• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN ALAT BANTU TRADISIONAL UNTUK STIMULASI BERJALAN PADA BAYI UMUR 9-12 BULAN DI BPM MA RIFATUN PURING KEBUMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN ALAT BANTU TRADISIONAL UNTUK STIMULASI BERJALAN PADA BAYI UMUR 9-12 BULAN DI BPM MA RIFATUN PURING KEBUMEN"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

PENGGUNAAN ALAT BANTU TRADISIONAL UNTUK STIMULASI BERJALAN PADA BAYI UMUR 9-12 BULAN

DI BPM MA’RIFATUN PURING KEBUMEN

Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh: YULIANA NIM B1401229

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

(2)

i

KARYA TULIS ILMIAH

PENGGUNAAN ALAT BANTU TRADISIONAL UNTUK STIMULASI BERJALAN PADA BAYI UMUR 9-12 BULAN

DI BPM MA’RIFATUN PURING KEBUMEN

Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh: YULIANA NIM B1401229

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

(3)
(4)
(5)
(6)

v

KARYA TULIS ILMIAH

PENGGUNAAN ALAT BANTU TRADISIONAL UNTUK STIMULASI BERJALAN PADA BAYI UMUR 9-12 BULAN

DI BPM MA’RIFATUN PURING KEBUMEN1

Yuliana2, Hastin Ika I, S.SiT. MPH3 INTISARI

Latar Belakang : Berjalan adalah gerakan yang membutuhkan koordinasi kekuatan otot kaki bagian atas dan bawah. Banyak orang tua menggunakan alat yang salah untuk membantu stimulasi berjalan anak, sehingga perkembangan anak dalam berjalan menjadi lambat. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menerapkan inovasi yaitu dengan penggunaan alat bantu tradisional untuk stimulasi berjalan pada bayi umur 9-12 bulan, untuk mengetahui respon ibu dalam penggunaan alat bantu tradisional untuk melakukan stimulasi berjalan bayi, dan untuk mengetahui efektifitas alat bantu tradisional.

Metode : Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah deskriptif analitik,

dengan pendekatan study kasus (case study).

Hasil : Setelah dilakukan stimulasi berjalan pada bayi menggunakan alat bantu

tradisional, kemampuan semua partisipan bertambah. Pada partisipan pertama dapat berjalan 2 langkah tanpa bantuan, sedangkan pada partisipan kedua dapat berdiri dengan tegak.

Kesimpulan : Penggunaan alat bantu tradisional belum terbukti efektif dalam

menstimulasi bayi untuk berjalan. Hal ini dikarenakan penulis tidak dapat melakukan observasi sampai bayi dapat berjalan dengan baik karena keterbatasan waktu.

Kata Kunci : Stimulasi Berjalan, alat bantu tradisional. Kepustakaan : 31 Pustaka (2002-2015)

Jumlah Halaman : xi + 46 Halaman + 4 Lampiran

1

Judul

2

Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan

3

(7)

vi

SCIENTIFIC PAPER

THE USE OF TRADITIONAL AIDS FOR STIMULATING BABY IN THE AGE OF 9-12 MONTHS TO WALK IN INDEPENDENT MIDWIFERY

CLINIC OF MIDWIFE MA'RIFATUN AT PURING, KEBUMEN

Yuliana2, Hastin Ika I, S.SiT. MPH3

ABSTRACT

Background: Walking is a movement requiring coordination of the the strength

of upper and lower leg muscles. Many parents use a wrong tool (aids) to stimulate their children to walk, so that their children's growth in walking is slow. Therefore, the writer is interested in applying innovation, i.e traditional aids for stimulating a baby in the age of 9-12 months to walk, to know the mother's response on the use of traditional aids to stimulate her baby walking, and knowing the effectiveness of the traditional aids.

Method: This study is an analytical descriptive with case study approach.

Result: After the walking stimulation using the traditional aids, the ability of all

participants (2 babies) to walk is increasing. The first participant could walk 2 steps forwards without assistance. While the second participant could stand upright.

Conclusion: The use of traditional aids is not yet effective for stimulating a baby

to walk. This is because the writer could not conduct the observation until the baby could walk well. This was because of limited time.

Keywords: Walking stimulation, traditional aids. Literature: 31 references (2002-2015)

Number of Pages: xi + 46 pages + 4 appendices

1

Title

2

Student of DIII Program of Midwifery Dept

3

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul “ Penggunaan Alat Bantu Tradisional Untuk Stimulasi Berjalan Pada Bayi Umur 9-12 Bulan di BPM Ma’rifatun Puring, Kebumen”. Laporan Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar ahli madya kebidanan.

Selama penyusunan laporan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapat bimbingan, masukan dan dukungan dari beberapa pihak, sehingga laporan KTI ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Hj. Herniyatun, M.Kep.Sp.Mat selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah Gombong,

2. Eka Novyriana, S.ST, M.P.H. selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan STIKes Muhammadiyah Gombong

3. Eni Indrayani, S.ST, M.P.H. selaku penguji I sidang KTI yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini .

4. Hastin Ika I, S.SiT. M.P.H. selaku penguji II sidang KTI dan pembimbing KTI yang telah banyak membantu penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini,

5. Bidan Ma’rifatun, Amd.Keb, selaku pembimbing lahan yang telah banyak membantu penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini,

6. Ny. F dan Ny. U yang bersedia menerima asuhan Karya Tulis Imiah beserta keluarganya.

7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik materil maupun moril, dorongan semangat dan doa yang tiada henti,

8. Semua teman-teman seperjuangan D3 Kebidanan, yang telah membantu penulis dalam penyelesaian laporan Karya Tulis Ilmiah ini,

9. Risqi Lukman Kurniawan yang telah memberikan doa, dukungan dan inspirasinya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan KTI. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan laporan Karya Tulis Ilmiah ini.

Menyadari akan berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh penulis, baik pengetahuan maupun pengalaman tentunya laporan komprehensif ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah bagi kita semua (Amin).

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gombong, Juni 2017

(9)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

INTISARI . ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... x DAFTAR LAMPIRAN ... xi BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar belakang ... 1 B. Tujuan... 5 C. Manfaat... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Tinjauan Teori ... 7

1. Tumbuh Kembang Bayi ... 7

2. Perkembangan Motorik ... 11

3. Stimulasi ... 13

4. Alat Bantu Jalan ... 15

B. Kerangka Teori ... 25

BAB III METODE PENELITIAN... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

B. Partisipan ... 27

C. Tempat dan Waktu ... 27

D. Instrumen ... 28

BAB IV MANAJEMEN KASUS, HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Manajemen Kasus ... 30 B. Hasil ... 33 C. Pembahasan ... 41 BAB V PENUTUP ... 45 A. Kesimpulan... 45 B. Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rata-Rata Berat Badan Dan Tinggi Badan Bayi Umur 0-12 Bulan ... 10 Tabel 2. Hasil Observasi pada Partisipan An. F... 34 Tabel 3. Hasil Observasi pada Partisipan An. S... 36

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Baby Walker ... 16 Gambar 2. Baby Walker Tradisional Bambu ... 22

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent Lampiran 2 Lembar Observasi Lampiran 3 Dokumentasi

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak adalah aset yang berharga bagi bangsa Indonesia. Departemen Kesehatan Nasional mendata pada tahun 2014 jumlah anak usia 0-4 tahun di Indonesia sebanyak 24.053.816 jiwa, 2.735.448 di antaranya terdapat di Jawa Tengah. Hal ini menjadi potensi yang besar bagi bangsa Indonesia apabila kondisi tumbuh kembang anak diperhatikan dengan baik. Tumbuh kembang anak memerlukan pembinaan sejak dini, termasuk kesempatan seluas-luasnya untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial (Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI), 2015).

Bayi adalah anak yang baru lahir sampai berumur 1 tahun dan mengalami proses tumbuh kembang (Tanuwidjaya, 2008). Proses tersebut berlangsung dengan pesat dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan namun, berlangsung sangat pendek dan tidak dapat diulangi lagi sehingga disebut sebagai “masa keemasan” (golden period) (Depkes RI, 2010).

