• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Disusun Oleh : Muhammad Wildan NIM JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Disusun Oleh : Muhammad Wildan NIM JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPUTUSAN KEUANGAN, STRATEGI DIVERSIFIKASI, EFISIENSI OPERASIONAL DAN INOVASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS YANG

TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2015-2019

SKRIPSI

Disusun Oleh : Muhammad Wildan NIM. 11160820000071

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH JAKARTA

(2)

ii

PENGARUH KEPUTUSAN KEUANGAN, STRATEGI DIVERSIFIKASI, EFISIENSI OPERASIONAL DAN INOVASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS YANG

TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2015-2019

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi

Disusun Oleh : Muhammad Wildan NIM. 11160820000071

Di Bawah Bimbingan

Nur Wachidah Yulianti, SE., M.S.Ak NIP. -

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH JAKARTA

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Senin, 6 April 2020 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa/i:

1. Nama : Muhammad Wildan 2. NIM : 11160820000071 3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : PENGARUH KEPUTUSAN KEUANGAN, STRATEGI DIVERSIFIKASI, EFISIENSI OPERASIONAL DAN INOVASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2015-2019 Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa/i tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Syarif Hidayahtullah Jakarta.

Jakarta, 6 April 2020

1. Atiqah, SE., M.S.Ak

NIP. 19820120 200912 2 004 Penguji I

2. Ismawati Haribowo, SE., M, Si

(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Selasa, 23 Maret 2021 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa/i: 1. Nama : Muhammad Wildan

2. NIM : 11160820000071 3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : PENGARUH KEPUTUSAN KEUANGAN, STRATEGI DIVERSIFIKASI, EFISIENSI OPERASIONAL DAN INOVASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2015-2019 Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa/i tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Syarif Hidayahtullah Jakarta.

Jakarta, 23 Maret 2021

1. Fitri Damayanti, SE., M.Si

NIP. 19810731 200604 2 003 Ketua Penguji

2. Rahmawati, SE., MM

NIP. 19770814 200604 2 003 Penguji Ahli

3. Nur Wachidah Yulianti, SE., M.S.Ak

(5)

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Muhammad Wildan

Nomer Induk Mahasiswa : 11160820000071 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain

3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyertakan sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya

4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah melalui pembuktian yang dapat di pertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 26 April 2021

(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Muhammad Wildan

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 21 Maret 1997 3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Alamat : Jalan Kabel Cibubur VII RT.009/RW.004 Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur

5. Telepon : 081291721015

6. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. TK MIFTAHUL JANNAH Tahun 2002-2003 2. SDN PEJATEN TIMUR 05 PG Tahun 2003-2009

3. SMPN 227 JAKARTA Tahun 2009-2012

4. SMKN 62 JAKARTA Tahun 2012-2015

5. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016-2021

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Tahun 2016-2017 : Anggota LDK Syahid FEB Divisi Pengembangan Ekonomi

2. Tahun 2018-2019 : Anggota HMJ Akuntansi Divisi Penelitian dan Pengembangan

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Achmad Sanusi

2. Ibu : Atiah

(7)

vii

THE EFFECT OF FINANCIAL DECISION, DIVERSIFICATION STRATEGY, OPERATIONAL EFFICIENCY AND INNOVATION TO FIRM

VALUE ON GOODS CONSUMER COMPANY IN BEI 2015-2019 PERIOD

ABSTRACT

The purpose of this research is to find the effects of financial decision, diversification strategy, operational efficiency, and innovation on firm value. This research using a sample of thirteen consumer goods companies listed on Indonesia Stock Exchange in 2015-2019. The method used is purposive sampling. Methods of data analysis used in this research is multiple linier regression analysis. The result of this research show the variables investment decision and financing decision have a positive effect on firm value. Operational efficiency have a negative effect on firm value. The variables diversification strategy and innovation have no effect on firm value.

Keyword : Financial Decision, Diversification strategy, Operational efficiency, Innovation, Firm Value

(8)

viii

PENGARUH KEPUTUSAN KEUANGAN, STRATEGI DIVERSIFIKASI, EFISIENSI OPERASIONAL DAN INOVASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS YANG

TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2015-2019

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini untuk menguji pengaruh keputusan keuangan, strategi diversifikasi, efisiensi operasional, dan inovasi terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 13 perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2015-2019. Metode pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel keputusan investasi dan keputusan pendanaan berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan, efisiensi operasional berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan, variabel strategi diversifikasi dan inovasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Kata Kunci : Keputusan Keuangan, Strategi Diversifikasi, Efisiensi Operasional, Inovasi, Nilai Perusahaan

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Waramatullahi Wabaraakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Keputusan Keuangan, Strategi Diversifikasi, Efisiensi Operasional dan Inovasi Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2015-2019”. Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan umatnya hingga zaman sekarang ini.

Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari skripsi ini tidak dapat terwujud tanpa dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih atas doa, bantuan, dukungan dan bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada :

1. Kedua orang tua yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat yang sangat berarti bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Keluarga besar penulis yang memberikan bantuan, doa, dan semangat

sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E., M.Si., Ak., CA., QIA., BKP., CRMP., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4. Ibu Yessi Fitri, S.E., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Ibu Fitri Damayanti, S.E., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga Dosen Pembimbing Akademik penulis yang selalu memberikan saran mengenai perkuliahan pada setiap semesternya.

6. Ibu Nur Wachidah Yulianti S.E., M.S.Ak selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah sabar dalam membimbing dan meluangkan waktunya serta selalu

(10)

x

memberikan saran, kritik, referensi dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu selama masa studi penulis dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis

8. Teman-teman Akuntansi Beo (Bilah, Tevan, Ojan, Shafira, Savira, Ajeng, Adam, Aba, Delia, Tyas, Dimas, Sasa, Talitha) yang selalu belajar bersama dan berbagi keceriaan serta saling menyemangati dalam mengerjakan skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman LDK Akuntansi (Hardi, Sonny, Fikkih, Rafli, Damar, Faiq, Rahadiyan) yang telah membersamai penulis dalam belajar organisasi dan memberikan dukungan untuk selalu mengerjakan skripsi.

10. Abang Ghifari selaku pembimbing mentoring LDK FEB yang selalu memberikan nasihat, saran dan target-target ibadah serta akademik perkuliahan.

11. Seluruh teman-teman Akuntansi 2016 UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada penulis.

12. Teman-teman SMK (Iwan, Jaja, Adit, Aca, Rina, Anggita) yang selalu memberikan semangat dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

Semoga semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan imbalan dari-Nya. Penulis menyadari dalam pembuatan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan ilmu dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Waramatullahi Wabaraakatuh

Jakarta, 26 April 2021

(11)

xi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 17

C. Tujuan Penelitian ... 18

D. Manfaat Penelitian ... 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 20

A. Landasan Teori ... 20

1. Teori Keagenan (Agency Theory) ... 20

2. Teori Sinyal (Signalling Theory) ... 22

3. Pecking Order Theory ... 24

4. Marked Based Theory ... 25

5. Teori The Resource Based View ... 26

6. Nilai Perusahaan ... 27 7. Keputusan Investasi ... 31 8. Keputusan Pendanaan ... 35 9. Strategi Diversifikasi ... 37 10. Efisiensi Operasional ... 40 11. Inovasi ... 42

