• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) pada Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga Semester I Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) pada Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga Semester I Tahun "

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Setting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

Pada setting dan karakteristik subjek penelitian ini akan di jelaskan mengenai setting tempat, setting waktu, dan karakteristik subjek penelitian. Pada setting tempat akan menjelaskan tempat atau lokasi di laksanakannya penelitian. Pada setting waktu akan menjelaskan tentang penentuan waktu, dan untuk setting karakteristik subjek penelitian akan menjelaskan kondisi siswa kelas 4 yang dijadikan sebagai subjek penelitian pada penelitian ini.

3.1.1 Setting Tempat Penelitian

Pada penelitian tindakan kelas ini di lakukan di kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 yang merupakan sekolah yang tergabung dalam Gugus . UPTD Pendidikan Kecamatan Sidorejo Lor 02 Kab. Semarang. Lokasi sekolah pada SDN Sidorejo Lor 02 ini terletak di daerah perkotaan dan juga dekat dengan jalan raya yang yang terpisah dengan lapangan sehingga pada proses pembelajaran tidak akan terganggu.

Untuk kondisi fisik pada bangunan SDN Sidorejo Lor 02 cukup memadai yang terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang kantor guru, 1 ruang perpustakaan dilengkapi buku pelajaran serta buku cerita, 1 ruang UKS, 1 kantin, 1 dapur guru, 3 kamar mandi (1 kamar mandi dalam kantor, 1 kamar mandi siswa, dan 1 kamar mandi guru di luar kantor), 1 ruang komputer, 1 ruang media pembelajaran dan 5 tempat cuci tangan siswa.

3.1.2 Setting Waktu Penelitian

(2)

siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja akan tetapi, penelitian harus disesuaikan dengan SK dan KD yang akan diajarkan yaitu tentang hubungan struktur bunga dengan fungsinya dan hubungan struktur daun dengan fungsinya. Alokasi waktu secara rinci dapat di lihat ditabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Kegiatan

September Oktober November

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4

1. Penyusunan Proposal PTK

2. SIKLUS I

Perencaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

3. SIKLUS II

Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

(3)

Berdasarkan tabel 3.1 pada penelitian tindakan kelas di laksanakan selama 3 bulan yaitu bulan September Oktober dan November 2016. Penjelasan dari tabel di atas yaitu pada bulan September minggu pertama sampai Oktober minggu ke-3 penyusunan proposal, instrumen penelitian, dan RPP yaang di gunakan dalam pelaksanaan penelitian. Pada perencanaan siklus 1 di lakukan oleh peneliti pada bulan Oktober minggu ke 3, 4, dan 5, kegiatan pada perencanaan siklus 1 ini meliputi persiapan RPP, instrumen, lembar kerja siswa, dan media pembelajaran yang di perlukan saat penelitian.

Pada pelaksanaan siklus 1 ini di laksanakan pada bulan Oktober minggu 3, 4, dan 5 di lakukan proses perencanaan. Selanjutnya pada bulan November minggu 1 baru di lakukan tindakan, observasi, dan refleksi.

Setelah di lakukan siklus I selanjutnya di lakukan siklus II yang di lakukan pada minggu 1 bulan November dengan proses perencanaan. Akan tetapi, pada siklus ke II ini akan di fokuskan pada hasil refleksi yang di laksanakan pada siklus I pada minggu sebelumnya. Untuk melaksanakan kegiatan observasi yang di laksanakan oleh peneliti dan siswa kelas 5 SDN Sidorejo Lor 02 sebagai subjek penelitian. Pada bulan November minggu 3 dan 4 di lakukan kegiatan pelaporan yang berisi kegiatan mengolah data hasil penelitian, menyusun laporan penelitian, konsultasi laporan, serta persiapan ujian.

3.1.3 Karakteristik Subjek Penelitian

(4)

3.2 Jenis Dan Desain Penelitian

Pada sub bab judul jenis dan desain jenis ini akan di uraikan menjadi dua subjudul yaitu menjadi jenis penelitian dan desain penelitian. Dari dua subjudul tadi, akan di jelaskan satu per satu. Pengertian dari jenis penelitian itu adalah membahas mengenai penelitian yang akan di lakukan oleh peneliti, sedangkan pengertian dari desain penelitian adalah rancangan yang di gunakan oleh peneliti pada saat tindakan penelitian.

3.2.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang saya lakukan adalah PTK. PTK (Penelitian Tindakan Kelas ) merupakan penelitian yang di lakukan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas yang kurang efektif dan di perbaiki menjadi lebih mudah di mengerti oleh siswa. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang di lakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas (Slameto, 2015:48).

Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 penelitian di lakukan oleh peneliti. Peneliti sebagai perancang RPP untuk mempersiapkan penelitian, dan menyiapkan kebutuhan siswa yang di perlukan, baik media belajar dan fasilitas lainnya.

3.2.2 Desain Penelitian

(5)

suatu pembelajaran yang terdapat sub pokok bahasan atau materi pelajaran yang biasanya tidak bisa diselesaikan dalam satu langkah. Akan tetapi diselesaikan dalam beberapa rupa itulah yang menyebabkan Jhon Elliot menyusun model PTK yang berbeda secara skematis dengan kedua model sebelumnya yaitu seperti dikemukakan sebagai berikut

Siklus Perencanaan PTK

Gambar 3.1

Siklus perencanaan PTK dari Jhon Elliot

Pada gambar 3.1 menunjukkan bahwa penelitian di lakukan dalam 2 siklus. Siklus 1 diawali dari tahap perencanaan selanjutnya di lakukan tahap pelaksanaan setelah tahap pelaksanaan selesai di lanjutkan tahap pengamatan (observasi), jadi setelah melalui 3 tahap, tahap yang terakhir yaitu tahap refleksi. Di lanjutkan dengan siklus 2 sama seperti tahap-tahap dari siklus 1 yang diawali dari tahap perencanaan,

Pelaksanaan

Perencanaan Siklus 1 Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Pengamatan Perencanaan Siklus 2

(6)

pelaksanaan, pengamatan dan yang terakhir tahap refleksi untuk mengetahui hasil dari pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini merupakan kegiatan yang harus disusun untuk melakukan persiapan penelitian sebelum melakukan tahap pelaksanaan penelitian. Tahap perencanaan terdiri dari tahap-tahap kegiatan seperti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan dan membuat lembar kerja siswa, membuat media pembelajaran, dan penyusunan asesmen.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini di lakukan setelah tahap perencanaan di lakukan dengan melaksanakan apa yang telah dirancang pada tahap perancangan. Tahap pelaksanaan ini adalah suatu tahap yang harus diterapkan atau diimplementasikan dari isi rancangan yang telah di susun. Untuk melakukan tahap pelaksanaan yang wajib di lakukan yaitu harus di lakukan sesuai dengan apa yang telah disusun atau dirumuskan dalam tahap rancangan. Pada tahap pelaksanaan ini tindakan yang di lakukan dengan menerapkan model pembelajaran Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning) dengan siswa membentuk kelompok belajar dan guru

sebagai pelaksana tindakan atau sebagai fasilitator. c. Tahap Observasi

Pada tahap observasi saling berhubungan dengan tahap pelaksanaan dikarenakan pada tahap observasi ini di lakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan berlangsung tahap observasi atau pengamatan juga akan berlangsung secara bersamaan. Peneliti sebagai fasilitator dan mengamati belajar siswa dalam berkelompok yang sudah dibentuk. Jadi inti dari kegiatan observasi ini yaitu di lakukan dengan cara pengamatan apa yang terjadi pada saat tahap tindakan berlangsung.

d. Tahap Refleksi

(7)

peroleh data yang telah di lakukan pada tahap-tahap tersebut. Pada kegiatan ini setelah peneliti sudah selesai semua melakukan tindakan, selanjutnya berhadapan dengan peneliti, untuk pengamat dan subjek (siswa yang diajar) diajak bersama-sama mengimplementasikan tindakan. Pada tahap refleksi ini diadakan perbaikan tindakan yang telah di laksanakan dalam bentuk rencana yang akan di lakukan untuk memperbaiki kekurangan pertemuan selanjutnya untuk kelebihan tetap dipertahankan.

3.3 Variabel Penelitian

Untuk variabel penelitian diartikan sebagai faktor yang apabila dalam mengukur nilai tersebut akan menghasilkan sebuah nilai yang berbeda-beda atau bervariasi. Ada pula yang mendefinisikan variabel sebagai karakteristik dari orang, objek atau gejala yang memiliki nilai yang berbeda-beda (Slameto, 2015:195). Dalam penelitian ini variabel penelitiannya adalah sebagai berikut

3.3.1 Variabel Bebas atau Independent Variabel (X)

(8)

3.3.2 Variabel Terikat atau Dependent Variabel (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang muncul dari akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh dari variabel bebas. Pada penelitian ini untuk mengamati pengaruh dari variabel bebas kita harus mengukur dan mengamati variabel terikat. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah untuk Y1 nya pada proses belajar siswa menggunakan model pembelajaran kontekstual (Contexstual Teaching and Learning) dan untuk Y2 nya pada hasil belajar siswa IPA.

Proses pembelajaran IPA menggunakan metode kontekstual (Contexstual Teaching and Learning) yaitu proses yang didalamnya ada interaksi siswa secara

langsung dengan lingkungan, peneliti sebagai fasilitator. Dan yang harus di persiapkan dalam proses belajar ini adalah lembar pengamatan siswa, permasalahan yang harus diselesaikan oleh individu.

