• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Acuan Tekanan Darah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kerangka Acuan Tekanan Darah"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Tekanan darah adalah sejumlah gaya yang bekerja setiap satuan luas dinding luas

Tekanan darah adalah sejumlah gaya yang bekerja setiap satuan luas dinding luas

 pembuluh

 pembuluh darah. darah. Tekanan Tekanan darah darah biasanya biasanya dinyatakan dinyatakan dalam dalam satuan satuan mmHg mmHg jika jika pemeriksaanpemeriksaan

menggunakan manometer air raksa, artinya gaya yang bekerja cukup untuk mendorong kolom air

menggunakan manometer air raksa, artinya gaya yang bekerja cukup untuk mendorong kolom air

raksa melawan gravitasi yang diukur dalam satuan mmHg (Guyton, 2007). Tekanan yang

raksa melawan gravitasi yang diukur dalam satuan mmHg (Guyton, 2007). Tekanan yang

dimaksud adalah tekanan arteri. Tekanan tertinggi yang terjadi selama ejeksi jantung disebut

dimaksud adalah tekanan arteri. Tekanan tertinggi yang terjadi selama ejeksi jantung disebut

tekanan darah sistolik (TDS), sedangkan tekanan terendah dalam satu siklus jantung adalah

tekanan darah sistolik (TDS), sedangkan tekanan terendah dalam satu siklus jantung adalah

tekanan darah diastolik (TDD) (Burnside, 1995). Menurut The Seventh Report of the Joint

tekanan darah diastolik (TDD) (Burnside, 1995). Menurut The Seventh Report of the Joint

 National

 National Committee Committee on on Prevention Prevention 2003 2003 tekanan tekanan darah darah normal normal pada pada orang orang dewasa dewasa (usia (usia ≥18≥18

tahun) adalah < 120 mmHg

tahun) adalah < 120 mmHg (JNC VII).(JNC VII).

Tekanan darah akan mengalami peningkatan selama melakukan aktivitas fisik. Aktivitas

Tekanan darah akan mengalami peningkatan selama melakukan aktivitas fisik. Aktivitas

fisik akan memengaruhi kerja sistem muskuloskeletal. Pengaruh aktivitas fisik pada sistem

fisik akan memengaruhi kerja sistem muskuloskeletal. Pengaruh aktivitas fisik pada sistem

muskuloskeletal paling banyak dialami oleh otot. Selama melakukan latihan fisik, otot akan

muskuloskeletal paling banyak dialami oleh otot. Selama melakukan latihan fisik, otot akan

 beradaptasi untuk mempertahankan kelangsungan kontraksi (Afriwardi, 2010).

 beradaptasi untuk mempertahankan kelangsungan kontraksi (Afriwardi, 2010).

Farinatti et al., (2011) dalam penelitiannya tentang respon kardiovaskular terhadap

Farinatti et al., (2011) dalam penelitiannya tentang respon kardiovaskular terhadap

stretching dengan menggunakan metode PNF adalah stretching mempengaruhi tekanan darah.

stretching dengan menggunakan metode PNF adalah stretching mempengaruhi tekanan darah.

Penelitian dilakukan pada sampel dengan rata-rata berusia 22 tahun. Hasil penelitian

Penelitian dilakukan pada sampel dengan rata-rata berusia 22 tahun. Hasil penelitian

menunjukkan rata-rata peningkatan TDS pada sampel sebesar 12 hingga 15 mmHg. Peningkatan

menunjukkan rata-rata peningkatan TDS pada sampel sebesar 12 hingga 15 mmHg. Peningkatan

TDS yang dilakukan pada stretching aktif lebih besar daripada stretching pasif. Hasil lain

TDS yang dilakukan pada stretching aktif lebih besar daripada stretching pasif. Hasil lain

disebutkan oleh Silva et al., (2013) dalam penelitiannya tentang respon kardiovaskuler terhadap

disebutkan oleh Silva et al., (2013) dalam penelitiannya tentang respon kardiovaskuler terhadap

stretching PNF pada ekstremitas atas pada perenang wanita. Hasil penelitian menunjukkan

stretching PNF pada ekstremitas atas pada perenang wanita. Hasil penelitian menunjukkan

rata-rata peningkatan TDS sebesar 6 mmHg dan TDD 5 mmHg.

rata peningkatan TDS sebesar 6 mmHg dan TDD 5 mmHg.

B.

B. Rumusan MasalahRumusan Masalah

1.