(12)

xii

B. Penelitian Terdahulu ... 46

C. Pengembangan Hipotesis ... 53

1. Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan ... 53

2. Pengaruh Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan ... 54

3. Pengaruh Strategi Diversifikasi terhadap Nilai Perusahaan... 55

4. Pengaruh Efisiensi Operasional terhadap Nilai Perusahaan ... 56

5. Pengaruh Inovasi terhadap Nilai Perusahaan ... 57

D. Kerangka Pemikiran ... 59

BAB III METODE PENELITIAN ... 60

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 60

B. Metode Penentuan Sampel ... 60

C. Metode Pengumpulan Data ... 61

1. Studi Dokumentasi ... 61

2. Penelitian Pustaka (Library Research) ... 61

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 62

1. Nilai Perusahaan ... 62 2. Keputusan Investasi ... 62 3. Keputusan Pendanaan ... 63 4. Strategi Diversifikasi ... 63 5. Efisiensi Operasional ... 64 6. Inovasi ... 64

E. Metode Analisis Data ... 66

1. Statistik Deskriptif ... 66

2. Asumsi Klasik ... 66

3. Pengujian Hipotesis ... 70

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 74

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 74

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ... 75

1. Uji Statistik Deskriptif ... 75

2. Uji Asumsi Klasik ... 78

3. Uji Hipotesis ... 88

C. Pembahasan ... 93

1. Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan ... 93

(13)

xiii

3. Pengaruh Strategi Diversifikasi terhadap Nilai Perusahaan ... 99

4. Pengaruh Efisiensi Operasional terhadap Nilai Perusahaan ... 102

5. Pengaruh Inovasi terhadap Nilai Perusahaan ... 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 110

A. Kesimpulan ... 110 B. Implikasi Penelitian ... 111 C. Keterbatasan ... 111 D. Saran ... 112 DAFTAR PUSTAKA ... 113 LAMPIRAN ... 129

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Laba dan Nilai Perusahaan (PBV) Tahun 2017-2019 ... 7

Tabel 1.2 Kasus Terkait Fenomena Kenaikan dan Penurunan Harga Saham ... 12

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 46

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian... 65

Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel Penelitian dengan Kriteria ... 74

Tabel 4.2 Hasil Uji Deskriptif ... 76

Tabel 4.3 Hasil Uji One-Sample Kolgomorov-Smirnov Test ... 79

Tabel 4.4 Hasil Uji One-Sample Kolgomorov-Smirnov Test Setiap Variabel ... 80

Tabel 4.5 Hasil Uji One-Sample Kolgomorov-Smirnov Test ... 82

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas ... 84

Tabel 4.7 Hasil Uji Durbin Watson... 85

Tabel 4.8 Hasil Uji Run-Test ... 86

Tabel 4.9 Hasil Uji Gletser ... 88

Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 89

Tabel 4.11 Hasil Uji Statistik F ... 90

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pergerakan Indeks Sektoral di Bursa Efek Indonesia ... 10 Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 59 Gambar 4.1 Grafik Histogram Variabel PBV, IOS, DER, HERF, TATO, IAR ... 81 Gambar 4.2 Grafik Histogram... 83 Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Normality Probability Plot ... 83 Gambar 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Grafik Scatterplot ... 87

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Perusahaan dijadikan Sampel Penelitian 2015-2019 ...130 Lampiran 2 Hasil Output SPSS ...131

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi perekonomian Indonesia tidak terlepas dari sektor manufaktur. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (2019), industri manufaktur memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2019 dengan memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 20%. Industri manufaktur terdiri dari sektor industri dasar dan kimia, aneka industri, dan barang konsumsi. Industri barang konsumsi menjadi industri yang lebih stabil dan tidak mudah terpengaruh musim ataupun kondisi perekonomian karena industri ini bergerak dalam menyediakan barang yang di butuhkan manusia. Selain itu, industri barang konsumsi juga menjadi sektor andalan dalam pertumbuhan manufaktur di Indonesia.

Industri barang konsumsi diperkirakan meningkat seiring peningkatan anggaran kesejahteraan sosial yang dilakukan pemerintah dalam membantu mendukung pengeluaran rumah tangga berpendapatan rendah. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara - RAPBN 2019, anggaran Kementerian Sosial tumbuh 43,4% menjadi Rp 58.9 triliun atau telah terjadi peningkatan sebesar Rp 17.8 triliun (Muamar, 2018). Selain itu, industri barang konsumsi juga berkomitmen untuk terus tumbuh dan meningkatkan kinerjanya dengan menggelontorkan investasi sebesar Rp 63 triliun atau naik 11% dari investasi pada tahun 2018 (Rini, 2019).

(18)

2 Peningkatan industri manufaktur memicu persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur untuk meningkatkan kinerja perusahaan masing-masing. Setiap perusahaan berusaha meningkatkan kinerjanya untuk memaksimalkan keuntungan pemegang saham atau pemilik yang tercemin pada peningkatan nilai perusahaan (Dhani & Utama, 2017). Nilai perusahaan mencerminkan keadaan perusahaan saat ini serta dapat menggambarkan prospek perusahaan di masa mendatang, sehingga nilai perusahaan dianggap mampu mempengaruhi penilaian para investor terhadap perusahaan.

Menurut Raningsih & Artini (2018) nilai perusahaan merupakan pandangan investor terhadap tingkat keberhasilan suatu perusahaan yang tercermin dari harga saham. Semakin tinggi harga saham suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi juga kemakmuran para pemegang sahamnya. Semakin banyak investor yang tertarik berinvestasi, maka semakin meningkat pula nilai perusahaan. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing) dan manajemen asset yang dilakukan perusahaan.

Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat rasa percaya seorang investor terhadap nilai perusahaan akan meningkat. Hal ini berkaitan dengan

signaling theory dan teori hipotesis pasar efisien. Teori signaling membahas

tentang naik turunnya harga saham di pasar berdasarkan sinyal yang diberikan oleh perusahaan berupa kinerja atau prospek perusahaan. Sinyal ini nantinya akan memberi pengaruh pada keputusan investor. Teori hipotesis pasar efisien

(19)

3 menyatakan bahwa dalam pasar bebas, dengan persaingan dalam memperoleh keuntungan, semua informasi pengetahuan dan perkiraan direfleksikan secara akurat didalam harga-harga saham di pasar (Rodoni & Ali, 2014). Hal ini menyiratkan bahwa harga saham di pasar mencerminkan seluruh informasi mengenai prospek perusahaan saat ini dan di masa yang akan datang, ketika muncul informasi baru tentang perusahaan tersebut maka harga saham akan spontan berubah dan para investor sangat responsif terhadap sinyal positif dan negatif yang nantinya akan mempengaruhi kondisi di pasar.

Rodoni & Ali (2014) menyatakan untuk menciptakan value/nilai bagi perusahaan, manajer keuangan harus: membuat keputusan investasi, keputusan pendanaan, keputusan dividen, dan keputusan investasi modal kerja bersih yang tepat. Sementara itu, Modigliani dan Miller (MM) berpendapat bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari aset-aset yang dimiliki atau kebijakan investasinya, dan bahwa cara aliran laba dipecah dividen dan laba ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan yang dapat membuat keputusan bisnis yang baik serta dapat mengolah aset secara maksimal maka dapat menciptakan nilai untuk perusahaan. Hal ini tidak terlepas berdasarkan sinyal positif yang direspon oleh investor dengan penciptaan atau meningkatnya nilai bagi perusahaan.

Nilai perusahaan dapat diproksikan dengan rasio price to book value.

Price Book Value (PBV) adalah rasio pasar yang digunakan untuk mengukur

kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya (Prastuti & Sudiartha, 2016). Semakin tinggi PBV maka semakin tinggi pula tingkat kemakmuran dari para

(20)

4 pemegang saham yang merupakan tujuan utama suatu perusahaan (Syntiana & Artini, 2019).

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan diantaranya yaitu keputusan keuangan yang meliputi keputusan investasi dan keputusan pendanaan, strategi diversifikasi, efisiensi operasional dan inovasi.

