• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyakit penting tanaman pangan bpt 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penyakit penting tanaman pangan bpt 2"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGENALAN GEJALA DAN TANDA PENYAKIT (Tanaman Pangan)

(Laporan Praktikum bioekologi penyakit tumbuhan)

Oleh : Nopri Roinaldi

1414121177

LABORATORIUM HAMA DAN PENYAKIT FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Gejala penyakit pada tumbuhan kerap terjadi setiap saat kita melakukan

penanaman atau pembudidayaan suatu tanaman, dibidang pertanian khususnya di Indonesia hal ini mulai menjadi bahan pemikiran disaat mulai diusahakannya jenis-jenis tanaman pangan seperti padi, jagung, dan singkong. Kondisi ini semakin menjadi persoalan jika kerusakan-kerusakan yang terjadi menimbulkan kerugian ekonomi. Kerugian ekonomi dalam jumlah yang besar akibat keruaskan yang disebabkan oleh penyakit secara umum jarang terjadi meskipun pernah ada, dan sebenarnya kerusakan sawah atau lading jagung yang menimbulkan kerugian ekonomi dalam jumlah yang besar adalah akibat dari ulah manusia, yaitu seperti penggunaan pestisida yang berlebihan dan pembasmian musuh alami. Meskipun demikian kejadian suatu penyakit adalah salah satu proses yang terjadi di alam, sehingga sangat perlu menjadi bahan pemikiran pada saat mengembangkan suatu tanaman dimana manusia berperan didalamnya.

Penyakit tanaman sebagian besar disebabkan oleh jamur. Lebih dari 250.000 spesies jamur sebagai pathogen tanaman. Hampir semua jamur dalam hidupnya pada tanaman inangnya dam sebagian dalam tanah dan sisa-sisa tanaman. Penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur sering dikenal dari bagian organ tanaman yang terinfeksi dan dari tipe gejala yang dihasilkan. Tipe umum penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur adalah damping-off (rebah kecambah), root rots (busuk akar), vascular wilt(layu pembuluh), downy dan powdery mildew, leaf spot (bercak daun) dan bligh (hawar), rust (karat), smuts(gosong), antraknosa, gall, dieback (mati ujung) dan penyakit pasca panen.

(3)

Setiap penyakit pada tanaman tertentu akan memberikan gejala khusus, yang biasanya timbul dalam suatu rangkaian selama terjadinya penyakit. Gejala yang dapat diamati secara langsung disebut juga gejala morfologis. Gejala ini dapat dilihat dengan mata tanpa bantuan alat, atau juga dapat dirasa, dibaui, diraba. Sedangkan gejala yang hanya diamati dengan bantuan alat seperti mikroskop disebut sebagai gejala histologist.

1.2 Tujuan

(4)

II METODELOGI

2.1 Alat dan bahan Alat

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Alat tulis, mikroskop majemuk, kaca preparat, jarum pentul, dan pipet tetes Bahan

Bahan yang digunakan yaitu Air dan bagian tanaman yang menunjukkan gejala, baik preparat maupun foto.

2.2 Cara kerja

Pengamatan makroskop

1. Mengamati dan menggambar gejala penyakit tanaman yang ada. 2. Menulis nama penyakit dan pathogen penyebabnya

Pengamatan mikroskop

1. Mengamati gejala penyakit di bawah mikroskop

2. Teteskan air di atas bagian tanaman yang bergejala lalu dikorek dengan menggunakan jarum, kemudian air/suspense tersebut diambil

menggunakan pipet tetes.

3. Suspense tersebut diletakkan diatas kaca preparat lalu ditutup dengan cover glass lalu diamati di bawah mikroskop

(5)

III HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Berbentuk elips dan berkembang

menjadi nekrotik

4. Panjang hawar 2,5-15 cm 5. Bercak muncul awal pada daun

paling bawah kemudian berkembang menuju daun atas. 6. Penyakit ini tidak menginveksi

tongkol klobot

2 Karat daun pada kedelai Gejala

1. Mucul bercak klorotik kecil yang tidak beraturan pada prmukaan daun

2. Gejala muncul pada permukaan bawah daun

3. Bercak kemudian berubah menjadi warna coklat dan membentuk kustul

(6)

yang berwarna seperti karat besi 3 Bercak coklat pada daun

singkong

Gejala

1. Bercak tampak jelas pada kedua sisi daun

2. Pada sisi atas bercak tampak coklat merata dengan tepi gelap yang jelas 3. Pada sisi bawah daun bercak

kurang jelas dan di tepi bawah warna abu-abua

4. Jika berkembang bentuk bercak agak miring sampai sudut karena dibatasi oleh tepi daun.

4 Virus tungro pada padi Gejala

1. Terdapat wereng hijau sebagai vector, gejalanya daun berwarna kuning, berbintikkarat warna hitam dari ujung sampai kebawah.

2. Tanaman kerdil, malai lebih pendek dari malai normal

(7)

5 Hawar daun pada Padi Gejala

1. Terjadi goresan yang lebarnya 0,5-1 mm dgn panjang 3-5 mm

2. Permukaan goresan mengeluarkan tetes-tetes lender dan setelah mongering tampak seperti bintik-bintik kuning

3. Pada tanaman dewasa menimbulkan hawar.

6 Penyakit Blas Pada Padi Gejala

1. Berupa bercak pada daun malai, batang dan bulir padi

2. Daun bercak berbentuk belah ketupat dengan ujung

runcingberwarna kelabu dengan tepi berwarna coklat kemerahan. 3. Pada malai menyebabkan busuknya

tangkai malai yang disebut busuk leher

4. Pada batang berupa busuk dan mudah rebah

5. Pada Bulir menjadi hampa

7 Bulai Pada jagung Gejala

1. Gejala khasnya warna klorotik memanjang sejajar tulang daun 2. Pada bercaknya terdapat tepung

(8)

3. Daun yang terkena bercak menjadi sempit dan kaku

3.2 Pembahasan

1. Hawar Daun pada jagung (Helmithosporium turcicum) Penyebab Penyakit

Penyakit hawar daun disebabkan oleh Helminthosporium turcicum. Gejala Serangan

Awal terinfeksinya hawar daun, menunjukkan gejala berupa bercak kecil, berbentuk oval kemudian bercak semakin memanjang berbentuk ellips dan berkembang menjadi nekrotik (disebut hawar), warnanya hijau keabu-abuan atau coklat. Panjang hawar 2,5-15 cm, bercak muncul di mulai dari daun terbawah kemudian berkembang menuju daun atas. Infeksi berat akibat serangan penyakit hawar daun dapat mengakibatkan tanaman jagung cepat mati atau mengering. Cendawan ini tidak menginfeksi tongkol atau klobot jagung, cendawan dapat bertahan hidup dalam bentuk miselium dorman pada daun atau sisa-sisa tanaman di lahan.

(9)

Bakteri bertahan dari musim ke musim pada sisa-sisa tanaman sakit dan dalambiji. Setelah biji berkecambah bakteri menginfeksi kecambah dengan melaluimulut kulit. Bakteri dapat menyebar dari petak ke petak karena terbawa oleh airirigasi. (Semangun,1994)

Bakteri masuk melalui hidatoda. Kemudian bakteri berkembangbiak di

dalamepitheme dan menyerang jaringan pembuluh hingga menimbulkan penyakit. Padatanaman muda bakteri sering dapat masuk ke dalam daun melalui stomata danberkembang di dalam ruang intraselular dari parenkim tanpa menimbulkan gejala. Cara masuk lainnya adalah melalui luka mekanis yang sering terjadi pada daundan akar. Ras dari pathogen ini juga selalu berbeda pada setiap lokasi sehinggapatogen ini merupakan penyebab penyakit terpenting di wilayah pegununganHirosima.

2. Karat Daun pada Kedelai (Phakopsora pachyrhizi) Penyebab penyakit

Akibat yang ditimbulkan pada tanaman kedelai yang disebabkan oleh cendawan Phakopsora pachyrhizi adalah sebagai berikut :

1. Berkurangnya produktifitas hasil panen 2. Kerontokan pada daun sebelum masa panen

3. Tanaman cepat layu dan mati karena proses foosintesis terganggu. Gejala Serangan

Gejala kerusakan tanaman akibat serangan penyakit karat kedelai adalah terdapatnya bintik-bintik kecil yang kemudian berubah menjadi bercak-bercak berwarna coklat pada bagian bawah daun, yaitu uredium penghasil uredospora. Serangan berat menyebabkan daun gugur dan polong hampa.Terjadi bercak- bercak kecil berwarna cokelat kelabu atau bercak yang sedikit demi sedikit

(10)

daun tepatnya didekat daun yang terinfeksi.Biasanya dimulai dari daun bawah baru kemudian ke daun yang lebih muda. Penyakit karat menyebabkan daun menjadi kering dan rontok sebelum waktunya. Stadium awal penyakit karat mungkin tidak dapat dibedakan dengan pustul bakteri atau embun bulu (downy mildew).

Daur Hidup Penyakit

Urediospora masuk ke dalam tumbuhan melalui stomata. Setelah mencapai mulut kulit (stomata), ujung pembuluh kecambah membesar dan membentuk apresorium. Alat ini membentuk tabung penetrasi yang masuk ke dalam lubang stomata lalu membengkak menjadi gelembung substomata di dalam ruang udara. Dari gelembung ini tumbuh hifa infeksi yang berkembang ke semua arah dan membentuk haustorium yang mengisap makanan dari sel-sel tumbuhan inang (Semangun, 1996)

3. Bercak Coklat Pada Daun Singkong Geja Penyakit (cercosporidium henningsii)

Penyebab penyakit

Penyebab penyakit bercak coklat ialah cercosporidium henningsii. Hifa cendawan ini berkembang dalam ruang sela-sela sel, membentuk stroma dengan garis tengah 20 – 45µm. Stroma membentuk konidiofor dalam berkas – berkas yang rapat. Konidiofor coklat kehijauan pucat, warna dan lebar merata, tidak bercabang, dengan 0 – 2 bengkokan, bulat pada ujungnya dan mempunyai bekas spora yang kecil atau sedang. Konidium dibentuk pada kedua sisi daun pada ujung konidiofor, berbentuk tabung, lurus atau agak bengkok, kedua ujungnya membulat tumpul, pangkalnya berbentuk tumpul. Cendawan membentuk peritesium hitam, bergaris tengah 100µm, kadang – kadang tampak tersebar pada bercak di permukaan atas daun. Askus seperti gada memanjang, berisi 8 spora.

(11)

Gejala yang timbul ialah bercak tampak jelas pada kesua sisi daun. pada sisi atas bercak tampak coklat merata dengan tepi gelap yang jelas. Pada sisi bawah daun tepi bercak kurang jelas dan di tengah bercak coklat terdapat warna keabu-abuan karena adanya konidiofor dan konidium jamur. Bercak berbentuk bulat dengan garis tengah 3 – 12 mm. Jika berkembang bentuk bercak dapat kurang teratur dan agak bersudut – sudut karena dibatasi oleh tepi daun atau tulang – tulang daun. Jika penyakit berkembang dengan terus menerus daun yang sakit menguning dan mengering dan dapat gugur. Pada cuaca hujan dan panas jenis rentan dapat menjadi gundul .

Daur hidup Penyakit

Daur penyakit pada tanaman ini berasal dari angin atau hujan yang membawa spora dari bercak tua dan daun tua yang sudah rontok ke permukaan daun sehat. Jika udara cukup lembab, konidium berkecambah, membentuk pembuluh

kecambah. Penetrasi terjadi melalui mulut kulit dan jamur meluas dalam jaringan lewat ruang sela-sela sel. Dalam cuaca panas dan lembab memerlukan waktu 12 jam. Selama musim kemarau cendawan mempertahankan diri pada bercak-bercak. 4. Virus tungro Pada Padi Rice Tungro Bacilliform Virus (RTBV) dan Rice Tungro Spherical Virus (RTSV)

Penyebab Penyakit

(12)

mengisap tanaman yang terinfeksi virus kemudian berpindah dan mengisap tanaman sehat tanpa melalui periode laten dalam tubuh vektor.

Gejala Serangan

Gejala penyakit tungro umumnya muncul kurang lebih seminggu setelah inokulasi, dimulai dari adanya diskolorasi kekuningan pada ujung daun muda, kemudian diikuti klorosis di antara vena daun. Tanarnan yang sakit parah mcmpunyai anakan sedikit, pertumbuhan akar terhambat, sangat kerdil, dan menghasilkan panikel yang kecil dengan bulir-bulir gabah kosong. Gejala penyakit akan persisten pada varietas yang rentan, sedangkan pada varietas yang agak tahan gejala tidak berkembang pada daun muda dan ada kecenderungan sehat kembali.

Daur hidup Penyakit

Sumber inokulum penyakit tungro terdapat pada tanaman padi, singgang serta rumput-inang yang sakit. Serangga penular virus tungro menularkan virus secara non persisten. Serangga penular penyakit tungro terutama adalah wereng hijau dari spesies Nephotetix virescens dan N. nigropictus.

Serangga penular penyakit virus tungro menularkan penyakit tersebut secara non persisten. Masa inkubasi dalam tanaman adalah 6 – 9 hari. Serangga dapat

menularkan virus dengan segera dalam waktu 2 jam setelah memperoleh virus dan mempertahankan dalam tubuhnya selama tidak lebih dari 5 hari. Setelah masa itu, serangga menjadi tidak infektif lagi. Kembali menjadi infektif setelah menghisap tanaman sakit. Nimfa wereng hijau dapat menularkan virus, tetapi infektif setelah ganti kulit. Virus tidak dapat ditularkan melalui telur serangga maupun melalui biji, tanah, air dan secara mekanis (pergesekan antara bagian tanaman sakit dengan yang sehat).

5. Hawar Daun Pada Padi (Xanthomonas oryzae)

Penyebab Penyakit

(13)

disebut sebagai Xanthomonas campestris pv. oryzicola. Dahulubakteri disebut Xanthomonas translucens f.sp oryzae atau X. translucens f.sporyzicola. Bakteri ini berbentuk batang 1,2 x 0,3– 0.5 um, tunggal, kadang-kadang berpasangan, tetapi tidak membentuk rantai. Bakteri tidak membentuk spora, tidak membentuk kapsula, bergerak denang satu bulu cambuk (flagellum)di ujung. Gram negatif, aerob, berkembang paling baik pada suhu 28 C(Semangun,1994) .

Gejala Serangan

Mula mula pada daun terjadi gores-gores atau coreng-coreng yangmempunyai lebar 0,5-1 mm, dengan panjang 3-5 mm, memanjang sejajar dengantulang daun, berwarna hijau tua kebasah-basahan dan agak jernih ( transculent).Pada tingkatan ini gejala masih terbatas di antara tulang-tulang daun yang besar.Gores-gores bertambah panjang dan mungkin melebar melewati tulang tulangdaun. Dalam cuaca lembap pada permukaan gores keluar tetes-tetes lender bakteriyang setelah mengering tampak seperti bintik-bintik kuning yang teratur padagaris. Bercak yang tua berwarna cokelat muda . Pada jenis padi yang rentan disekitar bercak terdapat halo berwarna kuning. Pada tingkat yang lebih lanjutseluruh daun menjadi cokelat dan mati. Akhirnya daun menjadi luntur, tampak putih kelabu, dan diserang oleh banyak jasad renik saprofit (Semangun,1994)Di lapangan terdapat dua bentuk gejala, yaitu kresek dan hawar. Kresek terjadipada tanaman muda, yaitu tanaman yang berumur sekitar satu bulan. Rumpunpadi yang terkena kresek secara

keseluruhan menjadi layu. Di laboratorium, gejala ini dapat dikonfirmasi oleh adanya eksudat bakteri yang keluar dari jaringantanaman sakit bila diamati di bawah mikroskop. Di lapangan, dapat dilihat dengancara memasukan daun– daun sakit ke dalam gelas berisi air jernih, biarkan sekitar5 – 10 menit, maka air jernih dalam gelas akan berubah menjadi keruh karenamassa bakteri yang keluar dari dalam jaringan sakit. Gejala kresek ini sering miripdengan gejala karena penggerek batang, tepi daun atau bagian daun yang lukaberupa garis bercak dan bercak tersebut meluas (Manik,2005)

(14)

Bakteri bertahan dari musim ke musim pada sisa-sisa tanaman sakit dan dalambiji. Setelah biji berkecambah bakteri menginfeksi kecambah dengan melaluimulut kulit. Bakteri dapat menyebar dari petak ke petak karena terbawa oleh airirigasi. (Semangun,1994)

Bakteri masuk melalui hidatoda. Kemudian bakteri berkembangbiak di

dalamepitheme dan menyerang jaringan pembuluh hingga menimbulkan penyakit. Padatanaman muda bakteri sering dapat masuk ke dalam daun melalui stomata danberkembang di dalam ruang intraselular dari parenkim tanpa menimbulkan gejala. Cara masuk lainnya adalah melalui luka mekanis yang sering terjadi pada daundan akar. Ras dari pathogen ini juga selalu berbeda pada setiap lokasi sehinggapatogen ini merupakan penyebab penyakit terpenting di wilayah pegununganHirosima. Terdapat empat ratus limapuluh ras Xanthomonas oryzae yang sudah terisolasi dari delapan lokasi di daerah pegunungan Hirosima selamatahun 2000 sampai tahun 2003, kultivar – kultivar padi yang terkena infeksimenyebar. Bakteri juga mengadakan infeksi melalui luka – luka pada akar sebagaiakibat dari pencabutan. Infeksi terjadi pada saat penanaman atau beberapa harisesudahnya. Bahkan sudah diketahui bahwa luka pada akar – akar dapat

menarik bakteri. Bakteri juga dapat mengadakan infeksi melalui pori air yang terdapatpada daun, melalui luka – luka yang terjadi karena daun yang bergesekan, dan melalui luka – luka karena serangga . Dalam pertanaman bakteri terutama tersebaroleh hujan yang berangin. Di sini angin tidak hanya memencarkan bakteri tetapi juga menyebabkan luka – luka karena gesekan daun padi (Manik,2005)

6. Penyakit Blas Pada Padi (Pyricularia grisea)

Penyebab Penyakit

penyakit blas pada padi yang disebabkan oleh cendawan Pyricularia grisea Sacc. Menurut Scardaci et al. (1997) serangan cendawan blas pada padi tersebut dapat menurunkan hasil 1-50%. sementara bila menyerang leher malai dapat

(15)

Gejala Serangan

Gejala berupa bercak pada daun malai batang dan bulir padi, pada daun bercak berbentuk belah ketupat dengan ujung runcing berwarna kelabu atau putih dengan tepi warna coklat kemerahan, pada malai menyebabkan busuknya tangkai malai yang disebut busuk leher. Pada batang berupa busuk dan mudah rebah. Pada bulir akan menyebabkan bulir menjadi hampa atau tidak berisi.

Daur Hidup Penyakit

Proses infeksi pada saat daun dalam keadaan basah dan pada kondisi lingkungan yangmendukung, perkecambahan akan terjadi setelah 3 jam. Jika konidia melewati masa kering selama 24 jam maka perkecambahan akan tertunda. Setelah terjadi infeksi, hifa akan mempenetrasi melalui epidermis. Kolonisasi tergantung dari salah satu faktor seperti genetik, umur tanaman inang, nutrisi dan faktor

lingkungan seperti suhu dan tanah. Sporulasi terjadi ketika kelembaban diatas 90% dibawah kondisi optimum, konidiofor di bentuk selama 4-6 jam. Satu konidium dibentuk 40 menit. Sejumlah spora dihasilkan oleh beberapa luka yang telah ditemukan pada hari yang ke-6 berupa luka. Sporulasi maksimum terjadi pada 7-12 hari setelah inokulasi, sporulasi berlanjut sampai 60 hari.

7. Bulai pada jagung (Peronosclerospora maydis) Penyebab Penyakit

Jamur Peronosclerospora maydis ( Rac ) Shaw, yang sampai sekarang dikenal dengan Sclerospora maydis ( Rac. ) Butl disebabkan oleh sclerospora javanica Palm oleh Palm ( 1918 ). Seterusnya hingga disebut Sclerospora maydis ( Rac )oleh Butler dan Bisby ( 1931 ).

(16)

daun dan yang hifanya kurang bercabang menghubungkan kelompok – kelompok tersebut. Hifa membentuk haustorium yang masuk kedalam rongga sel.

Haustorium berbentuk batang, paku, cacing, jari, atau gelembung .

Pada waktu permukaan daun berembun, miselium membentuk konidiofor yang keluar melalui mulut kulit. Dari satu mulut kulit dapat keluar satu atau lebih konidofor. Mula – mula konidiofor berbentuk batang lalu membentuk batang dikotom yang masing – masing membentuk cabang lagi. Pada umumnya konidiofor mempunyai percabangan tingkat tiga atau empat. Cabang tingkat terakhir membentuk sterigma ( tangkai konidium ), umumnya dua yang masing – masing mendukung satu konidium.

Konidium yang masih muda berbentuk bulat, sedangkan yang sudah masak dapat menjadi jorong, konidium berukuran 12 – 19 X 10 – 23 µm dengan rata – rata 19,2 – 17,0µm. konidium tumbuh dengan membentuk pembuluh kecambah. Oospora jamur ini belum pernah ditemukan.

Gejala Serangan

(17)

tumbuh , gejala hanya terdapat pada daun – daun yang bersangkutan sebagai garis- garis klorotik yang disebut juga gejala local ( Semangun, 1968 ).

Daur penyakit

P. maydis adalah pathogen biotrof , tidak dapat hidup secara saprofitik, tidak terdapat tanda bahwa jamur dapat bertahan dalam tanah. Pertanaman baru di bekas pertanaman yang terserang berat dapat sehat kembali. Jamur ini bertahan dari musim ke musim pada tanaman hidup.

Sampai sekarang belum ditemukan adanya tumbuhan inang lain dan P. maydis di alam. Jamur ini dapat menginfeksi Euchlaena Mexicana dan Tripsacum. Namun di Indonesia kedua macam tumbuhan ini tidak terdapat di alam ( Semangun dan Martoredjo, 1971 ).

Jamur dapat terbawa dalam biji tanaman sakit, namun hanya pada biji yang masih muda dan basah serta pada varietas jagung yang rentan ( Purakusumah, 1965 ; Semangun, 1968 ; Sudjadi et al, 1976 )

Konidium terbentuk di waktu malam pada waktu daun berembun, dan konidium segera dipencarkan oleh angin. Oleh karena embun hanya terjadi bila udara tenang, pada umumnya konidium tidak dapat terangkut jauh oleh angin.

(18)
(19)
(20)
(21)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk dapat mengakses Login Sistem Informasi Masjid (SIMAS) dapat mengklik menu login pada halaman portal atau bila menu login tidak muncul pada menu diatas, anda dapat juga

Terutama untuk pendeteksian pipa tertanam yang tidak mampu dilakuk an oleh Side Scan Sonar dan Multibeam Echosounder, dapat mengandalkan Sub-Bottom Profiler yang memiliki

Hal tersebut biasa terjadi pada usia dewasa awal dimana wanita akan melalui fase melahirkan / persalinan kemudian tubuh akan mengalami perubahan secara fisik seiring

pencarian yang memulai proses pencarian dari sekumpulan data atau fakta, dari data- data tersebut dicari suatu kesimpulan yang menjadi solusi dari permasalahan

Pada tahap 2, semua karya yang telah dikumpulkan dari setiap tim peserta kompetisi, akan dipilih 5 karya berdasarkan dokumen yang dikumpulkan dengan penjurian

Sistem komunikasi Pemerintah dalam menghadapi kompleksitas ini memroduksi informasi berupa SK yang salah satunya berisi pembatasan penjualan kambing PE kualitas bagus

Secondbagus merupakan perusahaan pertama yang menggabungkan konsep antara jual beli dan sedekah berbasis web, secondbagus bisa berkembang karena secondbagus adalah perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian dapat penulis simpulkan, bahwa Motivasi kerja secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan KJKS BMT Mandiri