• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN Studi Kasus: Pasien di Rumah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur Kuningan SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Eko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN Studi Kasus: Pasien di Rumah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur Kuningan SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Eko"

Copied!
189
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN

Studi Kasus: Pasien di Rumah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur Kuningan

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Disusun oleh : Nama : Tatang Sutardi NIM : 991324062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 8 september 2007

Penulis

Tatang Sutardi

(5)

MOTTO

” JANGAN SEORANGPUN MENGANGGAP ENGKAU RENDAH KARENA ENGKAU MUDA. JADILAH TELADAN BAGI ORANG-ORANG PERCAYA,

DALAM PERKATAANMU, DALAM TINGKAH LAKUMU, DALAM KASIHMU, DALAM KESETIAANMU, DAN DALAM KESUCIANMU ”

(I TIMOTIUS 4: 12)

“ SERAHKANLAH KUATIRMU KEPADA TUHAN. MAKA IA AKAN MEMELIHARA ENGKAU! TIDAK UNTUK SELAMA-LAMANYA

DIBIARKANNYA ORANG BENAR ITU GOYAH “ (MAZMUR 55:23)

“ DAN PENGHARAPAN TIDAK MENGECEWAKAN, KARENA KASIH ALLAH TELAH DICURAHKAN DI DALAM HATI KITA OLEH ROH

KUDUS YANG TELAH DIKARUNIAKAN KEPADA KITA “

(ROMA 5:5)

”BERBUATLAH SEBANYAK MUNGKIN KEBAIKAN MELALUI SEBANYAK MUNGKIN CARA DI SEBANYAK MUNGKIN TEMPAT PADA SEBANYAK

MUNGKIN WAKTU KEPADA SEBANYAK MUNGKIN ORANG SEJAUH MUNGKIN SESUAI KEMAMPUAN ANDA”

”YANG PENYING BUKAN BANYAKNYA KITA BERDOA BUAT BEKERJA

BERI PELAJARAN HIDUP

MELAINKAN YANG KITA TARUH DIDALAMNYA

(Romo Pablo, CMF)

(6)

KITA SEMUA ADALAH SUNGAI BESAR YANG MENGALIR KEMUARA NYA,

BERPUTAR-PUTAR DALAM DIRI KITA SERPIHAN ABAD. SEMUA MAHLUK ,TANAH

DAN HUJAN YANG SUDAH TURUN JUTAAN TAHUN MEMBUAT KITA PENUH DENGAN LUMPUR..

TAK SANGGUP MELIHAT TUHAN

KETIKA KITA BERUSAHA MEMBERSIHKANYA, DAN MELIHAT LANGIT MEMBENTANG.

TUHAN MASIH SAJA MENGUCAP KATA YANG SAMA : ” DATANGLAH PADAKU DAN ENGKAU AKAN DIBERKATI ”

”TUHAN TIDAK AKAN MEMBAWAMU SEJAUH INI KALAU HANYA UNTUK MENINGGALKAN MU “

(Bon Jovi)

(7)

Halaman Persembahan

Skripsi Ini Aku Persembahkan:

™

Bapa di surga, Jesus Kristus, Bunda Maria, yang telah

memberikan berkat dan anugrah yang begitu indah,

kekuatan yang begitu besar, selalu membimbingku,

mendampingiku dan menjagaku selama mengerjakan

skripsi dari awal sampai akhir. Terimakasih Bapa

disurga, Jesus Keristus, Bunda Maria, atas cinta yang

telah Engkau berikan kepadaku.

™

Papa, Mama, kedua adik ku Sutarman dan Budiono tercinta

yang selalu mendoakan, menyayangi ,membembimbingku s’lama

ini, dan menyemangatiku selama mengerjakan skripsi ini.

Terima kasih atas semuanya yang telah kau berikan kepadaku,

tanpa kalian mungkin aku bukan apa-apa.

™

Saudara-saudaraku tercinta yang selalu mendoakan,

menyayangi, membembimbingku, dan menyemangatiku

s’lama, mengerjakan skripsi.

™

Teman-teman serta sahabat-sahabat ku yang

telah membantu s’lama ini, terima kasih ya ...

(8)

ABSTRAK

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN

Studi kasus: Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur Kuningan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) profil pasien rawat inap di Rumah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur Kuningan, (2) tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur Kuningan, (3) motivasi pasien rawat inap untuk menggunakan kembali jasa di Rumah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur Kuningan.

Lokasi yang dipilih untuk penelitian adalah Rumah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur Kuningan. dilakukan kurang lebih 1 bulan, yaitu bulan September 2007. Subjek penelitiannya adalah para pasien pemakai jasa Rumah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur Kuningan. Objek penelitiannya adalah kepuasan pelanggan terhadap proses pemeriksaan tahap awal, kepuasan selama proses penyembuhan, serta kesediaan pasien atau keluarganya untuk kembali menggunakan jasa Rumah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur Kuningan. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian adalah para pasien di Rumah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur Kuningan, dan sampel dalam penelitian ini pasien yang sedang dirawat di Rumah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur Kuningan sebanyak 100 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purporsive sampling. Teknik analisis data untuk rumusan masalah pertama dan ketiga adalah analisis deskriptif sedangkan untuk masalah kedua adalah Indeks Kepuasan Konsumen (IKP).

Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa: 1) Profil pasien rawat inap di Rumah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur Kuningan adalah sebagai berikut; sebagian besar perempuan (53%), tingkat pendidikannya SD (47%), berusia 36-50 tahun (32%), dengan pekerjaan sebagai petani (30%). 2) Pasien rawat inap di

Rumah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur Kuningan merasa sangat puas (78%). 3) Motivasi pasien rawat inap di Rumah Sakit Sekar KamulyanCigugur Kuningan

adalah sebagai berikut; frekuensi menggunakan jasa pelayanan kesehatan pertama kali (41%), sumber informasi keberadaan Rumah Sakit adalah dari keluarga (70%), saran untuk menggunakan jasa kesehatan berasal dari inisiatif sendiri (65%), mengunakan jasa pelayanan kesehatan karena harganya murah (72%), kesediaan mengunakan jasa kesehatan karena kualitas pelayanannya kesehatannya memuaskan (95%), dan (93%) menyatakan kesediaanya menggunakan kembali jasa pelayanan kesehatan Rumah Sakit Sekar KamulyanCigugur Kuningan.

(9)

ABSTRACT

ANALYSIS OF LODGING PATIENTS’ SATISFACTION TOWARD THE QUALITY OF HEALTH SERVICE A Case Study: Lodging Patients in Sekar Kamulyan Hospital

Cigugur Kuningan Tatang Sutardi

991324062

Sanata Dharma University Yogyakarta

2007

The purposes of this research are to know: (1) the profile of lodging patients in Sekar Kamulyan Hospital Cigugur Kuningan, (2) level of lodging patients’ satisfaction toward the quality of health service in Sekar Kamulyan Hospital Cigugur Kuningan, (3) lodging patients’ motivation to reuse service in Sekar Kamulyan Hospital Cigugur Kuningan.

This research done in Sekar Kamulyan Hospital Cigugur Kuningan was conducted for approximately a month, in September 2007. The subjects of this research are the patients as the customers of service of Sekar Kamulyan Hospital Cigugur Kamulyan. The object of this research is the customers’ satisfaction toward the process of observing in earlier steps, the satisfaction during the relieving process, and also the availability of patients or their family to have the service of Sekar Kamulyan Hospital Cigugur Kuningan. The techniques of data collecting were questioner, interview, and documentation. The population in this research were the patients in Sekar Kamulyan Hospital Cigugur Kuningan, and the samples in this research were 100 patients which lodged in Sekar Kamulyan Hospital Cigugur Kuningan. The technique of sample taking was purposive sampling. The technique of data analysis to the first case formulation and the third case formulation was descriptive analysis, whereas to the second case is Consumers’ Satisfaction Index (IKP).

