• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Obat Bahan Alam - Karakterisasi Jamu Oplosan Dengan Menggunakan Alatspektrofotometer Fourier Transform - Infra Red (Ft-Ir) Di Balai Pengujian Dan Identifikasi Barang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Obat Bahan Alam - Karakterisasi Jamu Oplosan Dengan Menggunakan Alatspektrofotometer Fourier Transform - Infra Red (Ft-Ir) Di Balai Pengujian Dan Identifikasi Barang Medan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Obat Bahan Alam

Obat bahan alam merupakan obat yang menggunakan bahan baku berasal dari alam (tumbuhan dan hewan).Obat bahan alam dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu jamu, jamu herbal terstandar, dan fitofarmaka. Jamu (Empirical based herbal medicine) adalah obat bahan alam yang disediakan secara tradisional, misalnya dalambentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut dan digunakan secara tradisional (Lestari, 2007).

2.1.1. Penggolongan Obat Bahan Alam

2.1.1.1. Jamu

(2)

yaitu yang bertujuan untuk menjaga kesehatan dan yang dimanfaatkan untuk mengobati keluhan penyakit.

Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 246 tahun 1992, pengertian jamu adalah obat tradisional yang bahan bakunya simplisia yang sebagian besar belum mengalami standarisasi dan belum pernah diteliti, bentuk sediaan masih sederhana berwujud serbuk seduhan, rajangan untuk seduhan, dan sebagainya.

Oleh karena itu, jamu merupakan bagian dari obat tradisional yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Melalui proses produksi yang telah dilakukan oleh beberapa industri kecil obat tradisional yang masih menggunakan tekhnologi yang relatif sederhana (tradisional) karena jamu yang dihasilkan adalah berupa serbuk jamu.

Obat bahan alam termasuk jamu yang diproduksi oleh industri obat bahan alam (IOT) maupun industri kecil obat bahan alam (IKOT) mempunyai persyaratanyang sama yaitu aman untuk digunakan, berkhasiat atau bermanfaat dan bermutu baik (lestari, 2007).Pengembangan bahan obat diawali dengan sintesis atau isolasi dari berbagai sumber yaitu dari tanaman, jaringan hewan, kultur mikroba, dan dengan tehnik biotekhnologi (Sukandar, 2008).

(3)

Dalam melangsungkan proses hidup kita harus rasional terhadap banyaknya peredaran jamu dicampur dengan obat-obatan. Misalnya, menggunakan campuran bahan dengan khasiat sejenis pada suatu ramuan dan menggunakan simplisia yang tidak sesuai dengan manfaat yang diharapkan. Untuk itu, tujuan pemanfaatan jamu umumnya tercemin dari nama umum jamu. Jamu yang diproduksi dan didistribusikan di Indonesia dikenal dengan aturan yang ditetapkan Badan POM. Salah satunya, dalam pengemasannya diberi label yang menjelaskan obat tersebut, termasuk tentang manfaat atau khasiatnya. Penjelesan tentang manfaat jamu hanya boleh disampaikan dalam bentuk mengurangi atau menghilangkan keluhan yang dialami seseorang, bukan menyembuhkan suatu diagnosa penyakit. Secara umum, jamu dapat dibedakan menjadi dua yaitu yang bertujuan untuk menjaga kesehatan dan yang dimanfaatkan untuk mengobati keluhan penyakit.

2.1.1.2. Herbal Terstandar

Di dalam bentuk herbal standar ini memiliki sedikit perbedaan dengan jamu.Umumnya, herbal standar telah mengalami pemrosessan, misalnya berupa ekstrak atau kapsul.Ekstrak dari herbal tersebut telah diteliti khasiat dan keamanannya melalui uji pra klinis. Uji tersebut melalui beberapa proses antara lain : uji penerapan standar kandungan bahan, proses pembuatan ekstrak, higenitas, serta uji toksisitas.

