• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL SARANG SEMUT (Hydnophytum sp.) TERHADAP PERUBAHAN BOBOT BADAN MENCIT (Mus musculus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJI EFEK EKSTRAK ETANOL SARANG SEMUT (Hydnophytum sp.) TERHADAP PERUBAHAN BOBOT BADAN MENCIT (Mus musculus)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

45

Khairuddin, Marianti A. Manggau, dan Mufidah

Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian efek ekstrak etanol sarang semut (Hydnophytum sp.) terhadap bobot badan badan mencit ( Mus musculus ) jantan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efek penurunan bobot badan dari ekstrak etanol sarang semut. Sebanyak 15 ekor mencit jantan dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, kelompok I diberi larutan koloidal natruim CMC 1% b/v sebagai kontrol negatif, kelompok II, III, dan IV masing-masing diberi ekstrak etanol sarang semut dosis 333,33 mg/kg BB, 666,66 mg/kg BB, dan 1,33 g/kg BB serta kelompok V diberi suspensi dietilpropion HCl dosis 9,75 mg/kg BB sebagai kontrol positif. Masing-masing sampel diberikan pada mencit setiap hari secara oral dengan takaran 1 ml/30 g BB dan setengah jam kemudian mencit diberikan diet lemak tinggi selama 18 jam, dilanjutkan dengan penimbangan bobot badan dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Perlakuan dilakukan selama 7 hari berturut-turut. Analisis statistik menunjukkan bahwa ekstrak sarang semut dengan konsentrasi 333,33 mg/kg BB, 666,66 mg/kg BB, dan 1,33 g/kg BB mempunyai efek penurunan bobot badan yang sangat signifikan dibandingkan dengan kontrol negatif, tetapi efek tersebut berbeda signifikan dari kontrol positif dietilpropion. Analisis statistik terhadap jumlah makanan yang dikonsumsi menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan.

Kata kunci : sarang semut, ekstrak etanol, bobot badan, mencit

PENDAHULUAN

Obesitas atau kegemukan merupakan pe-nimbunan lemak yang berlebihan dalam tubuh, timbul akibat pemasukan kalori yang lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh tubuh (1,2,3,4). Kelebih-an kalori ini disebabkKelebih-an oleh gKelebih-angguKelebih-an psikik, metabolik, dan gangguan pada pusat saraf yang berhubungan dengan pangaturan pemasukan ma-kanan atau hidup kurang aktivitas fisik (1,2,5).

Peningkatan penyimpanan lemak dapat timbul karena bertambahnya lemak baru atau karena lemak sel adiposa berlebih atau akibat dari kombinasi keduanya. Berat badan ideal ditetapkan berdasarkan tinggi, jenis kelamin, postur tubuh, dan obesitas biasanya didefenisikan sebagai berat badan 20% dibanding berat ideal (6), prevalensi obesitas meningkat dua lipat dalam dekade terakhir dan sekarang mencapai 15% dari populasi dewasa di Inggris dan sampai 50% pada kelompok ras tertentu (7). Akibat dari obesitas, akan timbul komplikasi berbagai macam penyakit di antaranya diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung is-kemik (resiko meningkat empat kali lipat dengan IMT>29), penyakit serebrovaskular, hiperlipidemia, osteoartritis, vena varikosa, hernia, (baik hernia hiatus maupun abdominal), hipoventilasi (apnea obstruktif saat tidur), komplikasi akibat operasi, hingga meningkatkan resiko kanker. Pada pria, kelebihan 10% berat badan meningkatkan kemati-an 13% dkemati-an kelebihkemati-an 20% berat badkemati-an mening-katkan 25% (7).

Penanganan keadaan obesitas dapat di-lakukan dengan berbagai cara antara lain dengan pembatasan kalori yang dimakan (diet), latihan fisik, latihan fisik dan diet, dan dengan pemakaian obat-obatan yang dalam bentuk tradisional atau dalam bentuk sintetik seperti derivat amfetamin (dexfenfluramin, fenfluramin), selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) seperti fluoksetin, dan sibutramin (7). Obat-obatan yang dapat digunakan adalah penekan nafsu makan, diaforetika, diuretika pencahar, dan hormon. Pengujian obat yang ber-aktivitas antiobesitas pada hewan percobaan da-pat dilakukan terhadap adanya penekanan nafsu makan (anoreksia) yang termanifestasikan dengan penurunan jumlah makanan yang dimakan dan be-rat badan hewan serta penurunan keinginan ma-kan dan lama mama-kan sejumlah yang diberima-kan (1). Salah satu tumbuhan yang diduga ber-khasiat sebagai antiobesitas adalah sarang semut (Hydnophytum sp) suku Rubiaceae, yang merupa-kan tumbuhan epifit. Secara empiris rebusan bu-buk tumbuhan sarang semut atau kapsulnya telah terbukti dapat menyembuhkan beragam penyakit ringan dan berat, seperti kanker dan tumor, asam urat, jantung koroner, wasir, TBC, migren, rematik, dan leukimia. Mekanisme kerja kandungan senya-wa aktif sarang semut dalam mengobati penyakit tersebut memang masih diperlukan penelitian lebih lanjut (11).