The conclusion of this research revealed that: 1) Profile of lodging patients in Sekar Kamulyan Hospital Cigugur Kuningan are; most of female (53%), level of their education are Junior School (47%), their ages 36-50 one year (32%), their occupation as farmers (30%). 2) The lodging patients in Sekar Kamulyan Hospital Cigugur Kuningan felt very satisfied (78%). 3) The motivation of lodging patients in Sekar Kamulyan Hospital Cigugur Kuningan are follow; the frequencies of using of health service in the first time (41%), the information sources on the existence Hospital is from their family (70%), the advice to use the health service resulted from their initiatives (65%), used the health service because of the lower price (72%), the readiness to use health service because its satisfying health service (95%), and (93%) stated the readiness of reuse the health service of Sekar Kamulyan Hospital Cigugur Kuningan.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus karena atas segala

berkat dan kemurahan kasih Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan sesuai

dengan program studi yang ditempuh.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis tidak bekerja sendirian tetapi

mendapat banyak bantuan, bimbingan, dukungan dan doa. Segala sesuatu yang

penulis terima sangat mendukung kelancaran penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini. Oleh sebab itu perkenankanlah penulis menghaturkan banyak terimakasih

kepada :

1. Drs.T.Sarkim,M.Ed.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma

2. Drs. Sutarjo Adisusilo, J.R., selaku Ketua Jurusan P. IPS, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan

3. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi. dan

membantu penulis menyelesaikan skripsi

4. Catur Rismiati, S. Pd., M. A., selaku dosen pembimbing I yang juga

dengan sabar membantu penulis dalam meyelesaikan skripsi

5. Y. M. Vianey mudayen, S. Pd., selaku dosen pembimbing II yang juga

dengan sabar membantu penulis dalam meyelesaikan skripsi

6. Indra Darmawan, S.E., M.Si., yang telah membantu penulis

menyelesaikan skripsi

(11)

7. P.A. Rubiyanto, dan semua dosen Pendidikan Ekonomi, Pendidikan

Akuntansi telah membantu saya selama menyelesaikan setudi di

Universitas Sanata Dharma.

8. Sekertariat Pendidikan Ekonomi (Mba Titin, Mba Aris, Pak Wawiek)

yang telah membatu dan melayani dengan baik selama saya melakukan

studi.

9. dr. Achmad Supendi, direktur Rumah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur

Kuningan yang telah memberikan iji pada saya untuk melakukan

penelitian.

10.B.M. Abdianto, S H, SDM / Personalia, ibu Cicih, AMK Kabag

ruangan perawatan Elisa, bidan Mimin kabag ruang perawatan Sarah,

Sumi Rahayu, AMK, bapak Irman bagian humas, dan semua karyawan

Rumah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur Kuningan yang telah banyak

membantu saya selama melakukan penelitian

11.Pasien rawat inap Rumah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur Kuningan

yang telah banyak membantu saya selama melakukan penelitian

12.Papaku, Mamaku, Sutarman, Budiono yang selalu mendoakan dan

selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan skripsi ( Pa, Mama

akhirnya aku lulus, dan udah selangkah lebih maju...makasih buat

segalanya yang nggak mungkin aku bisa balas sampai kapanpun )

13.Saudara-saudaraku tercinta ( Ua Ened, Ua ening, Ua Iti, Mi Cicih, Mi

Eboh, Ceu Mimin, Rawing, Vero, Trio, Siska, fani, kenril pinsen,

(12)

kursana, sardod, dll....) yang selalu mendoakan dan selalu

menyemangati saya dalam menyelesaikan skripsi

14.Lily, dan keluarga terimakasih atas doa serta motivasinya selama

penulisan skripsi (ly, terimakasih atas segalanya yang telah

kamuberikan selama ini tanpa kamu aku bukan apa-apa)

15.Teman-teman PE 99 Vita Susanti, Pakde, Thomas Edi, Dodi, Iswanto,

Dedi, Niken, Elis, Anton, Adel, Nanik, koko, dll...yang turut

membantuku menyelesaikan skripsi, aku ga da apa-apanya tanpa

kalian, thx friends... u’r my best friend for ever, don’t forget our

friendship yaaa...Serta untuk teman teman PE angkatan 2000,2001,

2002.

16.Saudara-saudaraku di Perkutut 1/1A, Boy, Stanis , Rudi, Mex,

Jemlink, Anto, Candra, Frid, Boby, Umbu, Cecep, Jajang, Kodang,

Gianto, Lubis, Maman, Junior, Restu, Bram dll....terimakasih atas

bantuanya dan motivasinya slama ini tanpa kalian aku bukan apa-apa

17. Teman-teman dari kuningan, Ciut, Rush-One, Suladuk, Rita,

Chipongk, Griwo, bule, Dablu, Saklar, Dio, Jawa, Stune, Mandranu,

Ramsi& (alm..Anton Pujinugroho, thx friends..atas semangat &

nasehat yang kamu berikan), dll terimakasih atas doa serta

motivasinya.... Hatur nuhun pisan ....Me

18.Undergron 43 yang s’lu setia menemaniku, dan mengatarkan ku

kemanapun aku melangkah selama aku menyelesaikan studi ...makasih

banget

(13)

19.Seta semua pihak yang tidak dapat tuliskan satu-persatu yang telah

membantu saya selama menyelesaikan skripsi

Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis dengan

senang hati menerima berbagai kritikan dan saran bagi pembaca skripsi ini.

Terima kasih.

Penulis

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xxi

DAFTAR GAMBAR... xxiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiv

BAB I Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II Tinjauan Pustaka... 9

A. Jasa ... 9

(15)

1. Pengertian Jasa ... 19

2. Karakteristik Jasa ... 10

3. Pengertian Kualitas Jasa... 11

4. Kualitas Pelayanan Jasa ... 12

B. Perilaku Konsumen ... 14

1. Pengertian Prilaku Konsumen... 14

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ... 15

3. Teori-teori Prilaku Konsumen ... 17

4. Loyalitas... 17

C. Rumah Sakit…. ... 20

1. Pegertian Rumah Sakit... 20

2. Ciri Khas Rumah Sakit ... 21

3. Unsur Rumah Sakit ... 22

4. Klasifikasi rumah sakit... 23

5. Penggolongan Rumah Sakit ... 23

6. Konsep Biaya Rumah Sakit ... 24

7. Organisasi Rumah Sakit... 25

8. Ketenagakerjaan Rumah Sakit ... 26

9. Bangunan, Peralatan, Perlengkapan dan Obat-obatan ... 26

10. Pelayanan Medis ... 27

a. Definisi Pelayanan Medis... 27

b. Mutu Pelayanan Medis... 27

11. Penilaian Pelayanan Medis Rumah Sakit... 29

(16)

12. Pengertian Kepuasan Pelanggan ... 30

13. Pengertian Motivasi ... 34

D. Penelitian Sebelumnya... 38

E. Kerangka Pemikiran ... 39

BAB III Metode Penelitian... 41

A. Jenis Penelitian ... 41

1. Penelitian Deskriptif ... 41

2. Studi Kasus ... 41

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 41

1. Tempat Penelitian ... 41

2. Waktu Penelitian ... 42

C. Subjek dan Objek Penelitian... 42

1. Subjek Penelitian... 42

2. Objek Penelitian ... 42

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 42

1. Populasi Penelitian ... 42

2. Teknik Pengambilan dan Pengukuran Sampel... 43

a. Teknik Pengambilan Sampel... 43

b. Besar Sampel... 44

E. Variabel Indikator dan Pengukuran ... 44

1. Kepuasan Terhadap dan indikator... 44

a. Pemeriksaan Tahap Awal... 44

b. Perawatan Selama Proses Penyembuhan ... 44

(17)

c. Penyediaan Fasilitas Penunjang Kesehatan... 45

2. Indikator Penelitian ... 45

F. Data ... 49

1. Data Primer ... 49

2. Data Sekunder ... 50

G. Teknik Pengumpulan Data ... 50

1. Kuesioner ... 50

2. Wawancara... 50

3. Dokumentasi ... 51

H. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 51

1. Pengujian Validitas ... 51

2. Pengujian Reliabilitas Instumen... 53

I. Uji Instrumen variabel Tingkat Kepuasan ... 54

J. Teknik Analisis Data... 65

1. Analisis Deskriptip Dan Persentase Responden ... 65

2. Indek Kepuasan Konsumen ... 66

3. Analisis Deskriptif dan Persentase Motivasi ... 67

(18)

BAB IV Gabaran Umum Perusahaan ... 67

A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Sekarkamulyan ... 68

B. Visi, Misi, Nilai dan Tujuan Operasional Rumah Sakit Sekar Kamulyan... 73

a. Visi ... 73

b. Misi ... 74

c. Nilai ... 74

d. Tujuan Operasional ... 75

C. Personalia... 75

1. Jumlah Karyawan dan Komposisi Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Masa Kerja ... 75

a. Komposisi Karyawan Berdasarkan Profesi Masa Kerja dan Masa Kerja... 75

b. Komposisi karyawan berdasarkan umur dan jenis kelamin ... 76

c. Komposisi karyawan berdasarkan tingkat pendidikan dan masa kerja... 77

2. Syarat Menjadi Pegawai Ruam Sakit Sekarkamulyan ... 79

3. Cara Memperoleh Karyawan di Rumah Sakit

(19)

