• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

 Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada triwulan II-2014 mencapai 2,60 persen (q to q) dan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2013 mengalami pertumbuhan 2,35 persen (y-on-y). Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi semester I tahun 2014 dibandingkan dengan semester I tahun 2013 (c to c) mencapai sebesar 2,65 persen.

 Besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2013 mencapai Rp 15.839 miliar, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan yang sama adalah Rp 5.853 miliar.

 Dari sisi produksi, capaian pertumbuhan q-to-q triwulan II-2014 ini disumbang oleh sektor pertanian 1,31 persen; jasa-jasa 0,42 persen; perdagangan hotel dan restoran 0,16 persen; konstruksi 0,61 persen; industri pengolahan tumbuh 0,08 persen; pengangkutan dan komunikasi 0,11 persen; keuangan, real estat dan jasa perusahaan 0,23 persen; pertambangan dan penggalian minus 0,32 persen; dan sektor listrik, gas dan air bersih sekitar 0,02 persen.

 Terdapat tiga sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi q-to-q adalah sektor konstruksi 7,30 persen, sektor pertanian 3,49 persen dan sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan 4,55 persen

 Di sisi penggunaan, PDRB triwulan II-2014 sebagian besar digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 61,41 persen, diikuti pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 27,18 persen dan konsumsi pemerintah 18,09 persen. Selebihnya digunakan untuk ekspor 10,06 persen serta impor 20,12 persen, konsumsi lembaga non profit 1,66 persen dan perubahan inventori 1,72 persen.

 Pertumbuhan ekonomi sebesar 2,60 persen (q to q) dipicu oleh konsumsi rumahtangga sebesar 4,51 persen, konsumsi pemerintah sebesar 5,38 persen, lembaga non profit 10,76 persen serta pembentukan modal tetap bruto atau investasi sebesar 12,75 persen dan perubahan inventori 39,55 persen.

No. 47/08/72/Thn XVII, 05 Agustus 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

TRIWULAN II TAHUN 2014

(2)

1. Perekonomian Sulawesi Tengah Triwulan II-2014

Kinerja perekonomian Sulawesi Tengah digambarkan oleh perkembangan PDRB atas dasar harga konstan 2000, pada triwulan II-2014 (q to q) meningkat sebesar 2,60 persen. Peningkatan ini terjadi pada semua sektor kecuali sektor pertambangan dan penggalian.

Pertumbuhan masing-masing sektor adalah sebagai berikut: sektor pertanian tumbuh 3,49 persen; pertambangan dan penggalian minus 6,64 persen; industri pengolahan 1,30 persen; listrik, gas dan air bersih 2,11 persen; konstruksi 7,30 persen; perdagangan hotel dan restoran 1,17 persen; angkutan dan komunikasi 1,39 persen; keuangan dan jasa perusahaan 4,55 persen dan jasa-jasa 2,51 persen.

Terdapat tiga sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi q-to-q adalah sektor konstruksi 7,30 persen, sektor pertanian 3,49 persen dan sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan 4,55 persen. Pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan II-2014 (q to q), didorong oleh adanya peningkatan pada subsektor tanaman bahan makanan sebesar 7,65 persen, sub sekor perkebunan sebesar 2,04 persen, dan subsektor perikanan 1,84 persen, subsektor peternakan 2,13 dan 0,57 persen subsektor kehutanan. Sektor konstruksi tumbuh cukup tinggi karena pekerjaan proyek-proyek konstruksi baik yang dibiayai APBN maupun APBD sudah banyak terlaksana pada triwulan ini. Peningkatan di sektor perdagangan, hotel dan restoran didorong oleh peningkatan volume perdagangan yang sejalan dengan peningkatan sektor produksi dan konstruksi dan meningkatkan pemanfaatan jasa akomodasi yang banyak digunakan untuk kegiatan pemerintah.

Pertumbuhan triwulan II-2014 (q to q) ini disumbang oleh sektor pertanian 1,31 persen; jasa-jasa 0,42 persen; perdagangan hotel dan restoran 0,16 persen; konstruksi 0,61 persen; industri pengolahan tumbuh 0,08 persen; pengangkutan dan komunikasi 0,11 persen; keuangan, real estat dan jasa perusahaan 0,23 persen; pertambangan dan penggalian minus 0,32 persen; dan sektor listrik, gas dan air bersih sekitar 0,02 persen.

PDRB triwulan II-2014 (y on y) semua sektor mengalami pertumbuhan kecuali sektor pertambangan dan penggalian. PDRB meningkat sebesar 2,35 persen. Sektor pertanian tumbuh sebesar 5,90 persen, sektor pertambangan dan penggalian minus 49,64 persen, sektor industri pengolahan 4,29 persen, sektor listrik, gas dan air bersih 9,40 persen, sektor konstruksi 13,25 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 7,62 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi meningkat sebesar 7,23 persen, sektor keuangan-real estat dan jasa perusahaan sebesar 9,38 persen, dan sektor jasa-jasa 8,42 persen.

Sedangkan PDRB semester I bila dibandingkan dengan semester yang sama tahun sebelumnya (c to c), semua sektor mengalami pertumbuhan kecuali sektor pertambangan dan penggalian. PDRB C to C meningkat sebesar 2,65 persen. Sektor pertanian sebesar 4,95 persen,

(3)

perdagangan, hotel dan restoran sebesar 9,80 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi meningkat sebesar 7,45 persen, sektor keuangan-real estat dan jasa perusahaan sebesar 9,39 persen, dan sektor jasa-jasa 8,82 persen.

Pertumbuhan c to c 2014 ini bersumber dari sektor pertanian 1,82 persen; jasa-jasa 1,38 persen; perdagangan hotel dan restoran 1,22 persen; konstruksi 1,06 persen; industri pengolahan tumbuh 0,30 persen; pengangkutan dan komunikasi 0,54 persen; keuangan, real estat dan jasa perusahaan 0,45 persen; pertambangan dan penggalian minus 4,20 persen; dan yang terkecil adalah listrik, gas dan air bersih sekitar 0,07 persen.

Tabel 1.

Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Ekonomi/ Lapangan Usaha (Persentase)

Sektor Ekonomi/ Lapangan Usaha

Triw II/ 2014 Terhadap Triw II-2013 (y on y) Triw II-2014 Terhadap Triw I-2014 (q to q) Kontribusi Terhadap Pertumbuhan Triw II-2014 (q to q) Semester I-2014 Terhadap semester I/2013 (c to c) Kontribusi Terhadap Pertumbuhan Semester I-2014 (c to c) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan

dan Perikanan 5,90 3,49 1,31 4,95 1,82 2. Pertambangan dan Penggalian -49,64 -6,64 -0,32 -47,17 -4,20 3. Industri Pengolahan 4,29 1,30 0,08 5,41 0,30 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 9,40 2,11 0,02 9,92 0,07 5. Konstruksi 13,25 7,30 0,61 13,74 1,06 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7,62 1,17 0,16 9,80 1,22 7. Pengangkutan dan Komunikasi 7,23 1,39 0,11 7,45 0,54 8. Keuangan, Real Estat dan Jasa

Persahaan 9,38 4,55 0,23 9,39 0,45 9. Jasa-jasa 8,42 2,51 0,42 8,82 1,38

PDRB 2,35 2,60 2,60 2,65 2,65

(4)

2. Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000 Triwulan II-2013 dan Triwulan II-2014 serta Semester I-2014

Pada triwulan II-2014 PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp 15.839 miliar, sementara bila PDRB ini dinilai dengan harga pada tahun 2000 (tahun dasar), maka pada triwulan ini mencapai Rp 5.853 miliar. Dalam Tabel 2, sektor ekonomi yang menunjukan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku terbesar pada triwulan II-2014 bila diurutkan adalah sektor pertanian, sebesar Rp 5.597 miliar, sektor jasa-jasa sebesar Rp 2.917 miliar disusul oleh sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar Rp 1.944 miliar, sektor konstruksi sebesar Rp 1.477 miliar, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp 1.105 miliar, sektor industri pengolahan Rp 1.036 miliar, sektor keuangan-real estat-jasa dan perusahaan sebesar Rp 881 miliar, sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp 771 miliar, serta sektor listrik-gas dan air bersih Rp 111 miliar.

Tabel 2.

PDRB Menurut Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Dan Harga Konstan 2000

(Miliar Rupiah)

Sektor Ekonomi/ Lapangan Usaha Triw II- Harga Berlaku Harga Konstan 2000 2013 Triw I-2014 Triw II-2014 Semester I-2014 Triw II-2013 Triw I-2014 Triw II-2014 Semester I-2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1. Pertanian 4.928 5.361 5.597 10.958 2.092 2.141 2.216 4.357 2. Pertambangan dan Penggalian 1.304 808 771 1.578 508 274 256 530 3. Industri Pengolahan 907 1.014 1.036 2.051 322 332 336 667 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 93 108 111 218 40 42 43 86 5. Konstruksi 1.161 1.317 1.477 2.793 451 476 511 987 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.693 1.892 1.944 3.836 718 764 773 1.537 7. Pengangkutan dan Komunikasi 976 1.082 1.105 2.188 413 437 443 880 8. Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan 738 822 881 1.702 279 292 305 596 9. Jasa-jasa 2.474 2.803 2.917 5.721 896 947 971 1.918

PDRB 14.274 15.206 15.839 31.045 5.719 5.705 5.853 11.558

Tanpa Migas 14.060 14.983 15.620 30.603 5.657 5.641 5.790 11.431

(5)

jasa-jasa sebesar Rp 971 miliar disusul oleh sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar Rp 773 miliar, sektor konstruksi sebesar Rp 511 miliar, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp 443 miliar, sektor industri pengolahan Rp 336 miliar, sektor keuangan-real estat dan jasa perusahaan sebesar Rp 305 miliar, sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp 256 miliar, serta sektor listrik-gas dan air bersih Rp 43 miliar.

3. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha Triwulan I dan II Tahun 2014

Jika dilihat dari komposisi dan peranan masing-masing sektor ekonomi terhadap pembentuk PDRB, sektor pertanian masih merupakan sektor yang mendominasi struktur perekonomian Sulawesi Tengah karena kontribusinya cukup tinggi 35,34 persen, sektor jasa-jasa sebesar 18,42 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 12,28 persen, sedangkan sektor industri hanya memberikan kontribusi 6,54 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 6,98 persen, sektor konstruksi sebesar 9,32 persen, sektor keuangan-real estat dan jasa perusahaan sebesar 5,56 persen, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 4,87 persen serta sektor listrik-gas-air 0,70 persen.

Tabel 3.

Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha Triwulanan Tahun 2014

(Persentase)

Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha Triw I Tahun 2014 Triw II Semester I

(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 35,25 35,34 35,30 2. Pertambangan dan Penggalian 5,31 4,87 5,08 3. Industri Pengolahan 6,67 6,54 6,61 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,71 0,70 0,70 5. Konstruksi 8,66 9,32 9,00 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 12,44 12,28 12,36 7. Pengangkutan dan Komunikasi 7,12 6,98 7,05 8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 5,40 5,56 5,48 9. Jasa-jasa 18,43 18,42 18,43

PDRB 100,00 100,00 100,00

(6)

4. PDRB Triwulan II-2014 dari Sisi Penggunaan

Ditinjau dari sisi penggunaan, PDRB dirinci menjadi beberapa komponen penggunaan, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi lembaga non profit, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto (PMTB), perubahan inventori, dan ekspor barang dan jasa dikurangi impor barang dan jasa.

Memasuki triwulan II tahun 2014, perekonomian Sulawesi Tengah yang tumbuh sebesar 2,60 persen (q to q) didorong oleh pertumbuhan konsumsi rumahtangga sebesar 4,51 persen, konsumsi pemerintah sebesar 5,38 persen, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 12,75 persen, lembaga non profit 10,76 persen serta impor yang merupakan faktor pengurang tumbuh sebesar 9,13 persen. Sementara itu, satu-satunya komponen yang mengalami kontraksi adalah ekspor yang menurun cukup tajam sebesar minus 30,48 persen.

Kontraksi ekspor yang cukup dalam selama triwulan II-2014 disebabkan menurunnya transaksi ekspor barang untuk komoditas nikel seiring dengan pemberlakukan UU No. 4/2009 tentang Minerba yang melarang ekspor bahan tambang mentah. Sedangkan impor mengalami pertumbuhan positif karena kegiatan pembangunan industri migas.

Sementara itu, faktor yang mendorong konsumsi rumah tangga triwulan II-2014 tumbuh sebesar 4,51 persen, lebih cepat dari pada pertumbuhan triwulan I-2014 yang sebesar 0,21 persen adalah meningkatnya pertumbuhan konsumsi non makanan. Adapun pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang merepresentasikan investasi fisik mencatat pertumbuhan relatif tinggi didorong masih berlanjutnya proyek-proyek konstruksi yang merupakan kelanjutan kegiatan periode sebelumnya.

Tabel 3.

Pertumbuhan Ekonomi Menurut Komponen Penggunaan (Persentase)

Komponen Penggunaan Triw II 2014 Terhadap Triw II 2013 (y on y) Triw II 2014 Terhadap Triw I 2014 (q to q) Sumber Pertumbuhan Triw II 2014 (y on y) (q to q) (1) (2) (3) (4) (5) 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 11,52 4,51 6,07 2,54 2. Pengeluaran Lembaga Non Profit 17,98 10,76 0,23 0,15 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 10,55 5,38 1,79 0,96 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 27,21 12,75 6,12 3,25 5. Perubahan Inventori 41,19 39,55 0,48 0,47

(7)

Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2013 (y-on-y) pertumbuhan sebesar 2,35 persen didorong oleh pertumbuhan semua komponen, kecuali ekspor yang mengalami kontraksi 53,87 persen. Konsumsi rumah tangga mencatat pertumbuhan sebesar 11,52 persen; konsumsi pemerintah 10,55 persen; konsumsi lembaga non profit sebesar 17,98 persen, pembentukan modal tetap bruto 27,21 persen; serta impor 25,37 persen. Pertumbuhan komponen-komponen penggunaan tersebut menunjukkan bahwa daya beli masyarakat dan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhir semakin dinamis (Tabel 3). Peningkatan pengeluaran lembaga non profit yang cukup tinggi disebabkan oleh aktivitas lembaga yang berkaitan dengan proses politik dalam rangka Pemilu legislatif pada April 2014 dan Pilpres pada Juli 2014. Seluruh faktor tersebut menjadikan kinerja ekonomi triwulan II-2014 lebih baik dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2013.

Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai nominal PDRB terbesar digunakan untuk konsumsi rumah tangga, yaitu mencapai Rp 9.726 milyar atau 61,41 persen terhadap total PDRB. Penggunaan PDRB terbesar berikutnya adalah untuk pembentukan modal tetap bruto sebesar Rp 4.306 milyar atau sekitar 27,18 persen. Selanjutnya digunakan untuk memenuhi konsumsi lembaga non profit sebesar 1,66 persen, konsumsi pemerintah sebesar 18,09 persen, perubahan inventori 1,72 persen dan ekspor sebesar 10,06 persen serta impor sebesar 20,12 persen.

Tabel 4.

Nilai dan Distribusi PDRB Menurut Penggunaan

Komponen Penggunaan

Atas Dasar Harga Berlaku (Miliar Rupiah)

Distribusi (Persen) Harga Konstan 2000 Atas Dasar (Miliar Rupiah) Triw I

2014 Triw II 2014 Triw I 2014 Triw II 2014 Triw I 2014 Triw II 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 9.235 9.726 60,73 61,41 3.214 3.359 2. Pengeluaran Lembaga Non Profit 236 262 1,55 1,66 77 85 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2.710 2.865 17,82 18,09 1.016 1.070 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 3.732 4.306 24,54 27,18 1.452 1.637 5. Perubahan Inventori 194 273 1,28 1,72 67 94 6. Ekspor 2.008 1.593 13,21 10,06 657 457 7. Dikurangi: Impor 2.909 3.187 19,13 20,12 778 849

PDRB 15.206 15.839 100,00 100,00 5.705 5.853

(8)

BPS PROVINSI SULAWESI TENGAH

Informasi lebih lanjut hubungi:

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis BPS Provinsi Sulawesi Tengah

Telepon: 0451-483610/11 E-mail: bps7200@bps.go.id

Gambar

Tabel  4  menunjukkan  bahwa  nilai  nominal  PDRB  terbesar  digunakan  untuk  konsumsi  rumah  tangga,  yaitu  mencapai  Rp  9.726  milyar  atau  61,41  persen  terhadap  total  PDRB

Referensi

Dokumen terkait

Atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto yang terbesar pada triwulan III-2013 adalah sektor pertanian sebesar 5,09 triliun rupiah, kemudian

Dari PDRB atas dasar harga berlaku sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto terbesar pada triwulan II-2014 adalah sektor pertanian sebesar 7,8 triliun,

Atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto yang terbesar pada triwulan I tahun 2007 adalah sektor jasa-jasa sebesar Rp 1,505 triliun; kemudian sektor

Pada triwulan I/2011, sektor ekonomi yang memiliki peranan terbesar adalah masih sektor pertanian sebesar 41,31 persen, kemudian sektor jasa-jasa sebesar 16,19

Berdasarkan Tabel 3, PDRB menurut sektor ekonomi/lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada triwulan IV-2013 bila diurutkan mulai dari yang terbesar adalah

Atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto yang terbesar pada triwulan I-2013 adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 4,56 triliun

Pada tabel 5, atas dasar harga berlaku, komponen pengeluaran yang menunjukkan nilai tambah bruto terbesar pada triwulan III tahun 2013 adalah komponen ekspor barang dan jasa sebesar

Atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menunjukkan perubahan nilai tambah bruto terbesar pada triwulan II tahun 2011 adalah jasa-jasa sebesar Rp 129,73