• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV - 1 - 1464830382Bab 4 Profil Wilayah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV - 1 - 1464830382Bab 4 Profil Wilayah"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV - 1

4.1. GAMBARAN GEOGRAFI DAN ADMINISTRATIF WILAYAH

Pemekaran wilayah Kabupaten Solok pada akhir tahun 2003 telah melahirkan satu kabupaten baru yaitu Kabupaten Solok Selatan. Dengan terjadinya pemekaran ini menyebabkan luas wilayah Kabupaten Solok mengalami pengurangan secara signifikan dari semula 708.402 Ha (7.084.02 Km2) menjadi 373.800 Ha (3.738.00 Km2). Secara geografis Kabupaten Solok saat ini terletak diantara 01°20’27’’ dan 01°21’39” Lintang Selatan dan 100°25’00” dan 100°33’43” Bujur Timur.

Luas wilayah Kabupaten Solok ± 373.800 Ha yang terbagi dalam 14 kecamatan dengan 74 Nagari dan 414 Jorong. Kecamatan terluas yaitu Kecamatan Tigo Lurah dengan luas 602,5 KM2 atau 16,12 % dari luas Kabupaten Solok secara keseluruhan. Sedangkan kecamatan yang memiliki luas terkecil adalah Kecamatan Danau Kembar dengan luas 70,1 KM2 atau sekitar 1,86 % dari luas Kabupaten Solok. Adapun batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Solok adalah sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tanah Datar;

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Solok Selatan;

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan dan Kota Padang;

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung.

(2)
(3)

BAB IV - 3

Tabel 4.1 Luas Kecamatan dan Jumlah Nagari dan Jorong di Kabupaten Solok

No Kecamatan Luas (KM2) Ibukota Kecamatan

Jumlah Nagari Jorong

1 Pantai Cermin 366,00 Surian 2 28

2 Lembah Gumanti 459,72 Alahan Panjang 4 39 3 Hiliran Gumanti 263,28 Talang Babungo 3 20

4 Payung Sekaki 364,50 Kubang Nan Duo 3 11

5 Tigo Lurah 602,50 Batu Bajanjang 5 20

6 Lembang Jaya 99,90 Bukit Sileh 6 43

7 Danau Kembar 70,10 Simp. Tj. Nan IV 2 19

8 Gunung Talang 385,00 Talang 8 40

9 Bukit Sundi 109,00 Muara Panas 5 20

10 X Koto Sungai Lasi 171,00 Sungai Lasi 9 28

11 Kubung 192,00 Selayo 8 37

12 X Koto Singkarak 295,00 Singkarak 8 46

13 Junjung Sirih 102,50 Paninggahan 2 11

14 X Koto Diatas 257,00 Tanjung Balit 9 52

Total 3.738,00 74 414

Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2015

4.2. PROFIL DEMOGRAFI

a

a.. JJuummllaahh ddaann PPeerrkkeemmbbaannggaann PPeenndduudduukk

(4)

BAB IV - 4

Tabel 4.2 Jumlah dan Perkembangan Penduduk Kabupaten Solok Tahun 2009–2014

Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2010-2015

Penyebaran penduduk relatif dipengaruhi oleh kecenderungan penduduk terkonsentrasi pada tempat dimana akses terhadap faslilitas pelayanan kota dengan biaya transportasi yang rendah merupakan pilihan utama penduduk dalam menentukan tempat tinggal. Dalam hal ini, rendahnya nilai lahan tidak akan banyak memberikan daya tarik yang dapat mempengaruhi minat penduduk untuk bertempat tinggal di lokasi-lokasi yang relatif masih kosong, namun memiliki tingkat pelayanan prasarana dan sarana kota yang rendah. Konsentrasi terbesar penduduk Kabupaten Solok tahun 2013 ini terdapat di Kec. Kubung (16.13 %), Kec. Lembah Gumanti (15,78%), dan Kec.Gunung Talang (13,60%). Sedangkan distribusi penduduk yang terendah ada di Kec. Payung Sekaki sebesar (2,28%), diikuti oleh Kec. Tigo Lurah (2,75%), dan IX Koto Sungai Lasi (2,68%).

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)

2009 2010 2011 2012 2013 2014

(5)

BAB IV - 5

b

b.. KKeeppaaddaattaann PPeenndduudduukk

Kepadatan penduduk Kabupaten Solok pada tahun 2014 adalah sebesar 96,60 jiwa/km2. Tipikal penyebaran pusat-pusat permukiman masih terkonsentrasi pada pusat pengembangan ekonomi dan akses pelayanan perkotaan. Hal ini terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3 Kepadatan Penduduk Kabupaten Solok Tahun 2014

No Kecamatan

Kabupaten Solok 3,738.00 361.095 96.60

Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2015

(6)

BAB IV - 6

c

c.. LLaajjuu PPeerrtutummbbuuhhaann PPeenndduudduukk

Laju pertumbuhan penduduk selama 5 tahun (2009 – 2014) tercatat semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pembangunan yang giat dilaksanakan. Laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2009 – 2014 adalah sebesar 2.7 % yang berarti mengalami pertumbuhan 0,45% per tahunnya.