Sekar Kamulyan ... 80

4. Syarat menjadi pegawai tetap... 80

5. Promosi jabatan di Rumah Sakit Sekarkamulyan ... 81

6. Fasilitas-fasilitas yang kepada karyawan ... 81

D. Gambar Struktur organisasi Rumah Sakit Sekar Kamulyan ... 82

E. Stuktur organisasi Rumah Sakit Sekarkamulyan... 83

F. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang dalam struktur organisasi Rumah Sakit Sekar Kamulyan... 84

1. Direktur ... 84

2. Komite Medis... 85

3. Komite Etik ... 87

4. Unit audit internal ... 88

5. Sekertariat Rumah Sakit... 89

6. Sistem Informasi (SISFO)... 89

7. Wakil Direktur Medis ... 90

8. Wakil Direktur Perawatan... 91

9. Wakil Direktur Umum ... 93

G. Jenis Pelayanan Rumah Sakit Sekar Kamulyan ... 94

H.Pemasaran Rumah Sakit Sekar Kamulyan ... 95

(20)

BAB V Analisis dan Pembahasan... 97

A. Analisis Deskiptif dan Persentase Responden ... 97

B. Hasil Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap ... 100

C. Analisis Deskriptif dan Pesentase Motivasi... 108

D. Pembahasan... 113

BAB VI Kesimpulan, Keterbatasan Penelitian dan Saran ... 121

A. Kesimpulan ... 121

B. Ketebatasan Penelitian ... 122

C. Saran... 123

DAFTAR PUSTAKA ... 124

LAMPIRAN

(21)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Uji Validitas Indikator Proses Pemeriksaan Tahap Awal ... 55

Tabel 2. Hasil Uji Reliabelitas Indikator Proses Pemeriksaan Tahap Awal .... 55

Tabel 3. Hasil Uji Validitas Indikator Selama Proses penyembuhan ... 56

Tabel 4. Hasil Uji Reliabelita Indikator Selama Proses penyembuhan ... 57

Tabel. 5. Hasil Uji Validitas Indikator Penyediaan Fasilitas Penunjang

Kesehatan ... 58

Tabel. 6. Hasil Uji Validitas Reliabelitas Penyediaan Fasilitas Penunjang

Kesehatan ... 59

Tabel 7. Hasil Uji Validitas Indikator Proses Pemeriksaan Tahap Awal ... 60

Tabel 8. Hasil Uji Validitas Reliabelitas Proses Pemeriksaan Tahap Awal .... 60

Tabel 9. Hasil Uji Validitas Indikator Selama Proses penyembuhan ... 62

Tabel 10. Hasil Uji Reliabelita Indikator Selama Proses penyembuhan ... 62

Tabel.11. Hasil Uji Validitas Indikator Penyediaan Fasilitas Penunjang

Kesehatan ... 64

Tabel.12. Hasil Uji Validitas Reliabelitas Penyediaan Fasilitas Penunjang

Kesehatan ... 65

Tabel 13. Jumlah Karyawan Berdasarkan Komposisi Umur

dan Jenis Kelamin ... 77

Tabel 14. Jumlah Karyawan Berdasarkan Komposisi Tingkat Pendidikan

(22)

dan Masa Kerja ... 79

Tabel 15. Deskripsi Responden Menurut Jenis Kelamin ... 97

Tabel 16. Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 98

Tabel 17. Deskripsi Responden Menurut Kelompok Umur ... 99

Tabel 18. Deskripsi Responden Menurut Pekerjaan ... 100

Tabel 19. Perhitumgan Idek Kepuasan Konsumen ... 101

Tabel 20. Hasil Analisis Kepuasan menurut 3 Indikator ... 104

Tabel 21. Kepuasan Keseluruhan Level Indikator ... 105

Tabel 22. Tingkat Kepuasan Menurut Jenis Kelamin ... 106

Tabel 23. Tingkat Kepuasan Menurut Tingkat Pendidikan ... 105

Tabel 24. Tingkat Kepuasan Menurut Jenis Pekerjaan ... 107

Tabel 25. Tingkat Kepuasan Menurut Umur ... 108

Tabel 26. Frekwensi Menggunakan Jasa Pelayanan Rumah Sakit ... 109

Tabel 27. Sumber Informasi Tentang Keberadaan

RS Sekar Kamulya ... 110

Tabel 28. Sumber Saran Penggunaan Jasa Kesehatan di RumahSakit

Sekar Kamulyan ... 111

Tabel 29. Kesediaan Penggunaan Jasa Kesehatan Rumah Sakit

karena Murah ... 111

Tabel 31. Kesediaan Menggunakan Kembali Jasa Kesehatan

di Rumah Sakit Sekar Kamulyan karena Murah... 112

Tabel 30. Kesediaan Penggunaan Jasa Kesehatan Rumah Sakit karena

Kualitas Pelayanan Memuaskan ... 113

(23)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan ... 19

Gambar.2 Konsep Kepuasan Pelanggan ... 33

Gambar 3 Kerangka Pemikiran... 40

Gambar 4 Gambar Struktur Organisasi ... 82

(24)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner... 126

Lampiran 1. Pedoman Wawancara ... 133

Lampiran 2. Validitas dan Reliabilitas Pemeriksaan Awa (kinerja) ... 134

Lampiran 2. Validitas danReliabilitas Perawatan Selama Proses

Penyembuhan (kinerja) ... 135

Lampiran 2. ValiditasReliabilitas penyediaan Fasilitas (kinerja) ... 136

Lampiran 2. Validitas dan Reliabilitas Pemeriksaan Awal (harapan) ... 138

Lampiran 2.Validitas dan Reliabilitas Perawatan Selama Proses

Penyembuhan (harapan)... 139

Lampiran 2. ValiditasReliabilitas penyediaan Fasilitas (harapan)... 140

Lampiran 3. Frequencies... 142

Lampiran 3. Crosstabs-Puas vs Jenis Kelamin ... 143

Lampiran 3. Crosstabs-Puas vs Tingkat Pendidikan... 144

Lampiran 3. Crosstabs-Puas vs Jenis Pekerjaan ... 145

Lampiran 3. Crosstabs-Puas vs Umur... 146

Lampiran 3. Means... 147

Lampiran 3. Report Skor Kepuasan ... 148

Lampiran 4. Frequencies Demografi... 149

Lampiran 5. Frequencies Motivasi... 151

(25)

Lampiran 6.Data... 152

Lampiran 7.Surat Keterangan Penelitian ... 160

Lampiran 7.Jumlah Karyawan Menurut Kategori Umur dan Jenis Kelamin.. 161

Lampiran 7.Jumlah Karyawan Menurut Pendidikan dan Masa Kerja ... 162

(26)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini lingkungan bisnis telah menjadi lingkungan yang

berubah sangat cepat. Tuntutan kebutuhan telah mengarah kepada kebutuhan

masyarakat modern. Hal ini sebagai akibat adanya perubahan dalam berbagai

aspek seperti lingkungan, selera konsumen, teknologi, kebijakan pemerintah,

persaingan, tata ekonomi dan aspek sosial budaya yang cenderung berubah ke

arah globalisasi (Kotler,1997 : 60).

Melihat kondisi tersebut maka banyak perusahaan yang ingin tetap

bertahan hidup harus saling berlomba-lomba untuk dapat merebut pasar yang

seluas-luasnya agar perusahaan dapat mengembangkan usahanya dalam

meningkatkan volume penjualan atau besarnya laba yang diharapkan. Dengan

situasi pasar yang semakin tajam dewasa ini, dimana pasar barang dan jasa

sudah merupakan pasar pembeli, maka produsen harus mampu menarik

konsumen untuk dapat mencapai tujuan pemasaran yang telah ditetapkan.

Keberhasilan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh bagaimana perusahaan

tersebut memuaskan pelanggannya. Harapan konsumen atas produk atau jasa

yang digunakan adalah mampu memberikan kepuasan yang maksimal, dan hal

ini merupakan pertahanan yang paling baik bagi perusahaan untuk

menghadapi persaingan.

(27)

Kegiatan pemasaran tidak hanya menghasilkan barang dan jasa yang

dibutuhkan konsumen, juga tidak hanya menyampaikan barang dari produsen

ke konsumen akan tetapi mencari bagaimana caranya agar konsumen merasa

puas. Karena kepuasan bersifat dinamis, oleh karena itu merupakan tantangan

besar bagi setiap organisasi untuk mencari terobosan agar dapat mewujudkan

kepuasan pelanggan secara konsisten kepada para pelanggannya sedemikian

rupa sehingga terdapat cost-effektif bagi organisasi. Perlu dicatat, bahwa

konsumen bila sekedar puas saja tidaklah cukup. Kepuasan konsumen

pelanggan perlu diikuti dengan customer delight dan loyalitas konsumen

(Tjiptono, 2000 : 24).