Tumbuh kembang merupakan dua proses yang berbeda, tetapi keduanya tidak dapat berdiri sendiri, terjadi secara simultan, saling berkaitan, dan berkesinambungan dari masa konsepsi hingga dewasa (Tanuwidjaya, 2008). Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam ukuran, besar, jumlah, atau dimensi tingkat sel, organ, maupun individu. Sedangkan perkembangan merupakan peningkatan kemampuan struktur dan fungsi tubuh

(14)

2

yang lebih kompleks dalam pola yang teratur serta dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan (Soetjiningsih, 2012). Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot terkoordinasi. Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan anak untuk mengontrol otot-otot besar, seperti kemampuan anak untuk duduk, berdiri, berjalan, berlari dan sebagainya (Suririnah, 2009).

Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi perkembangan motorik kasar pada anak yaitu kurangnya pemberian stimulasi pada anak. Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapatkan stimulasi rutin yang diberikan oleh ibu dan ayah, serta anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tempat tinggal anak (Laurent, 2011). Stimulasi yang diberikan pada anak usia 9-12 bulan yaitu seperti memasukkan mainan ke dalam balok, menggelindingkan bola, berlatih berdiri dan berjalan dengan berpegangan. Anak yang tidak mempunyai kesempatan berjalan seperti sering di gendong dan diletakkan di baby walker dapat mengalami keterlambatan dalam pencapaian kemampuan motoriknya (Saifuddin, 2008).

Faktor-faktor yang mempengaruhi lambatnya kemampuan anak dalam berjalan yaitu faktor fisik, faktor psikologis dan faktor lingkungan. Yang termasuk faktor fisik adalah berat badan anak yang kurang dari normal atau lebih dari normal (obesitas), gangguan suatu penyakit dan gangguan pada saraf otak. Faktor psikologis meliputi inisiatif anak dalam mencoba, trauma atau takut karena jatuh pada saat berjalan untuk pertama kalinya, sedangkan yang

(15)

3

termasuk dalam faktor lingkungan adalah stimulasi asih, asah dan asuh (Nursalam, 2005).

Perkembangan motorik kasar merupakan tugas perkembangan jasmani yang berupa koordinasi gerakan tubuh untuk menjaga keseimbangan. Pada tahap ini banyak orang tua menggunakan alat bantu jalan dengan harapan anak mampu berjalan lebih awal dibanding usia perkembangannya dan meringankan tugas orang tua dalam memberikan stimulasi perkembangan motorik anak (Nursalam, 2005).

Proses belajar berjalan yang biasa dilakukan pada saat ini adalah belajar berjalan dengan bantuan orang tua dan belajar berjalan menggunakan alat bantu yaitu baby walker. Proses belajar berjalan dengan bantuan orang tua dimana anak belajar berjalan dengan cara dipegangi oleh orang tua. Bagian yang dipegangi adalah tangan, anak akan menggenggam tangan orang tuanya untuk dapat melangkahkan kaki. Namun hal ini tidak baik untuk pertumbuhan anak, karena jika orang tua tidak mengikuti gerakan anak dengan baik, tangan anak akan tertahan dan menyebabkan cedera pada otot tangan anak (Nursalam, 2005).

Banyak masyarakat Indonesia mempercayai baby walker dapat membantu bayi berjalan tetapi kenyataannya tidak. Bahaya yang ditimbulkan oleh baby walker ini juga telah di ungkapkan The American Academy of Pediatrics (AAP) hampir 15.000 kecelakaan yang terjadi pada balita setiap tahunnya, disebabkan oleh penggunaan baby walker sebagai alat bantu berdiri. Lebih dari 35 bayi meninggal sejak tahun 1973 akibat kecelakaan yang

(16)

4

disebabkan oleh pemakaian baby walker. Tidak hanya kecelakaan yang ditimbulkan oleh pemakaian baby walker ini. Karena memakai alat yang membantu jalannya bayi ini, juga bisa membuat kelainan kaki dan beberapa kelainan lain pada bayi, antaranya menggangu aktifitas motorik anak dan menimbulkan kelemahan otot (Elizawarda, 2010).

