• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Pendirian Perusahaan a. Establishment of the Company

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "a. Pendirian Perusahaan a. Establishment of the Company"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

1. U M U M 1. G E N E R A L

a. Pendirian Perusahaan a. Establishment of the Company

PT Tempo Scan Pacific Tbk (Perusahaan) didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 20 Mei 1970, dengan nama PT Scanchemie dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 Tahun 1968, yang diubah dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1970, berdasarkan akta Notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 37. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman

Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. J.A.5/27/4 tanggal 13 Februari 1971, dan

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 25 tanggal 26 Maret 1971, Tambahan No. 148. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris Isyana Wisnuwardhani Sadjarwo, S.H., No. 25 tanggal 25 Juli 2008 mengenai penyesuaian seluruh anggaran dasar

Perusahaan sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-85063. AH.01.02.TH.2008 tanggal 12 November 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 36 tanggal 5 Mei 2009, Tambahan No. 12177.

Berdasarkan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan bergerak dalam bidang usaha farmasi. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya sejak tahun 1970. Kantor pusat Perusahaan di Tempo Scan Tower, lantai 16, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 3-4, Jakarta 12950, sedangkan lokasi pabriknya terletak di Cikarang - Jawa Barat.

PT Bogamulia Nagadi, didirikan di Republik Indonesia, adalah perusahaan induk dari PT Tempo Scan Pacific Tbk dan entitas anak.

PT Tempo Scan Pacific Tbk (the “Company”) was

established in the Republic of Indonesia dated 20 May 1970, under its original name PT Scanchemie within

the framework of the Domestic Capital Investment Law No. 6 Year 1968, as amended by Law No. 12 Year 1970, based on Notarial deed No. 37 of Ridwan Suselo, S.H. The deed of establishment was approved by the Ministry of Justice in its Decision Letter No. J.A.5/27/4 dated 13 February 1971, and was

published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 25 dated 26 March 1971, Supplement No. 148. The Company’s articles of association has been amended from time to time, the latest of which were drawn up in Notarial deed No. 25 of Isyana Wisnuwardhani Sadjarwo, S.H., dated 25 July 2008 relating to the adjustment of the Company’s articles of association in compliance with Law No. 40 Year 2007. These amendments were approved by the Ministry of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. AHU-85063. AH.01.02. TH.2008 dated 12 November 2008 and was published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 36 dated 5 May 2009, Supplement No. 12177.

Based on Article 3 of the Company’s articles of association, the scope of activities of pharmaceutical bussiness. The Company started its commercial operations in 1970. The head office of the Company is located at 16th Floor, Tempo Scan Tower, Jl. H.R.

Rasuna Said, Kav. 3-4, Jakarta 12950, while its factories are located in Cikarang - West Java.

PT Bogamulia Nagadi, incorporated in the Republic of Indonesia, is the parent company of PT Tempo Scan Pacific Tbk and subsidiaries.

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan dan Kegiatan

Perusahaan Lainnya b. Public Offering of the Company’s Shares and Other Corporate Actions

Berdasarkan surat pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. S-939/PM/1994 tanggal 24 Mei 1994, Perusahaan menawarkan sejumlah 17.500.000 saham baru kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia dengan harga penawaran Rp 8.250 setiap saham. Total nominal dari keseluruhan saham yang ditawarkan tersebut adalah sejumlah Rp 17,5 miliar. Hal ini menyebabkan total saham Perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh menjadi 75.000.000 saham pada tanggal 31 Desember 1994.

Based on the letter of the Capital Market Supervisory Agency (BAPEPAM) No. S-939/PM/1994 dated 24 May 1994, the Company offered 17,500,000 new shares to the public through the Indonesia Stock Exchange at an offering price of Rp 8,250 per share. The total aggregate par value of the shares offered to the public amounted to Rp 17.5 billion. This brought the total number of issued and fully paid shares of the Company to 75,000,000 shares as of 31 December 1994.

(2)

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

1. U M U M (Lanjutan) 1. G E N E R A L (Continued)

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan dan Kegiatan

Perusahaan Lainnya (Lanjutan) b. Public Offering of The Company’s Shares and Other Corporate Actions (Continued) Berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang

Saham tanggal 29 September 1995 yang dinyatakan dalam akta Notaris Mudofir Hadi, S.H., No. 195 tanggal 29 September 1995 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97, tanggal 5 Desember 1995, Tambahan No. 10015, nilai nominal masing-masing saham Perusahaan diubah dari Rp 1.000 menjadi Rp 500 (stock split). Dengan demikian, jumlah saham Perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh meningkat dari 75.000.000 saham menjadi 150.000.000 saham.

Berdasarkan surat pernyataan efektif dari BAPEPAM No. S-106/PM/1998 tanggal 19 Januari 1998, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas sejumlah 300.000.000 saham baru dengan harga penawaran Rp 500 setiap saham. Jumlah nominal dari

keseluruhan saham tersebut adalah sejumlah Rp 150 miliar. Sebagai akibat penawaran umum

terbatas tersebut, total saham Perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh meningkat menjadi 450.000.000 saham.

Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham (RUPSLB) tanggal 30 Juni 2006 yang dinyatakan dalam akta Pernyataan Keputusan RUPSLB Notaris Isyana Wisnuwardhani Sadjarwo, S.H., No. 41 tanggal 30 Juni 2006, sebagaimana telah

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 66 tanggal 18 Agustus 2006, Tambahan No. 871, nilai nominal saham Perusahaan diubah dari Rp 500 per saham menjadi Rp 50 per saham (stock split). Dengan demikian, jumlah saham Perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh meningkat dari 450.000.000 saham menjadi 4.500.000.000 saham.