Loyalitas konsumen dapat diartikan sebagai orang yang dalam jangka

waktu panjang hanya melakukan pembelian terhadap suatu perusahaan atau

merk tertentu yang telah memberikan kepuasan yang tinggi, dimana pelanggan

yang setia akan memberikan keuntungan yang tinggi pada perusahaan.

Dua aspek penting dalam loyalitas adalah sikap dan perilaku

konsumen. Mempertahankan konsumen yang mempunyai sifat dan perilaku

yang loyal lebih menguntungkan dibanding mencari konsumen baru.

Dengan demikian rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan

kesehatan sebaik mungkin pada pasien yang masuk, sebagai harapan dan

keinginannya dapat dipenuhi secara memuaskan, maka rumah sakit perlu

meninjau dari segi penerimaan jasa pelayanan kesehatan serta memahami dan

mempelajari hal-hal yang mempengaruhi calon pasien maupun keluarganya,

(28)

mengenai kepuasan konsumen menjadi sangat penting bagi suatu rumah sakit

untuk mengetahui kepuasan konsumen akan mutu pelayanan medis yang telah

diberikan. Informasi tersebut biasa menjadi alat evaluasi bagi pihak rumah

sakit untuk melihat kembali mutu pelayanan medisnya, guna memperbaiki

yang kurang, menjaga dan meningkatkan mutu yang lebih baik agar konsumen

tidak pindah ke rumah sakit lain.

Kepuasan pasien merupakan gambaran apakah mutu pelayanan

medis yang telah diberikan rumah sakit sudah atau belum memenuhi harapan

pasien artinya yang telah dirasakan pasien setelah menerima pelayanan medis

dari rumah sakit sama dengan atau melebihi harapannya sebelum memperoleh

pelayanan medis. Tapi apabila kinerja yang dirasakan pasien setelah menerima

pelayanan medis lebih rendah dari yang diharapkan maka ini berarti bahwa

pasien tidak puas akan pelayanan medis yang diberikan oleh rumah sakit.

Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang

berasal dari perbandingan antara kesan terhadap kinerja (atau hasil) suatu

produk dan harapan-harapannya (Kotler,1997 : 36), atau bisa juga berarti

bahwa kepuasan pelanggan adalah suatu tanggapan emosional pada evaluasi

terhadap pengalaman konsumsi suatu produk (Tjiptono, 2000 : 24). Apabila

informasi ini telah diketahui yaitu, pasien puas atau tidak puas maka rumah

sakit dapat merencanakan langkah-langkah selanjutnya dengan mencari

motivasi penyebabnya. Dengan mencari dan mengetahui motivasi tersebut

maka kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit terhadap

(29)

serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh kepada

kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat

(Kotler, 1997 : 49) Keunggulan suatu produk jasa adalah tergantung dari

keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah sudah

sesuai dengan harapan dan keinginan pelanggan. Kualitas menurut Goestsh

dan Davis, 1994, (Tjiptono, 2000 : 51) yaitu kualitas merupakan suatu kondisi

dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan

lingkungan yang memenuhi/melebihi harapan. Pengertian kualitas jasa

berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta

ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan.

Baik buruknya pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit

dapat berpengaruh kepada seseorang dalam sikap atau kepercayaannya. Oleh

karena itu, rumah sakit harus senantiasa meningkatkan kualitas layanannya

sedemikian rupa sehingga mampu memberikan apapun yang dibutuhkan dan

diinginkan pelanggan. Kualitas pelayanan didefinisikan sebagai tingkat baik

atau buruknya sesuatu atau tingkat keunggulan. Jadi kualitas adalah ukuran

relatif kebaikan, secara operasional produk bermutu adalah produk yang

memenuhi berbagai harapan pelanggan (Tjiptono, 1997 : 24). Pada umumnya,

pelanggan melihat kualitas barang atau jasa. Dewasa ini semakin diyakini

bahwa kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah memberikan nilai

(value) dan kepuasan pada pelanggan melalui penyampaian produk dan jasa

yang berkualitas dengan harga bersaing (Tjiptono, 1997 : 24). Rumah sakit

(30)

jasa dengan menghimpun pendapat atau tanggapan pasien terhadap kepuasan

yang sudah diberikan.

Pihak rumah sakit juga perlu memahami perilaku pasien. Setelah

menerima pelayanan kesehatan, apakah setelah mendapatkannya mau

menggunakan kembali jasa rumah sakit tersebut. Karena dengan itu dapat

diketahui apakah kepuasan konsumen terhadap pelayanan kesehatan menjadi

faktor untuk menentukan kesediaan untuk menggunakan kembali jasa rumah

sakit.

Rumah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur Kuningan merupakan salah

satu perusahaan jasa yang dalam kelangsungan hidup perusahaannya sangat

ditentukan oleh kepuasan pelanggan, jadi perusahaan harus memberikan

pelayanan yang memuaskan sehingga pelanggan merasa nyaman selama

dirawat di rumah sakit. Fungsi yang melekat pada rumah sakit adalah sebagai

tempat penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan dan pencegahan

penyakit.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti

dengan latar belakang masalah tersebut maka penulis mengambil judul

(31)

A. Batasan Masalah

Karena ruang lingkupnya sangat luas maka penulis memberikan

batasan agar permasalahan lebih realistis dan mudah dipahami. Penelitian

tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan medis meliputi dua pendekatan

proses yaitu: (1) proses pelaksanaan, pendekatan proses pelayanan yang

ditinjau dari penaksiran terhadap kegiatan dokter dan para profesi kesehatan

lainnya, saat melayani pasien yang meliputi; (a) proses pemeriksaan tahap

awal; (b) perawatan selama proses penyembuhan. (2) Proses struktur yang

ditinjau dari lingkungan dan perlengkapan dalam pelayanan kesehatan yang

meliputi penyediaan fasilitas penunjang kesehatan. Dalam penelitian ini

penulis akan membatasi masalah pada pasien rawat inap yang sedang dirawat

dan sekurang-kurangngnya atau minimal sudah 2 hari mendapat perawatan, ini

dimaksudkan supaya dapat mengetahui sejauh mana perasaan pasien terhadap

kepuasan pemeriksaan tahap awal, perawatan selama proses penyembuhan,

penyediaan fasilitas penunjang kesehatan, dan motivasi pasien dan

keluarganya setelah mendapatkan pelayanan kesehatan serta kesediaan

menggunakan kembali jasa rumah sakit baik bagi pasien maupun keluarganya

setelah mendapatkan pelayanan kesehatan bagi pasien yang berusia antara

15-50 tahun ini dimaksudkan agar mendapatkan jawaban yang kongkrit

terhadap kepuasan pelayanan selama ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka

(32)

1. Bagaimanakah profil pasien rawat inap di Rumah Sakit Sekar Kamulyan

Cigugur Kuningan ?

2. Bagaimanakah tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap kualitas

pelayanan Rumah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur Kuningan?

3. Bagaimanakah motivasi pasien rawat inap untuk menggunakan kembali

jasa di Rumah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur Kuningan ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui profil pasien rawat inap di Rumah Sakit Sekar

Kamulyan Cigugur Kuningan.

2. Untuk menganalisis tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap kualitas

di Rumah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur Kuningan.

3. Untuk mengetahui motivasi pasien rawat inap untuk menggunakan

kembali jasa di Rumah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur Kuningan.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengharapkan, penelitian

ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai berikut:

1. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini dapat berguna dan menjadikan bahan pertimbangan

bagi Rumah Sakit Sekar Kamulyan dalam menentukan kebijakan yang

(33)

2. Universitas Sanata Dharma.

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan tambahan bacaan ilmiah bagi

mahasiswa Universitas Sanata Dharma dan dapat memberikan masukan

bagi penelitian yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan rumah

sakit.

3. Bagi Peneliti.

Peneliti dapat menambah wawasan, pengetahuan dan kesempatan untuk

memperdalam serta menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di

(34)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Jasa

1. Pengertian Jasa

Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang ditawarkan oleh

suatu pihak kepihak lain yang pada dasarnya tidak fisik dan tidak

menghasilkan kepemilikan (Tjiptono,1995 : 6) maksud dari kepemilikan

disini adalah seperti hal-hal diatas yaitu tidak berwujud fisik sehingga

tidak bisa dimiliki tetapi hanya bisa dirasakan atau dinikmati

kepuasannya. Perkembangan pemasaran berawal dari tukar menukar

barang secara sederhana tanpa menggunakan alat ukur berupa uang

ataupun logam mulia. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, maka

semakin dibutuhkannya suatu alat tukar yang umum berlaku dan untuk

inilah diciptakan uang. Di samping itu, manusia juga memerlukan jasa

yang mengurus hal-hal tertentu, sehingga jasa menjadi bagian utama

pemasaran. Adapun definisi jasa menurut (Kotler 1994 : 108) adalah

setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak

kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak

berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produk

jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Selanjutnya

American Marketing Association mendefinisikan jasa sebagai berikut:

(35)

Jasa/pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan, tidak

berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan dari pada dimiliki, serta

pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi

jasa tersebut. Dalam strategi pemasaran, definisi jasa harus diamati

dengan baik, karena pengertiannya sangat berbeda dengan produk

berupa barang (Supranto, 1997 : 227).

Kondisi dalam cepat lambatnya pertumbuhan jasa akan sangat

tergantung pada penilaian pelanggan terhadap kinerja (penampilan) yang

ditawarkan oleh pihak produsen.

2. Karakteristik Jasa

Jasa memiliki karakteristik utama yang membedakan dengan

produk atau barang (Tjiptono, 1995 21-23): (a) Intangibility, konsep

intangibility pada jasa memiliki dua pengertian yaitu: (1) semua yang

tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasakan; (2) semua yang tidak

dapat didefinisikan, diformulasikan atau dipahami secara rohani;

(b) Inseparability, umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi pada waktu

bersamaan. Barang umumnya diproduksi kemudian dijual, lalu

dikonsumsi sedangkan jasa dilain pihak dijual terlebih dahulu, baru

kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara simultan. Interaksi antara

biaya jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa;

(c) Variability, jasa bersifat sangat variabel, artinya banyak variasi

bentuk, kualitas dan jenis tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa

(36)

masalah bila permintaan tetap karena mudah untuk menyiapkan

pelayanan untuk permintaan tersebut sebelumnya. Bila permintaan

berfluktuasi sebagai masalah yang muncul.

3. Pengertian Kualitas Jasa

Kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa

merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Aplikasi kualitas

sebagai sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan bagian

utama strategi perusahaan dalam rangka meraih keunggulan yang

berkesinambungan, baik sebagai pemimpin pasar ataupun sebagai

strategi untuk terus tumbuh.

Keunggulan suatu produk jasa adalah tergantung dari

keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah

sudah sesuai dengan harapan dan keinginan pelanggan. Kualitas menurut

Goestsh dan Davis: 1994 dalam (Tjiptono, 2000 : 51) merupakan suatu

kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses

dan lingkungan yang memenuhi/melebihi harapan. Pengertian kualitas

jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan

pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan

pelanggan. Menurut Wyckof dan Lovelock dalam (Tjiptono, 2000 : 59),

jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan

pelanggan serta ketepatan menyampaikannya untuk mengimbangi

harapan pelanggan. Kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang

(37)

memenuhi keinginan pelanggan (Tjiptono, 1996 : 59). Jika jasa yang

diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa

dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika jasa diterima

lebih rendah dari pada yang diharapkan, maka kualitas jasa

dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik dan tidaknya kualitas jasa

tergantung pada kemampuan penyediaan jasa dalam memenuhi harapan

pelanggannya secara konsisten. Kualitas total suatu jasa terdiri atas tiga

komponen utama yaitu: (1) Technical Quality adalah merupakan

komponen yang berkaitan dengan kualitas output jasa yang diterima

pelanggan, yang diperinci lagi menjadi tiga yaitu; (a) Search Qualitiy

adalah kualitas yang dapat dievaluasi pelanggan sebelum membeli;

(b) Experience Quality adalah kualitas yang hanya bisa dievaluasi

pelanggan setelah membeli atau mengkonsumsi jasa; (c) Credence

Quality adalah kualitas yang sukar dievaluasi pelanggan meskipun telah

mengkonsumsi suatu jasa (2) Functional Quality adalah komponen yang

bekaitan dengan kualitas cara penyampaian suatu jasa; (3) Corporate

Quality adalah profil, reputasi citra umum dan daya tarik khusus suatu

perusahaan (Tjiptono, 1996 : 60).

4. Kualitas Pelayanan Jasa

Dalam bisnis jasa, kualitas pelayanan merupakan suatu hal

yang penting dan harus dikerjakan dengan baik karena aplikasi kualitas

sebagai sifat dari pencapaian produk atau kinerja merupakan bagian

(38)

berkesinambungan, baik dalam hal memimpin pasar maupun sebagai

strategi untuk terus tumbuh.

Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan

pelanggan kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk

menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka

panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami

secara seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Dengan

demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dimana

perusahan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang

menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman

pelanggan yang kurang menyenangkan. Pada gilirannya kepuasan

pelanggan dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada

perusahaan yang memberikan kualitas yang memuaskan

Menurut (Tjiptono, 1996 : 69) Sepuluh faktor utama yang

menentukan kualitas jasa yaitu: (1) reliability, mencakup dua hal pokok,

yaitu konsistensi kerja (performance) dan kemampuan untuk dipercaya

(dependability); (2) responsiveness, yaitu kemampuan para pelayan

medis untuk memberikan jasa yang dibutuhkan pasien; (3) compentence,

yaitu setiap orang dalam suatu perusahaan atau rumah sakit memiliki

keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat memberIkan

jasa tertentu; (4) access, yaitu kemudahan untuk dihubungi dan ditemui

(lokasi, fasilitas jasa mudah dijangkau, waktu menunggu tidak terlalu

(39)

memberikan informasi dengan bahasa yang dapat dipahami pelanggan

(pasien) serta selalu mendengarkan saran dan keluhan pelanggan

(pasien); (6) emphaty, yaitu meliputi sikap sopan santun, respek,

perhatian dan keramahan; (7) credibility, yaitu sifat jujur dan dapat

dipercaya; (8) security, yaitu aman dari bahaya, resiko atau

keragu-raguan. Aspek ini meliputi keamanan fisik (fisical safety), keamanan

secara finansial (financial security) dan kerahasiaan (confindenliality);

(9) knowing that customer/understanding, yaitu usaha untuk memahami

kebutuhan pelanggan (pasien); (10) tangibles, yaitu bukti fisik dari jasa

dan peralatan yang digunakan.

A. Perilaku Konsumen

1. Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang

secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan

barang-barang dan jasa-jasa, termasuk dalam proses pengambilan

keputusan pada persiapan penentuan kegiatan tersebut. Dalam menjaga

kelangsungan hidup suatu perusahaan perilaku konsumen sangat penting

karena kelangsungan hidup perusahaan ditentukan oleh kesuksesan

dalam bidang pemasaran produknya dan kegiatan pemasaran yang

sukses itu ditentukan oleh konsumen. Menurut (Swastha, 2000 : 10)

definisi dari perilaku konsumen adalah kegiatan–kegiatan secara

(40)

termasuk didalam proses pengambilan keputusan pada persiapan dan

penentuan kegiatan–kegiatan tersebut.

Dari definisi tersebut perilaku konsumen dapat dirumuskan

sebagai perilaku yang ditujukan oleh orang–orang dalam merencanakan,

membeli dan menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa.

Dengan memahami perilaku konsumen, maka perusahaan dapat

mengembangkan produk, menentukan harga, menentukan lokasi atau

tempat, kegiatan pelayanan dan promosikan produknya secara lebih baik.

Di samping itu, perusahaan juga akan dapat memahami tentang adanya

peluang yang baru oleh pemenuhan kebutuhan dari konsumen yang

merasa belum terpenuhi.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen secara garis besar

ada dua (Swastha dan Handoko, 2000 : 14) yaitu: (1) faktor-faktor

ekstern faktor-faktor yang ditimbulkan dari luar pribadi konsumen

seperti; (a) Kebudayaan, kebudayaan ini sifatnya sangat luas dan

menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Kebudayaan ini

didefinisikan sebagai dari fakta yang kompleks yang diciptakan oleh

manusia diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan

pengatur tingkah laku manusia oleh masyarakat yang ada. Simbol

tersebut bisa bersifat kentara (seperti alat-alat perumahan, produk, karya

seni) maupun bersifat tidak kentara (seperti sikap, pendapat,

(41)

dapat mempengaruhi pandangan atau tingkah laku pembeli adalah kelas

sosial. Kelas sosial terjadi karena adanya pelapisan kelas sosial dalam

masyarakat. Perbedaan kelompok dapat dibedakan dalam kelompok

kelas secara bertingkat. Pada hakekatnya, masyarakat kita dapat

dikelompokan kedalam tiga kelas yakni, (kelas atas, kelas menengah dan

kelas bawah); (c) Kelompok refensi kecil, adalah yang membentuk

sikap-sikap tentang suatu topik yang khusus. Kelompok mempengaruhi

tingkah laku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman

oleh konsumen dalam tingkah laku. Yang termasuk kelompok referensi

kecil antara lain adalah serikat buruh, lingkungan tetangga dan lain

sebagainya; (d) Keluarga, adalah setiap anggota keluarga memiliki selera

dan keinginan yang berbeda. Namun ada kebutuhan keluarga yang

digunakan oleh setiap keluarga misalnya televisi, meubel dan lain-lain.