Penelitian ini berdasarkan pengamatan terhadap penurunan bobot badan mencit yaitu de-ngan menimbang bobot badan mencit dan bobot konsumsi makanan setiap hari selama tujuh hari

(2)

berturut-turut. Ekstrak sarang semut diberikan tiga puluh menit sebelum pemberian diet lemak tinggi dengan asumsi bahwa ekstrak sarang semut mam-pu menurunkan jumlah makanan yang dikonsumsi atau mampu mencegah kenaikan bobot badan mencit akibat diet lemak tinggi yang dikonsumsi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mem-buktikan efek ekstrak etanol sarang semut pada dosis 333,33 mg/kg BB, 666,66 mg/kg BB, dan 1,33 g/kg BB terhadap bobot badan mencit dengan hipotesis bahwa sarang semut dapat menurunkan bobot badan.

METODE PENELITIAN Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah kandang hewan, labu tentukur 10 ml, 100 ml, dan 500 ml, lemari pendingin, spoit dan jarum oral, wadah maserasi, rotavapor (Buchi), timbangan analitik (Dragon 303), timbangan hewan (Denver), lumpang dan alu.

Bahan-bahan yang digunakan antara lain air suling, sarang semut, pakan diet lemak tinggi, etanol, natrium CMC 1%, tablet dietilpropion (Apisate®), dan mencit sebagai hewan uji.

Pengambilan dan Penyiapan Sampel

Sampel yang digunakan berupa tumbuhan sarang semut yang diperoleh dari daerah Pulau Maratua, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Tumbuhan sarang semut yang telah dipetik diambil bagian umbinya yang berongga-rongga, dicuci bersih kemudian dipotong kecil-kecil. Sampel di-keringkan dalam ruang terbuka dan tidak terkena sinar matahari langsung untuk mencegah terjadi-nya kerusakan sampel.

Pembuatan Ekstrak (8)

Sampel sarang semut sebanyak 500 g di-masukkan ke dalam stoples. Etanol sebagai cairan penyari dimasukkan ke dalam stoples hingga se-mua sampel terendam dan etanol dilebihkan 2 cm di atas permukaan sampel. Sampel dimaserasi se-lama 3 hari sambil diaduk sesekali dan pada hari ketiga, sampel disaring dan dipisahkan dengan cairan penyari menggunakan kertas saring dengan bantuan corong. Setelah disaring, cairan penyari etanol yang baru ditambahkan dan maserasi di-lakukan kembali. Maserasi didi-lakukan sampai pela-rut tidak berwarna kecoklatan lagi. Ekstrak etanol dikumpulkan dan dipekatkan dengan mengguna-kan rotapavor. Ekstrak pekat yang diperoleh di-uapkan hingga diperoleh ekstrak kering.

Pembuatan Larutan Koloidal Natrium CMC (9)

Serbuk Natrium CMC sebanyak 500 mg di-masukkan sedikit demi sedikit ke dalam air panas

(70°C) sambil diaduk dengan pengaduk elektrik hingga terbentuk larutan koloidal yang homogen, kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur ml dan volumenya dicukupkan hingga 50 ml.

Pembuatan Suspensi Ekstrak Sarang Semut

Ekstrak sarang semut diberikan ke hewan uji dengan dosis 333,33 mg/kg BB, 666,66 mg/kg BB, dan 1,33 g/kg BB. Untuk pemberiannya, eks-trak dibuat sediaan suspensi dalam larutan natrium CMC dengan konsentrasi masing-masing 1% b/v, 2% b/v, dan 4% b/v, untuk diberikan dengan volu-me 1 ml/30 g BB volu-mencit. Untuk volu-membuat sediaan, sebanyak 100 mg, 200 mg, dan 400 mg ekstrak masing-masing dimasukkan ke dalam lumpang ter-sendiri, kemudian digerus sambil ditambahkan se-dikit demi sese-dikit larutan koloidal natrium CMC 1% b/v hingga terdispersi homogen. Campuran di-masukkan masing-masing ke dalam labu tentukur 10 ml, lumpang dibilas dan dicukupkan volumenya dengan larutan koloidal natrium CMC 1% b/v sampai batas tanda.

Pembuatan Sediaan Kontrol (Pembanding)

Tablet dietilpropion 75 mg sebanyak 10 tablet ditimbang, kemudian dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Tablet dietilpropion kemudian digerus dalam lumpang lalu ditimbang yang setara dengan 29,25 mg dietilpropion selanjutnya disuspensikan dengan natrium CMC 1% b/v dalam lumpang hing-ga homogen, lalu dimasukkan ke dalam labu tentu-kur 100 ml dan volumnya dicukupkan dengan natrium CMC 1% b/v hingga batas tanda, sehingga diperoleh suspensi dietilpropion 0,241% b/v.

Pembuatan Pakan Diet Lemak Tinggi (1)

Pakan diet lemak tinggi dibuat dengan mencampur kolesterol 1 g, kuning telur 5 g, lemak hewan 10 g, dan minyak kelapa 1 g dengan pakan normal sampai 100 g. Pakan diet dibuat segar setiap hari.

Pemilihan dan Penyiapan Hewan Uji (1,10)

Hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan (Mus musculus) yang sehat dengan bobot badan lebih dari 20 g dan bobot badannya tidak mengalami penurunan lebih dari 5% selama masa adaptasi.

Mencit jantan sebanyak 15 ekor mencit di-bagi ke dalam 3 kelompok secara acak berdasar-kan bobot badan. Setiap kelompok terdiri dari tiga ekor, kelompok 1 sebagai kelompok kontrol nega-tif, kelompok 2, 3, dan 4 sebagai kelompok perla-kuan, dan kelompok 5 sebagai kelompok kontrol positif. Masing-masing kelompok diberi sediaan secara oral, dan sebelum perlakuan, terlebih dahu-lu ditimbang bobot badan awal setiap mencit dan dipuasakan selama 6 jam.

(3)

Perlakuan Terhadap Hewan Uji (1)

Mencit yang telah dipilih dikelompokkan secara acak. Tiap kelompok terdiri dari tiga ekor. Kelompok kontrol negatif diberi suspensi larutan koloidal natrium CMC 1% b/v, kelompok uji diberi suspensi ekstrak sarang semut dengan dosis masing-masing 333,33 mg/kg BB, 666,66 mg/kg BB, dan 1,33 g/kg BB, serta kelompok kontrol positif yang diberi larutan dietilpropion 0,241% b/v. Mencit ditempatkan pada kandang individu, tiap kandang terdiri dari satu ekor. Setiap hari (30 menit sebelum pemberian makanan), hewan coba diberikan secara oral natrium CMC 1% b/v sebagai kelompok kontrol negatif, sediaan uji (suspensi ekstrak sarang semut konsentrasi 1%, 2%, dan 4% b/v) sebagai kelompok perlakuan, dan larutan dietilpropion 0,241% b/v sebagai kelompok kontrol positif selama tujuh hari berturut-turut.

Hewan coba diberi makanan setiap hari (pakan berupa diet lemak tinggi dalam bentuk pelet) selama 18 jam kemudian dilakukan penim-bangan makanan yang telah dikonsumsi. Setiap hari dilakukan penimbangan jumlah makanan dan bobot badan setiap hewan coba pada jam yang sama. Data jumlah makanan yang dikonsumsi dan penurunan bobot badan ini dirata-ratakan, ditabu-lasi, dan dianalisis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pe-ngaruh pemberian ekstrak sarang etanol sarang semut (Hydnophytum sp.) dengan konsentrasi 1% b/v, 2% b/v, dan 4 %b/v terhadap bobot badan dan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh mencit. Hasil tersebut dibandingkan dengan kontrol negatif larutan koloidal natrium CMC 1% b/v dan kontrol positif dietilpropion 0,241%. Penelitian ini dilaku-kan dengan menimbang bobot mencit dan bobot makanan yang dikonsumsi selama 18 jam perla-kuan dan dilakukan selama 7 hari berturut-turut. Dietilpropion digunakan sebagai kontrol posotif dengan maksud untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang potensi efek penurunan bobot badan yang ditimbulkan oleh sarang semut atau menilai daya antiobesitas bahan uji yang berhu-bungan dengan penurunan nafsu makan.

Hasil penelitian pada tabel 4 dan 5, me-nunjukkan persentase penurunan bobot badan dan bobot makanan setelah pemberian ekstrak etanol sarang semut dengan dosis 333,33 mg/kg BB, 666,66 mg/kg BB, dan1,33 g/kg BB. Kemampuan ekstrak pada semua konsentrasi sama dalam me-nurunkan bobot badan, walaupun jumlah makanan yang dikonsumsi menunjukkan penurunan yang berbeda. Penurunan bobot makanan yang dikon-sumsi seharusnya disertai dengan penurunan bobot badan, akan tetapi hasil yang diperoleh tidak demikian. Hal ini dapat diakibatkan oleh faktor teknis misalnya pengaruh urin dan feses mencit yang ikut dalam makanan menggangu perilaku makan mencit.

Tabel 1. Persentase perubahan bobot badan mencit setelah pemberian ekstrak etanol sarang semut (Hydnophytum sp.) dibandingkan dengan kontrol

No Perlakuan

Bobot badan

rata-rata (gram) Perubahan bobot badan (%) Awal Setelah 7 hari 1 Larutan Natrium CMC 1 % b/v (kontrol negatif) 31,89 34,95 (+) 9,6 2 Suspensi ekstrak 1 % b/v 35,01 33,54 (-) 4,2 3 Suspensi ekstrak 2 % b/v 34,52 32,92 (-) 4,6 4 Suspensi ekstrak 4 % b/v 29,31 27,97 (-) 4,6 5 Suspensi dietilpropion 0,241 % b/v (kontrol positif) 35,39 30,05 (-) 15,1

Tabel 2. Persentase perubahan bobot makanan yang dikonumsi oleh mencit setelah pemberian ekstrak etanol sarang semut (Hydnophytum sp.) dibandingkan dengan kontrol

No Perlakuan

Bobot badan

rata-rata (gram) Perubahan bobot badan (%) Awal Setelah 7 hari 1 Larutan Natrium CMC 1 % b/v (kontrol negatif) 3,30 3,57 (+) 8,3 2 Suspensi ekstrak 1 % b/v 3,63 2,81 (-) 22,6 3 Suspensi ekstrak 2 % b/v 3,37 2,79 (-) 17,3 4 Suspensi ekstrak 4 % b/v 3,53 2,50 (-) 29,3 5 Suspensi dietilpropion 0,241 % b/v (kontrol positif) 3,97 2,17 (-) 45,3

Keterangan : (+) terjadi peningkatan, (-) terjadi penurunan (pengurangan)

Data yang diperoleh dianalisis dengan ran-cangan acak lengkap (RAL). Data bobot badan memperlihatkan bahwa perlakuan yang diberikan berpengaruh sangat signifikan terhadap penurun-an bobot badpenurun-an. Hal ini dapat dilihat pada tabel ANAVA yaitu F hitung > F tabel pada taraf 5% dan 1%. Koefisien keragaman (KK) 78,9%. Dengan KK sebesar ini perlu dilakukan uji lanjutan dengan metode uji Beda Jarak Nyata Duncan (BJND).

Uji lanjutan menggunakan uji BJND untuk analisis antar perlakuan pada taraf 5% dan 1% memperlihatkan bahwa ekstrak etanol sarang semut (Hydnophytum sp.) dengan dosis 333,33 mg/kg BB, 666,66 mg/kg BB, dan 1,33 g/kg BB dan dietilpropion menunjukkan perbedaan efek yang sangat signifikan dibandingan dengan kelom-pok kontrol negatif (NaCMC 1% b/v).

Meskipun ekstrak dengan dosis 333,33 mg/kg BB, 666,66 mg/kg BB, dan 1,33 g/kg BB mempunyai efek signifikan terhadap kontrol negatif namun bila dibandingkan dengan kontrol positif menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan yang artinya kemampuan kontrol positif lebih besar efeknya dalam menurunkan bobot badan diban-dingkan dengan ekstrak etanol sarang semut. Bila

(4)

dibandingkan antara masing-masing konsentrasi sarang semut menunjukkan efek yang tidak nyata, yang artinya ketiga konsentrasi (dosis) pemberian ekstrak sarang semut tersebut mempunyai potensi yang sama. Dietilpropion (Apisate®) merupakan salah satu senyawa golongan noradrenergik yang digunakan sebagai anoreksan. Senyawa ini beker-ja dengan merangsang pelepasan norepinefrin dari saraf prasinaptik sehingga terjadi peningkatan kon-sentrasi neurotransmitter adrenergik yang meng-aktifkan hipotalamus. Pengaktifan saraf di hipo-talamus mengakibatkan penurunan nafsu makan dan asupan makanan.

Analisis statistik terhadap penurunan bobot makanan yang dikonsumsi memperlihatkan pengaruh yang tidak signifikan. Hal tersebut berarti penurunan bobot badan yang terjadi pada mencit yang diberi ekstrak dengan dosis 333,33 mg/kg BB, 666,66 mg/kg BB, dan 1,33 g/kg BB bukan karena penurunan nafsu makan. Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi hasil penelitian ini, diantaranya karena pemberian pakan diet berkalori tinggi yang mengadung kolesterol, kuning telur, dan lemak kambing. Penurunan bobot badan yang diharapkan tidak terjadi dengan menurunnya ma-kanan yang dikonsumsi karena tingginya kalori di dalam diet tersebut, meskipun jumlah makanan yang dikonsumsi berkurang dari biasanya. Penu-runan bobot badan harus dicoba pula dengan menggunakan diet dengan pakan normal untuk mengetahui penurunan nafsu makan selama selang waktu perlakuan (selama 7 hari).

Kandungan senyawa kimia dari tumbuhan sarang semut yang diduga berefek menurunkan bobot badan berasal dari golongan flavonoid, tanin, atau multimineral namun tidak diketahui se-cara pasti senyawa dan mekanisme kerja senyawa tersebut. Mekanisme kerja dari obat-obat anti-obesitas menghambat lipase lambung dan usus atau lipoprotein lipase, Menurunkan nafsu makan dengan meningkatkan neurotransmisi serotonin, norepinefrin, dan dopamin melalui perangsangan saraf pada hipotalamus ventromedial dan hipo-talamus lateral, atau dengan meningkatkan tingkat penggunaan energi (energy expenditure).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data secara statistika, maka disimpulkan bahwa : 1. Ekstrak sarang semut pada dosis 333,33 mg/kg

BB sampai 1,33 g/kg BB dapat menurunkan berat badan mencit, namun memiliki potensi yang berbeda signifikan dibandingkan dengan dietilpropion.

2. Ekstrak sarang semut pada dosis 333,33 mg/kg BB sampai 1,33 g/kg BB tidak dapat menurun-kan nafsu mamenurun-kan mencit.

SARAN

1. Agar penelitian ini dapat dilanjutkan untuk mengetahui senyawa kimia tumbuhan yang dapat menyebabkan anoreksia dan mekanisme kerjanya.

2. Diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menemukan metode yang lebih efektif untuk mengetahui lebih pasti efek senyawa suatu tumbuhan sebagai antiobesitas melalui mekanisme anoreksia.

3. Penelitian dilakukan dengan pemberian pakan normal untuk membandingkan perbedaan efek antara pakan normal dan pakan padat kalori

DAFTAR PUSTAKA

1. Kelompok Kerja Ilmiah, 1993, Penapisan Far-makologi, Pengujian Fitokimia,dan Pengujian Klinik. Yayasan Pengembangan Obat Alam Phyto Medika.Jakarta. hal. 54-55.

2. Zhao HL, Sim JS, Shim SH, Ha YW, Kang SS & Kim YS, 2005. Antiobese and hypolipidemic effects of platycodin saponins in diet-induced obese rats:evidences for lipase inhibition and calorie intake restriction. Nature [serial on the internet]. 2005 April 19; [dikutip 25 Februari 2010]; 29: [about 7 screens]. Avalaible from: http:// www.nature.com/ijo

3. Miina, O., 2001, The Search for Genes Predis-posing to Obesity. Academic Dissertation. Department of Molecular Medicine, National Public Health Institute,and Department of Medical Genetics, University of Helsinki, Helsinki, Finland. pp. 11

4. Coleman, D.L. & Eicher, E.M., 1990, Fat (fat) and Tubby (tub): Two Autosomal Recessive Mutations Causing Obesity Syndromes in the Mouse. Oxford. [serial on the internet] [dikutip 25 Februari 2010]; [about 4 screens]. Avalaiblefrom:http://www.oxfordjournals.org/ou r journal/jhered/freepdf/81424.pdf

5. Elvira, S.D., 2007, Penanganan Psikologik Pada Obesitas. Cermin Dunia Kedokteran (CDK). November-Desember 2007. Vol. 34 no. 6/159. hal. 296-1

6. Chandrasoma, P., & Tailor, C.R., 2005, Ringkasan Patologi Anatomi. Ed. 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. hal. 140-141 7. Davey, P., 2005, Medicine At a Glance.

Erlangga Medical Series. Jakarta. hal. 54-55 8. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan

Makanan, 1986. Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. hal. 10-11

9. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995. Farmakope Indonesia. ed. 4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. hal. 401

(5)

10. Malole, M.B.M, & Pramono, C.S.U., 1989, Penggunaan Hewan Percobaan di Laborato-rium. Departemen Pendidikan dan Kebudaya-an Direktorat Jenderal PendidikKebudaya-an Tinggi Pusat Antara, Institut Pertanian Bogor. Bogor. hal. 65-66

11. Subroto, A., 2006, Gempur Penyakit dengan Sarang Semut. Penebar Swadaya. Jakarta. hal. 41

12. Dewi, I.R., 2004, Uji Ekstrak Metanol Daun Kemuning (Murayya paniculata [L.] JACK) terhadap Bobot Badan Mencit (Mus musculus). Skripsi. Fakultas MIPA Universitas Hasanud-din. Makassar. 2004. hal. 33

13. Tan, H.T, & Rahardja, K., 2009, Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan, dan Efek sam-pingnya. Elex Media Komputindo. Jakarta. hal. 467-469

14. Huxley, C.R., 1978, The Ant-plants Myrmecor-dia and Hydnophytum (Rubiaceae), and the Relationships Between Their Morphology, Ant Occupants, Physiology and Ecology. New Phytol [serial on internet]. June 15,1978 [dikutip 30 mei 2009]. 80 [about 43 pages]. Availablefrom:http://www3.interscience.wiley.c om/fulltext

15. Manoi, F., 2008, Sarang semut berpotensi menyembuhkan berbagai penyakit. Warta [serial on internet]. April 2008 [dikutip 31 Mei 2009] vol.14 no.1 [about 5 pages]. Available fromhttp://www.perkebunan.litbang.deptan.go.i d/upload.files/publikasi/warta

16. Ganong, W.F.,1998, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. ed. 17. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 232

17. Wirakusumah, E.S., 1997, Cara aman dan Efektif Menurunkan Berat Badan. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal.3-16 18. Silbernagl, S. & Lang, F., 2006, Teks dan Atlas

Berwarna Patofisiologi. Terjemahan oleh Setiawan I & Mochtar I. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. hal. 27

19. DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey, M.L., 2005, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic App-roach. 6th ed. McGraw-Hill Medical. United States of America. hal. 1665 – 1675. Available as PDF file.

20. Nielsen, S. & Jensen, N.S., 1997, Obesity and cardiovascular disease: is body structure a factor? Curr Opin Lipidol.;8:200-4.

(6)

Gambar

Tabel  1.  Persentase  perubahan  bobot  badan  mencit  setelah  pemberian  ekstrak  etanol  sarang  semut  (Hydnophytum sp.) dibandingkan dengan kontrol

Referensi

Dokumen terkait

sumber: Data yang diolah peneliti,2013 Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana yang dihitung menggunakan SPSS 14.0 dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) pengaruh motivasi usaha terhadap sikap pengusaha kecil untuk mengambil kredit koperasi simpan pinjam; (2) pengaruh

Menurut Widodo (2006:122) sektor atau subsektor ekonomi unggulan yang ditetapkan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi daerah atau lebih dikenal dengan sektor

Tindak Pidana Pencabulan (Sodomi) Terhadap Anak Di Bawah Umur Yang. Menyebabkan Anak Menjadi Trauma (Studi di Pengadilan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya proporsi pengeluaran konsumsi pangan terhadap total pengeluaran, besarnya konsumsi energi dan protein, hubungan

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar gula tertinggi pada varietas Kawali dengan penggunaan pupuk kandang ayam yaitu sebesar 12,13 o brix, sedangkan kadar gula

Setiap jenis siaran tersebut di rancang untuk mampu memberikan manfaat bangi penontonnya, baik berupa layanan informasi maupun kepuasan psikis tambahan informasi dan kepuasan