Keputusan Investasi menyangkut masalah bagaimana manajer harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan mendatangkan keuntungan di masa depan. Jenis dan besarnya investasi tersebut akan mempengaruhi tingkat keuntungannya, dengan tujuan memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi dengan resiko tertentu. Keuntungan yang tinggi disertai dengan resiko yang bisa dikelola, diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan, yang berarti juga akan meningkatkan kemakmuran pemegang saham (Widodo & Kurnia, 2016). Dalam signalling

theory, investasi yang tinggi merupakan sinyal pertumbuhan pendapatan

perusahaan di masa yang akan datang. Sinyal tersebut dianggap good news yang nantinya akan mempengaruhi persepsi investor terhadap kinerja perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan (Nugraha & Kurnia, 2017). Apabila dalam berinvestasi perusahaan mampu menghasilkan keuntungan dengan menggunakan sumber daya perusahaan secara efisien, maka perusahaan akan memperoleh kepercayaan dari calon investor untuk membeli sahamnya. Dengan demikian semakin tinggi keuntungan perusahaan semakin tinggi nilai perusahaan, yang berarti semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.

(21)

5 Keputusan pendanaan berkaitan dengan keputusan perusahaan dalam mencari dana guna membiayai investasi serta menentukan alokasi pendanaan. Sumber pendanaan dalam perusahaan dapat diperoleh dari 2 sumber yaitu dana yang berasal dari internal perusahaan berupa laba ditahan dan dari eksternal perusahaan berupa hutang atau penerbitan saham baru. Utang yang tinggi meningkatkan nilai perusahaan karena adanya beban bunga yang dapat menurunkan pajak penghasilan (Rajagukguk, dkk., 2019). Namun demikian, utang yang terlalu tinggi akan membuat laporan keuangan menjadi tidak sehat sehingga dapat menurunkan nilai perusahaan. Oleh sebab itu, besar kecilnya penggunaan utang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Suatu kombinasi yang optimal dan tepat atas penentuan pendanaan sangat penting karena dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Strategi diversifikasi merupakan bentuk pengembangan usaha dengan cara memperluas jumlah segmen bisnis secara geografis maupun jenis produk (Chriselly & Mulyani, 2016). Isu mengenai strategi diversifikasi telah menjadi topik menarik dari para akademisi maupun praktisi manajemen karena strategi diversifikasi masih diperdebatkan apakah dapat membawa manfaat ataupun justru membawa dampak negatif terhadap perusahaan. Di satu sisi pendapat mengatakan bahwa dengan diversifikasi perusahaan dapat meningkatkan skala ekonomis. Sementara di sisi lain banyak pendapat menyebutkan bahwa strategi fokus pada kompetensi inti justru merupakan kunci utama terhadap keunggulan perusahaan dalam jangka panjang (Amyulianthy & Sari, 2013). Perusahaan yang melakukan diversifikasi meyakini bahwa mempunyai keanekaragaman

(22)

6 usaha dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Kebanyakan perusahaan menerapkan strategi diversifikasi untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Ketika strategi diversifikasi meningkatkan kinerja perusahaan, maka daya saing strategis perusahaan akan meningkat sehingga akan diikuti dengan total nilai perusahaan juga akan meningkat (Chriselly & Mulyani, 2016). Namun, apabila perusahaan yang melakukan diversifikasi tidak mengelola keputusannya tersebut dengan baik dan benar, akan menimbulkan kerugian akibat adanya biaya yang berlebihan karena investasi yang besar, ketidakefisienan operasional serta adanya subsidi silang (Lestari & Noor, 2019). Hal ini dapat mengurangi profit dan menurunkan kinerja perusahaan pada akhirnya juga akan menurunkan nilai perusahaan.

Perusahaan yang paling banyak melakukan strategi diversifikasi adalah sektor industri barang konsumsi. Beberapa contoh perusahaan sektor industri barang konsumsi yang menerapkan strategi divesifikasi adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang merambah bisnis pengolahan makanan berbasis protein hewani, PT Mayora Indah Tbk yang melakukan diversifikasi produk, PT Akasha Wira International Tbk melakukan diversifikasi usaha diluar bisnis AMDK seperti produk minuman susu kedelai dan produk makanan, dan PT Siantar Top Tbk melakukan diversifikasi di beberapa product line yaitu biskuit, sereal, kerupuk dan cokelat olahan (Sri & Chen, 2019). Banyak perusahaan terdiversifikasi mempunyai kinerja keuangan yang baik meski memiliki banyak bidang/jenis usaha. Seperti PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT

(23)

7 Indofood CBP (ICBP), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Akasha Wira International Tbk (ADES), dan PT Siantar Top Tbk (STTP) merupakan perusahaan-perusahaan yang menerapkan strategi diversifikasi. Perusahaan-perusahaan ini memiliki pengaruh yang kuat di mata warga Indonesia, dan mampu mencatatkan laba dengan mengesankan. Hal ini terbukti dengan diraihnya Most Powerful Companies Award (MPCA) 2017 dan Best of the

Best Companies 2019 yang diraih perusahaan-perusahaan ini.

Tabel 1.1

Laba dan Nilai Perusahaan (PBV) Tahun 2017-2019 (Laba disajikan dalam jutaan rupiah)

Kode 2017 2018 2019

Laba PBV Laba PBV Laba PBV ICBP 5.206.561 5,11 6.446.785 5,37 7.436.972 4,88 KLBF 3.241.186 5,70 3.306.399 4,66 3.402.616 4,55 ADES 51.095 1,23 70.060 1,13 110.179 1,09 MYOR 1.630.954 6,14 1.760.434 6,86 2.039.404 4,63 STTP 216.024 4,12 255.089 2,98 482.591 2,74 Sumber : Data sekunder yang diolah (2020)

Berdasarkan tabel diatas, perusahan tersebut melakukan strategi diversifikasi dan dapat meningkatkan kinerjanya dengan memperoleh kenaikan laba dari tahun 2017 – 2019 dengan konsisten, namun kenaikan laba tidak turut menaikan nilai perusahaan yang diproksikan dengan rasio PBV dan cenderung terjadi penurunan. Berdasarkan teori signalling kenaikan laba merupakan sinyal positif terkait dengan pertumbuhan dan kinerja dari perusahaan yang baik. Ketika investor mendapatkan sinyal positif tersebut maka para investor akan merespon dengan membeli saham perusahaan sehingga harga saham akan meningkat karena permintaan dan pada akhirnya juga akan meningkatkan nilai perusahaan.

(24)

8 Efisiensi operasional keuangan digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan atau dengan kata lain untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total asset (Utami & Welas, 2019). Jika dana yang tertanam pada aset cukup besar, idealnya perusahaan akan menggunakan asetnya secara efisien untuk mendukung penjualan sehingga perusahaan dapat menghasilkan peningkatan laba yang nantinya memberikan sinyal kinerja yang baik di pasar sehingga investor tertarik menanamkan investasinya yang nantinya akan meningkatkan nilai perusahaan.

Berdasarkan data Global R&D Funding Forecast Magazine (2018) dalam hal pertumbuhan R&D negara-negara Asia. Indonesia menempati posisi kesembilan dari 24 negara Asia. Indonesia berada di bawah negara tetangga lainnya terutama Taiwan, Malaysia dan Singapore. R&D Indonesia tahun 2018 diperkirakan mencapai $10,4 miliar dengan produk domestik bruto yang dihasilkan mencapai $3.355 miliar kalah dibanding Taiwan yang menghasilkan produk domestik bruto $1.173 miliar tetapi investasi yang dikeluarkan dalam R&D mencapai $28.7 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan research

and development di Indonesia terutama diberbagai industri perusahaan belum

mendapat perhatian yang serius.

Kegiatan Research and Development (R&D) merupakan kegiatan yang berperan dalam sebuah inovasi produk di perusahaan. R&D merupakan kegiatan yang memiliki kepentingan komersial dalam kaitannya dengan riset

(25)

9 ilmiah murni dan pengembangan aplikatif di bidang teknologi. Perusahaan menciptakan produk baru atau memperbarui produk yang lama agar dapat menarik konsumen baru dan mempertahankan konsumen lama agar loyal terhadap perusahaan dan nantinya akan berdampak pada peningkatan pendapatan bagi perusahaan. Pendapatan perusahaan yang semakin meningkat menunjukkan prospek perusahaan yang baik di masa mendatang. Prospek baik tersebut akan direspon positif oleh investor, respon positif tersebut akan meningkatkan harga saham, yang tentunya akan berdampak pada nilai perusahaan. Melalui pengelolaan pengetahuan dan teknologi maka akan dapat diperoleh cara pengelolaan sumber daya secara efisien dan ekonomis sehingga memberikan keunggulan yang kompetitif bagi perusahaan tersebut (Kuniawati & Asyik, 2017).

Penelitian yang dilakukan oleh Mursalim, dkk. (2015) menekankan pentingnya inovasi bagi perusahaan. Perusahaan yang inovatif akan menghadapi risiko yang berbeda dibandingkan dengan perusahaan lain. Inovasi terkait kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan perubahan yang terjadi di lingkungan mereka. Kebanyakan investor lebih memilih perusahaan yang memiliki sikap inovasi yang konsisten. Investor biasanya merespons positif terhadap perusahaan yang menunjukkan tindakan inovatif yang sampai batas tertentu mempengaruhi profitabilitas perusahaan.

Pentingnya aset tidak berwujud telah meningkat tajam di negara-negara berkembang dengan implikasi untu(Andrews & Serres, 2012).

(26)

10 Aset tidak berwujud merupakan aktiva tidak lancar dan tidak berbentuk yang memberikan hak keekonomian dan hukum kepada pemiliknya. Aset tidak berwujud memiliki daya tarik tersendiri bagi investor, dan sama berharganya dengan aset berwujud yang dimiliki oleh perusahaan. Aset tidak berwujud diyakini oleh para peneliti memiliki peran yang penting dalam meningkatkan nilai perusahaan maupun kinerja keuangan. Pemanfaatan aset tidak berwujud yang efisien oleh perusahaan dapat meningkatkan kinerja keuangan dan juga akan meningkatkan nilai pasarnya (Kurniawan & Mertha, 2016).

Gambar 1.1

Pergerakan Indeks Sektoral di Bursa Efek Indonesia Sumber : Statistik IDX Yearly (2019)

Gambar 1.1 menunjukkan bahwa consumer industry berada pada posisi terakhir pergerakan sektor industri di BEI periode Desember 2018-Desember 2019 dengan persentase -20,11%. Sementara itu, berdasarkan data IDX statistik pergerakan index sektoral di Bursa Efek Indonesia (2017) dan (2018)

consumer industry berada pada posisi ketiga dan kesembilan pergerakan sektor

industri di BEI. Artinya, terjadi penurunan yang sangat signifikan terhadap pergerakan sektor barang konsumsi setelah tahun 2017.

(27)

11 Fenomena naik turunnya harga saham yang terjadi pada perusahaan sektor barang konsumsi sangat menarik untuk dibahas. Kenaikan maupun penurunan nilai saham yang terjadi dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun faktor internal dari perusahaan. Faktor eksternal, pemicunya datang dari luar perusahaan dan tidak dapat dicegah dampaknya. Faktor eksternal tersebut contohnya adalah persaingan pasar dagang internasional yang mengalami ketegangan, fluktuasi kurs dari rupiah terhadap mata uang asing, dan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yang berdampak pada perusahaan sektor barang konsumsi. Berbeda dengan faktor internal yang pemicunya datang dari internal perusahaan itu sendiri. Dampak yang diberikan oleh faktor internal bisa segera dicegah apabila berdampak buruk bagi perusahaan. Faktor internal tersebut contohnya adalah aksi yang dilakukan korporasi seperti strategi yang dipilih perusahaan dalam mengembangkan bisnis, kebijakan atau keputusan keuangan yang dipilih, maupun prestasi yang sudah diraih. Selain itu proyeksi laporan keuangan di masa depan juga menjadi faktor internal, dan yang terakhir kasus-kasus yang menimpa perusahaan sektor barang konsumsi yang berdampak pada harga sahamnya. Berikut dibawah ini beberapa kasus yang menyebabkan pergerakan kenaikan maupun penurunan harga saham, diantaranya:

(28)

12 Tabel 1.2

Kasus Terkait Fenomena Kenaikan dan Penurunan Harga Saham No. Berita (Sumber, Tahun) Uraian Kasus

1. Indeks saham sektor barang konsumsi turun, begini pendapat analis (Kontan.co.id, 2019)

Sejak awal tahun hingga september, indeks saham industri barang konsumsi (consumer goods) turun 12,68%. Menurut Analis Paramitra Alfa Sekuritas Evan Fajrin, penurunan indeks sektor ini disebabkan oleh saham-saham emiten rokok yang turun cukup dalam akibat sentimen negatif berupa rencana kenaikan tarif cukai 23% pada 2020. Pasalnya, saham-saham emiten rokok seperti PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menjadi pendukung utama indeks saham ini (Kartika, 2019). 2. Saham “Consumer Goods”

Turun (Koran Jakarta, 2019).

Kinerja saham sektor barang konsumsi (consumer goods) mengalami pelemahan paling dalam pada tahun 2019. Sepanjang tahun 2019 atau year to

date (ytd) pertumbuhan saham sektor consumer goods terperosok sebesar

21,24 persen, paling tinggi dibandingkan saham sektor lainnya yang ada di dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini disebabkan isu perlambatan ekonomi baik dari global maupun domestik. 3. Saham Unilever Mulai

Patok Harga Baru, Eh Asing Udah Gatel Buat. . . . (Warta Ekonomi, 2020)

Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) ditransaksikan dengan harga baru hasil stock split, yakni senilai Rp8.400 per saham. Bak memulai hari baru, saham Unilever terus bergerak ekspansif sepanjang perdagangan sesi I. Terhitung sampai dengan pukul 11.37 WIB, saham Unilever terapresiasi +2,08% ke level Rp8.575 per saham. Bahkan, sekitar pukul 09.15 WIB pagi tadi, saham Unilever bertengger di level harga tertingginya di angka Rp8.700 per saham (Ningsih, 2020).

