• Tidak ada hasil yang ditemukan

REGULASI PADA BAKTERIOFAGE DAN VIRUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "REGULASI PADA BAKTERIOFAGE DAN VIRUS"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

REGULASI EKSPRESI GEN PADA

BAKTERI OFAGE DAN VI RUS

• Fage/ virus

Æ

memanfaatkan perangkat sel inang untuk sintesis DNA/ protein

• Strategi memanfaatkan sel inang

Æ

mensintesis 4 makromolekul:

1. RNA polimerase baru

Æ

khusus mentranskripsi kromosom virus

2. Subunit RNA pol baru

Æ

berasosiasi dengan polimerase sel inang, hanya mentranskripsi kromosom virus

(2)

Regulasi pada fage T7

2 kategori gen:

ƒGen awal (

early genes

): Klas I

Æ

diekspresikan pertama

ƒGen lambat (

late genes

):

Klas I I dan Klas I I I Æ

(3)

Regulasi pada fage T7

3 kelompok gen

1. Produk gen awal

Æ

menghambat sintesis RNA inang

2. Produk gen metabolisme DNA (enzim untuk replikasi kromosom virus & nuklease untuk degradasi kromosom sel inang

Æ

nt bebas)

(4)

Ekspresi T7

1. Gen-gen klas I diekspresikan oleh RNA pol sel inang

Æ

transkrip panjang

Æ

dipotong oleh RNaseI I I dari sel inang

Æ

5 mol mRNA

Æ

translasi oleh ribosom dari sel inang

Produk:

• antirestriksi (0.3)

Æ

melindungi kromosom virus dari degradasi oleh enzim restriksi sel inang

• protein kinase (0.7)

Æ

modifikasi RNA pol sel inang, membatasi ekspresi gen klas I dan menjamin ekspresi gen klas I I dan I I I

• RNA polimerase T7 (1)

Æ

transkripsi klas I I dan I I I (80% genom virus T7)

• Ligase (1.3)

Æ

menyambung fragmen DNA 2. Gen-gen klas I I diekspresikan oleh RNA pol T7

-replikasi DNA virus 3. Gen-gen klas I I I

(5)

Suharsono

.2005. BTK505. IPB

S

ik

lu

s

fa

g

e

T

(6)

Regulasi pada SPO1

• SPO1: virus besar, menginfeksi

Bacillus subtilis

• 3 kelompok gen:

early

,

middle

,

late

1. Gen awal

Æ

RNA pol sel inang (menghasilkan produk gen 28)

2. Gen tengah

Æ

RNA pol sel I nang yang mengandung produk gen 28 pada posisi faktor

σ

–Faktor

σ

mengenali –35: TTGACA dan -10: TATAAT pada gen awal SPO1

–Produk gen 28 mengenali –35: AGGAGA dan -10: TTTTTT pada gen tengah SPO1

–Menghasilkan produk gen 33 dan 34

(7)

Regulasi pada SPO1 (lanjutan)

Transisi ekspresi gen awal ke gen tengah dan dari gen tengah ke gen akhir melibatkan modifikasi RNA

(8)

Regulasi pada

λ

Setelah menginfeksi

E.coli

,

λ

menempuh: 1. Siklus litik

Æ

sel inang lisis

Æ

100 fage

(9)

Siklus litik atau lisogenik?

(10)

Regulasi selama siklus litik

λ

Fase litik meliputi 3 fase: • Fase

I mmediate-early

• Fase

Delayed-early

• Fase

Late

Fase

I mmediate-early

Kromosom

λ

masuk, transkripsi oleh RNA pol sel inang. I nisiasi transkripsi dimulai dari PR

(transkripsi ke kanan)

Æ

gen

cro

dan PL (transkripsi ke kiri) Æ gen

N

. Protein N diperlukan untuk transisi dari

immediate-early

ke

delayed early

(seperti produk

(11)

Regulasi selama siklus litik

λ

Fase

Delayed-early

Dimulai saat protein N

menstimulasi transkripsi gen-gen

delayed- early

, mengekspresikan gen

cI I

dan

cI I I

(relevan untuk siklus lisogenik), gen

O, P

(untuk replikasi kromosom

λ

) dan

Q

(untuk transisi dari delayed-early ke late, seperti produk

gen 33

dan

34

dari SPO1)

Fase

Late

Dimulai saat protein Q

menstimulasi transkripsi gen-gen

(12)

Transkripsi gen-gen

immediate-early

RNA polimerase sel inang:

ƒKanan: P

R

Æ

cro

(13)

Transkripsi

delayed-early

RNA polimerase sel inang (faktor

δ

diganti protein N)

ƒKanan: P

R

Æ

cI I , O, P, Q

(14)

Keadaan lisogeni

• Siklus lisogeni memerlukan:

1. Protein represor

λ

Æ

menghambat ekspresi gen-gen untuk siklus lisis

– Disandi oleh gen

cI

di bawah kontrol PRE (

promoter for repressor establishment

)

2. Protein I nt

λ

Æ

integrasi ke kromosom

E. coli

– Disandi oleh gen

I nt

di bawah promoter PI NT

(15)
(16)

Protein cI I dan cI I I

• Protein cI I

Æ

protein regulator (aktivator) seperti CAP

Æ

mengikat daerah –35 dari PRE dan PI NT

Æ

menstimulasi RNA pol menempel pada promoter sehingga kedua operon ditranskripsikan

(17)

Mekanisme Lisogeni

• Represor

λ

Æ

mengikat operator (OL dan OR),

mencegah transkripsi gen-gen yang dikontrol PR dan PL yaitu: gen N dan cro

• N dan CRO tidak stabil

Æ

konsentrasi di dalam sel turun (rendah)

• N rendah

Æ

menghambat transkripsi gen-gen

delayed-early

yang tergantung N, yaitu: O, P, Q

• Q rendah/ tidak ada

Æ

mencegah ekspresi gen-gen dan

late

Æ

tidak terjadi siklus lisis

• Protein I nt

Æ

perantara rekombinasi situs spesifik

(18)

Strategi

λ

dalam memilih siklus

1. Menghasilkan protein-protein N dan Q, yang

berinteraksi dengan RNA pol dan mempengaruhi pembacaan terminator

Æ

lisis

2. Menghasilkan protein aktivator cI I yang mengikat

daerah promoter dan memudahkan RNA pol menempel pada promoter

Æ

lisogeni

(19)

I nteraksi represor- operator

• Mutasi gen cI

Æ

plak jernih (WTÆ plak keruh: lisis & lisogeni)

• Mutasi cI I - dan cI I I -

Æ

plak jernih

• Represor: stabil, 26 kDa, berinteraksi dengan operator sebagai dimer

• Mutan operator (OL- dan OR-)

Æ

virulen (represor normal tapi tidak dapat mengikat operator

Æ

tidak dapat

(20)

• Operator mempunyai 3 situs penempelan (OL1, 2, 3; OR1, 2, 3)

• Operator tumpang tindih dengan promoter

• Setiap situs penempelan = 17 nt, dipisahkan dengan yang lain oleh daerah kaya AT

• Setiap mutasi pada situs penempelan

Æ

virulen

= mutasi Æ virulen

(21)

Lisis- Lisogeni

• Lisis/ lisogeni ditentukan oleh 6 protein regulator yang berkompetisi, yaitu: N, Q, cI I , cI I I , cI , dan cro

Protein cro

(

control of repressor and other things

) – paling menentukan terjadinya siklus lisis atau

lisogeni

– diekspresikan segera setelah infeksi

λ

– tidak memerlukan protein N

– ada sebelum produk cI (represor), cI I dan cI I I ada di dalam sel

– represor, dapat mengikat OR dan OL seperti represor cI (tapi kurang efisien dan kurang stabil) Æ tidak dapat menghambat secara penuh ekspresi gen-gen

(22)

Mekanisme Lisis- Lisogeni

• Lisogeni memerlukan ekspresi gen

cI

Æ

perlu cI I dan cI I I untuk mengaktifkan PRE

• Lisis memerlukan ekspresi seluruh gen

Æ

perlu antiterminator N dan Q

• Transkripsi

cI

lebih sensitif terhadap penurunan cI I / cI I I daripada transkripsi untuk gen-gen yang terlibat dalam siklus lisis terhadap penurunan N dan Q

Æ

jika cro banyak

Æ

menempel pada OR dan OL

Æ

cI I dan cI I I rendah

Æ

cI tidak diekspresikan

Æ

ekspresi seluruh gen

λ

Æ

siklus lisis

Æ

jika cro sedikit

Æ

tidak kuat menempel pada OR dan OL

Æ

ekspresi cI I dan cI I I normal

Æ

cI

diekspresikan

Æ

siklus lisogeni

– tingkat produksi cro

Æ

temperatur, keadaan

(23)

Keadaan

E. coli

lisogeni

• Bakteri lisogenik untuk

λ

(

E. coli

(

λ

)) kebal terhadap superinfeksi (+

λ

)

E. coli

(

λ

) +

λ

Æ

DNA

λ

masuk tapi tidak terjadi lisis pada bakteri

• Profage mensintesis represor cI pada tingkat rendah

Æ

menempel pada PROR dan PLOL pada profage (menjaga kondisi lisogeni) dan PROR dan PLOL pada

λ

yang masuk (mencegah replikasi dan integrasi kedalam kromosom

E.

coli

krn situs attB sudah ditempati)

Æ

kromosom

λ

(24)

• Transkripsi represor pada tingkat rendah di

E. coli

(

λ

) dikontrol oleh PRM (

promoter for repressor maintenance

) yang tidak memerlukan cI I dan cI I I (beda dengan PRE) • Transkripsi dari PRM dikontrol oleh protein cI :

Jika represor cI rendah

Æ

PRM dirangsang

Æ

transkripsi cI

(25)

I nduksi lisis dari keadaan profage

• Lisis terjadi karena protein represor cI tidak dapat menghambat ekspresi operon dari profage

λ

• Kehilangan secara spontan profage

λ

dari kromosom

(26)

1. I nduksi zigotik

• Sel donor lisogenik Hfr x sel resipien non lisogenik

– Jika kromosom yang mengandung profage masuk ke sel resipien

Æ

tidak menemui protein represor

Æ

transkripsi dari PROR dan PLOL

Æ

siklus lisis

– Tidak terjadi lisis jika sel resipien adalah

E. coli

(27)

2. Mutasi pada cI

• Mutan cI 857

Æ

sintesis protein represor thermolabil (stabil pada 30oC, tidak aktif pada 42oC)

(28)

3. Perlakuan bakteri lisogenik yang dapat

merusak DNA ( dengan irradiasi UV, mitomisin,

sinar X)

• Mekanisme: perbaikan DNA dengan sistem SOS

• Bila DNA rusak dan tidak dapat diperbaiki dengan replikasi,

E. coli

mensintesis protein RecA

Æ

memudahkan sintesis enzim SOS termasuk untuk replikasi tanpa DNA cetakan. RecA adalah protease yang dapat merusak represor LexA (menekan enzim sistem perbaikan kesalahan), dan represor

λ

dalam

E.

coli

(

λ

).

(29)

Regulasi SV40

Produk gen

early

• Antigen t (15kD) • Antigen T (96 kD)

Æ

Transkrip sama, beda

splicing

Produk gen

late

• Protein kapsid (VP1, VP2, VP3)

Æ

beda

splicing

– mRNA late

Æ

splicing

:

(30)

Regulasi sintesis protein SV40

• I nfeksi (8-10 jam)

Æ

gen

early

(gen A penyandi antigen T) ditranskripsikan oleh RNA pol dan

ditranslasikan oleh ribosom sel inang

• Mutan tsA (antigen T thermolabile)

Æ

tidak dapat memulai replikasi kromosom virus & tidak dapat memulai transkripsi gen-gen late untuk protein kapsid virus

(31)

Promoter early (EI dan EII) dekat dengan ORI dan gen early A

Situs penempelan antigen T (I, II, III) bebas Æ transkripsi oleh

RNA pol dari EI

Melekatnya antigen T (tetramer) pada situs I Æ Inisiasi transkripsi dari situs EII

Penempelan antigen T pada situs II Æ transkripsi gen A berhenti Æ ekspresi gen-gen late

(32)

Kromosom SV40 menginfeksi sel inang:

• RNA pol memilih promoter EI untuk memulai transkripsi genA

Æ

sintesis antigen T

• Akumulasi antigen T (tetramer)

Æ

mengikat situs I

Æ

inisiasi transkripsi dari EI dihambat, sehingga RNA pol

menempel pada promoter EI I untuk melakukan transkripsi antigen T Æ jumlah antigen T banyak

Æ

mengikat semua situs I , dan I I Æ transkripsi gen early berhenti, dan

replikasi DNA SV40 dan transkripsi gen-gen

late

dimulai

(33)

Kenapa terjadi early/ late?

• Promoter EI dan EI I jauh lebih kuat daripada promoter pada gen-gen

late

sehingga transkripsi oleh RNA pol pada gen A sangat intensif

Æ

produk antigen T banyak • Antigen T menghambat ekspresi gen-gen

early

,

sehingga RNA pol memulai ekspresi gen-gen late

‰Sintesis antigen T

Æ

regulasi autogenous (~ represor

λ

~ trp)

Referensi

Dokumen terkait

atau maksud pokok mengadakan akad, dan juga ijab qabul, tetapi untuk kasus pembulatan nominal atau pengembalian uang sisa antara penjual dan pembeli tidak memenuhi

Sebuah bilangan

Bengkulu menyatakan bahwa guru Matematika di Kabupaten Kepahiang belum menggunakan alat peraga apalagi media film dalam mengajarkan materi matematika, sehingga proses

yang selama ini telah berproses bersama baik suka maupun duka sekaligus pembimbing pelatihan militer skripsi penulis dan calon dosen hebat di masa mendatang, Terima kasih

Selanjutnya yang dimaksud dengan ketuaan optimal adalah keadaan buah durian di pohon yang paling tepat untuk dipanen yaitu buah belum retak, belum jatuh dari

Masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Asset size, Credit risk, Total deposits to total assets, Interest rate, Operating efficiency,

Dengan demikian unsur masukan dalam konsep badan usaha meliputi pengorbanan dari semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ekonomi lembaga dan nilai tambah menunjukkan keluaran

Untuk maksud tersebut maka Dinas Kesehatan melalui Seksi Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan mengadakan Pelatihan Asuhan Persalinan Normal ( APN ) yang bekerjasama