proses

pembelajaran, dan observasi.

3. Retrospective Analysis (Analisis Tinjauan)

Pada fase ini, semua data yang diperoleh pada fase eksperimen dianalisis.

Proses analisanya yaitu HLT yang diantisipasi sebelum pembelajaran dan aktivitas

yang benar-benar terjadi, dilanjutkan dengan analisis kemungkinan-kemungkinan

penyebabnya, dan sintesa kemungkinan-kemungkinan yang dapat dilakukan untuk

memperbaiki HLT yang akan digunakan pada siklus selanjutnya.

Gambar 3.1

Tahapan Penelitian Desain

Desain Penelitian Eksperimen Analisiis Tinjauan

Desain Permulaan Eksperimen Analisis Tinjauan Bahan Ajar 1

Desain Penelitian Eksperimen Analisis Tinjauan dst

Materi 1 Siklus 1

Siklus 2

(13)

B. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian adalah siswa kelas VII di salah satu SMP di kota

Bandung Barat pada semester 2 tahun ajaran 2014/2015. Sampel dalam penelitian

ini adalah satu kelas VII.

C. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data dan fakta yang diperlukan maka disusunlah

instrumen yang dijabarkan sebagai berikut :

1. Bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS)

Bahan ajar yang disusun ini terdiri dari tugas-tugas yang harus diselesaikan

oleh siswa sehingga dapat memahami dan menerapkan konsep dalam materi

persamaan linear satu variabel. Bahan ajar ini disusun dengan mempertimbangkan

aspek kemampuan pemecahan masalah matematis, sehingga tugas-tugas pada

bahan ajar ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah

matematis siswa.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara adalah sekumpulan pertanyaan terurut yang akan

diajukan kepada responden secara langsung melalui lisan. Wawancara akan

dilakukan terhadap siswa setelah pengujian bahan ajar selesai. Wawancara ini

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kesan siswa terhadap bahan ajar yang

telah dibuat sehingga diketahui kesulitan-kesulitan siswa yang selanjutnya akan

menjadi bahan pertimbangan untuk membuat revisi bahan ajar.

3. Soal Uji Learning Obstacles

Soal tes pemecahan masalah ini disusun berdasarkan Standar Kompetensi,

Kompetensi Dasar, dan memperhatikan indikator kemampuan pemecahan

masalah matematis, selanjutnya diujikan kepada beberapa siswa yang telah

mempelajari materi persamaan linear satu variabel untuk mengetahui kesulitan

(14)

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan,

tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Adapun rincian mengenai ketiga tahap

tersebut adalah sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

a. Menentukan permasalahan yang akan diteliti;

b. Menyusun proposal penelitian;

c. Melakukan seminar proposal penelitian;

d. Melakukan perbaikan proposal penelitian pada bagian yang harus

diperbaiki;

e. Melakukan telaah literatur;

f. Menyusun instrumen tes uji Learning Obstacles;

g. Mengujikan instrumen tes uji Learning Obstacles;

h. Menganalisis kesulitan belajar yang dialami siswa;

i. Melakukan diskusi dengan guru yang bersangkutan dan dosen;

j. Menyusun bahan ajar dan desain HLT;

k. Diskusi dan revisi terhadap desain awal dengan guru dan dosen.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan

desain awal (bahan ajar);

b. Melaksanakan observasi selama pembelajaran berlangsung;

c. Mewawancarai siswa yang telah mengikuti proses pembelajaran;

d. Mengumpulkan data hasil uji coba;

e. Menganalisis data hasil uji coba dan faktor penyebab suatu tindakan

berhasil atau gagal;

f. Melakukan perbaikan desain;

g. Mengolah dan menarik kesimpulan hasil uji coba.

3. Tahap Akhir

a. Melakukan ujian sidang skripsi;

(15)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah studi

pendahuluan dan eksperimen. Pada tahap studi pendahuluan dilakukan wawancara

dan tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP. “Wawancara

(interview) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari terwawancara” (Arikunto, 2010, hlm. 198).

Wawancara terhadap siswa dilakukan untuk mengetahui lebih jelas mengenai

tugas yang mana yang dirasa sulit oleh siswa selain dari jawaban

tugas-tugas pada bahan ajar yang dikerjakan siswa.

Pada tahap eksperimen dilakukan observasi dan pemberian bahan ajar

berbasis pemecahan masalah pada siswa SMP. Observasi adalah kegiatan yang

meliputi pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan

seluruh alat indera yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan

pengecap (Arikunto, 2010, hlm.199). Pada penelitian ini, observasi dilakukan

kepada siswa ketika pembelajaran sedang berlangsung. Observasi ini dilakukan

untuk mengetahui tugas-tugas dalam bahan ajar yang sulit diselesaikan siswa dan

membutuhkan intervensi (bantuan) dari guru dalam penyelesaiannya.

F. Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan selama penelitian adalah transkrip wawancara siswa,

wawancara guru, hasil pekerjaan siswa pada tes kemampuan awal dan jawaban

siswa pada bahan ajar. Setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan data melalui

beberapa fase. Pada fase pertama diperoleh data mengenai hasil tes kemampuan

awal siswa pada materi persamaan linear satu variabel. Hasil pekerjaan siswa pada

tes ini dianlisis dengan memaparkan kesulitan yang dialami siswa dalam

mengerjakan permasalahan. Fase berikutnya yaitu dengan membuat antisipasi

untuk mengatasi kesulitan tersebut berupa Hypothetical Learning Trajectory

(HLT) yang terdiri dari perencanaan pembelajaran dan tugas – tugas. Tugas tugas

tersebut disusun dalam suatu bahan ajar berupa LKS.

Setelah bahan ajar berupa LKS yang sudah dibuat oleh peneliti diselesaikan

oleh siswa, maka dilakukan analisis terhadap jawaban-jawaban dari siswa sebagai

(16)

Model Miles and Huberman (dalam Irwan, 2014, hlm.34) menyatakan bahwa “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data

yaitu, data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion

drawing/verification (penarikan kesimpulan/verifikasi).

Data reduction berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang

yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

lebih jelas dan mempermudah untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

Setelah itu dilanjutkan dengan melakukan data display. Melalui penyajian data,

maka data terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan sehingga akan

semakin mudah dipahami. Untuk menyajikan data pada penelitian kualitatif

adalah dengan teks yang bersifat naratif. Kemudian penarikan kesimpulan

berdasarkan data yang telah diperoleh untuk menjawab rumusan masalah

penelitian. Penentuan teknik ini mempertimbangkan kesesuaiannya dengan desain

penelitian yang telah dirancang sehingga dalam pelaksanaannya dapat dilakukan

secara sistematis.

Selain menganalisis jawaban – jawaban siswa, peneliti juga melakukan

wawancara terhadap siswa setelah selesai mengerjakan bahan ajar berupa LKS

dan mewawancarai guru mengenai materi persamaan linear satu variabel. Hasil

(17)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Tugas-tugas yang disajikan dalam bahan ajar dengan mempertimbangkan

kemampuan pemecahan masalah untuk memfasilitasi siswa dalam menyusun

definisi persamaan dan definisi himpunan penyelesaian persamaan linear satu

variabel akan dijabarkan sebagai berikut.

a. Pada lembar kerja disajikan beberapa masalah dalam bentuk soal cerita.

Kegiatan siswa dalam menyusun definisi persamaan linear satu variabel

dimulai dengan menentukan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan

dan menentukan hubungan antara data yang diketahui dan ditanyakan

sesuai dengan soal tersebut. Setelah itu, siswa mengubah soal cerita

tersebut ke dalam model matematika sehingga ruas kanannya nol sebagai

salah satu strategi penyelesaiannya. Kegiatan ini dilakukan pada

beberapa soal cerita berbasis masalah sehingga siswa dapat mengamati

model – model matematika yang sudah diubahnya. Berdasarkan model –

model matematika tersebut, siswa dapat menginterpretasikan hasil sesuai

dengan permasalahan asal yaitu menyusun definisi dan merumuskan

bentuk persamaan linear satu variabel.

b. Pada lembar kerja disajikan beberapa soal cerita berbasis masalah.

Kegiatan siswa dalam menyusun definisi himpunan penyelesaian dimulai

dengan menentukan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dan

menentukan hubungan antara data yang diketahui dan ditanyakan sesuai

dengan soal tersebut. Setelah itu, siswa mengubah soal tersebut menjadi

model matematika dalam bentuk persamaan sebagai strategi

penyelesaiannya. Kemudian siswa menambahkan, mengurangi atau

mengalikan bilangan yang sama pada kedua ruas sehingga diperoleh nilai

(18)

pada lembar kerja tersebut, siswa dapat menyusun definisi himpunan

penyelesaian.

2. Tugas-tugas yang disajikan dalam bahan ajar dengan mempertimbangkan

kemampuan pemecahan masalah untuk memfasilitasi siswa dalam menyusun

definisi persamaan linear satu variabel yang ekuivalen akan dijabarkan

sebagai berikut.

Pada lembar kerja disajikan beberapa soal cerita berbasis masalah.

Tugas-tugas berbentuk soal cerita tersebut diubah menjadi model

matematika dalam bentuk persamaan linear satu variabel sebagai strategi

penyelesaiannya. Setelah itu, siswa menyelesaikan persamaan tersebut

dengan menggunakan sifat–sifat persamaan sehingga diperoleh

himpunan penyelesaian. Tugas–tugas tersebut memuat beberapa

pertanyaan seperti apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dan

bagaimana cara menyelesaikan masalah yang dapat membimbing siswa

melakukan kegiatan pemecahan masalah. Melalui tugas – tugas tersebut,

siswa dapat menyusun definisi persamaan linear satu variabel yang

ekuivalen.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat

dibuat suatu implikasi yaitu : bentuk tugas–tugas yang disajikan dalam bahan ajar

untuk memfasilitasi siswa melakukan kegiatan pemecahan masalah matematis

adalah tugas – tugas berbentuk masalah yang memberikan kesempatan pada siswa

untuk melakukan berbagai strategi penyelesaian masalah, diantaranya adalah

mengubah soal cerita menjadi model matematika dalam bentuk persamaan dan

menambahkan, mengalikan atau mengurangi bilangan yang sama pada kedua ruas.

Tugas – tugas pada materi persamaan linear satu variabel tersebut diawali dengan

tugas – tugas berupa soal cerita berbentuk masalah sehari-hari yang memberikan

pemahaman mendalam bagi siswa terhadap konsep persamaan linear satu

variabel. Selanjutnya diberikan tugas – tugas berupa permasalahan yang melatih

(19)

pemahaman siswa dalam mengaplikasikan konsep persamaan linear satu variabel

dan persamaan linear satu variabel yang ekuivalen.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka diajukan

beberapa saran sebagai berikut :

1. Bahan ajar berbasis pemecahan masalah matematis dapat memfasilitasi siswa

melakukan kegiatan pemecahan masalah pada materi persamaan linear satu

variabel. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan bahan ajar tersebut

pada materi persamaan linear satu variabel.

2. Bahan ajar berbasis pemecahan masalah matematis dapat memfasilitasi siswa

melakukan kegiatan pemecahan masalah pada materi persamaan linear satu

variabel pada jenjang SMP. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan

bahan ajar berbasis pemecahan masalah matematis dalam materi dan jenjang

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Akker, J.V.D. dkk., t.t. Introducing Educational Design Research. Diakses dari http://www.fi.uu.nl/publicities/literatur/EducationalDesignResearch.pdf

Andriatna,R.(2012).Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA melalui Menulis Matematika dalam Pembelajaran Berbasis Masalah. Skripsi pada FPMIPA UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Arikunto,S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: PT.Rineka Cipta.

Bakker, A. (2004). Design Research in Statistics Education: On symbolizing and

computertools. Diakses dari

http://www.fi.uu.nl/publicaties/literatuur/6274.pdf

Bandono. (2009). Pengembangan Bahan Ajar. Diakses dari http://bandono.web.Id /2009/04/02/pengembangan-bahan-ajar.php

Fauziah, A. (2010). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP Melalui Strategi REACT. Diakses dari http//www.forumkependidikan.unsri.ac.id/userfiles/ANA20%FAUZIAH.pdf

Gravemeijer and Cobb. (2006). Educational Design Research: Design Reseacrh From The Learning Design Perpective. Diakses dari http://www.fi.uu.nl/publicities/literatur/EducationalDesignResearch.pdf

