• Tidak ada hasil yang ditemukan

??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Zina Merajalela

Khutbah Pertama: ?????????? ??????? ???????? ???????? ?????????? ?????????? ???????? ??????? ???????????? ????? ????????? ??????? ??????? ??????? ?????????? ?????????? ?????? ?????? ?????? ????? ???????? ??? ???????? ???? ?????????? ???? ?????????????? ?????????? ????? ?????????? ???????? ???????????? ?????? ????? ???????? ??????? ????? ????????????? ????????? ??????????? ????????? ?????? ??????: ???????? ???????? ?????????? ????? ???????? Ibadallah,

Zina termasuk dalam perbuatan dosa besar. Di antara penyebab seseorang terjerumus ke dalam perbuatan yang nista ini, ialah karena rendahnya iman dan moral masyarakat, serta saking

gampangnya mempertontonkan aurat secara murah dan vulgar, terutama yang terjadi di kalangan kaum wanita.

Sebagian faktor yang menyuburkan perilaku hina ini, ialah merajalelanya pergaulan bebas antara lelaki dan perempuan. Tanpa takut dengan beban dosa, seluruh inderanya menerawang menikmati segala sesuatu yang tidak halal baginya. Ini menjadi langkah pertama bagi seseorang terjerumus ke jurang perbuatan zina yang nista. Oleh karena itu, Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa

sallam telah memperingatkan agar manusia tidak terperangkap perzinaan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya:

???? ??????????????? ????????? ???? ????????????? ???????????? ??????????? ? ??????? ???????? ?????? ? ????? ??????? ??????? ????? ???????????

"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".

?????? ??????????????? ?????????? ???? ?????????????? ???????????? ???????????? ????? ????????? ???????????? ?????? ??? ?????? ??????? ? ?????????????? ????????????? ?????? ???????????? ? ????? ????????? ???????????? ?????? ???????????????? ???? ??????????? ???? ?????? ?????????????? ???? ?????????????? ???? ????????? ?????????????? ???? ?????????????? ???? ????? ?????????????? ???? ????? ?????????????? ???? ???????????? ???? ??? ???????? ?????????????? ???? ????????????? ?????? ?????? ??????????? ???? ??????????

(2)

???? ????????? ????????? ???? ?????????? ?????? ????????? ?????????? ? ????? ?????????? ??????????????? ?????????? ??? ????????? ???? ???????????? ? ????????? ????? ??????? ???????? ??????? ?????????????? ??????????? ???????????

Dan katakan kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami atau ayah, atau ayah suami atau putra-putra mereka atau putra-putra suami mereka atau saudara laki-laki atau putra-putra saudara laki-laki atau putra-putra saudari perempuan mereka, atau wanita-wanita muslimah atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (kepada wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung". (An-Nur/24:30-31)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

?????? ??? ?? ????? ????????? ?? ????????? ???????? ??? ?? ?????????? ?????????????? ?????????? ?????????? ????????????? ?????????? ????????????? ???????????? ??????? ?????????? ????????? ???????? ?????????? ??????????? ???????? ????????? ??????????? ??????? ????????????? ??????????? ??? ????????? ????????????? ( ???? ???? )

"Telah ditentukan atas setiap anak Adam bagiannya dari perbuatan zina, ia pasti melakukannya. Zina kedua mata adalah dengan memandang, zina kedua telinga adalah dengan mendengarkan, zina lisan adalah dengan berbicara, zina kedua tangan adalah dengan menggenggam, dan zina kedua kaki adalah dengan melangkah, sedangkan hati berkeinginan dan berandai-andai, dan kemaluan mempraktekkan keinginan untuk berzina itu atau menolaknya". (Muttafaqun 'alaih) Para ulama menyatakan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai dengan menyebutkan zina mata, karena zina mata adalah asal usul terjadinya zina tangan, lisan kaki, dan kemaluan. Oleh karena itu, hendaklah kita senantiasa waspada dan berusaha sekuat tenaga untuk menjauhi perangkap-perangkap perzinaan, agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan nista ini. Allah

Subhanahu wa Ta’ala:

????? ??????????? ???????? ??????? ????? ????????? ?????? ????????

"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk." (Al-Isra`/17:32)

Zina itu sendiri merupakan hutang yang pasti harus ditebus, dan tebusannya ada pada keluarga kita. Pepatah menyatakan:

(3)

?????????????

Jagalah dirimu, niscaya istri dan anakmu akan menjaga dirinya. Dan berbaktilah kepada orang tuamu, niscaya anakmu akan berbakti kepadamu.