Hasil belajar adalah hasil dari aktivitas belajar siswa dan hasil yang di peroleh adalah sebuah pengetahuan, keterampilan, perubahan tingkah laku dalam diri siswa itu sendiri. Untuk mengetahui kemampuan belajar siswa di lakukan sebuah tes. Dan untuk menilai sikap siswa menggunakan skala sikap dalam pembelajaran IPA. Penggunaan pembelajaran model Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning) akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

3.4 Rencana Pelaksanaan Tindakan

(9)

3.4.1 Rencana Tindakan Siklus I

Pada rencana tidakan siklus 1 yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi (pengamatan) dan yang terakhir adalah refleksi. Rencana tindakan siklus 1 yang di laksanakan di SDN Sidorejo Lor 02 akan di uraikan sebagai berikut

1) Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan pada siklus 1 yang akan di lakukan oleh peneliti menyiapkan semua tindakan yang akan di lakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning). Langkah-langkah dari tahap perencanaannya yaitu : (1) membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan KD 2.4 Menjelaskan hubungan antara struktur bunga dan fungsinya, (2) mempersiapkan materi pembelajaran yang sesuai dan tepat, (3) mempersiapkan media pembelajaran yaitu lingkungan sekolah dan fasilitas lainnya yang di perlukan, (4) membuat Lembar Kerja Siswa (LKS), (5) menyusun lembar pengamatan guru maupun siswa baik individu maupun berkelompok. Dan yang terakhir (6) membuat alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar IPA.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan yaitu penerapan isi dari tahap perencanaan yang di laksanakan pada tahap pelaksanaan ini. Pada tahap pelaksanaan ini di lakukan sesuai isi dari perencanaan yang telah dibuat dengan menggunakan model Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning). Pada tahap pelaksanaan ini di laksanakan sebanyak enam kali 35 menit.

(10)

bunga, (4) siswa diminta untuk menyebutkan nama dari bgian-bagian bunga, (5) siswa mendiskusikan tugas dari guru dengan melakukan kegiatan ke luar kelas dengan bimbingan guru, (6) setiap kelompok mempresentasikan hasil dari diskusi yang telah dikerjakan, (7) guru membenarkan jawaban siswa yang masih salah (8) guru membagikan soal lembar kerja siswa untuk dikerjakan siswa (9) guru memberikan kuis pada siswa, bagi yang berpoint banyak guru memberikan sebuah reward.

Kegiatan penutup yaitu siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kesimpulan mengenai pelajaran tentang nama bagian-bagian bunga agar siswa mudah dalam menghafalkan. Guru dan siswa secara bersama-sama melakukan refleksi. Guru menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan berikutnya, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.

Pertemuan kedua pertemuan kegiatannya berupa kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Untuk kegiatan awal meliputi pemberian sebuah apresepsi, mengingatkan pelajaran sebelumnya dan menyampaikan tujuan kegiatan yang sesuai dengan materi yang diajarkan mengenai stuktur bunga dengan fungsinya. Kegiatan inti yang akan di lakukan oleh siswa meliputi (1) mendengarkan penjelasan dari guru, dan guru menjelaskan topik yang akan di pelajari, (2) siswa dibagi menjadi 10 kelompok 1 kelompok beranggotakan 2-3 siswa, (3) setiap kelompok memperoleh pertanyaan mengenai bagian-bagian bunga serta fungsi masing-masing bagain bunga, (4) siswa diminta untuk menyebutkan fungsi dari bgian-bagian bunga, (5) siswa mendiskusikan tugas dari guru dengan melakukan kegiatan ke luar kelas dengan bimbingan guru, (6) setiap kelompok mempresentasikan hasil dari diskusi yang telah dikerjakan, (7) guru membenarkan jawaban siswa yang masih salah (8) guru membagikan soal lembar kerja siswa untuk dikerjakan siswa (9) guru memberikan kuis pada siswa, bagi yang berpoint banyak guru memberikan sebuah reward.

(11)

menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan berikutnya, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.

Pertemuan ketiga yang terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan awal guru memberikan apresepsi serta mengingatkan pelajaran tentang nama bagian-bagian bunga serta fungsi dari bagian-bagian bunga. Guru memberikan motivasi pada siswa untuk mengerjakan soal evaluasi dengan sungguh-sungguh. Pada kegiatan inti guru (1) mengawasi masing- masing siswa untuk mengerjakan soal secara individu dan memberitahukan alokasi yang di tentukan oleh guru dalam mengerjakan soal evaluasi, (2) siswa menerima lembar soal dan lembar jawaban dari guru, (3) siswa serentak mengerjakan soal sesuai waktu yang telah ditentukan, (4) bagi siswa yang sudah selesai mengerjakan soal evaluasi siswa diminta untuk mengumpulkan pada guru, (5) siswa menyimak pembahasan soal dari guru. Kegiatan penutup bagi siswa yang belum paham, guru memberi kesempatan untuk bertanya jawab. Jika sudah tidak ada yang ditanyakan lagi guru menutup pelajaran dengan salam dan berdoa.

3) Tahap Observasi

Pada tahap observasi ini di lakukan bersama pada tahap tindakan pelaksanaan, peneliti mengamati siswa yang belajar berkelompok yang di lakukan di luar kelas. Peneliti sebagai fasilitator yaitu mengamati belajar siswa pada saat belajar di luar lingkungan sekolah dengan penerapan model kontekstual (Contexstual Teaching and Learning) pada saat pembelajaran berlangsung. Pada saat

pengamatan berlangsung tidak hanya menggunakan lembar observasi lebih lengkapnya dengan disertakan dokumentasi foto. Hal tersebut di gunakan sebagai bukti nyata dari hasil penelitian, yang meliputi proses belajar siswa di luar lingkungan sekolah secara berkelompok.

4) Tahap Refleksi

(12)

berdasarkan dokumentasi, lembar observasi, dan tes evaluasi yang telah di lakukan. Tahap-tahap refleksi ini adalah (1) mengkaji hasil pengamatan siswa dalam belajar, (2) menganalisis keberhasilan dan kelemahan hasil; belajar siswa melalui penerapan model kontektual (Contexstual Teaching and Learning), (3) menganalisis proses belajar serta hasil belajar siswa secara berkelompok, (4) mencatat daftar permasalahan yang terjadi pada saat siklus 1, (5) melakukan siklus 2 untuk mempebaiki siklus 1.

3.4.2 Rencana Tindakan Siklus II

Untuk melakukan tindakan siklus II ini tidak jauh berbeda dengan tindakan siklus I dikarenakan disiklus II ini akan dibahas lebih mendalam mengenai pelajaran bagian-bagian bunga serta fungsinya. Akan tetapi dalam melakukan tindakan siklus II ini harus memperhatikan dan mempertimbangkan hasil dari siklus I sebagai perbaikan ke siklus II. Untuk melakukan siklus II ini harus ditambah dengan permasalahan dari siklus I, karena untuk menyelesaikan permasalahan disiklus I.

Tahap-tahap siklus II ini meliputi 1) Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan ditahap II ini sama dengan tahap perencanaan siklus I (1) pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan KD 2.3 Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya, (2) merangkum materi pelajaran yang sesuai, (3) menyiapkan sumber dan media yaitu lingkungan sekitar dan fasilitas yang lain yang di perlukan oleh siswa, (4) membuat lembar kerja siswa (LKS), (5) menyusun dan membuat lembar observasi (6) menyusun evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pelajaran IPA.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

(13)

Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning). Pada tahap pelaksanaan ini di laksanakan sebanyak enam kali 35 menit.

Pada awal pertemuan kegiatannya berupa kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Untuk kegiatan awal meliputi pemberian sebuah apresepsi, menyampaikan tujuan kegiatan yang sesuai dengan materi yang diajarkan mengenai stuktur bunga dengan fungsinya. Kegiatan inti yang akan di lakukan oleh siswa meliputi (1) mendengarkan penjelasan dari guru, dan guru menjelaskan topik yang akan di pelajari, (2) siswa dibagi menjadi 10 kelompok 1 kelompok beranggotakan 2-3 siswa, (2-3) setiap kelompok memperoleh pertanyaan mengenai struktur bagian daun serta fungsinya, (4) siswa diminta untuk menyebutkan nama dari bagian-bagian bunga, (5) siswa mendiskusikan tugas dari guru dengan melakukan kegiatan ke luar kelas dengan bimbingan guru, (6) setiap kelompok mempresentasikan hasil dari diskusi yang telah dikerjakan, (7) guru membenarkan jawaban siswa yang masih salah (8) guru membagikan soal lembar kerja siswa untuk dikerjakan siswa (9) guru memberikan kuis pada siswa, bagi yang berpoint banyak guru memberikan sebuah reward.

Kegiatan penutup yaitu siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kesimpulan mengenai pelajaran tentang nama bagian-bagian bunga agar siswa mudah dalam menghafalkan. Guru dan siswa secara bersama-sama melakukan refleksi. Guru menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan berikutnya, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.

(14)

dari bgian-bagian bunga, (5) siswa mendiskusikan tugas dari guru dengan melakukan kegiatan ke luar kelas dengan mengamati lingkungan yang berhubungan dengan tumbuhan pada bagian-bagian bunga dengan bimbingan guru, (6) setiap kelompok mempresentasikan hasil dari diskusi yang telah dikerjakan, (7) guru membenarkan jawaban siswa yang masih salah (8) guru membagikan soal lembar kerja siswa untuk dikerjakan siswa (9) guru memberikan kuis pada siswa, bagi yang berpoint banyak guru memberikan sebuah reward.

Kegiatan penutup yaitu siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kesimpulan mengenai pelajaran tentang nama bagian-bagian bunga agar siswa mudah dalam menghafalkan. Guru dan siswa secara bersama-sama melakukan refleksi. Guru menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan berikutnya, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.

Pertemuan ketiga yang terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan awal guru memberikan apresepsi serta mengingatkan pelajaran tentang nama bagian-bagian bunga serta fungsi dari bagian-bagian bunga. Guru memberikan motivasi pada siswa untuk mengerjakan soal evaluasi dengan sungguh-sungguh. Pada kegiatan inti guru (1) mengawasi masing- masing siswa untuk mengerjakan soal secara individu dan memberitahukan alokasi yang di tentukan oleh guru dalam mengerjakan soal evaluasi, (2) siswa menerima lembar soal dan lembar jawaban dari guru, (3) siswa serentak mengerjakan soal sesuai waktu yang telah ditentukan, (4) bagi siswa yang sudah selesai mengerjakan soal evaluasi siswa diminta untuk mengumpulkan pada guru, (5) siswa menyimak pembahasan soal dari guru. Kegiatan penutup bagi siswa yang belum paham, guru memberi kesempatan untuk bertanya jawab. Jika sudah tidak ada yang ditanyakan lagi guru menutup pelajaran dengan salam dan berdoa.

3) Tahap Observasi

(15)

saat pengamatan berlangsung tidak hanya menggunakan lembar observasi lebih lengkapnya dengan disertakan dokumentasi foto. Hal tersebut di gunakan sebagai bukti nyata dari hasil penelitian, yang meliputi hasil belajar siswa pada bagian tumbuhan di luar kelas.

4) Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi ini di lakukan setelah peneliti melakukan tahap tindakan dan tahap observasi, dan siswa melakukan tahap refleksi. Pada kegiatan refleksi ini di gunakan untuk menganalisis hasil dan mengkaji hasil berdasarkan dokumentasi, lembar observasi, dan tes evaluasi yang telah di lakukan. Tahap-tahap refleksi ini adalah (1) mengkaji hasil pengamatan yang sudah di lakukan oleh observer, (2) menganalisis keberhasilan dan kelemahan siswa saat belajar dengan melalui penerapan model kontektual (Contexstual Teaching and Learning), (3) mencatat daftar permasalahan yang terjadi pada saat siklus 1, (5) melakukan siklus II untuk memperbaiki siklus 1

3.5 DATA DAN CARA PENGUMPULANNYA

Data dan cara pengumpulannya ini meliputi teknik pengumpulan data dan instrumen pengumpulan data. Untuk tehnik pengumpulan data yaitu cara seorang peneliti dalam mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan kegiatan penelitian. Pada sub judul instrumen penelitian ini akan di jelaskan mengenai alat-alat instrumen pengumpulan data yang di pakai untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian tindakan kelas yang di laksanakan.

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Pada tehnik pengumpulan data yang di gunakan untuk penelitian ini di uraikan menjadi teknik tes dan teknik non tes. Penjelasannya yaitu sebagai berikut

1) Teknik tes

(16)

Jadi tes yang di gunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dengan model pembelajaran Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning). Tes ini di lakukan pada saat siklus I pertemuan ketiga dan

pada siklus II pertemuan ke tiga. Tes ini berbentuk instrumen tes yang terdiri dari soal yang berupa pilihan ganda.

2) Teknik Non Tes

Pada tehnik non tes ini di lakukan untuk menilai untuk memperoleh gambaran terutama pada karakteristik, sikap, atau kepribadian. Menurut Purwanto (2013:63) teknik nontes merupakan teknik penngumpulan data yang sifatnya mengukur penampilan diri atau aktivitas dengan memberikan respon secara objektif dan jujur sesuai dengan hasil pengamatan yang di lakukan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik non tes yaitu observasi dan dokumentasi.

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang baik jika di bandingkan dengan kuisioner dan wawancara. Sugiono (2012:45) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah pengamatan dan ingatan. Pada penelitian ini observasi pada kegiatan pembelajaran di lakukan dengan model Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning) yang diamati yaitu hasil belajar siswa secara berkelompok.

b. Dokumentasi

(17)

3.5.2 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ini di peroleh dari hasil PTK yang menghasilkan data berupa angka (data kuantitatif). Pengertian analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan serta bahan-bahan lain, sehingga mudah dipahami (Bogdan dalam Sugiyono, 2013:244). Data nilai hasil pembelajaran IPA menggunakan teknik deskriptif komparatif yang di gunakan untuk membandingkan hasil belajar setelah melakukan tindakan siklus I dan II.

Pada saat perhitungan analisis hasil belajar IPA di lakukan dengan menghitung presentase ketuntasan belajar IPA secara keseluruhan dan menghitung rata-rata hasil belajar IPA. KKM yang ditentukan pada penelitian ini dengan persetujuan guru kolabolator pada mata pelajaran IPA adalah > 70, jadi dapat di ketahui bagia anak yang belum tuntas belajar dan yang sudah tuntas belajar.

Sehingga dalam menghitung nilai rata-rata pada hasil belajar IPA dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

 = x

N Keterangan :

 = nilai rata-rata

x = jumlah seluruh nilai yang di peroleh N = jumlah siswa

Untuk menghitung ketuntasan hasil belajar siswa secara keseluruhan rumusnya yaitu sebagai berikut :

NS

KB = x 100 % N

(18)

KB = Ketuntasan belajar

NS = Jumlah siswa di atas KKM (Nilai > 70) N = Jumlah seluruh siswa

Berdasarkan nilai siswa yang didapat rumus di atas dapat di jelaskan bahwa nilai ketuntasan siswa dengan menggunakan model Kontektual (Contexstual Teaching and Learning) pada pembelajaran IPA dapat dijabarkan menjadi beberapa

kriteria yaitu sebagai berikut

Rentang Kriteria

1%-20% Sangat rendah

21%-40% Rendah

41%-60% Sedang

61%- 80% Tinggi

81%- 100% Sangat tinggi

Sumber : Saur Tampubolon (2014:214)

Selanjutnya untuk menghitung skor rata-rata siswa dalam observasi pada hasil belajar siswa secara individu pada siklus I dan siklus II yaitu dengan menggunakan rumus : X = X

N Keterangan :

(19)

Berdasarkan hasil skor presentase yang didapat, maka kriteria dari hasil belajar IPA menggunakan model Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning) dapat di jabarkan menjadi lima kriteria.

Secara keseluruhan kriteria hasil obsevasinya adalah sebagai berikut

Rentang Kriteria

1%-20% Sangat rendah

21%-40% Rendah

41%-60% Sedang

61%- 80% Tinggi

81%- 100% Sangat tinggi

Tabel 3.2

Kriteria ketuntasan belajar Sumber : Saur Tampubolon (2014:214)

3.5.3 Instrumen Pengumpulan Data

Pada Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini yaitu soal butir-butir soal, lembar observasi siswa pada saat belajar di luar kelas, dan hasil belajar siswa menggunakan metode kotektual (Contexstual Teaching and Learning).

1) Lembar Observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini di gunakan untu mengamati kegiatan pembelajaran yang di lakukan oleh guru, aktivitas individu siswa dan aktivitas kelompok siswadengan menerapkan model pembelajaran Kontekstual (Contexstual Teaching And Learning). Lembar observasi diisi oleh observer dengan memberi

(20)

lembar observasi aktivitas guru pelaksanaan pembelajaran dengan model Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning) disajikan dalam tabel 3.7 berikut ini.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Guru

Dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kontekstual (Contexstual Teaching And Learning)

Variabel Aspek Indikator No

Item

- Guru membuka pelajaran - Guru melakukan apersepsi - Guru memberikan motivasi

- Penyampaian kompetensi (tujuan ) yang akan di capai

Penyajian Kelas - Menunjukkan penguasaan materi

- Menggali pengetahuan awal siswa

- Pemanfaat media pembelajaran - Menumbuhkan partisipasi aktif

siswa

- Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme pengerjaan lembar kerja

10

(21)

kelompok

Kerja Kelompok / Tim - Membimbing siswa selama diskusi berlangsung di luar kelas.

- Memberikan perhatian pada kelompok yang kurang memahami materi.

Presentasi Kelas - Mengatur jalannya presentasi - Memberikan kesempatan untuk

memberikan umpan balik kepada kelompok lain

- Pemberian skor masing-masing kelompok

(22)

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Siswa

Variabel Aspek Indikator No

Item

Penyajian Kelas - Menanggapi penjelasan dari guru

- Menggunankan alat peraga secara nyata - Mengerjakan lembar kerja

kelompok

5 6

Kerja Kelompok / Tim - Bekerjasama dengan kelompok 7

Presentasi Kelas - Menanggapi umpan balik dari kelompok presentasi

8

Tes - Mengerjakan tes 9

III. Kegiatan Akhir Pembelajaran

- Menyusun rangkuman yang dibimbing guru

10

(23)

2) Butir soal tes

Tes yang di gunakan pada penelitian ini berbentuk pilihan ganda dengan materi nama-nama bagian bunga serta fungsinya. Butir-butir soal di gunakan untuk melakukan perhitungan dan pengukuran respons subjek terhadap suatu item (Crocker & Algina, 1986). Tes ini di gunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa. Butir-butir soal ini berupa pilihan ganda yang diberikan pada pertemuan ketiga pada setiap siklusnya. Kisi-kisi soal tes pada siklus I dan siklus II sebagai berikut :

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Tes Soal Evaluasi Siklus I

(24)

2.4.4

Kisi-Kisi Tes Soal Evaluasi Siklus II

(25)

daun.

2.4.3

Menyebutkan fungsi dari bagian-bagian daun.

3, 8, 11, 16, 17, 18, 20, 26, 27

2.4.4

Menyebutkan fungsi daun dalam kehidupan sehari-hari.

14, 15, 24, 30

2.4.5

Menyebutkan kegunaan daun bagi kehidupan.

19, 21, 23, 29

Jumlah Soal 30

Berdasarkan siklus di atas, setiap siklus terdapat 30 soal pilihan ganda yang mencakup semua indikator yang akan di capai. Setiap jawaban benar akan diberi skor satu atau tergantung pada keinginan guru namun pada umumnya diberi skor 1 (Sudjana, 2012: 54). Perhitungan nilai tes evaluasi hasil belajar siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 pada mata pelajaran IPA berpedoman pada rumus sebagai berikut:

S

X=

(26)

Keterangan :

X = nilai tes evaluasi hasil belajar ipa S = jumlah skor

SM = jumlah skor maksimum

KKM yang ditetapkan oleh peneliti sebesar 70, sehingga berdasarkan perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi belajar IPA dapat di ketahui bahwa siswa sudah tuntas belajar atau belum. Kriteria ketuntasan belajar siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7 Kriteria Ketuntasan Belajar

Rentang Kriteria

X < 70 Belum memenuhi KKM atau tidak tuntas

X > 70 Memenuhi KKM atau tuntas

3.6 Uji Instrumen

Uji instrumen pada penelitian ini terdiri dari uji reabilibitas soal dan uji validitas soal yang di gunakan untuk penelitian kemampuan siswa. Uji reabilitas dan uji validitas soal ini di lakukan bertujuan untuk mengetahui valid atau tidak instrumen soal yang diujikan kepada siswa. Jika instrumen soal sudah valid maka instrumen tersebut dapat diujikan pada siswa untuk mengetahui hasil pembelajaran seberapa besar keberhasilan pembelajaran yang di laksanakan.

Uji reabilitas dan uji validitas dapat di uraikan sebagai berikut :

3.6.1 Uji Validitas

(27)

di kelas 6 SDN Sidorejo Lor 02 dengan jumlah peserta tes 31 siswa. Uji validitas ini menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic 16 dengan teknik Corrected Item Correlation untuk mencari koefisien korelasinya. Peneliti menggunakan toleransi

kesalahan sebesar 5% atau taraf kepercayaan sebesar 95% dengan jumlah siswa (N) 31 siswa, maka nilai rtabel menghitung nilai corrected item total correlation dengan

menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic 16. Hasil uji validitas soal kelas 6 SDN Sidorejo Lor 02 ditampilkan pada tabel dibawah ini

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Soal Siklus 1

Bentuk Soal Item Soal Valid Soal Tidak Valid

Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30

8, 9, 11, 27

Jumlah 30 26 4

(28)

Tabel 3.9

Uji Validitas Soal Siklus II

Bentuk Soal Item Soal Valid Soal Tidak Valid

Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30

1, 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30

4, 8, 24

Jumlah 30 27 3

Berdasarkan uji validitas siklus II yang berjumlah 30 item soal dapat di ketahui pada tabel 3.6 di atas, terdapat 3 soal yang tidak valid, sedangkan 27 soal lainnya terbukti valid setelah diuji menggunakan Aplikasi IBM SPSS Statistic 16. Soal dengan validitas tertinggi sehingga peneliti menggunakan soal evaluasi pada siklus II.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Berdasarkan uji reabilitas dalam penelitian ini menggunakan progam IBM SPSS Statistic 16 dengan tehnik Reability Analysis untuk mengetahui nilai Alpha

Cronbanch. Pengukuran reabilibilas koefisien ini dapat disajikan dalam tabel 3.6

(29)

Tabel 3.10

Kriteria Reliabilitas Instrumen

Rentang Kriteria

0,80 – 1,00 Sangat Reliabel

<0,80 – 0,60 Reliabel

<0,60 – 0,40 Cukup Reliabel

<0,40 – 0,20 Agak Reliabel

<0,20 Kurang Reliabel

Hasil uji reliabilitas yang di lakukan di kelas 6 SDN Sidorejo Lor 02 dengan analisi IBM SPSS Statistic 16 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.11

Hasil Uji Reabilitas Item Soal Siklus 1

Cronbach's

Alpha N of Items

.944 26

Hasil uji reabilitas pada tabel 3.6 menunjukkan bahwa soal pada siklus I memiliki Cronbach's Alpha 0,944, sehingga dapat dinyatakan reabilitas soal dikategorikan sangat reliabel.

Tabel 3.12

Hasil Uji Reabilitas Item Soal Siklus II

Cronbach's

(30)

Cronbach's

Alpha N of Items

.947 27

Hasil uji reabilitas pada tabel 3.6 menunjukkan bahwa soal pada siklus II memiliki Cronbach's Alpha 0,947, sehingga dapat dinyatakan reliabilitas soal dikategorikan sangat reliabel.

3.6.3 Tingkat Kesukaran Soal

Pada tingkat kesukaran soal ini adalah peluang untuk menjawab suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Nilai tingkat kesukaran butir merentang antara 0 sampai 1. Tingkat kesukaran sebuah butir sama dengan 0 terjadi apabila semua peserta tidak menjawab benar sebaliknya tingkat kesukaran soal sebuah butir akan sama dengan satu apabila semua peserta menjawab benar pada butir soal tersebut (Purwanto, 2014 : 100).

Tingkat kesukaran soal dihitung melalui perhitungan dengan rumus yang dikemukakan oleh Purwanto (2014 : 99) berikut :

B TK=

N

Keterangan :

TK = tingkat kesukaran

B = jumlah siswa yang menjawab benar N = jumlah siswa peserta tes

(31)

Tabel 3.13

Rentang Nilai Tingkat kesukaran

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

0,00 - 032

0,33 – 0,66

0,67 – 1,00

Sukar

Sedang

Mudah

Hasil analisis tingkat kesukaran soal yang diujikan di kelas 6 SDN Sidorejo Lor 02 dengan jumlah siswa 31 siswa adalah sebagai berikut :

Tabel 3.14

Hasil Uji Tingkat Soal Siklus 1

No. Rentang TK Kategori No. Item Jumlah

1. 0,00 – 0,32 Sukar 1, 3, 4,16 4

2. 0,33 – 0,66 Sedang 5, 6, 7, 10, 12, 13, 14, 15, 18, 20, 8,9, 11,24

14

3. 0,67 – 1,00 Mudah 2, 17, 19, 21, 22, 23, 25 7

Total 25

(32)

Tabel 3.15

Hasil Uji Tingkat Soal Siklus II

No. Rentang TK Kategori No. Item Jumlah

1. 0,00 – 0,32 Sukar 1, 3, 5, 6 4

2. 0,33 – 0,66 Sedang 7, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 18, 24, 4, 8

12

3. 0,67 – 1,00 Mudah 2, 13, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 25 9

Total 25

Berdasarkan tabel di atas 3.9 dapat di uraikan bahwa untuk tingkat kesukaran soal pilihan ganda sebanyak 25 soal terdapat empat kategori yaitu soal yang sukar terdapat 4 soal, soal kategori sedang terdapat 12 soal, dan kategori mudah terdapat 9 soal.

3.7 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari penelitian yang di lakukan pada siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual (Contekstual Teaching And Learning) pada mata pelajaran IPA yang meliputi indikator proses dan

hasil dijabarkan sebagai berikut :

3.7.1 Indikator Proses

(33)

Kontekstual (Contexstual Teaching And Learning) dapat dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan proses belajar secara signifikan.

3.7.2 Indikator Hasil

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
Gambar 3.1
   Tabel 3.2  Kriteria ketuntasan belajar
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut saya sebagai mahasiswa praktikan pembelajaran yang di lakukan oleh guru di SMA Negeri 9 Semarang sudah sangat baik dan profesional dengan menggunakan

The Sep18’s update is uplifting on few notable fronts, namely: (1) Improvement of overall trade position from deficit to surplus, and (2) Recovery in all but notably the

Daun tanaman yang sudah dikeringkan dapat dikonsumsi sebagai sayur yang berpotensi sebagai penambah produksi air susu Ibu (Asmiyarti, 2014)... Tumbuhan ini juga

The bank’s strong earnings growth in 9M18 was driven by its modest top line growth, strong cost control and also partly due to a low base effect from its very weak 1Q17

PT Binausaha Cipta Prima merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil dengan hasil produksi pada Departemen Spinning yaitu benang Open End.. Perusahaan

Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap, semakin besar daya yang dibangkitkan maka semakin besar pula laju aliran massa bahan bakar. Konsumsi spesifik bahan bakar

Metode uji sensifitas bakteri adalah metode cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan produk alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai

Dengan melihat pentingnya discharge planning pada pasien Diabetes Melitus dan keluarganya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat