1
PENDAHULUAN
1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini terdiri dari dua aplikasi mobile e-money, yaitu Telkom T-Money dan Mandiri E-Cash.
1.1.1. Telkom T-Money
Telkom T-money adalah produk Telkom yang berbasis e-money (electronic money/uang elektronik). E-money adalah uang yang digunakan dalam transaksi online maupun offline dengan cara elektronik. E-money memiliki nilai uang yang tersimpan atau prabayar (prepaid). Nilai uang dalam e-money akan berkurang pada saat konsumen menggunakannya untuk pembayaran dan dapat ditambah dengan mengisinya. E-money dapat digunakan untuk berbagai macam jenis pembayaran (T-money, 2015).
Telkom menyediakan T-money dalam tiga bentuk layanan, yaitu online, card dan apps. T-money apps adalah layanan aplikasi t-money online yang dapat download melalui Google Play secara gratis, layanan aplikasi ini memiliki kemudahan untuk melayani pembelian pulsa operator telekomunikasi, pembayaran tagihan telekomunikasi, PLN, dan pengiriman donasi ke lembaga-lembaga sosial. Selain itu pengguna juga dapat melakukan transfer dana ke rekening Bank, transfer ke sesama pengguna, bahkan saat ini sudah dapat melakukan TopUp pada Kartu Multi Trip Commuterline Jakarta selain juga dilengkapi fasilitas Donasi untuk pembayaran Infaq, Sedekah dan Zakat secara online (T-money, 2015). Logo Telkom T-money disajikan pada gambar 1.1.
2
Gambar 1.1 Logo Telkom T-Money
Sumber: T-money (2015)
Aplikasi T-money diklaim memiliki beberapa keuntungan, yaitu: 1. Transaksi pembayaran menjadi lebih mudah dan cepat tanpa perlu
membawa uang tunai.
2. Transaksi dapat dilakukan melalui internet dan handphone mobile 3. T-Money dapat mengurangi resiko membawa uang tunai.
1.1.2. Mandiri E-Cash
Mandiri E-cash adalah produk terbaru dari Bank Mandiri yang memberikan pengalaman bertransaksi berbeda, yaitu memadukan pengalaman social networking dan pengalaman transaksi perbankan di dalam satu aplikasi (Playstore, 2015). Mandiri E-cash adalah uang elektronik di handphone yang dapat digunakan tanpa harus membuka rekening bank (Mandiri, 2015). Logo Mandiri E-cash ditunjukkan pada gambar 1.2.
3
Logo Mandiri E-Cash
Sumber: Mandiri (2015)
Mandiri E-Cash memiliki tiga karakteristik, yaitu: A. Gampang Dapat
Nasabah Mandiri maupun Non Nasabah Mandiri dapat langsung meng-install aplikasi ini dan menggunakannya. Aplikasi ini didukung oleh banyak Operating System (OS), diantaranya adalah Apple IOS, Google Android, Blacberry dan Windows. Tutorial mendapfta Mandiri E-cash ditunjukan pada gambar 1.2.
Gambar 1.3
Tutorial Mendaftar Mandiri E-Cash
Sumber: Mandiri E-cash (2015)
B. Gampang Isi
Saldo Mandiri E-cash dapat diisi melalui tiga cara, yaitu:
1. e-channel Bank Mandiri meliputi Mandiri ATM, Mandiri Internet, Mandiri SMS dan Mandiri clickpay. Tutorial mengisi saldo Mandiri E-cash melelui Mandiri ATM ditunjukkan pada gambar 1.4.
4
Gambar 1.4
Tutorial Isi Saldo Mandiri E-Cash Melalui Atm
Sumber: Mandiri E-cash (2015)
Tutorial mengisi saldo Mandiri E-cash melelui Mandiri SMS ditunjukkan pada gambar 1.5.
Gambar 1.5
Tutorial Isi Saldo Mandiri E-Cash Melalui Sms
Sumber: Mandiri E-cash (2015)
Tutorial mengisi saldo Mandiri E-cash melelui Mandiri Internet ditunjukkan pada gambar 1.6.
Gambar 1.6
Tutorial Isi Saldo Mandiri E-Cash Melalui Internet
Sumber: Mandiri E-cash (2015)
Tutorial mengisi saldo Mandiri E-cash melelui Mandiri Clickpay ditunjukkan pada gambar 1.7.
5
Tutorial Isi Saldo Mandiri E-Cash Melalui Clickpay
Sumber: Mandiri E-cash (2015)
2. Saldo Mandiri E-cash dapat diisi melalui bank lain dengan melakukan transfer ke Bank Mandiri (008) menggunakan nomor rekening tujuan 80 + nomor handphone. Tutorial mengisi saldo Mandiri E-cash melelui transfer bank lain ditunjukkan pada gambar 1.8.
Gambar 1.8
Tutorial Isi Saldo Mandiri E-Cash Melalui Transfer Bank Lain
Sumber: Mandiri E-cash (2015)
3. Saldo Mandiri E-cash juga dapat diisi oleh toko retel yang telah bekerjasama dengan Mandiri E-Cash seperti ditunjukkan pada gambar 1.9.
Gambar 1.9
Tutorial Isi Saldo Mandiri E-Cash Melalui Toko Ritel
6 C. Gampang Pakai
Mandiri E-Cash dapat dipergunakan untuk beli pulsa, beli token PLN, belanja online, bayar toko, transfer, dan tarik tunai ATM secara mudah melalui smartphone tanpa harus memiliki akun bank. Tutorial penggunaan layanan Mandiri E-cash ditunjukkan pada gambar 1.10.
Gambar 1.10
Tutorial Menggunakan Layanan Mandiri E-Cash
7
Sebuah laporan baru dari Emarketer menyatakan bahwa akan terdapat dua miliar pengguna smartphone aktif di seluruh dunia pada tahun 2016 (Millward, 2014). Menurut Prayogi (2014), Sepanjang 2013 hingga 2017, penetrasi mobile phone akan tumbuh dari 61,1 persen menjadi 69,4 persen secara global. Sebesar 48,9 persen dari 2,23 miliar orang di dunia merupakan pengguna mobile phone di mana setengah dari populasi akan terkoneksi dengan internet tahun depan. Peningkatan pengguna smartphone di Indonesia tersaji dalam gambar 2.1.
Gambar 1.11
Peningkatan Pengguna Smartphone Di Indonesia
8
Menurut Pratiwi (2009), Teknologi perangkat lunak yang semakin berkembang pesat telah menambah fungsi sebuah ponsel, dari sekedar untuk telepon dan SMS, kini ponsel bertransformasi menjadi smartphone sehingga dapat digunakan untuk transfer data dengan menggunakan internet sebagai koneksi. Hasil riset Nielsen On Device Meter (ODM) di Februari 2014 mencatat bahwa pengguna smartphone di Indonesia menghabiskan waktu rata-rata 140 menit per hari untuk menggunakan smartphone mereka. Alokasi waktu penggunaan smartphone justru lebih banyak digunakan untuk chatting, browsing, dan penggunaan aplikasi lainnya, sedangkan untuk messaging dan calls rata-rata hanya 14 menit per hari (Salim, 2014).
Perkembangan teknologi informasi membawa dampak terhadap sistem pembayaran yang sudah menggeser preferensi penggunaan uang kertas (uang tunai) ke sitem pembayaran non tunai, bahkan dalam beberapa tahun terakhir, masyarakt sudah mulai memanfaatkan instrumen e-money (Ferdian, 2011). Menurut Wuysang (2014), walaupun saat ini solusi pembayaran tunai melalui kartu debit masih yang paling banyak digunakan, kedepannya tren transaksi dengan uang elektronik atau e-money juga akan terus meningkat. Pendorong utama dari peningkatan penggunaan e-money adalah kegunaannya yang jelas dan vital bagi konsumen (Luhur, 2014).
Total nilai transaksi e-money di tahun 2013 mencapai Rp 6,7 miliar per hari atau Rp 2 triliun per tahun. Sementara total nilai transaksi di Indonesia adalah Rp 260 triliun per tahun (Lukman, 2013). Tren menunjukkan bahwa e-money akan tumbuh jauh lebih cepat di tahun-tahun mendatang. Total nilai transaksi e-money di Indonesia di tahun 2009 adalah Rp 1,4 miliar per hari. Tahun berikutnya naik menjadi Rp 1,9 miliar per hari. Di tahun 2011, nilai tersebut naik menjadi Rp 2,7 per hari, dan tahun lalu nilainya mencapai Rp 3,9 miliar per hari, seperti yang bisa Anda lihat pada gambar 2.2.
9
Tren Pertumbuhan E-Money Di Indonesia
Sumber: Techinasia (2013)
Bank Indonesia (BI) telah menerbitkan dua aturan pelaksana dari PBI No. 16/8/PBI/2014 tentang Perubahan Atas PBI No. 11/11/PBI/2009 tentang Uang Elektronik. Dua aturan pelaksana tersebut adalah, Surat Edaran (SE) BI No. 16/11/DKSP tentang Penyelenggaraan Uang Elektronik dan SE BI No. 16/12/DPAU tentang Penyelenggaraan Layanan Keuangan Digital (LKD) dalam Rangka Mendukung Keuangan Inklusif Melalui Agen LKD Individu (Bank Indonesia, 2014). Kedua SE BI ini mengatur hal yang berbeda namun berkaitan satu sama lain. SE BI mengenai Penyelenggaraan Uang Elektronik yang mengatur mengenai perizinan bagi bank, lembaga selain bank (LSB) dan agen individu dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai penerbit yang menyediakan fasilitas transfer dana. Farida (2014) mengatakan bahwa perizinan uang elektronik bagi LSB dapat berupa perseroan terbatas yang telah menjalankan kegiatan di bidang keuangan, telekomunikasi, penyedia sistem dan jaringan, transportasi publik dan usaha lain dengan persetujuan BI.
10
Saat ini, sudah tersedia 17 layanan e-money yang disediakan oleh lembaga perbankan maupun non perbankan (techinasia, 2014). Bank Indonesia (BI) tidak menutup mata terhadap potensi persaingan antara bank dan telco dalam berebut pasar untuk mengembangkan e-money-nya (Wuysang, 2013). Persaingan antara perbankan dan telco dalam industri e-money dinilai hanya akan menghambat perkembangan e-money (Bank Indonesia, 2013). Menurut Wiryosukarto (2013), tren e-money yang terus tumbuh menjadi daya tarik bagi bank dan lembaga penerbit untuk menguasai pasar uang elektronik di Indonesia, sayangnya persaingan bisnis justru menjadi ganjalan untuk memperbesar ceruk.
BI berharap telco dan perbankan diharapkan dapat mewujudkan less cash society dan meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia. Telco dan perbankan di Indonesia seperti berjalan sendiri-sendiri karena masing-masing mengeluarkan produk e-money. Padahal, kekuatan industri e-money disatukan, hasilnya akan lebih baik (Alex, 2013). Oleh sebab itu, BI berusaha untuk mendorong sinergi antara telco dan perbankan (Nuryanti, 2013).
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki pengguna smartphone terbanyak di dunia dengan sekitar 47 juta pengguna aktif. Angka tersebut menjadikan Indonesia sebagai pasar potensial untuk memasarkan aplikasi mobile, tidak terkecuali untuk transaksi keuangan. Aplikasi jenis ini ditargetkan bagi para nasabah dengan mobilitas tinggi dan membutuhkan akses ke akun mereka kapan saja dan di mana saja (Techinasia, 2014).
Tahun 2014, Bank Mandiri mendapatkan penghargaan sebagai bank terbaik untuk layanan digital dalam acara Indonesia Banking Award (IBA) yang diselenggarakan Tempo Media Group bekerja sama dengan Indonesia Banking School (IBS). Kategori The Best Bank in Digital Sevice merupakan kategori untuk bank yang tidak hanya memberikan layanan keuangan digital standar (ATM, mobile banking, internet banking dan sebagainya), tetapi juga lebih lanjut sudah mengembangkan layanan digital melebihi standar (advance) seperti Mandiri E-cash (Tempo, 2014). Menurut CEO Bank Mandiri, Budi Sadikin (2015), Mandiri sebagai bank pertama yang mengembangkan layanan keuangan digital di Indonesia. Saat ini, jumlah pengguna Mandiri E-cash adalah sekitar 1 juta orang (analisadaily, 2015).
11
perbankan yang menyediakan aplikasi mobile e-money. Produk Telkom dalam industri aplikasi mobile e-money adalah T-money. Tahun 2013, Telkom Group berhasil meraih penghargaan dalam ajang Asia Pacific ICT Award 2013 yang diselenggarakan oleh Frost & Sullivan, sebuah lembaga internasional yang bergerak bidang konsultasi dan analisis bisnis berbasis riset asal Amerika Serikat. Telkom meraih salah satu dari empat kategori paling bergengsi Best of The Best, yakni Best of The Best Service Provider of The Year (Telkom, 2013). Telkom T-Money terus dikembangkan pasarnya ke bank-bank daerah. Setelah bekerja sama dengan Bank Sumatra Utara, kali ini Telkom bekerja sama dengan Bank Jawa Barat dan Banten (Indotelko, 2014). Meskipun Telkom telah memulai langkah strategis untuk mengembangkan pasarnya ke bank-bank daerah, jumlah pengguna aplikasi Telkom T-Money masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah pengguna Mandiri E-cash. Saat ini, jumlah pengguna Telkom T-money tidak lebih dari 5000 orang (Playstore, 2014).
Penetrasi mobile payment di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara maju (Ipotnews, 2011). Kebanyakan konsumen perbankan masih nyaman untuk melakukan transaksi melalui teller di bank atau ATM (Atmoko, 2011). Berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan oleh Bank CIMB Niaga, hanya enam persen konsumen yang merasa nyaman menggunakan layanan mobile payment (Poedijirahrdjo, 2011). Berdasarkan data dari playstore, ada beberapa pengguna aplikasi Telkom T-money dan Mandiri E-cash belum puas pada kedua aplikasi tersebut.