Yang kedua faktor intern, yaitu faktor-faktor psikologis yang

berasal dari dalam pribadi konsumen yaitu: (a) Motivasi, adalah

dorongan yang membuat seseorang mau melakukan sesuatu yang

merupakan suatu kebutuhan cukup kuat untuk mengarahkan seseorang

agar mencari pemuas kebutuhan; (b) Kepribadian, adalah merupakan

karakteristik psikologis batin yang menumbuhkan respon terhadap

lingkungan; (c) Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari untuk

bereaksi terhadap penawaran produk dalam masyarakat yang baik

maupun kurang baik. Secara konsekuen sikap akan memberikan

(42)

menolak produk, tergantung dari pandangan konsumen terhadap produk

dan proses belajar dari pengalaman; (d) Konsep diri, adalah individu

yang diterima individu itu sendiri dalam rangka kehidupan dalam suatu

masyarakat; (e) Belajar, adalah suatu proses perubahan perilaku yang

terjadi karena. Proses belajar pada suatu pembelian akan terjadi bila

konsumen ingin memperoleh kepuasan, tapi jika konsumen merasa

dikecewakan oleh produk yang kurang baik, maka proses belajar tidak

akan terjadi. Pengalaman masa lalu akan mempengaruhi tanggapan

kepuasan dari barang tersebut.

3. Teori-teori Pilaku Konsumen

Tujuan seseorang memiliki barang atau jasa adalah untuk

memuaskan kebutuhan dan keinginannya, dalam menentukan keinginan

dan kebutuhannya dari konsumen diperlukan pengetahuan perilaku

konsumen serta teori yang mendasarinya. Secara garis besar

teori-teori yang mendukung perilaku konsumen ada empat macam yaitu:

(1) Teori ekonomi mikro, teori mikro didasarkan pada pengertian bahwa

manusia itu adalah makhluk ekonomis, rasional dan pada setiap saat

bertindak karena tertarik kepada sesuatu. Menurut teori ini keputusan

untuk membeli merupakan hasil perhitungan ekonomis rasional yang

dilakukan manusia secara sadar. Konsumen berusaha membeli barang

dan jasa yang dapat memberikan kepuasan terbesar sesuai dengan harga

dan kepuasan relatif. Teori ini menyebutkan bahwa setiap konsumen

(43)

pembeliannya terhadap barang dan jasa yang sama untuk jangka waktu

yang panjang ialah memperoleh kepuasan dari barang atau jasa tersebut;

(2) Teori psikologis, adalah teori yang menunjukan dan menyelidiki

kegiatan-kegiatan psikis pada manusia dewasa, dan normal termasuk

kegiatan pengamatan, pemikiran, perasaan, dan kehendak. Teori ini

ditujukan dan dipusatkan pada individu beserta lingkungannya, secara

garis besar teori ini dibagi dua yakni, teori belajar dan teori psikoanalitis;

(3) Teori sosiologis, adalah teori yang mempelajari sifat, keadaan, dan

pertumbuhan masyarakat. Teori sosiologis mengarahkan analisa prilaku

pada kegiatan kelompok seperti teman kerja, keluarga dan lain-lainnya.

Perusahaan harus bisa menentukan mana diantara lapisan-lapisan sosial

yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap permintaan akan

produk yang dihasilkan; (4) Teori antropologi adalah teori tentang

organisme manusia dan tentang manusia sebagai subjek alam. Kategori

masyarakat yang masuk kelompok ini adalah kelompok budaya,

kelompok sosial yang turut memainkan peranan penting dalam

pembentukan sikap seseorang ditengah-tengah masyarakat.

4. Loyalitas

Loyalitas konsumen dapat diartikan sebagai orang yang dalam

jangka waktu panjang hanya melakukan pembelian terhadap suatu

perusahaan atau merek tertentu yang telah memberikan kepuasan yang

tinggi, dimana pelanggan yang setia akan memberikan keuntungan yang

(44)

Expectations

Customer Satisfaction

Switching Barriers

Voice

Loyality Perceived

f

Dua aspek penting dalam loyalitas adalah sikap dan perilaku

konsumen. Mempertahankan konsumen yang mempunyai sifat dan

perilaku yang loyal lebih menguntungkan dibanding mencari konsumen

baru.

Untuk membuat loyal terhadap suatu jasa atau produk yang

ditawarkan, perusahaan terlebih dulu menciptakan image yang positif

terhadap kombinasi atribut yang ditawarkannya. Di sini faktor yang

membantu perkembangan loyalitas konsumen terhadap produk atau jasa

yang ditawarkan perusahaan mempunyai kesempatan besar untuk

meningkatkan bisnis itu dengan jalan perusahaan mengadakan

penyelidikan apakah perluasan keberadaan fasilitas atau tambahan dari

yang baru telah optimum dari yang diharapkan atau masih perlu

ditindaklanjuti lagi.

Metode pengukuran kepuasan pelanggan menjadi hal yang

sangat penting setiap perusahaan, dan merupakan suatu rahasia bagi

setiap perusahaan. Secara sistematis loyalitas dapat dijelaskan melalui

model kepuasan konsumen menurut Fornell, C (Tjiptono, 1997 : 37):

Gambar. 1

(45)

Dari gambar tersebut di atas kepuasan pelanggan (Customer

Satisfaction) ditentukan oleh expectation dan perceived performance.

Apabila perceived performance melebihi expectation maka pelanggan

akan memperoleh kepuasan, jika sebaliknya pelanggan tidak akan

memperoleh kepuasan pengaruh perceived performance lebih kuat

dalam menetukan kepuasan pelanggan (Tjiptono, 1997 : 37).

B. Rumah Sakit

1. Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit adalah suatu perusahaan jasa yang

menyelenggarakan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan pasien

(Lumenta, 1985). Rumah sakit mempunyai arti yang sangat penting bagi

masyarakat dan lingkungannnya karena rumah sakit, yang merupakan

lembaga sosial, berperan aktif dalam penyediaan dan penyelenggaraan

pelayanan medis sehingga, walaupun rumah sakit bergerak dalam bidang

sosial, akan tetapi tidak menutup kemungkinan rumah sakit saling

berlomba untuk memberikan pelayanan medis yang terbaik. Hal ini

ditujukan agar pasien merasa diperhatikan, nyaman dan terlayani dengan

baik sehingga bila pasien atau keluarganya sakit, bersedia untuk dirawat

di rumah sakit tersebut.

Telah banyak definisi rumah sakit yang dikemukakan para ahli,

diantaranya definisi rumah sakit yang dikemukakan dalam Himpunan

Peraturan Perundang-undangan oleh Departemen Kesehatan No.159

(46)

menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat

dimamfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.

Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan

kesehatan semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai dengan

sub-spesialistik. Rumah sakit pendidikan adalah rumah sakit umum yang

dipergunakan untuk tempat pendidikan tenaga medis tingkat S1, S2, dan

S3.

2. Ciri Khas Rumah Sakit

Rumah sakit memiliki tiga ciri khas yang dapat membedakan

dengan industeri lain yaitu: (a) “Bahan baku” dari industri jasa kesehatan

adalah manusia. Tujuan utama melayani kebutuhan manusia dengan

proses dan biaya yang seefisien mungkin dan bukan semata-mata

menghasilkan produk; (b) Kenyataan pentingnya peranan profesional

termasuk dokter, perawat, ahli farmasi, dan ahli gizi; (c) Dalam industri

rumah sakit yang disebut sebagai pelanggan tidak selalu adalah mereka

yang menerima pelayanan saja tapi juga badan-badan atau

instansi-instansi yang mengadakan kerja sama dengan rumah sakit yang

bersangkutan, seperti misalnya, kantor perusahaan tertentu atau tempat

kerja pasien dan kantor asuransi. Dengan kata lain menentukan dimana

(47)

3. Unsur Rumah Sakit

Baik rumah sakit pemerintah atau swasta sama mempunyai

fungsi dalam pelayanan (Lumenta, 1985). Adapun fungsi tersebut adalah

a. Fungsi pelayanan intramural

Fungsi pelayanan ini merupakan fungsi yang dilakukan dalam rumah

sakit itu sendiri seperti: Pelayanan pengobatan, pelayanan

penyembuhan, pelayanan penginapan, pelayanan, pelayanan

administratif.

b. Fungsi pelayanan ekstramural

Fungsi pelayanan yang dilakukan diluar rumah sakit, kegiatan

tersebut antara lain : Program pelayanan gizi, program kesehatan

lingkungan, program KB, program khusus kesehatan, program

pemulihan kesehatan

Untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, maka

diperlukan pembatasan dan peraturan agar menjadi jelas fungsinya.

Maka fungsi rumah sakit menurut Himpunan Peraturan

Perundang-undangan oleh Departemen Kesehatan No. 159 b/Menkes/Per/I/1988:

480 adalah: (1) Menyediakan dan menyelenggarakan: pelayanan medis,

pelayanan penunjang medis, pelayanan perawatan, pelayanan

(48)

dan atau latihan tenaga medis dan para perawat; (3) sebagai tempat

penelitian, pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan.

4. Klasifikas Rumah Sakit

Pada dasarnya pelaksanaan klasifikasi rumah sakit ditetapkan

melalui kriteria umum kemampuan pelayanan medis spesialistis. Dengan

peraturan menteri kesehatan No 031 tahun 1972 tentang rumah sakit

pemerintah, klasifikasi rumah sakit dapat dibedakan menjadi: kelasA,

kelas B, kelas C, dan kelas D, sesuai dengan kemampuan memberikan

pelayanan medis umumnya sampai medis spesialistis, jika kelas E diluar

pengembangan dan peningkatan pelayanan khusus (paru-paru, mata,

kusta, kangker) sebagai rumah sakit. Adapun klasifikasi rumah sakit

akan dijelaskan sebagai berikut: (a) rumah sakit yang mampu

memberikan pelayanan medis umum adalah kelas D, (b) rumah sakit

yang mampu memberikan pelayanan medis spesialis adalah kelas C

(penyakit dalam, penyakit anak, bedah, kebidanan/kandungan),

(c) rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan medis spesialis

semua bidang adalah kelas B, (d) rumah sakit yang mampu memberikan

pelayanan medis spesialis luas adalah kelas A.

5. Penggolongan Rumah Sakit

Berdasarkan bentuk pelayanan rumah sakit dapat dibedakan

menjadi: (1) Rumah sakit umum (RSU), yaitu rumah sakit yang

(49)

bersifat dasar sampai spesialistik; (2) Rumah sakit khusus (RSK) rumah

sakit yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan berdasarkan jenis

penyakit tertentu atau disiplin ilmu. Berdasarkan pemilik dan

penyelenggaranya rumah sakit dapat dibedakan atas; (a) rumah sakit

pemerintah, rumah sakit pemerintah diselenggarakan oleh: Departemen

kesehatan, pemerintah daerah, ABRI, departemen lainnya seperti

BUMN; (b) Rumah sakit swasta

6. Konsep Biaya Rumah Sakit

Konsep biaya yang akan digunakan untuk menganalisa dan

mengumpulkan biaya langsung dari setiap jasa pelayanan rumah sakit

yang diberikan kepada masyarakat (IRSJM, 1983) adalah sebagai

berikut: (1) Biaya departemen langsung dan tidak langsung; (a) Biaya

departemen langsung adalah seluruh biaya yang timbul atau terjadi pada

pusat-pusat biaya. Didalamnya, pengertian ini termasuk biaya

penyusutan, asuransi dan biaya-biaya lainnya; (b) Biaya departemen

tidak langsung, adalah biaya yang dialokasikan dari departemen lainnya,

biaya dari pusat umum lainnya.

Konsep biaya diatas digunakan untuk biaya satuan dari setiap

jasa yang diberikan, dalam rangka menghitung unit cost dari berbagai

jasa pelayanan: (1) Biaya langsung dan tidak langsung jasa pelayanan

kesehatan; (a) biaya langsung jasa pelayanan kesehatan adalah biaya

(50)

pelayanan kesehatan tersebut ialah, (biaya bahan baku/obat-obatan,

biaya tenaga langsung, biaya overhead jasa pelayanan kesehatan);

(2) Biaya tidak langsung jasa pelayanan kesehatan adalah biaya

adminitrasi dan umum atas pengelolaan rumah sakit seperti, (biaya

direksi, biaya pegawai adminitrasi dan umum, biaya tamu/rapat/jamuan

dan lain-lain).

7. Organisasi Rumah Sakit.

Agar rumah sakit jelas dalam tugas dan garis wewenang, maka

rumah sakit perlu memiliki struktur organisasi. Menurut Himpunan

Peraturan Perundang-undangan oleh Departemen Kesehatan No.159

b/Menkes/Per/II/1988 : 486, struktur organisasinya sebagai berikut :

1. Organisasi rumah sakit terdiri atas unsur pimpinan, pembantu

pimpinan, pelaksana tugas pokok, dan unsur penunjang pelaksana

tugas pokok.

2. Rumah sakit dipimpin oleh seorang Direktur dan dibantu oleh

seorang Wakil Direktur menurut kebutuhan.

3. Direktur rumah sakit adalah seorang Dokter.

4. Rumah Sakit mempunyai Dewan Penyantun dan Tim Medis.

5. Dewan Penyantun bertugas memberi saran atau nasihat pada

Direktur Rumah Sakit dalam rangka merencanakan, merumuskan,

membimbing dan mengawasi program serta kebijaksanaan umum.

6. Tim Medis bertugas memberi nasihat kepada Direktur tentang etik,

(51)

7. Kedudukan, tugas, fungsi dan keanggotaan Dewan Penyantun dan

Tim Medis ditetapkan dengan keputusan sendiri.

8. Ketenagakerjaan Rumah Sakit

Ketenagakerjaan rumah sakit merupakan salah satu unsur

yang penting dalam lembaga rumah sakit, karena struktur

ketenagakerjaan menentukan lengkap tidaknya tenaga medis dan

sub-instalansi yang ada sehingga rumah sakit lengkap ketenagakerjaannya.

Kategori ketenagakerjaan yang dimiliki rumah sakit menurut Himpunan

Peraturan Perundang-undangan oleh Departemen Kesehatan No. 159

b/Menkes/Per/II/1988 : 497 adalah setiap rumah sakit mempunyai

kategori ketenagakerjaan yang terdiri atas tenaga medis, para medis

perawatan, para medis non-perawatan, dan tenaga non-medis.

9. Bangunan, Peralatan, Perlengkapan dan Obat-obatan.

Menurut Himpunan Peraturan Perundang-undangan oleh

Departemen Kesehatan No. 159 b/Menkes/Per/II/1988: 500 Bangunan,

Peralatan, Perlengkapan dan Obat-obatan yang ditentukan adalah:

1. Setiap rumah sakit harus mempunyai ruangan untuk

menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, rawat inap, gawat darurat,

penunjang medis dan non-medis. Standarisasi bangunan rumah sakit

ditetapkan tersendiri oleh Menteri Kesehatan.

2. Setiap rumah sakit mempunyai peralatan medis dan non-medis

sesuai dengan kemampuan pelayanan medis yang ada. Standarisasi

(52)

3. Setiap rumah sakit dilengkapi dengan tenaga listrik, penyediaan air

bersih, sistem pembuangan air limbah atau air kotor, alat komunikasi

dan alat pemadam kebakaran serta peralatan rumah tangga.

4. Setiap rumah sakit harus menyediakan berbagai jenis dan bahan

obat-obatan sekurang-kurangnya sama dengan yang ditentukan

dalam daftar obat essensial nasional

10. Pelayanan Medis

a. Definisi Pelayanan Medis

Menurut Himpunan Peraturan Perundang-undangan oleh

Departemen Kesehatan No. 159 b/Menkes/Per/II/1988 : 525

pelayanan medis dapat didefinisikan sebagai segala upaya dan

kegiatan pencegahan dan pengobatan penyakit, semua upaya dan

kegiatan peningkatan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan

antara para ahli pelayanan medis dan individu yang membutuhkan.

b. Mutu Pelayanan Medis

Unsur penting dalam suatu kerangka penilaian mutu pelayanan

medis adalah mendefinisikan mutu yang menjadi tujuan akhir dan

tujuan utama. Menurut (Lumenta, 1989 : 15) mutu pelayanan medis

adalah tingkat kecemerlangan yang dihasilkan dan dicapai selama

proses pemeriksaan pasien hingga memperoleh diagnosis dan

(53)

Dari definisi tersebut maka menurut (Lumenta, 1989:15) mutu

pelayanan medis dapat disimpulkan menjadi:

1. Pelayanan medis yang baik terbatas pada pelaksanaan pengobatan

rasional yang didasarkan atas ilmu kedokteran.

2. Pelayanan medis yang baik menekankan pencegahan.

3. Pelayan medis yang baik menghendaki kerjasama yang wajar

antara kaum awam dengan para pelaksana ilmu pengetahuan

kedokteran.

4. Pelayanan medis yang baik mengobati seseorang secara

seutuhnya.

5. Pelayanan medis yang baik dikoordinasikan dengan pembinaan

kesejahteraan sosial.

6. Pelayanan medis yang baik memerlukan hubungan pribadi antara

dokter dengan pasien secara erat dan berkesinambungan.

7. Pelayanan medis yang baik mengkoordinasikan semua jenis

pelayanan medis.

8. Pelayanan medis yang baik berarti memanfaatkan semua

pelayanan yang diperlukan dan yang dapat diberikan ilmu

kedokteran modern pada masyarakat yang membutuhkan.

Pelayanan medis di negara kita telah cukup berkembang dan

terus dikembangkan agar dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat.

(54)

kesehatan, pelayanan medis khususnya menjadi bidang kerja para

dokter dibantu dengan tenaga medis.

11. Penilaian Pelayanan Medis Rumah Sakit

Demi memperhatikan atau meningkatkan mutu pelayanan

medis, maka mutu pelayanan medis selalu dipertimbangkan, ditinjau

dari berbagai segi, dari segi organisasi pelayanan, maupun dari

organisasi sosial budaya.

Berkaitan dengan jaminan mutu pelayanan medis, maka

pengantar fundamental ke arah perbaikan mutu pelayanan pada

hakikatnya adalah perencanaan suatu program penilaian yang tepat

terutama ditujukan pada kebutuhan dan kepuasan para pemakai jasa

pelayanan medis.

Menurut (Lumenta, 1989 : 16) pendekatan mutu pelayanan

medis dapat didefinisikan sebagai berikut: (1) Penilaian struktur, yang

meliputi penaksiran terhadap lingkungan dan perlengkapan yang

dipakai dalam pelaksanaan pelayanan. Juga meliputi penilaian terhadap

pengorganisasian administrasi semua profesi kesehatan, termasuk

pemilik lembaga pelayanan yang berkaitan dengan sumber daya dan

dana; (2) Penilaian proses pelayanan, yaitu penaksiran terhadap

kegiatan para dokter dan para profesi kesehatan lainnya ketika

menangani pasien yang meliputi sikap dokter, sikap erawat dan

pemeriksaan selama proses penyembuhan. Kriteria yang sering

(55)

dan harapan para profesi yang bersangkutan. Standar dan harapan

biasanya berasal dari praktik yang dianggap ideal dan dapat diterima,

serta dirumuskan oleh para tokoh; (3) Penilaian hasil akhir, yaitu

berkaitan dengan status kesehatan semua penduduk dan pemuasan

semua pihak yang berkaitan dengan pelayanan medis. Pertimbangan

dengan penaksiran ini memberi bukti terakhir bahwa pelayanan itu baik,

buruk, atau tidak dinilai. Untuk itu harus ada suatu kesesuaian paham

profesional dan penerimaan oleh masyarakat luas tentang hasil akhir

yang dianggap sesuai dengan harapan dan memuaskan.

Dari uraian di atas bahwa pemasaran bukanlah semata-mata

melaksanakan kegiatan menjual barang dan jasa di pasar, namun

pemasaran dimulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan konsumen

yang dapat dipuaskan, kemudian merencanakan dan mengembangkan

sebuah produk dan pelayanan yang akan memenuhi kebutuhan tersebut.

12. Pengertian Kepuasan Pelanggan

Kemajuan perekonomian telah mampu menggunakan status

sosial dan ekonomi masyarakat, yang selanjutnya berdampak pula pada

perubahan perilaku dan gaya hidup masyarakat yang pada akhirnya

selera tahap kepuasan masyarakat terhadap produk yang dibutuhkan dan

diinginkan mengalami peningkatan.

Hal ini merupakan suatu kesempatan yang sangat baik bagi

perusahaan untuk melakukan pergeseran permintaan mereka dan

(56)

perubahan–perubahan dalam konsep pemasarannya, dari konsep

berwawasan produk hingga konsep berwawasan pemasaran dan

akhirnya konsep ini mampu memberdayakan kekuatan keinginan

pelanggan dengan tekanan teknologi informasi untuk memberikan

kepuasan kepada pelanggan.

Jadi syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar

dapat sukses dalam persaingan adalah mencapai tujuan dengan

menciptakan dan memperhatikan kepuasan pelanggan

(Swastha, 1987 : 5). Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka

perusahaan harus mampu memahami perilaku pelanggan pada pasar

sasaran, karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sangat

tergantung pada kepuasan pelanggan.

Perhatian mengenai kepuasan dan ketidakpuasan konsumen

saat ini semakin besar, sehingga banyak pihak yang menaruh perhatian

pada hal ini, terutama pihak-pihak yang mempunyai komitmen

langsung terhadap kepuasan konsumen. Beberapa pakar memberi

pengertian mengenai kepuasan konsumen dan ketidakpuasan,

diantaranya menurut Wilkie (Tjiptono, 2000 : 24) kepuasan pelanggan

adalah suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman

konsumsi suatu produk. Sedangkan kepuasan pelanggan menurut

(Tjiptono, 2000 : 24) adalah tingkat kepuasan seseorang setelah

membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya.

(57)

adalah evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih

sekurang-kurangnya sama akan melampaui harapan pelanggan.

Dari berbagai definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

pada dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencakup antara

harapan dengan kinerja atau hasil yang dirasakan dalam mengevaluasi

jasa yang bersifat intangible. Konsumen umumnya menggunakan

beberapa atribut atau faktor berikut adalah: (1) keandalan (reliability)

yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan

segera, akurat dan memuaskan; (2) daya tanggap (responsiveness) yaitu

keinginan para staf dan karyawan untuk membantu para pelanggan dan

memberikan pelayanan dengan tanggap; (3) jaminan (assurance)

mencakup pengetahuan, kemampuan kesopanan dan sifat dapat

dipercaya yang memiliki para staf bebas dari bahaya, resiko dan

keragu-raguan; (4) empati (emphaty) meliputi kemudahan dalam

melakukan hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan

memahami kebutuhan pelanggan; (5) bukti langsung (tangibles)

meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.

Kepuasan pelanggan secara langsung mempengaruhi

kemampuan perusahaan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan. Di

samping itu, perusahaan yang mampu memberikan kepuasan

pelanggan yang tinggi memungkinkan perusahaan tersebut untuk

menetapkan harga yang tinggi. Peningkatan volume penjualan dan

(58)

perusahaan dan sekaligus merupakan variabel penentu keberhasilan

perusahaan untuk tetap hidup dan berkembang.

Kemampuan perusahaan dalam memberikan kepuasan

pelanggan harus selalu dipantau dan ditingkatkan, mengingat kondisi

pelanggan yang senantiasa berubah dinamis. Pelayanan yang mampu

memberikan kepuasan belum tentu yang akan datang masih tetap

memberikan kepuasan. Jadi perusahaan harus mampu melakukan

meningkatkan kemampuannya dalam memberikan kepuasan secara

berkesinambungan, dalam menanggapi dinamika perubahan yang

terjadi. Dalam mengantisipasi perubahan yang terjadi pada tingkat

kepuasan pelanggan, pihak perusahaan dituntut untuk mendeteksi

faktor–faktor kritis yang menentukan tinggi rendahnya tingkat kepuasan

pelangan.

Gambar. 2

Konsep Kepuasan Pelanggan (Sumber: Tjiptono, 1997 : 24)

Tujuan

Produ

Nilai Produk Barang

Harapan Pelanggan

Tingkat Kepuasan Pelanggan

Gambar

Gambar.2  Konsep Kepuasan Pelanggan ............................................ 33
Gambar. 1 Model Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan
Gambar. 2 Kerangka Pemikiran
Tabel. 1. Hasil Uji Validitas untuk Indikator Pemeriksaan Awal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menganalisis faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Islam Surakarta.. Untuk Rumah Sakit

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh komunikasi efektif terhadap kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Wijayakusuma (DKT) purwokerto.. adalah

pasien yang berkunjung di Rumah Sakit Umum Kabupaten Sragen untuk mengetahui seberapa tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan khususnya pasien yang rawat inap di

Menurut asumsi peneliti, kepuasan pasien yang dirasakan selama di rawat inap di ruang kelas III Rumah Sakit Bhayangkara Palu tentunya juga tidak terlepas dari

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh kualitas pelayanan kesehatan berdasarkan kehandalan terhadap kepuasan pasien rawat inap peserta BPJS di Rumah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh kualitas pelayanan kesehatan berdasarkan kehandalan terhadap kepuasan pasien rawat inap peserta BPJS di Rumah

Korelasi Antara Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap .... Kepuasan Pasien Rawat

Hasil yang diperoleh dari mengkaji 11 jurnal penelitian terkait tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap penyajian makanan di rumah sakit, terdapat 7 buah jurnal yang mengkaji rumah