(4)

pembuatan jamu.Tenaga kerja yang dibutuhkan pun harus di dukung dengan keterampilan dan pengetahuan membuat ekstrak.Obat herbal ini umumnya ditunjang oleh pembuktian ilmiah berupa penelitian praklinis.Penelitian ini meliputi standarisasi kandungan senyawa berkhasiat dalam bahan penyusun, standarisasi pembuatan ekstrak yang higenis, serta uji toksisitas akut maupun kronis.

2.1.1.3 Fitofarmaka

Merupakan jamu dengan “ Kasta” tertinggi karena khasiat, keamanan, serta standar proses pembuatan dan bahannya telah diuji secara klinis, jamu berstatus sebagai. fitofarmaka juga dijual di apotek dan harus dengan resep dokter (Yuliarti, 2008).

Fitofarmaka ( Clinical Based Herbal Medicine) merupakan obat tradisional yang dapat disejajarkan dengan obat modern. Proses pembuatannya diperlukan peralatan berteknologi modern,tenaga ahli,dan biaya yang tidak sedikit (Lestari, 2007). Fitofarmaka memiliki kekhasan tersendiri, hal ini disebabkan fitofarmaka merupakan obat tradisional yang memiliki keunggulan yang hampir sama dengan obat-obatan. Bahkan tidak jarang fitofarmaka menjadi rekomendasi dokter terhadap pasiennya. Dengan uji klinik yang sama dengan obat-obatan serta menggunakan tekhnologi modern, sehingga fitofarmaka dapat memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan.

(5)

2.1.2 Manfaat dan Bahaya Jamu

Jamu memiliki berbagai macam manfaat yang sangat menguntungkan kesehatan tubuh manusia.

Adapun manfaat dari jamu antara lain :

- Menjaga kebugaran tubuh - Menjaga kecantikan - Mencegah Penyakit - Mengobati Penyakit

Jamu dapat dikatakan juga berbahaya bagi kesehatan dan bahaya yang ditimbulkan pada jamu bersifat akumulatif. Hal ini dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :

- Digunakan secara terus menerus atau sembarangan

- Digunakan dalam jumlah yang berlebihan / dosis berlebih

- Salah mengonsumsi jamu atau mengonsumsi jamu palsu (bercampur dengan obat sintetik) ( Yuliarti, 2008).

Bahaya jamu bagi kesehatan tubuh bergantung pada jenis dan macamnya.

(6)

konsumsi. Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh jamu sangat memungkinkan apalagi dicampurdengan obat-obatan.

2.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Jamu

Jamu memang memiliki kelebihan dibandingkan dengan obat – obatan kimia atau yang kita kenal dengan obat apotik.Namun demikian jamu juga memiliki kekurangan.Karena itu sebelum mengonsumsi jamu hendaknya kita memahami segala kelebihan dan kekurangan jamu dengan baik. Kelebihan jamu diantaranya adalah :

- Harganya relatif murah

- Dapat terjangkau seluruh lapisan masyarakat

- Tersedia di alam sekitar kita, misalnya : kita tanam di halaman sekitar rumah - Kandungan kimia di dalam jamu formulasinya lebih ringan dibandingkan obat

sintetis

- Dapat dikonsumsi sehari-hari karena kandungannya mengandung bahan kimia alami.

Selain berbagai kelebihan di atas jamu juga memilki kekurangan diantaranya yaitu : - Efek yang dirasakan tidak dapat secara spontan

- Belum ada standarisasi yang baku terhadap jamu dalam segi keamanan terhadap produk ini

- Penelitian tentang jamu yang belum banyak dilakukan maka dosis teapat suatu sediaan jamu belum dapat dipastikan dengan jelas.

(7)

- Dosis dan frekuensi premakaian, termasuk seberapa banyak dan berapa kali harus diminum dalam sehari

- Waktu mengkonsumsi sesudah atau sebelum makan

- Pertimbangkan kondidi kesehatan secara menyeluruh, termasuk tekanan darah dan gangguan penmcernaan seperti maag

- Kebersihan,mutu, kualitas produk

- Perhatikan pula tanggal kadarluasa produk

- Jangan mengkonsumsi jamu, obat medis, herbal serta terapi tradisional yang lain pada waktu, hari dan jam yang sama.

-2.2. Obat Sintetis

Obat medis (obat sintetik) adalah obat yang dibuat dari bahan sintetik dan digunakan serta diresepkan dokter dan kalangan medis untuk mengobati penyakit tertentu. Obat medis yang bisa diresepkan mempunyai kekuatan ilmiah karena sudah melalui uji klinis yang dilakukan bertahun-tahun. Meskipun begitu, obat modern memiliki efek samping karena daya tahan tubuh dan kondisi kesehatan masing – masing orang tidak sama.

Obat sintetis adalah obat modern yang dibuat dari bahan sintetik atau bahan alam yang diolah secara modern.Biasanya obat sintetis memiliki standard dan sudah diuji secara klinis dan ilmiah. Adapun salah satu contoh obat sintesis adalah parasetamol atau dengan nama lain N–acetyl–para-aminophenol (Harmanto, 2007).

(8)

natrium hidroksida 1 N; mudah larut dalam etanol.Baku pembanding parasetamol; dilakukan pengeringan di atas silica gel P selama 18 jam sebelum digunakan. Identifikasi spektrum serapan ingramerah zat yang telah dikeringkan di atas pengering yang cocok dan didispersikan dalam kalium bromide P menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada parasetamol (Farmakope, 1995).

Gambar 2.1 Gambar strukur molekul parasetamol( Farmakope,1995)

Metode penentuan pada N–acetyl–para-aminophenol dengan menggunakan cakram KBr memiliki penaksiran spektrum infra merah (IM) yaitu:

Tabel 2.1 Penafsiran Spektrum Infra Merah Parasetamol (Watson,2005)

Bilangan Gelombang (cm-)

Penentuan Keterangan

3360

N-H amida regang Pita ini dapat terlihat cukup jelas meskipun berada di puncak OH regang lebar

3000-3500

OH fenolik regang Sangat lebar karena ikatan hidrogen yang kuat sehingga menutupi pita-pita lain pada daerah ini.

± 3000

(9)

1840 – 1940

Daerah overtonearomatic

Sidik jari cukup jelas, tetapi tidak merefleksikan dua pola pita yang ditujukan untuk p-di-substitusi.

1650 C=O amida regang C=O regangan pada amida terjadi pada bilangan gelombang yang rendah dibandingkan dengan gugus-gugus C=O tak terkonjugasi lainnya.

1608

C=C aromatik regang Pita ini kuat karena cincin aromatik memiliki substituen polar yang meningkatkan momen dipole ikatan C=C pada cincin tersebut.

1568

N-H amida tekukan Dalam hal ini serapan kuat, tetapi tidak selalu berlaku demikian.

1510

C-C aromatik regang Bukti suatu doblet akibat interaksi dengan substituent-substituen cincin.

810

=C-H tekukan Kemungkinan C-H aromatik tekukan, tetapi daerah sidik jari tersebut terlalu rumit untuk sepenuhnya mengandalkan penentuan tersebut.

(10)

pegal linu atau asam urat.Dikarenakan obat ini atau nama lainnyaparasetamol merupakan obatanalgesik(penghilang nyeri) dan antipiretik (penurun panas) (Yuliarti, 2008).

Obat-obatan yang berasal dari senyawa-senyawa kimia memilki berbagai macam khasiat yang antara lain seperti analgesik yaitu menekan atau mengurangi rasa sakit tanpa menghilangkan rasa kesadaran bagi penderita, antipiretik yaitu menurunkan suhu tubuh yang tinggi kembali normal, antihipertensi yaitu menurunkan tekanan darah ysng tinggi, antihipotensi yaitu menaikkan tekanan darah yang rendah ( Sumardjo,2009)

2.2.1 Macam – macam Obat Sintetis

Selain Parasetamol (N-acetyl-para-aminophenol), terdapat juga senyawa obat-obatan yang bersifat antipiretik dan analgesik, yaitu Deksametason, Sibutramin Hidroklorida, Metampiron, Asam Mefenamat, Teofilin, Sildenafil Sitrat. Berikut ini penjelasan efek samping yang ditimbulkan dari obat sintetis tersebut, yaitu :

- Deksametason

(11)

- Sibutramin Hidroklorida

Bahan ini dicampurkan dalam jamu pelangsing.Merupakan obat keras yang hanya boleh digunakan dalam resep dokter, dengan dosis maksimal 15 miligram per hari.Penggunaan Sibutramin hidroklorida dosis tinggi beresiko meningkatkan tekanan darah (hipertensi) dan denyut jantung serta sulit tidur. Tidak boleh digunakan sembarangan oleh penderita gagal jantung, stroke, dan denyut jantung,

- Metampiron

Bahan ini dicampurkan dalam jamu pegal linu dan asam urat.Merupakan obat analgesik yang diresepkan oleh dokter. Menimbulkan efek samping berupa gangguan saluran cerna seperti mual, pendarahan lambung, rasa terbakar, serta gangguan sistem saraf seprtitinnitus (telinga berdenging) dan neuropati , gangguan darah, pembentukkan sel darah dihambat (anemia aplastik), agranulositosis, gangguan ginjal, dan bahkan kematian.

- Asam Mefenamat

Bahan ini dicampurkan dalam jamu pegal linu dan asam urat.Merupakan obat analgesik yang diresepkan oleh dokter.Menimbulkan efek samping mengantuk, diare, ruam kulit, trombositopenia (berkurangnya trombosit dalam darah), anemia hemolitik, dan kejang.Obat ini tidak boleh dikonsumsioleh penderita tukak lambung atau usus, asma dan gangguan ginjal.

- Teofilin

(12)

mual, sakit kepala, insomia, dan denyut jantung yang cepat dan tidak teratur, palpitasi, gangguan saluran cerna.

- Sildenafil Sitrat

Bahan ini dicampurkan dalam jamu kuat pria. Obat ini lebih mudah dikenal dengan nama patennya yaitu Viagra. Merupakan obat keras yang hanya boleh digunakan dengan resep dokter untuk mengatasi gangguan ereksi. Penggunaan yang kurang tepat dapat mengakibatkan gangguan penglihatan, gangguan pencernaan, sakit kepala, reaksi hipersensitif, ereksi lebih dari 4 jam, bahkan kematian. Tidak boleh digunakan untuk seseorang yang mengalami gagal jantung, stroke dan penderita tekanan darah 90/50 mm hg. Sildenafil sitrat memiliki efek samping timbulnya rasa sakit kepala, pusing, dyspepsia, mual, nyeri perut, gangguan penglihatan, rhinitis (radang hidung), myocardial infark, nyeri dada, palpitasi (denyut jantung cepat) dan kematian ( Yuliarti,2008)

2.3.Spektrofotometer Fourier Transform Infrared (FTIR)

(13)

Gambar 2.2 Diagram Skematis Spektrofotometer FT-IR (Watson, 2005)

Instrumen yang digunakan untuk mengukur resapan radiasi infra merah pada berbagai panjang gelombang disebut spektrometer inframerah. Pancaran inframerahumumnya mengacu pada bagian spektrum elektromagnet yang terletak di antara daerah tampak dan daerah gelombang mikro. Pancaran inframerah yang kerapatannya kurang dari pada 100cm-1 (panjang gelombang lebih dari 100 µm) diserap

oleh sebuah molekul organik dan diubah menjadi energi putaran molekul. Penyerapan itu tercatu dan demikian spektrum rotasi molekul terdiri dari garis-garis yang tersendiri (Hartomo, 1986).

(14)

sisa molekul tanpa gerakan nisbi atom-atom di dalam gugusan. Contohnya liukan (twisting), goyangan (rocking) dan getaran puntir yang menyangkut perubahan sudut-sudut ikatan dengan acuan seperangkat koordinat yang disusun arbitter dalam molekul. Hanya getaran yang menghasilkan perubahan momen dwikutub secara berirama saja yang teramati di dalam inframerah (Hartomo, 1986).

Atom molekul bergerak dengan berbagai cara, tetapi selalu pada tingkat energi tercatu. Energi getaran rentang untuk molekul organik bersesuaian dengan radiasi inframerah dengan bilangan gelombang antara 1200 dan 4000 cm-1. Bagian tersebut dari spektrum inframerah khususnya berguna untuk mendeteksi adanya gugus fungsi dalam senyawa organik. Memang daerah ini sering dinyatakan sebagai daerah gugus fungsi karena kebanyakan gugus fungsi yang dianggap penting oleh para kimiawan organik mempunyai serapan khas dan nisbi tetap pada panjang gelombang tersebut (Pine, 1988).

(15)

Daerah spektrum FT-IR dibagi menjadi tiga, yaitu :

- Daerah gugus fungsi (4000 – 1300 cm-1) - Daerah sidik jari (1300 – 910 cm-1)

- Daerah aromatik ( 910 – 650 cm-1) ( Cooper, 1980 )

Untuk identifikasi, pada spektrum bahan yang diuji dibandingkan dengan spektrum yang diperoleh dari bahan pembanding yang dilakukan secara bersamaan, atau dengan spektrum pembanding. Spektrometer inframerah konvensional mendispersi radiasi inframerah melalui kisi atau prisma. Pengembangan peralatan laboratorium dengan sistem komputerisasi memberikan pilihan tambahan yaitu dengan menggunakan interferometer yang dipasangkan dengan komputer untuk pengurangan data dengan membuat transformasi Fourier pada interferogram untuk memperoleh spektrum inframerah.Instrumen ini dikenal dengan Fourier Transform Infrared Spectrometers (FTIR).Terlepas dari perbedaan kecil pada frekuensi rendah, semua jenis instrumen inframerah yang disebutkan di atas menghasilkan data yang sebanding dan umumnya dapat saling menggantikan untuk analisis kualitatif. Akantetapi, tiap instrumen memiliki karakteristik sinyal terhadap detau (signal-to-noise) dan resolusi spesifik.

Spektrofotometer yang sesuai untuk uji identifikasi biasanya berkerja pada

daerah 4000 – 600 cm-1

(2,5 –

16,7 μ

m) atau dalam beberapa kasus sampai 250 cm-1 (40 μm). Jika harus digunakan teknik pemantulan total terlemahkan, instrumen harus

Gambar

Gambar 2.1 Gambar strukur molekul parasetamol( Farmakope,1995)
Gambar 2.2 Diagram Skematis Spektrofotometer FT-IR (Watson, 2005)

Referensi

Dokumen terkait

Pada hasil penelitian dari 92 siswi bahwa tipe pola asuh orang tua yang paling banyak dipersepsikan oleh responden adalah demokratis 64,1% yang sebagian besar 71,2% memiliki

Adapun rancangan dalam program ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu (1) melakukan assessment komunitas, tujuan dari dilakukannya assessment ini adalah untuk menentukan

Adanya komitmen organisasi, dan anggaran yang ditetapkan secara jelas sesuai dengan tujuannya serta kegiatan yang dilakukan pemerintah untuk menlindungi kekayaan

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah sebagai berikut : jenis penelitian empiris, sifat penelitian deskriptif, pendekatan kualitatif, lokasi

Berdasarkan  hasil  analisis  regresi  yang  telah  dilakukan  dengan  menggunakan  model  fixed  effect,  menunjukkan  bahwa 

The robust hydro-thermal power system controller design with the ECS is proposed in order to improve system stability under wind power disturbance with 5% variation of

Asuransi Jiwa Indonesia) yakni pada tahun 2014 adalah 33,3% dari tahun.. sebelumnya 2013