Kesuksesan aplikasi tidak hanya diukur dari kecanggihannya, tetapi juga sejauh mana aplikasi itu dapat diterima dan digunakan oleh penggunanya. Berdasarkan fakta fenomena yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dibuat penelitian yang berjudul ”Analisis Komparasi Mobile Technology Acceptance Model pada Aplikasi E-money antara Telkom T-Money dan Mandiri E-cash”.
12 1.3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka dihasilkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana penerimaan pengguna terhadap variabel Perceived Usefulness (PU), Perceived Ease Of Use (PEOU), Trust (TR), Innovativeness (INN), Relationship Drivers (RD), Functionality (F) dan Behavioral Intention (BI) dalam Mobile Technology Acceptance Model untuk aplikasi Telkom T-money?
2. Bagaimana penerimaan pengguna terhadap variabel Perceived Usefulness (PU), Perceived Ease Of Use (PEOU), Trust (TR), Innovativeness (INN), Relationship Drivers (RD), Functionality (F) dan Behavioral Intention (BI) dalam Mobile Technology Acceptance Model untuk aplikasi Mandiri E-cash?
3. Bagaimana perbandingan penerimaan pengguna terhadap variabel Perceived Usefulness (PU), Perceived Ease Of Use (PEOU), Trust (TR), Innovativeness (INN), Relationship Drivers (RD), Functionality (F) dan Behavioral Intention (BI) dalam Mobile Technology Acceptance Model untuk aplikasi Telkom T-money dan Mandiri E-cash?
1.4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan pada subbab perumusan masalah, yaitu:
1. Untuk mengetahui penerimaan pengguna terhadap variabel Perceived Usefulness (PU), Perceived Ease Of Use (PEOU), Trust (TR), Innovativeness (INN), Relationship Drivers (RD), Functionality (F) dan Behavioral Intention (BI) dalam Mobile Technology Acceptance Model untuk aplikasi Telkom T-money?
13
Usefulness (PU), Perceived Ease Of Use (PEOU), Trust (TR), Innovativeness (INN), Relationship Drivers (RD), Functionality (F) dan Behavioral Intention (BI) dalam Mobile Technology Acceptance Model untuk aplikasi Mandiri E-cash?
3. Untuk mengetahui perbandingan penerimaan pengguna terhadap variabel Perceived Usefulness (PU), Perceived Ease Of Use (PEOU), Trust (TR), Innovativeness (INN), Relationship Drivers (RD), Functionality (F) dan Behavioral Intention (BI) dalam Mobile Technology Acceptance Model untuk aplikasi Telkom T-money dan Mandiri E-cash?
1.5. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini ditinjau dari sudut pandang teoritis dan praktis, yaitu:
1. Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan tentang penerapan Mobile Technology Acceptance Model untuk mengetahui penerimaan pengguna terhadap aplikasi mobile e-money dengan membandingkan pengaruh variabel Perceived Usefulness (PU), Perceived Ease Of Use (PEOU), Trust (TR), Innovativeness (INN), Relationship Drivers (RD), Functionality (F) dan Behavioral Intention (BI) dalam Mobile Technology Acceptance Model untuk aplikasi Telkom T-money dan Mandiri E-cash.
2. Secara praktis, penelitian ini dapat menghasilkan informasi dan solusi untuk meningkatkan penerimaan pengguna terhadap aplikasi mobile e-money, baik Telkom T-money maupun Mandiri E-cash.
14 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan penjelasan secara umum ringkas dan padat yang menggambarkan dengan tepat isi penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini mengemukakan dengan jelas, ringkas dan padat tentang hasil kajian kepustakaan yang terkait dengan topik dan variabel penelitian untuk dijadikan dasar bagi penyusunan kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan secara kronologis dan sistematis sesuai dengan perumusan masalah serta tujuan penelitian. Sistematika pembahasan ini akan lebih tampak jelas luas cakupan, batas dan benang merahnya karena disajikan dalam sub-judul tersendiri. Setiap aspek pembahasan dimulai dari hasil analisis data. Kemudian diinterpretasikan dan selanjutnya diikuti oleh penarikan kesimpulan yang dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya atau landasan teoritis yang relevan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian yang disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian dan saran yang dirumuskan secara kongkrit yang merupakan implikasi kesimpulan dan berhubungan dengan masalah dan alternatif pemecahan masalah. Selain menyentuh aspek praktis, juga terdapat perumusan rekomendasi yang ditujukan untuk tujuan pengembangan ilmu. Implikasi atau rekomendasi dapat ditunjukan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.