• Tidak ada hasil yang ditemukan

s ind 0805819 chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "s ind 0805819 chapter5"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan pada BAB 4 yang mencakup deskripsi

bentuk kosakata dasar bahasa Sunda di Kecamatan Sagaranten maka dapat

diambil simpulan sebagai berikut.

1. Berdasarkan deskripsi perbedaan kosakata bahasa Sunda yang berjumlah 200

kosakata berdasarkan daftar kosakata swadesh yang diperoleh dari hasil

penelitian di empat desa di Kecamatan Sagarnten yang meliputi Desa

Sagaranten, Desa Pasanggrahan, Desa Curugluhur, dan Desa Datarnangka

ditemukan 55 kosakata yang menunjukkan adanya persamaan dari segi bentuk

maupun makna dan 145 kosakata yang menunjukkan adanya perbedaan.

Perbedaan-perbedaan tersebut meliputi perbedaan fonologis berjumlah 39

kosakata, perbedaan morfologis berjumlah 19 kosakata, perbedaan leksikal

berjumlah 123 kosakata, dan perbedaan semantis berjumlah 27 kosakata.

2. Berdasarkan hasil pemetaan, kosakata yang dominan digunakan di empat

desa di Kecamatan Sagaranten Kabupaten Sukabumi yang meliputi Desa

Sagaranten, Desa Pasanggrahan, Desa Curugluhur, dan Desa Datarnangka

adalah kosakata bahasa Sunda. Selain kosakata bahasa Sunda ditemukan juga

penggunaan kosakata bahasa Jawa yang terdapat di titik pengamatan 1 dan 4

( Desa Sagaranten dan Desa Datarnangka), yaitu udel yang bermakna pusar,

lompong yang bermakna makanan dari talas, sangu yang bermakna nasi,

(2)

bermakna anak yang tertua. Selain itu, dikarenakan peneliti membahas

tentang perbedaan semantis maka ditemukan 29 kosakata yang merupakan

kosakata atau dialek khas Kecamatan Sagaranten di antaranya adalah rangap

yang bermakna gigi yang bertumpuk, sengeh/sengehan yang bermakna gigi

yang menonjol ke luar, bibir yang bermakna bibir, teteh yang bermakna

panggilan untuk gadis remaja, khotib yang bermakna khotib, ngeret yang

bermakna khitanan, mushola yang bermakna surau, nyamut dan ngawuluku

yang bermakna bajak, garuk yang bermakna kayu di atas pundak kerbau,

piso yang bermakna pisau, kadeudeumeus yang bermakna makanan dari kulit

singkong, daang dan jajablog yang bermakna makan, nginum yang bermakna

minum, bakecrot dan enye yang bermakna makanan yang terbuat dari

singkong, obi, gulakatikung, bakecrot, dan gula katingkeur yang bermakna

makanan yang terbuat dari ubi berisi gula merah, lunte yang bermakna

dedak (serbuk dari padi), angkeuk yang bermakna awan, enjing (enying)

yang bermakna besok, dua poe kalewat yang bermakna dua hari yang lalu, cai

jadi yang bermakna embun, ngising dan berak yang bermakna berak, ngojay

yang bermakna berenang, leweh yang bermakna menangis, handap lanyap

yang bermakna angkuh, era yang bermakna malu, dan ungu yang bermakna

ungu. Penentuan kekhasan kosakata bahasa tersebut didasarkan dengan cara

membandingkan unsur-unsur (kosakata) bahasa Sunda yang ditemukan di

Kecamatan Sagaranten Kabupaten Sukabumi dengan unsur-unsur (kosakata)

bahasa Sunda lulugu (bahasa Sunda baku). Untuk penggunakan kosakata

(3)

yang dominan digunakan oleh masyarakat Sagaranten adalah kosakata asli

bahasa Sunda. Hal tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa peristiwa itu

dapat terjadi karena adanya pengaruh atau kontak langsung antara pengguna

bahasa baik pengguna bahasa Sunda, bahasa Indonesia, dan bahasa Jawa di

Kecamatan Sagaranten Kabupaten Sukabumi.

3. Berdasarkan penghitungan dialektometri, peneliti menggunakan cara

penghitungan yang digunakan oleh Lauder dengan membuat penghitungan

yang disesuaikan dengan kondisi kebahasaa di Indonesia, yaitu untuk

perbedaan fonologis, morfologis, leksikal, dan semantis dikategorikan

berbeda. Penghitungan dialektometri ini digunakan untuk melihat seberapa

besar perbedaan dan persamaan yang terdapat di desa-desa yang diteliti.

Dengan demikian, diperoleh persentase jarak kosakata bahasa Sunda

Kecamatan Sagaranten Kabupaten Sukabumi yang meliputi Desa Sagaranten,

Desa Pasanggrahan, Desa Curugluhur, dan Desa Datarnangka, yaitu 1)

perbedaan bidang leksikon antara Desa Sagaranten dan Desa Pasanggrahan,

yaitu 67,5% yang dianggap sebagai perbedaan dialek, 2) perbedaan leksikon

yang terjadi antara Desa Sagaranten dan Desa Datarnangka, yaitu 56% yang

dianggap sebagai perbedaan dialek, 3) perbedaan leksikon yang terjadi antara

Desa Sagaranten dan Desa Curugluhur, yaitu 67,5% yang dianggap sebagai

perbedaan dialek, 4) perbedaan leksikon yang terjadi antara Desa

Pasanggrahan dan Desa Datarnangka, yaitu 49% yang dianggap sebagai

perbedaan subdialek, 5) perbedaan leksikon yang terjadi antara Desa

(4)

perbedaan dialek, dan 6) perbedaan leksikon yang terjadi antara Desa

Datarnangka dan Desa Curugluhur, yaitu 51% yang dianggap sebagai

perbedaan dialek.

5.2 Saran

1. Penelitian ini dilakukan di empat desa yang terdapat di Kecamatan Sagaranten

Kabupaten Sukabumi yang meliputi Desa Sagaranten, Desa Pasanggrahan,

Desa Curugluhur, dan Desa Datarnangka. Dalam penelitian ini, peneliti hanya

melakukan penelitian pada deskripsi perbedaan kosakata bahasa Sunda yang

digunakan di Kecamatan Sagaranten Kabupaten Sukabumi yang dilihat pada

tataran fonologis, morfologis, leksikal, dan semantis. Dengan demikian,

penelitian ini dapat dikaji lagi dengan menggunakan kajian pada tataran

sintaksis. Penelitian ini juga hanya mengambil data pada satu kecamatan saja.

Jadi, untuk penelitian selanjutnya bisa mengkaji dengan mengambil data

dalam satu kabupaten atau kecamatan lainnya. Sementara itu, di Kabupaten

Sukabumi masih terdapat 43 Kecamatan selain Kecamatan Sagaranten,

Kecamatan Jampang kulon, Kecamatan Waluran, dan Kecamatan Surade yang

dapat dijadikan sebagai titik pengamatan atau dijadikan sebagai penelitian

dialektologi selanjutnya.

2. Penelitian dialektologi melibatkan daerah titik pengamatan yang tidak sedikit,

karena Kecamatan Sagaranten merupakan wilayah yang cukup luas dan

membutuhkan waktu yang cukup lama, biaya yang tidak sedikit, dan tenaga

ekstra. Hal tersebut dikarenkan peneliti langsung turun ke lapanagan untuk

(5)

Kecamatan Sagaranten, khususnya kepada informan yang tinggal di Desa

Sagaranten, Desa Pasanggrahan, Desa Curugluhur, dan Desa Datarnangka.

Selain itu, peneliti juga harus memilih informan yang mengetahui tentang

bahasa dan kebudayaan di setiap titik pengamatan, sehingga peneliti

mendapatkan data yang sesuai. Oleh karena itu, dalam hal penentuan daerah

titik pengamatan dianjurkan untuk melakukan observasi terlebih dahulu.

3. Penelitian mengenai dialektologi sangat penting untuk dilakukan, karena

dengan adanya penelitian mengenai kebahasaan, kita dapat mengetahui bahwa

bangsa Indonesia kaya akan bahasa. Oleh karena itu, diaharapkan adanya

penelitian dialektologi selanjutnya baik di kota yang sama maupun di kota

yang berbeda atau bahasa Sunda maupun bahasa daerah lainnya. Selain itu,

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk

memudahkan penelitian-penelitian selanjutnya.

4. Hasil penelitian mudah-mudahan bermanfaat dan dapat menjadi media

pembelajaran bagi pembaca khususnya bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi acuan

atau referensi bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian mengenai

dialektologi.

5. Penelitian yang dilakukan di Kecamatan Sagaranten Kabupaten Sukabumi,

peneliti hanya menggunakan kajian dialektologi sinkronis. Oleh karena itu,

diharapkan adanya penelitian lanjutan guna untuk melengkapi kekurangan

yang ada dalam penelitian ini maupun melakukan penelitian dengan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan penelitian campuran (mixed method), diawali dengan menggunakan metode kuantitatif dilanjutkan dengan metode kualitatif. Teknik pengumpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manakah diantara faktor asam tartrat, natrium karbonat atau interaksi bersifat keduanya yang dominan terhadap sifat

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisik dan kandungan proksimat tempe kacang tanah yang dihasilkan dari berbagai konsentrasi perendaman dalam larutan jahe dan

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini akan dilakukan sintesis dan karakterisasi TiO2 mesopori terdoping galium III pada variasi konsentrasi dopan galium III 0; 0,5;

Pola sebaran Menegak c4 Pb, cu rlan Zn Terrarut Di perairan Laut Banda lSuatu Tqmuan Tambahrn Proses Geokimiawi Laut Logam Kelumit.. Tl Prartono

Apabila ada satu proyek yang independen maka NPV dan IRR akan selalu memberikan rekomendasi yang sama untuk menerima atau menolak usulan proyek tersebut. Tapi apabila ada proyek2

Berdasarkan hasil penelitian ini juga didapatkan bahwa pendidikan formal memiliki pengaruh tinggi terhadap tingkat pengetahuan dalam penggunaan antibiotika pada

PENGUKURAN INDIKATOR MUTU INDIKATOR MUTU LAY LAYANAN ANAN KLINIS: KLINIS: PELAY PELAYANAN ANAN RAW RAWAT JALAN AT JALAN. BULAN:.... DINAS KESEHATAN KABUPAEN