• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

17 A. KAJIAN TEORI

Dalam kajian teori, berisi penjelasan terkait pengembangan media pembelajaran tematik dari beberapa ahli dan dari penelitian terdahulu, diantaranya sebagai berikut :

1. MEDIA

a. Pengertian Media

Media sangat diperlukan dalam proses pembelajaran guna mengefektifkan proses belajar mengajar. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah dapat diartikan sebagai tengah, perantara, ataupun pengatar (Arsyad, 2010;3). Muhson (2010) mengemukakan bahwa media adalah wahana penyaluran pesan serta informasi yang telah dirancang sebaik mungkin untuk membantu peserta didik dalam memahami materi pelajaran. Dalam buku Mudlofir (2017) memuat pendapat beberapa ahli terkait media, menurut Rohani (1997) mengemukakan bahwa “Media adalah peralatan fisik untuk

menyampaikan isi instruksional, termasuk buku, film, video, tape, sajian

slide, guru dan perilaku nonverbal. Media instruksional edukatif

mencakup perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai alat belajar atau alat bantu belajar”. Pada

dasarnya media pembelajaran dibuat sebagai perantara atau pengantar informasi berupa materi pembelajaran dari pengajar kepada siswa agar

(2)

siswa tersebut memiliki motivasi untuk belajar sehingga diharapkan memperoleh hasil belajar yang maksimal, media pembelajaran dapat berupa media cetak maupun non-cetak (Mudlofir, 2010).

Berdasarkan uraian pengertian media, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan pengantar informasi yang dirancang sebaik mungkin agar materi pembelajaran dapat tersampaikan kepada siswa dengan lebih bermakn sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal. Media EFUNING (Easy, Fun Learning) merupakan suatu produk berbasis teknologi yang digunakan sebagai alat bantu untuk memberikan stimulasi siswa untuk belajar dalam pembelajaran tematik di Sekolah Dasar.

b. Fungsi Media

Dalam proses pembelajaran, media pembelajaran merupakan komponen yang mempunyai fungsi vital bagi kelangsungan pembelajaran. Media pembelajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran, tanpa adanya media maka pembelajaran tidak akan pernah terjadi (Mudlofir, 2010). Menurut Arsyad (2010: 17) mengungkapkan bahwa :

Fungsi dari media pembelajaran terdapat 3 meliputi, (1) Fungsi Afektif, media visual dapat diamati berdasarkan tingkat kenikmatan siswa ketika belajar maupun membaca teks yang begambar. Gambar atau bentuk visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. (2) Fungsi Kognitif, media visual dapat diamati dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi. (3) Fungsi Kompensatoris, media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk

(3)

mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Menurut Nurseto (2011) fungsi dari media adalah untuk mempercepat proses belajar, dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan informasi abstrak telah menjadi konkret karena penggunaan media dalam pembelajaran. Media pembelajaran dapat mengefektifkan proses pembelajaran karena guru tidak lagi mengulang penjelasan karena perbedaan persepsi siswa, serta meningkatkan kualitas pembelajaran karena mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan deskripsi fungsi media, peneliti menyimpulkan bahwa media berfungsi untuk mengkonkretkan informasi ataupun materi yang sebelumnya masih abstrak. Dengan penggunaan media dalam pembelajaran, penyampaian informasi menjadi lebih efektif, menarik, dan tidak lagi menimbulkan miskonsepsi materi maupun informasi yang ingin disampaikan. Fungsi media EFUNING (Easy, Fun Learning) adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran serta meningkatkan minat siswa untuk mempelajari materi pembelajaran.

c. Manfaat Media

Media pembelajaran tidak hanya berperan sebagai alat bantu guru dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan pembawa informasi atau pesan pesan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan demikian guru dapat memusatkan tugasnya pada aspek-aspek lain seperti pada kegiatan bimbingan dan penyuluhan individual

(4)

dalam kegiatan pembelajaran (Mudlofir: 2010). Menurut Muhson (2010:4-5) mengungkap bahwa secara praktis media pembelajaran memiliki beberapa manfaat, antara lain :