Tabel 4.4 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Solok Tahun 2009– 2014

No Kecamatan

Jumlah Penduduk (Jiwa) Laju

Pertum buhan (%)

2009 2010 2011 2012 2013 2014

1. Pantai Cermin 21,850 20.337 20.472 20.330 20.538 20.693 -0,162 2. Lembah Gumanti 51,310 53.178 54.464 56.121 56.554 56.983 2,227 3. Hiliran Gumanti 15,997 16.053 16.280 15.444 16.593 16.718 0,879 4. Payung Sekaki 8,930 8.027 8.093 8.105 8.181 8.243 0,656 5. Tigo Lurah 9,265 9.574 9.709 9.833 9.918 9.993 1,219 6. Lembang Jaya 26,840 25.752 26.038 26.183 26.429 26.629 0,673 7. Danau Kembar 20,516 18.853 19.081 19.260 19.435 19.582 0,874 8. Gunung Talang 42,758 46.738 47.399 48.351 48.764 49.133 1,450 9. Bukit Sundi 24,035 22.827 23.035 23.028 23.253 23.428 0,564 10. IX Koto Sungai Lasi 10,875 9.671 9.689 9.502 9.605 9.678 -0,411 11. Kubung 56,077 55.303 56.307 57.334 57.822 58.260 1,663 12. X Koto Diatas 22,461 18.461 18.264 17.472 17.703 17.836 -1,845 13. X Koto Singkarak 34,919 31.686 31.816 31.140 31.744 31.984 -0,080 14. Junjung Sirih 13,986 12.105 12.058 11.704 11.844 11.934 -0,596

Kabupaten Solok 351,515 355,706 359,819 348.566 352.705 361.095 0.77

Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka 2010-2015, dan Hasil Perhitungan

d. SSttrruukkttuurr Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin dan Pekerjaan

(7)

BAB IV - 7

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Solok Tahun 2014

NO KECAMATAN LUAS (Ha) PENDUDUK (jiwa)

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 Pantai Cermin 36.600 10.159 10.534 20.693

2 Lembah Gumanti 45.972 28.616 28.366 56.983

3 Hiliran Gumanti 26.328 8.407 8.312 16.718

4 Payung Sekaki 36.450 4.141 4.103 8.243

5 Tigo Lurah 60.250 4.948 5.045 9.993

6 Lembang Jaya 9.990 13.213 13.416 26.629

7 Danau Kembar 7.010 9.773 9.809 19.582

8 Gunung Talang 38.500 24.372 24.761 49.133

9 Bukit Sundi 10.900 11.300 12.128 23.428

10 IX Koto Sungai Lasi 17.100 4.835 4.483 9.678

11 Kubung 19.200 28.807 29.453 58.260

12 X Koto Diatas 25.700 8.510 9.326 17.836

13 X Koto Singkarak 29.550 15.529 16.455 31.984

14 Junjung Sirih 10.250 5.671 6.263 11.934

JUMLAH 373.800 178.280 182.815 361.095

Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka Tahun 2015

Sedangkan berdasarkan jenis pekerjaan, penduduk Kabupaten Solok yang paling dominan adalah sebagai petani dengan jumlah 78.467 jiwa atau 52.73 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel 2.6.

Tabel 4.6 Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pekerjaan di Kabupaten Solok Tahun 2014

No. Lapangan Usaha Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Pertanian, kehutanan, perburuhan,

dan perikanan 643.88 41.55

(8)

BAB IV - 8

3 Perdagangan Besar 31.200 20.13

4 Jasa kemasyarakatan 35.192 22.71

5 Lainnya 19.664 12.69

Jumlah 154.971 100.00

Sumber: Kabupaten Solok Dalam Angka 2015

Sebagian penduduk Kabupaten Solok saat ini belum memiliki pekerjaan dan sedang mencari-cari pekerjaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan, ketrampilan dan peluang yang ada. Jumlah pencari kerja yang terdata dapat dilihat dalam tabel 2.7

Tabel 4.7 Jumlah Pencari Kerja yang Mendaftarkan Diri Dirinci menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Solok Tahun 2014 No Tingkat Pendidikan

Ditamatkan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Tidak Tamat SD - - -

2 SD 4 1 5

3 SLTP 17 9 26

4 SLTA 369 386 755

5 D-I / D-II 13 29 42

6 Sarjana Muda /D III 65 189 254

7 S-1 186 408 594

JUMLAH 654 1022 1676

Sumber: Kabupaten Solok Dalam Angka 2015

4.3. Gambaran Topografi

Kabupaten Solok mempunyai keadaan topografi yang cukup bervariasi, mulai dari dataran tinggi hingga dataran yang relatif rendah di bagian utara, dengan ketinggian berkisar antara 100 meter hingga di atas 1.000 meter dari permukaan air laut. Daerah dengan ketinggian antara 300 sampai 500 meter diatas permukaan laut meliputi sekitar 37 %, kawasan yang berada pada ketinggian 500 sampai 1.000 meter meliputi 34 % dan kawasan yang berada pada ketinggian 1.000 sampai 1.700 meter meliputi sekitar 29 % dari luas keseluruhan Kabupaten Solok. Ketinggian wilayah di Kabupaten Solok dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelas ketinggian, yaitu :

1. Ketinggian antara 100 – 500 meter diatas permukaan air laut.

(9)

BAB IV - 9

2. Ketinggian antara 500 – 1.000 meter diatas permukaan air laut.

Tersebar di bagian Utara, yaitu Kecamatan Payung Sekaki, Kecamatan Tigo Lurah, Kecamatan Gunung Talang, dan Kecamatan X Koto Diatas.

3. Ketinggian lebih dari 1.000 meter diatas permukaan air laut

Kondisi topografi tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu :

1. Dataran antar perbukitan mempunyai sebaran secara memanjang berarah Barat Laut - Tenggara di sekitar Singkarak, Kota Baru, Kota. Sebaran dari satuan ini menempati lebih kurang sekitar 10% dari luas daerah kajian, dengan lereng datar – hampir datar berkisar antara 0 % - 5 %. Satuan dataran antar perbukitan di apit oleh bukit-bukit yang merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan. Pola satuan ini mengikuti pola patahan yang ada di sekitarnya, oleh karena itu terbentuknya satuan ini sangat dimungkinkan akibat pergerakan patahan Sumatera, membentuk cekungan atau Graben

2. Satuan bentang alam perbukitan termasuk dalam zona Pegunungan Bukit Barisan yang secara umum mendominasi daerah kajian dengan sebaran sekitar 60 % dari luas kajian. Satuan ini menempati paling dominan di seluruh wilayah Kabupaten Solok elevasi antara 500 m – 1.000 m(dpl) kelerengan mulai morfologi agak curam dengan kemiringan lereng berkisar 15 % - 40 %. Satuan ini menutupi sebagian wilayah Kecamatan Tigo Lurah, Kecamatan Hiliran Gumanti, bagian selatan wilayah kecamatan Payung Sekaki serta sebagian selatan wilayah kecamatan X Koto Diatas. 3. Satuan bentang alam pegunungan tersebar hampir merata di wilayah perencanaan

dengan sebaran sekitar 30 % dari luas kajian meliputi kecamatan X Koto Singkarak, kecamatan Kubung, kecamatan Talang, kecamatan X Koto diatas, kecamatan Tigo Lurah dan kecamatan Lembang Gumanti. Satuan ini menempati elevasi > 1.000 m (dpl) kelerengan mulai morfologi curam antara 40 % - 70 %. Daerah yang termasuk dalam satuan bentang alam ini meliputi wilayah Gunung Gadut (1.859 m), Gunung Sugirik (1.787 m) termasuk dalam Kecamatan X Koto Singkarak, sekitar daerah Gunung Api Talang (2.591 m) Kecamatan Talang, Gunung Papan Kecamatan X Koto Diatas, seluruh wilayah bagian Selatan Kecamatan Tigo Lurah dan wilayah Gunung Boleng (2.560 m) Kecamatan Lembah Gumanti.

Sedangkan berdasarkan kemiringan, wilayah Kabupaten Solok dapat dibagi atas beberapa klasifikasi yang didasarkan atas data Status Kehutanan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat tahun 2001 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8 Klasifikasi Lereng di Kabupaten Solok No Klasifikasi Lereng Lereng

(10)

BAB IV - 10

5 Sangat Curam > 40 10.689,11 2,86

(11)

BAB IV - 11

(12)

BAB IV - 12

Berdasarkan kondisi kemiringan lereng di atas, maka dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Kemiringan 0 – 8% (datar), terkonsentrasi di beberapa tempat yang mencakup

sebagian Kecamatan X Koto Diatas, X Koto Singkarak, Kubung, Bukit Sundi, Gunung Talang, Payung Sekaki, Danau Kembar, dan Lembah Gumanti.

2. Kondisi kemiringan 8 – 15% (datar s/d landai), yang terkonsentrasi di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Solok.

3. Kondisi kemiringan 15 – 25% (agak curam), yang menyebar secara merata di semua kecamatan.

4. Kondisi kemiringan 25 – 40% (curam), yang terkonsentrasi di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Solok khususnya pada daerah Barat dan Selatan.

5. Lahan dengan kemiringan > 40% (sangat curam), tersebar secara merata di setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Solok dan lebih terkonsentrasi pada daerah Bagian Barat dan Selatan.

Komponen kelerengan diatas 40 % ini menjadikan tantangan bagi Pemerintah Kabupaten Solok untuk mengembangkan wilayahnya. Dengan kelerengan sangat curam ini, maka banyak lokasi di Kabupaten Solok yang terancam bahaya tanah longsor dan erosi yang intensif. Menurut data dari Dinas Pertambangan Propinsi Sumatera Barat sedikitnya ada 5 Kecamatan yaitu Kecamatan Gunung Talang, Lembah Gumanti, Lembang Jaya, IX Koto Sungai Lasi dan X Koto Singkarak yang di dalam areanya terdapat lokasi-lokasi rawan erosi, bencana tanah longsor berupa jatuhan, nendatan, badan jalan longsor, badan jalan amblas, jatuhan akibat aktivitas penambangan.

4.4. Gambaran Geohidrologi

Hidrologi merupakan kondisi tata air yang ada pada suatu wilayah. Kondisi hidrologi suatu kawasan sangat dipengaruhi oleh kondisi curah hujan, jenis batuan, jenis tanah serta tingkat kelerengan (faktor internal) dan kondisi tutupan lahan (kondisi internal). Kondisi hidrologi yang ada di Kabupaten Solok dapat dikatakan sangat baik. Dengan pola aliran pada umumnya adalah bersifat dendritik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya sumber air baik yang berupa air permukaan maupun mata air dan air tanah, yang dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Air Permukaan

(13)

BAB IV - 13

Solok merupakan bagian dari dua Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mengalr ke arah timur yatu DAS Agam Kuantan – Indragiri dan DAS Batang Hari.

Tabel 4.9 Jumlah Sungai di Kabupaten Solok

No Kecamatan Nama Sungai Lokasi

1 Pantai Cermin Batang Lolo Lolo Batang Indarung Surian Batang Kulembah Surian Batang Kayu Manang Surian

2 Lembah Gumanti Batang Gumanti Alahan Panjang

Batang Hari

Lembah Gumanti Sangir

Sungai Pagu 3 Payung Sekaki Batang Kipat Air Luo

Batang Luo Air Luo

4 Tigo Lurah Batang Pelangki Tigo Lurah Batang Kapujan Batu Bajanjang 5 Lembang Jaya

Batang Lembang

Lembang Jaya Bukit Sundi Kubung

X Koto Singkarak 6 Gunung Talang Batang Talang Talang

Batang Barus Lubuk Salasih 7 Bukit Sundi Batang Air Halim Kinari

8 X Koto Sungai Lasi Sungai Lasi Sungai Lasi Batang Pamo Pianggu

Batang Lawas Lembah Gumanti Payung Sekaki

9 Kubung Air Ganting Gantung Ciri

Sungai Saring Koto Hilalang

Air Gawan Selayo

(14)