4. Saham Siantar Top (STTP) menguat 55,56% saat IHSG anjlok 37,49% (Kontan.co.id, 2020)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 37,49% sejak awal tahun atau secara year-to-date (ytd). Namun, di tengah kemerosotan IHSG, saham PT Siantar Top Tbk (STTP) justru masih

(29)

13 bertahan. Sejak awal tahun, saham STTP menguat 55,56%. Dalam sepekan, saham emiten barang konsumsi ini menguat 16,67%. Peningkatan harga saham STTP saat ini dikarenakan kinerja fundamental yang bagus. Laba bersih STTP melonjak 88,93% menjadi sebesar Rp 377,19 miliar hingga kuartal III-2019. Sementara dari sisi pendapatan STTP naik 26,96% menjadi Rp2,59 triliun pada Sembilan bulan pertama 2019 (Dewi, 2020)

Dari kasus diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kasus pertama dan kedua merupakan pemicu pergerakan harga saham oleh faktor eksternal, dikarenakan kasus-kasus tersebut berkaitan dengan ekonomi makro dan kebijakan pemerintah sehingga perusahaan tidak bisa menghindarinya. Sedangkan pada kasus ketiga dan keempat pemicu pergerakan harga saham disebabkan oleh faktor internal, dikarenakan kasus-kasus tersebut terjadi akibat aksi yang dilakukan perusahaan, seperti kebijakan stock split yang dilakukan perusahaan unilever dan prestasi yang diraih perusahaan siantar top atas kinerjanya. Oleh karena itu, kenaikan atau penurunan nilai perusahaan dapat dikontrol jika disebabkan oleh faktor internal dengan cara membuat kinerja perusahaan meningkat, memperbaharui teknologi untuk memaksimalkan efisiensi kinerja, dan memberikan pelayanan yang terbaik untuk konsumen. Dalam hal ini manajemen berperan penting dalam mewujudkan hal tersebut guna meningkatkan nilai perusahaan.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh (Syahrir, 2018). Penelitian ini menggunakan model penelitian regresi berganda. Peneliti melakukan penambahkan variabel independen dan

(30)

14 mengurangi variabel dependen. Variabel independen yang ditambahkan oleh peneliti adalah strategi diversifikasi, sedangkan variabel dependen yang dikurangi adalah kinerja perusahaan. Selain itu, peneliti memperluas objek penelitian dengan menggunakan perusahaan sektor barang konsumsi sebagai objek penelitian sedangkan penelitian sebelumnya hanya mengambil perusahaan farmasi sebagai objek penelitiannya. Peneliti tertarik dengan penelitian dikarenakan perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan tidak terlepas dari peran manajemen. Peran manajemen ini dalam menentukan kebijakan strategis sangat berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Perusahaan sektor barang konsumsi terdiri dari perusahaan makanan dan minuman, rokok, farmasi, kosmetik dan barang keperluan rumah tangga. Perusahaan yang bergerak di sektor barang konsumsi ini memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian di dalam suatu negara. Sektor ini juga banyak diminati oleh para investor untuk menanamkan sahamnya, karena perusahaan barang konsumsi sendiri merupakan perusahaan yang memproduksi barang-barang kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, peneliti menentukan sektor barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian.

Sebelumnya telah banyak peneliti yang telah meneliti tentang nilai perusahaan. Widodo & Kurnia (2016) melakukan penelitian mengenai pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014. Hasil penelitian menunjukan bahwa keputusan investasi dan kebijakan

(31)

15 dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, keputusan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian Rajagukguk, dkk. (2019) yang menganalisis pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, keputusan investasi, dan kebijakan utang terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2012-2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan, dan kebijakan utang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Simetris & Darmawan (2019) dalam penelitiannya menggunakan sampel 19 perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI Periode 2013-2017 yang melakukan penelitian mengenai pengaruh diversifikasi, leverage, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel diversifikasi dan profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan. Leverage secara parsial berpengaruh signifikan dan negatif terhadap nilai perusahaan. Sementara itu, hasil yang berbeda didapatkan dalam penelitian Pijoh, dkk. (2019) yang meneliti pengaruh diversifikasi usaha terhadap firm value pada sub sektor perusahaan kosmetik dan barang keperluan rumah tangga yang terdaftar di BEI Periode 2012-2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diversifikasi usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap firm value (PBV).

Utami & Welas (2019) melakukan penelitian mengenai pengaruh current

(32)

16 nilai perusahaan pada perusahaan sub sektor properti dan real estate periode 2015-2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel current ratio dan

debt to equity ratio berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan return on asset dan total asset turnover berpengaruh negatif terhadap nilai

perusahaan. Sementara itu, Nafisah, dkk. (2018) melakukan penelitian mengenai pengaruh return on assets, debt to equity ratio, current ratio, return

on equity, price earning ratio, total assets turnover, dan earning per share

terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2014-2015. Hasil menunjukan bahwa return on assets, current ratio, price earning

ratio, total assets turnover dan earning per share berpengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan debt to equity ratio dan return

on equity berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Dalam penelitian Kuniawati & Asyik (2017) mengenai pengaruh

research and development dan intangible asset terhadap nilai perusahaan

(PBV), kinerja keuangan (ROA) sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2013-2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas research and development dan intangible asset berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan, intensitas research and

development dan intangible asset tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan,

kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, kinerja keuangan memediasi intensitas research and development dan intangible asset terhadap nilai perusahaan.

(33)

17 Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Kuniawati & Asyik (2017), (Dewi & Badjra, 2017) yang dalam penelitiannya menggunakan 10 perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI Periode 2012-2015. Penelitian tersebut menganalisis pengaruh profitabilitas, aktiva tidak berwujud, ukuran perusahaan dan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas, dan aktiva tidak berwujud berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Ukuran perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, dan struktur modal berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan fenomena, dan beberapa hasil penelitian terdahulu yang masih beragam yang telah peneliti uraikan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Keputusan Keuangan, Strategi Diversifikasi, Efisiensi Operasional dan Inovasi terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan ? 2. Apakah keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan ? 3. Apakah strategi diversifikasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan ? 4. Apakah efisiensi operasional berpengaruh terhadap nilai perusahaan ? 5. Apakah inovasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?

(34)

18 C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk menguji bukti empiris hal-hal berikut :

1. Pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan. 2. Pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan. 3. Pengaruh stategi diversifikasi terhadap nilai perusahaan. 4. Pengaruh efisiensi operasional terhadap nilai perusahaan. 5. Pengaruh inovasi terhadap nilai perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat di masa depan untuk berbagai pihak, antara lain sebagai berikut :

1. Kontribusi Teoritis

a. Bagi kalangan akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai sumbangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai keputusan investasi, keputusan pendanaan, strategi diversifikasi, efisiensi operasional dan inovasi, serta nilai perusahaan.

b. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana informasi untuk masyarakat terkait faktor apa saja yang dapat menyebabkan naik atau turunnya nilai perusahaan, serta menambah wawasan mengenai akuntansi khususnya topik mengenai keuangan. 2. Kontribusi Praktis

a. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan topik penelitian.

(35)

19 b. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berinvestasi pada sebuah perusahaan

c. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sumber informasi, refrensi, rekomendasi untuk penelitian selanjutnya yang meneliti topik-topik berkaitan, baik untuk memperbaiki maupun melengkapi.

(36)

20 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Jensen & Meckling (1976) mendefinisikan teori keagenan adalah hubungan kontrak antara principal (pemilik) dengan agent (manager) yang memiliki tugas untuk mengelola setiap sumber daya yang ada pada perusahaan, menjalankan kegiatan operasional perusahaan, dan mengambil keputusan-keputusan yang bersifat strategis dalam rangka melakukan pengembangan usaha. Pemberian wewenang principal kepada

agent terjadi karena terdapat keterbatasan kemampuan pemilik dalam

mengelola perusahaan yang semakin besar dan berkembang, sehingga pemilik tidak sanggup mengontrol seluruh kegiatan perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan agent (manajer) untuk bertanggung jawab dalam menjalankan seluruh kegiatan operasi dan mengelola setiap sumber daya perusahaan, serta menginformasikannya kepada pemilik perusahaan maupun para pemegang saham.

Hubungan antara prinsipal dan agen merupakan suatu hal yang mendasari dari teori keagenan. Oleh karena itu, fokus teori keagenan ialah kontrak yang efisien dalam hubungan antara prinsipal dan agen. Kontrak tersebut dapat dikatakan efisien jika prinsipal dan agen mendapatkan keterbukaan informasi mengenai perusahaan dengan porsi yang sama,

(37)

21 maksudnya agen yang mengelola dan menjalankan perusahaan tentu memiliki akses informasi mengenai perusahaan yang tak terbatas begitupula dengan prinsipal. Pada kenyataannya, prinsipal memiliki keterbatasan informasi mengenai perusahaan dikarenakan prinsipal tidak terlibat langsung dalam seluruh kegiatan operasional perusahaan. Maka dari itu, agen harus menyampaikan seluruh informasi kepada prinsipal tanpa ada informasi yang disembunyikan. Dari hal tersebut, ada alasan kuat bahwa agen tidak akan selalu bertindak demi kepentingan prinsipal karena agen akan memilah-milah informasi yang akan disampaikan kepada prinsipal dan hanya akan memilih informasi yang dapat menguntungkan juga untuk agen.

Principal dapat meminimalisir masalah keagenan dengan

memberikan insentif yang setimpal kepada agen atas kinerjanya, dan mengeluarkan biaya keagenan (Agency Cost) untuk mengawasi dan memantau kinerja dari agen. Biaya keagenan ini dibagi menjadi 3, yaitu

monitoring cost, bonding cost, dan residual loss. Monitoring cost adalah

biaya yang ditanggung oleh principal untuk memonitor perilaku agent, yaitu mengukur, mengamati, dan mengontrol perilaku agent. Bonding cost merupakan biaya yang ditanggung oleh agen untuk menetapkan dan mematuhi mekanisme serta menjamin bahwa agen akan bertindak untuk kepentingan principal. Selanjutnya residual loss merupakan pengorbanan yang berupa berkurangnya kemakmuran principal akibat adanya perbedaan keputusan agen dan keputusan principal. Pada umumnya tidak

(38)

22 mungkin prinsipal tanpa mengeluarkan biaya keagenan dapat memastikan bahwa agen dapat menjalankan tugas dan mengambil keputusan yang optimal sesuai dengan sudut pandang prinsipal. Oleh karena itu, kontrak yang mengikat kedua belah pihak antara prinsipal dan agen harus jelas dan seimbang agar dapat meminimalisir masalah keagenan.

Jika dikaitkan dengan penelitian ini, masalah keagenan terjadi pada semua industri bisnis selama ada kontrak yang mengikat antara prinsipal dan agen. Konflik keagenan tidak dapat dihindari bahkan dihilangkan, namun konflik keagenan dapat diminimalisir. Upaya dalam meminimalisir keagenan dapat dilakukan dengan cara melakukan proses pengawasan atau mengeluarkan monitoring cost terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan agen. Semakin banyak lini bisnis perusahaan semakin banyak pula pengawasan yang harus dilakukan dan semakin besar pula monitoring cost yang dikeluarkan. Banyaknya lini bisnis yang dimiliki perusahaan dianggap dapat menyebabkan kurangnya efisiensi pengawasan.

2. Teori Sinyal (Signalling Theory)

Menurut Brigham & Houston, sinyal merupakan suatu hal yang dilakukan oleh manajemen perusahaan yang mempunyai tujuan untuk memberikan petunjuk kepada para investor yang akan menanamkan modalnya dalam perusahaan. Sinyal tersebut dapat berupa bagaimana manajemen mengelola perusahaan, serta melihat prospek perusahaan di masa depan (Syahrir, 2018). Dorongan untuk memberikan sinyal timbul karena adanya informasi yang asimetris antara perusahaan dengan pihak

(39)

23 eksternal, dimana investor mengetahui informasi internal perusahaan relatif lebih sedikit dibandingkan dengan agen (manajer).

Nilai perusahaan dapat ditingkatkan dengan cara mengurangi informasi asimetris, dengan cara memberikan sinyal kepada pihak luar berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya sehingga dapat mengurangi ketidakpastian mengenai prospek pertumbuhan perusahaan pada masa yang akan datang. Pada Signalling Theory, agen diharapkan dapat memberikan sinyal positif kepada para pemegang saham dalam menyajikan laporan keuangan. Pada saat perusahaan memberikan informasi keuangan, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai good news atau bad news. Jika informasi tersebut dianggap sebagai sinyal baik, maka investor akan tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam volume perdagangan saham (Rajagukguk, dkk., 2019).

Jika dikaitkan dengan penelitian ini, keputusan investasi dapat dianggap sebagai sinyal positif. Jika perusahaan mampu menciptakan keputusan investasi yang tepat maka aset perusahaan akan menghasilkan kinerja yang optimal sehingga memberikan sinyal positif bagi investor yang membuat harga saham dan nilai perusahaan menjadi meningkat. Investasi yang tinggi merupakan sinyal pertumbuhan pendapatan perusahaan di masa yang akan datang. Sinyal tersebut dianggap good news

(40)

24 yang nantinya akan mempengaruhi persepsi investor terhadap kinerja perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan.

3. Pecking Order Theory

Pecking Order Theory adalah teori yang membahas bagaimana

urutan penggunaan dana keuangan pada perusahaan. Urutan tersebut diurutkan berdasarkan tingkat keamanan dari penggunaan dana tersebut dan dampaknya terhadap perusahaan (Gitman & Zutter, 2015). Teori ini dipopulerkan dan dikembangkan oleh Myers & Majluf (1984). Dalam teori

pecking order, perusahaan dalam membiayai operasi bisnisnya harus

mempertimbangkan urutan sumber pendanaan yang terdiri dari internal

financing perusahaan yang didapat dari retained earnings, debt financing,

dan external equity financing.

Urutan yang pertama dalam hal pendanaan yaitu internal financing yang berasal dari retained earnings. Perusahaan harus mengutamakan dana internal dahulu dalam melakukan segala aktivitas kegiatan operasional perusahaan selama dana internal masih mampu untuk mendanai operasional. Apabila dana intenal sudah tidak mampu dalam mendanai aktivitas perusahaan maka dapat menggunakan debt financing, yaitu dengan melakukan pinjaman kepada para kreditur. Penggunaan debt

financing sebagai hirarki sumber pendanaan yang kedua ini atas dasar

bahwa adanya keuntungan pajak yang diperoleh dengan menggunakan hutang dengan timbulnya biaya bunga sebagai akibat dari penggunaan hutang tersebut yang dapat dijadikan sebagai beban pengurang pajak. Jika

(41)

25 dana internal dan debt financing sudah tidak mampu mendanai, maka pilihan terakhir menggunakan external equity financing yaitu dengan menerbitkan saham untuk memperoleh pendanaan (Gitman & Zutter, 2015).

Pada umumnya sebuah perusahaan melakukan pendanaan eksternal apabila perusahaan mempunyai rencana besar tetapi keuangan internal perusahaan tidak mecukupi rencana tersebut, seperti ingin melakukan ekspansi pasar, ingin melakukan penelitian dan pengembangan, bahkan ingin melakukan investasi. Dalam hal-hal tersebut penggunaan dana eksternal masih di wajarkan karena berhutang untuk kemajuan perusahaan sering dilakukan pada perusahaan-perusahaan besar. Selain itu, penggunaan utang juga diperbolehkan apabila manfaat dari utang tersebut lebih besar daripada biaya yang dihasilkan dari dampak penggunaan utang. 4. Market Based View Theory

Market Based View Theory (MBV) menjelaskan bahwa kinerja

perusahaan dapat dilihat melalui lingkungan eksternal dan melihat kondisi dinamis perusahaan terhadap pesaing, pelanggan, pemasok dan produk pengganti. Market Based View Theory (MBV) menjelaskan bahwa perusahaan yang melakukan diversifikasi dilakukan untuk mengatasi persaingan dengan membangun kekuatan keuangan dan efisiensi biaya, dimana diversifikasi merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk mengatasi persaingan. Perusahaan yang dapat beradaptasi dengan memahami lingkungan akan memotivasi dirinya untuk melakukan

(42)

26 diversifikasi guna meningkatkan kinerja serta mengurangi risiko dalam perusahaan. Peran teori MBV adalah untuk memahami tentang konsep diversifikasi sebagai strategi perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan mengurangi risiko bisnis perusahaan. Perusahaan dapat melakukan strategi diversifikasi untuk memperkuat pasar yang nantinya akan berdampak pada kinerja perusahaan yang meningkat akibat tingkat pengembalian dari segmen bisnisnya sehingga dapat mengurangi risiko (Dewi, dkk., 2017).

