• Tidak ada hasil yang ditemukan

STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

STASE KDM

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI

Oleh :

Meivita Dewi Purnamasari, S.Kep

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM PROFESI NERS PURWOKERTO

(2)

Laporan Pendahuluan

Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Nyeri

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Rasa nyeri merupakan peringatan bagi individu bahwa ada suatu kelainan yang sedang terjadi dalam tubuh. Rasa nyeri merupakan rasa yang tidak menyenangkan yang hanya dapat diungkapkan kepada diri sendiri, melibatkan emosi serta keadaan afektif seseorang dan persepsinya berbeda dari satu orang ke orang lain, berbeda dari waktu ke waktu pada satu orang yang sama. Nyeri sering disertai komponen psikofisiologik berupa kegiatan sistem saraf otonom misalnya perubahan tekanan darah, frekuensi denyut jantung atau berkeringat. Nyeri merupakan alasan yang paling umum seseorang mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama proses penyakit, pemeriksaan diagnostik dan proses pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan kondisi seseorang. Hal ini dikarenakan nyeri dapat mengganggu kenyamanan seseorang, selain itu dapat mempengaruhi aktivitas seseorang yang sedang mengalami nyeri.

Perawat tidak dapat melihat dan merasakan nyeri yang dialami oleh klien karena nyeri bersifat subyektif (antara satu individu dengan individu lainnya berbeda dalam menyikapi nyeri). Perawat memberi asuhan keperawatan kepada klien di berbagai situasi dan keadaan dengan memberikan intervensi untuk meningkatkan kenyamanan. Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut didukung oleh Kolcaba (2007) yang mengatakan bahwa kenyamanan adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia.

(3)

2. Tujuan

a. Mengetahui dan memahami gangguan rasa nyaman (nyeri) pada klien. b. Menganalisis teori gangguan rasa nyaman (nyeri) dengan keadaan

klien.

c. Mampu menerapkan terapi pemenuhan kebutuhan rasa nyaman pada klien di Rumah Sakit.

B. TINJAUAN TEORI 1. Pengertian

International Association for Study of Pain (IASP) menyatakan nyeri adalah merupakan pengalaman sensoris subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan yang nyata, berpotensi rusak, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.

2. Etiologi

a. Agen cedera fisik : penyebab nyeri karena trauma fisik

b. Agen cedera biologi : penyebab nyeri karena kerusakan fungsi organ atau jaringan tubuh

c. Agen cedera psikologi : penyebab nyeri yang bersifat psikologik seperti kelainan organik, neurosis traumatik, skizofrenia

d. Agen cedera kimia : penyebab nyeri karena bahan/zat kimia. 3. Faktor Predisposisi

a. Faktor fisiologis

Rangsang nyeri yang diterima oleh norireseptor berjalan melalui tulang belakang dan naik ke spinotalamik lateral kemudian ke medulla, pons, dan mesenchepalon. Selanjutnya rangsang nyeri tersebut dibawa ke serebrum sehingga individu menyadari akan adanya nyeri, lokasinya, jenisnya dan intensitasnya.

(4)

b. Faktor psikososial

Beberapa faktor psikososial yang dapat mempengaruhi individu terhadap persepsi nyeri seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai berkaitan dengan nyeri, harapan keluarga, lingkungan, emosi dan budaya.

4. Patofisiologi

Konduksi impuls noriseptif pada prinsipnya ada dua tahap yaitu : a. Melalui sistem noriseptif

Reseptor di perifer  lewat serabut aferen, masuk medulla spinalis  ke batang otak oleh mesenfalon / midbrain.

b. Melalui tingkat pusat

Impuls noriseptif mesenfalon ke korteks serebri di korteks asosiasinya  sensasi nyeri dapat dikenal karakteristiknya.

