• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU PEGANGAN TUTOR KEPERAWATAN DASAR I MODUL HAUS Disajikan pada Mahasiswa Semester II Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UNHAS Makassar 2010 BUKU PEGANGAN TUTOR KEPERAWATAN DASAR I MODUL HAUS Disusun oleh : TIM KD I PENDAHULUAN - Buku Pe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BUKU PEGANGAN TUTOR KEPERAWATAN DASAR I MODUL HAUS Disajikan pada Mahasiswa Semester II Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UNHAS Makassar 2010 BUKU PEGANGAN TUTOR KEPERAWATAN DASAR I MODUL HAUS Disusun oleh : TIM KD I PENDAHULUAN - Buku Pe"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU PEGANGAN TUTOR

KEPERAWATAN DASAR I

MODUL

HAUS

Disajikan pada Mahasiswa Semester II

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran UNHAS

Makassar

(2)

BUKU PEGANGAN TUTOR

KEPERAWATAN DASAR I

MODUL

HAUS

(3)

PENDAHULUAN

Keperawatan Dasar I menyajikan 2 modul yang terdiri dari modul haus dan modul lapar. Kedua modul ini masing-masing terdiri dari 1 skenario. Diharapkan skenario ini memotivasi mahasiswa untuk belajar dan mencari jawaban dengan pendekatan ilmiah.

Dari 2 modul yang disajikan ini diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami tentang konsep-konsep pemenuhan kebutuhan dasar manusia, mampu mengintegrasikannya dalam praktek-praktek keperawatan/kesehatan yang ada dan mampu untuk berkomunikasi secara efektif dengan individu, keluarga, dan kelompok.

Proses pembelajaran pada PBL meliputi kegiatan seperti pertemuan dengan tutor,belajar mandiri dengan mencari informasi/teori baik dari ahli, buku-buku, jurnal di perpustakaan maupun melalui internet dan membuat penyajian laporan hasil diskusi dari kegiatan PBL ini

Besar harapan kami kiranya dengan kegiatan PBL ini mahasiswa dapat lebih aktif untuk mencari jawaban dan berusaha menyelasaikan masalah-masalah yang kemungkinan ditemukan dalam praktik keperawatan.

Makassar, Maret 2009

Koordinator PBL Kebutuhan Dasar I

(4)

MODUL

HAUS

SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami : 1. Konsep cairan dan elektrolit

2. Fisiologi kebutuhan cairan dan elektrolit

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan fungsi cairan dalam tubuh

2. Menyebutkan persentase total cairan tubuh terhadap BB

3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya haus (kebutuhan air untuk tubuh) 4. Menjelaskan mekanisme haus

5. Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh 6. Menjelaskan pengaruh aktivitas olahraga (senam) terhadap kebutuhan :

a. Oksigenasi b. Sirkulasi

c. Cairan, elektrolit dan keseimbangan asam basa d. Eliminasi urin

7. Bagaimana mekanisme haus dapat mempengaruhi kebutuhan a. Oksigenasi

b. Cairan, elektrolit dan keseimbangan asam basa c. Sirkulasi

(5)

TUGAS UNTUK MAHASISWA

Kegiatan pembelajaran pada Problem Base Learning (PBL) sangat menuntut keaktifan peserta didik dalm mencapai tujuan pembelajaran dari modul yang telah disiapkan pada KD I. Proses pembelajaran dalam hal ini meliputi :

1. Diskusi kelompok untuk mengidentifikasi masalah yang ada dan menbuat pertanyaan-pertanyaan, konsep ilmiah dan hubungan antra disiplin ilmu terkait. Untuk mengarahkna diskusi, mahasiswa diharapkan dapat menentukan kata kunci dari scenario di atas. Diskusi akan didampingi oleh tutor untuk 2 kali pertemuan, dan diwajibkan untuk membuat laporan hasil diskusi yang akan dilaporkan pada diskusi panel.

2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual baik di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar, jurnal, textbook, ataupun melalui media elektronik seperti internet, slide ataupun video dan mendiskusikan hasil temuan dengan sesama anggota kelompok.

3. Melakukan diskusi kelompok tanpa dipandu oleh tutor dalam rangka curah pendapat antar anggota kelompok untuk menganalisis informasi dalam menyelesaikan masalah yang ada. Jadwal yang ditentukan oleh anggota kelompok sendiri.

4. Peserta didik dapat berkonsultasi pada nara sumber yang ahli sesuai dengan masalah yang ada untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam.

5. Mengikuti kegiatan pada skills lab.

PROSES PEMECAHAN MASALAH

Dalam melaksanakan PBL, ada 7 langkah (seven Jumps) yang biasa ditempuh untuk mencapai tujuan pembelajaran :

1. L1 : Menjelaskan istilah dan konsep

2. L2 : Menetapkan masalah/problem dasar pada scenario dan membuat pertanyaan untuk membantu menentukan masalah yang ada

3. L3 : Menganalisis masalah dengan menjawab pertanyaan 4. L4 : Menarik kesimpulam dari L3

5. L5 : Merumuskan sasaran pembelajaran

(6)

7. L7 : Menyampaikan kesimpulan akhir

STRATEGI PEMBELAJARAN

Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat dan diskusi, anda diharapkan memecahkan problem yang terdapat dalam scenario ini, yaitu dengan mengikuti 7 langkah penyelesaian di bawah ini :

1. Dengan Brain Storming, klarifikasi semua istilah yang asing (bila ada)

2. Tentukan masalah (aspek atau konsep) pada scenario di atas yang tidak anda mengerti. Buat pertanyaan tentang hal tersebut.

3. Dengan menggunakan pengetahuan masing-masing jawablah atau jelaskanlah salah tersebut.

4. Cobalah membuat menyusun penjelasan tersebut secara sistematik

5. Tentukan masalah-masalah yang belum terjawab dengan baik dan jadikanlah hal tersebut sebagai tujuan pembelajaranmu selanjutnya.

6. Untuk menjawab atau memecahkan masalah tersebut , carilah informasi yang diperlukan sebanyak-banyaknya dari kepustakaan, pakar, dan lain-lain sumber informasi.

7. Diskusikan dan lakukan sintese dari semua informasi yang anda temukan.

Penjelasan

Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang diperlukan untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 5 dan 6 bisa diulangi dan selajutnya dilakukan lagi langkah 7. Kedua langkah di atas bias diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi dianggap cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya dilakukan dalam bentuk diskusi panekl dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan penjelasan atas hal-hal yang masih belum jelas.

JADWAL KEGIATAN

(7)

1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka atau satu arah untuk penjelasan dan Tanya jawab. Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan.

2. Pertemuan kedua : diskusi tutorial 1 dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor. Tujuan :

 memilih ketua dan sekretaris kelompok  brain storming untuk proses 1 - 5  pembagian tugas

3. Pertemuan ketiga : diskusi tutorial 2 seperti pada tutorial 1. Tujuan : untuk melaporkan informasi baru yang diperoleh dari pembelajaran mandiri dan melakukan klasifikasi, analisa dan sintese dari semua informasi.

4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri maupun berkelompok. Tujuan : untuk mencari informasi baru yang diperlukan.

5. Diskusi mandiri : diskusi ini sama dengan diskusi tutorial dan apabila informasi yang diperlukan telah cukup, maka hasil dari diskusi mandiri ini digunakan untuk membuat laporan penyajian dan laporan tertulis. Diskusi mandiri bisa dilakuakn berulang-ulang diluar jadwal.

6. Pertemuan keempat : Diskusi panel dan Tanyajawab pakar. Tujuan : untuk melaporkan hasil analisa dan sintese informasi yang ditemukan untuk menyelesaikan masalah pada scenario. Bila ada masalah yang belum jelas atau terjadi salah persepsi, maka bisa diselesaikan oleh pakar yang hadir pada pertemuan ini. Laporan penyajian dibuat oleh kelompok dalam bentuk sesuai urutan yang tercantum pada buku kerja.

7. Masing-masing mahasiswa kemudian diberi tugas untuk menuliskan laporan sesuai dengan scenario yang telah didiskusikan bersama pada kelompoknya. Laporan ditulis dalam bentuk laporan penyajian dan laporan lengkap.

8. Pertemuan terakhir : laporan kasus dilakukan dalam kelas besar oleh masing-masing mahasiswa.

Catatan :

 Laporan penyajian kelompok serta semua laporan hasil diskusi kelompok serta laporan

(8)

 Semua laporan akan diperiksa dan dinilai oleh pakarnya masing-masing dan

dikembalikan ke mahasiswa melalui coordinator untuk perbaikan.

 Setelah diperbaiki, dua rangkap masing-masing laporan diserahkan ke coordinator PBL

NEU.

 Semua mahasiswa wajib menyalin laporan dari kelompok dan mahasiswa lain untuk

dipakai sebagai salah satu bahan ujian.

TIME TABLE

1. Diskusi kelompok difasilitasi oleh tutor 2. Disksi kelompok tanpa tutor

3. Konsultasi pakar

4. Kuliah khusus dalam kelas

5. Aktivitas pembelajaran individual diperpustakaan dengan menggunakan buku ajar, majalah, video dan internet.

SUMBER INFORMASI

A. Buku ajar dan jurnal B. Diktat dan hand-out C. Sumber lain : internet

(9)

PETUNJUK UNTUK TUTOR

TUGAS TUTOR

A. Pra tutorial

1. Mempelajari dengan saksama modul ini termasuk TIU dan TIK

2. Jika ada materi yang tidak jelas mohon ditanyakan pada dosen pengampu (nama, no telepon setiap pengampu terlampir)

3. Melihat kelengkapan ruang tutorial B. Tutorial tahap I

1. Mengecek daftar kehadiran mahasiswa dan menandatanganinya. 2. Membantu mahasiswa menunjuk ketua dan sekretaris

3. Memfasilitasi diskusi agar berjalan sesuai urutannya yaitu :

 Menyusun kata kunci

 Membuat daftar pertanyaan sebanyak-banyaknya

 Membuat tabel komponen paradigama yang menghubungkan kata kunci.  Membahas TIU dan TIK

 Membagi tugas pencarian informasi berdasarkan komponen paradigama yang menimbulkan

masalah kesehatan/keperawatan.

4. Menilai setiap mahasiswa dan menandatanganinya

5. Mengingatkan mahasiswa agar pertemuan selanjutnya masing-masing sudah mengisi lembaran kerja.

C. Tutorial tahap 2

1. Mengecek daftar kehadiran mahasiswa dan menandatanganinya 2. Membantu mahasiswa menunjuk ketua dan sekretaris

(10)

 Mahasiswa mendiskusikan satu persatu komponen paradigma yang menyebabkan masalah

kesehatan/keperawatan, etiologi, mendiagnosisnya.

 Mahasiswa menganalisis kembali tabel yang dibuat berdasarkan setiap komponen

paradigma dan kata kunci.

 Menguraikan masalah mulai dari masalah yang terdekat ke masalah yang paling jauh.  Tutor menanyakan beberapa pertanyaan mendasar yang perlu diketahui mahasiswa dan

mendiskusikannya.

 Mahasiswa mencatat pertanyaan yang belum terjawab untuk ditanyakan dalam diskusi panel

atau ditanyakan langsung kepada dosen pengampu.

5. Membuat penilaian terutama saat mahasiswa nelaporkan informasi yang diperoleh. D. Saat panel diskusi.

1. Wajib mengikuti diskusi panel

(11)

SKENARIO

Nn. A (22 th), dengan BB 55 kg dan TB 150 cm, berlari mengelilingi lapangan karebosi dibawah terik matahari. Setelah 45 menit kemudian Nn. A berhenti secara tiba-tiba dan nafasnya terengah-engah, nadi menjadi 140 x/menit, tenggorokannya kering dan haus.

