• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Bahasa Arab

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Bahasa Arab"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

1

Isim adalah kata yang digunakan untuk nama seseorang ataupun nama lain. Fi‟il adalah kata yang menunjukan pekerjaan yang terjadi pada waktu tertentu. Harf adalah kata yang maknanya menjadi jelas manakala dihubungkan dengan kata lain. Kata benda bedasarkan jenisnnya dibagi atas dua macam, yaitu

mudzakkar (jenis laki-laki) dan muannats (jenis perempuan). Mudzakkar adalah kata benda yang boleh diikuti dengan kata penunjuk ini dan itu atau jenis yang sama. Muannast adalah kata yang boleh jika diikuti kata penunjuk ini dan itu untuk jenis yang sama. Kata benda mudzakkar dan muannast terbagi kepada hakiki (yang sebenarnya) dan majazi (tidak sebenarnya/kiasan). Mudzakkar yang sebenarnya adalah yang memiliki pasangannya (perempuan/betina). Mudzakkar kiasan (tidak sebenarnya) adalah tidak memiliki pasangan dari jenisnya, seperti pulpen, kertas dan sebagainya. Muannast yang sebenarnya adalah yang

menunjukan benda jenis perempuan atau betina, seperti seorang perempuan, unta betina dan sebagainya.

Muannast terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

 Muannast secara lafadz yaitu kata benda yang memilki ciri-ciri perempuan/betina.

 Muannast secara makna ialah benda perempuan atau betina yang tidak memiliki ciri-ciri muannast.

Ciri-ciri muannast ada tiga yaitu ta marbuthah, alif maqshurah (alif bemgkok) dan alif mamdudah (alif panjang).

Semua kata benda jamak adalah muannast, kecuali jamak mudzakkar salim untuk yang berakal seperti para guru, kaum muslimin dan sebagianya.

a. ISIM

Isim dari segi jumlahnya ada tiga macam, yaitu isim mufrad, mutsanna dan jama‟. Isim mufrad adalah kata yang menunjukan tunggal baik untuk jenis laki-laki maupun jenis perempuan. Isim mutsanna adalah kata yang menunjukan dua baik laki-laki maupun perempuan dengan cara menambahkan alif, nun, ya,

(2)

2

dan nun di ujung kata. Isim jama‟ adalah kata yang menunjukan lebih dari dua baik untuk laki-laki maupun perempuan. Isim jama‟ ada tiga macam:

a) Jama mudzakar salim, yaitu isim yang menunjukan lebih dari dua untuk jenis laki-laki dengan cara menambahkan wau,nun, ya, dan nun di ujung kata dengan tidak merubah bentuk tunggalnya.

b) Jama‟ muannast salim, yaitu isim yang menunjukkan lebih dari dua untuk jenis muannast dengan menambahkan alif dan ta di ujung kata tnggalnya.

c) Jama‟ taksir, yaitu isim yang menunjukkan lebih dari dua baik untuk laki-laki maupun perempuan dengan merubah bentuk tunggal (secara tidak beraturan).

Nakirah adalah kalimat isim yang maknanya menunjukan pada sesuatu yang tidak tertentu (umum). Ma‟rifat adalah kalimat isim maknanya menunjukan pada sesuatu yang sudah tertentu (khusus).

Isim Ma‟rifat ada tujuh macam yaitu:

1. Kata ganti nama orang, hewan dan benda

2. Isim alam dari jenis manusia, nama tempat dan dzat 3. Kata tunjuk

4. Kata sambung

5. Isim yang dima‟rifatkan dengan tambahan alif dan lam 6. Isim yang diprasekan kepada isim ma‟rifat

7. Orang yang dipanggil (langsung) b. FI”IL

Fi‟il (kata kerja) di lihat dari segi waktu terjadinya dibagi kepada kata kerja lampau, sekarang, akan, sedang dan kata kerja perintah.

Fi‟il madhi adalah fi‟il yang artinya menunjukan pekerjaan yang telah berlalu sebelum pembicaraan.

Fi‟il mudhari adalah fi‟il yang menunjukan kejadian sesuatu pada waktu berbicara atau sesudahnya.

Fi;il amar adalah fi‟il yang menuntut hasilnya sesuatu setelah masa berbicara (kata kerja yang menunjukan perintah).

(3)

3

Kata kerja dilihat dari segi objek yang dikerjakannya dibagi kepada kata kerja intransitif (tidak memerlukan objek) dan kata kerja transitif (membutuhkan objek).

c. HURF

Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa di samping kalimat isim dan fi‟il, dikenal juga kalimat huruf. Berikut ini pembagian huruf berdasarkan kalimat yang menyertainya:

Beberapa huruf yang menyertai kata isim:  Huruf Jar

 Inna dan sebagian kawannya

 Nida (dipergunakan untuk panggilan)  Huruf Istitsna

Beberapa huruf yang menyertai kata fi‟il:  Huruf Nasab

Huruf yang menyebabkan fi‟il sesudahnya dihukumi nasab. Huruf Nasab terbagi menjadi tujuh diantaranya:

 An  Lan  Kae  Iddan  Lamu Ta‟lil  Lamu Zuhud  Pa Sababiit  Hatta  Huruf Jazm

Huruf yang menyebebkan fi‟il yang sesudahnya dihukumi jazm. Huruf jazm terbagi menjadi enam diantaranya:

 Lam  Lama

(4)

4  Lam amar  La nahyi  Inna  Ma A. Kalimat

Kalimat ada dua macam diantaranya:  Jumlah Ismiyah

Kalimat yang diawali dengan isim.  Jumlah Fi‟lliyah

Kalimat yang diawali dengan fi‟il.

B. Tanda-Tanda I‟rab

Isim Mu‟rab tebagi menjadi marfu‟, manshub dan majrur. Tanda rafa‟ Isim ada tiga diantaranya:

 dhammah sebagai tanda dar isim mufrad, jama‟ muannast salim dan jama‟ taksir.

 Alif sebagai tanda dari isim tatsniyah.

 Wawu sebagai tanda dari jama‟ mudzakkar salim dan asmaul khamsah.

Tanda nasab Isim ada empat diantaranya:

 Fathah sebagai tanda dari Isim mufrad dan jama‟ taksir.

 Ya sebagai tanda dari Isim tatsniyah dan jama‟ mudzakkar salim.  Kasrah sebagai tanda dari asmaul khamsah.

Tanda Jar Isim ada tiga diantaranya:

 Kasrah sebagai tanda dari isim mufrad, jama‟ taksir dan jama‟ muannast salim.

 Ya sebagai tanda dari isim tatsniyah, jama‟ mudzakkar salim dan asmaul khamsah.

 Fathah sebagai tanda dari isim mufrad dan jama‟ taksir yang tidak dapat di tanwin huruf akhirnya.

(5)

5 C. Fi‟il mu‟rab dan Fi‟il mudhari‟

Fi‟il mu‟rab adalah mudhari‟ yang tidak disertai nun niswan atau nun taukid, sedangkan Fi‟il mudhari‟ trjadi dalam tiga hal marfu‟, manshub dan majzum. Fi‟il mudhari‟ akan tetap rafa‟ jika tidak didahului oleh huruf nashab dan huruf jazm serta ditandai dengan dhammah dan nun. Kalimat Fi‟il mudhari berubah menjadi nashab, jika didahului oleh salah satu huruf-huruf berikut:

 Lam Juhud  Pa Sababiit  An  Lan  Idan  Kae  Lam Ta‟lil  Hatta

Tanda perubahannya fathah apabila kalimat mudhari‟ asli dan hilangnya nun apabila bentuk kalimatnya „af‟alul khamsah. Kalimat Fi‟il mudhari‟ akan berubah menjadi jazm, jika didahului kalimat yang menjazmkan (membuat perubahan pada harkat akhir yang awalnya dhammah) kalimat yang menjazmkan itu terdapat dua katagori pertama yang menjazmkan satu kalimat mudhari‟ yaitu Lam, Lama, Lamu, Amri‟, La Nahyi, kedua yang menjazmkan dua kalimat mudhari‟ yaitu: Ina, Min, Maa, Mahuma, Mata, Ayanna, Aina, Ainama,Ana, Haisuma, Kaipama, ata.

Adapun tanda jazm pada perubahan ini yaitu: sukun terjadi pada mudhari‟ asli, hilangnya nun diakhir terjadi pada „af‟alul khamsah (fi‟il lima) dan hilangnya huruf „illat terjadi pada mudhari‟ yang diakhiri‟ oleh huruf „illat(wawu,alif,ya).

Kaliat yang tersusun dari mubtada‟ dan khabar adalah kalimat dengan diawali kata benda (jumlah ismiyah). Mubtada adalah kata benda yang harkatnya rafa‟ (dhommah) yang terletak di awal kalimat. Khabr ialah kata yang bersama

(6)

6

mubatada menyusun kalimat sempurna. Mubtada dan khabar itu keduanya berharakat rafa‟(dhommah):

 Ada yang rafa‟ dengan dhommah yang jelas seperti untuk kata benda tunggal, jamak tak beraturan, jamak untuk muannast yang beraturan, seperti: lapangan, pabrik-pabrik, para penyair (pr) dan sebagainya.

 Ada pula yang rafa‟ dengan alif, yaitu pada kata benda yang berjumlah dua (mustanna), seperti: dua oranng pemerhati, dua orang pembimbing dan lainnya.

 Juga ada kata benda yang rafa‟ dengan huruf waw, seperti: untuk benda yang jamak laki-laki (mudzakkar) beraturan, contoh: para pemain (lk), para delegasi (lk).

Dalam hal bentuk kata berdasarkan banyaknya bilangan khabar menyesuaikan dengan mubtada, seperti jika mubtada jamak, satu atau dua, mudzakkar atau muannast, maka khabar juga demikian adanya. Jika mubtada untuk benda yang tak berakal (abiotik) bejumlah banyak (jamak), seperti tampat tinggal, gunung-gunung dan sebagainya, maka khabarnya menjadi benda yang berjumlah satu tetapi menunjukan muannast.

D. Huruf Inna dan huruf lain yang pola kalimatnya sama

Huruf Inna dan serumpun dengannya diletakan pada pola kalimat yang terdiri dari mubtada dan khabar. Masuknya Inna dan yang sserumpun dengannya di awal kalimat menjadikan mubtada sebagai isimnya dan berharakat fathah di akhir katanya, sedangkan khabar tetap dalam keadaan marfu‟.

Huruf yang serumpun dengan Inna adalah anna berfungsi sebagai penegasan. Kaanna unntuk perumpamaan atau seolah-olah. Lakinna untuk mengetahui bahwa pernyataan sesudahnya bertentangan dengan pernyataan sebelumnya. La‟alla untuk pengharapan yang mungkin terjadi (semoga). Laita untuk berangan-angan dan La untuk peniadaan sesuatu.

