• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh BRS Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unduh BRS Ini"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

No. 48/8/13/Th.XVII, 5 Agustus 2014

PERTUMBUHAN

EKONOMI

SUMATERA

BARAT

TRIWULAN

II

2014

 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumatera Barat pada triwulan II-2014 meningkat sebesar 0,9 persen bila dibandingkan triwulan I-2014 (q-to-q) dan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2013 mengalami pertumbuhan 6,0 persen

(y-on-y). Secara kumulatif (c to c), selama semester I (triwulan I dan triwulan II) ekonomi Provinsi Sumatera Barat tumbuh sebesar 6,3 persen.

 Pertumbuhan tertinggi terdapat pada sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar 9,5 persen, sedangkan pertumbuhan terendah terdapat pada sektor industri pengolahan sebesar

1,6 persen.

 Perekonomian Sumatera Barat yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada triwulan II Tahun 2014 mencapai 35,2 triliun rupiah sedangkan

atas dasar harga konstan mencapai 12,2 triliun rupiah.

 Struktur ekonomi Sumatera Barat triwulan II-2014 masih didominasi oleh empat sektor ekonomi yaitu sektor pertanian (22,2%), sektor perdagangan, hotel dan restoran (19,0 %), sektor

pengangkutan dan komunikasi (17,3 %), dan sektor jasa-jasa (16,4 %).

 Di sisi penggunaan, pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan II-2014 dibandingkan dengan triwulan I-2014 secara riil meningkat sebesar 1,6 persen. Pengeluaran konsumsi

pemerintah naik sebesar 11,7 persen, pembentukan modal tetap bruto naik 2,9 persen, ekspor

barang-jasa naik sebesar 1,0 persen. Demikian juga komponen impor barang-jasa naik sebesar

0,6 persen.

 Struktur PDRB Penggunaan Triwulan II-2014 didominasi oleh Komponen Pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 51,7 persen. Selain itu, didukung oleh Komponen Pembentukan Modal

(2)

1. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2014

Pertumbuhan ekonomi triwulan II-2014 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q), yang digambarkan oleh PDRB atas dasar harga konstan Tahun 2000, mengalami peningkatan sebesar 0,9 persen. Peningkatan tersebut terjadi pada beberapa sektor ekonomi. Pertumbuhan paling tinggi terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar 3,6 persen, kemudian berturut-turut diikuti oleh sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 3,0 persen, sektor industri pengolahan sebesar 2,3 persen, sektor jasa-jasa yaitu 2,0 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 1,7 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,5 persen, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,5 persen, sektor bangunan sebesar 0,5 persen dan sektor pertanian sebesar -3,0 persen.

Apabila triwulan II-2014 dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya mencerminkan pertumbuhan PDRB selama satu tahun pada triwulan II (y-on-y). PDRB triwulan II-2014 dibandingkan dengan triwulan II-2013 meningkat sebesar 6,0 persen. Peningkatan tersebut terjadi pada beberapa sektor ekonomi, berturut-turut dari yang paling tinggi adalah sektor pengangkutan dan komunikasi (9,5 persen), sektor jasa-jasa (7,5 persen), sektor

perdagangan, hotel dan restoran (6,4 persen), sektor listrik, gas dan air bersih (6,3 persen), sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (5,9 persen), sektor pertanian (5,8 persen), sektor pertambangan dan penggalian (2,8 persen), sektor bangunan (2,1 persen), dan terakhir sektor industri pengolahan (1,6 persen).

(3)

Tabel 1

Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha (Persen)

Lapangan Usaha

Trw I 2014 Trw II 2014 Trw I-2014 Trw II-2014 Sumber

Terhadap Terhadap Terhadap Terhadap

Semester I

2. Nilai PDRB Menurut Lapangan Usaha Triwulan I dan Triwulan II 2014

Pada triwulan I-2014 PDRB atas dasar harga berlaku mencapai 34,5 triliun, kemudian pada triwulan II 2014 meningkat menjadi 35,2 triliun. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 triwulan I-2014 adalah sebesar 12,1 triliun kemudian meningkat menjadi 12,2 triliun pada triwulan II 2014.

(4)

pertambangan dan penggalian sebesar 0,4 triliun dan terakhir sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 0,1 triliun.

Tabel 2

PDRB Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2000 (triliun rupiah)

Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan 2000

Trw I 2014 Trw II 2014 Trw I 2014 Trw II 2014

3. Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Triwulan II-2014

Seperti telah disebutkan sebelumnya, lebih dari separuh PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II 2014 berasal dari empat sektor dominan yaitu sektor pertanian, sektor

perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor Jasa-jasa. Masing-masing sektor ini memberikan kontribusi 22,2 persen, 19,0 persen, 17,3 persen dan 16,4 persen.

(5)

Tabel 3

Struktur PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha Triwulan I dan II Tahun 2013 - 2014 (Persen)

Lapangan Usaha 2013 2014

Triwulan I Triwulan II Triwulan I Triwulan II

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Pertanian,Peternakan, Kehutanan 22,9 22,5 23,4 22,2 dan Pertanian

4. PDRB Menurut Penggunaan Triwulan II Tahun 2014

Ditinjau dari sisi penggunaan atau permintaan, PDRB dipengaruhi oleh berbagai

komponen permintaan, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto dan ekspor-impor.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga secara riil (atas dasar harga konstan 2000) meningkat sebesar 1,6 persen pada triwulan II-2014 (Rp 5,8 triliun) dibandingkan dengan triwulan I-2014 (Rp 5,7 triliun). Bila dibandingkan terhadap triwulan II 2013 (y on y), konsumsi rumah tangga mengalami peningkatan sebesar 5,2 persen dan secara kumulatif (semester I-2014 terhadap semester I-2013) meningkat 4,8 persen. Pengeluaran konsumsi rumahtangga atas dasar harga berlaku naik dari Rp 17,8 triliun pada triwulan I-2014 menjadi Rp 18,2 triliun pada triwulan II-2014.

(6)

Laju Pertumbuhan Komponen-Komponen PDRB Triwulanan Menurut Penggunaan

6. Dikurangi Impor Barang dan

Jasa -16,3 0,6 -1,4 -5,4 -3,4 -0,8

PDRB 0,1 0,9 6,5 6,0 6,3 6,0

Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari Rp 6,7 triliun pada triwulan I-2014 menjadi Rp 7,0 triliun pada triwulan II-2014. PMTB atas dasar harga konstan Tahun 2000 pada triwulan II-2014 (Rp 2,4 triliun) naik sebesar 2,9 persen bila dibandingkan dengan triwulan I-2014 (Rp 2,3 triliun). Apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama (y on y), PMTB meningkat sebesar 5,5 persen. Demikian juga secara kumulatif menunjukkan peningkatan sebesar 6,1 persen.

Nilai ekspor atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2014 relatif sama dengan triwulan I-2014 yaitu Rp 9,8 triliun. Nilai ekspor pada triwulan II-2014 berdasarkan harga konstan Tahun 2000 naik tajam 26,9 persen dibanding triwulan II-2013, yaitu dari Rp 4,4 triliun menjadi Rp 4,5 triliun. Secara q to q, nilai ekspor pada Triwulan II 2014 meningkat sebesar 1,0 persen. Demikian juga secara kumulatif (c to c) menunjukkan kenaikan drastis sebesar 29,8 persen.

(7)

Sedangkan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2013 , nilai impor atas dasar harga konstan Tahun 2000 triwulan II-2014 terkontraksi sebesar 5,4 persen. Demikian juga pertumbuhan impor secara kumulatif terkontraksi sebesar 3,4 persen.

Tabel 5

PDRB Sumatera Barat Menurut Penggunaan (Triliun Rupiah)

Jenis Penggunaan

Harga Berlaku Harga Konstan 2000

Triw

II-Pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga berlaku yang mempunyai kontribusi terbesar, yaitu 51,7 persen (triwulan II-2014), sama dengan triwulan sebelumnya. Dua komponen pengeluaran lainnya kontribusinya mengalami peningkatan. Pada triwulan II kontribusi Pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 14,5 persen, kontribusi komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 19,7 persen.

(8)

Struktur PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Penggunaan Triwulan I dan II Tahun 2013-2014

( persentase)

Jenis Penggunaan

Tahun 2013 Tahun 2014

Triw I Triw II Triw I Triw II

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Komsumsi Rmh Tangga 52,5 52,1 51,7 51,7

2. Pengeluaran Konsumsi LNP 0,9 0,9 0,9 0,9

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 13,1 13,6 13,2 14,5

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 19,6 19,8 19,4 19,7

5. Perubahan Inventori 5,0 4,6 -1,0 2,2

6. Ekspor Barang dan Jasa 23,3 23,3 28,4 27,8

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 14,4 14,4 12,6 12,5

(9)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Yomin Tofri, MA

Kepala BPS Provinsi Sumatera Barat

Telepon: 0751 442158-59

Gambar

Tabel 1
Tabel 2 PDRB Menurut Lapangan Usaha
Tabel 3 Struktur PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Tabel 4
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto yang terbesar pada triwulan II-2013 adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 4,64 triliun

Dalam Tabel 2, sektor ekonomi yang menunjukan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku terbesar pada Triwulan III/2012 bila diurutkan adalah sektor pertanian, sebesar

Atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto yang terbesar pada triwulan II-2014 adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar

Ditinjau atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang memiliki nilai tambah terbesar pada triwulan II-2010 adalah sektor pertanian Rp3.737,17 miliar, kemudian

Nilai ITK di Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan II-2017 sebesar 114,67, artinya kondisi ekonomi konsumen meningkat dibandingkan triwulan I-2017 (nilai ITK

Berdasarkan atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang memiliki nilai tambah terbesar pada triwulan III-2010 adalah sektor pertanian Rp4.018,97 miliar, kemudian

Dalam Tabel 2, sektor ekonomi yang menunjukan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku terbesar pada triwulan II-2014 bila diurutkan adalah sektor pertanian,

Atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menunjukkan perubahan nilai tambah bruto terbesar pada triwulan II tahun 2011 adalah jasa-jasa sebesar Rp 129,73