KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN
PUSAT PELATIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Gedung Mina Bahari III Lt. 8 Jakarta Pusat
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
DASAR-DASAR PENGELOLAAN KAWASAN
KONSERVASI PERAIRAN
BUKU INFORMASI
Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan Kawasan
Konservasi Perairan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.02.002.01Kode Modul
KATA PENGANTAR
Indonesia merupakan negara kaya dengan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang ada di dalam berbagai jenis perairan yang luasnya hampir mencapai 75% dari luas wilayah Indonesia. Indonesia adalah negara peringkat kedua yang memiliki terumbu karang terluas di dunia setelah Australia. Wilayah Indonesia juga merupakan pusat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi pada segitiga terumbu karang dunia yang terkenal dengan sebutan “the Coral Triangle”. Sekarang kawasan ini memiliki tantangan berupa degradasi ekosistem laut sehingga konservasi akan berperan penting dalam mengimbangi dampak dari eksploitasi berupa kelangkaan sumber daya ikan dan degradasi ekosistem laut yang timbul karena berbagai kegiatan manusia.
Pencanangan Indonesia sebagai penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar pada tahun 2015 memberikan makna bahwa poduksi perikanan, baik dari kegiatan penangkapan ikan maupun budidaya ikan, perlu ditingkatkan. Jika tidak diimbangi oleh semangat untuk menjamin keberlanjutan, cita-cita tersebut akan menyebabkan perikanan Indonesia mengalami krisis, di antaranya adalah berkurangnya atau hilangnya sumber daya ikan dan terhentinya kegiatan perikanan. Oleh sebab itu, perlu komitmen bersama untuk melakukan pelestarian sumber daya ikan dan konservasi lingkungan perairan dalam rangka menjaga keutuhan ekosistem perairan yang sehat.
Kawasan konservasi perairan (KKP) adalah kawasan perairan yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan. Dari pengertian tersebut jelas adanya sinergi dan harmoni di antara konservasi dan pengelolaan sumber daya ikan. Oleh karena itu, salah satu cara yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mewujudkan pengelolaan dan konservasi sumber daya ikan adalah memprakarsai dan memfasilitasi gagasan pembentukan kawasan konservasi perairan (KKP) di berbagai tempat. Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan sasaran kawasan konservasi perairan seluas 10 juta hektar pada tahun 2010 dan 20 juta hektar pada tahun 2020.
Keberhasilan pengelola KKP sangat ditentukan oleh ketersediaan sumberdaya manusia yang kompeten di berbagai bidang dan disiplin ilmu terkait. Untuk itu diperlukan serangkaian program pelatihan yang diselenggarakan oleh para pelatih yang mengajar dengan modul pelatihan berbasis kompetensi dalam proses pembelajaran yang efektif.
Dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia tersebut, 32 orang pelatih (berasal dari lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP), Ditjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Ditjen KP3K), Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP), kalangan perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat) mengikuti kegiatan Training of Trainers untuk Pelatihan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Tingkat Dasar atau Training of Trainer in Marine Protected Areas 101 di Balai Diklat Perikanan Aertembaga dan Balai Diklat Perikanan Tegal pada bulan Juli – Agustus 2010. Sebagian dari pelatih tersebut selanjutnya telah melatih para calon pengelola kawasan konservasi perairan di Balai Diklat Perikanan Banyuwangi dan Balai Diklat Perikanan Belawan masing-masing berturut-turut pada bulan November 2010 dan Februari 2011. Seluruh rangkaian pelatihan tersebut diselenggarakan oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan USAID-Coral Triangle Support Partnerships (USAID-CTSP) yang bekerjasama dengan Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan (Dit KKJI – KP3K) dan Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan (Puslat – BPSDM KP). USAID-CTSP adalah sebuah kegiatan USAID yang pelaksanaannya melibatkan sebuah konsorsium yang terdiri dari tiga lembaga swadaya masyarakat internasional, yaitu Conservation International, The Nature Conservancy, dan World Wildlife Fund.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.02.002.01Kode Modul
Guna menunjang keberhasilan pelatihan–pelatihan di bidang konservasi perairan selanjutnya, maka dilakukan adaptasi terhadap bahan pelatihan yang dipakai dalam ToT MPA-101 menjadi Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi di bidang Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan. Adaptasi bahan pelatihan ini mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.21/MEN/X/2007 tentang Tata Cara Penetapan Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang telah diadopsi oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan cq. Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan. Dokumen ini memuat sebuah modul untuk pelatihan berbasis kompetesi yang berjudul "Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan”, khusus
untuk unit kompetensi ” Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan”. Modul-modul untuk unit kompetensi lain disajikan dalam dokumen-dokumen terpisah. Semoga modul pelatihan ini bermanfaat bagi para pelatih, peserta pelatihan, dan para pengelola kawasan konservasi perairan serta para pembaca pada umumnya.
Jakarta, November 2011
Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan
Drs. Mulyoto, MM.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.02.002.01Kode Modul
UCAPAN TERIMA KASIH
Tim Adaptasi Materi Pelatihan Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, baik perorangan maupun institusi, yang memungkinkan tersusunnya draft kurikulum ini. Mereka di antaranya adalah:
(1) Pimpinan USAID- Indonesia yang memberikan arahan implementasi kegiatan Coral Triangle Support Partnerships (USAID-CTSP) dalam mendukung program pengembangan kapasitas sumber daya manusia untuk pengelolaan kawasan konservasi peraiaran di Indonesia. (2) Ms Anne Walton dari dari International MPA Capacity Building Program, National Oceanic
and Atmospheric Administration (NOAA) yang pertama menyusun dan selalu mengembangkan modul pelatihan ini, menerapkannya dalam berbagai kegiatan pelatihan dan berkenan berbagi ilmu serta pengalamannya yang luar biasa kepada kami di Indonesia. (3) Tim Pengembangan Pengelolaan Kawasan Konservasi Kepala Burung yang terdiri dari
Conservation International Indonesia, The Nature Conservancy, dan World Wildlife Fund, sebagai pihak pertama bersama NOAA yang melaksanakan kegiatan pelatihan MPA 101 di kawasan bentang laut Kepala Burung (Bird’s Head Seascape) dan berkenan berbagi pengalaman dalam membangun model pengelolaan kawasan konservasi di Indonesia. (4) Mr Jason Phillibotte, MSc (NOAA), Bapak Asril Djunaidi, MSc (CI Indonesia), Ibu Meity
Mongdong (CI Indonesia), Bapak Arisetiarso Soemodinoto, PhD (TNC) sebagai pelatih dalam penyelenggaraan rangkaian Pelatihan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Tingkat Dasar di Aertembaga (Sulawesi Utara), Tegal (Jawa Tengah), Banyuwangi (Jawa Timur) dan Belawan (Sumatera Utara).
(5) Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Dit KKJI – Ditjen KP3K).
(6) Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan – Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (Puslat - BPSDM-KP).
(7) Para Widyaiswara di lingkungan Puslat Kelautan dan Perikanan – BPSDM KP (8) Para pelatih lulusan ToT MPA101 di Balai Diklat Perikanan Aertembaga dan Tegal.
(9) Para nara sumber dan panitia pelatihan ToT MPA101 dan Pelatihan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Tingkat Dasar di Balai Diklat Perikanan Banyuwangi, Belawan dan Tegal, di antaranya adalah Ms Tamra Faris (ToT MPA101 di Aertembaga dan Tegal) dan Mr Edward Lindelof (Pelatihan MPA101 di Banyuwangi).
(10) Para peserta pelatihan ToT MPA101 di Aertembaga dan Tegal dan Pelatihan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Tingkat Dasar di Banyuwangi, Belawan dan Aertembaga. (11) Para mantan anggota Tim 11 yang dibentuk pada tahun 2009 oleh Direktur KKJI - Ditjen
KP3K.
Jakarta, 15 Agustus 2011
Ketua Tim Adaptasi Materi Pelatihan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.02.002.01Kode Modul
TIM ADAPTASI MATERI PELATIHAN
Seperti dijelaskan dalam Kata Pengantar di muka, naskah materi pelatihan ini berasal dari manual yang disusun oleh Tim NOAA yang dipimpin oleh Ms Anne Walton dan Tim Conservation International Indonesia untuk kegiatan pengembangan pengelolaan kawasan konservasi perairan di
daerah Kepala Burung (Bird’s Heas Seascape – BHS). Manual tersebut kemudian dipakai sebagai materi pelatihan dalam dua kegiatan Pelatihan untuk Pelatih (Training for Trainers, ToT MPA101) pada tahun 2010. Setelah beberapa kali diterapkan dalam pelatihan di Banyuwangi, Belawan, Tegal dan Bitung, materi pelatihan ini kemudian diadaptasikan ke dalam format yang dikenali oleh para Widyaiswara di lingkungan BPSDM Kelautan dan Perikanan. Proses adaptasi ini difasilitasi oleh Conservation International Indonesia dengan pendanaan Program USAID-CTSP Indonesia sebagai tanggapan terhadap kebutuhan kurikulum untuk pelatihan konservasi perairan yang dikoordinasikan oleh Pusat Pelatihan BPSDM-KP.
Tim adaptasi materi pelatihan ToT MPA101 menjadi dokumen silabus kurikulum dan modul
pelatihan berbasis kompetensi ”Pelatihan Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan”
No. Nama Institusi
1 Dr M. Fedi A. Sondita Conservation International Indonesia / Institut Pertanian Bogor
2 Untung Widodo, MEd Tim 11 /Dit KKJI – Puslat BPSDM KP/ Widyaiswara Utama
3 Dr Tiene Gunawan Conservation International Indonesia
4 Pusat Pelatihan BPSDM KP
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.02.002.01Kode Modul
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
UCAPAN TERIMA KASIH ...iii
BAB I STANDAR KOMPETENSI KHUSUS DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS
KOMPETENSI MENJELASKAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK
PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN ...1
A Standar Kompetensi Kerja Nasional ...1
Batasan Variabel ...2
Panduan Penilaian...3
Aspek Kritis...4
Unit Kompetensi yang Terkait...5
Kompetensi Kunci ...5
B Unit Kompetensi Prasyarat ...5
C Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi ...6
BAB II MATERI UNIT KOMPETENSI MENJELASKAN PROGRAM PENDIDIKAN
UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN...13
A Latar Belakang...13
B Tujuan...14
C Ruang Lingkup ...14
D Peristilahan ...14
E Diagram Alir Pencapaian Kompetensi ...15
MATERI UNIT KOMPETENSI ...16
1
Elemen Kompetensi: Mengidentifikasi kelompok sasaran dan tujuan
pendidikan...16
1.1
Aspek Pengetahuan: Peran program pendidikan masyarakat lokal dalam
pengelolaan kawasan konservasi ...16
1.2
Aspek Keterampilan: Mengidentifikasi kelompok sasaran dan tujuan
pendidikan ...16
1.2.1
Berbagai cara belajar ...17
1.2.2
Cara pembelajaran anak-anak...18
1.2.3
Cara pembelajaran orang dewasa ...19
1.3
Aspek Penengetahuan: Menjelaskan kiat merancang program dengan cara
belajar yang berbeda-beda...21
1.4
Aspek Keterampilan: Mengidentifikasi kelompok sasaran pendidikan yang
menganggu kawasan konservasi laut ...22
1.5
Aspek Sikap: Mengidentifikasi kelompok sasaran dan tujuan pendidikan yang
mengganggu KKP dengan benar. ...23
2
Elemen Kompetensi: Menyusun program pendidikan yang efektif bagi
masyarakat lokal ...23
2.1
Aspek Pengetahuan: Menjelaskan tiga aspek kompetensi dan teknik
pembelajaran dalam pendidikan untuk masyarakat ...23
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.02.002.01Kode Modul
2.2
Aspek Keterampilan: Membuat urutan prioritas tentang masalah yang
ditangani oleh program pendidikan ...24
2.2.1
Inventarisi permasalahan ...24
2.2.2
Pembuatan urutan prioritas ...25
2.2.3
Analisis kelompok sasaran...27
2.2.4
Matriks untuk menentukan pilihan kegiatan pendidikan ...27
2.2.5
Insentif ...28
2.2.6
Survei untuk menilai kebutuhan belajar ...28
2.3
Aspek Keterampilan: Mampu menyusun program pendidikan yang efektif
bagi masyarakat lokal ...29
2.4
Aspek Pengetahuan: Menjelaskan kiat untuk memilih kegiatan yang akan
dilakukan ...32
2.5
Aspek Pengetahuan: Menjelaskan tahapan membuat rencana kerja kegiatan
pendidikan ...33
2.6
Aspek Keterampilan: Menyusun profil tentang kelompok sasaran
berdasarkan hasil survei ...33
2.7
Aspek Sikap: Menyusun profil tentang kelompok sasaran secara benar ...34
3
Elemen Kompetensi: Menjelaskan cara mengemas pesan untuk kelompok
sasaran ...34
3.1
Aspek Pengetahuan: Menjelaskan cara mengemas pesan untuk kelompok
sasaran melalui media ...34
3.1.1
Cara mengemas pesan untuk kelompok sasaran melalui media ...34
3.2
Aspek Keterampilan: Mampu mengemas pesan untuk kelompok sasaran ...38
3.3
Aspek Sikap: Mengemas pesan kepada kelompok sasaran yang berbeda-beda
dengan jelas ...40
3.4
Aspek Pengetahuan: Menjelaskan jenis-jenis media komunikasi untuk
menyampaikan pesan ...40
3.4.1
Media ...40
3.4.2
Berita ...40
4
Elemen Kompetensi: Menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan
pendidikan kepada pengunjung ...41
4.1
Aspek Pengetahuan: Menjelaskan tema-tema interpretatif untuk pendidikan
pengunjung ...41
4.1.1
Beberapa petunjuk untuk melakukan artikulasi dari tema-tema
interpretatif ...41
4.1.2
Pusat informasi pengunjung ...42
4.1.3
Brosur, selebaran, dan panduan lapangan...44
4.1.4
Trek di alam ...44
4.2
Aspek Keterampilan: Merancang pusat informasi pengunjung ...46
4.3
Aspek Pengetahuan: Menjelaskan penyiapan pemandu KKP dan pariwisata ...47
4.3.1
Peran pemandu ...48
4.3.2
Kunci keberhasilan dari sistem pemandu ...50
4.3.3
Ketersediaan pemandu ...52
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.02.002.01Kode Modul
4.3.5
Hubungan antara pemandu lokal dengan pemandu luar ...52
4.3.6
Kemampuan bahasa ...53
4.4
Aspek Keterampilan: Menyiapkan Pemandu Lapangan ...53
BAB III SUMBER - SUMBER LAIN YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI ...54
A Sumber Kepustakaan ...54
1. Daftar pustaka ...54
B Materi Pelatih ...54
C Media Visual...55
D Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ...55
1. Daftar peralatan/mesin...55
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.02.002.01Kode Modul
BAB I
STANDAR KOMPETENSI KHUSUS DAN SILABUS
PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENJELASKAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
A Standar Kompetensi Kerja Nasional
KODE UNIT : KKP.KP.02.002.01
JUDUL UNIT : Menjelaskan program pendidikan untuk pengelolaan kawasan konservasi perairan
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk membangun pengelolaan yang efektif pada suatu kawasan konservasi perairan melalui program pendidikan untuk masyarakat. Pembahasan mencakup cara mengidentifikasi kelompok sasaran dan tujuan pendidikan, menyusun program pendidikan yang efektif bagi masyarakat lokal, cara mengemas pesan untuk kelompok sasaran dan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan untuk pengunjung.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.02.002.01Kode Modul
Batasan Variabel
Unit ini berlaku untuk mengenal pendidikan pada kawasan konservasi laut. 1 Parameter komponen mengenal pendidikan pada kawasan konservasi laut.