Based on the Shareholders’ Extraordinary General Meeting held on 29 September 1995 and was published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 97, dated 5 December 1995, Supplement No. 10015, which was stated in Notarial deed No. 195 of Mudofir Hadi, S.H., dated 29 September 1995, the par value of the Company’s shares was changed from Rp 1,000 per share to Rp 500 per share (stock split). Accordingly, the number of issued and fully paid shares of the Company was increased from 75,000,000 shares to 150,000,000 shares.

Based on the letter of BAPEPAM No. S-106/PM/1998 dated 19 January 1998, the Company conducted its First Rights Issue involving 300,000,000 new shares at an offering price of Rp 500 per share. The aggregate nominal value of the underlying shares amounted to Rp 150 billion. As a result of this rights issue, the total number of issued and fully paid shares of the Company was increased to 450,000,000 shares.

Based on the resolution of the Shareholders’ Extraordinary General Meeting held on 30 June 2006, which was set forth in the Statement of Resolutions of the Extraordinary General Meeting of Shareholders by Notarial deed No. 41 of Isyana Wisnuwardhani Sadjarwo, S.H., dated 30 June 2006 that was published in the State Gazette of Republic of Indonesia No. 66 dated 18 August 2006, Supplement No. 871, the par value of the Company’s shares was changed from Rp 500 per share to Rp 50 per share (stock split). Accordingly, the number of issued and fully paid shares of the Company was increased from 450,000,000 shares to 4,500,000,000 shares.

c..Susunan dewan Komisaris dan Direksi, dan

Karyawan c. Boards of Commissioners Employees and Directors and

Pada tanggal 30 Juni 2013, susunan Dewan Komisaris

dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut: As of 30 June 2013, the members of the Company’s Board of Commissioners and Directors are as follows:

Dewan Komisaris Board of Commissioners

Presiden Komisaris : Dian Paramita Tamzil : President Commissioner

Komisaris Independen : Olga Asihjati Adjiputro Wijaya : Independent Commissioner

Komisaris Independen : Kustantinah : Independent Commissioner

Komisaris Independen : Julian Aldrin Pasha : Independent Commissioner

(3)

1. U M U M (Lanjutan) 1. G E N E R A L (Continued) c. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi, dan Karyawan

(Lanjutan) c. Boards of Commissioners Employees (Continued) and Directors and

Direksi Directors

Presiden Direktur : Handojo Selamet Muljadi : President Director

Wakil Presiden Direktur : Diana Wirawan : Vice President Director

Wakil Presiden Direktur : Dewi Murni Sukahar : Vice President Director

Direktur : Ratna Dewi Suryo Wibowo : Director

Direktur : Irawati Sutanto : Director

Direktur : Dondi Sapto Margono : Director

Direktur : Phillips Gunawan : Director

Direktur : Aviaska Diah Respati H : Director

Direktur : Koesdianto Setyabudhi : Director

Direktur : Ratnawati Soewito : Director

Direktur : Liza Prasodjo : Director

Direktur : Hartaty Susanto : Director

Pada tanggal 30 Juni 2013, susunan anggota komite

audit Perusahaan adalah sebagai berikut: As of 30 June 2013, the members of the Company’s Audit Committee are as follows:

Ketua : Kustantinah : Chairman

Anggota : Olga Asihjati Adjiputro Wijaya : Member

Anggota : Siswanto, Brigjen TNI (Purn.) : Member

Pada tanggal 31 Desember 2012, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:

As of 31 December 2012, the members of the Company’s Board of Commissioners and Directors are as follows:

Dewan Komisaris Board of Commissioners

Presiden Komisaris : Dian Paramita Tamzil : President Commissioner

Komisaris Independen : Olga Asihjati Adjiputro Wijaya : Independent Commissioner

Komisaris Independen : Kustantinah : Independent Commissioner

Komisaris : Theo Budi Hertiandi : Commissioner

Direksi Directors

Presiden Direktur : Handojo Selamet Muljadi : President Director

Wakil Presiden Direktur : Diana Wirawan : Vice President Director

Wakil Presiden Direktur : Dewi Murni Sukahar : Vice President Director

Direktur : Ratna Dewi Suryo Wibowo : Director

Direktur : Irawati Sutanto : Director

Direktur : Dondi Sapto Margono : Director

Direktur : Phillips Gunawan : Director

Direktur : Aviaska Diah Respati H : Director

Direktur : Koesdianto Setyabudhi : Director

Direktur : Ratnawati Soewito : Director

Direktur : Liza Prasodjo : Director

(4)

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

1. U M U M (Lanjutan) 1. G E N E R A L (Continued)

c. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi, dan Karyawan

(Lanjutan) c. Boards of Commissioners Employees (Continued) and Directors and Pada tanggal 31 Desember 2012, susunan anggota

komite audit Perusahaan adalah sebagai berikut: As of 31 December 2012, the members of the Company’s Audit Committee are as follows:

Ketua : Olga Asihjati Adjiputro Wijaya : Chairman

Anggota : Buchari Hanafi, SH : Member

Anggota : Ulian T. Malik : Member

Manajemen kunci Perusahaan meliputi anggota dewan komisaris dan direksi. Gaji dan kesejahteraan lainnya yang dibayarkan kepada Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sekitar Rp 9,7 miliar dan Rp 25,9 miliar masing-masing untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012.

Perusahaan dan Entitas anak mempunyai pegawai

tetap sekitar 6.200 dan 6.100 orang pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012.

The members of the boards Directors and Commisioners are the key mangement. Total salaries and other compensation benefits incurred for the Company’s Commissioners and Directors were approximately Rp 9.7 billion and Rp 25.9 billion for the period ended 30 June 2013 and 31 December 2012, respectively.

The Company and its Subsidiaries have approximately

6,200 and 6,100 permanent employees as of 30 June 2013 and 31 December 2012.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING 2. SUMMARYOFSIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian a. Basis of Consolidated FinancialStatements

Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan-peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK.

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah konsinten dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, kecuali bagi penerapan SAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2013 seperti yang telah diungkapkan pada catatan ini.

The consolidated financial statements have been prepared in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards (“FAS”), which are comprised of the Statements and Interpretations issued by the Board of Financial Accounting Standards of the Indonesian Institute of Accountants and the Regulations and the Guidelines on Financial Statements Presentation and Disclosures issued by BAPEPAM-LK.

The accounting policies adopted in the preparation of the consolidated financial statements are consistent with those made in the preparation of the consolidated financial statements for the year ended 31 December 2012, except for the adoption of amendeds FAS effective 1 January 2013 as disclosed in this note.

Berikut adalah PSAK revisian yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2013, yang telah diadopsi dalam laporan keuangan konsolidasian.

The following revised SFAS that became effective from annual periods starting 1 January 2013, have been adopted on the consolidated financial statements.

(5)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING 2. SUMMARYOFSIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian a. Basis of Consolidated FinancialStatements

PSAK No.38 (Revisi 2012) “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali” yang menggantikan PSAK No.38 (Revisi 2004) “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” mengatur kombinasi bisnis entitas sepengendali, baik untuk entitas yang menerima bisnis maupun entitas yang melepas. Kombinasi bisnis entitas sepengendali dicatat menggunakan metode penyatuan kepemilikan.

SFAS No. 38 (Revised 2012), “Business Combination of Entities Under Common Control”, which supersedes SFAS No. 38 (Revised 2004), “Accounting for Restructuring of Entities Under Common Control” for both the entity that receives the business and the entity that releases the business. Business combinations under common control are recorded using pooling of interest method. Berdasarkan penerapan standar revisian ini, yang berlaku

efektif pada tanggal 1 Januari 2013, selisih biaya terhadap nilai buku neto setiap transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali, dicatat sebagai “Tambahan Modal Disetor” dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas.

Upon adoption of this revised standard, effective 1 January 2013, the excess of cost over the net book value of each business combination transaction with under common control entities is recorded as “Additional-Paid in Capital” and presented as part of the equity section. Berdasarkan ketentuan transisi standar ini, Grup

mereklasifikasi saldo “Selisih Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali’” menjadi akun “Tambahan Modal Disetor” pada tanggal 1 Januari 2013.

In accordance with the transitional provisions of this standard, the Group reclassified as at 1 January 2013, the balance of its “Difference in Value of Restructuring Transaction among Entities under Common Control” to “Additional-Paid in Capital”.

PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenal-kan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan, dan pernyataan kepatuhan.

SFAS No. 1 (Revised 2009) regulates presentation of financial statements as to, among others, the objective, components of financial statements, fair presentation, materiality and aggregation, offsetting, distinction between current and non-current assets and short-term and long-term liabilities, and comparative information and consistency, and introduces new disclosures such as, among others, key estimations and judgments, capital management, other comprehensive income, departures from accounting standards and statement of compliance.

(6)

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING

(Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

(Lanjutan) a. Basis of Consolidated Financial Statements(Continued)

Standar revisian memisahkan perubahan pemilik dan non-pemilik di dalam ekuitas. Laporan perubahan ekuitas hanya meliputi rincian transaksi dengan pemilik, dengan perubahan non-pemilik di dalam ekuitas yang disajikan dalam rekonsiliasi tiap komponen ekuitas. Sebagai tambahan, standar memperkenalkan laporan laba rugi komprehensif: laporan laba rugi komprehensif semua item pendapatan dan beban yang diakui, baik dalam bentuk tunggal satu laporan, atau dalam dua laporan yang terkait. Kelompok Usaha memilih untuk menyajikan dalam bentuk laporan tunggal. Sebagai tambahan, laporan posisi keuangan konsolidasian disyaratkan pada awal periode komparatatif paling awal yang diikuti dengan perubahan kebijakan akuntansi, koreksi kesalah atau reklasifikasi item di dalam laporan keuangan. Informasi komparatif telah disajikan kembali, sehingga kepatuhan terhadap standar revisian dapat dicapai.

The revised standard separates owner and non-owners changes in equity. The statement of changes in equity includes only details of transactions with owners, with non-owners changes in equity presented in a reconciliation of each component of equity. In addition, the standard introduces the statement of comprehensive income: it presents all items of recognized income and expenses, either in one single statement, or in two linked statements. The Group has elected to present a single statement. In addition, a consolidated statement of financial position is required at the beginning of the earliest comparative period following a change in accounting policy, the correction of an error or the reclassification of items in the financial statements. Comparative information has been re-presented so that compliance with the revised standard is achieved.

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep biaya historis (historical cost concept), kecuali akun-akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain yang dijelaskan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun yang bersangkutan. Laporan arus kas konsolidasian yang disajikan dengan menggunakan metode langsung (direct method), menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional kelompok usaha.

The consolidated financial statements have been prepared on the historical cost concept, except for certain accounts which are prepared under other measurement basis as described in accounting policies of the respective account.

The consolidated statements of cash flows, which have been prepared using the direct method, present receipts and disbursements of cash and cash equivalents classified into operating, investing and financing activities.

The reporting currency used in the consolidated financial statements is Indonesian Rupiah, which is the Group’s functional currency.

(7)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING

(Lanjutan) 2. SUMMARY(Continued) OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES b. Prinsip-Prinsip Konsolidasian b. Principles of Consolidation

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan entitas anak (bersama-sama untuk selanjutnya disebut sebagai “Kelompok Usaha”). Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, entitas anak yang dimiliki oleh Perusahaan, baik secara langsung dan/atau tidak langsung, dengan pemilikan saham lebih dari 50% adalah sebagai berikut:

The consolidated financial statements include the accounts of the Company and its subsidiaries (collectively hereinafter referred to as the “Group”). As of 30 June 2013 and 31 December 2012, these subsidiaries, in which the Company owns, directly and/or indirectly, more than 50% of the voting shares, are as follows:

Mulai beroperasi

secara komersial/ Nama entitas anak/ Produk utama atau kegiatan/ Kedudukan/

Name of subsidiary Principal product or activity Domicile 2013 2012 2013 2012 Dimiliki secara langsung atau tidak

langsung/ Directly-owned or indirectly

PT Perusahaan Dagang Tempo – PTT Jasa distribusi/Distribution services Jakarta 1953 91,80 91,80 3.874.373 1.434.865 PT Supra Usadhatama – SUT (1) Jasa distribusi/Distribution services Jakarta 1987 91,80 91,80 224.157 199.746 PT Tempo Logistics – Tlog Jasa distribusi/Distribution services Jakarta 2000 91,80 91,80 32.578 34.951 (1) dan (2)/(1) and (2)

Tempo Pacific Holding Ltd. – TPHLM Penyertaan saham/ Investments Labuan, 2002 100,00 100,00 482.727 480.652 Malaysia

PT Tempo Land – TL Pembangunan dan pengusahaan Jakarta 1994 100,00 100,00 503.734 525.880 gedung perkantoran (properti)/

Construction and rental of office buildings (property)

PT Tempo Data System – TDS Jasa Sistem Komputer/ Jakarta 1998 99,34 99,34 51.841 53.741 (1) dan (3)/(1) and (3) Computer systems services

Tempo Scan Pacific Philippines Inc. – Jasa distribusi dan pemasaran/ Manila, 2007 100,00 100,00 12.560 11.215

TSPP (3) Distribution and marketing services Philippines

Tempo Scan Pacific Malaysia SDN, BHD (3) Jasa distribusi dan pemasaran/ Kuala Lumpur, 2012 100,00 100,00 8.494 6.997 Distribution and marketing services Malaysia

PT Barclay Products – BP Pemasaran produk konsumen dan Jakarta 1977 100,00 100,00 465.655 411.869 kosmetika/Consumer products and

cosmetics

PT Eres Revco – ER (5) Pemasaran produk kosmetika/ Jakarta 1989 99,51 99,51 156.794 172.673 Cosmetics trading

PT Rudy Soetadi – RS (5) Produsen produk kosmetika/ Jakarta 1977 99,50 99,50 188.767 149.182 Cosmetics manufacturing

PT Pritho – PTO (5) Produsen produk kemasan plastik/ Jakarta 1978 100,00 100,00 73.788 67.689 Plastic packaging manufacturing

PT Tempo Nagadi – TN (5) Produsen produk sabun/Soap Jakarta 1991 100,00 100,00 62.671 59.942 manufacturing

PT Filma Utama Soap – FUS (5) Produsen produk konsumen dan Surabaya 1974 100,00 100,00 61.461 48.622 kosmetika/Consumer products and

cosmetics manufacturing

International Beauty Products Ltd. Pemasaran produk kosmetika/ Bangkok, 1978 100,00 100,00 88.529 91.951

– IBP (5) Cosmetics trading Thailand

RT Beauty Care Ltd. – RTB (4) dan Produsen produk kosmetika/ Bangkok, 1985 100,00 100,00 53.427 57.299

(5)/(4) and (5) Cosmetics manufacturing Thailand

PT Pulau Mahoni – PM Pemasaran produk kosmetika/ Jakarta 1971 99,38 99,38 81.086 83.451 Cosmetics trading Persentase kepemilikan efektif/% of effective ownership

Total aset, sebelum eliminasi

start of commercial operations

(dalam juta)/Total assets, before

(8)

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING

(Lanjutan) 2. SUMMARY(Continued) OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES b. Prinsip-Prinsip Konsolidasian (Lanjutan) b. Principles of Consolidation (Continued)

Mulai beroperasi

secara komersial/ Nama entitas anak/ Produk utama atau kegiatan/ Kedudukan/

Name of subsidiary Principal product or activity Domicile 2013 2012 2013 2012 Dimiliki secara langsung atau tidak

langsung/ Directly-owned or indirectly

PT Supra Ferbindo Farma – SFF Produsen produk farmasi/ Jakarta 1987 100,00 100,00 197.089 176.479 Pharmaceutical manufacturing

PT Tempo Natural Products – TNP Produsen produk suplemen makanan, Jakarta 2006 99,98 99,98 81.207 64.137 makanan dan minuman/Food

supplement, food and beverages manufacturing

PT Polari Limunusainti – PLI (6) Produsen produk minuman/ Tangerang dan 1987 99,98 99,98 117.378 106.451

Beverage manufacturing Surabaya

PT Kendaga Isi Mulia – KIM (7) Jasa distribusi/Distribution services Surabaya 1979 99,90 99,90 13.023 19.538 PT Tri Nagaharda Satria – TNS (7) Jasa distribusi/Distribution services Jakarta 1990 99,78 99,78 15.405 11.552 PT Kian Mulia Manunggal – KMM (7) Produsen produk minuman/ Surabaya 1981 99,96 99,96 8.389 4.439

Beverage manufacturing

PT Tempo Rx Farma – TRF Pemasaran produk farmasi dan alat Jakarta 1968 99,98 99,98 31.612 22.778 kesehatan/Pharmaceutical and

medical devices trading

PT Ageng Adi – AA Penyertaan saham/ Investments Jakarta 1993 99,01 99,01 103.638 92.497 PT Tempo Research – TR Jasa riset dan pengembangan/ Jakarta 1997 99,99 99,99 36.591 46.362

Research and development services

PT Tempo Promosi – TP Jasa iklan dan promosi/ Jakarta 1999 100,00 100,00 59.643 36.701

Advertising and promotion services

PT Tempo Nagadi Trading – TNT Jasa pembelian/Purchasing services Jakarta 1991 100,00 100,00 14.877 21.161 PT Global Eramas – GEM Usaha perdagangan/Trading business Jakarta 1987 97,34 97,34 9.622 9.601 PT Tempo Mahoni – TM (a) Perdagangan ekspor dan impor, Jakarta 2006 99,96 99,96 3.372 3.320

distributor dan agen/Export and import trading, distributor and agent

Persentase kepemilikan efektif/% of effective ownership

Total aset, sebelum eliminasi

start of commercial

operations

(dalam juta)/Total assets, before

a) TM adalah perusahaan dalam tahap pengembangan. a) TM is a development stage company. (1) Dimiliki secara tidak langsung melalui PTT (1) Indirectly-owned through PTT (2) Dimiliki secara tidak langsung melalui SUT (2) Indirectly-owned through SUT (3) Dimiliki secara tidak langsung melalui TPHLM (3) Indirectly-owned through TPHLM (4) Dimiliki secara tidak langsung melalui IBP (4) Indirectly-owned through IBP (5) Dimiliki secara tidak langsung melalui BP (5) Indirectly-owned through BP (6) Dimiliki secara tidak langsung melalui TNP (6) Indirectly-owned through TNP (7) Dimiliki secara tidak langsung melalui PLI (7) Indirectly-owned through PLI Pembukuan akun beberapa entitas anak dilakukan di

dalam mata uang selain Rupiah. Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas entitas anak pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs nilai tukar pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, sementara laporan laba rugi komprehensif dijabarkan dengan menggunakan kurs nilai tukar periode yang bersangkutan. Hasil penyesuaian penjabaran ditampilkan sebagai bagian ekuitas sebagai “Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan.”

The book of accounts of certain subsidiaries are maintained in currency other than Rupiah. For presentation purposes of the consolidated financial statements, assets and liabilities of the subsidiaries at consolidated statements of financial position date are translated into Rupiah using the exchange rates at consolidated financial position date, while statements of comprehensive income are translated at the average rates of exchange for the period. Resulting translation adjustments are shown as part of equity as “Differences arising from foreign currency translations”

(9)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING

(Lanjutan) 2. SUMMARY(Continued) OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES b. Prinsip-Prinsip Konsolidasian (Lanjutan) b. Principles of Consolidation (Continued)

Pada tahun 2012, Perusahaan meningkatkan kepemilikan sahamnya di PTT melalui pembelian saham baru yang dikeluarkan oleh PTT dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham, sehingga kepemilikan Perusahaan di PTT menjadi 112.574.000 saham. Selanjutnya pada tahun yang sama TNP meningkatkan kepemilikan sahamnya di PLI dengan membeli saham PLI dari BMN dengan harga Rp 4,8 miliar, sehingga kepemilikan saham TNP di PLI menjadi 4.850 saham. Adapun tujuan dari peningkatan penyertaan saham di PTT dan PLI tersebut adalah untuk menunjang kegiatan usaha inti dari kelompok usaha Perseroan khususnya di bidang distribusi dan farmasi serta supplemen kesehatan.

In 2012, the Company increased its share in PTT through the purchase of new shares issued by PTT with a nominal value of Rp 1,000 per share, so the Company's ownership in PTT to become 112,574,000 shares. Furthermore in the same year, TNP increased its shares by buying shares in the PLI from BMN at a price of Rp 4.8 billion, so the TNP ownership shares in the PLI into 4.850. The purpose of increasing investment in PTT and PLI is to support the core business activities of the Company's business and especially in the distribution of pharmaceutical and health supplement.

Pada tahun 2011, Perusahaan meningkatkan kepemilikan sahamnya di PTT menjadi 87.574.000 saham. Pada tahun yang sama, TNP dan SFF masing-masing membeli 2.400 dan 150 saham PT Polari Limunusainti (PLI) dari BMN. Selisih Lebih Nilai aset PLI di atas biaya perolehan dicatat sebagai bagian dari “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” yang disajikan sebagai komponen ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian Perusahaan. Transaksi tersebut diatas tidak berdampak material terhadap laporan keuangan konsolidasian.

In 2011, the Company increased its ownership in PTT to become 87,574,000 shares. In the same year, TNP and SFF respectively purchased 2,400 and 150 shares of PT Polari Limunusainti (PLI) from BMN. The excess of net asset value of PTT and PLI over the cost of acquisition is recorded as part of the “Differences arising from restructuring transaction between entities under common control” are presented as a component of equity on the consolidated statements of financial position of the Company.

Transaksi tersebut di atas tidak berdampak material

terhadap laporan keuangan konsolidasian. The above transactions do not have a material impact on the consolidated financial statement. Efektif tanggal 1 Januari 2011, Kelompok Usaha

menerapkan secara retrospektif PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, kecuali beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif: (i) rugi entitas anak yang menyebabkan saldo defisit bagi kepentingan non-pengendali (“KNP”); (ii) kehilangan pengendalian pada entitas anak; (iii) perubahan kepemilikan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menentukan keberadaan pengendalian; dan (v) konsolidasi atas entitas anak yang memiliki pembatasan jangka panjang.

Effective 1 January 2011, the Group retrospectively adopted SFAS No. 4 (Revised 2009), “Consolidated and Separate Financial Statements”, except for the following items that were applied prospectively: i) losses of a subsidiary that result in a deficit balance to non-controlling interest (“NCI”); (ii) loss of control over a subsidiary; (iii) change in the ownership interest of a subsidiary that does not result in a loss of control; (iv) potential voting rights in determining the existence of control; (v) consolidation of a subsidiary that is subject to long-term restriction.

PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.

Seperti dijelaskan pada catatan terkait, penerapan PSAK No. 4 (Revisi 2009) tersebut memberikan pengaruh yang berarti terhadap pelaporan keuangan berikut pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian.

SFAS No. 4 (Revised 2009) provides for the preparation and presentation of consolidated financial statements for a group of entities under the control of a parent company, and the accounting for investments in subsidiaries, jointly controlled entities and associated entities when separate financial statements are presented as additional information.

As described in this related note, the adoption of SFAS No. 4 (Revised 2009) has a significant impact on the financial reporting including the related disclosures in the consolidated financial statements.

(10)

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING

(Lanjutan) 2. SUMMARY(Continued) OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES b. Prinsip-Prinsip Konsolidasian (Lanjutan) c. Principles of Consolidation (Continued)

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Kelompok Usaha seperti yang disebutkan pada Catatan 2b yang dimiliki oleh Perusahaan (secara langsung atau tidak langsung) dengan kepemilikan saham lebih dari 50%.

Seluruh transaksi dan saldo akun antar perusahaan yang signifikan (termasuk laba atau rugi yang belum direalisasi) telah dieliminasi.

The consolidated financial statements include the accounts of the Group mentioned below 2b, in which the Company maintains (directly or indirectly) equity ownership of more than 50%.

All significant intercompany transactions and account balances (including the related significant unrealized gains or losses) have been eliminated.

Entitas anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Kelompok Usaha memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas.

Rugi entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.

Subsidiaries are fully consolidated from the date of acquisitions, being the date on which the Group obtained control, and continue to be consolidated until the date such control ceases. Control is presumed to exist if the Company owns, directly or indirectly through subsidiaries, more than half of the voting power of an entity.

Losses of a non-wholly owned subsidiary are attributed to the NCI even if that results in a deficit balance.

Jika kehilangan pengendalian atas suatu Entitas anak, maka Kelompok Usaha:

 menghentikan pengakuan aset (termasuk goodwill) dan liabilitas Entitas anak;

 menghentikan pengakuan jumlah tercatat dari setiap KNP;

 menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada;  mengakui nilai wajar dari pembayaran yang

diterima;

 mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;

In case of loss of control over a subsidiary, the Group: derecognizes the assets (including goodwill) and

liabilities of the subsidiary;

derecognizes the carrying amount of any NCI; derecognizes the cumulative translation differences

recorded in equity, if any;

recognizes the fair value of the consideration received,

recognizes the fair value of any investment retained;

 mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi; dan

 mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

recognizes any surplus or deficit in profit or loss; and

reclassifies the parent company’s share of components previously recognized in other comprehensive income to profit or loss or retained earnings, as appropriate.

NCI represents the portion of the profit or loss and net assets of subsidiaries attributable to equity interests that are not owned directly or indirectly by the Company, which are presented in the consolidated statements of comprehensive income and under the equity section of the consolidated statements of financial position, respectively, separate from the corresponding portion attributable to the equity holders of the parent company.

(11)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING

(Lanjutan) 2. SUMMARY(Continued) OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

c. Kombinasi Bisnis c. Business Combinations

Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan disertakan dalam beban-beban administrasi.

Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Kelompok Usaha mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi. Hal ini termasuk pengelompokan derivatif melekat dalam kontrak utama oleh pihak yang diakuisisi.

Business combinations are accounted for using the acquisition method. The cost of an acquisition is measured as the aggregate of the consideration transferred, measured at acquisition date fair value and the amount of any NCI in the acquiree. For each business combination, the acquirer measures the NCI in the acquiree either at fair value or a the proportionate share of the acquiree’s identifiable net assets. Acquisition costs incurred are directly expensed and included in administrative expenses.

When the Group acquires a business, it assesses the financial assets acquired and liabilities assumed for appropriate classification and designation in accordance with the contractual terms, economic circumstances and pertinent conditions as at the acquisition date. This includes the separation of embedded derivatives in host contracts by the acquiree.

Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisi mengukur kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laporan laba rugi.

If the business combination is achieved in stages, the acquisition date fair value of the acquirer’s previously held equity interest in the acquiree is remeasured to fair value at the acquisition date through profit or loss.

Imbalan kontinjensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui pada nilai wajar tanggal akuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontinjensi setelah tanggal akuisisi yang diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas, akan diakui dalam laporan laba rugi atau pendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Jika diklasifikasikan sebagai ekuitas, imbalan kontinjensi tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas.

Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Any contingent consideration to be transferred by the acquirer will be recognized at fair value at the acquisition date. Subsequent changes to the fair value of the contingent consideration which is deemed to be an asset or liability, will be recognized in accordance with SFAS No. 55 (Revised 2006) either in profit or loss or as other comprehensive income. If the contingent consideration is classified as equity, it should not be remeasured until it is finally settled within equity.

At acquisition date, goodwill is initially measured at cost being the excess of the aggregate of the consideration transferred and the amount recognized for NCI over the net identifiable assets acquired and liabilities assumed. If this consideration is lower than the fair value of the net assets of the subsidiary acquired, the difference is recognized in consolidated staements of comprehensive income.

(12)

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING

(Lanjutan) 2. SUMMARY(Continued) OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

c. Kombinasi Bisnis (Lanjutan) c. Business Combinations (Continued) Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah

tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari Kelompok Usaha yang diharapkan akan bermanfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut.

After initial recognition, goodwill is measured at cost less any accumulated impairment losses. For the purpose of impairment testing, goodwill acquired in a business combination is, from the acquisition date, allocated to each of the Group’s cash-generating units (“CGU”) that are expected to benefit from the combination, irrespective of whether other assets or liabilities of the acquiree are assigned to those CGUs. Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan

operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.

Where goodwill forms part of a CGU and part of the operation within that CGU is disposed of, the goodwill associated with the operation disposed of is included in the carrying amount of the operation when determining the gain or loss on disposal of the operation. Goodwill disposed of in this circumstance is measured based on the relative values of the operation disposed of and the portion of the CGU retained.

d. Investasi pada Entitas Asosiasi d. Investment in an Associate

Investasi Kelompok Usaha pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Entitas asosiasi adalah suatu entitas di mana Kelompok Usaha mempunyai pengaruh signifikan. Sesuai dengan metode ekuitas, nilai perolehan investasi ditambah atau dikurang dengan bagian Kelompok Usaha atas laba atau rugi neto, dan penerimaan dividen dari investee sejak tanggal perolehan.

The Group’s investment in its associated company is accounted for using the equity method. An associated company is an entity in which the Group has significant influence. Under the equity method, the cost of investment is increased or decreased by the Group’s share in net earnings or losses of, and dividends received from the investee since the date of acquisition.

Laporan laba rugi komprehensif konsolidasian mencerminkan bagian atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, Kelompok Usaha mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika dapat dipakai, dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Kelompok Usaha dengan entitas asosiasi dieliminasi pada jumlah sesuai dengan kepentingan Kelompok Usaha dalam entitas asosiasi.

Kelompok Usaha menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi Kelompok Usaha dalam entitas asosiasi. Kelompok Usaha menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang obyektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal ini, Kelompok Usaha menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi dan nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

The consolidated statements of comprehensive income reflect the share of the results of operations of the associate. Where there has been a change recognized directly in the equity of an associate, the Group recognizes its share of any such changes and discloses this, when applicable, in the consolidated statements of changes in equity. Unrealized gains or losses resulting from transactions between the Group and the associate are eliminated to the extent of the Group’s interest in the associate.

The Group determines whether it is necessary to recognize an additional impairment loss on the Group’s investment in its associate. The Group determines at each reporting date whether there is any objective evidence that the investments in the associate is impaired. If this is the case, the Group calculates the amount of impairment as the difference between the recoverable amount of the investment in the associate and its carrying value, and recognizes the amounts in the consolidated statements of comprehensive income.

(13)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING

(Lanjutan) 2. SUMMARY(Continued) OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

e. Aset dan Liabilitas Keuangan e. Financial Assets and Liabilities

Sejak Tanggal 1 Januari 2012 From 1 January 2012

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Kelompok usaha menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 50 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, yang menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”.

Effective 1 January 2012, the Group adopted SFAS No. 55 (Revised 2011), "Financial Instruments: Recognition and Measurement" and SFAS No. 50 (Revised 2011), "Financial Instruments: Presentation and Disclosure", which replace SFAS No. 55 (Revised 2006), "Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities" and SFAS No. 50 (Revised 2006), "Accounting for Investments in Certain Securities", respectively. PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”

yang menggantikan persyaratan pengungkapan PSAK No. 50 “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, mensyaratkan pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan konsolidasian untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan kami beserta sifat dan risiko yang timbul dari masing-masing instrumen keuangan tersebut. Pengungkapan yang baru disertakan di dalam laporan keuangan konsolidasian. Standar ini diterapkan secara prospektif berdasarkan ketentuan transisinya. Oleh karena itu, Perusahaan dan entitas anak tidak perlu menyajikan informasi komparatif bagi penyajian yang disyaratkan oleh standar ini. Penerapan standar tersebut tidak berdampak material terhadap kinerja atau terhadap laporan keuangan konsolidasian.

SFAS No. 60, “Financial Instruments: Disclosures” which supersedes the disclosure requirements of SFAS No. 50, “Financial Instruments: Presentation and Disclosures”, requires disclosures that enable users of the consolidated financial statements to evaluate the significance of the financial instruments and the nature and extent of risks arising from those financial instruments. The new disclosures are included throughout the consolidated financial statements. This standard is applied prospectively in accordance with its transitional provision. Accordingly, the Company and subsidiary do not need to present comparative information for the disclosures required by this standard. The adoption of this standard did not have a material impact on the performance or the consolidated financial statements.

Sebelum Tanggal 1 Januari 2012 Prior to 1 January 2012

1. Aset dan Liabilitas Keuangan 1. Financial Assets and Liabilities

a. Aset Keuangan a. Financial Assets

Berdasarkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual. Kelompok Usaha menentukan klasifikasi aset keuangannya pada saat pengakuan awal, sepanjang diperbolehkan, mengevaluasi penentuan klasifikasi aset keuangan setiap akhir tahun. Aset keuangan Kelompok Usaha terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha, aset keuangan lancar lainnya dan piutang non-usaha – Pihak berelasi.

Under SFAS No. 55 (Revised 2006), financial assets are classified as financial assets at fair value through profit or loss, loans and receivables, held to maturity investments and available for sale financial assets. The Group determines the classification of its financial assets at initial recognition and, where allowed, re-evaluates the classification of such financial assets at each year-end. The Group’s financial assets consist of cash and cash equivalents, trade receivables, other current financial assets and non-trade receivables – Related parties.

(14)

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING

(Lanjutan) 2. SUMMARY(Continued) OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) e. Financial Assets and Liabilities (Continued) 1. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) 1. Financial Assets and Liabilities (Continued)

a. Aset Keuangan (Lanjutan) a. Financial Assets (Continued) i. Aset Keuangan Diukur Melalui Laporan

Laba Rugi i. Financial Assets at Fair Value through Profit or Loss

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi terdiri dari aset keuangan yang diklasifikasikan ke dalam kelompok untuk diperdagangkan dan aset keuangan pada saat pengakuan awal ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Financial assets at fair value through profit or loss include financial assets held for trading and assets designated upon initial recognition as at fair value through profit or loss.

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan kecuali ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Financial assets are classified as held for trading if acquired for the purpose of sale or repurchase in the near future. Derivative assets are also classified as held for trading unless designated as effective hedging instruments. Financial assets measured at fair value through profit or loss are recorded in the consolidated statements of financial position at fair value with gains or losses recognized in consolidated statements of comprehensif income.

ii. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang ii. Loans and Receivables

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Kelompok Usaha tidak berniat untuk menjualnya segera atau dalam waktu dekat.

Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market and which the Group does not intend to sell immediately or in the near future.

iii. Dimiliki hingga Jatuh Tempo iii. Held to Maturity Investments

Dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana Kelompok Usaha mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, dan tidak ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi atau tersedia untuk dijual.

Held-to-maturity investments are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturity which the Group has the positive intention and ability to hold to maturity, and are not designated as at fair value through profit or loss or available-for-sale.

(15)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING

(Lanjutan) 2. SUMMARY(Continued) OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) e. Financial Assets and Liabilities (Continued) 1. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) 1. Financial Assets and Liabilities (Continued)

a. Aset Keuangan (Lanjutan) a. Financial Assets (Continued)

iv. Tersedia untuk Dijual Aset Keuangan iv. Available for Sale Financial Assets

Kategori tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori aset keuangan lainnya.

Available-for-sale financial assets consist of non-derivative financial assets designated as available-for-sale or are not classified in any of three preceding categories.

b. Liabilitas Keuangan b. Financial Liabilities

Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Kelompok Usaha menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.

Financial liabilities within the scope of SFAS No. 55 (Revised 2006) are classified as financial liabilities measured at fair value through profit or loss and financial liabilities measured at amortized cost. The Group determines the classification of its financial liabilities at initial recognition.

i. Liabilitas keuangan diukur melalui

laporan laba rugi i. Financial liabilities measured at fair value through profit and loss

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi terdiri dari liabilitas keuangan yang diklasifikasikan ke dalam kelompok untuk diperdagangkan dan liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Financial liabilities measured at fair value through profit and loss include the financial liabilities held for trading and liabilities designated upon initial recognition at fair value through profit and loss.

Liabilitas keuangan Kelompok Usaha terdiri atas utang bank, utang usaha, liabilitas keuangan jangka pendek lainnya, beban akrual dan utang sewa pembiayaan.

The Group’s financial liabilities consist of bank loans, trade payables, other short term financial liabilites, accrued expenses and obligations under finance leases.

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan kecuali ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Financial liabilities are classified as held for trading if acquired for the purpose of sale or repurchase in the near future. Derivative liabilities are also classified as held for trading unless designated as effective hedging instruments. Financial liabilities measured at fair value through profit or loss are recorded in the consolidated statements of financial position at fair value with gains or losses recognized in consolidated statements of comprehensive income.

(16)

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING

(Lanjutan) 2. SUMMARY(Continued) OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) e. Financial Assets and Liabilities (Continued) 1. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) 1. Financial Assets and Liabilities (Continued)

b. Liabilitas Keuangan b. Financial Liabilities

ii. Pinjaman dan hutang ii. Loans and borrowings

Pinjaman adalah liabilitas keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Kelompok Usaha tidak berniat untuk menjualnya segera atau dalam waktu dekat.

Loans are non-derivative financial liabilities with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market and the Group’s does not intend to sell immediately or in the near future.

c. Pengakuan c. Recognition

Pada saat pengakuan awal, aset atau liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar, kecuali aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, ditambah atau dikurangi dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan liabilitas keuangan. Pengukuran aset dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset dan liabilitas keuangan tersebut.

At initial recognition, financial assets or liabilities are measured at fair value, except for financial assets and liabilities measured at fair value through profit or loss, plus or minus the transaction costs that are directly attributable to the acquisition of financial assets or issuance of financial liabilities. The subsequent measurement of financial assets and liabilities depends on the classification of financial assets and liabilities.

2. Pengukuran Nilai Wajar 2. Fair Value Measurement

Nilai wajar adalah nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melaksanakan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran.

Fair value is the amount for which an assets could be exchanged, or a liability settled, between knowledgeable, willing parties in an arm's length transaction on the date of measurement.

Jika tersedia, Kelompok Usaha mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar.

When available, the Group measures the fair value of an instrument using quoted prices in an active market for that instrument. A market is regarded as active if quoted prices are readily and regularly available and reflect actual and regularly occurring market transactions on an arm’s length basis.

Jika pasar suatu instrumen keuangan tidak aktif, Kelompok Usaha menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model).

If the market of the financial instrument is inactive, the Group determines fair value by using valuation techniques which include using recent market transactions conducted properly by knowledgeable, willing parties and, if available, reference to the current fair value of another instrument which is substantially the same, discounted cash flow analysis, and option pricing model.

Referensi

Dokumen terkait

a) Intensitas mengikuti kegiatan keagamaan adalah seberapa sering peserta didik mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di SMP Hasanuddin 6 Tugu Semarang. Peneliti

Penelitian partikel ijuk ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar unsur logam, kekuatan tarik, perpanjangan putus, dan kekuatan sobek spesimen terhadap partikel ijuk mesh 100

Pada hari Sabtu yang lalu sekolah saya mengadakan aktiviti gotong- royong membersihkan kawasan sekolah.. Beberapa murid lelaki sedang

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Instruksi Presiden Nomor 5

Kaitan teori strategi humas dengan prakteknya di DPRD Propinsi Jawa Tengah, khususnya dalam hal pengelolaan aspirasi masyarakat adalah teori-teori kehumasan yang

Sesuai dengan ukuran dan intensitas kegiatannya, monitoring hutan tanaman harus mencakup penilaian rutin terhadap dampak-dampak ekologis dan sosial di dalam dan di luar

Peristiwa kematian bagi remaja akan lebih buruk lagi apabila kematian tersebut terjadi secara mendadak karena mereka tidak memiliki kesiapan psikologis untuk

Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang dengan pesat. Masalah gizi, dietetik dan kesehatan sudah mengalami banyak pergeseran- pergeseran, yakni terjadinya