Pada anak yang normal kemampuan untuk berjalan membutuhkan koordinasi kekuatan otot kaki bagian atas dan bawah sedangkan penggunaan baby walker hanya akan melatih otot-otot tungkai bawah dan tidak melatih otot tungkai atas dan panggul yang diperlukan untuk dapat berjalan (Rini & Barnie, 2011). Baby walker dapat meringankan pekerjaan orang tua. Orang tua dapat menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sambil menjaga anak mereka dengan menggunakan baby walker. Anak yang duduk dalam baby walker dapat bermain sendiri dengan tenang tanpa harus digendong oleh orang tua, sehingga orang tua dapat mengerjakan pekerjaan lain tanpa gangguan dari anak mereka (Dogan; Blici; Yilmaz; Catal & Keles, 2009).

Di BPM (Bidan Praktek Mandiri) Ma’rifatun tepatnya di Desa Krandegan jumlah anak yang berusia 9 sampai 12 bulan berjumlah 25 anak dimana jumlah laki-laki ada 12 anak dan perempuan ada 13 anak. Anak yang berusia 9 bulan ada 5 anak, yang berusia 10 bulan ada 3 anak, yang berusia 11 bulan ada 12 anak, dan yang berusia 12 bulan ada 3 anak. Jumlah anak yang pernah menggunakan baby walker ada 4 anak, 1 anak diantaranya pernah jatuh dari baby walker. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan, maka penulis tertarik untuk menciptakan inovasi yaitu alat tradisional

(17)

5

yang berbahan dasar kayu untuk membantu stimulasi berjalan pada bayi. Alat tersebut mempunyai tujuan yang sama seperti baby walker tetapi bentuk dan cara penggunaannya berbeda serta lebih aman untuk aktifitas motorik anak.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Melakukan asuhan kebidanan pada bayi dengan inovasi pembuatan alat tradisional untuk membantu stimulasi berjalan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui respon ibu dalam penggunaan alat bantu tradisional untuk melakukan stimulasi berjalan bayi.

b. Mengetahui efektifitas penggunaan alat bantu tradisional untuk stimulasi berjalan pada bayi.

C. Manfaat

1. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi

Karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat untuk menambah keragaman pustaka bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah Gombong khususnya program studi DIII Kebidanan tentang inovasi mahasiswa dalam membantu stimulasi berjalan pada bayi.

(18)

6

b. Bagi Bidan Praktik Mandiri (BPM)

Asuhan ini dapat dijadikan masukan untuk alternatif pelayanan yang inovatif dalam memberikan asuhan pada bayi yang masih dalam tahap stimulasi berjalan.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis

Asuhan ini untuk menambah pengetahuan dalam bidang ilmu kebidanan yaitu ilmu cara membantu orang tua untuk anaknya stimulasi berjalan dan penulis dapat menerapkan secara langsung kepada kilen serta mengevaluasi hasil asuhan yang diberikan.

b. Bagi Klien

Asuhan ini dapat memberikan rasa percaya diri ,kemandirian dan kemauan pada bayi untuk berjalan.

c. Bagi Orang Tua

Asuhan ini dapat memberikan alternatif dan memberikan kemudahan bagi orang tua dalam membantu stimulasi pada bayi yang belum bisa berjalan.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. (2011). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Anonim. (2013). Baby Walker.

http://www.kidsafensw.org/imagesdb/wysiwyg/babywalkerssafety2013_ 1.pdf. Diakses pada tanggal 1 Maret 2017.Arikunto, S. (2010). Prosedur

Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka

Cipta.

Chagas, et al. (2011). Pirets About The Use Of Baby Walkers. Original Article Rev Bras Fisioter 15 (14) : 303-309

Dahlan, M. S. (2008). Statistik Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI). (2015). Deteksi Dini

Tumbuh-Kembang Anak. Pedoman Penatalaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta : Depkes RI.

Depkes RI. (2006). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi

Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Depkes RI

Depkes RI. (2010). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi

Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Depkes RI

Depkes RI. (2011). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi

Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Depkes RI

Dogan, et al. (2009). Baby Walkers: A Perspective From Turkey Reguler Article Acta Peadiatrica (PP) : 1656-1660

Elizawarda. (2010). Hubungan Penggunaan Baby Walker Dengan Kecepatan

Bayi Berjalan Di Kelurahan Cengkeh Turi Kecamatan Binjai Utara.

Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwifery, Environment, Dentist) Volume 6, NO. 73-78

Indra. (2011). Melatih Bayi Berjalan dengan Alat Sederhana. https://indrakh.wordpress.com/2011/08/29/melatih-bayi-berjalan-dengan-alat-sederhana/. Diakses pada tanggal 16 Agustus 2017

(20)

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). (2007). Pedoman

Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dini dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Bina Kesehatan

Masyarakat Kementrian Kesehatan RI.

Kindersley. (2009). 101 Tips Terpenting Merawat Bayi. Jakarta:Dian Rakyat. Laurent, S. (2011). Ensiklopedia Perkembangan Anak. Jakarta: Esensi Erlangga

Group.

Marimbi, H. (2010). Tumbuh Kembang, Status Gizi Dan Imunisasi Dasar Pada

Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.

Marmi dan Rahardjo, K. (2015). Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak

Prasekolah.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Maryunani, A. (2010). Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan, Cetakan Pertama. Jakarta : CV. Trans Info Medika.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika Rini & Barnie. (2011). Buku Pintar Bayi. Jakarta: Pustaka Bunda.

Rizky, D. (2007). Tugas Akhir Desain Produk Desain Static Baby Walker dengan

Konsep Pendekatan Material Khas Alam Indonesia untuk Pertumbuhan Bayi.http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-29313-3408100032

Paper.pdf. Diakses pada tanggal 16 Agustus 2017.

Saifuddin, A.B. (2008). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

Soetjiningsih. (2012). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran : EGC.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suratun. (2008). Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : EGC

http://www.rubrikita.com/2015/02/penggunaan-alat-bantu-jalan.html. Diakses pada tanggal 1 Maret 2017.

(21)

Tanuwidjaya, S. (2008). Konsep Umum Tumbuh dan Kembang. Jakarta: Balai Penerbit FKUI (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia).

Taylor, B. 2002. Baby Walkers Delay Development, Cause Injuries, and We

Should Consider Banning Them. BMJ, 325: 612.

The European Child Safety Alliance. (2010). Background Paper : Baby Walker.

http://www.childsafetyeurope.org/publications/positionstatements/info/ba by-walkers-backgrounder.pdf. Diakses pada tanggal 1 Maret 2017.

(22)
(23)
(24)
(25)
(26)

LEMBAR OBSERVASI PARTISIPAN 1

Nama Anak : An. F

Umur : 11 bulan (20 Mei 2016) Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Orang Tua : Ny. F dan Tn. F

No Hari/Tanggal Keadaan

Anak Hasil

1. Sabtu

22 April 2017 Jam 09.00 WIB

Sehat Kemampuan Motorik yang sudah dimiliki An. F : merangkak, rambatan, duduk, berdiri sendiri selama 2 detik, berjalan dengan ditatih tangannya.

Dilakukan stimulasi 2x

Masih sedikit takut berjalan dengan alat bantu, mendorong alat dengan pelan.

2. Minggu 23 April 2017 Jam 15.00 WIB

Sehat Dilakukan stimulasi 2x

An. F sudah mulai tidak takut mendorong alat, berjalan dengan bantuan, berdiri tanpa pegangan 3. Senin

24 April 2017 Jam 15.00 WIB

Sehat Dilakukan stimulasi 3x

An. F sudah mulai menyukai alat bantu jalan tradisional, masih berjalan dengan bantuan 4. Selasa

25 April 2017 Jam 15.00 WIB

Sehat Dilakukan stimulasi 3x

An. F sudah terbiasa menggunakan alat bantu jalan tradisional, masih berjalan dengan bantuan 5. Rabu