BAB IV - 14

No Kecamatan Nama Sungai Lokasi

Air Sumani Sumani

11 Junjung Sirih Air Paninggahan Paninggahan Air Muara Pingai Muara Pingai 12 X Koto Diatas Batang Katialo Katialo Tj. Balik

Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2015

Selain sungai, Kabupaten Solok juga mempunyai Danau yang terdiri-dari :

1. Danau Diatas yang berada di Kecamatan Lembah Gumanti dan Kecamatan Danau Kembar;

2. Danau Dibawah yang berada di Kecamatan Danau Kembar; 3. Danau Talang yang berada di Kecamatan Danau Kembar;

4. Danau Singkarak yang berada di Kecamatan X Koto Singkarak dan Kecamatan Junjung Sirih. Danau ini juga terdapat pada wilayah administrasi Kabupaten Tanah Datar.

Tabel 4.10 Jumlah Danau di Kabupaten Solok

No Nama Danau Kecamatan Panjang (KM) Lebar (KM) (KMLuas 2)

1 Danau Diatas Lembah Gumanti Danau Kembar

6,25 2,75 17,2

2 Danau Dibawah Danau Kembar 5,62 3,00 16,9

3 Danau Talang Gunung Talang 1,5 0,88 1,3

4 Danau Singkarak X Koto Singkarak Junjung Sirih

20,75 6,25 129,7

Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2014

b. Mata Air

Dari kondisi alam yang terdapat di Kabupaten Solok banyak dijumpai mata air yang berasal dari lembah atau kaki perbukitan. Hal ini disebabkan adanya lapisan batuan yang kedap air dibawahnya yang mengalami peregangan tidak terus ke dalam melainkan ke arah lateral dan muncul di kaki tebing (lembah) atau kaki perbukitan sebagai mata air. Adanya mata air dapat dimanfaatkan menjadi cadangan sumber air bersih.

Menurut jenisnya (Todd, 1995) mata air di Kabupaten Solok dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu :

1. Mata air depresi (deppresion springs) terbentuk karena permukaaan tanah memotong muka air tanah.

(15)

BAB IV - 15

3. Mata air kontak (contact springs), muncul pada kontak batuan yang bersifat impermiable (batuan tersier) dan permeable (batuan kwarter).

Secara keseluruhan, pemanfaatan sumber mata air di Kabupaten Solok belum optimal dimanfaatkan. Pemanfaatan sumber mata air yang ada selama ini, sebagian besar dikelolah/dimanfaatkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Solok, seperti di Kecamatan Kubung, Nagari Selayo dan Nagari Gaung. PDAM juga memanfaatkan sumber mata air di Kecamatan X Koto Diatas Nagari Sulit Air, Kecamatan X Koto Singkarak Nagari Kacang dan Koto Sani dan Nagari Koto Anau, Kecamatan Lembang Jaya.

c. Air Tanah

Keberadaan air tanah dipengaruhi oleh faktor hujan, luas dan kondisi daerah peresapan, sifat kelulusan bahan permukaan dan batuan yang terdapat di bawahnya serta morfologi. Potensi air tanah bebas yang cukup besar dapat dijumpai di sekitar Kota Solok dan Muara Labuh yang berkisar antara 1-3 meter dibawah permukaan air tanah.

Sedangkan di wilayah lainnya relatif berkedudukan dalam, yaitu berkisar antara 5-15 meter dibawah permukaan air tanah, kecuali sekitar daerah lembah yang agak lebar dengan air tanahnya yang dangkal.

4.5. Gambaran Geologi

Berdasarkan faktor pembentuk tanah yaitu batuan induk, topografi, umur, iklim, dan vegetasi, maka Kabupaten Solok memiliki beberapa jenis tanah sebagai berikut :

1. Jenis tanah andosol, dengan ciri umum berasal dari bahan induk abu vulkan. Penyebaran di daerah beriklim sedang dengan curah hujan di atas 2.500 mm/ tahun tanpa bulan kering. Umumnya dijumpai di daerah lereng atas kerucut vulkan pada ketinggian di atas 800 meter. Warna tanah jenis ini umumnya cokelat, abu-abu hingga hitam. Daerah sebaran jenis tanah ini terdapat di Kecamatan X Koto Diatas, X Koto Singkarak, Kubung, Gunung Talang, Lembang Jaya, Bukit Sundi, Payung Sekaki, Danau Kembar, Gumanti, dan Pantai Cermin dengan luas sebesar 64.310,05 HA.

2. Jenis tanah Gleisol/Hidromorf Kelabu, mempunyai sifat umum berupa tidak peka terhadap erosi, perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal yaitu topografi yang berupa dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air, dan warna kelabu hingga kekuningan. Jenis tanah gleisol ini tersebar di Kecamatan Junjung Sirih, X Koto Singkarak, Bukit Sundi, dan Lembah Gumanti dengan luas keseluruhan sebesar 7.975,95 HA.

3. Jenis tanah Kambisol/Latosol, jenis tanah ini umumnya tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggian tempat berkisar 300– 1.000 meter. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api kemudian mengalami proses pelapukan lanjut, serta agak peka terhadap erosi. Jenis tanah kambisol ini terdapat di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Solok kecuali di Kecamatan Lembang Jaya. Luas keseluruhan jenis tanah ini adalah sebesar 209.691,55 HA.

(16)

BAB IV - 16

ketinggian di bawah 400 m. Warna tanah cokelat hingga merah. Khusus tanah mediteran merah kuning di daerah topografi karst disebut ”Terra Rossa”.dan mempunyai kepekaan sedang terhadap erosi, tersebar di Kecamatan Junjung Sirih, X Koto Singkarak, dan Kecamatan X Koto Diatas dengan luas sebesar 9.286,62 HA.

5. Jenis tanah Podsolik, berasal dari batuan pasir kuarsa, tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih 2.500 mm/ tahun. Tekstur lempung hingga berpasir, kesuburan rendah hingga sedang, warna merah, dan kering. serta mempunyai tingkat kepekaan terhadap erosi yang peka dengan sebaran meliputi Kecamatan Junjung Sirih, X Koto Singkarak, X Koto Diatas, IX Koto Sungai Lasi, Payung Sekaki, dan Kecamatan Tigo Lurah. Jenis tanah podsolik ini mempunyai luas sebesar 74.859,99 HA.

Tabel 4.11 Sebaran Jenis Tanah Pada Tiap Wilayah Kecamatan di Kabupaten Solok

No Jenis Tanah Sebaran Lokasi (Kecamatan) Luas (HA)

1 Andosol X Koto Diatas, X Koto Singkarak, Kubung, Gunung Talang, Lembang Jaya, Bukit Sundi, Payung Sekaki, Danau Kembar, Lembah Gumanti, dan Pantai Cermin

64.310,05

2 Gleisol Junjung Sirih, X Koto Singkarak, Kubung, Bukit

Sundi, dan Lembah Gumanti 7.975,95

3 Kambisol Seluruh kecamatanyang ada di Kabupaten Solok

kecuali di Kecamatan Lembang Jaya 209.691,55 4 Mediteran Junjung Sirih, X Koto Singkarak, danX Koto Diatas 9.286,62 5 Podsolik Junjung Sirih, X Koto Singkarak, X Koto Diatas, IX

Koto Sungai Lasi, Payung Sekaki, dan KecamatanTigo Lurah

74.859,99

Sumber : Buku Analisa dan Data RTRW Kabupaten Solok Tahun 2012-2031

Kabupaten Solok merupakan daerah yang rawan bencana alam. Bencana alam sering terjadi di beberapa kecamatan yang mengakibatkan banyaknya kerusakan di beberapa tempat. Bencana yang sering terjadi meliputi erosi, gerakan tanah, banjir, bahaya gunung berapi, dan gempa.

a. Erosi.

Erosi pada umumnya terjadi pada daerah perbukitan dan tebing sungai terutama pada hari hujan, terarah dan sebahagian besar akan mengalir deras pada permukaan tanah lapis demi lapis pada tanah penutup seperti:

Daerah perladangan / lahan berlereng dengan kemiringan <15 % Daerah bergelombang antara 8 – 15 %

Daerah berbukit antara 15 – 25 %  Daerah bergunung > 25 %

b. Gerakan Tanah

(17)

BAB IV - 17

pelapukan yang gembur. Sehingga curah hujan yang tinggi akan memacu lebih cepat terjadinya gerakan tanah. Berdasarkan letak Kabupaten Solok yang berada pada daerah patahan semangka dan berdasarkan identifikasi dari gerakan tanah, maka dapat dibedakan atas jenis gerakan tanah longsoran, aliran, dan Lawine.

Secara tektonik kedudukan Kabupaten Solok yang termasuk dalam lempeng benua Asia yang ditunjam lempeng samudera Hindia di Pantai Barat Sumatera. Penunjaman kedua lempeng tersebut menghasilkan beberapa patahan aktif di daratan Sumatera berupa Patahan Besar Sumatera, yang dikenal sebagai patahan Semangko.

Patahan aktif Semangko pada lokasi perencanaan merupakan patahan utama yang memanjang pada ruas Kecamatan Pantai Cermin, Danau Diatas, Danau Dibawah ke Utara sampai Danau Singkarak dan membentuk graben Kota Solok merupakan bagian dari patahan aktif sepanjang Sumatera. Jalur patahan – patahan aktif di Kabupaten Solok melintasi mulai dari Kecamatan Pantai Cermin terus ke Utara melewati Kecamatan Lembah Gumanti, Danau Diatas – Danau Dibawah Kecamatan Lembang Jaya, Kecamatan Bukit Sundi, Kecamatan X Koto Singkarak terus ke Danau Singkarak. Akibat pergerakan patahan aktif utama timbul patahan aktif ikutan lain yang berdimensi lebih kecil sejajar dengan jalur patahan utama (Sumatera) tersebar di Kecamatan Gunung Talang, Kecamatan Kubung sedikit di Kecamatan Hiliran Gumanti, Kecamatan Tigo Lurah, Kecamatan Payung Sekaki terus ke Utara. Jalur gempa utama di Kabupaten Solok berada pada sepanjang jalur patahan Sumatera yang melintasi Kabupaten Solok. Bila terjadi pelepasan energi yang terjadi di Samudera Hindia dengan kekuatan > 7 SR, maka akan sangat berpotensi menghasilkan gempa sepanjang patahan tersebut.

c. Banjir

Banjir disebabkan oleh curah hujan yang megaliri sungai-sungai besar seperti Batang Lembang dan Batang Sumani, serta letak kawasan tertentu pada posisi cekungan. Bahaya banjir sering terjadi di Kecamatan Kubung, IX Koto Sungai Lasi dan Kecamatan Junjung Sirih.

d. Bahaya Gunung Berapi dan Gempa

Aktivitas gunung berapi ( Gunung TalanG ) sangat berpengaruh terhadap terjadinya bahaya gempa, disamping gempa tektonik.

4.6.

Gambaran Klimatologi

(18)

BAB IV - 18

Tabel. 4.12 Banyaknya Hari Hujan dan Curah Hujan Menurut Kecamatan Tahun 2014

No. Kecamatan Banyak Hari Hujan

(Hari) Curah Hujan (mm)

1 Pantai Cermin 230 2060

2 Lembah Gumanti 221 2601

3 Hiliran Gumanti 184 1334

4 Payung Sekaki 165 2040

5 Tigo Lurah 195 2713

6 Lembang Jaya 213 2396

7 Danau Kembar 232 2368

8 Gunung Talang 215 2240

9 Bukit Sundi 168 2144

10 IX Koto Sungai Lasi 126 1706

11 Kubung 232 1818

12 X Koto Singkarak 187 1889

13 Junjung Sirih 129 1682

14 X Koto Diatas 187 1185

Rata-rata 192 2013

Sumber : Kabupaten Solok dalam angka 2015

4.7. KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI 4.7.1. Tingkat Pendidikan Masyarakat

Tingkat pendidikan di Kabupaten Solok dan Provinsi Sumatera Barat pada umumnya masih belum terlalu baik karena berdasarkan data rata-rata lama sekolah Provinsi Sumatera Barat baru pada angka 8.6, begitu pula dengan angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten Solok yang juga masih pada angka 8,6 dengan kata lain rata-rata penduduk di Sumatera Barat tingkat pendidikannya hanya sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP).

4.7.2. Kemiskinan

(19)

BAB IV - 19

Tabel 4.13. Jumlah KK Miskin per Kecamatan di Kabupaten Solok Tahun 2013

No Kecamatan Miskin Rentan

4.7.3. Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Potensi perekonomian di Kabupaten Solok yang paling menonjol adalah sektor pertanian dan perkebunan karena didukung oleh letak geografis wilayahnya. Selain sektor pertanian, sektor yang mendukung perekonomian Kabupaten Solok adalah sektor industri, perdagangan dan jasa-jasa.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Solok atas dasar harga berlaku pada tahun 2014 sebesar 9.5 triliun rupiah. Dibandingkan dengan nilai PDRB pada Tahun 2013 yang mencapai 8.5 triliun rupiah, berarti selama tahun 2011 terdapat kenaikan sebesar Rp. 1 (satu) milyar rupiah. Kenaikan nilai PDRB atas dasar harga berlaku belum tentu mencerminkan kenaikan produktivitas sektor ekonomi secara riil, karena kenaikan ini masih mengandung faktor perubahan harga (infasi).

(20)

BAB IV - 20

Tabel 4.14. Perkembangan PDRB Kabupaten Solok Atas Dasar Berlaku (miliar rupiah) Tahun 2011 – 2014

No

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2011 - 2014 Rata-rata

1 Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan 2,881,780.8 3,109,549.6 3,346,423.5 3,786,122.8 3,280,969.2

2 Pertambangan dan Penggalian 374,858.6 422,249.9 492,658.3 604,223.4 473,497.6

3 Industri Pengolahan 389,349.2 432,981.1 466,893.3 472,752.5 440,494.0

4 Pengadaan Listrik dan Gas 1,508.0 1,495.0 1,587.7 1,745.8 1,584.1

5 Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

3,936.0 4,239.8 4,530.4 4,885.7 4,398.0

6 Konstruksi 509,217.5 587,800.0 683,216.8 780,589.1 640,205.9

7 Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor 669,311.9 753,644.2 831,465.8 913,413.8 791,958.9

8 Transportasi dan Pergudangan 749,033.8 859,917.4 987,375.3 1,150,213.5 936,635 9 Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 48,270.0 53,592.3 59,054.0 64,824.7 56,435.3

10 Informasi dan Komunikasi 345,377.3 402,681.6 433,102.5 496,773.1 4,19,483.6 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 120,703.1 139,150.8 153,953.4 168,854.0 145,665.3

12 Real Estate 54,025.8 58,374.3 66,036.1 75,921.5 63,589.4

13 Jasa Perusahaan 4,919.4 5,434.0 5,984.6 6,508.5 5,711.6

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

404,320.1 450,108.9 498,106.1 543,731.9 474,066.8

15 Jasa Pendidikan 172,545.7 196,238.7 233,542.8 265,726.8 217,013.5

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 78,121.4 92,537.9 105,442.5 116,849.7 98,237.9

17 Jasa Lainnya 62,574.7 69,257.6 81,888.2 92,216.6 76,484.3

Jumlah 6,869,853.3 7,639,253.1 8,451,261.3 9,545,353.4 8,126,430.3

Sumber : PDRB Kabupaten Solok Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 - 2015

Selanjutnya sektor transportasi dan pergudangan merupakan sektor kedua yang terbesar (setelah sektor pertanian) yang menghasilkan nilai tambah dalam PDRB Kabupaten Solok yakni sebesar Rp. 81,15 triliun pada tahun 2014. Jika dibandingkan dengan nilai tambah yang dihasilkan pada tahun 2013, sektor transportasi dan pergudangan mengalami peningkatan sebesar Rp. 170 milyar.

(21)

BAB IV - 21

Gambar 4.1. PDRB Kabupaten Solok Tahun 2014

Sedangkan sektor listrik dan air bersih masih merupakan sektor ekonomi yang terendah baik dari segi kontribusinya maupun peningkatan yang dicapai pada tahun 2014 yakni sebesar Rp. 1.74 milyar pada tahun 2013 sebesar Rp. 1,58 atau hanya meningkat sekitar Rp. 160 Juta Rupiah.

Sementara itu, jika dilihat perkembangan perekonomian Kabupaten Solok selama periode 2011 – 2014 rata-rata PDRB atas dasar harga berlaku yang dihasilkan seluruh sektor usaha di Kabupaten Solok adalah sekitar Rp. 8,12 triliun. Sementara itu, sektor pertanian masih tetap memposisikan sebagai sektor yang paling besar dalam menghasilkan nilai tambah dalam struktur PDRB Kabupaten Solok.

4.7.4 Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000

Krisis global yang selama ini diributkan oleh sebagian orang tampaknya belum dapat berpengaruh terhadap perekonomian Kabupaten Solok, karena pada dasarnya kegiatan perekonomian di Kabupaten Solok masih sangat lemah korelasinya dengan kejadian krisis yang akhir-akhir ini menimpa perekonomian dunia.

(22)

BAB IV - 22

triliun, sehingga selama tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar Rp. 390 milyar atau sekitar 5,6 persen.

Tabel 4.15. Perkembangan PDRB Kabupaten Solok Atas Dasar Konstan 2000 Tahun 2011 - 2014

No

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2011 - 2014 Rata-rata

1 Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan 2,727,157.5 2,806,924.0 2,869,681.3 3,005,480.3 2,852,310,8

2 Pertambangan dan Penggalian 368,217.4 390,484.1 416,374.6 443,316.0 404,598.0

3 Industri Pengolahan 357,872.9 394,549.4 418,916.6 421,701.8 398,260.2

4 Pengadaan Listrik dan Gas 1,526.0 1,618.8 1,701.1 1,868.2 1,678.5

5 Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

3,876.7 4,095.8 4,486.6 4,667.8 4,281.7

6 Konstruksi 469,017.3 515,601.5 573,031.3 608,762.8 541,603.2

7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

624,748.6 683,705.4 742,196.7 790,995.7 710,411.6

8 Transportasi dan Pergudangan 696,317.0 766,216.2 840,140.5 924,693.2 806,841.7 9 Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 45,911.0 48,897.8 50,942.5 53,208.3 49,739.9

10 Informasi dan Komunikasi 337,148.1 379,210.8 424,270.7 463,862.3 401,123.0 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 113,017.7 123,277.6 132,194.6 136,567.4 126,264.3

12 Real Estate 52,564.9 55,137.0 58,274.9 61,514.5 56,872.8

13 Jasa Perusahaan 4,651.3 4,822.2 5,006.4 5,154.3 4,908.6

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

382,583.4 383,467.5 400,617.9 401,560.0 392,057.2

15 Jasa Pendidikan 166,042.7 181,441.7 196,998.3 212,058.3 189,135.3

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 73,239.7 80,823.2 87,393.6 93,322.2 83,694.7

17 Jasa Lainnya 59,785.1 62,683.0 66,124.3 69,222.4 64,453.7

Jumlah 6,483,677.3 6,882,956.0 7,288,351.9 7,697,955.5 7,088,235.2

Sumber : PDRB Kabupaten Solok Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 - 2015

4.7.5 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Solok

(23)

BAB IV - 23

Perkembangan perekonomian Kabupaten Solok secara riil dapat dilihat dari kenaikan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai PDRB Kabupaten Solok atas dasar Harga Konstan Tahun 2000 pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp. 7.67 triliun. Dibandingkan dengan nilai PDRB tahun sebelumnya (2010) nilai yang dicapai selama Tahun 2011 sedikit mengalami kenaikan dimana pada tahun 2010 PDRB atas dasar harga konstan tercatat sebesar Rp. 7,28 triliun, sehingga selama tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar Rp. 390 milyar atau sekitar 5,6 persen.

Akselerasi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik selama tahun 2014 diakibatkan adanya beberapa sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan yang lebih pesat dan sekaligus kontribusinya relatif cukup tinggi. Namun, bila menelaah lebih lanjut sampai sub sektor ekonomi maka akan terlihat laju pertumbuhan masing-masing sub sektor ekonomi relatif cukup bervariasi.

Sektor pertanian selama tahun 2014 menghasilkan nilai tambah terbesar dalam struktur perekonomian Kabupaten Solok yang dipresentasikan melalui PDRB Atas dasar Harga Berlaku. Demikian juga halnya nilai tambah sektor Pertanian yang terjadi di dalam PDRB atas dasar harga konstan 2000. Sektor Pertanian selama tahun 2014 mampu tumbuh sebesar 4.73 persen. Pertumbuhan yang dicapai oleh sektor pertanian tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan yang dialami pada tahun 2010 dimana pada tahun 2013 sektor pertanian hanya mampu tumbuh sebesar 2.24 persen. Bahkan bila dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu 2011 – 2014 pertumbuhan sektor pertanian di tahun 2011 masih cenderung lebih kecil.

Tabel 4.16 Pertumbuhan Sektor Ekonomi di Kabupaten Solok Tahun 2011 – 2014

7 Perdagangan Besar dan Eceran;

(24)

BAB IV - 24

Wajib

15 Jasa Pendidikan 2.51 2.57 2.76 2.78 2.66

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 1.14 1.21 1.25 1.22 1.21

17 Jasa Lainnya 0.91 0.91 0.97 0.97 0.94

Jumlah 62.32 62.22 62.62 65.07 63.06

Sumber : PDRB Kabupaten Solok Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 - 2015

Sama halnya dengan sektor pertanian, sektor lain yang mengalami pertumbuhan adalah Transportasi dan Pergudangan yang mengalami pertumbuhan sebesar 12.05 persen pada tahun 2014. Pertumbuhan yang dicapai oleh sektor perdagangan, Hotel dan Restoran pada tahun 2014 relatif lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan yang dicapai pada tahun 2013 yang mampu tumbuh sebesar 0.37 persen.

Sedangkan sektor ekonomi lain yang mengalami pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya adalah sektor informasi dan komunikasi dimana selama tahun 2014 sektor informasi dan komunikasi dapat mencapai pertumbuhan sebesar 5.20 persen. Pertumbuhan yang dicapai sektor jasa-jasa selama tahun 2011 relatif lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan yang dicapai pada tahun 2013 yang mampu tumbuh sebesar 5.12 persen.

Sementara itu, kegiatan sektor ekonomi selama tahun 2014 pada umumnya mengalami pertumbuhan yang relatif cukup tinggi dari pertumbuhan yang dicapai pada tahun sebelumnya (2013). Sektor pertanian selama tahun 2014 mengalami peningkatan terbesar sebesar 4.73 persen sedangkan pada tahun 2013 sektor ini hanya tumbuh sebesar 2,24 persen.

Lemahnya sektor pertanian karena banyaknya area pertanian yang berubah fungsi menjadi daerah perumahan dan permukiman, sehingga mempengaruhi jumlah produktivitas hasil pertanian di Kabupaten Solok.

Demikian juga halnya dengan sektor Listrik dan Air Bersih dimana pada tahun 2014 tidak mengalami peningkatan dimana peningkatan sebesar 0.02 persen padahal pada tahun 2013 sektor ini juga mengalai pertumbuhan sebesar 0.02 persen. Sektor jasa perusahan juga tidak mengalami peningkatan dimana pada tahun 2014 hanya mengalami peningkatan sebesar 0.07%. Sebaliknya dengan sektor Industri Pengolahan mengalami penurunan dimana pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5.52 persen sedangkan pada tahun 2014 turun menjadi 4.97 persen.

4.8 PROFIL SOSIAL DAN BUDAYA (

Masyarakat Kabupaten Solok mempunyai budaya Minangkabau dan budaya Islam, campuran kedua budaya tersebut yang mewarnai kehidupan masyarakat Solok. Budaya Minangkabau sebagai budaya asli dan budaya Islam masuk bersama ajaran agama Islam.

(25)

BAB IV - 25

masyarakat Kabupaten Solok dan masyarakat Minangkabau secara umum terkenal dengan pepatah Adat Bersandi Sarak, Sarak Bersandi Kitabullah.

Kondisi sosial budaya masyarakat Kabupaten Solok tidak lepas dari kondisi kesehatan masyarakatnya, sebagai indikatornya adalah angka kematian bayi dan ibu, angka kelahiran, angka kematian, umur harapan hidup dan sebagai indikator lainnya yang tidak langsung adalah air bersih, pembuangan kotoran manusia, tempat permukiman atau keadaan sanitasi pada umumnya.

Tabel 4.17 Pentahapan Keluarga Sejahtera Kabupaten Solok Tahun 2014

NO KECAMATAN PRA

SEJAHTERA SEJAHTERA I SEJAHTERA II SEJAHTERA III SEJAHTERA III PLUS JUMLAH

1 Pantai Cermin 325 725 2.779 1.425 362 5.636

2 Lembah Gumanti 1.235 2.721 5.974 3.984 814 14.728

3 Hiliran Gumanti 383 1.160 1.259 1.496 56 4.354

4 Payung Sekaki 153 344 944 950 11 2.402

5 Tigo Lurah 194 549 1.378 655 - 2.776

6 Lembang Jaya 2.068 2.241 1.645 1.244 128 7.326

7 Danau Kembar 583 1.257 1.651 1.655 39 5.185

8 Gunung Talang 814 2.041 3.377 6.176 356 12.764

9 Bukit Sundi 511 697 782 3.669 789 6.448

10 IX Koto Sungai Lasi 152 833 647 1.127 45 2.804

11 Kubung 1.327 2.450 2.811 7.568 548 14.704

12 X Koto Singkarak 590 1.346 2.373 4.177 320 8.806

13 Junjung Sirih 127 1.348 937 668 214 3.294

14 X Koto Diatas 393 1.003 1.418 2.493 40 5.347

JUMLAH 8.855 18.715 27.995 37.287 3.722 96.574

Gambar

Gambar 4.1. Peta Administrasi Kabupaten Solok
Tabel 4.1 Luas Kecamatan dan Jumlah Nagari dan Jorong di  Kabupaten Solok
Tabel 4.2 Jumlah dan Perkembangan Penduduk Kabupaten Solok Tahun 2009–2014
Tabel 4.3 Kepadatan Penduduk Kabupaten Solok Tahun 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nilai dan kontribusi sektor dalamPDRB Kota Yogyakarta dapat dilihat berdasarkan harga konstan dan harga berlaku.PadaTahun 2013 PDRB Kota Yogyakarta tumbuhsebesar

Ditinjau atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang memiliki nilai tambah terbesar pada triwulan II-2010 adalah sektor pertanian Rp3.737,17 miliar, kemudian

perekonomian Kota Medan dapat dilihat dari kontribusi setiap sektor dalam.. pembentukan PDRB menurut lapangan usaha atas dasar

Sektor pertanian dapat disebut the nextprime mover karena sektor ini mampu (1) memberikan kontribusi besar dalam perekonomian, baik ditinjau dari aspek harga berlaku, harga

Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Struktur perekonomian Indonesia telah bergeser dari

Sedangkan bila dilihat dari struktur perekonomian daerah sampai dengan tahun 2006,. yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Landak (atas

Berdasarkan hasil penghitungan PDRB Kota Parepare tahun 2011, diperoleh hasil angka distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut sektor yang menunjukkan struktur perekonomian

Berdasarkan atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang memiliki nilai tambah terbesar pada triwulan III-2011 adalah sektor pertanian Rp4.072,6 miliar, kemudian