• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM 8 MENDEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM 8 MENDEL"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTIKUM 8

PRAKTIKUM 8

GENETIKA TUMBUHAN:

GENETIKA TUMBUHAN:

ANALOGI PERCOBAAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID

ANALOGI PERCOBAAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID MENDEL

MENDEL

Tujuan : Tujuan :

 Menjelaskan pengertian, prinsip, dan proses hukum Mendel Menjelaskan pengertian, prinsip, dan proses hukum Mendel I dan II.I dan II. 

 Menjelaskan proses perpaduan gamet (pembuahan) merupakan suatu Menjelaskan proses perpaduan gamet (pembuahan) merupakan suatu kejadian acak.kejadian acak. 

 Membuat diagram pola pewarisan monohibrid dan dihibrid Mendel.Membuat diagram pola pewarisan monohibrid dan dihibrid Mendel. Teori singkat :

Teori singkat :

Mendel adalah seorang Bapak Genetika terkenal, yang sampai sekarang Mendel adalah seorang Bapak Genetika terkenal, yang sampai sekarang hukum-hukum yang dia temukan tentang genetika masih kita

hukum yang dia temukan tentang genetika masih kita gunakan, yaitu hukum Mendel I dan Igunakan, yaitu hukum Mendel I dan II.I. Hukum ini dia uji cobakan melalui penelitiannya dengan mengawinkan kacang kapri dengan Hukum ini dia uji cobakan melalui penelitiannya dengan mengawinkan kacang kapri dengan berbagai sifat. Dalam praktikum ini kita coba terapkan hukum Mendel I dan II pada berbagai sifat. Dalam praktikum ini kita coba terapkan hukum Mendel I dan II pada persilangan monohibrid (perkawinan dengan satu sifat beda) dan dihibrid (perkawinan persilangan monohibrid (perkawinan dengan satu sifat beda) dan dihibrid (perkawinan dengan dua sifat beda).

dengan dua sifat beda).

Hukum Mendel I merupakan pemisahan gen yang sealel ke dalam gamet, dikenal Hukum Mendel I merupakan pemisahan gen yang sealel ke dalam gamet, dikenal sebagai Hukum Segregasi. Bunyi hukum Mendel I adalah “Alel memisah (segregasi) satu sebagai Hukum Segregasi. Bunyi hukum Mendel I adalah “Alel memisah (segregasi) satu dari yang lainnya selama pembentukan gamet dan diwariskan secara acak ke dalam dari yang lainnya selama pembentukan gamet dan diwariskan secara acak ke dalam gamet-gamet yang sama jumlahnya”.

gamet yang sama jumlahnya”.

Pada persilangan monohibrid, terlihat adanya pemisahan alel pada waktu tanaman Pada persilangan monohibrid, terlihat adanya pemisahan alel pada waktu tanaman yang heterozigot (F1) membentuk gamet sehingga gamet memiliki salah satu alel. Misalnya yang heterozigot (F1) membentuk gamet sehingga gamet memiliki salah satu alel. Misalnya ada gamet dengan alel A dan gamet lain dengan alel a. Jika dua individu F1 (Aa) dengan ada gamet dengan alel A dan gamet lain dengan alel a. Jika dua individu F1 (Aa) dengan kedua gametnya tersebut disilangkan, maka menurut

kedua gametnya tersebut disilangkan, maka menurut Mendel akan menghasilkan populasi F2Mendel akan menghasilkan populasi F2 dengan perband

dengan perbandingan / nisbah genotip 1 dominan penuh (AA) : 2 hibrid (ingan / nisbah genotip 1 dominan penuh (AA) : 2 hibrid ( Aa) : 1 resesif penuhAa) : 1 resesif penuh (aa), dan perbandingan fenotipnya adalah 3 dominan (AA atau Aa)

(aa), dan perbandingan fenotipnya adalah 3 dominan (AA atau Aa) : 1 resesif : 1 resesif (aa).(aa).

Peristiwa dua pasang alel atau lebih dijelaskan dalam hukum pemisahan dan Peristiwa dua pasang alel atau lebih dijelaskan dalam hukum pemisahan dan pengelompokan secara bebas. Hukum ini dikenal dengan Hukum Mendel II, yang berbunyi pengelompokan secara bebas. Hukum ini dikenal dengan Hukum Mendel II, yang berbunyi “Pasanga

“Pasangan gen berbeda yang sedang bersegregasi, akan memisah dan mengelompok secaran gen berbeda yang sedang bersegregasi, akan memisah dan mengelompok secara  bebas”.

 bebas”.

Pada persilangan dihibrid, terlihat adanya pemisahan dan pengelompokan alel F1 Pada persilangan dihibrid, terlihat adanya pemisahan dan pengelompokan alel F1

(2)

disilangkan maka akan memiliki kedua macam alel pada masing-masing sifat (AaBb). Populasi F2 hasil persilangan antar F1 ini akan menghasilkan perbandingan fenotip 9 (A-B-) : 3 (A-bb) : 3 (aaB-) : 1 (aabb). Perbandingan genotip dapat diperoleh dengan menjumlahkan genotip-genotip yang sama diantara 16 genotip yang terbentuk dalam diagram Punnet.

Alat dan bahan :

Alat dan bahan yang digunakan adalah : mata uang koin, alat tulis untuk mencatat hasilnya. Cara kerja :

Percobaan 1. Peluang munculnya alel A dan a dalam pembentukan gamet dari individu heterozigot Aa.

1. Satu buah koin yang telah ditandai masing-masing sisinya untuk mewakili alel A atau a dilempar. Jika muncul sisi A maka dianggap gamet yang dihasilkan mengandung alel A, atau sebaliknya bila yang muncul sisi a maka dianggap gamet yang dihasilkan mengandung alel a.

2. Pelemparan dilakukan sampai 100 kali, dan setiap pelemparan sisi yang muncul dicatat.

3. Setelah pelemparan selesai, pemunculan masing-masing sisi dihitung dan kemudian diuji apakah data sesuai dengan hipotesa bahwa kedua alel seimbang, atau p (A) = p (a) = ½.

Percobaan 2. Penggabungan gamet (alel) pada saat pembuahan (F1 x F1) yang menghasilkan F2 pada monohibrid.

1. Dua mata uang koin dilempar secara serempak (A1 dan a1 untuk mata uang ke-1, A2 dan a2 untuk mata uang ke-2), dan catat kombinasi sisi mata uang yang muncul (A1A2, A1a2, a1A2, dan a1a2).

2. Pelemparan dilakukan sampai 100 kali, dan setiap pelemparan kombinasi sisi yang muncul dicatat.

3. Setelah pelemparan selesai, pemunculan masing-masing kombinasi sisi dihitung, dan kemudian diuji apakah kemunculan sisi dari setiap mata uang itu bebas satu sama lain atau tidak.

(3)

Hasil pengamatan : Uji X2 / chic square

db Peluang d = 0,05 Peluang d = 0,01

1 2 3

Tabel 1. percobaan menggunakan 1 koin

Sifat/alel O E O-E d d d /E A a X hitung Keterangan : d = koreksi Yates

E = data yang diharapkan O = hasil observasi

db = 0-1 b = bebas

Kesimpulan : hasil observasi diterima karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel.

Tabel 2. percobaan menggunakan 2 koin

Sifat/alel O E O-E d d2 d2 /E

AA Aa aa

∑ X2hitung

(4)

Aa = 2/4 × 100 = 50 Aa = ¼ × 100 = 25

Kesimpulan : hasil percobaan sesuai dengan hokum mendel karena X2 lebih kecil dari X2 tabel.

Pembahasan :

Individu F1 pada suatu persilangan monohibrid, misalnya Aa, akan menghasilkan dua

macam gamet, yaitu A dan a. Gamet-gamet ini, baik dari individu jantan maupun betina, akan bergabung menghasilkan empat individu F2 yang dapat dikelompokkan menjadi dua macam

fenotipe (A- dan aa) atau tiga macam genotipe (AA, Aa, dan aa).

Sementara itu, individu F1 pada persilangan dihibrid, misalnya AaBb, akan membentuk 

empat macam gamet, masing-masing AB,Ab, aB, dan ab. Selanjutnya pada generasi F2 akan diperoleh 16 individu yang terdiri atas empat macam fenotipe (A-B-, A-bb, aaB-, dan aabb) atau sembilan macam genotipe (AABB, AABb, Aabb, AaBB, AaBb, Aabb, aaBB, aaBb, dan aabb).

Dari angka-angka tersebut akan terlihat adanya hubungan matematika antara jenis persilangan (banyaknya pasangan gen), macam gamet F1, jumlah individu F2, serta macam

fenotipe dan genotipe F2.

Uji X2(Chi-square test)

Pada kenyataannya nisbah teoretis yang merupakan peluang diperolehnya suatu hasil percobaan persilangan tidak selalu terpenuhi. Penyimpangan (deviasi) yang terjadi bukan sekedar modifikasi terhadap nisbah Mendel seperti yang telah diuraikan di atas, melainkan sesuatu yang adakalanya tidak dapat diterangkan secara teori. Agar lebih jelas, berikut ini akan diberikan sebuah contoh.

Suatu persilangan antara sesama individu dihibrid (AaBb) menghasilkan keturunan yang terdiri atas empat macam fenotipe, yaitu A-B-, A-bb, aaB-, dan aabb masing-masing sebanyak 315, 108, 101, dan 32. Untuk menentukan bahwa hasil persilangan ini masih memenuhi nisbah teoretis ( 9 : 3 : 3 : 1 ) atau menyimpang dari nisbah tersebut perlu dilakukan suatu pengujian secara statistika. Uji yang lazim digunakan adalah uji X2 (Chi-square test) atau ada yang menamakannya uji kecocokan (goodness of fit).

(5)

Pada tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa hsil percobaan dimasukkan ke dalam kolom O sesuai dengan kelas fenotipenya masing-masing. Untuk memperoleh nilai E (hasil yang diharapkan), dilakukan perhitungan menurut proporsi tiap kelas fenotipe. Selanjutnya nilai d (deviasi) adalah selisih antara O dan E. Pada kolom paling kanan nilai d dikuadratkan dan dibagi dengan nilai E masing-masing, untuk kemudian dijumlahkan hingga menghasilkan nilai X2h atau X2 hitung. Nilai X2h inilah yang nantinya akan dibandingkan dengan nilai X2

yang terdapat dalam tabel X2 (disebut nilai X2tabel ) yang disingkat menjadi X2t. Apabila X2h

lebih kecil daripada X2t dengan peluang tertentu (biasanya digunakan nilai 0,05), maka

dikatakan bahwa hasil persilangan yang diuji masih memenuhi nisbah Mendel. Sebaliknya, apabila X2hlebih besar daripada X2t, maka dikatakan bahwa hasil persilangan yang diuji tidak 

memenuhi nisbah Mendel pada nilai peluang tertentu (biasanya 0,05).

Kesimpulan :

DAFTAR PUSTAKA

 Champbell, N.A, dkk. 2002. “Biologi”. Edisi lima Jilid satu. Erlangga : Jakarta

 Crowder, L. V. 1997. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

 Suryati, Dotti. 2007. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu.

Gambar

Tabel 1. percobaan menggunakan 1 koin

Referensi

Dokumen terkait

persilangan antar tetua yang beda sifat dihasilkan tanaman yang serupa dengan salah satu tetua..  Generasi F1 di-selfing untuk

Pengertian alel ganda ialah bahwa dalam suatu populasi individu jumlah jenis alel pada suatu lokus terdapat lebih dari dua.. Contoh yang sudah cukup luas dikenal ialah

Dari keenam percobaan pengambilan kancing yang dilakukan secara acak dengan 2 atau 3 fenotipe tersebut semua nilai X2 hitungnya lebih kecil dari pada X2 tabelnya

Mata praktikum ini mengembangkan keilmuan dan ketrampilan dengan cara : melaku-kan persilangan monohibrid pada tanaman kacang panjang, menjelaskan keanekaragaman

Kelemahannya adalah dapat terjadi persilangan yang tidak diinginkan karena bagian ujung bulir terbuka dan benang sari dari tanaman padi varietas lain dapat masuk.. Metode

jalapa yang memiliki sepasang alel untuk sifat warna bunga. Ketika

Tujuan khusus pembua usus pembuatan hay adalah tan hay adalah agar tanaman hija agar tanaman hijauan (pada uan (pada waktu waktu panen yang berlebihan) dapat

Dalam setiap tanaman terdapat dua faktor (sepasang) untuk masing- masing sifat, yang kemudian dikenal dengan istilah 2 alel; satu faktor berasal dari tetua jantan dan satu lagi