26 April 2017 Jam 15.00 WIB

Sehat Dilakukan stimulasi 3x

An. F mendorong alat bantu jalan tradisional dengan sambil makan cemilan

6. Kamis

27 April 2017 Jam 15.00 WIB

Sehat Dilakukan stimulasi 2x

An. F berjalan mendorong alat dengan cepat saat dirangsang oleh keluarganya

7. Jum’at

28 April 2017 Jam 15.00 WIB

Sehat Dilakukan stimulasi 3x

An. F terlihat sama seperti biasanya yaitu belajar berjalan dengan alat

8. Sabtu

29 April 2017 Jam 15.00 WIB

Sehat Dilakukan stimulasi 2x

An. F sesekali jatuh duduk dari berdiri kemudian dapat bangun sendiri tanpa bantuan, berjalan dengan bantuan

9. Minggu 30 April 2017 Jam 15.00 WIB

Sehat Dilakukan stimulasi 3x

An. F belajar berjalan dengan alat bantu tradisional dan tidak merasa bosan dengan alat tersebut.

(27)

No Hari/Tanggal Keadaan

Anak Hasil

10. Senin 1 Mei 2017 Jam 15.00 WIB

Sehat Dilakukan stimulasi 3x

Saat alat dilepas, kemampuan berjalan An. F diuji dengan operan yaitu dari nenek An. F, An. F mencoba berlari menuju Ny. F tetapi badan an.F belum dapat bergerak seimbang sehingga An. F jatuh dipelukan Ny. F setelah berjalan hanya 2 langkah saja tanpa bantuan.

11. Selasa 2 Mei 2017 Jam 15.00 WIB

Sehat Dilakukan stimulasi 2x

An. F terlihat sangat terbiasa memakai alat bantu jalan, sehingga berusaha meraihnya saat alat bantu ditidurkan dan ingin belajar berjalan, An. F belum dapat berjalan tanpa bantuan.

12. Rabu 3 Mei 2017 Jam 15.00 WIB

Sehat Dilakukan stimulasi 3x

An. F terlihat sama seperti hari sebelumnya 13. Kamis

4 Mei 2017 Jam 15.00 WIB

Sehat Dilakukan stimulasi 3x

An. F terlihat gembira diajak komunikasi dengan keluarga sambil belajar berjalan dengan alat bantu jalan tradisional.

14. Jumat 5 Mei 2017 Jam 15.00 WIB

Sehat Dilakukan stimulasi 2x

Saat menggunakan alat bantu jalan, An. F menjadi lebih berani belajar berjalan, mendorong alat dan menunjuk ke tempat mana yang akan ia tuju. Saat tidak menggunakan alat bantu jalan, An. F kadang mampu bangun sendiri dari duduknya, An. F juga sudah mampu perlahan-lahan melangkah berjalan tanpa bantuan meskipun hanya 2 langkah. Tetapi An. F belum dapat mengkoordinir gerakannya sehingga belum dapat berjalan dengan baik tanpa bantuan.

(28)

LEMBAR OBSERVASI PARTISIPAN 2

Nama Anak : An. S

Umur : 9 bulan (5 Juli 2016) Jenis Kelamin : Laki-laki

Nama Orang Tua : Ny. U dan Tn. S

No Hari/Tanggal Keadaan

Anak Hasil

1. Rabu

26 April 2017 Jam 13.00 WIB

Sehat Kemampuan Motorik yang sudah dimiliki An. S : sudah bisa duduk, berdiri dan berjalan dengan bantuan dititah dengan berpegangan tangan. Dilakukan stimulasi 2x

Masih bingung berjalan dengan alat bantu, kadang mau berjalan harus dengan ditarik oleh Ny. U dan kadang tidak mau memegang alat. 2. Kamis

27 April 2017 Jam 15.30 WIB

Sehat Dilakukan stimulasi 2x

An. S mulai mengenal dan mengetahui fungsi alat bantu jalan tradisional. Tangan An. S bertumpuan pada alat saat ditarik oleh Ny. U dan mulai berjalan.

3. Jumat

28 April 2017 Jam 15.30 WIB

Sehat Dilakukan stimulasi 2x

Ny. U mulai merasakan An. S mulai sedikit-sedikit mendorong alat bantu jalannya ke depan. 4. Sabtu

29 April 2017 Jam 15.30 WIB

Sehat Dilakukan stimulasi 2x

An. S mulai mendorong alat dan menggerakan kakinya untuk berjalan.