Dalam pepatah Arab lainnya disebutkan: ???????? ?????? ????????? ??? ????????

“Perbuatan zina adalah suatu piutang, dan tebusannya ada pada keluargamu.”

Kita seyogyanya bertanya kepada hati nurani masing-masing, relakah bila anak gadis kita, atau saudara wanita, atau ibu kita dizinai oleh orang lain? Bila tidak rela, maka janganlah berzina dengan anak atau saudara wanita atau ibu orang lain! Bila anda telah tega menzinai anak atau saudara wanita atau ibu seseorang, maka semenjak itu, ingatlah selalu, pada suatu saat perbuatan yang serupa akan menimpa anak gadis anda atau saudara wanita anda, atau bahkan ibu anda! Atas dasar itu, hendaklah kita senantiasa berpikir panjang bila tergoda setan untuk melakukan perbuatan zina, baik zina kemaluan, zina pandangan, atau lainnya. Sebagaimana kita senantiasa mengingat pedihnya hukuman Allah di dunia dan akhirat, sehingga kita tidak mudah terjerembab ke dalam lembah kenistaan ini.

Ibadallah,

Salah satu bentuk hukuman yang diberikan Islam bagi pezina, selain dicambuk ialah

diharamkannya menikah dengannya hingga kemudian ia bertaubat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

????????????? ?????????????? ??????????????? ?????????????? ??????????????? ?????????????? ??????????????? ??????????????

"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik( pula)". (An-Nur/24:26)

Sebagian ulama ahli tafsir menyatakan, ayat ini ada kaitannya dengan ayat ke-3 surat an-Nur, yaitu firman Allah Ta’ala, yang artinya: Lelaki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik, dan perempuan yang berzina tidak dikawini

melainkan oleh lelaki yang berzina atau lelaki yang musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang beriman.

(4)

yang tidak baik pula. Sebaliknya, wanita yang tidak baik, pasangannya ialah orang yang tidak baik pula. Haram hukumnya bagi laki-laki yang baik atau wanita yang baik menikahi wanita atau lelaki yang tidak baik.

Sebagian ulama menjabarkan penafsiran ini secara lebih jelas: "Barangsiapa yang menikahi wanita pezina yang belum bertaubat, maka ia telah meridhai perbuatan zina. Dan orang yang meridhai perbuatan zina, maka seakan ia telah berzina. Bila seorang lelaki rela andai istrinya berzina dengan lelaki lain, maka akan lebih ringan baginya untuk berbuat zina. Bila ia tidak cemburu ketika mengetahui istrinya berzina, maka akankah ada rasa sungkan di hatinya untuk berbuat serupa? Dan wanita yang rela bila suaminya adalah pezina yang belum bertaubat, maka berarti ia juga rela dengan perbuatan tersebut. Barang siapa rela dengan perbuatan zina, maka ia seakan-akan telah berzina. Bila seorang wanita rela andai suaminya merasa tidak puas dengan dirinya, maka ini pertanda bahwa iapun tidak puas dengan suaminya".

Ibadallah,

Oleh karena itu, orang yang terlanjur terjerumus ke dalam perbuatan nista ini, hendaklah segera kembali kepada jalan yang benar. Hendaklah disadari, bahwa perbuatan zina telah meruntuhkan kehormatan dan jati dirinya. Begitu pula hendaklah ia senantiasa waspada dengan balasan Allah

Ta’ala yang mungkin akan menimpa keluarganya.

Bila penyesalan telah menyelimuti sanubari, dan tekad tidak mengulangi perbuatan nista ini telah bulat, istighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa dipanjatkan; bila jalan-jalan yang akan menjerumuskan kembali ke dalam kenistaan ini telah ditinggalkan, maka semoga berbagai dosa dan hukuman Allah Subhanahu wa Ta’ala atas perbuatan ini dapat terhapuskan. Lantas, bagaimana halnya dengan hukuman dera atau cambuk yang belum ditegakkan atas pezina tersebut, apakah taubatnya dapat diterima?

Ada satu kisah menarik pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam . Adalah Sahabat Ma'iz bin Malik radhiyallahu ‘anhu mengaku kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa ia telah berzina. Berdasarkan pengakuan ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar ia dirajam. Tatkala rajam telah dimulai, dan Sahabat Maa'iz merasakan pedihnya dirajam, ia pun berusaha melarikan diri. Akan tetapi, para sahabat yang merajamnya berusaha untuk mengejarnya dan merajamnya hingga meninggal. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diberitahu bahwa Maa'iz radhiyallahu ‘anhu berusaha melarikan diri, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

(?????? ?????????????? ????????? ???? ???????? ?????????? ????? ???????? ) . ????? ???? ???? ???? ???? ? ?? ????

"Tidahkah kalian tinggalkan dia, mungkin saja ia benar-benar bertaubat, sehingga Allah

(5)

Berdasarkan hadits ini dan hadits lainnya, para ulama menyatakan bahwa orang yang berzina, taubatnya dapat diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala, walaupun tidak ditegakkan hukum dera atau rajam baginya. Di antara yang menguatkan pendapat ini ialah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

??????????? ??? ????????? ???? ??????? ???????? ????? ????? ??????????? ????????? ??????? ??????? ??????? ?????? ?????????? ????? ????????? ? ?????? ???????? ??????? ??????

????????????????????? ???? ?????????? ?????? ???????????? ?????????? ?????

?????????????????? ???? ????? ??????? ???????? ??????? ???????? ???????????? ????????? ??????? ?????????????? ????????? ? ??????? ??????? ???????? ????????

"Dan orang-orang yang tidak menyembah sesembahan lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina; barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat pembalasan atas dosanya. Yakni akan dilipatgandakan adzab untuknya pada hari Kiamat, dan ia akan kekal dalam adzab itu dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shalih, maka kejahatannya diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (Al-Furqan/25 : 68-70)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: "Kejelekan yang telah lalu melalui taubatnya yang sebenar-benarnya akan berubah menjadi kebaikan. Yang demikian itu, karena setiap kali pelaku dosa

teringat lembaran kelamnya, ia menyesali, hatinya pilu, dan bertaubat (memperbaharui

penyesalannya). Dengan penafsiran ini, dosa-dosa itu berubah menjadi ketaatan kelak pada hari Kiamat. Walaupun dosa-dosa itu tetap saja tertulis atasnya. Akan tetapi, semua itu tidak

membahayakannya. Bahkan akan berubah menjadi kebaikan pada lembaran catatan amalnya, sebagaimana dinyatakan dalam hadits-hadits shahîh, dan keterangan ulama Salaf."

??????? ????? ???? ???????? ??? ????????? ??????????? ??????????? ????? ?????? ???? ????????? ??????????? ??????????? ???????? ??????? ????? ?????????????? ????? ???? ???????? ???????????? ?????????????? ???? ????? ?????? ????????????????? ??????? ???? ?????????? ?????????? . Khutbah Kedua: ?????????? ??????? ????? ???????? ?????????????? ??????????? ???? ????? ???????????? ??????????????? ?????????? ???? ??? ?????? ?????? ????? ???????? ??? ???????? ????? ?????????? ????? ?????????? ???????? ????????????? ?????? ????? ???????? ??????? ????? ????????????? ????????? ??????????? ?????????? ?????? ?????? : ??????? ?????? ?????????? ????? ?????????

(6)

Kaum muslimin rahimakumullah,

Bolehkah menikah dengan pezina yang sudah bertaubat?

Menurut pendapat mayoritas ulama yang memiliki kredibilitas keilmuan, mereka membolehkan pernikahan dengan pelaku perzinaan yang benar-benar telah bertaubat.

Syaikh asy-Syinqithi rahimahullah berkata: "Ketahuilah, menurutku, pendapat ulama yang paling kuat ialah: bila lelaki pezina dan wanita pezina telah berhenti dari perbuatan zina, mereka

menyesali perbuatannya dan bertekad tidak mengulanginya, maka pernikahan mereka sah. Sehingga seorang lelaki dibenarkan untuk menikahi wanita yang pernah ia zinahi setelah keduanya bertaubat. Sebagaimana dibolehkan bagi orang lain untuk menikahinya, tentunya setelah mereka bertaubat. Yang demikian itu, karena orang yang telah bertaubat dari dosa bagaikan orang yang tidak pernah melakukan dosa".

Bila pezina itu seorang wanita, dan ia hamil dari hasil perzinaannya, maka untuk dapat menikahinya disyaratkan hal lain, yaitu wanita itu telah melahirkan anak yang ia kandung, sebagaimana ditegaskan pada fatwa Komite Tetap Untuk Fatwa Kerajaan Saudi Arabia berikut: "Tidak dibenarkan menikahi wanita pezina dan tidak sah akad nikah dengannya, hingga ia benar-benar telah bertaubat dan telah selesai masa iddahnya".

Ibadallah,

Salah satu wujud dari taubat seseorang dari perbuatan dosa, ialah tidak menceritakan perbuatan dosanya kepada orang lain. Karena menceritakan lembaran kelam kepada orang lain merupakan pertanda lemahnya rasa malu, penyesalan dan lemahnya rasa takut kepada Allah Subhanahu wa

Ta’ala. Bahkan menceritakannya menjadi pertanda adanya kebanggaan dengan perbuatannya

yang nista itu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

????? ???????? ???????? ?????? ???????????????? ??????? ???? ?????????????? ???? ???????? ????????? ??????? ??????????? ????? ???????? ?????? ???????? ????? . ?????????? : ???

??????? ???????? ???????????? ????? ??????? ?????? ????? ?????????? ??????? ?????????? ???????? ?????? ????? ?????? .( ???? ???? )

"Setiap ummatku akan diampuni, kecuali orang-orang yang berterus-terang dalam bermaksiat. Dan di antara perbuatan berterus-terang dalam bermaksiat ialah, bila seseorang melakukan

kemaksiatan pada malam hari, lalu Allah telah menutupi perbuatannya, akan tetapi ia malah berkata: "Wahai fulan, sungguh tadi malam aku telah berbuat demikian dan demikian," padahal Rabbnya telah menutupi perbuatannya, justru ia malah menyingkap tabir Allah dari dirinya". (Muttafaqun 'alaih)

(7)

(???????????? ?????? ?????????????? ??????? ????? ????? ????? ??????? ??????? ? ?????? ??? ?????????????? ???????? ????? ????? ??????? ? ????????? ???? ?????? ????? ??????????

?????? ???????? ??????? ????)

"Jauhilah olehmu perbuatan-perbuatan nista yang telah Allah ‘Azza wa Jalla larang, dan barang siapa yang melakukannya, maka hendaknya ia menutupi dirinya dengan tabir Allah ‘Azza wa

Jalla, karena barang siapa yang menampakkan kepada kami jati dirinya, maka kamipun akan

menegakkan hukum Allah." (Riwayat al-Baihaqi dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani).

Berdasarkan dalil ini dan juga dalil lainnya, para ulama menyatakan, dianjurkan bagi orang yang telah terjerumus dalam perbuatan dosa agar merahasiakan dosanya itu dan tidak

menceritakannya. Oleh karena itu, tidak sepantasnya seorang wanita yang pernah berbuat zina dan sudah bertaubat menceritakan masa silamnya kepada siapapun, termasuk kepada laki-laki yang melamarnya. Terlebih, bila wanita itu benar-benar telah bertaubat dan menyesali dosanya. Karena yang wajib untuk diceritakan kepada laki-laki yang melamar adalah cacat atau hal-hal yang akan menghalangi atau mengurangi kesempurnaan hubungan suami istri. Adapun perbuatan dosa, terlebih yang telah ditinggalkan dan telah disesali, maka tidak boleh diceritakan, karena siapakah dari kita yang tidak pernah berbuat dosa?

Ibadallah,

Pada kesempatan ini, saya merasa perlu untuk mengingatkan saudara-saudaraku, agar senantiasa menjadikan pasangan hidupnya sebagai cermin dari jati dirinya. Bila anda menjadi marah atau benci karena mengetahui adanya kekurangan pada pasangan anda, maka ketahuilah, anda pun memiliki kekurangan serupa atau lainnya, yang mungkin lebih besar dari kekurangannya. Bila anda merasa memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh pasangan anda, maka ketahuilah, ia pun memiliki kelebihan yang tidak ada pada diri anda. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa

sallam telah berpesan kepada kita dengan sabdanya:

?? ???????? ???????? ????? ?? ?????? ???? ??????? ?????? ??????? ?????

"Janganlah seorang mukmin membenci wanita mukmin, bila ia membenci suatu perangai darinya, niscaya ia suka dengan perangai yang lain." (HR. Muslim).

Demikianlah, seyogyanya seorang muslim bersikap dan berfikir, tidak sepantasnya bersifat egois, hanya suka menuntut, akan tetapi tidak menyadari kekurangan yang ada pada dirinya sendiri. Bila kita menuntut agar pada diri calon pasangan kita memiliki berbagai kriteria yang sempurna, maka ketahuilah, calon pasangan kita pun memiliki berbagai impian tentang pasangan hidup yang ia dambakan. Karenanya, sebelum kita menuntut, terlebih dahulu wujudkanlah tuntutan kita pada diri kita sendiri. Dengan demikian, kita akan dapat berbuat adil dan tidak semena-mena bersikap dan dalam menentukan kriteria ideal calon pasangan hidup.

(8)

Semoga pemaparan singkat ini bermanfaat bagi kita, dan semoga Allah Ta’ala mensucikan jiwa kita dari noda-noda kenistaan. Wallahu Ta’ala A'lam bish-Shawab.

????? ?????????? ???????? ?????????????? ????? ?????? ?????????? ??????? ?????? ???????? ???????? ?????? ????????? ?????? ????? ???????? ?????????? ??????? ?????????? ??????????????? ??????? ???????? ?????????? ???????????? ?????????????? ??????? ???? ????? ????? ???????????? ?????? ????? ????? ??? ???????: (????? ??????? ?????????????? ?????????? ????? ?????????? ??? ???????? ????????? ??????? ??????? ???????? ??????????? ??????????) [???????:56] . ?????????? ????? ????????? ????? ???????? ???????????? ?????????? ?????????? ??????? ?????????? ???? ?????????? ??????????????? ????????????? ???????????????? ?????? ??????? ????????? ???????????? ?????????? ?????? ???????????? ????????????? ?????? ??????????????? ?????? ?????????? ??????????? ????? ?????? ?????????? ??????????? ??????? ??????????? ????????????????? ????????? ????????? ????????????????? ????????? ????????? ?????????? ????????? ????? ???????? ?????? ???????????? ????????? ??????? ?????????????? ??????? ??? ????? ?????????????. ??????????? ???? ??????? ??????????? ????????????????? ???????? ???????????? ??????????? ????????? ???????? ??? ????????? ????????? ???????????? ??? ????????????? ????????? ?????????? ?????????? ???????????? ?????? ??????????? ???????? ??????? ????? ????? ?????? ????????? ??????????? ?????? ?????????? ??? ????????????? ??????????? ???????? ????????????? ??????????? ????? ?????????? ??? ????????????? ??????????? ??????? ?????????? ????? ??????? ????????????? ??????????????? ?????????? ?????? ???????? ???????? ??? ??????? ???? ???????? ??????????????. ??????????? ???????? ??????? ???????????? ????????????? ??????? ????????????? ?????? ?????????? ????? ???????????? ??????????? ???????? ?????????????? ?????????? ???????? ????????? ????????? ????????????????? ??????????? ??????? ???????????? ????? ????????? ??????????? ??????????? ??????????? ??????????? ??????????? ?????????? ????????? ??????? ??????? ??????????? ????? ?????? ????????? ??????????? ??? ????? ?????????????? ???????? ????????? ?????? ??????? ?????? ??????????? ??????????? . ??????? ?????? (????? ??????? ???????? ??????????? ????????????? ?????????? ??? ?????????? ????????? ???? ???????????? ???????????? ??????????? ?????????? ??????????? ????????????* ?????????? ???????? ??????? ????? ??????????? ???? ????????? ??????????? ?????? ???????????? ?????? ?????????? ??????? ?????????? ???????? ????? ??????? ???????? ??? ???????????) [?????:90-91]? ???????????? ????? ????????????? ????????????? ????? ???????? ??????????? ?????????? ????? ????????? ??????? ???????? ??? ???????????? . (Diadaptasi dari tulisan Al-Ustadz Muhammad Arifin Badri di majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun XII/1429H/2008).

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Muncul beberapa pertanyaan yang harus di jawab yaitu : Bila seorang laki-laki menghamili sorang wanita, lalu dia menikahinya dalam keadaan si wanita sedang hamil atau

Perbedaan pendapat ulama tentang menikahi wanita hamil karena zina sedikit membawa rahmat bagi ummat, karena dengan adanya pendapat boleh dinikahi oleh bukan orang yang

Koperasi untuk segera melaksanakan pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan penguasaan (performance), peningkatan keahlian (Skill) dan peningkatan sikap (attitude) pengurus

Dalam UU Wakaf, pasal 62 yang menjelaskan tentang penyelesaian sengketa mengenai wakaf, disebutkan apabila penyelesian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat 1

Kemajuan tambang berfungsi untuk mengetahui kemajuan tambang setiap bulan dengan rencana produksi yang ditargetkan, sehingga dapat mencapai target produksi.Kemajuan tambang

Dengan metode squash semi permanen pewarna asetoorsein panjang dan bentuk masing-masing pasangan kromosom sulit ditentukan secara pasti, sehingga susunan karyotipe kromosom

Hal ini disebabkan unit penggudangan yang dirancang merupakan bagian dari pabrik biskuit crackers, bukan bagian terpisah dari pabrik yang harus mendirikan gudang di lahan

Mekanisme pemberian kredit TASBIH (Talangan Anggaran Sementara Biaya Ibadah Haji) yang ada di PD BPR BKK GROGOL KPO Sukoharjo. Kredit TASBIH dari PD BPR BKK GROGOL