(7)

7

Kanna dan teman-temannya termasuk atribut yang suka masuk ke dalam jumlah dan mubtadanya di rafa‟kan lalu di sebut isimnya dan khabarnya di nashabkan lalu di sebut khabarnya.

Diantara teman-teman kana adalah bata, amsa, dhola, adha, asbah yang berarti waktu, mafata, maangfako, mabariha,majala yang berarti kesinambungan, madama yang berarti jangka lama, soro yang berarti berubah, dan laisa yang berarti menyangkal.

Contohnya:

Isim kana dan teman-temannya bisa berupa isim mu‟rab (kata yang mengalami perubahan caara membaca) atau isim mabni (kata yang tidak mengalami perubahan cara membaca) seperti kata ganti (isim dhamir), kata tunjuk (isim isyarah) dan kata sambung (isim maushul).

Contoh:

(kalimat) baik ismiyyah maupun fi‟liyyah, atau yang serupa dengan jumlah,yaitu zharf dan jar majrur.

Contoh:

Kalimat Arab dapat di buat dengan mendahulukan kata kerja (fi‟il) yang di kenal dalam tata bahasa dengan susunan/ jumlah fi‟liyyah dan pokok kaliimat pada susunan ini di sebut dengan fa‟il/ yang melakukan suatu pekerjaan.

Fa‟il adalah isim yang terletak sesudah fi;il mabni ma‟lum atau oleh yang serupa dengannya (seperti isim fa‟il, sifat musyabahah dan mashdar) dan fail itu menunjukan arti orang yang melakukan (suatu pekerjaan).

Contohnya: orang yang bangkrut itu banyak hutang/banyak hutang atas orang yang bangkrut.

Fa‟il di rafa;kan dengan dhammah apabila:  Isim mufrad

 Jama‟ muannast salim  Jama‟ taksir

Fa‟il di rafakan dengan alif apabila berbentuk isim tatsniyah. Fa‟il di radakan dengan wawu apabila berbentuk jama‟ mudzakkar salim atau isim lima. Fi‟il harus disertai ta ta‟nist apabila beserta fa‟il muannast.

(8)

8 F. Maful Bih dan Naib Fa‟il

Mafhul bih (objek) adalah isim yang di nasabkan yang dikenai pekerjaan pelaku (menjadi pelengkap penderita). Naib Fa‟il adalah isim yang di rafa‟kan berada setelah kata kerja pasif dan menempati posisi Fa‟il setelah Fa‟ilnya dihilangkan.

Bentuk kata kerja barubah-ubah ketika dibentuk menjadi kata kerja pasif. Apabila fi‟il (kata kerja)nya madhy:

 tidak diawali dengan ta zaidah, maka harakat huruf awal didlommahkan dan harakat huruf sebelum akhir dikasrahkan.  Diawali dengan ta zaidah, maka harakat huruf pertama dan kedua

didlommahkan dan harakat huruf sebelum akhir dikasrahkan. Apabila fi‟il (kata kerja)nya mudhari‟:

 Huruf sebelum akhirnya bukan ya/wawu maka harakat huruf awalnya didlommahkan dan harakat huruf sebelum akhirnya dikasrahkan.

 Dan huruf sebelum akhirnya ya maka harakat huruf awalnya didlammahkan dann huruf ya diganti menjadi alif.

 Dan huruf sebelum akhirnya wawu maka harakat huruf awalnya didlammahkan dan huruf wawu diganti menjadi alif.

G. Huruf Jar

Di antara huruf yang suka masuk ke dalam isim adalah huruf jar. Jika salah huruf jar ini masuk ke dalam isim, maka isim tersebut dibaca (beri‟rab) majrur. Tanda jar adalah kasrah jika isimnya tergolong isim mufrad, jama‟ taksir, dan jama‟ muannast salim, dan tandanya ya jika isimnya tergolong mutsana, jama‟ mudzakkar salim dan isim lima.

H. Definisi marfu’, manshub, dan majrur

(9)

9

adalah marfu‟aat. Isim-isim yang manshub adalah isim-isim yang ber-i‟rob nashob. Jama‟ dari manshub adalah manshubaat. Isim-isim yang majrur adalah isim-isim yang ber-i‟rob jar. Jama‟ dari majrur adalah majruroot. Contohnya: Pada kalimat ِذجسمنا يف َحيترعنا َحغهنا ُذَمحَأ َمَّـهـَعَـذ artinya Ahmad belajar bahasa arab di masjid.

Kata َ ُدًََدَأber-I‟rob rofa‟ sebab sebagai subjek (fa‟il) dengan tanda dhommah (diakhir katanya). Karena ber-I‟rob rofa‟, maka kata kata َُدًَدَأtersebut dikatakan marfu‟. Isim menjadi marfu‟ dalam 6 keadaan, diantaranya adalah keadaan sebagai subjek (fa‟il).

Kata ََةغهناber-I‟rob nashob sebab sebagai objek (maf‟ul bih) dengan tanda fathah. Karena ber-I‟rob nashob, maka kata kata ََةغهناtersebut dikatakan manshub. Isim menjadi manshub dalam 11 keadaan, diantaranya adalah keadaan sebagai objek (maf‟ul bih).

Kata َِدجسًناber-I‟rob jar sebab didahului huruf jar (yaitu يف) dengan tanda kasroh. Karena ber-I‟rob jar, maka kata َِدجسًناtersebut dikatakan majrur. Isim menjadi majrur dalam 2 keadaan, diantaranya “didahului huruf jar”.