5. Minggu 30 April 2017 Jam 15.30 WIB

Sehat Dilakukan stimulasi 2x

An. S masih mau belajar berjalan dengan bantuan alat tradisional yang dikontrol oleh Ny.U

6. Senin 1 Mei 2017 Jam 15.30 WIB

Sehat Dilakukan stimulasi 2x

An. S memegang alat dengan satu tangan dalam posisi berdiri.

7. Selasa 2 Mei 2017 Jam 15.30 WIB

Sehat Dilakukan stimulasi 2x

An. S sudah terbiasa menggunakan alat bantu jalan setiap hari dan semakin kuat mendorong saat keluarga disekelilingnya ada untuk merangsangnya berjalan. 8. Rabu 3 Mei 2017 Jam 15.30 WIB Sehat, Rewel

Tidak dilakukan stimulasi karena anak rewel dan tidak mau bermain setelah mendapat imunisasi campak.

(29)

No Hari/Tanggal Keadaan

Anak Hasil

9. Kamis 4 Mei 2017 Jam 15.30 WIB

Sehat Dilakukan stimulasi 2x

An. S mulai belajar berjalan lagi menggunakan alat bantu

10. Jumat 5 Mei 2017 Jam 15.30 WIB

Sehat Dilakukan stimulasi 2x

An. S belajar berjalan dengan alat bantu seperti hari sebelumnya, An. S masih belum dapat berdiri sendiri hanya saja posisi berdirinya lebih tegak dibanding sebelumnya.

11. Sabtu 6 Mei 2017 Jam 15.30 WIB

Sehat Dilakukan stimulasi 2x

An. S terlihat sama seperti hari sebelumnya. 12. Minggu

7 Mei 2017 Jam 15.30 WIB

Sehat Dilakukan stimulasi 2x

Saat tidak menggunakan alat bantu jalan, An. S seolah-olah ingin berjalan tanpa bantuan tetapi An. S terjatuh dalam posisi duduk.

13. Senin 8 Mei 2017 Jam 15.30 WIB

Sehat Dilakukan stimulasi 2x

An. S terlihat semakin aktif menggerakan kakinya untuk belajar berjalan dengan maupun tanpa alat bantu.

14. Selasa 9 Mei 2017 Jam 15.30 WIB

Sehat Dilakukan stimulasi 2x

An. S masih belum dapat berdiri sendiri, tetapi berdiri dengan berpegangan, posisi badan menjadi lebih tegak. An. S lebih mempunyai kemauan berani untuk dapat berjalan sendiri tanpa bantuan.

(30)
(31)

DOKUMENTASI

(32)

DOKUMENTASI

(33)
(34)
(35)
(36)

Gambar

Tabel 1. Rata-Rata Berat Badan Dan Tinggi Badan Bayi Umur 0-12 Bulan ........ 10  Tabel 2
Gambar 1. Baby Walker ........................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Dalam mendukung program MKJP tersebut, pemerintah maupun swasta mengupayakan program pelayanan kesehatan reproduksi telah dilaksanakan di Rumah

Hasil perhitungan rasio keserasian Kota Makassar tahun anggaran 2007-2011 yang menunjukkan masih rendahnya rasio belanja pembangunan apabila dibandingkan dengan

Program loyalitas mempengaruhi probabilitas responden memilih melakukan pembelian kembali dan merekomendasikan kepada konsumen lain lebih tinggi dibandingkan dengan

Majasyang ditemukan di seluruh lirik lagu dalam album “Wakil Rakyat” karya Iwan Fals ini ada sebanyak 12 macam majas yaitu majas metafora 27, majas personifikasi 12,

upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu sarana prasarana pendidikan di SMAN 1 Mojo dengan adannyaPerencanaanprasaranasarana, pengadaan prasaranasarana,

nikmat dan ridho-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis dengan judul “ Kajian Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan Karakter Novel Ayah Karya Andrea Hirata Serta

Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional