LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN BCB + SMK + ASFIKSIA BERAT DI RUANG CENDRAWASIH
DENGAN BCB + SMK + ASFIKSIA BERAT DI RUANG CENDRAWASIH
RSUD BANJARBARU
RSUD BANJARBARU
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN BCB
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN BCB +
+
SMK + ASFIKSIA BERAT
SMK + ASFIKSIA BERAT
DI RUANG CENDRAWASIH
DI RUANG CENDRAWASIH
RSUD BANJARBARU
RSUD BANJARBARU
KATA PENGANTAR KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus Asuhan Kebidanan Di Ruang sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus Asuhan Kebidanan Di Ruang Cendrawasih RSUD
Cendrawasih RSUD BanjarbarBanjarbaru.u.
Penulisanan laporan ini dalam rangka menerapkan praktik klinik kebidanan Penulisanan laporan ini dalam rangka menerapkan praktik klinik kebidanan yang merupakan salah satu mata kuliah atau kurikulum yang harus dilalui dalam yang merupakan salah satu mata kuliah atau kurikulum yang harus dilalui dalam proses pendidikan. Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan proses pendidikan. Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam bantuan, bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin
kesempatan ini penulis ingin mengucapkamengucapkan terima kasih n terima kasih yang sebesar-besarnya kepadayang sebesar-besarnya kepada ::
1.
1. Yayasan Indah Sari Mulia BanjarmasinYayasan Indah Sari Mulia Banjarmasin 2.
2. Anggrita Sari, S.Si.T.,M.Pd.,M.Kes sebagai Direktur Akademi Kebidanan Sari MuliaAnggrita Sari, S.Si.T.,M.Pd.,M.Kes sebagai Direktur Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin
Banjarmasin 3.
3. Nurul hidayah,SST selaku bagian Praktik Klinik Akademi Kebidanan Sari MuliaNurul hidayah,SST selaku bagian Praktik Klinik Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin
Banjarmasin 4.
4. Ramalida Daulay, SST sebagai Pembimbing Pendidikan (CT) Di Akademi KebidananRamalida Daulay, SST sebagai Pembimbing Pendidikan (CT) Di Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin
Sari Mulia Banjarmasin 5.
5. Fina Andriati, AMK sebagai Pembimbing Lahan Praktik (CI) Di Ruang CendrawasihFina Andriati, AMK sebagai Pembimbing Lahan Praktik (CI) Di Ruang Cendrawasih RSUD Banjarbaru
RSUD Banjarbaru 6.
6. Kakak-kakak bidan dan perawat serta rekan-rekan.Kakak-kakak bidan dan perawat serta rekan-rekan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dengan demikian penulis sangat mengharapkan petunjuk dan saran serta kritik dari dengan demikian penulis sangat mengharapkan petunjuk dan saran serta kritik dari dosen pembimbing. Akhir kata semoga hasil laporan ini memberikan manfaat yang dosen pembimbing. Akhir kata semoga hasil laporan ini memberikan manfaat yang berguna bagi yang
Banjarbaru, Januari 2015 Banjarbaru, Januari 2015 Penulis Penulis DAFTAR ISI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... HALAMAN JUDUL ... ... ii LEMBAR PERSETUJUAN ... LEMBAR PERSETUJUAN ... ... iiii LEMBAR PENGESAHAN ...
LEMBAR PENGESAHAN ... ... iiiiii KATA PENGANTAR ...
KATA PENGANTAR ... ... iviv DAFTAR I
DAFTAR ISI SI ... ... vv BAB
BAB I I PENDAHULUAN PENDAHULUAN ... ... 11 A.
A. Latar Latar Belakang ....Belakang ... ... 11 B.
B. Tujuan...Tujuan... ... 22 C.
C. Manfaat Manfaat ...3...3 BAB II
BAB II TINJAUAN TEORI ...TINJAUAN TEORI ... ... 55 A. Pengertian
A. Pengertian ... ... 55 B.
B. Etiologi ...Etiologi ... ... 55 C.
C. Gejala Gejala Klinis Klinis ... ... 66 D. D. Patofisiologi ...Patofisiologi ... ... 99 E. Komplikasi E. Komplikasi ... ... 99 H. Penatal H. Penatalaksanaan ...aksanaan ... ... 1010 BAB III TINJAUAN KASUS ...
BAB III TINJAUAN KASUS ... ... 1212 A. Data
A. Data Subjektif ...Subjektif ... ... 1212 B. Dat
B. Data Objektif ...a Objektif ... ... 1414 C.
C. Analisa Analisa Data ...Data ... ... 1515 D. Penatal
D. Penatalaksanaan ...aksanaan ... ... 1515 BAB IV
BAB IV PEMBAHASAN...PEMBAHASAN... ... 1919 BAB V
BAB V PENUTUP ...PENUTUP ... ... 2121 A. Kesimpulan A. Kesimpulan ... ... 2121 B. B. Saran Saran ... ... 2121 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA ... ... 2323 BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A.
A. Latar BelakangLatar Belakang
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur. Bayi dengan gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada dan teratur. Bayi dengan gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan (Asuhan Persalinan Normal, 2012).
Pada dasarnya penyebab asfiksia dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut yaitu Pada dasarnya penyebab asfiksia dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut yaitu perdarahan, i
perdarahan, infeksi, nfeksi, kelahiran kelahiran preterm/bayi preterm/bayi berat berat lahir lahir rendah, asfiksirendah, asfiksia, a, hipotermi, hipotermi, perlukaanperlukaan kelahiran dan lain-lain. Bahwa 50% kematian bayi terjadi
kelahiran dan lain-lain. Bahwa 50% kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalamdalam periode neonatal yaitu dalam bulan
bulan pertama pertama kehidupan, kurang kehidupan, kurang baiknya baiknya penanganan bapenanganan bayi baru yi baru lahir lahir yang lahir yang lahir sehat sehat akanakan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup bahkan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup bahkan kematian. Dua hal yang banyak menentukan penurunan kematian perinatal ialah tingkat kematian. Dua hal yang banyak menentukan penurunan kematian perinatal ialah tingkat kesehatan serta gizi wanita dan mutu pelayanan kebidanan yang tinggi di seluruh negeri. kesehatan serta gizi wanita dan mutu pelayanan kebidanan yang tinggi di seluruh negeri. (Sarwono, 2011)
(Sarwono, 2011) Menurut
Menurut World Health OrganizationWorld Health Organization (WHO) setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6 juta) (WHO) setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi baru lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini meninggal. Di dari 120 juta bayi baru lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini meninggal. Di Indonesia, dari seluruh kematian bayi , sebanyak 57% meninggal. Penyebab kematian bayi Indonesia, dari seluruh kematian bayi , sebanyak 57% meninggal. Penyebab kematian bayi baru lahir
baru lahir di di Indonesia adalah Indonesia adalah bayi bayi berat lberat lahir ahir rendah rendah (29%), asf(29%), asfiksia iksia (27%), trauma (27%), trauma lahir,lahir, tetanus neonatorum, infeksi lain dan kelainan kongenital (Wiknjosastro, 2008).
