BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa globalisasi ini, arus informasi dari satu tempat ke tempat lain semakin cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang
diinginkan tanpa terhalang waktu dan jarak. Meningkatnya akses informasi dan pendidikan masyarakat akan mempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat
secara umum dan khususnya pengetahuan tentang kesehatan. Meningkatnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan akan berpengaruh pula terhadap tuntutan akan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau sebagai upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat banyak hal yang perlu dilakukan. Salah satu diantaranya
adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan (Agustin, 2002).
Pelayanan kesehatan merupakan pelayanan yang sangat kompleks, karena bergerak dalam bidang pelayanan jasa yang melibatkan berbagai kelompok
profesi dengan berbagai latar belakang pendidikan dan kehidupannya. Kelompok keperawatan merupakan salah satu komponen profesi yang dianggap sebagai
kunci dari keberhasilan asuhan keperawatan di rumah sakit (Sumijatun, 2010). Dimana keperawatan itu sendiri adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan
kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit
2004). Selain itu pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor penentu baik buruknya mutu dan citra rumah sakit. Oleh karena itu kualitas pelayanan
keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan seoptimal mungkin. Perawat sebagai ujung tombak dalam pelayanan kesehatan mempunyai peranan yang cukup besar dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat karena perawat
memiliki jumlah yang cukup besar dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya dan juga mempunyai kontribusi dengan kuantitas terbanyak dalam pelayanan
kesehatan (Sumijatun, 2010).
Melihat besarnya peran dan kontribusi perawat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seharusnya akan membuat citra perawat menjadi
baik. Namun tidak demikian dengan kenyataanya, dimana citra perawat di mata sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini adalah buruk. Hal ini terbukti
dengan adanya keluhan pasien dan keluarga tentang perilaku perawat yang tidak ramah, judes, dan bersikap kasar dalam melayani pasien, dan ini merupakan isu yang berkembang di rumah sakit-rumah sakit pemerintah (Novi, 2011). Keadaan
ini disebabkan oleh nilai-nilai profesionalisme perawat yang belum sepenuhnya diaplikasikan dalam kegiatan pelayanan keperawatan, termasuk perilaku caring
sebagai inti keperawatan (Liu, Moke & Wong, 2006).
Caring membantu pasien meningkatkan perubahan positif dalam aspek
fisik, psikologis, spiritual, dan sosial (Sujana, 2008). Misalnya, bahwa setiap
respon individu terhadap suatu masalah kesehatan adalah unik, maka dalam hal ini perawat dituntut harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari pasien
bahwa dalam setiap pelayanan keperawatan, perawat selalu membentuk perilaku caring.
Caring adalah fenomena universal yang mempengaruhi cara perawat
berfikir, merasa, dan mempunyai pengaruh dengan sesama. Caring memfasilitasi kemampuan perawat untuk mengenali pasien, membuat perawat mengetahui
masalah pasien dan mencari serta melaksanakan solusinya. Caring sebagai bentuk dasar dari praktek keperawatan dan juga sebagai struktur mempunyai implikasi
praktis untuk mengubah praktek keperawatan (Potter & Perry, 2009).
Perilaku caring menurut Watson harus tercermin dalam sepuluh faktor caratif (Sujana, 2008). Kesepuluh faktor tersebut dalam (Asmadi, 2008) terdiri
dari membentuk dan bertindak berdasarkan sistem nilai yang altruistik dan manusiawi, menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope), mengembangkan
sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain, membina pengaruh saling percaya dan saling bantu (helping-trust), meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif, menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis
dalam pengambilan keputusan, meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal, menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan/atau
memperbaiki mental, sosiokultural, dan spiritual, membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia, mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomenologis, dan dimensi spiritual caring serta penyembuhan yang tidak dapat
dijelaskan secara utuh dan ilmiah.
Terdapat kecenderungan bahwa perawat didalam memberikan asuhan
dalam penelitiannya melaporkan bahwa, asuhan keperawatan dilihat dari sisi sikap caring yang dipersepsikan perawat tampak adanya kondisi kurang positif, terlihat
pada proporsi perawat yang caring dan tidak caring hampir seimbang (tidak
caring 49,1 %, dan caring 51%), hasil penelitian yang sama dilaporkan oleh
Musidah (2009), distribusi perawat yag caring sebesar 49,7%, dan tidak caring
50,3%.
Perilaku caring perawat terhadap pasien banyak dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Barnum (1998) & Melleis (1997) dikutip dari Agustin (2000), menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku caring perawat adalah kepribadian. Perawat di rumah sakit tentunya mempunyai kualitas kepribadian
yang berbeda-beda. Perbedaan kualitas kepribadian perawat akan mempengaruhi cara perawat dalam berinteraksi memberikan pelayanan keperawatan (Suryawati
dkk, 2006). Niven (2002) dalam Septiarini (2009) menyatakan bahwa kepribadian merupakan hal penting dalam proses interaksi dalam dunia kesehatan, karena kemampuan orang berinteraksi dengan pasien sampai batas tertentu ditentukan
oleh kepribadian dan interaksi dengan pasien membutuhkan tingkat empati tertentu serta kemampuan melihat masalah dari sudut pandang pasien.
Gunarsa (2003) juga menyatakan hal yang sama dimana seorang perawat dalam pekerjaannya selalu bertemu dengan beraneka ragam kepribadian orang, yang semuanya mempunyai ciri khas masing-masing. Seorang perawat selain
harus mengenal perbedaan pada pasien, teman sejawat, supervisor, instruktor, teman, dan keluarganya, harus juga mengetahui bahwa dirinya sendiri juga
Keberhasilan seorang perawat dalam membina pengaruh dengan orang lain tergantung dari pemahaman tentang sifat dan ciri-ciri kepribadian perawat sendiri.
Kepribadian merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan banyak perasaan dan perilaku (Ivancevich dkk, 2007). Kepribadian merupakan integrasi sikap/ sifat warisan maupun yang didapatkan dari lingkungan sehingga
menimbulkan kesan pada orang lain (Rismawaty, 2008).
Dalam ilmu psikologi kepribadian dapat terbagi dalam beberapa dimensi
menurut teori tertentu, namun teori kepribadian yang paling sering digunakan untuk mengukur performa kerja adalah Big Five Personality, sehingga pada penelitian ini menggunakan Big Five Personality yang di kembangkan oleh Costa
dan Mc Crae. Dimensi kepribadian tersebut mencakup extroversion (keterbukaan terhadap lingkungan sosial dan fisik), emotional stability (stabilitas emosional),
agreeableness (kesetujuan), conscientiousness (pengaturan diri), dan open to experience (keterbukaan terhadap pengalaman) (Ivancevich dkk, 2007).
Kepribadian perawat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
perilaku caring dalam pemberian asuhan keperawatan. Perawat dengan sifat spesifik tertentu lebih caring, sebagaimana ahli psikologi telah membuktikan.
Ivancevich dkk, (2007) mengatakan bahwa dalam suatu pekerjaan, jika seseorang bekerja pada keadaan yang sesuai , ia akan lebih mungkin mengalami tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi, sikap yang lebih positif, dan pengaruh antar
rekan kerja yang lebih baik. Perilaku caring merupakan indikator kualitas pelayanan keperawatan, tercapainya kualitas pelayanan berpengaruh pada
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mempercepat tercapainya perilaku caring perawat, sehingga dapat memperbaiki kualitas pelayanan
keperawatan.
Berdasarkan kajian diatas, maka peneliti menjadi tertarik melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kepribadian dengan Perilaku Caring Perawat di
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan data yang telah diuraikan pada latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang diteliti adalah “Apakah ada Pengaruh Antara Kepribadian dengan Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap RSU dr. Pirngadi Medan?”
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh
antara Kepribadian dengan Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap RSU dr. Pirngadi Medan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran perilaku caring perawat di RSU dr. Pirngadi Medan. 2. Mengetahui gambaran tipe kepribadian perawat di RSU dr. Pirngadi Medan. 3. Mengetahui pengaruh antara kepribadian extroversion dengan perilaku caring
perawat.
4. Mengetahui pengaruh antara kepribadian agreeableness dengan perilaku
caring perawat.
5. Mengetahui pengaruh antara kepribadian neuroticism dengan perilaku caring perawat.
6. Mengetahui pengaruh antara kepribadian open to experience dengan perilaku caring perawat.
7. Mengetahui pengaruh antara kepribadian conscientiousness dengan perilaku caring perawat.
1.4Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat maupun memberi
sumbangan bagi pihak-pihak terkait, yang meliputi:
1. Bagi Rumah Sakit
Khususnya Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan, sebagai bahan masukan bagi rumah sakit tentang gambaran perilaku caring perawat di Ruang Rawat
Inap. Informasi tentang caring perawat dan pengaruhnya dengan kepribadian. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pengambilan keputusan mengenai sumber daya perawat
dan memberikan pelatihan soft skill pada perawat.
2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan dapat memberi informasi mengenai pengaruh
kepribadian dengan perilaku caring seorang perawat.
3. Bagi Peneliti
Proses penelitian merupakan pengalaman belajar yang berharga untuk lebih memahami berbagai jenis dari kepribadian pada perawat. Hasil penelitian ini