Secara praktis manfaat dari media adalah (1) Mengkonkretkan konsep yang sebelumnya bersifat abstrak, sehingga mengurangi verbalisme. (2) Meningkatkan motivasi, hal tersebut dapat mengingkatkan perhatian tiap individual siswa. (3) Memberikan kesempatan siswa untuk menggunakan seluruh inderanya secara maksimal sehingga siswa dengan kecenderungan pada indera tertentu tetap dapat mamahami materi. (4) Mendekatkan teori maupun konsep ke realita atau kenyataan yang tidak dapat diperoleh hanya dengan pemaham teori. (5) Meningkatkan interaksi langsung antara siswa dan lingkungan disekitarnya. (6) Memberikan keseragaman atau uniformitas pemahaman terhadap materi. Umumnya daya tangkap siswa akan berbeda-beda tergantung pengalaman masing-masing siswa. (7) Menyajikan informasi belajar yang secara konsisten dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan. Berlaku untuk media berupa video, rekaman, film, slide, foto, modul, dan lainnya. Berdasarkan deskripsi manfaat dari media yang telah dipaparkan, peneliti menyimpulkan bahwa manfaat media adalah membantu guru untuk mengefektifkan waktu yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Media pembelajaran memberikan kesempatan bagi siswa dengan kecenderungan pada indera tertentu tetap memahami materi karena media pembelajaran memliki variasi yang beragam. Media

EFUNING (Easy, Fun Learning) bermanfaat bagi guru untuk

mengefektifkan waktu dalam mempersiapkan dan menyampaikan pembelajaran, serta informasi belajar dapat diulang kembali dimanapun dan kapanpun dapat mempermudah siswa dalam belajar. Media

(5)

kegiatan pembelajaran dan memberikan pengalaman belajar baru bagi siswa maupun guru.

d. Macam-macam Media

Seiring dengan perkembangan teknologi, media pembelajaran mengalami banyak perkembangan dan bermacam-macam. Menurut Arsyad (2010) berdasarkan perkembangan teknologi media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu media teknologi cetak, media teknologi audio-visual, media teknologi yang berdasarkan komputer, dan media gabungan teknologi cetak dan komputer. Macam-macam media pembelajaran diantaranya :

1) Media Visual

Menurut Jatmika (2005) media visual dikelompokkan menjadi media berupa gambar, diagram, peta, dan grafik. Dalam penggunaannya, media berupa gambar dan foto adalah media grafis yang sering digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran. Media pembelajaran jenis visual dapat merubah konsep abstrak menjadi lebih konkret serta mudah digunakan. 2) Media Audio

Media audio merupakan jenis media pembelajaran yang menyampaikan informasi atau materi melalui suara dan memanfaatkan indera pendengaran (Ratminingsih, 2016). “Jenis – jenis media audio adalah program radio dan program media rekam (software), yang disalurkan melalui hardware seperti radio dan alat – alat perekam seperti phonograph record (disc recording), audio

(6)

tape (tape recorder) yang menggunakan pita magnetik (cassette), dan compact disk” Munadi (2010 : 55 – 56).

3) Media Audio-Visual

Media jenis ini menyampaikan materi atau informasi menggunkan mekanis elektronik untuk menyajikan pesan secara audio dan visual. Pembelajaran menggunakan media jenis ini menyampaikan materi yang penyerapananya melalui pandangan dan pendengaran. Media audio-visual meliputi, film, tape recorder, dan proyektor

visual (Arsyad, 2010: 30-31).

4) Multimedia

Menurut Waskito (2017) multimedia merupakan gabungan dari teks, suara, seni grafik, gambar, maupun video. Penggabungan tersebut kemudian diintegrasikan dalam komputer yang selanjutnya diolah dan disajikan bersama. Informasi yang dihasilkan memiliki komunikasi interaktif yang tinggi.

Berdasarkan pembahasan terkait macam-macam media, peneliti menyimpulkan bahwa macam media dapat dikelompokkan menjadi berdasarkan jenisnya. Media Audio menyampaikan informasi dengan menggunakan indera pendengaran, media visual dengan penglihatan, serta media yang menggabungkan indera pendengaran dan penglihatan dalam penyampaian informasi, media audio-visual. Multimedia merupakan pengembangan media berbasis teknologi informasi yang memungkinkan media lebih interaktif dan mengikuti perkembangan teknologi informasi. Media EFUNING (Easy, Fun Learning) termasuk

(7)

media multimedia yang memanfaatkan teknologi dalam pengembangan serta pengoperasiannya.

e. Langkah-langkah penggunaan Media

Langkah-langkah penggunaan media EFUNING (Easy, Fun

Learning) adalah, pertama pastikan aplikasi EFUNING telah ter-install

pada smartphone yang digunakan. Buka aplikasi dengan mengklik pada ikon aplikasi. Apabila tampilan awal aplikasi telah terbuka aplikasi telah siap digunakan. Pada tampilan awal aplikasi EFUNING terdapat menu materi, video pembelajaran, dan quiz yang dapat dipilih. Pada menu materi berisi sub menu berdasarkan tema dan sub tema yang didalamnya terdapat rangkuman materi pembelajaran beserta gambar. Pada menu video pembelajaran terdapat sub menu yang juga berdasarkan tema dan sub tema yang dapat diputar dan dipelajari siswa. Dalam menu quiz terdapat beberapa quiz yang disesuaikan dengan sub tema pada materi yang telah disajikan dalam menu materi dan menu video pembelajaran, siswa dapat mengerjakan quiz sesuai dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengembangan media aplikasi

mobile EFUNING (Easy, Fun Learning) adalah upaya untuk mengembangkan

suatu produk berbasis teknologi yang digunakan sebagai alat bantu untuk memberikan stimulasi siswa untuk belajar. Media EFUNING digunakan untuk menarik minat siswa dalam belajar. Penggunaan media ini dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan tidak

(8)

menjadikan pembelajaran membosankan dan monoton. Kelebihan media

EFUNING (Easy, Fun Learning) selain dapat meningkatkan motivasi siswa

dalam belajar, penggunaan media inipraktis dan mudah, media EFUNING merupakan inovasi pembelajaran berbasis teknologi yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di Sekolah Dasar. Kekuarangan dari media EFUNING (Easy, Fun Learning) dalam pengembangannya masih belum dapat mencakup seluruh materi dan seluruh tingkatan kelas dalam sekolah dasar.

2. PEMBELAJARAN TEMATIK

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Menurut Pane (2017) ”Pembelajaran adalah interaksi peserta

didik dan pendidik, dengan bahan pelajaran, metode penyampaian, strategi pembelajaran, dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar”. Pembelajaran dapat dilakukan dimanapun baik disekolah,

lingkungan keluarga, maupun masyarakat. Terhitung sejak tahun ajaran 2013-2014 telah diterapkan kurikulum 2013 (K13) dimulai dari jenjang SD/MI, SMP/MTs, hingga SMA/SMK. Kurikulum 2013 memberikan kebebasan siswa dalam berpikir dan memahami masalah, membangun sendiri strategi pemecahan masalah, serta mengajukan ide-ide secara bebas dan terbuka (Sinambela, 2017). Pada jenjang SD/MI kurikulum 2013 memberikan perubahan yang cukup banyak, pada level pendidikan dasar pembelajaran bersifat Tematik Integratif.

(9)

Pembelajaran tematik dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan, terutama untuk mengimbangi padatnya materi kurikulum. Selaim itu, pembelajaran tematik memberikan pembelajaran terpadu memiliki lebih peluang untuk menekankan pada partisispasi maupun keterlibatan siswa dalam pembelajaran (Suryosubroto, 2009). Menurut (Majid, 2017) pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pengait dari beberapa mata pelajaran sehingga memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna kepada siswa. Tema merupakan pokok pikiran atau gagasan yang menjadi pokok pembelajaran.

Berdasarkan deskripsi pengertian pembelajaran tematik, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan sebuah interaksi antara pendidik dan pendidik dalam sebuah lingkungan belajar dengan menggunakan tema sebagai pengait antara beberapa mata pelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna

b. Tujuan Pembelajaran Tematik

Tujuan dari pembelajan tematik menurut (Muklis, 2012) mengungkapkan bahwa :

Tujuan dari pembelajaran tematik adalah (1) Meningkatkan pemahaman bagi siswa terhadap konsep yang dipelajari agar menjadi lebih bermakna, (2) Mengembangkan kemampuan siswa untuk menemukan, mengolah, serta memanfaatkan informasi, (3) Menumbuhkan serta mengembangkan sikap postif, kebiasaan baik, serta nilai-nilai luhur yang dibutuhkan siswa dalam kehidupan, (4) menumbuhkan dan mengembangkan ketrampilan sosial meliputi, kerja sama, komunikasi, toleransi, serta siswa mampu menghargai pendapat orang lain, (5) Meningkatkan semangat belajar, (6) Siswa dapat memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan mereka.

