• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI ALDEHIDA DAN KETON sifat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IDENTIFIKASI ALDEHIDA DAN KETON sifat "

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KELAS AKHIR PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

MAHASISWA FARMASI ANGKATAN 2013 KELAS B

LABORATORIUM KIMIA FARMASI PROGRAM STUDI D3 FARMASI

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MULAWARMAN

(2)

PERCOBAAN II

IDENTIFIKASI ALDEHIDA DAN KETON

A. Tujuan

Untuk dapat mengidentifikasi dan membedakan antara senyawa aldehid dan keton serta mengetahui perubahan dan reaksi reduksi yang terjadi pada aldehid dan keton.

B. Dasar Teori

Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen.

R C H

O

(Aldehid)

Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil, dua gugus aril, atau sebuah alkil dan sebuah aril. Keton tidak mengandung atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil. Karbon yang terdapat pada gugus karbonil adalah hibrida sp2.

Seperti juga pada alkena, karbon hibrida sp2 membentuk ikatan tiga sigma

yang terletak pada suatu bidang. Sudut antara dua ikatan sigma kira-kira 120°. Dalam gugus karbonil, salah satu atom yang terikat pada karbon dengan ikatan sigma atom oksigen. Karbon dan oksigen disatukan dengan suatu ikatan.

Oleh karena aldehida dan keton tidak mengandung hidrogen yang terikat pada oksigen, maka tidak dapat terjadi ikatan hidrogen seperti pada alkohol. Aldehid dan keton adalah polar dan dapat membentuk gaya tarik-menarik elektrostatik yang relatif kuat antar molekulnya. Bagian positif dari sebuah molekul akan tertarik pada bagian negatif dari yang lain.

(3)

atom hidrogen dari air atau alkohol. Salah satu pembuatan aldehida adalah oksidasi dari alkohol primer

(Rismiyanto, 2009). Aldehida dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul karena tidak adanya gugus hidroksil (–OH). Dengan demikian titik didihnya lebih rendah dibanding alkohol. Tetapi, aldehida dan keton dapat saling tarik melalui interaksi polar-polar, sehingga titik didihnya lebih tinggi dibanding alkana.

Aldehida dan keton ialah keluarga besar dari senyawa organik yang masuk ke dalam kehidupan sehari-hari kita. Aldehid dan keton dicirikan oleh adanya gugus karbonil. Aldehida memiliki sedikitnya 1 atom hidrogen melekat pada atom karbon karbonil. Gugus sisanya dapat berupa atom hidrogen lain atau gugus organik alifatik atau aromatik. Gugus –CH=O yang merupakan ciri dari aldehida sering disebut gugus formil. Pada keton, atom karbon karbonil terhubung dengan dua atom karbon lain. Senyawa–senyawa aldehid dan keton menimbulkan bau wangi pada banyak buah-buahan dan parfum mahal, contohnya sinamaldehida (suatu aldehida) menyebabkan bau kayu manis (sinaman), dan siveton (suatu keton) yang digunakan untuk bau musky (menyengat, sumber asli dari semacam rasa) pada banyak parfum. Formaldehida merupakan komponen dari berbagai material dalam bangunan rumah.

(Riawan, 2010). Gugus aldehid dapat dikenal reaksi kondensasi dengan senyawa aldehid atau keton. Kondensasi antara senyawa aldehid dengan aldehida atau keton dengan keton lain dikenal sebagai reaksi kondensasi aldol. Emisi dari aldehid atau keton menyebabkan bau yang tidak menyenangkan di ruang penyimpanan.

(4)

sekunder. Gugus karbonil adalah polar. Tidak seperti ikatan rangkap karbon-karbon, gugus ini dapat dimasuki suatu nukleofil pada karbon karbonil dan suatu elektrofil pada oksigen karbonil. Aldehida bereaksi lebih cepat dan lebih sempurna dari pada keton. Penyebab perbedaan kereaktifan adalah keton lebih stabil dari pada aldehida. Stabilitas keton yang lebih besar disebabkan oleh adanya delokalisasi muatan positif karbonil karbon secara induksi. Alasan lain mengapa keton kurang reaktif adalah adanya hambatan sterik dalam hasil adisi dan keadaan transisinya. Karbonil karbon dari aldehida lebih terbuka dan hasil adisinya memiliki hambatan sterik yang lemah.

Reagen (RMgX) adalah suatu nukleofil kuat yang apabila direaksikan dengan aldehida dan keton akan menghasilkan alkoksida. Penambahan asam pada alkoksida akan menghasilkan alkohol. Reagen Grignard bereaksi dengan formaldehida menghasilkan alkohol primer, dengan aldehida lain akan menghasilkan alkohol sekunder, dan dengan alkohol akan menghasilkan alkohol tersier. Oleh sebab itu,sedikit asam diperlukan sebagai katalis agar terjadi adisi pada gugus karbonil. Reaksi adisi disini adalah reversibel. Hanya aldehida yang paling reaktif seperti formaldehida dan kloral yang dapat membentuk hidrat yang stabil.

(Riswiyanto, 2009) Aldehida dan keton adalah senyawa yang sangat penting. Beberapa dari padanya seperti aseton (CH3COCH3) dan metilketon

(CH3COCH2CH3) dipakai dalam jumlah besar sebagai pelarut. Larutan pekat

formaldehida (HCHO) dalam air dipakai untuk mengawetkan jaringan hewan dalam penelitian biologi. Gugus karbonil tak jenuh dan juga polar sehingga reaksinya mudah dihubungkan dengan teori elektron. Salah satu reaksi penting yang terjadi pada gugus karbonil aldehida dan keton adalah adisi pada ikatan rangkap karbon-oksigen (Pine, 1988).

Formaldehida (H2C=O) adalah gas yang mudah terbakar, tak

(5)

Larutan 37% formaldehida dalam air (dengan metanol sebagai zat penstabil) disebut formalin. Formalin dipakai sebagai desinfektan, insektisida, fumigan, larutan pengawet mayat, dalam industri bahan peledak, resin, plastik, tekstil, zat warna dan senyawa lainnya. Apabila larutan formaldehida ini dikentalkan akan terbentuk polimer putih yang dinamakan paraformaldehida. Polimer ini dipakai dalam desinfektan dan industri. Apabila dipanaskan,

paraformaldehida membentuk gas formaldehida.

Asetaldehida (CH3C=O) adalah cairan yang mudah terbakar, tak

berwarna, larut dalam air dan baunya merangsang. Senyawa yang mudah menguap ini merupakan suatu narkotika dan penyebab gatal yang beracun. Apabila dosisnya tinggi dan uapnya terhisap, kematian dapat terjadi karena tak dapat bernafas. Asetaldehida dipakai dalam pembuatan zat warna, plastik, karet sintetik dan senyawa lainnya. Asetaldehida dapat dipolimerisasi

menjadi senyawa siklik paraldehida dan metaldehida.

(Pine, 1988). Asetaldehida mendidih didekat suhu kamar (titik didih 20°C). Senyawa ini dibuat terutama melalui oksidasi etilena dengan bantuan katalis paladium-tembaga. Aseton (CH3)2 C=O merupakan suatu zat cair yang mudah terbakar

(6)

keton telah diisolasi dari tanaman dan hewan. Banyak diantaranya terutama yang berbobot molekul tinggi, berbau sedap. Senyawa tersebut umum dikenal dengan nama biasa yang menyatakan sumber alam atau sifat khasnya. Aldehid aromatik sering digunakan sebagai penyedap. Benzaldehida,yang dikenal dengan minyak buah badam pahit adalah komponen dari buah badam, cairan tak berwarna.

Kamfer adalah keton yang diperoleh dari kulit pohon kamfer, berbau tajam dan enak. Sejak dulu dikenal sebagai obat, sebagai analgetika dalam obat gosok. Dua keton alam lainnya, beta-ionin dan muskon, digunakan dalam minyak wangi. Beta-ionin berbau bunga violet. Formalin digunakan untuk mengawetkan spesimen hayati. Formaldehida dalam larutan bergabung dengan protein dari jaringan sehingga membuatnya keras dan tak larut air. Hal ini mencegah pembusukan spesimen. Aldehida dan keton bereaksi dengan berbagai senyawa, tetapi pada umunya aldehida lebih reaktif dibanding keton. Uji yang paling banyak digunakan untuk deteksi aldehida adalah uji Tollens, Benedict dan Fehling.

a. Uji Tollens

Pengoksidasi ringan yang digunakan dalam uji ini, adalah larutan basa dan perak nitrat. Larutannya jernih dan tidak berwarna. Untuk mencegah pengendapan ion perak sebagai oksida (Ag2O) pada suhu tinggi, ditambahkan

beberapa tetes larutan amonia. Amonia membentuk kompleks larut air dengan ion perak. Jika aldehida dioksidasi dengan pereaksi tollens, terbentuk asam karboksilat, dan pada saat itu ion perak direduksi menjadi logam perak. b. Uji Benedict dan Fehling

Pereaksi benedict dan fehling adalah larutan basa berwarna biru dari tembaga sulfat yang susunannya agak berbeda. Jika aldehida dioksidasi dengan pereaksi benedict dan fehling diperoleh endapan tembaga oksida (Cu2O) yang merah cerah. Aldehida teroksidasi menjadi asam asetat.

(7)
(8)

A. Alat dan Bahan 1. Alat

a. Batang pengaduk

b. Gelas kimia 50 mL; 500 mL c. Gelas ukur 50 mL; 100 mL d. Penangas air

e. Penjepit tabung f. Pipet tetes

g. Pipet volume 10 mL h. Propipet

i. Rak tabung j. Tabung reaksi 2. Bahan

a. Aseton b. Asetalaldehid c. Fruktosa 1 % d. Glukosa !% e. Laktosa

f. Larutan tollens g. NaOH 10% h. NaHSO3 10 %

B. Prosedur Kerja

1. Reduksi Larutan Tollens

a. Dimasukkan 1 mL larutan sampel ke dalam tabung reaksi. b. Ditambahkan 4 tetes tollens, dikocok.

c. Dipanaskan dengan suhu 70o C. Diamati perubahannya.

d. Diulangi percobaan sekali lagi 2. Pembuatan Resin

(9)

d. Diulangi percobaan yang terjadi 3. Keton

a. Dimasukkan 1 mL aseton pada tabung reaksi.

b. Ditambahkan 0,5 mL NaHSO3 pekat ke tabung reaksi, dikocok.

Diamati yang terjadi

c. Dipanaskan seperti percobaan aldehid

(10)

E.Hasil Pengamatan 1. Tabel hasil pengamatan

N

o Sampel Pereaksi Hasil

1.

a. Glukosa + tollens

(11)

CH

b. Laktosa + tollens

(12)

CH

c. Asetaldehid + tollens

H3C C O

H + 2 Ag(NH3)2 +

(13)

-H3C C+

O

-H + 2 Ag(NH3)2 +

+ 2 HO

-H3C C O

-H + 2 Ag(NH3)2 +

+ HO

-OH

H3C C + 2 Ag(NH3)2 +

+ HO

-OH O

+ H+

H3C C + 2 Ag(NH3)2 +

+

OH O

H2O

(14)
(15)
(16)
(17)
(18)

C

f. Keton dan NaHSO3

(19)

O H

C

H3C CH3

S

-O O Na

O

O H

C

H3C CH3

S O Na

O O

(20)

F. Pembahasan

Percobaan ini mengenai identifikasi aldehid dan keton yang bertujuan untuk mengindetifikasi dan membedakan senyawa antara senyawa aldehid dan keton serta mengetahui perubahan dan reaksi reduksi yang terjadi pada aldehid dan keton.

Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hydrogen sedangkan keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus aril atau sebuah alkil dan sebuah aril. Keton tidak mengandung atom hidrogen yang terikat pada gugus karbon.

Percobaan pertama yaitu uji tollens, uji ini bertujuan untuk mengetahui kemudahan aldehid dan keton untuk dioksidasi menjadi asam karboksilat. Pereaksi tollens merupakan oksidator lemah terdiri ion kompleks perak amonia yang larutannya jernih tidak berwarna untuk mencegah pengendapan ion perak sebagai oksida (Ag2O) pada suhu tinggi, maka perlu ditambahkan

beberapa tetes larutan amonia. Amonia nantinya akan membentuk kompleks larut dalam air dalam ion perak.

Larutan tollens dibuat dengan mencampurkan NaOH, AgNO3 dan NH3

sehingga terbentuk ion kompleks [Ag(NH3)2]+ ion kompleks [Ag(NH3)2]+

(21)

karena asetaldehid tidak terbentuk cermin perak, kesalahan ini mungkin terjadi karena keadaan tabung reaksi yang kurang bersih sehingga menenyebabkan larutan tidak bereaksi dengan pereaksi tollens.

Pada percobaan kedua yaitu untuk membuktikan sampel yang digunakan merupakan senyawa aldehid atau bukan. Sampel asetaldehid direaksikan dengan NaOH agar membentuk aldol. Aldol merupakan kondensasi antara dua molekul aldehida yang membentuk satu molekul yang mengandung gugus aldehida CHO dan gugus alkohol OH. Setelah itu dipanaskan terjadi perubahan reaksi kimia pada larutan bening menjadi merah bata. Hal ini menunjukkan bahwa sampel yang diujikan merupakan senyawa aldehid. Prinsip kerja NaOH untuk membentuk resin dari golongan aldehid. Reaksi ini bertujuan untuk membentuk gugs alkali. Asetaldehid direaksikan dengan NaOH menghasilkan uji positif yang ditandai dengan terbentuknya sistem dua fase pada aldehid.

Percobaan yang terakhir yaitu sampel aseton direaksikan dengan NaHSO3. Dalam hal ini aseton dan NaHSO3 mengalami reaksi adisi. Reaksi

adisi yaitu reaksi pemutusan ikatan rangkap menjadi tunggal. Hasil yang diperoleh dari percobaan yang dilakukan yaitu menghasilkan larutan bening. Sifat-sifat dari aseton yaitu cairan tak berwarna, mudah menguap dan berfungsi sabagai pelarut yang baik untuk banyak senyawa organik.

Pada sampel glukosa saat ditambahkan pereaksi tollens dan dipanaskan membentuk endapan perak. Hal ini menunjukkan adanya gugs karbonil aldehid, dalam sampel dengan adanya endapan perak pada dinding tabung.

Pada sampel fruktosa dengan pereaksi tollens menghasilkan endapan cermin perak karena pada fruktosa merupakan senyawa keton yang dapat mengalami reaksi tautomerisasi menjadi ikatan rangkap. Hal inilah yang menyebabkan fruktosa menghasilkan uji positif pada pereaksi tollens.

(22)

G. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Asetaldehid, laktosa, glukosa merupakan senyawa yang mengandung gugs aldehid

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Budhikarjono Kusno, 2007. Perbaikan Kualitas Minyak Sawit Sebagai Bahan

Baku Sabun Melalui Proses Pemucatan dengan Oksidasi. Jurnal Teknik

Kimia. Vol.1 No.2 hal 54-59.

Pine Stanley H. dkk. 1980. Kimia organik I. ITB: Jakarta.

Riawan. S. 2010. Kimia Organik Mahasiswa Kedokteran, Kedokteran Gigi dan

Perawat. Binarupa Aksara Publisher: Tanggerang.

Rismiyanto. 2009. Kimia Organik. Erlangga: Jakarta.

Stepanenko Viatchesla, Ortiz-Marciales Margarita dkk. 2005. Highy

Enantioselektive Carbonyl Reduction With Borane Catalyzed by Chiral

Spiroborate Esters Derived From Chiral 1,2-aminoalcohols. Tetrahedron:

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui dampak pendapatan dan akses pada pelayanan kesehatan pada angka harapan hidup, diperlukan data yang melibatkan ketiga peubah tersebut, yaitu pendapatan, indeks

Jenis-jenis yang terperangkap dengan MT, menunjukkan bahwa dari 2 jenis yaitu (Nyctimenius varicornis dan Trypogeus javanicus) yang terkoleksi di jalur pendakian Apuy ternyata

Pencitraan sebagai negara demokrasi terbesar setelah India dan AS serta negara demokrasi Muslim terbesar tak hanya meniscayakan konsistensi Indonesia dalam praktik

Melalui pendekatan diatas, maka hasil studi yang didapat dalam penelitian ini yaitu distribusi perubahan penggunaan lahan kawasan lindung menjadi kawasan budidaya di Kawasan

Agar usaha peternakan babi yang ada di pedesaan ini dapat berjalan sesuai dengan cara budidaya ternak yang baik, maka dipandang perlu untuk menata kembali sistem

Hasil pengukuran nilai pH pada 10 titik sampel air sumur disajikan pada Tabel 4 yang menunjukkan bahwa terdapat beberapa sampel yang tidak memenuhi persyaratan baku

feedforward setiap neuron masukan

Context: server config, virtual host, directory, .htaccess Status: core.. Override: