• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA (12). docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA (12). docx"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

REAKSI OKSIDASI ALDEHID

OLEH

:

Nama

: Yosephine

Kelas

:XII IPA 2

No Absen :36

SMA XAVERIUS 1 PALEMBANG

(2)

Tujuan : Mengamati Reaksi Aldehid dengan pereaksi Fehlimg/Tollens.

1. Alat :

1.1. 1 buah gelas kimia berukuran 250 mL

1.2. 1 buah gelas ukur 10 mL

1.3. 1 buah pembakar spiritus

1.4. 1 kotak korek api

1.5. 1 tabung rak

1.6. 6 buah tabung reaksi

1.7. 1 buah kaki tiga

2. Bahan :

2.1. 5 mL larutan formaldehid 5%

2.2. 2 mL larutan AgNO3 0,1M

2.3. 5 tetes Fehling A

2.4. 5 tetes Fehling B

2.5. 100 mL air suling

2.6. Beberapa tetes larutan NH3 1M

3. Langkah kerja :

3.1. UJi 1 : Fehling

3.1.1. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu

3.1.2. Gelas kimia berukuran 250 mL diisi dengan 100 mL air suling yang akan

digunakan sebagai penangas air.

3.1.3. Gelas ukur berukuran 10 mL diisi dengan 3 mL larutan formaldehid 5%

kemudian dituangkan ke dalam tabung reaksi.

3.1.4. Tabung reaksi yang berisikan larutan formaldehid 5% diteteskan

(3)

3.1.5. Sebelumnya, gelas kimia yang berisikan 100 mL air suling dipanaskan terlebih

dahulu di atas kaki tiga sebagai penangas air.

3.1.6. Kemudian, tabung reaksi yang berisikan Fehling tersebut dipanaskan dengan

media penangas air hingga terjadi perubahan pada dinding tabung reaksi.

3.2. Uji 2 : Tollens

3.2.1. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.

3.2.2. Gelas ukur berukuran 10 mL diisi dengan 2 mL larutan AgNO3 0,1M

kemudian dituangkan ke dalam tabung reaksi.

3.2.3. Kemudian, tabung reaksi tersebut ditetesi larutan NH3 1M di mana mula-mula

larutan tersebut berubah menjadi keruh, sambil ditetsi tabung reaksi diguncang

ringan hingga berubah warna menjadi lebih jernih.

3.2.4. Gelas ukur berukuran 10 mL diisi kembali dengan 2 mL larutan formadehid

5% yang kemudian dicampurkan dengan tabung reaksi yang sudah

dijernihkan.

3.2.5. Lalu, tabung reaksi tersebut dipanaskan dengan media penangas air hingga

terjadi perubahan pada dinding reaksi.

4. Hasil percobaan :

4.1. Reaksi formaldehid dengan pereaksi Fehling : Warna berubah menjadi merah bata

4.2. Reaksi formaldehid dengan pereaksi Tollens : Warna berubah menjadi cermin perak

(4)

b. Formaldehid dengan pereaksi Tollens

5.2. Apakah persamaan reaksi antara :

a. Formaldehid dengan Pereaksi Fehling?

b. Formaldehid dengan Pereaksi Tollens?

6. Dasar Teori/Pembahasan :

Aldehid adalah senyawa karbonil yang mempunyai sebuah ikatan rangkap C=O.

Aldehid termasuk senyawa yang sederhana jika ditinjau berdasarkan tidak adanya

gugus-gugus reaktif yang lainseperti -OH atau -Cl yang terikat langsung pada atom karbon di

gugus karbonil. Seperti yang biasa ditemukan, misalnya pada asam-asam karboksilat yang

mengandung gugus -COOH.

Aldehida adalah reduktor kuat sehingga dapat mereduksi oksidator-oksidator lemah.

Perekasi Tollens dan pereaksi Fehling adalah dua contoh oksidator lemah yang merupakan

pereaksi khusus untuk mengenali aldehida. Oksidasi aldehida menghasilkan asam

karboksilat. Pereaksi Tollens adalah larutan perak nitrat dalam amonia. Pereaksi ini dibuat

dengan cara menetesi larutan perak nitrat dengan larutan amonia sedikit demi sedikit

hingga endapan yang mula-mula terbentuk larut kembali. Pereaksi Tollens dapat dianggap

(5)

sebagai larutan perak oksida (Ag2O). aldehida dapat mereduksi pereaksi Tollens sehingga

membebaaskan unsur perak (Ag).

Pereaksi tollens merupakan suatu oksidator / pengoksidasi lemah yang dapat

digunakan untuk mengoksidasi gugus aldehid, -CHO menjadi asam karboksilat, -COOH.

Senyawa-senyawa yang mengandung gugus aldehid dapat dikenali melalui uji tollens.

Contoh senyawa-senyawa yang sering diuji dengan tollens adalah formalin, asetaldehid,

dan glukosa. Uji tollens ini dapat digunakan untuk membedakan senyawa-senyawa yang

mengandung gugus karbonil, -CO-. Senyawa karbonil ini dapat berupa aldehid, -CHO jika

gugus karbonilnya terletak di ujung (atom C nomor 1), dan dapat berupa keton, -CO- jika

gugus karbonil berada di tengah rantai C, atau paling tidak pada atom C nomor 2. Karena

sifat pengoksidasinya lemah, maka tollens tidak dapat mengoksidasi senyawa

keton.Pereaksi tollens ini dapat dibuat dari larutan perak nitrat, AgNO3. Mula-mula larutan

ini direaksikan dengan basa kuat, NaOH(aq), kemudian endapan coklat Ag2O yang

terbentuk dilarutkan dengan larutan amonia sehingga membentuk kompleks perak

amoniakal, Ag(NH3)2+(aq).

2AgNO3(aq) + 2NaOH(aq) → Ag2O(s) + 2NaNO3(aq) + H2O(l)

Ag2O(s) + 4NH3(aq) + 2NaNO3(aq) + H2O(l) → 2Ag(NH3)2NO3(aq) + 2NaOH(aq)

Bermacam cara dapat ditempuh untuk membuat pereaksi tollens; yang penting larutan

ini harus mengandung perak amoniakal. Larutan kompleks perak beramoniak inilah yang

dapat mengoksidasi gugus aldehid menjadi asam yang disertai dengan timbulnya cermin

perak. Oleh sebab itu, larutan perak amoniakal ini sering ditulis secara sederhana sebagai

larutan Ag2O.

RCHO(aq) + Ag2O → RCOOH(aq) + 2Ag(s)

Persamaan reaksi redoks yang sebenarnya adalah :

(6)

RCHO(aq) + 3OH-(aq) → RCOOH(aq) + 2H2O(l) + 2e

Bila reaksi dilangsungkan pada bejana gelas, endapan perak yang terbentuk akan

melapisi bejana, membentuk cermin. Oleh karena itu,reaksi ini disebut reaksi cermin

perak.Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A danFehling B. fehling A

adalah larutan CuSO4, sedangkan Fehling Bmerupakan campuran larutan NaOH dan

kalium natrium tartrat.Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan

tersebut,sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalampereaksi Fehling,

ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan

CuO. Reaksi Aldehida denganpereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata dari

Cu2O

7. Kesimpulan :

Pada reaksi oksidasi aldehid, saat direaksikan dengan fehling akan menghasilkan endapan

merah bata sedangkan saat direaksikan dengan tollens akan menghasilkan endapan cermin

perak.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Indikator MO ini berubah warna dari merah pada pH dibawah 3.1 dan menjadi warna kuning pada pH diatas 4.4 jadi warna transisinya adalah orange artinya metil Jingga dalam larutan

Katalis adalah zaat yang mengubah lintasan (mekanisme) suatu reaksi dan akan meningkatkan laju reaksi dengan menurunkan energi aktivasi yang diperlukan agar

Jika bahan makanan ditetesi dengan larutan lugol akan berubah warna menjadi ungu Jika bahan makanan ditetesi dengan larutan lugol akan berubah warna menjadi

Pada percobaan kedua, yanitu mereaksikan antara gula dengan H2SO4, dari hasil pengamatan, campuran yang semula berwarna coklat, lama-kelamaan berubah warna

ditandai dengan warna menjadi merah pekat hal ini dikarenakan larutan KI tak berwarna dan warna Fe(N0 3 ) 3 orange,.. Pada percobaan keempat secara teorinya reaksi antara

Dan ketika ditambahkan dengan 1 tetes KSCN, warna larutan yang semula jingga muda berubah menjadi merah kehitaman yang menandakan bahwa daya reduksi larutan NaBr

Pada menit ketiga logam Zn berubah menjadi warna abu – abu kehitaman, warna larutan CuSO 4 masih tetap biru bening dan mulai muncyl serbuk dipinggiran logam. Pada menit kelima

Setelah keduanya tercampur ternyata terdapat perubahan warna, yaitu dari warna ungu obat PK berubah menjadi hijau setelah itu putih yang membuktikan bahwa larutan mengalami reaksi