(10)

Berdasarkan penjelasan terkait tujuan pembelajaran tematik, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik bertujuan untuk memberikan siswa ruang untuk mampu berpikir kritis, aktif, dan kreatif dalam pembelajaran. Siswa diberikan kesempatan untuk membangun pemahaman mereka berdasarkan pengalaman masing-masing. Pembelajaran tematik bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan memberikan kebebsan kepada siswa memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan serta minat setiap siswa.

c. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Menurut Ananda (2018) pembelajaran tematik memiliki tiga tahapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Langkah-langkah dalam pembelajaran tematik yang pertama adalah, tahap perencanaan yang diawali dengan menentukan tema. Setelah menentukan tema, tahapan selanjutnya adalah identifikasi dan pemilihan sumber belajar, dilanjutkan dengan pemilihan aktivitas dan perencanaan evaluasi.

Tahapan kedua adalah tapan pelaksanaan, Menurut (Muklis, 2012:72-73) tahap pelaksanaan terdiri dari kegiatan pembuka, kegiatan inti dan penutup. Dalam tahapan ini tema yang telah ditentukan disajikan, selanjutnya baik guru maupun siswa melakukan curah pendapat yang ditujukan untuk membagi tema menjadi beberapa subtema. Selama proses pada tahapan pelaksanaan dilakukan kegiatan pengumpulan dan analisis data berdasarkan tema maupun subtema yang telah

(11)

dikolaborasikan dengan sumber dan aktivitas belajar yang telah dipilih (Ananda, 2018)

Menurut (Muklis, 2012:73) tahapan ketiga adalah tahap evaluasi. Pada pembahasannya Muklis (2012) juga mengungkapkan bahwa “Penilaian dalam pembelajaran tematik dilakukan berdasarkan 2 (dua)

hal yaitu, (1) penilaian terhadap proses kegiatan dan (2) penilaian hasil kegiatan”. Ananda (2018) mengungkapkan bahwa dalam tahap evaluasi

memuat dua hal pokok, yang pertama adalah fokus sasaran evaluasi dan yang kedua adalah teknik evaluasi.

Peneliti mengambil materi pada kelas 5 sekolah dasar, KI 3 pada Tema 5 (Ekosistem). Terdiri dari 3 subtema diantaranya: Subtema 1 ( Komponen Ekosistem, Subtema 2 ( Hubungan antar Makhluk hidup dalam Ekosistem), Subtema 3 ( Keseimbangan Ekosistem). Dalam 1 tema tersebut terdapat 5 mata pelajaran meliputi: PPKn, Bahasa Indonesia, IPA, SBdP, dan IPA. Berikut indikator pengembangan aplikasi EFUNING (Easy, Fun Learning) pada tabel 2.1

Tabel 2.1 : Indikator Pengembangan Media Aplikasi Mobile EFUNING (Easy, Fun Learning)

Mata Pelajaran

KD Indikator

PPKn 3.4 Menggali manfaat persatuan dan kesatuan untuk membangun kerukunan hidup

3.4.1 Mengidentifikasi makna persatuan dan kesatuan

3.4.2 Menggali manfaat persatuan dan kesatuan untuk menjaga kekayaan alam 3.4.3 Membangun pengetahuan terkait manfaat persatuan dan kesatuan melalui kegiatan gotong royong

Bahasa Indonesia

3.7 Menguraikan konsep yang berkaitan pada teks non fiksi

3.7.1 Mengidentifikasi pokok pikiran dan informasi penting dalam teks bacaan

(12)

Tabel 2.1 : Indikator Pengembangan Media Aplikasi Mobile EFUNING (Easy, Fun Learning)

Mata

Pelajaran KD Indikator

IPS 3.1 Mengidentifikasi karakteristik geografis Indonesia sebagai negara kepulauan / maritim dan agraris serta pengaruhnya terhadap kehidupan ekonomi, sosial, budaya, komunikasi, serta transportasi

3.1.1 Mengidentifikasi letak geografis Indonesia

3.1.2 Menggali ketampakan alam di Indonesia

3.1.3 Membangun pengetahuan terkait kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat Indonesia berdasarkan pengaruhnya sebagai negara maritim dan agraris

IPA 3.5 Menganalisis hubungan antar komponen ekosistem dan jaring-jaring makanan di lingkungan sekitar

3.5.1 Mengidentifikasi komponen-komponen dalam ekosistem

3.5.2 Menggali informasi terkait hubungan antara makhluk hidup dalam ekosistem

3.5.3 Menganalisis tindakan perusakan ekosistem terhadap keseimbangan ekosistem serta upaya pencegahannya

SBdP 3.2 Memahami tangga nada 3.2.1 Mengidentifikasi tangga nada berdasarkan lagu

3.3 Memahami properti tari daerah 3.3.2 Mengidentifikasi properti tari daerah berdasarkan teks bacaan 3.3 Memahami karya seni rupa

daerah

3.3.3 Mengidentifikasi karya seni rupa daerah yang digunakan sebagai properti dalam tari daerah

(sumber : Kemendikbud, 2017)

d. Materi

Menurut Majid (2017) Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang mulai dikembangkan dengan menentukan topik tertentu sebagai topik sentral atau tema. Setelah dilakukan pemetaan tema, jaringan tema dibentuk berdasarkan kompetensi dasar serta indikator pengembangan. Dengan adanya jaringan ini, kaitan antara tema, kompetensi dasar, indikator pada setiap mata pelajaran akan saling berkaitan. Pada setiap tingkatan kelas pembagian tema disesuaikan dengan tingkatan pemahaman siswa. Pada kelas 5 sekolah dasar sental

(13)

pembahasan atau tema terdiri dari 9 tema. Tema tersebut dibagi pada semester 1 sebanyak 5 tema dan pada semester 2 sebanyak 4 tema.

Peneliti mengambil tema 5 (Ekosistem) pada semester 1. Pada Tema 5 (Ekosistem) terdiri dari 3 subtema diantaranya: Subtema 1 ( Komponen Ekosistem), Subtema 2 ( Hubungan antar Makhluk hidup dalam Ekosistem), Subtema 3 ( Keseimbangan Ekosistem). Setiap subtema terdiri dari 5 mata pelajaran meliputi, IPA, Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dan SBdP. Mata pelajaran IPA pada tema ini membahas terkait ekosistem yang dimulai dengan pembahasan terkait pengertian ekosistem, jenis-jenis ekosistem serta pengelompokan hewan berdasarkan jenis makannya, rantai makanan, simbiosis, jaring-jaring makanan, serta upaya menjaga keseimbangan ekosistem. Menurut Setyasih (2012) ekosistem merupakan sistem yang melibatkan sebuah interaksi antar makhluk hidup atau komponen biotik serta komponen abiotik yang ikut melakukan interaksi.

Pada mata pelajaran IPS membahas terkait letak geografis Indonesia, serta Indonesia sebagai negara maritim dan agraris dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Indonesia. Dikutip dari web resmi Kedutaan Besar Republik Indonesia (kemenlu.go.id) Indonesia merupakan negara dengan letak yang menguntungkan karena terletak diantara 2 benua dan 2 samudera serta terletak pada daerah tropis dengan 2 musim. Dengan letak yang strategi negara Indonesia merupakan negara agraris dan maritim yang memiliki banyak potensi.

(14)

Materi mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah menentukan pokok pikiran serta informasi penting yang terdapat dalam teks bacaan. Mata pelajaran PPKn pada subtema ini berisikan materi terkait upaya menjaga persatuan dan kesatuan, serta memaknai peristiwa penting di Indonesia dengan menjaga kesatuan dan persatuan. Menurut Annuru (2019) Persatuan dan kesatuan dapat diibaratkan sebagai senja terampuh bagi bangsa Indonesia baik dalam rangka mempertahankan, merebut, maupun mengisi kemerdekaan. Selain memahami makna dari persatuan dan kesatuan, memaknai berbagai peristiwa penting di Indonesia serta mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 merupakan upaya mempertahankan persatuan dan kesatuan.

Materi mata pelajaran SBdP pada tema ini adalah tangga nada, properti tari daerah, dan karya seni rupa daerah. Menurut Nainggolan (2019) Tangga nada mayor dan minor adalah urutan tangga nada yang terdiri dari delapan nada. Dalam kesenian tari daerah salah satu instrumen penting adalah properti. Properti dalam kesenian tari merupakan simbol yang mempertegas konsep dalam tarian, selain itu properti juga memperindah tarian.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunkan topik sentral atau tema sebagai pengait antara mata pelajaran yang ada, penggunaan tema dalam pembelajaran tematik dapat membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang bermakna karena,

(15)

melalu pemetaan tema setiap materi dihubungkan dengan lingkungan sekitar dan keadaan yang dapat dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari.