Sedangkan berdasarkan teori Market Power View, diversifikasi dilihat sebagai alat untuk menumbuhkan pengaruh anti kompetisi yang bersumber pada kekuatan konglomerasi. Ketika perusahaan tumbuh menjadi besar maka pangsa pasarnya akan semakin besar. Hal ini menyebabkan tingkat konsentrasi industri yang semakin tinggi dan akhirnya akan mengakibatkan berkurangnya kompetisi pasar akibat dominasi usaha. Didalam pendekatan ini diversifikasi akan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan (Rani, 2015).

5. Teori The Resource Based View

Teori resource-based dipelopori oleh Edith Penrose pada tahun 1959. Teori ini mengemukakan bahwa sumber daya perusahaan tidak homogen melainkan heterogen yang berarti sumber daya perusahaan memberikan karakter unik bagi setiap perusahaan. Teori resource-based memandang kumpulan kemampuan dan sumber daya dari suatu perusahaan dapat memberikan keunggulan kompetitif pada persaingan di pasar karena sumber daya merupakan sesuatu yang berharga, langka dan

(43)

27 susah untuk digantikan. Teori resource-based yakin bahwa perusahaan dapat unggul dalam persaingan dan memperoleh keuntungan jika memiliki dan mengendalikan aset-aset dengan strategis dan efisien, baik aset berwujud maupun aset tidak berwujud (Halim, dkk., 2019).

6. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan pencapaian kinerja perusahaan dan prospek pertumbuhan yang terukur dari reaksi investor atas harga saham perusahaan. Harga saham perusahaan ini terbentuk atas pembelian dan penjual yang terjadi di bursa. Semakin tinggi harga saham karena permintaan di bursa maka mengartikan semakin tinggi pula nilai perusahan. Nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan perusahaan memiliki kinerja yang baik sehingga menarik investor untuk menanamkan dananya serta akan membuat pasar percaya terhadap prospek perusahaan di masa depan (Utami & Welas, 2019).

Memaksimalkan nilai perusahaan merupakan salah satu tujuan didirikannya sebuah perusahaan. Pencapaian tujuan tersebut dapat diupayakan manajemen perusahaan dengan memperhatikan aspek-aspek yang mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan dapat memiliki nilai yang tinggi ketika perusahaan mampu mengelola aktiva, hutang, modal secara efektif dan efisien serta menerapkan strategi yang unggul bagi perusahaan agar dapat meningkatkan laba sehingga akan memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki kinerja baik yang pada akhirnya akan meyakinkan para investor untuk berinvestasi pada perusahaan. Semakin

(44)

28 tinggi nilai perusahaan maka kemakmuran pemegang saham semakin meningkat. Kemakmuran pemegang saham dapat diperoleh melalui peningkatan keuntungan yang dibagikan berupa deviden dan peningkatan harga saham perusahaan berupa capital gain. (Widodo & Kurnia, 2016).

Dalam penilaian saham terdapat 2 jenis nilai yaitu nilai buku dan nilai pasar saham. Nilai pasar saham merupakan cerminan dari setiap keputusan keuangan yang diambil oleh manajemen, sehingga nilai perusahaan merupakan akibat dari tindakan manajemen. Pihak manajemen akan mempertimbangkan dengan hati-hati keputusan yang diambil agar mengarah kepada peningkatan nilai perusahaan. Secara umum apabila nilai pasar suatu saham lebih tinggi dari nilai bukunya maka saham tersebut tergolong mahal dan investor akan memilih untuk menjual saham tersebut untuk mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual pada harga beli saham tersebut. Nilai pasar saham dibawah nilai bukunya maka saham tersebut tergolong murah dan investor akan memilih untuk membeli saham tersebut dengan asumsi bahwa terdapat potensi perkembangan perusahan kedepannya. Harga saham yang tinggi akan mencerminkan bahwa nilai perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik, dan tingkat kepercayaan investor yang tinggi (Dewi & Badjra, 2017).

Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur nilai perusahaan, diantaranya adalah:

(45)

29 a. Price Earning Ratio (PER)

Price earning ratio menunjukkan berapa banyak jumlah rupiah

yang rela dikeluarkan oleh para investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan. Semakin besar price earning ratio, maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk tumbuh sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan (Rajagukguk, dkk., 2019). Kegunaan price earning ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per

sharenya.

b. Tobin’s Q

Tobin’s Q ditemukan oleh seorang pemenang hadiah nobel dari Amerika Serikat yaitu James Tobin. Tobin’s Q adalah indikator untuk mengukur kinerja perusahaan, yang menunjukkan suatu performa manajemen dalam mengelola aset perusahaan. Menghitung nilai perusahaan menggunakan Tobin’s Q pada dasarnya adalah rasio antara nilai pasar saham biasa ditambah dengan total utang terhadap nilai buku dari total aktiva. Nilai Tobin’s Q untuk perusahaan yang rendah yaitu dari 0 sampai 1, sedangkan nilai Tobin’s Q lebih dari 1 menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek pertumbuhan yang semakin baik (Simetris & Darmawan, 2019). c. Price to Book Value (PBV)

Komponen penting lain yang harus diperhatikan dalam analisis kondisi perusahaan adalah Price to Book Value (PBV) yang

(46)

30 merupakan salah satu variabel yang dipertimbangkan seorang investor dalam menentukan saham mana yang akan dibeli. Untuk perusahaan- perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya rasio ini mencapai diatas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya (Sukirni, 2012). Semakin besar rasio PBV semakin tinggi saham perusahaan diinginkan oleh para investor, karena PBV yang tinggi mengartikan perusahaan memiliki kinerja yang baik.

Pada penelitian ini untuk mengukur nilai perusahaan menggunakan proksi Price to Book Value Ratio (PBV). Price to Book Value (PBV) merupakan suatu rasio yang sering digunakan untuk menentukan nilai perusahaan dengan cara membandingkan antara harga saham penutupan akhir tahun dengan nilai buku saham (Muvidha & Suryono, 2017). Adapun rumus PBV yaitu :

𝑃𝐵𝑉 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

Semakin tinggi PBV, maka semakin baik karena berarti pasar percaya akan prospek perusahaan. Sebaliknya, semakin rendah PBV, maka semakin buruk karena berarti pasar tidak percaya akan prospek perusahaan. Keberadaan PBV sangat penting bagi investor untuk menentukan strategi investasi di pasar modal (Widodo & Kurnia, 2016).

(47)

31 7. Keputusan Investasi

Keputusan investasi merupakan aspek utama kebijakan manajemen keuangan karena investasi adalah bentuk alokasi modal dana perusahaan baik yang bersumber dari dalam maupun luar perusahaan mengenai berbagai bentuk keputusan investasi yang diharapkan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahan dimasa yang akan datang. Jenis dan besarnya investasi tersebut akan mempengaruhi tingkat keuntungannya, dengan tujuan memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi dengan resiko tertentu. Keuntungan yang tinggi disertai dengan resiko yang bisa dikelola, diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan, yang berarti juga akan meningkatkan kemakmuran pemegang saham.

Suatu perusahaan yang dapat memilih proyek – proyek investasi yang tepat dapat meningkatkan nilai perusahaan karena pengeluaran investasi memberikan sinyal positif mengenai pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan harga saham yang digunakan sebagai indikator nilai perusahaan (Fauzy, dkk., 2019). Apabila perusahaan salah di dalam pemilihan investasi, maka kelangsungan hidup perusahaan akan terganggu. Hal tersebut akan mempengaruhi penilaian investor terhadap perusahaan, karena investasi yang dilakukan perusahaan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mencapai tujuan perusahaan.

Keputusan investasi merupakan keputusan yang sangat penting. Semakin besarnya dan berkembangnya perusahaan maka manajemen

(48)

32 dituntut mengambil keputusan investasi, seperti pembukaan cabang, perluasan usaha, maupun pendirian perusahaan lainnya. Keputusan investasi harus dipertimbangkan secara cermat agar memberikan manfaat dimasa yang akan datang

Beberapa studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan investasi antara lain Myers (1977), memperkenalkan investment

opportunity set (IOS) pada studi yang dilakukan dalam hubungannya

dengan keputusan investasi. IOS memberi petunjuk yang lebih luas dimana nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan saat ini yang akan berpengaruh dimasa yang akan datang (Clementin & Priyadi, 2017). Oleh karena itu, setiap perusahaan harus dapat melakukan investasi untuk meningkatkan nilai perusahaan dan tentunya pengeluaran investasi tersebut berdasarkan perhitungan yang tepat agar dapat memberikan pengembalian yang positif.

Menurut Kallapur & Trombley (2001) meskipun Investment

Opportunity Set (IOS) sering mewakili komponen utama dari nilai

perusahaan, rincian peluang investasi perusahaan tidak dapat diamati oleh pihak yang berkepentingan di luar perusahaan. Peluang investasi harus diukur menggunakan proksi yang mengandalkan asosiasi antara faktor-faktor yang dapat diamati dan yang tidak dapat diamati. Proksi ini dapat diklasifikasikan menjadi proksi berbasis harga, proksi berbasis investasi, dan ukuran varians.

(49)

33 Proksi IOS berbasis harga (Price based proxies). IOS berdasarkan harga merupakan proksi yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Proksi IOS ini berdasarkan ide bahwa prospek pertumbuhan perusahaan parsial tergabung dalam harga saham, dan pertumbuhan akan lebih besar dari nilai pasar relatif terhadap aktiva-aktiva yang dimiliki (assets in place). IOS yang didasari pada harga yang terbentuk merupakan rasio sebagai suatu aktiva yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan. Rasio-rasio ini meliputi:

market to book value of equity, book to market value of assets, Tobin’s Q, earnings to price ratios, ratio of property, plant, and equipment to firm value, ratio of depreciation to firm value.

Proksi IOS berbasis investasi (Investment based proxies). proksi berbasis pada investasi menunjukkan tingkat aktivitas investasi yang tinggi secara positif berhubungan dengan nilai IOS suatu perusahaan. Perusahaan- perusahaan yang memiliki IOS tinggi seharusnya juga memiliki tingkatan investasi yang tinggi pula dalam bentuk aktiva yang ditempatkan atau yang diinvestasikan untuk waktu yang lama dalam suatu perusahaan. Proksi ini berbentuk suatu rasio yang membandingkan suatu pengukuran investasi yang telah diinvestasikan dalam bentuk aktiva tetap atau suatu hasil operasi yang diproduksi dari aktiva yang telah diinvestasikan. Jenis proksi ini meliputi R&D intensity: measured as the

(50)

34 Proksi IOS berbasis varian (Variance measure). Proksi ini berdasarkan pada gagasan bahwa opsi investasi menjadi lebih berharga karena variabilitas pengembalian aset yang mendasarinya meningkat. Rasio yang digunakan yaitu variance of returns and asset betas.

Menurut Myers (1977) nilai perusahaan sebagai total aktiva yang dimiliki perusahaan (asset in place) dan nilai opsi untuk membuat investasi di masa depan dalam proyek-proyek dengan NPV positif. Penting untuk membedakan antara IOS dan pertumbuhan. Seperti yang umum digunakan, istilah pertumbuhan mengacu pada kemampuan perusahaan untuk meningkatkan ukuran, sementara peluang investasi adalah pilihan untuk berinvestasi dalam proyek nilai bersih yang positif (Kallapur & Trombley, 2001).

Pada penelitian ini untuk mengukur investasi perusahaan menggunakan proksi Investment Opportunity Set (IOS). Hal ini juga mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh (Arieska & Harto, 2019) dan (Gustiandika & Hadiprajitno, 2014). Variabel IOS diukur dengan proksi berbasis harga yaitu rasio Market to Book Value of Asset (MBVA). Rasio MBVA menunjukkan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan terefleksi dalam harga saham. Adapun rumus Market to Book Value of Asset (MBVA) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

𝑀𝐵𝑉𝐴 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 + (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑥 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑡𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚) 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

(51)

35 8. Keputusan Pendanaan

Keputusan pendanaan berkaitan dengan keputusan perusahaan dalam mencari dana untuk membiayai investasi dan menentukan komposisi sumber pendanaan. Pendanaan perusahaan dapat dikelompokkan berdasarkan sumber dananya yaitu pendanaan internal dan pendanaan eksternal. Pendanaan internal merupakan pendanaan yang berasal dari dalam perusahaan berupa laba ditahan sedangkan pendanaan eksternal yaitu pendanaan utang dan penerbitan saham baru.

Keputusan pendanaan merupakan bagian dari struktur modal perusahaan, kedua bagian ini saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Perusahaan lebih menyukai mendapatkan modal dari hutang, namun manajemen harus bijak dalam melakukan modal tersebut. Manajer harus mampu menyeimbangkan antara manfaat dengan pengorbanan yang akan timbul dari penggunaan hutang tersebut, asalkan manfaat yang didapat lebih besar maka tambahan hutang masih diperkenankan, namun apabila pengorbanan dari penggunaan hutang lebih besar maka tambahan hutang tidak diperkenankan karena resiko yang akan di tanggung perusahaan akan lebih besar dan bisa menurunkan nilai perusahaan dimata investor (Muvidha & Suryono, 2017).

Terdapat beberapa teori yang berkenaan dengan struktur modal, yaitu trade-off theory dan pecking order theory. Perusahaan biasanya memilih pecking order theory dalam keputusan pendanaannya. Trade-off

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu  No  Peneliti (Tahun)  Judul Penelitian  Metode Penelitian
Tabel 4.2  Hasil Uji Deskriptif Descriptive Statistics
Tabel 4.8  Hasil Uji Run Test
Tabel 4.9   Hasil Uji Gletser
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Peran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam meningkatkan Produktifitas

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage dan

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Yuniar dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah Yuniar melakukan penelitian untuk melihat bagaimana pengaruh Pengaruh Return

Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Kepercayaan dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Online

Merujuk pada apa yang telah diuraikan, peneliti kemudian tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi dan

oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Tingkat Underpricing pada Initial Public Offering (Studi Kasus Pada Perusahaan

Hasil penelitian yang sudah dilakukan dengan beberapa peternak kambing di Desa Sumberrejo alasan pengusaha memilih berternak kambing diantaranya adalah untuk meningkatkan

Berdasarkan latar belakang diatas, dengan teori-teori yang telah disampaikan sebelumnya dan keterkaitan antara penelitian terdahulu yang telah dilakukan, maka peneliti tertarik untuk