A. Keadaan-keadaan yang menyebabkan suatu isim menjadi marfu’, manshub, atau majrur

 Isim-isim yang marfu’

Suatu isim menjadi marfu‟ dalam 7 keadaan: 1. Mubtada‟ (أذرثمنا)

(10)

10

Yaitu isim marfu‟ yang terletak di awal kalimat. contohnya : ٌذيذج ُباركنا adalah Buku itu baru. Kata ةبحكنا (buku) merupakan mubtada‟, karena terletak di awal kalimat.

2. Khobar Mubtada‟ (رثخنا)

Yaitu yang menyempurnakan makna mubtada‟. Pada kalimat ٌذيذج ُباركناdi atas, kata َ ديدج ( baru) merupakan khobar, karena menyempurnakan makna mubtada‟.

3. Isim kaana ( ناك مسا) dan saudara-saudaranya

Yaitu setiap mubtada‟ yang dimasuki oleh kaana atau saudara-saudaranya. Contohnya: اًذيذج ُباركنا ناك artinya (dahulu) Buku itu baru. Kata َُةبحكنا (buku) merupakan isim kaana, karena kata tersebut awalnya mubtada‟, setelah dimasuki kaana, maka istilahnya bukan mubtada‟ lagi, tetapi “isim kaana”.

4. Khobar Inna ( ّنإ رثخ) dan saudara-saudaranya

Yaitu setiap khobar mubtada‟ yang dimasuki oleh inna dan saudara-saudaranya. Contohnya : ٌذيذج َباركنا َّنإ artinya Sesungguhnya buku itu baru. Kata َ ديدج adalah (baru) merupakan khobar inna, karena kata tersebut awalnya khobar mubtada‟, setelah dimasuki inna, maka istilahnya bukan khobar mubtada‟ lagi, tetapi “khobar inna”.

5. Fa‟il (معافنا)

Yaitu isim marfu‟ yang terletak setelah fi‟il ( kata kerja) dan menunjukkan pada orang atau sesuatu yang melakukan perbuatan atau

(11)

11

yang mensifati perbuatan tersebut. Dengan kata lain, Fa‟il adalah subjek. Contohnya : ًحناسر ُةناطنا أرَـق artinya Siswa itu telah membaca surat. Kata َُتنبطنا (siswa) merupakan fa‟il, karena terletak setelah kata kerja aktif (yaitu membaca), dan yang orang yang melakukan perbuatan (yang membaca adalah siswa), jadi siswa itu sebagai subjek.

6. Naibul Fa‟il (معافنا ةئاو)

Yaitu isim marfu‟ yang terletak setelah fi‟il mabni lil majhul (setelah kata kerja pasif) dan menempati kedudukan fa‟il setelah dihapusnya fa‟il tersebut.

Contohnya: ُحناسرنا ْخأِرُـق artinya Surat itu telah dibaca. Kata َُةنبسرنا ( surat) merupakan naibul fa‟il, karena terletak setelah kata kerja pasif (yaitu dibaca).

 Isim-isim yang manshub

Suatu Isim menjadi manshub dalam 11 keadaan: 1. Khobar Kaana (ناك رثخ)

Yaitu setiap khobar mubtada‟ yang dimasuki oleh kaana atau saudaranya. Contohnya : اًذيذج ُباركنا ناك artinya (dahulu) Buku itu baru. Kata اًديدج (baru) merupakan khobar kaana, karena kata tersebut awalnya khobar mubtada‟, setelah dimasuki kaana, maka istilahnya bukan khobar mubtada‟ lagi, tetapi “khobar kaana”.

2. Isim Inna (نإ مسا)

Yaitu setiap mubtada‟ yang dimasuki oleh inna atau saudaranya. Contohnya : ٌذيذج َباركنا َّنإ artinya Sesungguhnya buku itu baru. Kata ََةبحكنا (buku) merupakan isim inna, karena kata tersebut awalnya mubtada‟, setelah dimasuki inna, maka istilahnya bukan mubtada‟ lagi, tetapi “isim inna”

(12)

12 3. Maf‟ul Bih (هت لوعفمنا)

Yaitu isim manshub yang menunjukkan pada orang atau sesuatu yang dikenai suatu perbuatan. Dengan kata lain, maf‟ul bih adalah objek. Contohnya : ًحناسر ُةناطنا أرَـق artinya Siswa itu telah membaca surat. Kata

ًَةنبسر (surat) merupakan maf‟ul bih, karena yang dibaca adalah surat, jadi surat itu sebagai objek (maf‟ul bih).

4. Maf‟ul Muthlaq ( قهطمنا لوعفمنا)

Yaitu isim manshub yang merupakan isim mashdar yang disebutkan untuk menekankan perbuatan, atau menjelaskan jenis atau bilangannya. Contohnya : ُدظفح ًاظفِـح َشرذنا artinya Saya benar-benar menghafal pelajaran.

Kata ًَبظفِـد (penghafalan) merupakan maf‟ul muthlaq, karena merupakan isim masdar yang berfungsi untuk menekankan perbuatan, yang bermakna “benar-benar menghafal”

5. Maf‟ul Li ajlih ( ههجلأ لوعفمنا)

Yaitu isim manshub yang disebutkan setelah fi‟il untuk menjelaskan sebab terjadinya perbuatan (merupakan jawaban dari “mengapa” perbuatan itu terjadi) Contohnya : ٍذمحمِن ًاماركإ ُّيهع َرَضَح artinya Ali hadir karena memuliakan Muhammad. Kata ًَبياركإ(penghormatan) merupakan maf‟ul liajlih, karena menjelaskan sebab Ali hadir, yaitu karena memuliakan (

اركإ

ًَبي ) Muhammad.

6. Maf‟ul Ma‟ah ( هعم لوعفمنا)

Yaitu isim manshub yang disebutkan setelah wawu yang maknanya bersama untuk menunjukkan kebersamaan. Contohnya : َذيرغذ و ُدظقيرسا رويطنا artinya Saya bangun bersamaan dengan kicauan burung-burung.

(13)

13

Kata ََديرغج (kicauan) merupakan maf‟ul ma‟ah, karena didahului oleh huruf wawu ma‟iyah, yang bermakna kebersamaan.

7. Maf‟ul Fih ( هيف لوعفمنا)

Yaitu isim manshub yang disebutkan untuk menjelaskan zaman (waktu) atau tempat terjadinya suatu perbuatan (merupakan jawaban dari “kapan” atau “dimana” perbuatan tersebut terjadi). Contohnya : لاين ُجرئاطنا ْخرفاس artinya Pesawat itu mengudara di malam hari. Kata لاين (malam hari) merupakan maf‟ul fih, karena menjelaskan zaman (waktu).

8. Haal (لاحنا)

Yaitu isim nakiroh lagi manshub yang menjelaskan keadaan fa‟il atau keadaan maf‟ul bih ketika terjadinya suatu perbuatan (merupakan jawaban

dari bagaimana terjadinya perbuatan tersebut).

Contohnya : ايكات ذنونا ءاج artinya Anak itu datang dalam keadaan menangis. Kata بيكبث (menangis) merupakan haal, karena menjelaskan keadaan subjek.

9. Mustatsna (يىثرسمنا)

Yaitu isim manshub yang terletak setelah salah satu diantara alat-alat istitsna untuk menyelisihi hukum sebelumnya. Dengan kata lain, mustatsna artinya pengecualian. Contohnya : ًاذيز لاإ ُبلاطنا َرَضَح(hadhoro at-Thulaabu illa Zaidan) = para siswa hadir kecuali Zaid. Kata ًَاديز(= Zaid) merupakan mustatsna, karena didahului oleh لاإ(kecuali) yang merupakan alat istitsna.

10. Munada‟ (ىداىمنا)

Yaitu isim yang terletak setelah salah satu diantara alat-alat nida‟ (kata panggil). Contohnya : لاجر اي(yaa rojulan) = Wahai seorang lelaki. Kata

(14)

14

لاجر (seorang lelaki) merupakan munada‟, karena didahului oleh اي (wahai) yang merupakan salah satu alat nida‟.

11. Tamyiiz (سييمرنا)

Yaitu isim nakiroh lagi mansub yang disebutkan untuk menjelaskan maksud dari kalimat sebelumnya yang rancu. Contohnya : هيرشع ُديررشا اتارك artinya Saya membeli dua puluh buku. Kata بثبحك (buku) merupakan tamyiiz, karena buku tersebut menjelaskan ”dua puluh”, jikalau tidak ada kata “buku”, maka kalimat menjadi tidak jelas, “Saya membeli dua puluh”.

 Isim-isim yang majrur

Suatu isim menjadi majrur dalam 2 keadaan: 1. Di dahului oleh huruf jar (رج فرح هقثس)

Contohnya : ِلسىمنا هم ُدجرخ artinya Saya keluar dari rumah. Kata َِلسنًنا (rumah) merupakan isim majrur, karena didahului oleh هِم (min) yang merupakan huruf jar.

2. Mudhof Ilaih (هينإ فاضم)

Yaitu isim yang disandarkan ke isim sebelumnya. Contohnya : َمِذَاخ ُديررشا ٍذيذح artinya Saya membeli cincin besi. Kata َ ٍديدد (besi) merupakan mudhof ilaih, karena disandarkan kepada ََىِجَبخ (cincin) yang maknanya cincin yang terbuat dari besi. Selain keadaan-keadaan tersebut, ada satu keadaan yang dapat menyebabkan suatu isim menjadi marfu‟, atau manshub, atau majrur, tergantung kata sebelumnya, jika kata sebelumnya marfu‟ maka isim tersebut menjadi marfu‟, jika manshub maka manshub, dan jika majrur maka majrur. Keadaan tersebut dinamakan (عتاذ). Contohnya:

(15)

15

ًاميرك ًلاجر ُدئأر artinya Saya melihat seorang lelaki yang mulia. ٍميرك ِمجرت ُررم artinya Saya berpapasan dengan seorang lelaki yang mulia. Perhatikan setiap kata ىيرك(kariim) pada tiga kalimat di atas, i'robnya sesuai dengan kata sebelumnya. Pada kalimat pertama i'robnya rofa' karena sebelumnya ( ٌمجر ) ber-i'rob rofa'. Pada kalimat kedua, i'robnya nashob' karena sebelumnya ( ًلاجر) ber-i'rob nashob. Demikian juga pada kalimat ketiga, i'robnya jar karena sebelumnya ( ِمجر ) ber-i'rob jar. Taabi (غثبج) ini dibagi menjadi empat jenis, yaitu na‟at (دعىنا), athof (فطعنا), taukid (ذيكورنا), dan badal (لذثنا). Pada tiga contoh kalimat di atas, termasuk jenis na'at.

C . ISIM MUSYTAQ

Isim Musytaq ialah Isim yang dibentuk dari kata lain dan memiliki makna yang berbeda dari kata pembentuknya. Isim Musytaq itu ada tujuh macam:

1. ISIM FA'IL ( مِػبَفىْسِا)

Isim Pelaku (yang melakukan pekerjaan). Isim Fa'il ada dua wazan (pola pembentukan) yaitu:

a) َ مِػبَفbila berasal dari Fi'il Tsulatsi (Fi'il yang terdiri dari tiga huruf) b) َ مِؼْفُيbila berasal dari Fi'il yang lebih dari tiga huruf

Fi'il Isim Fa'il

ََىِهَػ - َُىَهْؼَي (mengetahui) َ ىِنبَػ (yang mengetahui) ََوبَن - َُوبَنَي (tidur) َ ىِئبَن (yang tidur) ََمَكَأ - َُمُكْأَي (makan) (yang makan) َ مِكآ ََىَهْسَأ - َُىِهْسُي (menyerah) َ ىِهْسُي (yang menyerah) ََقَفْنَأ - َُقِفْنُي (berinfak) َ قِفْنُي (yang berinfak)

(16)

16

Disamping itu dikenal pula istilah bentuk MUBALAGHAH ( ةَغَنبَجُي) dari Isim Fa'il yang berfungsi untuk menguatkan atau menyangatkan artinya. Contoh:

Fi'il Isim Fa'il Isim Mubalaghah

ََىِهَػ

-َُىَهْؼَي َ ىِنبَػ َ ىْيِهَػ / َ وَّلاَػ (yang sangat mengetahui) ََرَفَغ

-َُرِفْغَي َ رِفبَغ َ ر ْىُفَغ / َ ربَّفَغ (yang suka mengampuni) ََوبَن

-َُوبَنَي َ ىِئبَن َ ىْيِئَن / َ واَّىَنَ (yang banyak tidur) ََمَكَأ

-َُمُكْأَي َ مِكآ ََ لبَّكَأَ/َ مْيِكَأ (yang banyak makan)

2. SIFAT MUSYABBAHAH ( ةَهَّجَشُيةَفِص) ialah Isim yang menyerupai Isim Fa'il tetapi lebih condong pada arti sifatnya yang tetap. Misalnya:

Fi'il Isim Fa'il Sifat Musyabbahah

ََحِرَف

-َُحَرْفَي (senang) َ حِربَف َ حِرَف (orang senang) ََيًَِػ

-ىًَْؼَي (buta) َ يِيبَػ َىًَْػَأ (orang buta) ََتبَي

-َُت ْىًَُي (mati) َ ثِئبَي ََ ثِّيَي (orang mati) ََعب َج

-َُع ْىُجَي (lapar) َ غِئبَج َ ٌبَػ ْىَج (orang kelaparan)

3. ISIM MAF'UL ( ل ْىُؼْفَيىْسِا) yaitu Isim yang dikenai pekerjaan.

Fi'il Isim Maf'ul

ََرَفَغ - َُرِفْغَي (mengampuni) َ ر ْىُفْغَي (yang diampuni) ََىِهَػ - َُىَهْؼَي (mengetahui) َ وْىُهْؼَي (yang diketahui) ََعبَث - َُغْيِجَي (menjual) َ غْيِجَي (yang dijual) ََلبَق - َُل ْىُقَي (berkata) َ لبَقَي (yang diucapkan)

4. ISIM TAFDHIL ( ىْسِا مْيِضْفَج ) ialah Isim yang menunjukkan arti "lebih" atau "paling". Wazan (pola) umum Isim Tafdhil adalah: َُمَؼْفَأ . Contoh:

Isim Fa'il Isim Mubalaghah Isim Tafdhil

َ ىِنبَػ ََ ىْيِهَػ (sangat mengetahui) َُىَهْػَأ (yang lebih mengetahui) َ رِثبَك ََ رْيِجَك (sangat besar) َُرَجْكَأ (yang lebih besar) َ ةِربَق ََ تْيِرَق (sangat dekat) َُةَرْقَأ (yang lebih dekat)

(17)

17

َ مِضبَف ََ مْيِضَف (sangat utama) َُمَضْفَأ (yang lebih utama)

Disamping itu, terdapat pula bentuk yang sedikit agak berbeda, seperti:

Sifat Musyabbahah Isim Tafdhil

َ دْيِدَش

َ (yang sangat) َ دَشَأ (yang lebih sangat) َ قْيِقَد

َ (yang berhak) َ ق َدَأ (yang lebih berhak) َ سْيِسَػ (yang mulia) َ سَػَأ (yang lebih mulia)

5. ISIM ZAMAN ( ىْسِا ٌبَيَز ) yaitu Isim yang menunjukkan waktu dan ISIM MAKAN ( ىْسِا ٌبَكَي ) yaitu Isim yang menunjukkan tempat.

Fi'il Isim Zaman/Makan

َُتُحْكَيَ/َ َتَحَك

َ (menulis) َ تَحْكَي (kantor)

َُتَؼْهَيَ/َ َتِؼَن

َ (bermain) َ تَؼْهَي (tempat bermain)

َُدُجْسَيَ/ََدَجَس

َ (bersujud) َ دِجْسَي (masjid)

َُدِهَيَ/ََدَنَو

َ (melahirkan) َ دِنْىَي (hari kelahiran)

َُدِؼَيَ/ََدَػَو

َ (menjanjikan) َ دِػْىَي (hari yang dijanjikan)

َُغًَِح ْجَيَ/ََغًََح ْجِا

َ (berkumpul) َ غًََح ْجُي (perkumpulan, pertemuan)

6. ISIM ALAT ( ةَنآىْسِا) yaitu Isim yang menunjukkan alat yang digunakan untuk melakukan suatu Fi'il atau pekerjaan.

Fi'il Isim Alat

َُخَحْفَيَ/َ َخَحَف

َ (membuka) َ حبَحْفِي (kunci)

ٌَُِسَيَ/َ ٌََزَو

َ (menimbang) َ ٌاَسْيِي (timbangan)

َُسِه ْجَيَ/َ َسَهَج

َ (duduk) َ سِه ْجَي (tempat duduk)

َُرَه ْجَيَ/ََرَه َج

َ (nyaring َ رَه ْجِي (pengeras suara)

(18)

18

Lafazh-Iafazh yang di-jar-kan ada tiga macam, yaitu: 1. Lafazh yang di-jar-kan oleh huruf jar, contoh:

2. Lafazh yang di-jar-kan karena idhafat, contoh:

3. Lafazh yang mengikuli kepada lafazh yang di-jar-kan (yaitu: na'at, 'athaf, taukid dan badal), sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya.

Adapun lafazh yang di-jar-kan dengan huruf, seperti halnya yang di-jar-kan oleh min, ilâ, 'an, 'alâ, fî, rubba, ba, kaf, lam dan huruf qasam (sumpah), yaitu: wawu, ba dan ta juga dengan mudz dan mundzu.

Contoh: artinya aku telah datang sejak hari Ahad.

Adapun yang di-jar-kan oleh idhafat, seperti perkataan: (pelayan Zaid. -Lafazh ghulam adalah mudhaf, sedangkan lafazh Zaid adalah mudhaf ilaih).

(19)

19

 Idhafat yang diperkirakan mengandung makna lam, contoh: (pelayan Zaid. -Taqdir atau bentuk asalnya diperkirakan berbunyi

= pelayan milik Zaid; contoh lainnya seperti:

artinya kitab Ahmad. Taqdirnya adalah kitab milik Ahmad : huruf lam yang terdapat pada kedua contoh ini adalah lam yang mempunyai arti memiliki).

Idhafat yang diperkirakan mengandung makna min, contoh: (baju sutera atau baju dari sutera); (pintu kayu atau pintu dari kayu); (cincin besi atau cincin dari besi); dan lafazh yang sejenis dengannya.

(20)

20 BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Isim adalah kata yang digunakan untuk nama seseorang ataupun nama lain. Fi‟il adalah kata yang menunjukan pekerjaan yang terjadi pada waktu tertentu.

Harf adalah kata yang maknanya menjadi jelas manakala dihubungkan dengan kata lain. Kata benda bedasarkan jenisnnya dibagi atas dua macam, yaitu mudzakkar (jenis laki-laki) dan muannats (jenis perempuan). Mudzakkar adalah kata benda yang boleh diikuti dengan kata penunjuk ini dan itu atau jenis yang sama. Muannast adalah kata yang boleh jika diikuti kata penunjuk ini dan itu untuk jenis yang sama. Kata benda mudzakkar dan muannast terbagi kepada hakiki (yang sebenarnya) dan majazi (tidak sebenarnya/kiasan). Mudzakkar yang sebenarnya adalah yang memiliki pasangannya (perempuan/betina). Mudzakkar kiasan (tidak sebenarnya) adalah tidak memiliki pasangan dari jenisnya, seperti pulpen, kertas dan sebagainya. Muannast yang sebenarnya adalah yang menunjukan benda jenis perempuan atau betina, seperti seorang perempuan, unta betina dan sebagainya.

Muannast terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

 Muannast secara lafadz yaitu kata benda yang memilki ciri-ciri perempuan/betina.

 Muannast secara makna ialah benda perempuan atau betina yang tidak memiliki ciri-ciri muannast.

Ciri-ciri muannast ada tiga yaitu ta marbuthah, alif maqshurah (alif bemgkok) dan alif mamdudah (alif panjang).

Semua kata benda jamak adalah muannast, kecuali jamak mudzakkar salim untuk yang berakal seperti para guru, kaum muslimin dan sebagianya.

(21)

21 d. ISIM

Isim dari segi jumlahnya ada tiga macam, yaitu isim mufrad, mutsanna dan jama‟. Isim mufrad adalah kata yang menunjukan tunggal baik untuk jenis laki-laki maupun jenis perempuan. Isim mutsanna adalah kata yang menunjukan dua baik laki-laki maupun perempuan dengan cara menambahkan alif, nun, ya, dan nun di ujung kata. Isim jama‟ adalah kata yang menunjukan lebih dari dua baik untuk laki-laki maupun perempuan. Isim jama‟ ada tiga macam:

d) Jama mudzakar salim, yaitu isim yang menunjukan lebih dari dua untuk jenis laki-laki dengan cara menambahkan wau,nun, ya, dan nun di ujung kata dengan tidak merubah bentuk tunggalnya.

e) Jama‟ muannast salim, yaitu isim yang menunjukkan lebih dari dua untuk jenis muannast dengan menambahkan alif dan ta di ujung kata tnggalnya.

f) Jama‟ taksir, yaitu isim yang menunjukkan lebih dari dua baik untuk laki-laki maupun perempuan dengan merubah bentuk tunggal (secara tidak beraturan).

Nakirah adalah kalimat isim yang maknanya menunjukan pada sesuatu yang tidak tertentu (umum). Ma‟rifat adalah kalimat isim maknanya menunjukan pada sesuatu yang sudah tertentu (khusus).

Isim Ma‟rifat ada tujuh macam yaitu:

8. Kata ganti nama orang, hewan dan benda

9. Isim alam dari jenis manusia, nama tempat dan dzat 10. Kata tunjuk

11. Kata sambung

12. Isim yang dima‟rifatkan dengan tambahan alif dan lam 13. Isim yang diprasekan kepada isim ma‟rifat

14. Orang yang dipanggil (langsung) e. FI”IL

Fi‟il (kata kerja) di lihat dari segi waktu terjadinya dibagi kepada kata kerja lampau, sekarang, akan, sedang dan kata kerja perintah.

(22)

22

Fi‟il madhi adalah fi‟il yang artinya menunjukan pekerjaan yang telah berlalu sebelum pembicaraan.

Fi‟il mudhari adalah fi‟il yang menunjukan kejadian sesuatu pada waktu berbicara atau sesudahnya.

Fi;il amar adalah fi‟il yang menuntut hasilnya sesuatu setelah masa berbicara (kata kerja yang menunjukan perintah).

Kata kerja dilihat dari segi objek yang dikerjakannya dibagi kepada kata kerja intransitif (tidak memerlukan objek) dan kata kerja transitif (membutuhkan objek).

f. HURF

Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa di samping kalimat isim dan fi‟il, dikenal juga kalimat huruf. Berikut ini pembagian huruf berdasarkan kalimat yang menyertainya:

Beberapa huruf yang menyertai kata isim:  Huruf Jar

 Inna dan sebagian kawannya

 Nida (dipergunakan untuk panggilan)  Huruf Istitsna

Beberapa huruf yang menyertai kata fi‟il:  Huruf Nasab

Huruf yang menyebabkan fi‟il sesudahnya dihukumi nasab. Huruf Nasab terbagi menjadi tujuh diantaranya:

 An  Lan  Kae  Iddan  Lamu Ta‟lil  Lamu Zuhud

(23)

23  Pa Sababiit

 Hatta  Huruf Jazm

Huruf yang menyebebkan fi‟il yang sesudahnya dihukumi jazm. Huruf jazm terbagi menjadi enam diantaranya:

 Lam  Lama  Lam amar  La nahyi  Inna  Ma

(24)

24

Daftar Pustaka

Ahmad Dahlan , Syarhu Muhktasoru Jiddan ‘Ala Matnil Jurumiyah , Indonesia :Darul Ihya kitab arabiyah..

Muhammad Jamaludin , Syarhul ‘Alamah Ibnu ‘Aqil ‘Ala Alfiyati , Indonesia : Pustaka Ihsan.

(25)

25

Makalah Mengenai

Qawaid (Tata Bahasa) dalam Bahasa Arab

(26)

26 Disusun Oleh :

Moch Salih Mujizatul karomah NIM. 1211801072

JURUSAN MUAMALAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2011 M / 1431 H

KATA PENGANTAR

(27)

27 Bandung, Desember 2011 Penulis DAFTAR ISI Kata Pengantar ……….…… أ Daftar Isi ……….. ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……… 1 B. Rumusan Masalah ……… 1 C. Tujuan ……….. 2

(28)

28 BAB II PEMBAHASAN A. Pembagian Kata ………... 3 B. Pembagian Isim ………... 4 C. Pembagian Fiil ………. 5 D. Huruf ……….... 5 E. „Irab ………. 6 F. Maful Bih ……….... 10

G. Definisi marfu‟, manshub, dan majrur………. 15

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ………. 22

Referensi

Dokumen terkait

7.2 Mengidenti-fikasi kata, frase atau kalimat da-lam wacana tertulis sederhana tentang ةلحر ةيحيورت / berwisata) yang meng- gunakan fiil mujarrod dan mazid,

Jamak dalam bahasa Arab ada tiga macam, sebagaimana telah tersebut sebelumnya. Ada jamak taksir, jamak mudzakkar salim dan jamak muannats salim. Kata jamak sendiri dalam

ةبس ل رلدممللما ن ل مب عكإجبرميل ي م لبع ل .٣ ٢ Isim dhomir mana yang menunjukkan laki-laki dan perempuani. ت ب نمالَ,ت ل نمالَ,ي

Kata “ Isim ” berarti nama, maka segala sesuatu yang dapat dinamakan atau dinamai disebut Isim , Contoh; Sesuatu yang digunakan untuk menulis dinamakan pulpen,

Kata ganti ( وه ) digunakan bagi orang laki-laki yang dibicarakan.. Bahasa Arab Memang Asyik… Yang Asyik Ya Bahasa

Isim berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua bagian yaitu isim mudzakkar (laki-laki) dan isim muannats (perempuan), masing-masing bagian tersebut ada yang faktanya berjenis

Huruf ya’ tanda nashob isim tastniyah Dan jamk mudzakar salim tanpa salah Af’alul khomsah, Nashobnya ditandai Dengan membuang nun rofa’ yang terjadi ضفخلا تاملعر باب

1, 2023 http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/tanjak 25 Kata benda Isim kepada kami .َ Kata benda Isim jalan ﺮَاطَ ﺼِّ اﻟ Kata benda Isim Yang lurus اﳌ ﺴْﺘَ ُ ﻘِﻴْﻢَ