B. KAJIAN PENELITIAN YANG RELEVAN

Penelitian terdahulu pertama, menurut Ulfa (2020) dengan judul skripsi “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Android pada Pembelajaran Tematik Kelas IV SD/MI” Penelitian tersebut bertujuan untuk

menghasilkan produk berupa media pembelajaran berbasis aplikasi android pada pembelajaran tematik kelas 4 sekolah dasar. Persamaan pengembangan media peneliti terdahulu dengan peneliti adalah sama-sama mengembangkan aplikasi belajar berbasis mobile (Android) pada pembelajaran tematik. Selain itu,secara garis besar media ini memiliki beberapa menu yang sama meliputi materi, video pembelajaran, dan soal. Perbedaan antara kedua pengembangan media berbasis aplikasi mobile adalah, peneliti sebelumnya menyajikan materi untuk kelas 4 sekolah dasar, sedangkan peneliti saat ini menyajikan materi tematik kelas 5 sekolah dasar. Selain itu, peneliti terdahulu melakukan pengembangan aplikasi melalui Adobe Flash CS6, sedangkan peneliti saat ini menggunakan web Kodular sebagai penunjang pengembangan, hal tersebut tentunya akan memberikan tampilan yang berbeda pada aplikasi tersebut.

Penelitian terdahulu kedua, menurut Prasetyo (2017) dengan judul

“Pengembangan Media Pembelajaran IPA Berbasis Android Untuk Siswa SD/MI”. Penelitian tersebut bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran

berbasis teknologi yang layak digunakan pada siswa SD/MI. Persamaan pengembangan media peneliti terdahulu dengan peneliti adalah sama-sama

(16)

mengembangkan aplikasi belajar berbasis mobile (Android). Perbedaan kedua penelitian ini adalah materi bahasan pada penelitian terdahulu adalah mata pelajaran IPA pada kelas 6 pada materi perkembangbiakan pada makhluk hidup, sedangkan peneliti mengembangkan aplikasi dengan memuat materi tematik. Perbedaan selanjutnya, aplikasi hasil pengembangan peneliti terdahulu berisi penjelasan materi dan soal evaluasi, sedangkan peneliti saat ini mengembangkan aplikasi dengan berisiskan materi pembelajaran, video pembelajaran, serta quiz. Selain itu, peneliti terdahulu melakukan pengembangan aplikasi melalui Android

SDK ( Software Development Kit) sedangkan peneliti saat ini menggunakan web Kodular sebagai penunjang pengembangan, hal tersebut memberikan tampilan

yang berbeda pada kedua aplikasi.

Penelitian terdahulu ketiga, menurut Batubara (2017) dengan judul

“Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis Android Untuk Siswa SD/MI”. Penelitian tersebut bertujuan untuk memproduksi media

pembelajaran matematika berbasis android yang dapat digunakan pada siswa SD/MI secara mandiri dirumah sebagai pendukung pembelajaran dikelas. Persamaan pengembangan media peneliti terdahulu dengan peneliti adalah sama-sama mengembangkan aplikasi belajar berbasis mobile (Android). Perbedaan kedua penelitian ini adalah materi bahasan pada penelitian terdahulu adalah mata pelajaran matematika pada materi geometri, sedangkan peneliti mengembangkan aplikasi dengan memuat materi tematik. Perbedaan selanjutnya, aplikasi hasil pengembangan peneliti terdahulu memiliki tampilan serupa dengan games dengan beberapa level, sedangkan peneliti saat ini mengembangkan aplikasi dengan berisiskan materi pembelajaran, video pembelajaran, serta quiz. Selain itu, peneliti

(17)

terdahulu melakukan pengembangan aplikasi melalui Adobe Flash CS6 sedangkan peneliti saat ini menggunakan web Kodular sebagai penunjang pengembangan, hal tersebut memberikan tampilan yang berbeda pada kedua aplikasi.

Penelitian terdahulu keempat, menurut Pamungkas (2020) dengan judul

“Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Kodular Pada Materi Percabangan dan Perulangan Guna Meningkatkan Pemahaman Siswa”.

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengembangkan sebuah aplikasi menggunakan Kodular untuk membuat bahan ajar berbasis smartphone untuk meningkatkan efektifitas siswa dalam pembelajaran. Persamaan pengembangan media peneliti terdahulu dengan peneliti adalah sama-sama mengembangkan aplikasi belajar berbasis mobile (Android) berbasis kodular. Perbedaan kedua penelitian ini adalah penelitian terdahulu mengembangkan media untuk tingkat SMK, sedangkan peneliti saat ini mengembangkan media untuk tingkat Sekolah Dasar. Sejalan dengan peneliti saat ini, peneliti terdahulu melakukan pengembangan aplikasi menggunakan web Kodular sebagai penunjang pengembangan, web kodular menyediakan layanan pengembangan aplikasi

mobile yang dapat di desain sesuai tema yang di inginkan. Perbedaan tema yang

diangkat dapat membedakan tampilan dari kedua media pengembangan berbasis

(18)

C. KERANGKA PIKIR

Kerangka pemikiran peneliti merupakan awal dari potensi dan permasalahan yang ada di SDN Kauman 3 Kota Malang, yang kemudian dikembangkan media pembelajaran berbasis aplikasi mobile EFUNING (Easy,

Fun Learning) agar menghasilkan media pembelajaran yang menari

Kondisi Ideal

1. Menggunakan media berbasis

IT dalam pembelajaran secara

daring.

2. Sarana Prasarana setiap siswa dan guru memiliki smartphone 3. Guru dan Siswa dapat

mengoperasikan smartphone

dan paham mengenai IT

Kondisi Lapangan

1. Penggunaan media berbasis aplikasi mobile media pembelajaran masih sedikit 2. Jumlah siswa 32 siswa

3. Seluruh siswa dan guru telah memiliki smartphone

4. Guru dan Siswanya sudah

Melek IT dan mampu mengoperasikan smartphone

Penggunaan Media :

Penggunaan media berbasis teknologi terlebih lagi media berbasis aplikasi mobile yang membantu siswa belajar masih sedikit. Dalam proses pembelajaran masih menggunakan video dari youtube, serta memanfaatkan Google Clasroom untuk mengirimkan materi, dan memanfaatkan aplikasi Whatsapp untuk pengumpulan tugas.

Jenis Penelitian : Pengembangan

Model : 4D (Define, Design, Develop, Disseminate) Lokasi : SD Negeri Kauman 3 Kota Malang

Subjek : Siswa Kelas 5

Produk akhir :

Media Pembelajaran Aplikasi Mobile EFUNING (Easy, Fun Learning

) Berbasis Kodular pada Pembelajaran Tematik Tema 5 “Ekosistem”

Kelas 5 Sekolah Dasar

Gambar

Tabel 2.1 : Indikator Pengembangan Media Aplikasi Mobile   EFUNING (Easy, Fun Learning)
Tabel 2.1 : Indikator Pengembangan Media Aplikasi Mobile   EFUNING (Easy, Fun Learning)
Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Tanaman yang berada pada kategori tinggi umumnya memiliki luas daun yang kecil juga namun permukaan daun tanaman tersebut tidak rata dan terdapat bulu daun sehingga logam

Apakah dukungan petugas yang diberikan oleh petugas kesehatan terhadap Bapak/ Ibu untuk kepatuhan minum obat penderita TB MDR mulai dari tahap positif terkena sampai

Efektivitas program berita islam masa kini terhadap pemenuhan kebutuhan informasi ajaran islam ). 3 Eri Husna P 6662120923 Jakarta, 14 Juli

[r]

Data tersebut terjadi pada karyawan perempuan yang berkeluarga, penurunan kinerja terjadi ketika mereka dihadapkan dengan tugas yang muncul secara bersamaan dalam

Setelah terjadi talak raj’i maka istri wajib beriddah, hanya bila kemudian suami hendak kembali kepada bekas istri sebelum masa iddah, maka hal itu dapat

Hal in i terlihat bahwa masih rendahnya kinerja produk yang dihasilkan pada fa mily firm a wa l berdiri, tetapi saat ini fa mily firm te lah mengala mi peningkatan

Dari beberapa penelitian tentang iklim kerja banyak telah dilakukan oleh para peneliti antara lain penelitian Lumbantoruan, (2005) melaporkan bahwa ada hubungan yang bermakna