KATA KUNCI

1. Usia 22 tahun 2. BB 55 kg

3. Nafas terengah-engah & Nadi 140 x/menit 4. Senam

5. Tenggorokan kering

PETA KONSEP

Pemenuhan

kebutuhan sirkulasi Pemenuhan kebutuhancairan & elektrolit kebutuhan eliminasiPemenuhan

 Pengaturan

keseimbangan cairan tubuh

 Pusat haus di

hipothalamus

 Afek ADH

Haus

(12)

ACUAN UNTUK TUTOR

Beberapa Pertanyaan

1. Fungsi cairan dalam tubuh :

a. Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel b. Mengeluarkan buangan-buangan sel

c. Membentu dalam metabolisme sel

d. Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit e. Membantu memelihara suhu tubuh

f. Membantu pencernaan g. Mempemudah eliminasi

h. Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim)

2. Persentase total cairan tubuh terhadap BB :

Umur

(13)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya haus :

1. Olahraga/aktifitas fisik

Jika kita sedang berolahraga atau melakukan aktifitas fisik yang membuat tubuh

berekeringat, maka sebaiknya kita meminum lebih banyak air untuk mengganti kehilangan cairan tubuh tersebut. Tambahan sebanyak 400-600 ml (atau setara 1,5 – 2,5 gelas) air akan dapat mencukupi kebutuhan tubuh saat olahraga, tetapi olahraga/aktifitas fisik yang lebih panjang (lebih dari 1 jam) akan memerlukan tambahan air lebih banyak lagi. Besarnya tambahan air tersebut tergantung dari banyaknya keringat yang keluar saat olahraga, jangka waktu olahraga serta tipe olahraga/aktifitas fisik yang dilakukan. Pada saat olahraga

dianjurkan untuk mengganti caoran tubuh tersebut dengan minuman khusus yang

mengandung Na untuk menggantikan Na yang hilang bersama keringat & untuk mencegah terjadinya hiponatremia yang dapat membahayakan.

Saat berolahraga perlu diingat bahwa air yang keluar melalui keringat tidak hanya merupakan air yang dihasilkan melalui proses metabolisme namun juga air yang diperoleh melalui konsumsi cairan & makanan dalam sehari-hari. Sehingga apabila proses berkurangnya cairan dari dalam tubuh pada saat berolahraga ini dibiarkan dalam jangka waktu yang lama dan tidak diimbangi dengan konsumsi cairan yang cukup maka tubuh akan mengalami dehidrasi akibat tidak memiliki sumber lain untuk memperoleh air.

Seorang atlet harus tetap berada pada kondisi hidrasi yang baik untuk mencapai performa yang optimal. Beberapa hal yang menyebabkan seorang atlet mengalami dehidrasi antara lain adalah kurangnya konsumsi air.

Kurangnya konsumsi air putih dapat menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi plasma natrium & osmolality plasma secara cepat. Peningkatan konsentrasi ini akan menyebabkan timbulnya rasa haus sehingga meningkatkan volume konsumsi cairan yang sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh. Ketika rasa haus timbul, tubuh sebenarnya sudah berada pada kondisi dehidrasi ringan dengan kehilangan cairan tubuh sebesar 2-3% dan sudah mengalami penurunan performa hingga 10%.

Air merupakan elemen terpenting yang dibutuhkan tubuh ketika berolahraga. Tatkala “mesin” tubuh menjadi panas dan keringat bercucuran akibat gerakan-gerakan olahraga, asupan air dapat mendinginkan tubuh dan menggantikan air yang terbuang lewat keringat.

(14)

Jumlah air yang diminum tergantung pada intensitas olahraga, suhu udara dan kelembaban di lingkungan sekitar, serta kecepatan penguapan air. Pada suhu udara 20°C, dalam kegiatan olahraga yang cukup lama, dianjurkan minum 25 ml air setiap 15 hingga 20 menit.

2. Lingkungan/cuaca

Cuaca yang panas dan lembap membuat tubuh sering berkeringat sehingga memerlukan cairan pengganti. Udara panas didalam ruangan (pemanas ruangan) juga dapat membuat tubuh kehilangan kelembapannya. Lebih jauh lagi daerah yang mempunyai ketinggian > 2500 meter juga dapat memancing tubuh untuk sering buang air kecil & bernafas dengan cepat, sehingga beresiko untuk kehilangan cairan.

3. Kondisi kesehatan

Adanya penyakit seperti demam, muntah ataupun diare membuat tubuh kehilangan cairan yang dimilikinya, untuk mengatasinya disarankan untuk mengkonsumsi minuman pengganti cairan tubuh yang lengkap kandungan elektrolitnya. Pada orang yang mempunyai kondisi medis tertentu seperti infeksi kandung kemih ataupun infeksi saluran kencing juga disarankan untuk lebih banyak mengkonsumsi air minum. Akan tetapi beberapa kondisi seperti gagal jantung ataupun beberapa tipe penyakit ginjal, hati & kelenjar adrenal daapt menggangu pengeluaran cairan tubuh & malah disarankan untuk mengurangi konsumsi cairan/minumannya.

4. Kehamilan & menyusui

Wanita yang sedang hamil ataupun menyusui membutuhkan tambahan cairan untuk tetap terjaga kelembapannya. Institut kesehatan sendiri menyarankan untuk wanita hamil agar meminum 2,3 liter (sekitar 10 gelas) air sehari sedangkan untuk wanita hamil mengkonsumsi 3,1 liter (sekitar 13 gelas) air sehari.

4. Mekanisme Haus :

Mekanisme haus dan peranan vasopresin (anti diuretic hormone/ ADH)

Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (> 280 mOsm) akan merangsang osmoreseptor di hypothalamus. Rangsangan ini akan dihantarkan ke neuron hypothalamus yang

(15)

duktus koligen menjadi sedikit dan hiperosmotik atau pekat, sehingga cairan di dalam tubuh tetap dapat dipertahankan.

Selain itu, rangsangan pada osmoreseptor di hypothalamus akibat peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel juga akan dihantarkan ke pusat haus di hypothalamus sehingga terbentuk perilaku untuk mengatasi haus, dan cairan di dalam tubuh kembali normal.

Sebagai kesimpulan, pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit diperankan oleh system saraf dan sistem endokrin. Sistem saraf mendapat informasi adanya perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit melali baroreseptor di arkus aorta dan sinus karotiikus, osmoreseptor di hypothalamus, dan volumereseptor atau reseptor regang di atrium. Sedangkan dalam sistem endokrin, hormon-hormon yang berperan saat tubuh mengalami kekurangan cairan adalah Angiotensin II, Aldosteron, dan Vasopresin/ ADH dengan meningkatkan reabsorbsi natrium dan air. Sementara, jika terjadi peningkatan volume cairan tubuh, maka hormone atripeptin (ANP) akan meningkatkan ekskresi volume natrium dan air .

5. Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh

Kebutuhan cairan elektrolit dalam tubuh dipengaruhi oleh faktor-faktor:

a. Usia perbedaan usia menen.tukan luas permukaan tubuh serta aktivitas organ, sehingga dapat me:mengaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit.

(16)

c. Diet apabila tubuh kekurangan zat gizi, maka tubuh akan memecah c:adangan makanan yang tersimpan dalam tubuh sehingga terjadi pergeerakan c;airan dari interstisial ke interseluler, yang dapat berpengaruh pada jumlah pe:menuhan kebutiuhan cairan.

d. Stres dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan c:airan dan caektrolit, melalui proses peningkatan produksi ADH, karena pada proses ini dapat meningkatkan metabolisme sehingga mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat menimbulkan retensi natrium dan air.

e. Sakit. Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk 6. Perubahan apa saja yang terjadi pada tubuh seseorang yang melakukan aktivitas

olahraga?

Jawaban :

a) Cardiovaskuler/sirkulasi darah

Pada saat orang berolahraga terjadi penyesuaian dalam tubuh. Aliran darah meningkat seiring gerakan otot-otot, supaya dapat memenuhi kebutuhan pasokan oksigen, glukosa, dan zat gizi lain ke otot-otot. Di saat yang sama, tubuh juga membuang kotoran sebagai hasil metabolisme, dan harus menjamin kecukupan aliran darah ke kulit untuk

Perubahan tersebut sifatnya sementara dan akan kembali seperti sedia kala (semula) dalam waktu yang relative singkat 3 sampai 5 menit, tergantung usia dan kondisi atlet yang bersangkutan.

b) Respirasi

Olahraga menyebabkan metabolisme meningkat. Peningkatan metabolism tubuh menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen. Saat system tubuh tidak mampu untuk memenuhi peningkatan kebutuhan tubuh ini, maka kadar oksigenasi akan menurun. Peningkatan laju metabolisme merupakan respon normal tubuh pada aktivitas latihan fisik (olahraga) karena dalam kondisi ini tubuh melakukan pembangunan jaringan. Kebanyakan individu dapat memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat dan tidak memperlihatkan tanda-tanda kekurangan oksigen.

c) Cairan dan elektrolit

(17)

yang dikenakan, jenis olahraga dan lamanya berolahraga, suhu, serta kelembaban udara.

Seringkali kita baru spontan minum kalau merasa haus. Padahal, rasa haus tidak akan muncul sampai kekurangan cairan dirasakan betul oleh tubuh (kira-kira 1% dari berat tubuh atau sekitar 0,7 liter cairan untuk berat tubuh normal). Jika air dan mineral yang hilang tidak digantikan, maka kemampuan melakukan kegiatan olahraga dengan baik akan berkurang.

d) Eliminasi urin

Peningkatan metabolisme saat berolahraga akan meningkatkan pula kehilangan air dan elektrolit.sehingga hal ini menyebabkan volume air dalam tubuh juga akan berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap produksi urin. Apabila produksi urin menurun maka haluaran urin juga akan berkurang dan konsistensinya akan menjadi pekat.

7. Bagaimana mekanisme haus dapat mempengaruhi kebutuhan a. Oksigenasi

b. Cairan, elektrolit dan keseimbangan asam basa c. Sirkulasi

d. Eliminasi urin

Jawaban :

Oksigenasi

CO2 merupakan stimulator yang akan menstimulasi pusat pernafasan. Ketika asam karbonat dan karbondioksida meningkat dalam darah, pusat pernafasan akan terstimulasi dan meningkatkan kadar dan kedalaman pernafasan. CO2 dilepaskan (diekshalasi) dan secara otomatis level asam karbonat menurun. Sebaliknya, ketika level bikarbonat berlebihan kadar dan kedalaman respirasi menurun. Hal ini menyebabkan CO2 terperangkap, level asam karbonat meningkat dan bikarbonat yang berlebihan dinetralkan.

Keseimbangan Asam Basa

Paru-paru akan membantu mengatur keseimbangan asam basa dengan mengeliminasi atau menyimpan CO2. jika CO2 bergabung dengan air akan membentuk asam karbonat (CO2 + H2O → H2CO3). Reaksi kimia ini bersifat reversible (bola-balik); asam karbonat dapat diurai kembali menjadi karbondioksida dan air. Bekerja dengan system buffer, paru-paru mengatur keseimbangan asam-basa dan pH dengan mengubah kadar dan kedalaman pernafasan. Respon ini terjadi sangat cepat dalam hitungan menit. Level CO2 dalam darah diukur sebagai PCO2 atau tekanan parsial dari gas yang tidak larut dalam darah. PCO2 merujuk kepada tekanan CO2 dalam darah vena. PaCO2 merujuk kepada tekanan CO2 dalam darah arteri.

(18)

tersebut lambat merespon terhadap perubahan, memerlukan waktu berjam-jam sampai berhari-hari untuk mengoreksi ketidakseimbangan tetapi respon-respon tersebut lebih permanen dan selektif dibandingkan sistem-sistem yang lain.

Ginjal mempertahankan keseimbangan asam basa dengan cara mengekskresi secara selektif atau menyimpan ion-ion bikarbonat dan hidrogen. Ketika ion hidrogen berlebihan dan pH menurun (asidosis) ginjal mengabsorbsi kembali dan meregenerasi bikarbonat serta mengeluarkan ion hidrogen. Pada kasus alkalosis dan pH yang meningkat, bikarbonat yang berlebihan diekskresikan dan ion hidrogen dipertahankan.

Level serum bikarbonat yang normal adalah 22-26mEq/L. Normal PaCO2 adalah 35-45mmHg.

Keseimbangan air dan elektrolit

Cara tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairannya melalui sensasi haus dan kontrol ekskresi renal melalui ADH. Pada saat seseorang melakukan aktivitas fisik yang moderat akan terjadi kehilangan cairan tubuh (IWL) yang banyak melalui kulit dan paru-paru. Keadaan ini meransang hipotalamus (pusat sensasi haus) melepaskan ADH (vasopressin) dari pituitary posterior. Vasopressin meningkatkan reabsorbsi air di ginjal untuk mengembalikan keseimbangan air dalam tubuh.

Mekanisme haus merupakan regulasi primer dari intake cairan. Pusat haus terletak pada hipotalamus. Sejumlah pencetus ynag menstimulus pusat haus ini termasuk didalamnya tekanan osmotik dari cairan tubuh, volume vaskuler dan angiotensin (hormon yang dilepaskan sebagai respon untuk menurunkan aliran darah ke ginjal). Sebagai contoh, pelari jarak jauh kehilangan sejumlah air yang signifikan melalui prespirasi dan pernafasan yang cepat sepanjang lintasan, peningkatan konsentrasi solut dan tekanan osmotik cairan tubuh. Peningkatan tekanan osmotik pada pusat haus, menyebabkan pelari mengalami sensasi haus dan berkeinginan untuk minum untuk mengganti cairan yang hilang.

Haus secara normal teratasi segera setelah minum dalam jumlah yang sedikit, bahkan sebelum air tersebut diserap oleh saluran pencernaan. Bagaimanapun, hal ini hanya terjadi secara temporer dan haus kembali terjadi kira-kira 15 menit kemudian. Haus secara temporer kembali dapat diatasi setelah cairan dicerna pada saluran pencernaan bagian atas. Mekanisme-mekanisme ini melindungi seorang individu dari minum terlampau banyak. Diperlukan waktu 30 menit sampai 1 jam bagi cairan untuk diserap dan didistribusikan ke seluruh tubuh.

Natrium (Na +) keluar melalui keringat dan feses dan organ utama yang bertanggung jawab untuk pengaturan dan pembuangan natrium adalah ginjal. Pada seseorang yang beraktivitas seperti lari akan mengalami kehilangan sejumlah cairan dan elektrolit (Na+) melalui prespirasi. Hal ini akan meransang korteks adrenal pada hipothalamus untuk melepaskan hormon aldosteron yang akan meningkatkan reabsorbsi natrium di ginjal.

Eliminasi Urine

(19)

(yang dapat dikesan tetapi tak dapat diukur). Pada orang dewasa normal pengeluaran IWL adalah 300-400ml/hari. Latihan meningkatkan aktivitas metabolik dan produksi panas dengan demikian akan menyebabkan kehilangan cairan melalui kulit dan juga paru-paru. Jika terjadi kehilangan cairan yang banyak melalui prespirasi dan pernafasan volume urine akan menurun dan karakteristik urine cenderung lebih pekat untuk mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh.

Sirkulasi

Referensi

Dokumen terkait

Implementation on the server using the PHP programming language, while the implementation of the smartphone using PhoneGap [1] and jQuery Mobile framework

Ukiran-ukiran yang berada di kanan kiri dinding masjid menjadi bukti bahwa budaya Cina juga memiliki pengaruh pada masjid ini.. Ukiran pada dinding masjid yang terbuat dari batu

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan yang wajib ditempuh oleh mahasiswa S1 UNY program kependidikan karena orientasi utamanya adalah kependidikan. Dalam

Masjid Jami Nurul Farah Masjid Al-Islam RS-PELNI Masjid Al-kheir SDN 01,03 petamburan Pos Forkabi Pos FPI Rusun Petamburan KECAMATAN KEMAYORAN. Kel. Sumur Batu

Rancangan pemecahan masalah pada penelitian ini yaitu setelah data berhasil dikumpulkan baik data primer yang didapat dari penyebaran kuesioner dan data sekunder yang

• Dari perolehan dana pinjaman dan right issue tersebut, ANTM akan menggunakannya untuk proyek feronikel di Halmahera Timur yang bernilai US$ 1,6 miliar

(6) Bandar udara intemasional angkutan kargo sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d, merupakan bandar udara yang ditetapkan sebagai bandar udara yang melayani angkutan kargo

http://nennysitohang.wordpress.com/category/uncategorized Op cit.. Seperti telah diuraikan sebelumnya oleh penulis mengenai identitas diri dari si anak, akta kelahiran