• Tidak ada hasil yang ditemukan

IZIN POLIGAMI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 DI KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IZIN POLIGAMI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 DI KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

i

IZIN POLIGAMI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990

DI KABUPATEN BANYUMAS

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Program Strata Satu Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman

Oleh :

RIAN DWI ANGGORO E1A007388

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS HUKUM

PURWOKERTO

(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

IZIN POLIGAMI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990

DI KABUPATEN BANYUMAS

Oleh :

RIAN DWI ANGGORO E1A007388

Untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman

Diterima dan disahkan Pada tanggal Februari 2013

NIP.

Mengetahui, Dekan Fakusitas Jen

d eral Soedirman Penguji I/ Pembimbing I Setiajeng Kadarsih, S.H., M.H. NIP. 19491003 198203 2 001 Penguji II/ Pembimbing II Sri Hartini, S.H.,M.H. NIP. 19630926 199002 2 001 Penguji /Penilai Haedah Faradz, S.H.,M.H. NIP.19590725 198601 2 001 Mengetahui,

Dekan Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman

Dr. Angkasa, S.H. M. Hum NIP. 19640923 198901 1 001

(3)

iii

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

N a m a : Rian Dwi Anggoro N I M : E1A007388

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

IZIN POLIGAMI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 DI KABUPATEN BANYUMAS

Adalah benar bahwa skipsi ini merupakan hasil karya sendiri, semua informasi dan sumber data yang di gunakan dalam penyusunan naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka dan telah dinyatakan secara jelas kebenarannya.

Dan apabila ternyata terbukti saya melakukan pelanggaran sebagaimana tersebut di atas, maka saya bersedia dikenakan sanksi apapun dari Fakultas.

Purwokerto, Februari 2013 Yang membuat pernyataan

RIAN DWI ANGGORO E1A007388

(4)

iv PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya dan ini merupakan kebahagiaan tersendiri untuk dapat memanjatkan puji syukur kepada-Mu, karena penulis telah dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul : IZIN POLIGAMI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 DI KABUPATEN BANYUMAS.

Penyusunan skripsi adalah merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada program Strata Satu (S1) pada Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Penulis menyadari betul, bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan, Maka dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pihak yang telah banyak berperan dalam penyusunan skripsi ini, utamanya kepada :

1. Dr. Angkasa, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto beserta stafnya;

2. Ibu Hj. Seriajeng Kadarsih, S.H., M.H selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan koreksi serta masukan-masukan yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini;

3. Ibu Sri Hartini, S.H., M.H selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan koreksi serta masukan-masukan yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini ;

(5)

v

4. Ibu Haedah Faradz, S.H.,M.H selaku dosen penguji skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan penilaian serta masukan yang bermanfaat terhadap karya skripsi ini.

5. Bapak Tedi Sudrajat, S.H.,M.H selaku dosen pembimbing akademik yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan masukan kepada penulis;

6. Bapak dan ibu Dosen pengajar Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis;

7. Segenap staf administrasi Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto terima kasih atas bantuannya selama penulis menyelesaikan perkuliahan dan penyusunan skripsi ini;

8. Kepala Bagian Sub Bidang Bina Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Banyumas beserta stafnya terima kasih telah meluangkan waktunya untuk penulis dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk penyusunan skripsi ini;

9. Tak terlupakan adalah rekan-rekan mahasiswa seangkatan terima kasih atas bantuannya dan juga sebagai teman dalam diskusi baik dalam perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman maupun dalam penyusunan skripsi ini, terima kasih penulis ucapkan karena telah menjadi teman dalam suka maupun duka dan memberikan perhatian, masukan serta doa kepada penulis;

10. Bapak Subono, S.E. dan Ibu Sumarsih selaku kedua orang tua terima kasih atas doa, nasihat dan didikannya selama ini serta segala pengorbanan yang

(6)

vi

tulus dan ikhlas telah diberikan kepada penulis, hal tersebut merupakan semangat bagi penulis dalam meraih cita-cita untuk menyelesaikan pendidikan, hingga selesai penyusunan skripsi ini;

11. Kepada Nining Yurista Prawitasari, S.H sebagai teman spesial yang selama ini telah banyak membantu dan mendukung penulis selama perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman dan sampai terselesaikannya skripsi ini;

12. Kepada semua pihak yang terkait dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih penulis ucapkan, karena tanpa bantuannya penulis tidak dapat menjadi seperti sekarang ini, semoga Allah SWT berkenan menerima amal bakti dan budi baik saudara.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih jauah dari sempurna walaupun penulis telah usahakan semaksimal mungkin, sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca senantiasa penulis nantikan dan akan diterima dengan baik.

Harapan penulis semoga sumbangan pemikiran yang terdapat dalam skripsi ini kiranya dapat bermanfaat bagi kita semua dalam mempelajati dan mendalami pengetahuan ilmu hukum, khususnya yang berkaitan dengan masalah tindak pidana narkotika.

Purwokerto, Februari 2013

(7)

vii

ABSTRAK

IZIN POLIGAMI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 DI

KABUPATEN BANYUMAS Oleh:

Rian Dwi Anggoro E1A007388

Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat haruslah menjadi teladan yang baik bagi masyarakat dalam tingkah laku, tindakan dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kehidupan Pegawai Negeri Sipil harus ditunjang oleh kehidupan berkeluarga yang serasi sehingga setiap Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugasnya tidak akan banyak terganggu oleh masalah-masalah dalam keluarga, misalnya permasalahan dalam perkawinan poligami.

Pegawai Negeri sipil yang akan poligami diatur didalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Pemerintah tersebut berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Petunjuk pelaksana dalam hal izin beristeri lebih dari seorang bagi Pegawai Negeri Sipil adalah Surat Edaran Kepala Badan Admiistrasi Negara Nomor 48/SE/1990. Adapun Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Negara Nomor 8/SE/1983 masih berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990. Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaksanakan prosedur izin poligami akan berakibat perkawinan poligami tersebut tidak sah, selain itu akan dikenakan hukuman disiplin berat.

Pegawai Negeri Sipil yang melanggar ketentuan di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 akan dikenakan sanksi berupa hukuman disiplin berat yang terdapat di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

(8)

viii

ABSTRACT

Tie research entitled “The Polygamy Permit For Civil Servant According To Government Regulations No. 45 Year 1990 in Banyumas". The purpose of this study was to determine the permit of Civil Servant which is will have polygamy and to know the legal consequences of civil servants who have more than one wife.

The Civil Servant as an element of state officials, civil servants and public servants should be good role models for the community in behavior, actions and compliance with laws and regulations. Civil life should be supported by a harmonious family life so that every civil servant in carrying out their duties will not be much bothered by the problems in the family, such as problems in polygamous marriages.

Civil Servant which is will have polygamy was regulated in Government Regulation No. 45 Year 1990 on Amendment to Government Regulation No. 10 Year 1983 on the Licensed Marriage and Divorce for Civil Servants. Government regulations are valid as long as not contrary to the Act No. 1 of 1974 on Marriage. Executing instructions in the event of more than one wives permission for Civil Servants is the Circular Letter of the Head of the State Administration number 48/SE/1990. The Circular Letter of the Head of the State Administration number 8/SE/1983 is still valid as long as not contrary to the provisions of Government Regulation No. 45 Year 1990.

Civil servants who violate the provisions of the Government Regulation Number 45 Year 1990 will be subject to penalty in the form severe disciplinary contained in the Government Regulation No. 53 of 2010 on Civil Servants Disciplinary Regulations.

(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

PRAKATA ... iv ABSTRAK ... vii ABSTRACT ... viii DAFTAR ISI ... ix BAB I : PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 6 C. Tujuan Penelitian ... 7 D. Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 8

1. Hukum Administrasi Negara ... 8

a. Pengertian Hukum Administrasi Negara ... 8

b. Kedudukan Hukum Administrasi Negara Dalam Lapangan Hukum ... 11

c. Asas-asas Hukum Administrasi Negara ... 13

2. Tindakan Pemerintahan ... 16

3. Perizinan ... 18

(10)

x

5. Pegawai Negeri Sipil dan Pejabat . ... 22

a. Pegawai Negeri Sipil ... 22

b. Pejabat ... 23

c. Kewajiban dan Hak Pegawai Negeri Sipil ... 26

1. Kewajiban Pegawai Negeri Sipil ... 26

2. Hak Pegawai Negeri Sipi ... 31

6. Pengertian Perkawinan ... 31

7. Izin Beristeri Lebih Dari Seorang atau Poligami ... 32

8. Sanksi ... 35

BAB III : METODE PENELITIAN ... 37

1. Metode Pendekatan ... 37

2. Sesifikasi Penelilitian ... 39

3. Lokasi Penelitian ... 40

4. Sumber Bahan Hukum ... 46

5. Metode Pengumpulan Bahan Hukum ... 42

6. Metode Pengelolaan Bahan Hukum ... 42

7. Metode Penyajian Bahan Hukum ... 42

8. Metode Analisis Bahan Hukum ... 43

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Hasil Penelitian ... 46

B. Pembahasan ... 57

BAB V : PENUTUP ... 87

(11)

xi

B. Saran ... 89 DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

 Panteisme : Panteisme, berasal dari kata pan (seluruh) dan teisme (paham ketuhanan), suatu kepercayaan bahwa Tuhan berada dalam segala sesuatu, dan bahwa segala sesuatu adalah

Oman Sukmana, M.Si selaku Kepala Jurusan Program Studi Kesejahteraan sosial sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah memberikan arahan, dukungan serta motivasinya

yang terjadi akibat gesekan antara drillstring dan formasi. Sumur X-01 merupakan sumur vertikal pada lapangan X yang akan dilakukan pemboran horizontal re-entries dengan membuat

Decision Support Systems (DSS) merupakan suatu sistem informasi yang diharapkan dapat membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan, keberadaannya untuk menjadi sarana

Menurut Houglum (2005), prinsip rehabilitasi harus memperhatikan prinsip- prinsip dasar sebagai berikut: 1) menghindari memperburuk keadaan, 2) waktu, 3) kepatuhan, 4)

Hasil pengamatan terhadap intensitas penyakit busuk batang yang disebabkan oleh S.rolfsii pada berbagai konsentrasi inokulum dilihat pada Tabel 3... Persentase

- Guru memberikan contoh ekspresi untuk bertanya jawab dengan siswa yaitu contoh- contoh pertanyaan yang menanyakan like dan dislike.. - Siswa secara berpasangan

dimaksudkan agar kaum perempuan yang terjerumus ke dalam tindakan tersebut tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi. Salah satu program pemberdayaan perempuan yang