Impuls - impuls nyeri disalurkan ke sumsum tulang belakang oleh 2 jenis serabut bermielin rapat A delta dan C dari syaraf aferen  ke spinal dan sel raat dan dan sel horn  SG melepas P (penyalur utama impuls nyeri )  Impuls nyeri menyeberangi sumsum belakang pada interneuron – interneuron bersambung dengan jalur spinalis asenden. Paling sedikit ada 6 jalur ascenden untuk impuls-impuls nosireseptor yang letak pada belahan vencral dari sumsum belakang yang paling utama : SST (spinathamic tract) = jalur spinareticuler trace)  impuls-impuls ke batang otak dan sebagian ke thalamus mengaktifkan respon automic dan limbic (pada kulit otak )  afektif dimotivasi. 5. Tanda dan Gejala

a. Klien melaporkan nyeri baik secara verbal atau non verbal

b. Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang, mengeluh)

(5)

d. Posisi untuk mengurangi nyeri. e. Ada gerakan untuk melindungi. f. Tingkah laku berhati-hati.

g. Fokus pada diri sendiri dan penurunan interaksi dengan lingkungan. h. Perubahan dalam nafsu makan dan minum.

6. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan mencakup pemeriksaan laboratorium darah dan pemeriksaan radiologi.

7. Pathway

Agen cedera (injury)

Peradangan Gangguan sirkulasi dan kelainan darah

Nyeri

Nafsu makan dan minum menurun

Gangguan nutrisi

Fisik (Trauma) Biologis Kimia Psikologis

Kerusakan integritas kulit Kerusakan pada bagian tubuh Kerusakan mobilitas fisik Defisit Perawatan Diri

(6)

8. Pengkajian (Data Fokus) a. Lokasi

Pengkajian lokasi nyeri mencakup 2 dimensi : 1) Tingkat nyeri, nyeri dalam atau superficial 2) Posisi atau lokasi nyeri

Nyeri superfisial biasanya dapat secara akurat ditunjukkan oleh klien, sedangkan nyeri yang timbul dari bagian dalam (visceral) lebih dirasakan secara umum. Nyeri dapat pula dijelaskan menjadi empat kategori yang berhubungan dengan lokasi :

a) Nyeri terlokalisir : nyeri dapat jelas terlihat pada area asalnya. b) Nyeri Terproyeksi : nyeri sepanjang saraf atau serabut saraf spesifik. c) Nyeri Radiasi : penyebaran nyeri sepanjang area asal yang tidak dapat

dilokalisir.

d) Reffered Pain (Nyeri alih) : nyeri dipersepsikan pada area yang jauh dari area rangsang nyeri.

b. Intensitas

Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan. Perubahan dari intensitas nyeri dapat menandakan adanya perubahan kondisi patologis dari klien.

c. Waktu dan Lama (Time & Duration)

Perawat perlu mengetahui/mencatat kapan nyeri mulai timbul, berapa lama, bagaimana timbulnya, interval tanpa nyeri dan kapan nyeri terakhir timbul. d. Kualitas

Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dari nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui: nyeri kepala mungkin dikatakan “ada yang membentur kepalanya”, nyeri abdominal dikatakan “seperti teriris pisau”.

(7)

e. Skala nyeri

Beberapa contoh alat pengukur nyeri : 1) Anak-anak

2) Dewasa

Skala intensitas nyeri deskriptif

Skala identitas nyeri numerik

(8)

Skala nyeri menurut Bourbanis

Keterangan : 0 : Tidak nyeri

1-3 : Nyeri ringan, secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.

4-6 : Nyeri sedang, secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.

7-9 : Nyeri berat, secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi.

10 : Nyeri sangat berat, pasien sudah tidak mampu lagi berinteraksi dengan orang lain.

f. Perilaku Non Verbal

Beberapa perilaku nonverbal yang dapat kita amati antara lain : ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah dan lain-lain.

g. Faktor Presipitasi

Beberapa faktor presipitasi yang akan meningkatkan nyeri : lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba, stressor fisik dan emosi.

9. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul

(9)

b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri.

c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik. d. Gangguan nutrisi berhubungan dengan faktor biologis.

(10)

10. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi

Nyeri berhubungan dengan agen injury fisik, biologis, kimia, dan psikologis. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan nyeri dapat teratasi. Pain Control 1. Mengenali faktor penyebab (5) 2. Mengenali gejala-gejala nyeri (5) 3. Mencari bantuan tenaga kesehatan (3) 4. Melaporkan gejala

pada tenaga kesehatan (5) 5. Menggunakan metode pencegahan non analgetik untuk mengurangi nyeri (5) 6. Melaporkan nyeri

yang sudah terkontrol (5)

Keterangan penilaian :

Pain Management

1. Kaji secara komprehensif tentang nyeri, meliputi : lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan faktor presipitasi.

2. Observasi isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya ketidakmampuan untuk komunikasi secara efektif

3. Gunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan nyeri

4. Kaji pengalaman individu terhadap nyeri

1. Pengkajian secara

komprehensif akan

memberikan ketepatan, kecepatan, dan keefektifan dalam penanganan nyeri

2. Agar dapat selalu memberikan kenyamanan bagi pasien

3. Nyeri yang diekspresikan akan membuat pasien lebih nyaman 4. Setiap individu mempunyai

respon yang berbeda terhadap nyeri sesuai pengalaman yang

(11)

1. Tidak dilakukan sama sekali 2.Jarang dilakukan 3. Kadang dilakukan 4. Sering dilakukan 5. Selalu dilakukan

5. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi untuk mengatasi nyeri (ex. relaksasi, massase)

6. Berikan informasi tentang nyeri : penyebab, berapa lama terjadi.

7. Kontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan. 8. Evaluasi keefektifan dari

tindakan mengontrol nyeri

9. Berikan analgetik sesuai anjuran

10. Monitor kenyamanan

dapat membantu proses penyembuhan.

5. Teknik non farmakologi dapat membantu mengatasi nyeri

6. Memberikan penjelasan akan menambah pengetahuan klien tentang nyeri.

7. Lingkungan yang nyaman dapat mengurangi rasa nyeri

8. Keefektifan manajemen nyeri non famakologi akan menurunkan penggunaan analgesik yang berlebihan. 9. Analgetik dapat membantu

menghilangkan rasa nyeri 10. Mengetahui keefektifan

(12)

pasien terhadap manajemen nyeri non farmakologis 11. Libatkan keluarga untuk

mengurangi nyeri

teknik non farmakologis untuk mengatasi nyeri.

11. Kehadiran keluarga akan memberi kenyamanan pada pasien.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Vol : 1. Jakarta: EGC Potter & Perry . 2006. Fundamental Keperawatan. Vol: 2. Jakarta : EGC

Herdman. 2009. Nanda International : Diagnosis Keperawatan 2009-2011. Jakarta : EGC

McCloskey, Joanne & Gloria M Bulechek, 2000, Nursing Outcome Classificatian (NOC), Second Ed, New York, Mosby.

_________, 2005, Nursing Intervention Classificatian (NIC), Second Ed, New York, Mosby.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi akupunktur terhadap intensitas nyeri pada klien dengan nyeri kepala primer 1.3.2 Tujuan Khusus..

Nyeri merupakan keluhan yang paling sering dirasakan oleh penderita OA.Nyeri secara umum adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan dan respon emotional

awal yang di rasakan pada kondisi fasciitis plantaris adalah timbulnya nyeriD. Nyeri pada fasciitis plantaris biasanya timbul secara bertahap, tetapi dapat

Chystitis merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang secara umum disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu  Escheriachia Coli peradangan timbul dengan penjalaran

7-9 :Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat

1) Gejala-gejala nyeri haid di antaranya yaitu: rasa sakit datang secara tidak teratur, tajam dan kram di bagian bawah perut yang biasanya menyebar ke bagian

Secara umum, tujuan terapi intravena adalah untuk memenuhi kebutuhan cairan pada klien yang tidak mampu mengonsumsi cairan oral, menambah asupan elektrolit untuk

Terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi oleh saraf tepi. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk atau disayat, dan pasien dapat menunjukan secara tepat