• Tidak ada hasil yang ditemukan

milogi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "milogi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

EPIDEM

EPIDEMIOLOGI IOLOGI TENTANG TENTANG KEJADIAN KEJADIAN ANEMIA ANEMIA PADA PADA IBU IBU HAMIL HAMIL DIDI PUSKESMAS

PUSKESMAS DESA DESA HILILAZA HILILAZA (TELUK DALA(TELUK DALAM)M)

MAKALAH MAKALAH

DISUSUN OLEH: DISUSUN OLEH:

UPI

UPI SEHATI SEHATI SARUMAHASARUMAHA NIM

NIM : : 16010329221601032922

PROGRAM STUDIN D-IV KEBIDANAN PROGRAM STUDIN D-IV KEBIDANAN INSTITUT ILMU KESEHATAN HELVETIA INSTITUT ILMU KESEHATAN HELVETIA

MEDAN MEDAN

2016 2016

(2)

KATA PENGANTAR 

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tinjauan Epidemiologi Tentang Anemia Pada Ibu Hamil”.Dan kami penyusun menyadari bahwa segala yang ada dalam makalah ini tidak luput dari kesalahan baik dalam penyusunan kata, nama , dan lain-lain sehingga kritik dan saran selalu kami harapkan sebagai pembangun bagi kami agar kemudian hari menjadi lebih baik .

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

 A. Latar Belakang

Ibu hamil rentan terkena anemia karena di masa kehamilan kebutuhan akan zat besi akan meningkat. Bahkan wanita yang tidak memiliki anemia pun berpotensi mengalami anemia saat hamil. Salah satu cara mengatasi anemia saat hamil ialah dengan memperhatikan asupan zat besi.

Di masa kehamilan, jumlah darah dalam tubuh akan meningkat 50% lebih banyak dibandingkan kondisi normal. Zat besi dibutuhkan untuk membentuk hemoglobin dan mengimbangi kenaikan volume darah dalam tubuh agar tetap terjaga. Zat besi pun dibutuhkan untuk perkembangan janin dan plasenta.

Penyebab anemia tidak hanya kekurangan zat besi, tetapi juga kurangnya asupan asam folat atau vitamin B12, akibat penyakit tertentu, hingga kelainan darah karena faktor keturunan. Cara penanganan anemia pun berbeda, disesuaikan dengan apa penyebabnya.

 Apabila seorang wanita mengalami anemia selama hamil, kehilangan darah pada saat ia melahirkan, bahkan kalaupun minimal, tidak ditoleransi dengan baik. Ia beresiko membutuhkan trasfusi darah. Sekitar 80% kasus anemia pada masa hamil merupakan anemia tipe defisiensi besi (Arias, 1993). Dua puluh persen (20%) sisanya mencakup kasus anemia herediter dan berbagai variasi anemia didapat, termasuk anemia defisiensi asam folat, anemia sel sabit an talasemia.

(4)

B.Tujuan :

1. Mengetahui bagaimana cara mengatasi ibu hamil dengan kasus anemia selama kehamilan sehingga dapat menekan terjadinya komplikasi lebih lanjut.

2.Mengetahui apa itu anemia dalam kehamilan

3. Mengetahui epidemiologi anemia dalam kehamilan

4.Mengetahui penatalaksanaan anemia dalam kehamilan

C.

Manfaat

1.Bagi Mahasiswa

Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan.

2.Bagi Petugas Kesehatan

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan tentang anemia dan tanda bahaya anemia pada ibu hamil.

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

 A.Definisi Anemia pada Kehamilan

 Anemia merupakan masalah yang dihadapi oleh banyak negara, baik negara maju maupun berkembang. Di negara maju prevalensi anemia tergolong relatif rendah dibandingkan dengan negara berkembang yang diperkirakan mencapai 90 % dari semua individu.

 Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11,00 gr% pada trimester I dan III atau kadar Hb < 10,50 gr% pada trimester II. Karena ada perbedaan dengan kondisi wanita tidak hamil karena hemodilusi terutama terjadi pada trimester II (Sarwono P, 2002).

 Anemia pada wanita hamil jika kadar hemoglobin atau darah merahnya kurang dari 10,00 gr%. Penyakit ini disebut anemia berat. Jika hemoglobin < 6,00 gr% disebut anemia gravis. Jumlah hemoglobin wanita hamil adalah 12,00-15,00 gr% dan hematokrit adalah 35,00-45,00 % (Mellyna,2005).

B.Epidimeologi Anemia

Berdasarkan data SKRT tahun 1995 dan 2001, anemia pada ibu hamil sempat mengalami penurunan dari 50,9 % menjadi 40,1% (Amiruddin, 2007). Angka kejadian anemia di Indonesia semakin tinggi dikarenakan penanganan anemia dilakukan ketika ibu hamil bukan dimulai sebelum kehamilan.

Berdasarkan profil kesehatan 2010 didapatkan data bahwa cakupan pelayanan K4 meningkat dari 80,26% (tahun 2007) menjadi 86,04% (tahun 2008), namun cakupan pemberian tablet Fe kepada ibu hamil menurun dari 66,03% (tahun 2007) menjadi 48,14% (Depkes, 2008).

Frekuensi timbulnya anemia dalam kehamilan tergantung pada suplementasi besi. Taylor.dkk melaporkan rata-rata kadar hemoglobin sebesar 12,7 g/dl pada wanita yang mengkonsumsi suplemen besi sementara rata-rata hemoglobin sebesar 11,2% g/dl pada wanita yang mengkonsumsi suplemen.

C.Segitiga Epidemiologi

Segitiga epidemiologi adalah modal utama yang harus dimiliki oleh seorang epideniolog. Ini merupakan teori dasar yang terkenal sejak disiplin ilmu epidemiologi mulai digunakan di dunia. Dalam bidang epidemiologi terdapat sedikitnya 3 segitiga epidemiologi yang saling terkait satu sama lain yaitu,

(6)

a)  Agent-Host-Environment (AHE),  b) Person-Place-Time (PPT),

c) Frekuensi- Distribusi- Determinan (FDD)

1. Host

Faktor host (penjamu) dalam kasus anemia pada ibu hamil adalah yang terdiri dari : a. Umur

Semakin muda umur kehamilan semakin beresiko untuk terjadinya anemia. Halini didukung oleh penelitian di USA (2005) bahwa ibu remaja memiliki prevalensi anemia kehamilan lebih tinggi dibanding ibu berusia 20-35 tahun. Hal ini dpat dikarenakan pada remaja, Fe dibutuhksn lebih banyak karena pada masa tersebut remaja membutuhkannya untuk pertumbuhan. Selain itu faktor usia yang lebih muda dihubungkan dengan pekerjaan, status sosial ekonomi dan pendidikan yang kuarang. 2.Agen

 Agens atau sumber penyakit pada anemia ibu hamil diantaranya yaitu: a.Unsur gizi

Terjadinya anemia pada ibu hamil juga dapat disebabkan karena defisiensi Fe, asam folat dan vitamin B dalam makanan. Defisiensi ini dapat terjadi karena kebutuhan Fe yang meningkat, kurangnya cadangan dan berkurangnya Fe dalam tubuh ibu hamil. 3.Lingkungan

Dari ketiga faktor lingkungan (fisik, biologis dan sosial ekonomi) yang dapat mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil yaitu faktor sosial ekonomi. Kondisi sosial berupa dukungan dari keluarga dan komunitas akan mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil. Jika keluarga mendukung terhadap intake nutrisi yang adekuat pada ibu hamil dan memotivasi dalam memeriksakan kehamilannya secara rutin, maka kemungkinan kecil terjadi anemia.

Jika lingkungan komunitas menyediakan sarana pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan kader maka pelayanan kesehatan akan meningkat sehingga kejadian anemia kemungkinan kecil terjadi. Selain itu, pendidikan ibu hamil yang semakin tinggi akan mempengaruhi kemampuan dalam mendapatkan informasi. Kondisi ekonomi akan mempengaruhi kemampuan ibu hamil dan keluarga dalam menyediakan nutrisi yang adekuat dan memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai.

D. Ukuran Epidemiologi

Mengukur kejadian penyakit, cacad ataupun kematian pada populasi. Merupakan dasar dari epidemiologi deskriptif. Frekuensi kejadian yang diamati diukur dengan menggunakan Prevalens dan Incidens. Ukuran-ukuran frekuensi penyakit

(7)

menggambarkan karakteristik kejadian (“occurrence”) suatu penyakit atau masalah kesehatan didalam populasi.

1. Proporsi

Pemberian penyuluhan gizi pada kelas ibu hamil berpengaruh meningkatkan rerata skor pengetahuan gizi sebesar 63,2%, skor praktik konsumsi gizi 48,5%, rerata tingkat kecukupan protein 42,4%, tingkat kecukupan Fe 159,5%, Vitamin C 35% dan Vitamin A 51,4%, menurunkan proporsi anemia sebesar 29,6 %. Rerata tingkat pencapaian nilai Hb Harapan kelompok perlakuan sebesar 101,47%, dan kelompok kontrol sebesar 96,6% ( p=0,0001).

2.Rate

Sebanyak 53 persen pada anak usia sekolah, 51 persen pada wanita hamil, dan 48 persen anak-anak dibawah usia dua tahun, serta 35 persen pada anak usia pra sekolah. Di Indonesia 40 persen pada anak usia subur mengalami anemia.

3.Ratio

Berdasarkan Survei Kesehatan RUmah Tangga (SKRT) tahun 2016, prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia masih tinggi yaitu 40,1 persen. Prevalensi anemia ibu hamil yang cukup tinggi juga ditemukan pada pengunjung pelayanan asuhan antenatal di Puskesmas Desa hililaza,Teluk Dalam(Nias Selatan)Tahun 2016 yaitu 25,6%. Hasil penelitian menunjukkan variable yang bermakna secara statistic (P d” 0.05) ialah tingkat pendidikan ibu. Secara substansi, enam variable menunjukkan hubungan faktor risiko (Prevalensi Ratio/PR > 1) diantaranya umur ibu, paritas, ukuran LILA, tingkat pendidikan, suplementasi tablet Fe dan frekuensi asuhan antenatal, sedangkan dua variable lain yaitu gravid dan status pekerjaan ibu menunjukkan hubungan protektif (PR < 1).

4.Prevalence

Prevalensi anemia 61,5%. Terdapat 59 subjek yang anemia (54,2%) memiliki asupan vitamin A kurang dan 93,2% asupan sengnya juga kurang. Pada analisis bivariat diperoleh nilai RP defisiensi asupan vitamin A terhadap kejadian anemia sebesar 9,8 (95%CI: 3,07-31,1). Nilai RP defisiensi asupan seng terhadap kejadian anemia sebesar 9,4 (95% CI: 2,8-31,4). Analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel-variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian anemia adalah asupan vitamin A (RP=8,5) dan seng (RP=7,8).

Pakar gizi sekaligus Direktur Micronutrient Initiative Indonesia Dr Elvina Karyadi PhD mengatakan, prevalensi anemia pada ibu hamil itu sekitar 40-50% atau 5 dari 10 ibu hamil mengalami gangguan kesehatan anemia. “Perempuan hamil rentan mengalami anemia seiring meningkatnya kebutuhan zat besi dan nutrisi tubuh. Gejalanya yang sepele seringkali membuat mereka acuh. Mereka tidak sadar bahwa

(8)

kurangnya konsentrasi haemoglobin saat hamil bisa berdampak serius bagi janin,” ujar Dr Elvina di Teluk Dalam.

(9)

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil ditemukan bahwa ibu mengalami anemia ringan dengan tanda-tanda ibu lemas, sering pusinh, konjungtiva agak pucat, serta setelah dilakukan pemeriksaan lab ditemukan Hb 8,8 gr % dengan arti ibu terdiagnosa anemia ringan, dengan ibu bidan melakukan KIE agar ibu mau mengkonsumsi sayur mayur, buah dan susu, serta melakukan kolaborasi dengan ahli gizi.

B.Saran

Untuk pelaksaan ada kemungkin untuk bia melakukan KIE sebelum hamil tentnag begitu pentingnya kadar Hb pada ibu hamil, serta bai klien agar dapat aktif membaca, bertanya atau membuka media elektronik untuk mengetahui tanda bahaya kadar Hb yang kurang, agar para kita bersama-sama menurunkan AKI dan AKB .

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Sutarto. 2005. Anemia Defisiensi Besi (ADEBE). Yogyakarta: Medika FK UGM. Kristiyanasari, Weni. 2010. Gizi Ibu Hamil. Nuha Medika.

Proverawati, Atikah. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.

httpwww.kesimpulan.com200904sebab-sebab-dan-epidemiologi-anemia.html.

httpridwanamiruddin.com20071008evidence-base-epidemiologi-anemia-deficiensi-zat-besi-pada-ibu-hamil-di-indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Korporasi dapat dikenakan sebagai pelaku turut serta atau penyertaan terhadap perbuatan organ-organ yang ada didalamnya,

Mempersiapkan dan mengerahkan seniman dalam lingkup bidang seni musik dan suara kecuali seniman sebagaimana tersebut pada angka 1 huruf b Romawi IV,

Widoningsih, Sri (2011) Peningkatan Kemampuan Mengemukakan Kembali Berita dengan Media Audio Visual Pada Peserta Didik Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 5

Jumlah penumpang kereta api yang berangkat dari Stasiun Kereta Api Tanjung Karang Lampung pada Maret 2016 sebanyak 52.350 orang, naik sebesar 1,65 persen bila

Perangkat lunak Sistem yang Penting untuk Keselamatan Berbasis Komputer didesain mampu mendeteksi dan memulihkan kesalahan atau kegagalan dalam waktu yang ditentukan..

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Skripsi yang berjudul “Kajian Nasi Sorghum sebagai Pangan Fungsional” ini merupakan tugas akhir yang disusun sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknologi Pertanian

Pada penelitian ini dirancang dan diimplementasikan sebuah duplekser dengan menggunakan metoda Hybrid Coupler dan Bandstop Filter berbasis Split Ring Resonator untuk band