Hidayati, F. (2011). Kajian Kesulitan Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 16 Yogyakarta Dalam Mempelajari Aljabar. Diakses dari eprints.uny.ac.id/1745/1/Fajar_Hidayati.pdf

Huda, N. (2011). Pemecahan Masalah dengan Teknik Polya. Diakses dari http://nuril-hudaspd.blogspot.com/2011/11/pemecahan-masalah-matematika-dengan.html

(21)

http://www.pendidikan-diy.go.id/file/mendiknas/kurikulum-2013-Mokhamad, I. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Melalui Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP. Skripsi pada FPMIPA UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Mulyana, T. (2012). Pengembangan Bahan Ajar Melalui Penelitian Desain.

Diakses dari

http//download.portalgaruda.org/article.php?article=133713&val=5628

Nobonnizar. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Komunikasi Matematika dalam Materi Dimensi Tiga di SMA. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Matematika. UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Nuranisa, Ardiani. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Masalah Melalui Group Investigation Untuk Memfasilitasi Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Diakses dari http:// http://digilib.uinsuka.ac.id/13266/1/BAB%20I%2C%20V%2C%20DAFTAR

Rosdiana. (2010). Penggunaan Teknik Problem-Prompting Pada Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP. Skripsi pada FPMIPA Bandung:Tidak diterbitkan.

Rosmawati, W. (2012). Pengembanagan Bahan Ajar Matematika Berbentuk Modul Pada Materi Lingkaran Dengan Menggunakan Pendekatan PMRI Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP Kelas VIII Semester 2 Di SMPN 1 Patuk Gunung Kidul. Diakses dari http://eprints.uny.ac.id/8411/3/BAB%202%20-%2008301244012.pdf

Saparika, N. (2014).Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Penelaran Induktif Siswa SMP pada Pokok Bahasan Limas dan Prisma Tegak melalui Penelitian Desain. Skripsi pada FPMIPA UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Setiawati. (2012). “Hambatan Epistemologi (Epistemological Obstacles) dalam

Persamaan Kuadrat Pada Siswa Madrasah Aliyah”. Jurnal Ilmiah

(22)

Simon,A,M. (1995). Reconstructing Mathematics Pedagogy from a Constructive Perspective, Vol 26(2), 31 halaman. Diakses dari http://jwilson.coe.uga.edu/EMAT7050/Students/Gainey/Article%20.pdf

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Suryadi, D. (2008). Model Bahan Ajar dan Kerangka Kerja Pedagogis Matematika Untuk Menumbuhkembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif

Tingkat Tinggi. Diakses dari

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR_PEND_MATEMATIKA/195802 011984031-DIDI_SURYADI/DIDI-19.pdf

---.. (2011).Menciptakan Proses Belajar Aktif: Kajian dari Sudut Pandang Teori Belajar dan Teori Didaktik. Diakses dari http://didi- suryadi.staf.upi.edu/files/2011/06/MENCIPTAKAN-PROSES-BELAJAR-AKTIF.pdf

Syaiful. (2012). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Melalui Pendekatan Pendidika Matematika Realistik. Diakses dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=11841&val=870.pdf

Taqwani, R.(2014).Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP pada materi Segiempat melalui Penelitian Desain. Skripsi pada FPMIPA UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Gambar

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Desain

Referensi

Dokumen terkait

The objective of biological wastewater treatment is to tranform dissolved, colloid, and suspended organic matter in wastewate to be biofloc.. Charactiristic of floc will influence

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Pendekatan Genre-Based dalam Pengajaran Bahasa Inggris: Petunjuk untuk Guru.. Bandung:

Pengaruh Latihan Menggiring Bola Menggunakan Metode Circuit Training Terhadap Peningkatan Keterampilan Dribbling Pemain Sepakbola Coerver Coaching U-15.. Universitas

Didapatkan pemahaman yang tidak sama antar fasilitator terhadap aplikasi KS dalam hal penentuan indikator. Kurangnya koordinasi dan komunikasi antar

Penelitian ini berjudul Pesan Dakwah pada Cerpen Muhammad Amir Jaya (Analisis Wacana Teun A. van Dijk ) merupakan penelitian yang mencoba menganalisis pesan

Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang terentang antara kornu uterine hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan ovum mencapai rongga uterus. terletak di tepi

RISKI