1. Pengertian Pengertian Tekanan Tekanan DarahDarah

2.

2. Tempat Pengukuran Tekanan DarahTempat Pengukuran Tekanan Darah

3.

3. Fisiologi Fisiologi Pengaturan Pengaturan Tekanan Tekanan DarahDarah

4.

4. Mekanisme Tekanan DarahMekanisme Tekanan Darah

5.

5. Faktor yang Mempengaruhi Tekanan DarahFaktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

6.

6. Prosedur Pengukuran Tekanan DarahProsedur Pengukuran Tekanan Darah

7.

7. Analisis Jurnal Tekanan DarahAnalisis Jurnal Tekanan Darah

C.

C. TujuanTujuan

1.

1. Tujuan UmumTujuan Umum

Tujuan umum makalah ini adalah untuk mengetahui analisis jurnal tekanan darah.

Tujuan umum makalah ini adalah untuk mengetahui analisis jurnal tekanan darah.

2.

2. Tujuan KhususTujuan Khusus

a.

a. Untuk mengetahui pengertian tekanan darahUntuk mengetahui pengertian tekanan darah

 b.

 b. Untuk mengetahui tempat pengukuran tekanan darahUntuk mengetahui tempat pengukuran tekanan darah

c.

c. Untuk mengetahui fisiologi pengukuran tekanan darahUntuk mengetahui fisiologi pengukuran tekanan darah

d.

d. Untuk mengetahui mekanisme tekanan darahUntuk mengetahui mekanisme tekanan darah

e.

(2)

f. Untuk mengetahui cara prosedur tekanan darah g. Untuk menganalisis jurnal tekanan darah

D. Manfaat

Manfaat dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai materi pembelajaran bagi mahasiswa, khususnya dalam lingkup tekanan darah.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 (Smeltzer & Bare, 2001).

Menurut Hayens (2003), tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam proses ini dimana jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah, dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat. Sementara itu Palmer (2007) menyatakan bahwa tekanan darah diukur dalam satuan milimeter air raksa (mmHg).

B. Tempat Pengukuran Tekanan Darah

Tempat pengukuran darah menurut ( Materi TTV, 2011 ). 1. Arteri brankial : arteri yang terletak disiku bagian dalam. 2. Arteri popliteal : arteri yang terletak dibelakang lutut

3. Arteri radial : arteri yang terletak pada pergelangan tangan yang sejajar dengan ibu jari.

C. Fisiologi Pengaturan Tekanan Darah

Tekanan darah berarti daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh darah yang hampir selalu dinyatakan dalam milimeter air raksa. Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi. Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostasis di dalam tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirnya darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena, sehingga terbentuklah suatu aliran darah yang menetap. Tekanan darah diatur melalui beberapa mekanisme fisiologis untuk menjamin aliran darah ke jaringan yang memadai. Tekanan darah ditentukan oleh curah jantung (cardiac output, CO) dan resistensi pembuluh darah terhadap darah. Curah jantung adalah volume darah yang dipompa melalui jantung per menit, yaitu isi sekuncup (stroke volume, SV) x laju denyut jantung (heart rate, HR). Resistensi diproduksi terutama di arteriol dan dikenal sebagai resistensi vaskular sistemik.

Resistensi merupakan hambatan aliran darah dalam pembuluh, tetapi tidak dapat diukur secara langsung dengan cara apapun. Resistensi harus dihitung dari pengukuran aliran darah dan  perbedaan tekanan antara dua titik di dalam pembuluh. Resistensi bergantung pada tiga faktor,

(3)

Aliran darah yang mengalir di sirkulasi dalam periode waktu tertentu, secara keseluruhan adalah 5000 ml/menit pada sirkulasi total orang dewasa dalam keadaan istirahat. Aliran darah ini disebut curah jantung karena merupakan jumlah darah yang dipompa ke aorta oleh jantung setiap menitnya. Kecepatan aliran darah yang melalui seluruh sistem sirkulasi sama dengan kecepatan  pompa darah oleh jantung ─ yakni, sama dengan curah jantung. Isi sekuncup  jantung

dipengaruhi oleh tekanan pengisian (preload), kekuatan yang dihasilkan oleh otot jantung, dan tekanan yang harus dilawan oleh jantung saat memompa (afterload). Normalnya, afterload  berhubungan dengan tekanan aorta untuk ventrikel kiri, dan tekanan arteri untuk ventrikel kanan. Afterload meningkat bila tekanan darah meningkat, atau bila terdapat stenosis (penyempitan) katup arteri keluar. Peningkatan afterload akan menurunkan curah jantung jika kekuatan jantung tidak meningkat. Baik laju denyut jantung maupun pembentukan kekuatan, diatur oleh sistem saraf otonom (SSO/autonomic nervous system, ANS).

Hubungan antara tekanan, resistensi, dan aliran darah dalam sistem kardiovaskular dikenal dengan hemodinamika. Sifat aliran ini sangat kompleks, namun secara garis besar dapat diperoleh dari hukum fisika untuk sistem kardiovaskular.

D. Mekanisme Tekanan Darah

Tekanan darah dikontrol oleh otak, sistem saraf otonom, ginjal, beberapa kelenjar endokrin, arteri dan jantung. Otak adalah pusat pengontrol tekanan darah di dalam tubuh. Serabut saraf adalah bagian sistem saraf otonom yang membawa isyarat dari semua bagian tubuh untuk menginformasikan kepada otak perihal tekanan darah, volume darah dan kebutuhan khusus semua organ. Semua informasi ini diproses oleh otak dan keputusan dikirim melalui saraf menuju organ-organ tubuh termasuk pembuluh darah, isyaratnya ditandai dengan mengempis atau mengembangnya pembuluh darah. Saraf-saraf ini dapat berfungsi secara otomatis (Hayens, 2003).

Ginjal adalah organ yang berfungsi mengatur fluida (campuran cairan dan gas) di dalam tubuh. Ginjal juga memproduksi hormon yang disebut renin. Renin dari ginjal merangsang  pembentukan angiotensin yang menyebabkan pembuluh darah kontriksi sehingga tekanan darah

meningkat. Sedangkan hormon dari beberapa organ juga dapat mempengaruhi pembuluh darah seperti kelenjar adrenal pada ginjal yang mensekresikan beberapa hormon seperti adrenalin dan aldosteron juga ovari yang mensekresikan estrogen yang dapat meningkatkan tekanan darah. Kelenjar tiroid atau hormon tiroksin, yang juga berperan penting dalam pengontrolan tekanan darah (Hayens, 2003).

Pada akhirnya tekanan darah dikontrol oleh berbagai proses fisiologis yang bekerja  bersamaan. Serangkaian mekanisme inilah yang memastikan darah mengalir di sirkulasi dan memungkinkan jaringan mendapatkan nutrisi agar dapat berfungsi dengan baik. Jika salah satu mekanisme mengalami gangguan, maka dapat terjadi tekanan darah tingggi.

E. Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Menurut Kozier et al (2009), ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi tekanan darah, diantaranya adalah:

1. Umur 

Bayi yang baru lahir memiliki tekanan sistolik rata-rata 73 mmHg. Tekanan sistolik dan diastolik meningkat secara bertahap sesuai usia hingga dewasa. Pada orang lanjut usia, arterinya lebih

(4)

keras dan kurang fleksibel terhadap darah. Hal ini mengakibatkan peningkatan tekanan sistolik. Tekanan diastolik juga meningkat karena dinding pembuluh darah tidak lagi retraksi secara fleksibel pada penurunan tekanan darah.

2. Jenis Kelamin

Berdasarkan Journal of Clinical Hypertension, Oparil menyatakan bahwa perubahan hormonal yang sering terjadi pada wanita menyebabkan wanita lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Hal ini juga menyebabkan risiko wanita untuk terkena penyakit jantung menjadi lebih tinggi (Miller, 2010).

3. Olahraga

Aktivitas fisik meningkatkan tekanan darah. 4. Obat-obatan

Banyak obat-obatan yang dapat meningkatkan atau menurunkan tekanan darah. 5. Ras

Pria Amerika Afrika berusia di atas 35 tahun memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada  pria Amerika Eropa dengan usia yang sama.

6. Obesitas

Obesitas, baik pada masa anak-anak maupun dewasa merupakan faktor predisposisi hipertensi. F. Prosedur Pengukuran Tekanan Darah

Prosedur pengukuran tekanan darah menurut ( Annamma Jacob, 2014 ) a. Definisi

Pengukur tekanan darah dengan menggunakan sfigmomanometer   b. Tujuan

1. Untuk menentukan tekanan darah pasien sebagai data awal untuk dibandingkan dengan  pengukuran diwakti yang akan datang.

2. Untuk membantu menegakkan diagnosis

3. Untuk membantu pemeriksaan system kardiovaskular sebelum dan sesudah operasi, selama dan sesudah prosedur invansif.

4. Untuk memantau perubahan kondisi pasien 5. Untuk menilai respon terhadap terapi medis 6. Untuk menentukan status hemodinamik pasien c. Perangkat Alat

1.

Tabung air raksa

Sebuah sfigmomanometer terdiri dari:

Selang menyalurkan udara Katup membebaskan angin Kantung penekan

Bola tensi

a. Kantung penekan atau kantung karet yang dapat mengembang yang terbungkus dalam manset kain (ukuran yang sesuai).

 b. Bola karet pengembang (berfungsi menaikan tekanan). c. Sebuah manometer ( air raksa) untuk melihat tekanan

(5)

2. Stetoskop Penutup telinga Binaural Pipa karet Palang penekan Bel Diafragma

3. Bagan pasien untuk pencatatan

4. Pulpen hitam atau biru untuk mencatat d. Prosedur 

 No. Tindakan Keperawatan Rasionalisai 1. Periksa instruksi dokter. Rencana

asuhan keperawatan dan rekam medis.

Mendapatkan instruksi atau informasi khusus

2. Jelaskan prosedur tindakan dan tenangkan pasien. Pastikan pasien tidak merokok, mengonsumsi kafein, melakukan aktifitas fisik dan mental yang berat dalam 30 menit sebelum  pelaksanaan prosedur tersebut.

Mendapat persetujuan dan kerjasama  pasien dan meredakan kegelisahan. Merokok dan mengomsumso kafein dapat meningkatkan tekanan darah.

3. Cuci dan keringkan tangan Mencegah infeksi silang

4. Bantu pasien untuk duduk atau  berbaring dan pastikan tungkai tidak

menyilang

Mendapat hasil yang akurat

5. Ambil dan periksa alat Memastikan adanya kerusakan alat

6. Memposisikan sfigmomanometer kurang lebih setinggi jantung pasien memastikan tinggi air raksa pada angka nol

Membantu mendapatkan hasil yang akurat.

7. Pilih manset yang sesuai ukurannya. Memastikan bahwa lebah kantung  penekan paling tidak 20% lebih lebar dari pada diameter titik tengah ekstremitas yang digunakan. Jika

(6)

kantungnya terlalu lebar, hasil tekanan darah bisa lebih rendah. Jika terlalu kecil, hasilnya bisa lebih tinggi.

8. Paparkan lengan untuk memastikan tidak ada lengan baju yang menekan diatas manset.

Memastikan hasil yang akurat.

9. Pasang manset kurang lebih 2,5 cm diatas titik dimana arteri bravialis dapat diraba. Manset harus dipasang dengan rapid an kencang dengan  bagian tengah kantung karet berada

tepat diatas arteri

Memastikan hasil yang akurat . memasng manset terlalu kencang akan menghambat sirkulasi. Memasang manset terlalu longgar akan menaikan hasil bacaan (palsu) tekanan darah.

10. Stabilkan posisi manset dengan menyelipkan ujungnya dibawah atau merekatkan pengencang Velcro.

Mencegah terlepasnya manset .

11. Posisikan seluruh lengan setinggi  jantung pasien

Mendapatkan hasil yang akurat. Untuk setiap 1 cm posisi manset berada diatas atau dibawah jantung,tekanan darah akan bervariasi 0,8 mmHg

12. Pastikan lengan relaks dan ditopang. Memastikan kenyamanan pasien sehingga memungkinkan mendapatkan hasil yang akurat. Gerakan lengan dapat menimbulkan bising ketika mengaus kultasi.

13. Posisikan diri anda dalam posisi yang nyaman.

14. Hubungkan selang manset keselang manometer dan kemudian tutup katup dari bola karet pengembang.

15. Raba denyut nadi radialis dan kembangkan manset sampai denyut nadi hilang.

Memperkirakan tekanan sistolik untuk menentukan seberapa tinggi anda harus memompa air raksa agar terhindar dari kekeliruan akibat celah auskultasi.

16. Kembangkan kantung penekan lebih lanjut sebesar 20-30 mmHg kemudian kempiskan manset  berlahan-lahan. Perhatikan saat dimana denyut nadi muncul kembali. Buka kembali tutupnya.

Memastikan bahwa tinggi air raksa cukup tinggi. Untuk meminimalkan kesalahan terkait celah auskultasi. Saat diman denyut nadi muncul kembali adalah tekanan sistolik 

17. Raba arteri brakialis dan letakkan stetoskop secara ringan diatas arteri  brakialis. Pastikan bahwa bagian telinga dari stetoskop berada dalam

Memastikan pembacaan hasil yang akurat. Jika diagfragma stetoskop ditekan terlalu kencang, arteri akan tertekan. Bunyi terdengar lebih baik dengan

(7)

 posisi yang tepat (sedikit miring kedepan dan pastikan selangnya menggantung secara bebas). Naikan tinggi air raksa 20-30 mmHg diatas titik tekanan sistolik dengan cara meraba

 peletakan stetoskop yang benar. Gesekan stetoskop terhadap suatu benda dapat menghilangkan bunyi korot-kov.

18. Buka kembali katup dari bola karet  pengembang sehingga tinggi air raksa turun dengan kecepatan 2-4 mmHg/detik 

Mencegah bendungan vena dan kesalahan dan kenaikan tekanan akibat kecepatan pengempisan yang lebih lambat dan mencegah kesalahan  pembacaan hasil akibat kecepatan  pengempisan yang lebih tinggi

19. Ketika bunyi pertama terdengar  perhatikan tinggi air raksa, tinggi tersebut menandakan tekanan sistolik 

Bunyi pertama terdengar ketika darah mulai mengalih melewati arteri brakialis.

20. Lanjutkan pengempisan manset,  perhatikan tinggi air raksa pada manometer saat bunyi menghilang. Tinggi ini merupakan tekanan diastolic

21. Kempiskan manset secara total. Cabut selang yang terhubung dan lepaskan manset dari lengan pasien

 penyempitan pada arteri selama  pembacaan tekanan menyebabkan  bendungan vena di lengan atas.

22. Ulangi lagi prosedur ini setelah satu menit bila ada keraguan terhadap hasil bacaan tekanan darah.

menunggu selama satu menit menyebabkan bendungan vena kembali normal

23. Pastikan pasien merasa nyaman.

24. Rapikan peralatan dan bersihkan  bagian telinga dari stetoskop dengan

apusan alcohol.

mencegah infeksi silang

25. Cuci dan keringkan tangan.. mencegah infeksi silang

26. Catat hasil bacaan pada bagian opservasi atau lembaran yang sesuai

27. Laporkan kelalaian yang di temukan

e. Perhatian khusus

1. Jangan mengukur tekanan darah pada lengan pasien bila a. Ada infus intravena pada lengan tersebut

 b. Ada cidera atau penyakit pada lengan tersebut.

(8)

d. Pada sisi dimana pasien pernah menjalani mastektomi radikal e. Bila lengan tersebut lumpuh.

2. Selalu periksa tekanan dalam posisi berbaring sebelum melakukan dalam posisi tegak 

3. Bila ditubuhkan perbandingan tekanan darah dalam posisi berbaring atau berdiri, pasien harus  berada dalam posisi berbaring atau berdiri selama minimal 3 menit.

4. Gunakan ukuran manset yang sesuai. f. Variasi pediatrik 

a. Pada anak-anak, ukuran manset adalah sesuai bila lebar kantung penekan kurang lebih 40% dari lingkar lengan pada titik tengah yang berada diantara olecranon dan prosesus acromion.

 b. Tekanan darah sistolik di ektremitas bawah (paha/betis) lebih besar dari pada tekanan di ektremitas atas.

g. Rentang takanan darah normal sesuai usia

Usia Tekanan darah (mmHg) Bayi baru lahir 

3 tahun 10 tahun 16 tahun 46/38 sampai 92/72 72/40 sampai 110/74 84/40 sampai 122/74 94/48 sampai 120/86 BAB III PEMBAHASAN A. Jurnal

Analisi Jurnal pengukuran tekanan dara antara po sisi duduk dan posisi berdiri pada mahasiswa semester VII ( tujuh ) tahun 2014/2015 fakultas ke dokteran Universitas Sam Ratulangi.

B. Analisis Jurnal

Mengetahui hasil pengukuran tekanan darah antara posisi duduk dan posisi berdiri pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat. Penelitian dilaksanakan di Kampus Fakultas Kedokteran Unsrat pada bulan NovemberDesember 2014. Metode pada penelitian ini yaitu observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel ditentukan secara simple random sampling yang berjumlah 76 orang. Data dianalisa menggunakan SPSS 20 dan uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan hasil  pengukuran tekanan darah antara posisi duduk dan posisi berdiri. Hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut: Tekanan darah sistolik antara posisi duduk vs posisi berdiri (115,861±9,3039 vs 110,324±9,1302 mmHg) dan tekanan darah diastolik antara posisi duduk vs posisi berdiri (76,918±7,5981 vs 75,233±7,3319 mmHg). Hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan  bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara posisi duduk dan posisi berdiri dengan nilai p = 0.000 < α = 0,05. Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa terdapat perbedaan hasil  pen gukuran tekanan darah antara posisi duduk dan posisi berdiri.

(9)

Berdasarkan hasil penelitian uji statistik, Pada analisa univariat didapatkan hasil bahwa responden penelitian terbagi menjadi 3 kelompok usia yaitu usia 20 tahun, 21 tahun dan 22 tahun. Usia terbanyak terdapat pada kelompok usia 21 tahun dengan jumlah 48 orang (63,2%), sedangkan kelompok usia terendah yaitu usia 22 tahun yang berjumlah 8 orang (10,5%). Untuk  jenis kelamin, Responden terbanyak yaitu perempuan dengan jumlah 48 orang (63,2%)

sedangkan laki-laki hanya berjumlah 28 orang (36,8%).

Penelitian Eşer, duduk mendukung hasil penelitian ini yaitu terjadi penurunan tekanan darah diastolik dari posisi duduk ke posisi berdiri. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Andrea Roati, tekanan darah diastolik pada posisi berdiri lebih tinggi daripada tekanan darah diastolik pada posisi duduk. Penyebab terjadinya perbedaan hasil pada penelitian ini dengan hasil yang didapatkan oleh Andrea Roati, kemungkinan diakibatkan oleh perbedaan alat yang digunakan. Penelitian ini menggunakan sfigmomanometer Air raksa sedangkan pada  penelitian Andrea Roati menggunakan sfigmomanometer digital. Apabila seseorang dalam  posisi berdiri, tekanan intravaskular di semua tempat menjadi sama dengan tekanan yang dihasilkan oleh kontraksi jantung ditambah tekanan tambahan sama dengan berat kolom darah dari jantung ke titik pengukuran.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh darah. Sementara itu Palmer (2007) menyatakan  bahwa tekanan darah diukur dalam satuan milimeter air raksa (mmHg).

Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi. Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostasis di dalam tubuh. Tekanan darah dikontrol oleh otak, sistem saraf otonom, ginjal, beberapa kelenjar endokrin, arteri dan jantung. Ada beberapa factor yang mempengaruhi tekanan darah adalah umur, jenis kelamin, penyakit dan obesitas. Tempat pengukuaran tekanan darah arteri brankial yaitu arteri yang terletak disuku  bagian dalam. Arteri popliteal adalah arteri yang terletak dibelakang lututselanjutnya arteri

radial yaitu arteri yang terletak pada pergelangan tangan yang sejajar dengan ibu jari. B. Saran

Sebaiknya Petugas Kesehatan dalam melakukan pemeriksaan tekanan darah memperhatikan  posisi dan selalu teliti. Harus peka mendenganrkan bunyi systole maupun diastole.

Referensi

Dokumen terkait

Semangka kuning dapat menurunkan tekanan darah diastolik lebih rendah daripada semangka merah yang ditunjukan dengan hasil penelitian, yaitu rerata selisih tekanan

Menurut Sorensen (1996), tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah.. diastolik lebih dari

Analisis data pada kelompok intervensi didapatkan bahwa rata-rata tekanan diastolik pasien hipertensi sebelum dilakukan intervensi adalah 94,5 mmHg.. Tekanan darah diastolik

Penelitian ini telah mengidentifikasi efek hipnosis terhadap penurunan tekanan darah klien hipertensi primer dengan hasil yang bermakna. Penurunan tekanan darah diastolik

Semangka kuning dapat menurunkan tekanan darah diastolik lebih rendah daripada semangka merah yang ditunjukan dengan hasil penelitian, yaitu rerata selisih tekanan

Definisi hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada

Judul Tesis : HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH SISTOLIK, TEKANAN DARAH DIASTOLIK, TEKANAN NADI DAN TEKANAN ARTERI RATA-RATA DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA USIA DI

Ya hasil praktikum tidak sesuai teori yaitu tekanan darah pada saat posisi       berbaring paling besar dibandingkan posisi duduk dan berdiri.. Apakah hasil praktikum saudara