tetanus neonatorum, infeksi lain dan kelainan kongenital (Wiknjosastro, 2008). Menurut Laporan dari organisasi kesehatan dunia yaitu
Menurut Laporan dari organisasi kesehatan dunia yaitu World HealthWorld Health Organization
Organization (WHO) (WHO) bahwa bahwa setiap setiap tahunnya, tahunnya, kira-kira kira-kira 3% 3% (3,6 (3,6 juta) juta) dari dari 120 120 juta juta bayibayi lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini kemudian meninggal. Di Indonesia dari lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini kemudian meninggal. Di Indonesia dari seluruh kematian bayi, sebanyak 57% meninggal pada masa bayi baru lahir (usia dibawah 1 seluruh kematian bayi, sebanyak 57% meninggal pada masa bayi baru lahir (usia dibawah 1 bulan) dan seti
bulan) dan setiap 6 meniap 6 menit terdapat t terdapat 1 bayi 1 bayi baru baru lahir lahir yang yang meninggal. meninggal. Penyebab Penyebab kematiankematian bayi
bayi baru baru lahir lahir di Indonesia di Indonesia adalah bayi berat lahir rendah adalah bayi berat lahir rendah (29%), asfiksia (27%) (29%), asfiksia (27%) dan lain-dan lain-lain 44% (JNPK-KR, 2008).
lain 44% (JNPK-KR, 2008).
Angka kematian bayi dan balita untuk periode lima tahun (2008
Angka kematian bayi dan balita untuk periode lima tahun (2008 – – 2012) bahwa 2012) bahwa semua
semua Angka Angka kematian kematian bayi bayi dan dan balita balita hasil hasil Survey Survey Demografi Demografi dan dan Kesehatan Kesehatan IndonesiaIndonesia (SDKI)
(SDKI) tahun tahun 2012 2012 lebih lebih rendah rendah dari dari pada pada hasil hasil SDKI SDKI 2007 2007 yaitu yaitu 34 34 kematian kematian per per 10001000 kelahiran
kelahiran hidup. hidup. Sedangkan Sedangkan angka angka kematian kematian bayi bayi hasil hasil SDKI SDKI 2012 2012 adalah adalah 32 32 kematiankematian per 1000
per 1000 kelahiran kelahiran hidup hidup dan dan kematian kematian balita balita adalah adalah 40 40 kematian kematian per per 1000 kelahiran1000 kelahiran hidup dan
hidup dan mayoritas mayoritas kematian kematian bayi tbayi terjadi erjadi pada pada neonatus neonatus (SDKI, (SDKI, 2012).2012).
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul Laporan Kasus Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir dengan BCB + SMK + As
Laporan Kasus Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir dengan BCB + SMK + As fiksia Beratfiksia Berat di Ruang Cendrawasih RSUD Banjarbaru.
di Ruang Cendrawasih RSUD Banjarbaru.
B.
B. TujuanTujuan 1.
1. Tujuan UmumTujuan Umum
Mengaplikasikan teori tentang Asfiksia Berat ke dalam asuhan kebidanan pada bayi Mengaplikasikan teori tentang Asfiksia Berat ke dalam asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan Bayi Cukup
2.
2. Tujuan KhususTujuan Khusus a.
a. Mahasiswa mengetahui pengkajian secara sistematis yang dilakukan pada bayi baru lahirMahasiswa mengetahui pengkajian secara sistematis yang dilakukan pada bayi baru lahir dengan BCB + SMK + Asfiksia Berat di Ruang Cendrawasih RSUD Banjarbaru.
dengan BCB + SMK + Asfiksia Berat di Ruang Cendrawasih RSUD Banjarbaru. b.
b. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan fisik dan penunjang yang dilakukan pada bayi baruMahasiswa mengetahui pemeriksaan fisik dan penunjang yang dilakukan pada bayi baru lahir dengan BCB + SMK + Asfiksia Berat di Ruang Cendrawasih RSUD Banjarbaru.
lahir dengan BCB + SMK + Asfiksia Berat di Ruang Cendrawasih RSUD Banjarbaru. c.
c. Mahasiswa mengetahui diagnosis pada bayi baru lahir dengan BCB + SMK + Asfiksia BeratMahasiswa mengetahui diagnosis pada bayi baru lahir dengan BCB + SMK + Asfiksia Berat di Ruang Cendrawasih RSUD Banjarbaru.
di Ruang Cendrawasih RSUD Banjarbaru. d.
d. Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan pada bayi baru lahir dengan BCB + SMK + AsfiksiaMahasiswa mengetahui penatalaksanaan pada bayi baru lahir dengan BCB + SMK + Asfiksia Berat di Ruang Cendrawasih RSUD Banjarbaru.
Berat di Ruang Cendrawasih RSUD Banjarbaru.
C.
C. ManfaatManfaat 1.
1. Bagi InstitusiBagi Institusi
Dapat digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam pengembangan dan Dapat digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan d
peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang.imasa yang akan datang. 2.
2. Bagi MahasiswaBagi Mahasiswa
Menambah wawasan keilmuan dan pengalaman serta keterampilan dalam melakukan Menambah wawasan keilmuan dan pengalaman serta keterampilan dalam melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan BCB + SMK + Asfiksia Berat.
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan BCB + SMK + Asfiksia Berat. 3.
3. Bagi KlienBagi Klien
Ibu dapat mengetahui dan mengerti asuhan yang diberikan kepada bayinya serta Ibu dapat mengetahui dan mengerti asuhan yang diberikan kepada bayinya serta pengetahuan tentang perawatan bayi baru lahir deng
pengetahuan tentang perawatan bayi baru lahir dengan asfiksia berat.an asfiksia berat.
BAB II BAB II TINJAUAN TEORI TINJAUAN TEORI A. A. PengertianPengertian
Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segera setelah Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Seringkali bayi yang sebelumnya mengalami gawat janin akan mengalami asfiksia lahir. Seringkali bayi yang sebelumnya mengalami gawat janin akan mengalami asfiksia sesudah persalinan. Masalah ini mungkin berkaitan dengan keadaan ibu, tali pusat, atau sesudah persalinan. Masalah ini mungkin berkaitan dengan keadaan ibu, tali pusat, atau masalah pada bayi selama atau sesudah persalinan (Depkes RI, 2009).
masalah pada bayi selama atau sesudah persalinan (Depkes RI, 2009).
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas, sehingga dapat Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas, sehingga dapat menurunkan O
menurunkan O22 dan makin meningkatkan COdan makin meningkatkan CO22 yang menimbulkan akibat buruk dalamyang menimbulkan akibat buruk dalam
kehidupan lebih lanjut (Manuaba, 2010). kehidupan lebih lanjut (Manuaba, 2010).
Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir yang mengalami Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir yang mengalami gagal
gagal bernapas secara spontan bernapas secara spontan dan teratur segera dan teratur segera setelah lahir, sehingga setelah lahir, sehingga bayi tidak bayi tidak dapatdapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya (Dewi, memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya (Dewi, 2011).
2011).
B.
B. EtiologiEtiologi
Penyebab terjadinya Asfiksia menurut Prawirohardjo (2010) Penyebab terjadinya Asfiksia menurut Prawirohardjo (2010) 1.
1. Faktor IbuFaktor Ibu
Oksigenisasi darah ibu yang tidak mencukupi akibat hipoventilasi selama anastesi, Oksigenisasi darah ibu yang tidak mencukupi akibat hipoventilasi selama anastesi, penyakit
penyakit jantung, jantung, sianosis, sianosis, gagal gagal pernafasan, pernafasan, keracunan keracunan karbon karbon monoksida, monoksida, dan dan tekanantekanan darah ibu yang rendah akan menyebabkan asfiksia pada janin. Gangguan aliran darah uterus darah ibu yang rendah akan menyebabkan asfiksia pada janin. Gangguan aliran darah uterus dapat menyebabkan berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta dan ke janin. Hal ini sering dapat menyebabkan berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta dan ke janin. Hal ini sering ditemukan pada: gangguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni, hipotoni atau tetani uterus ditemukan pada: gangguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni, hipotoni atau tetani uterus akibat penyakit atau obat: hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan, hipertensi pada akibat penyakit atau obat: hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan, hipertensi pada penyakit akiomsia dan lain-lain.
2.
2. Faktor PlasentaFaktor Plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta. Asfiksia Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta. Asfiksia janin
janin dapat dapat terjadi terjadi bila bila terdapat terdapat gangguan mendadak gangguan mendadak pada pada plasenta, plasenta, misalnya: misalnya: plasenta plasenta tipis,tipis, plasenta kecil, plasenta tak menempel, dan perdarahan plasenta.
plasenta kecil, plasenta tak menempel, dan perdarahan plasenta. 3.
3. Faktor FetusFaktor Fetus
Kompresi umbilikus dapat mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam pembuluh Kompresi umbilikus dapat mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam pembuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan: tali pusat melilit leher, kompresi tali pusat antara janin ini dapat ditemukan pada keadaan: tali pusat melilit leher, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir, dan lain-lain.
dan jalan lahir, dan lain-lain. 4.
4. Faktor NeonatusFaktor Neonatus
Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi oleh karena pemakaian obat Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi oleh karena pemakaian obat anastesia/analgetika yang berlebihan pada ibu secara langsung dapat menimbulkan depresi anastesia/analgetika yang berlebihan pada ibu secara langsung dapat menimbulkan depresi pusat
pusat pernapasan pernapasan janin, janin, maupun maupun karena karena trauma trauma yang yang terjadi terjadi pada pada persalinan, persalinan, misalnyamisalnya perdarahan
perdarahan intra intra kranial. kranial. Kelainan Kelainan kongenital kongenital pada pada bayi, bayi, misalnya misalnya hernia hernia diafrakmatikadiafrakmatika atresia atau stenosis saluran pernafasan, hipoplasia paru dan lain-lain.
atresia atau stenosis saluran pernafasan, hipoplasia paru dan lain-lain. 5.
5. Faktor PersalinanFaktor Persalinan
Partus lama dan partus karena tindakan dapat berpengaruh terhadap gangguan Partus lama dan partus karena tindakan dapat berpengaruh terhadap gangguan paru- paru.
paru.
C.
C. Gejala klinisGejala klinis
Tanda dan Gejala Asfiksia Bayi Baru lahir Menurut Dewi (2011) Tanda dan Gejala Asfiksia Bayi Baru lahir Menurut Dewi (2011) 1.
1. Asfiksia Berat (nilai APGAR 0-3)Asfiksia Berat (nilai APGAR 0-3)
Pada kasus asfiksia berat, bayi akan mengalami asidosis, sehingga memerlukan Pada kasus asfiksia berat, bayi akan mengalami asidosis, sehingga memerlukan perbaikan
perbaikan dan dan resusitasi resusitasi aktif aktif dengan dengan segera. segera. Tanda Tanda dan dan gejala gejala yang yang muncul muncul pada pada asfiksiaasfiksia berat adalah sebagai berikut:
berat adalah sebagai berikut: a.
a. Frekuensi jantung kecil, yaitu < 40 kali per menit.Frekuensi jantung kecil, yaitu < 40 kali per menit.
b.
b. Tidak ada usaha panas.Tidak ada usaha panas. c.
c. Tonus otot lemah bahkan hampir tidak ada.Tonus otot lemah bahkan hampir tidak ada. d.
d. Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan rangsangan.Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan rangsangan. e.
e. Bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu.Bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu. f.
f. Terjadi kekurangan oksigen yang berlanjut sebelum atau sesudah persalinan.Terjadi kekurangan oksigen yang berlanjut sebelum atau sesudah persalinan. 2.
2. Asfiksia Sedang (nilai APGAR 4-6)Asfiksia Sedang (nilai APGAR 4-6)
Pada asfiksia sedang, tanda dan gejala
a.
a. Frekuensi jantung menurun menjadi 60Frekuensi jantung menurun menjadi 60 – – 80 kali per menit. 80 kali per menit. b.
b. Usaha panas lambat.Usaha panas lambat. c.
c. Tonus otot biasanya dalam keadaan baik.Tonus otot biasanya dalam keadaan baik. d.
d. Bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsangan yang diberikan.Bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsangan yang diberikan. e.
e. Bayi tampak sianosis.Bayi tampak sianosis. f.
f. Tidak terjadi kekurangan oksigen yang bermakna selama proses persalinan.Tidak terjadi kekurangan oksigen yang bermakna selama proses persalinan. 3.
3. Asfiksia Ringan (nilai APGAR 7-10)Asfiksia Ringan (nilai APGAR 7-10)
Pada asfiksia ringan, tanda dan gejala
Pada asfiksia ringan, tanda dan gejala yang sering muncul adalah sebagai berikut:yang sering muncul adalah sebagai berikut: a.
a. Frekuensi jantung 120-160 kali per menitFrekuensi jantung 120-160 kali per menit b.
b. Frekuensi napas 30-60 kali per menitFrekuensi napas 30-60 kali per menit c.
c. Bayi tampak kemerahanBayi tampak kemerahan d.
d. Bayi menangis kuatBayi menangis kuat e.
e. Tonus otot baikTonus otot baik
Untuk menentukan tingkatan asfiksia, apakah bayi mengalami asfiksia berat, sedang Untuk menentukan tingkatan asfiksia, apakah bayi mengalami asfiksia berat, sedang atau ringan/ normal dapat dipakai penelitian apgar skor (
atau ringan/ normal dapat dipakai penelitian apgar skor ( Benson, 2010).Benson, 2010). APGAR
APGAR score score A
A :: Apprearance Apprearance = Rupa (warna kulit) = Rupa (warna kulit) P
P :: Pulse Pulse = Nadi= Nadi G
G :: GrimaceGrimace = = Menyeringai Menyeringai (akibat (akibat refleks refleks kateter kateter dalam dalam hidung)hidung) A
A :: Activity Activity = = KeaktifanKeaktifan R
R :: Respiration Respiration = Pernafasan= Pernafasan
Dibawah ini tabel untuk menentukan tingkat/derajat asfiksia yang dialami bayi pada saat dia Dibawah ini tabel untuk menentukan tingkat/derajat asfiksia yang dialami bayi pada saat dia dilahirkan penilaian dilakukan pada menit pertama dan menit kelima pada s
dilahirkan penilaian dilakukan pada menit pertama dan menit kelima pada s aat bayi lahir.aat bayi lahir.
Nilai APGAR Nilai APGAR Tanda Tanda 0 0 1 1 22 Frekuensi Frekuensi jantung jantung Tidak Tidak ada ada Kurang dari 100/ Kurang dari 100/ menit menit Lebih dari 100/ Lebih dari 100/ menit menit Usaha
Usaha napas napas TidakTidak ada ada Lemah/tidak Lemah/tidak teratur (slow teratur (slow irregular) irregular) Baik/Menangis Baik/Menangis kuat kuat Tonus
Tonus otot otot Lumpuh Lumpuh EkstremitasEkstremitas dalam fleksi dalam fleksi
Gerakan aktif Gerakan aktif
sedikit sedikit Reaksi Reaksi terhadap terhadap rangsangan rangsangan Tidak Tidak ada ada Sedikit gerakan Sedikit gerakan mimik (grimace) mimik (grimace) Gerakan kuat/ Gerakan kuat/ melawan melawan Warna
Warna kulit kulit Pucat Pucat Badan Badan merah,merah, ektrimitas biru ektrimitas biru Seluruh tubuh Seluruh tubuh kemerah-merahan kemerah-merahan Sumber: Benson (2010) Buku Saku Ilmu Kebidanan.
Sumber: Benson (2010) Buku Saku Ilmu Kebidanan.
Keterangan nilai APGAR: Keterangan nilai APGAR: 1)
1) 7-10: Bayi mengalami asfiksia ringan atau dikatakan bayi dalam keadaan normal.7-10: Bayi mengalami asfiksia ringan atau dikatakan bayi dalam keadaan normal. 2)
2) 4-6: Bayi mengalami asfiksia sedang.4-6: Bayi mengalami asfiksia sedang. 3)
D.
D. PatofisiologiPatofisiologi
Menurut Hasan (2005), pernafasan spontan bayi baru lahir tergantung kepada kondisi Menurut Hasan (2005), pernafasan spontan bayi baru lahir tergantung kepada kondisi janin
janin pada pada masa masa kehamilan kehamilan dan dan persalinan. persalinan. Proses Proses kelahiran kelahiran sendiri sendiri selalu selalu menimbulkanmenimbulkan asfiksia ringan yang bersifat sementara pada bayi (asfiksia transien). Proses ini dianggap asfiksia ringan yang bersifat sementara pada bayi (asfiksia transien). Proses ini dianggap sangat perlu untuk merangsang kemoreseptor pusat pernafasan agar terjadi
sangat perlu untuk merangsang kemoreseptor pusat pernafasan agar terjadi “Primary“Primary gasping”
gasping” yang kemudian akan berlanjut dengan pernafasan teratur. Sifat asfiksia ini tidakyang kemudian akan berlanjut dengan pernafasan teratur. Sifat asfiksia ini tidak mempunyai pengaruh buruk karena reaksi adaptasi
mempunyai pengaruh buruk karena reaksi adaptasi bayi dapat menanganinya.bayi dapat menanganinya.
Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen selama kehamilan Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen selama kehamilan atau persalinan, akan terjadiasfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi atau persalinan, akan terjadiasfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan gangguan sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan gangguan fungsi ini dapat reversibel atau tidak tergantung kepada berat dan lamanya asfiksia. Asfiksia fungsi ini dapat reversibel atau tidak tergantung kepada berat dan lamanya asfiksia. Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode atau
yang terjadi dimulai dengan suatu periode atau (Primary apnoea)(Primary apnoea) disertai dengan penurunan disertai dengan penurunan frekuensi jantung. Selanjutnya bayi akan memperlihatkan usaha bernafas (gasping) yang frekuensi jantung. Selanjutnya bayi akan memperlihatkan usaha bernafas (gasping) yang kemudian diikuti oleh pernafasan teratur.
kemudian diikuti oleh pernafasan teratur.
Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak dan bayi selanjutnya Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak dan bayi selanjutnya berada
berada dalam dalam periode periode apnue apnue keduakedua (secondary apnoea).(secondary apnoea). Pada tingkat ini di samping Pada tingkat ini di samping bradikardia ditemukan pula penururnan tekanan darah.
bradikardia ditemukan pula penururnan tekanan darah.
E.
E. KomplikasiKomplikasi
Komplikasi yang muncul pada asfiksia neonatus antara lain : Komplikasi yang muncul pada asfiksia neonatus antara lain : 1.
1. Edema otak dan Perdarahan otakEdema otak dan Perdarahan otak
Pada penderita asfiksia dengan gangguan fungsi jantung yang telah berlarut sehingga Pada penderita asfiksia dengan gangguan fungsi jantung yang telah berlarut sehingga terjadi renjatan neonatus, sehingga aliran darah ke otak pun akan menurun, keadaaan ini akan terjadi renjatan neonatus, sehingga aliran darah ke otak pun akan menurun, keadaaan ini akan menyebabkan hipoksia dan iskemik otak yang berakibat terjadinya edema otak, hal ini juga menyebabkan hipoksia dan iskemik otak yang berakibat terjadinya edema otak, hal ini juga dapat menimbulkan perdarahan otak.
dapat menimbulkan perdarahan otak. 2.
2. Anuria atau oliguriaAnuria atau oliguria
Disfungsi ventrikel jantung dapat pula terjadi pada penderita asfiksia, keadaan ini Disfungsi ventrikel jantung dapat pula terjadi pada penderita asfiksia, keadaan ini dikenal istilah disfungsi miokardium pada saat terjadinya, yang disertai dengan perubahan dikenal istilah disfungsi miokardium pada saat terjadinya, yang disertai dengan perubahan sirkulasi. Pada keadaan ini curah jantung akan lebih banyak mengalir ke organ seperti sirkulasi. Pada keadaan ini curah jantung akan lebih banyak mengalir ke organ seperti mesentrium dan ginjal. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya hipoksemia pada pembuluh mesentrium dan ginjal. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya hipoksemia pada pembuluh darah mesentrium dan ginjal yang menyebabkan pengeluaran urine sedikit.
darah mesentrium dan ginjal yang menyebabkan pengeluaran urine sedikit. 3.
Pada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan pertukaran gas dan Pada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan pertukaran gas dan transport O2 sehingga penderita kekurangan persediaan O2 dan kesulitan pengeluaran CO2 transport O2 sehingga penderita kekurangan persediaan O2 dan kesulitan pengeluaran CO2 hal ini dapat menyebabkan kejang pada anak tersebut karena perfusi jaringan tak efektif. hal ini dapat menyebabkan kejang pada anak tersebut karena perfusi jaringan tak efektif. 4.
4. KomaKoma
Apabila pada pasien asfiksia berat segera tidak ditangani akan menyebabkan koma Apabila pada pasien asfiksia berat segera tidak ditangani akan menyebabkan koma karena beberapa hal diantaranya hipoksemia dan perdarahan otak.
karena beberapa hal diantaranya hipoksemia dan perdarahan otak.
F.
F. PenatalaksanaanPenatalaksanaan
Prinsip Resusitasi Menurut Hidayat (2008) Prinsip Resusitasi Menurut Hidayat (2008)
Merupakan tindakan dengan mempertahankan jalan napas agar tetap baik, sehingga Merupakan tindakan dengan mempertahankan jalan napas agar tetap baik, sehingga proses
proses oksigenasi oksigenasi cukup cukup agar agar sirkulasi sirkulasi darah darah tetap tetap baik. baik. Cara Cara mengatasi mengatasi asfiksia asfiksia adalahadalah sebagai berikut.
sebagai berikut. 1.
1. Asfiksia Ringan APGAR skor (7Asfiksia Ringan APGAR skor (7 – – 10) 10) Cara mengatasinya:
Cara mengatasinya: a.
a. Bayi dibungkus dengan kain hangatBayi dibungkus dengan kain hangat b.
b. Bersihkan jalan napas dengan menghisap lendir Bersihkan jalan napas dengan menghisap lendir pada hidung kemudian mulut.pada hidung kemudian mulut. c.
c. Bersihkan badan dan tali pusatBersihkan badan dan tali pusat d.
d. Lakukan observasi tanda vital, pantau APGAR skor, Lakukan observasi tanda vital, pantau APGAR skor, dan masukan kedalam incubator.dan masukan kedalam incubator. 2.
2. Asfiksia Sedang APGAR skor (4Asfiksia Sedang APGAR skor (4 – – 6) 6) Cara mengatasinya:
Cara mengatasinya: a.
a. Bersikan jalan napas.Bersikan jalan napas. b.
b. Berikan oksigen 2 liter per menitBerikan oksigen 2 liter per menit c.
c. Rangsang Rangsang pernapasan dengpernapasan dengan menepuk an menepuk telapak kaki. telapak kaki. Apabila belum Apabila belum ada reaksi, ada reaksi, bantubantu pernapasan dengan masker (ambubag)
pernapasan dengan masker (ambubag) d.
d. Bila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis, berikan natrium bikarbonat 7,5%Bila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis, berikan natrium bikarbonat 7,5% sebanyak 6 cc. Dektrosa 40% sebanyak 4 cc disuntikan melalui vena umbilikus secara sebanyak 6 cc. Dektrosa 40% sebanyak 4 cc disuntikan melalui vena umbilikus secara berlahan-lahan untuk mencegah
berlahan-lahan untuk mencegah tekanan intrakranial meningkat.tekanan intrakranial meningkat. 3.
3. Asfiksia Berat APGAR skor (0Asfiksia Berat APGAR skor (0 – – 3) 3) Cara mengatasinya:
Cara mengatasinya: a.
a. Bersikan jalan napas sambil pompa melalui ambubag.Bersikan jalan napas sambil pompa melalui ambubag. b.
b. Berikan oksigen 4-5 liter per menit.Berikan oksigen 4-5 liter per menit. c.
c. Bila tidak berhasil, lakukan pemasangan ETT (endotracheal tube).Bila tidak berhasil, lakukan pemasangan ETT (endotracheal tube). d.
e.
e. Apabila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis berikan natrium bikarbonat 7,5%Apabila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis berikan natrium bikarbonat 7,5% sebanyak 6 cc. Selanjutnya berikan dekstrosa 40% sebanyak 4 cc.
sebanyak 6 cc. Selanjutnya berikan dekstrosa 40% sebanyak 4 cc.
BAB III BAB III
TINJAUAN KASUS TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN BCB + SMK +
DENGAN BCB + SMK + ASFIKSIA BERATASFIKSIA BERAT DI RSUD BANJARBARU
DI RSUD BANJARBARU
Hari
Hari / / Tanggal Tanggal Pengkajian Pengkajian : : Minggu, Minggu, 11 11 Januari Januari 20152015 Jam
Jam Pengkajian Pengkajian : : 09.00 09.00 WITAWITA A.
A. DATA SUBJEKTIFDATA SUBJEKTIF 1.
1. IdentitasIdentitas
2.
2. Keluhan Keluhan Utama Utama : : Bayi Bayi menangis menangis (-), (-), reflek reflek isap isap (-), (-), retraksi retraksi dinding dinding dada dada (+) (+) sejaksejak setelah lahir
setelah lahir
3.
3. Riwayat Perjalanan PenyakitRiwayat Perjalanan Penyakit
Bayi lahir pada tanggal 10 Januari 2015 pukul 22.30 WITA dengan cara normal spontan Bayi lahir pada tanggal 10 Januari 2015 pukul 22.30 WITA dengan cara normal spontan belakang kepala
belakang kepala di Ruang di Ruang VK BersalVK Bersalin. Bayi in. Bayi lahir lahir dengan UK dengan UK aterm aterm tidak stidak segera menangis,egera menangis, lilitan tali pusat yang ketat, mendapat baging dan O
lilitan tali pusat yang ketat, mendapat baging dan O225 lpm, tangis (-), tonus otot lemah, kulit5 lpm, tangis (-), tonus otot lemah, kulit
Orang
Orang Tua Tua Ayah Ayah IbuIbu Nama Nama Umur Umur Suku/Bangsa Suku/Bangsa Agama Agama Pendidikan Pendidikan Pekerjaan Pekerjaan Alamat Alamat Tn. E Tn. E 26 Tahun 26 Tahun Banjar/ Indonesia Banjar/ Indonesia Islam Islam SLTA SLTA Swasta Swasta Jl Pandega Jl Pandega Ny. H Ny. H 25 Tahun 25 Tahun Banjar/ Indonesia Banjar/ Indonesia Islam Islam SLTA SLTA
Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Jl Pandega
kebiruan. APGAR SKOR 1-1-1. Bayi diantar ke ruang bayi dan dirawat di dalam inkubator kebiruan. APGAR SKOR 1-1-1. Bayi diantar ke ruang bayi dan dirawat di dalam inkubator agar dapat menjaga kehangatan bayi. Bayi diberi terapi sesuai dengan advis dokter.
agar dapat menjaga kehangatan bayi. Bayi diberi terapi sesuai dengan advis dokter. 4.
4. Riwayat Pre NatalRiwayat Pre Natal
Kehamilan ibu merupakan kehamilan pertama, ibu biasa memeriksakan kehamilannya di Kehamilan ibu merupakan kehamilan pertama, ibu biasa memeriksakan kehamilannya di Dokter, ibu mendapatkan imunisasi TT ketika umur kehamilan 24 minggu dan 28 minggu. Dokter, ibu mendapatkan imunisasi TT ketika umur kehamilan 24 minggu dan 28 minggu. Ibu dan suami menerima dengan baik terhadap kehamilannya. Selama kehamilan ibu tidak Ibu dan suami menerima dengan baik terhadap kehamilannya. Selama kehamilan ibu tidak merasakan keluhan yang mengganggu kehamilannya.
merasakan keluhan yang mengganggu kehamilannya.
5.
5. Riwayat Intra NatalRiwayat Intra Natal
Bayi lahir pada tanggal 10 Januari 2015 pukul 22.30 WITA dengan cara normal spontan Bayi lahir pada tanggal 10 Januari 2015 pukul 22.30 WITA dengan cara normal spontan belakang kepala di Ruang VK Bersalin.
belakang kepala di Ruang VK Bersalin.
6.
6. Riwayat Post NatalRiwayat Post Natal
Selama masa nifas berjalan dengan normal. Selama masa nifas berjalan dengan normal.
7.
7. Kebutuhan Biologis, Psikologis dan SosialKebutuhan Biologis, Psikologis dan Sosial a.
a. Kebutuhan BilogisKebutuhan Bilogis
Bayi belum diberikan ASI, masih menggunakan inkubator dan oksigen, foto terapi, bayi Bayi belum diberikan ASI, masih menggunakan inkubator dan oksigen, foto terapi, bayi belum
belum BAB BAB dan dan BAK BAK sudah sudah 1 1 kali, kali, bayi bayi istirahat istirahat ketika ketika tidur, tidur, bayi bayi hanya hanya diseka diseka dandan mengganti pakaian sesuai kebutuhan.
mengganti pakaian sesuai kebutuhan. b.
b. Kebutuhan PsikologisKebutuhan Psikologis
Ibu dan suami senang terhadap kelahiran bayinya namun ibu cemas karena keadaan bayinya Ibu dan suami senang terhadap kelahiran bayinya namun ibu cemas karena keadaan bayinya saat ini.
saat ini. c.
c. Kebutuhan SosialKebutuhan Sosial
Keluarga senang terhadap kelahiran bayinya dan ibu mendapatkan pengetahuan tentang Keluarga senang terhadap kelahiran bayinya dan ibu mendapatkan pengetahuan tentang perawatan bayi dari tenaga kesehatan.
perawatan bayi dari tenaga kesehatan.
8.
8. Kebutuhan EdukasiKebutuhan Edukasi a.
a. Menginformasikan kepada bapak untuk mencuci tangan atau menggunakan alkohol sebelumMenginformasikan kepada bapak untuk mencuci tangan atau menggunakan alkohol sebelum memegang bayi.
memegang bayi. b.
b. Menginformasikan kepada bapak bahwa keadaan bayinya masih belum stabil.Menginformasikan kepada bapak bahwa keadaan bayinya masih belum stabil.
B.
Keadaan umum bayi lemah, kesadaran compos mentis, tanda
Keadaan umum bayi lemah, kesadaran compos mentis, tanda – – tanda vital N = 126x/ m, T = tanda vital N = 126x/ m, T = 36,4˚ C, R = 87x/ m, SPO2 99. Pemeriksaan antropometri BB = 3800 gram, PB
36,4˚ C, R = 87x/ m, SPO2 99. Pemeriksaan antropometri BB = 3800 gram, PB = 53 cm, LK = 53 cm, LK = 35,5 cm, LD = 35 cm. = 35,5 cm, LD = 35 cm. APGAR APGAR SCORE SCORE 0 0 11 22 11 ’ ’ 5 5 ’ ’ 10 10 ’ ’ Warna kulit
Warna kulit Biru/pucBiru/puc at at Tubuh Tubuh merah, merah, ekstermitas ekstermitas biru biru Kemerah Kemerah an an 0 0 0 0 00 Denyut Denyut jantung jantung Tidak Tidak ada ada < < 100 100 >100 >100 1 1 1 1 11 Peka Peka rangsang rangsang Tidak Tidak ada ada Meringis Menangi Meringis Menangi ss 0 0 0 0 00 Tonus otot
Tonus otot Lemah Lemah Sedang Sedang GerakGerak aktif aktif
0
0 0 0 00
Usaha nafas
Usaha nafas TidakTidak ada ada Tidak Tidak teratur teratur baik baik 0 0 0 0 00 TOTAL TOTAL 1 1 1 1 11 Pemeriksaan Khusus Pemeriksaan Khusus Muka
Muka : : Tampak Tampak pucatpucat Mata
Mata : : Tampak Tampak simetris, simetris, seklera seklera putih, putih, konjungtiva konjungtiva tidak tidak pucatpucat Mulut
Mulut : : Tidak Tidak tampak tampak pucatpucat Dada
Dada : : Tampak Tampak tarikan tarikan dinding dinding dadadada Perut
Perut : : Tidak Tidak tampak tampak luka luka bekas bekas operasioperasi Ekstrimitas :
Ekstrimitas : Tidak tampak Tidak tampak sindaktil dan sindaktil dan polidaktilpolidaktil Genetalia
Genetalia : : Penis Penis berlubang, berlubang, testis testis sudah sudah masuk masuk kedalam kedalam skrotumskrotum Anus
Anus : : Anus Anus berlubangberlubang
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Penunjang HB 21,3 gr/dl
HB 21,3 gr/dl nilai nilai normal normal 12-18 12-18 gr/dlgr/dl Leukosit 32.200/m
Leukosit 32.200/m33 nilai nilai normal normal 4.0004.000 – – 10.000 /mm 10.000 /mm33
Trombosit 242.000/m
Trombosit 242.000/m33 nilai nilai normal normal 100.0000100.0000 – – 400.000/mm 400.000/mm33 Hematokrit 58%
Golongan Darah O Golongan Darah O
C.
C. ANALISA DATAANALISA DATA 1.
1. Diagnosa Kebidanan Diagnosa Kebidanan : Bayi H Lah: Bayi H Lahir Hari Ke- 1 Dengan Bir Hari Ke- 1 Dengan BCB + SMK +CB + SMK + Asfiksia Berat
Asfiksia Berat 2.
2. Masalah Masalah : : Ibu Ibu dan dan suami suami cemascemas 3.
3. Kebutuhan Kebutuhan : : KIE KIE dan dan Health Health EducationEducation
D.
D. PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN Tanggal
Tanggal / / Jam Jam Penatalaksanaan Penatalaksanaan ParafParaf 11 Januari 2015
11 Januari 2015 09.00 WITA 09.00 WITA
Melakukan observasi KU, TTV, Melakukan observasi KU, TTV,
Saturasi O2 Saturasi O2
Aktivitas lemah, Tangis (-), Aktivitas lemah, Tangis (-), retraksi dinding dada (+), retraksi dinding dada (+), twiching (+), sianosis periver twiching (+), sianosis periver minimal. minimal. N = 126x/ m N = 126x/ m T = 36,4˚ C T = 36,4˚ C R = 87x/ m R = 87x/ m SPO2 99 SPO2 99
“Bapak mengetahui hasil “Bapak mengetahui hasil pemeriksaan “
pemeriksaan “
Menginformasikan kepada Menginformasikan kepada bapak
bapak bahwa bahwa bayi bayi diberikandiberikan kehangatan didalam inkubator, kehangatan didalam inkubator, diberikan oksigen untuk diberikan oksigen untuk bantuan
bantuan pernapasan pernapasan bayi bayi sertaserta observasi keadaan umum bayi. observasi keadaan umum bayi. “ bapak mengerti dan sedikit “ bapak mengerti dan sedikit mengurangi kecemasan“
mengurangi kecemasan“
Menginformasikan kepada Menginformasikan kepada bapak
bapak bahwa bahwa bayi bayi belum belum bisabisa diberikan minum karena diberikan minum karena
keadaan bayi belum stabil. keadaan bayi belum stabil.
“Bapak mengerti dengan “Bapak mengerti dengan penjelasan yang diberika
penjelasan yang diberikan”n” Mengobservasi pemakaian Mengobservasi pemakaian infus, O2, perawatan incubator, infus, O2, perawatan incubator, mengganti popok dan mengganti popok dan perawatan tali pusat.
perawatan tali pusat.
Kolaborasi dengan dokter Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
untuk pemberian terapi
Injeksi iv Aminophylline Injeksi iv Aminophylline 3x4mg 3x4mg Injeksi iv Cefotaxime 3x100mg Injeksi iv Cefotaxime 3x100mg Bolus Meylan 4cc Bolus Meylan 4cc
Injeksi im Neo-K 1 mg (3 hari) Injeksi im Neo-K 1 mg (3 hari) Injeksi iv Gentamicin 1x15mg Injeksi iv Gentamicin 1x15mg Injeksi im Phental 30mg
CATATAN PERKEMBANGAN CATATAN PERKEMBANGAN Tanggal
Tanggal / / Jam Jam Catatan Catatan perkembanganperkembangan 11 Januari 2015 11 Januari 2015 11.00 WITA 11.00 WITA S : S :
O : Aktivitas lemah, Tangis (-), retraksi dinding O : Aktivitas lemah, Tangis (-), retraksi dinding dada (+),
dada (+),
twiching (+),sianosis periver minimal. twiching (+),sianosis periver minimal. N = 127x/ m, T = 36,5˚C R = 64x/ m Spo2 99 N = 127x/ m, T = 36,5˚C R = 64x/ m Spo2 99 : Bayi H Lahir Hari Ke- 1 Dengan BCB + SMK + : Bayi H Lahir Hari Ke- 1 Dengan BCB + SMK +
Asfiksia Berat Asfiksia Berat P :
P :
Lanjutkan observasi KU, TTV, Saturasi O2 tiap Lanjutkan observasi KU, TTV, Saturasi O2 tiap 30 menit
30 menit
Observasi penggunaan infus, O2, perawatan Observasi penggunaan infus, O2, perawatan dalam incubator, mengganti popok, perawatan dalam incubator, mengganti popok, perawatan tali pusat.
tali pusat.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi : terapi : Injeksi iv Cefotamixe 3x100 mg Injeksi iv Cefotamixe 3x100 mg Injeksi iv Gentamicin 1x15 mg Injeksi iv Gentamicin 1x15 mg Injeksi im Phental 30 mg Injeksi im Phental 30 mg 12 Januari 2015 12 Januari 2015 14.00 WITA 14.00 WITA
S : Terima operan dari dinas pagi S : Terima operan dari dinas pagi
O : Aktivitas (+), Tangis (+), retraksi dinding O : Aktivitas (+), Tangis (+), retraksi dinding dada (-), dada (-), twiching (+) twiching (+) N = 138x/ m, T = 37,8˚C R = 65x/ m Spo2 99 N = 138x/ m, T = 37,8˚C R = 65x/ m Spo2 99 : Bayi H Lahir Hari Ke- 2 Dengan BCB + SMK + : Bayi H Lahir Hari Ke- 2 Dengan BCB + SMK +
Asfiksia Berat Asfiksia Berat P :
P :
Lanjutkan observasi KU, TTV, Saturasi O2 tiap Lanjutkan observasi KU, TTV, Saturasi O2 tiap 1 jam
1 jam
Observasi penggunaan infus, O2, perawatan Observasi penggunaan infus, O2, perawatan dalam incubator, mengganti popok, perawatan dalam incubator, mengganti popok, perawatan
tali pusat. tali pusat.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi : terapi : Injeksi iv Aminophylline 3x4mg Injeksi iv Aminophylline 3x4mg Injeksi iv Cefotaxime 3x100mg Injeksi iv Cefotaxime 3x100mg Injeksi im Phental 30mg Injeksi im Phental 30mg 13 Januari 2015 13 Januari 2015 23.00 WITA 23.00 WITA
S : Terima operan dari dinas siang S : Terima operan dari dinas siang
O : Aktivitas (+), Tangis (+), retraksi dinding O : Aktivitas (+), Tangis (+), retraksi dinding dada (-),
dada (-),
twiching (+), KU lemah, reflek isap (+) twiching (+), KU lemah, reflek isap (+)
N = 112x/ m, T = 35,9˚C R = 32x/ m Spo2 99 N = 112x/ m, T = 35,9˚C R = 32x/ m Spo2 99 : Bayi H Lahir Hari Ke- 3 Dengan BCB + SMK + : Bayi H Lahir Hari Ke- 3 Dengan BCB + SMK +
Asfiksia Berat Asfiksia Berat P :
P :
Lanjutkan observasi KU, TTV, Saturasi O2 tiap Lanjutkan observasi KU, TTV, Saturasi O2 tiap 1 jam
1 jam
Observasi penggunaan infus, O2, perawatan Observasi penggunaan infus, O2, perawatan dalam incubator, mengganti popok, perawatan dalam incubator, mengganti popok, perawatan tali pusat.
tali pusat.
Pemberian nutrisi 2cc/PASI/oral Pemberian nutrisi 2cc/PASI/oral
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi : terapi : Injeksi iv Aminophylline 3x4mg Injeksi iv Aminophylline 3x4mg Injeksi iv Cefotaxime 3x100mg Injeksi iv Cefotaxime 3x100mg BAB IV BAB IV PEMBAHASAN PEMBAHASAN
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami
asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan (Asuhan Persalinan Normal, 2012)
sesudah persalinan (Asuhan Persalinan Normal, 2012) Penyebab terjadinya Asfiksia menurut (Dep
Penyebab terjadinya Asfiksia menurut (DepKes RI, Kes RI, 2009) : Faktor ibu, faktor 2009) : Faktor ibu, faktor bayi, danbayi, dan faktor tali pusat.Gejal klinis Asfiksia berat nilai APGAR 0-3, Asfiksia sedang nilai APGAR faktor tali pusat.Gejal klinis Asfiksia berat nilai APGAR 0-3, Asfiksia sedang nilai APGAR 4-6, dan Asfiksia ringan nilai APGAR 7-10 (Dewi,2010).
4-6, dan Asfiksia ringan nilai APGAR 7-10 (Dewi,2010).
Patofisiologi Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah, timbulah Patofisiologi Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah, timbulah rangsangan terhadap nervus vagus sehingga DJJ (denyut jantung janin) menjadi lambat. Jika rangsangan terhadap nervus vagus sehingga DJJ (denyut jantung janin) menjadi lambat. Jika kekurangan O2 terus berlangsung maka nervus vagus tidak dapat dipengaruhi lagi.Timbulah kekurangan O2 terus berlangsung maka nervus vagus tidak dapat dipengaruhi lagi.Timbulah kini rangsangan dari nervus simpatikus sehingga DJJ menjadi lebih cepat akhirnya ireguler kini rangsangan dari nervus simpatikus sehingga DJJ menjadi lebih cepat akhirnya ireguler dan menghilang. (A.H Markum,,2005). Komplikasi yang akan terjadi edema otak, kejang dan menghilang. (A.H Markum,,2005). Komplikasi yang akan terjadi edema otak, kejang sampai koma, hiperbilirubinemia, dan anuria atau oligouria.
sampai koma, hiperbilirubinemia, dan anuria atau oligouria.
Bayi lahir pada tanggal 10 Januari 2015 pukul 22.30 WITA dengan cara normal Bayi lahir pada tanggal 10 Januari 2015 pukul 22.30 WITA dengan cara normal spontan belakang kepala di Ruang VK Bersalin. Bayi lahir dengan UK aterm tidak segera spontan belakang kepala di Ruang VK Bersalin. Bayi lahir dengan UK aterm tidak segera menangis, mendapat baging dan O
menangis, mendapat baging dan O22, tangis (-), tonus otot lemah, kulit kebiruan. Bayi diantar, tangis (-), tonus otot lemah, kulit kebiruan. Bayi diantar
ke ruang bayi dan dirawat di dalam inkubator dan menggunakan O
ke ruang bayi dan dirawat di dalam inkubator dan menggunakan O22 1 lpm agar dapat 1 lpm agar dapat
menjaga kehangatan serta membantu pernapasan bayi. Bayi diberi terapi sesuai dengan advis menjaga kehangatan serta membantu pernapasan bayi. Bayi diberi terapi sesuai dengan advis dokter.
dokter.
Bayi diobservasi setiap 30 menit, aktivitas bayi masih lemas, sesak dan terdapat Bayi diobservasi setiap 30 menit, aktivitas bayi masih lemas, sesak dan terdapat twiching serta sianonis periver minimal. Bayi diberikan terapi sesuai advis dokter yaitu twiching serta sianonis periver minimal. Bayi diberikan terapi sesuai advis dokter yaitu injeksi Aminophilin 3x4mg, injeksi Cefotaxime 3x100mg, injeksi Gentamycin 1x15mg, injeksi Aminophilin 3x4mg, injeksi Cefotaxime 3x100mg, injeksi Gentamycin 1x15mg, injeksi Phental 30mg/im. Injeksi Neo-K im (im), infus D10% Drip Meylan 8cc.
injeksi Phental 30mg/im. Injeksi Neo-K im (im), infus D10% Drip Meylan 8cc.
Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Bayi baru lahir dengan BCB + SMK + asfiksia Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Bayi baru lahir dengan BCB + SMK + asfiksia berat
berat mulai mulai dari dari anamnesa, anamnesa, pemeriksaan pemeriksaan fisik, fisik, laboratorium, laboratorium, analisa analisa data data sertaserta penatalaksanaan sesuai dengan teori yang ada.
penatalaksanaan sesuai dengan teori yang ada. BAB V BAB V PENUTUP PENUTUP A. A. KesimpulanKesimpulan 1.
1. Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan danAsfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada
kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan (Asuhan Persalinan Normal, 2012)
persalinan (Asuhan Persalinan Normal, 2012) 2.
2. Bayi lahir pada tanggal 10 Januari 2015 pukul 22.30 WITA dengan cara normal spontanBayi lahir pada tanggal 10 Januari 2015 pukul 22.30 WITA dengan cara normal spontan belakang kepala
belakang kepala di Ruang di Ruang VK BersaliVK Bersalin. Bayi n. Bayi lahir lahir dengan UK dengan UK aterm aterm tidak tidak segera menangis,segera menangis, mendapat baging dan O
mendapat baging dan O22, tangis (-), tonus otot lemah, kulit kebiruan. Bayi diantar ke ruang, tangis (-), tonus otot lemah, kulit kebiruan. Bayi diantar ke ruang
bayi
bayi dan dan dirawat dirawat di di dalam dalam inkubator inkubator dan dan menggunakan menggunakan OO22 1 lpm agar dapat menjaga 1 lpm agar dapat menjaga
kehangatan serta membantu pernapasan bayi. Bayi diberi terapi sesuai dengan advis dokter. kehangatan serta membantu pernapasan bayi. Bayi diberi terapi sesuai dengan advis dokter. 3.
3. Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Bayi baru lahir dengan BCB + SMK + asfiksia beratAsuhan kebidanan yang dilakukan pada Bayi baru lahir dengan BCB + SMK + asfiksia berat mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium, analisa data serta penatalaksanaan mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium, analisa data serta penatalaksanaan sesuai dengan teori yang ada.
sesuai dengan teori yang ada.
B.
B. SaranSaran 1.
1. Bagi InstitusiBagi Institusi
Diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi institusi pendidikan Diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi institusi pendidikan dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datan
2.
2. Bagi MahasiswaBagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat menambah wawasan keilmuan dan pengalaman serta Diharapkan mahasiswa dapat menambah wawasan keilmuan dan pengalaman serta keterampilan dalam melakukan asuhan kebidanan pada pada bayi baru lahir dengan BCB + keterampilan dalam melakukan asuhan kebidanan pada pada bayi baru lahir dengan BCB + SMK + asfiksia berat.
SMK + asfiksia berat. 3.
3. Bagi KlienBagi Klien
Diharapkan klien dapat mengetahui dan mengerti asuhan yang diberikan kepada Diharapkan klien dapat mengetahui dan mengerti asuhan yang diberikan kepada bayinya serta pengetahuan tentang perawatan bayi baru lah
bayinya serta pengetahuan tentang perawatan bayi baru lahir dengan asfiksia berat.ir dengan asfiksia berat.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
Aminullah, A. (2006). Asfiksia Neonatorum. In Ilmu Kebidanan Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Aminullah, A. (2006). Asfiksia Neonatorum. In Ilmu Kebidanan Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Pustaka
BinaPustaka.Saminem.2010. Dokumentasi Asuhan Kebidanan.Jakarta : EGC. BinaPustaka.Saminem.2010. Dokumentasi Asuhan Kebidanan.Jakarta : EGC. Dewi, V.N.L. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika Dewi, V.N.L. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika
JKPK-KR, 2012. Asuhan Persalinan Normal.
JKPK-KR, 2012. Asuhan Persalinan Normal. JNPK-KR. JakartaJNPK-KR. Jakarta Maternal dan Neonatal.Jakarta : PT bina Pustaka.
Maternal dan Neonatal.Jakarta : PT bina Pustaka. Notoatmodjo Soekidjo. 20
Notoatmodjo Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka 02. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka CiptaCipta Prawirohardjo, sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Prawirohardjo, sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Prawirohardjo, Sarwono.2011. IlmuKebidanan
Prawirohardjo, Sarwono.2011. IlmuKebidanan.. Jakarta : PT BinaPustaka.Jakarta : PT BinaPustaka. Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmukebidanan
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmukebidanan.. Jakarta : PTJakarta : PT Sulistyawati
Sulistyawati Ari Ari dan dan Esti Esti Nugraheni. Nugraheni. 2010. 2010. Asuhan Asuhan KebidananPada KebidananPada Ibu Ibu BersalinBersalin.. Jakarta: Jakarta: Salemba Medika.