(1) Memahami tujuan dan profil sasaran didik
(2) Memahami cara mengemas pesan-pesan melalui media
(3) Memahami cara melakukan pendidikan kepada pengunjung/masyarakat
2 Perlengkapan untuk mengenal pendidikan pada kawasan konservasi laut mencakup:: (1) 1 (satu) buah white board dan white board maker serta penghapus
(2) ( empat) buah papan peta singkap dan bahan ajar
(3) 1 (satu) set multi media ( laptop,Infocus, dan layar serta soft copy power point/bahan tayang)
(4) 1 ( satu) paket peralatan /bahan tulis menulis untuk tugas –tugas kelompok
3 Tugas pekerjaan untuk mengenal pendidikan dan kawasan konservasi laut, meliputi: (1) Menyusun program pendidikan yang effektif bagi masyarakat lokal
(2) Memahami metoda pendidikan partisipatip interaktif
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
Mengidentifikasi kelompok sasaran dan tujuan pendidikan
1.1 Sasaran pendidikan diidentifikasi dengan memilih penyebab yang paling mengganggu terhadap kawasan konservasi laut
Menyusun program pendidikan yang efektif bagi masyarakat lokal
2.1 Program pendidikan yang effektif bagi masyarakat lokal disusun sesuai prosedur 2.2 Profil dari kelompok sasaran disusun berdasarkan hasil survey
2.3 Beragam cara belajar orang dewasa di dijelaskan
Mengemas pesan –pesan kepada kelompok sasaran
3.1.Pesan kepada kelompok sasaran yang berbeda-beda dikemas melalui media
Menjelaskan Media 4.1 Media komunikasi berupa media dan berita dijelaskan
Melakukan pendidikan kepada pengunjung 5.1 Pengunjung dididik dengan menyusun tema-tema interpretatif
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.02.002.01Kode Modul
4 Peraturan yang berkaitan dengan Pendidikan pada Kawasan Konservasi Perairan/Laut: (1) Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya
(2) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang
(3) Undang-Undandang Nomor 31 2004 Tentang Perikanan yang telah diubah menjadi UU No 45 Tahun 2009
(4) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
(5) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 Tentang Konsrvasi Sumberdaya ikan (6) Peraturan Pemerintah Nomor 31 tentang Sistem Pelatihan Nasional
(7) PERMEN KP No 17/MEN/2008 Tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
(8) PERMEN NAKERTRANS Nomor :PER.21/MEN/X/2007.Tentang Tata Cara Penetapan Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Panduan Penilaian Penjelasan penilaian
Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya yang mungkin diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini adalah sebagai berikut:
(1) KKP.KP.01.002.01 Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan
(2) KKP.KP.02.001.01 Menjelaskan beberapa proses dan interaksi penting pada ekosistem laut
Kondisi penilaian
(1) Kondisi penilaian yang merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini yang terkait dengan :
(2) Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, tertulis, praktek/demonstrasi di tempat kerja/tempat uji kompetensi.
Pengetahuan yang dibutuhkan
Pengetahuan yang dibutuhkan untuk unit kompetensi ini, adalah sebagai berikut: (1) Pendidikian KKP untuk masyarakat lokal
(2) Identifikasi kelompok sasaran dan tunjuan pendidikan (3) Pohon masalah
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.02.002.01Kode Modul
(5) Analisa kelompok sasaran (6) Matrik dalam menilai pilihan (7) Insentif
(8) Menilai kebutuhan belajar dengan survei (9) Menyusun profil kelompok sasaran
(10) Perbedaan cara belajar orang dewasa dan pendidikan anak-anak
(11) Bahan-bahan, media, dan perlengkapan untuk pendidikan dan outreach (penyuluhan) (12) Mengemas pesan
(13) Media (14) Berita
(15) Menyusun tema-tema interpretatifutama (16) Pusat informasi pengunjung
(17) Brosur, selebaran, dan panduan lapangan (18) Trek di alam
(19) Kebun raya (20) Peran pemandu
(21) Kunci keberhasilan dari sistem pelatihan pemandu (22) Penegakan Peraturan
Keterampilan yang dibutuhkan
Keterampilan yang dibutuhkan untuk unit kompetensi ini adalah sebagai berikut:
(1) Mengidentifikasi sasaran pendidikan yang paling mengganggu terhadap kawasan konservasi laut
(2) Menyusun program pendidikan yang effektif bagi masyarakat lokal (3) Menyusun profil dari kelompopk sasaran berdasarkan hasil survey (4) Mengemas pesan kepada kelompok sasaran yang berbeda-beda (5) Mendidik pengunjung
Aspek Kritis
(1) Aspek kritis untuk menemukenali sikap kerja yang perlu diperhatikan dalam kompetensi ini, adalah:
(2) Mengidentifikasi sasaran pendidikan yang paling mengganggu terhadap kawasan konservasi laut
(3) Menyusun program pendidikan yang effektif bagi masyarakat lokal (4) Menyusun profil dari kelompopk sasaran berdasarkan hasil survey
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.02.002.01Kode Modul
(5) Mengemas pesan kepada kelompok sasaran yang berbeda-beda
Unit Kompetensi yang Terkait
(1) KKP.KP.01.002.01 Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan
(2) KKP.KP.02.001.01 Menjelaskan beberapa proses dan interaksi penting yang terjadi di dalam ekosistem laut
(3) KKP.KP.02.002.02 Menjelaskan program penegakan hukum untuk pengelolaan kawasan konservasi perairan
(4) KKP.KP.03.001.01 Menjelaskan program perikanan berkelanjutan untuk pengelolaan kawasan konservasi perairan
(5) KKP.KP.03.002.01 Menjelaskan program pariwisata berkelanjutan untuk pengelolaan kawasan konservasi perairan
Kompetensi Kunci
NO Kompetensi Kunci dalam Unit Ini TINGKAT
1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan informasi 2
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 2
6. Memecahkan masalah 2
7. Menggunakan teknologi 2
B Unit Kompetensi Prasyarat
Sebelum mengikuti pelatihan unit kompetensi memberi pakan ini, peserta harus sudah kompeten untuk unit kompetensi sebagai berikut:
(1) KKP.KP.01.002.01 Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan
(2) KKP.KP.02.001.01 Menjelaskan beberapa proses dan interaksi penting pada ekosistem laut
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
C Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi
Judul Unit Kompetensi : Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Kode Unit Kompetensi : KKP.KP.02.002.01
Deskripsi Unit Kompetensi : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk membangun pengelolaan yang efektif pada suatu kawasan konservasi perairan melalui program pendidikan untuk masyarakat. Pembahasan mencakup cara mengidentifikasi kelompok sasaran dan tujuan pendidikan, menyusun program pendidikan yang efektif bagi masyarakat lokal, cara mengemas pesan untuk kelompok sasaran dan hal -hal yang berkaitan dengan pendidikan untuk pengunjung.
Prakiraan Waktu Pelatihan : 8,0 JP @ 45 menit Tabel Silabus Unit Kompetensi :
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kinerja
Materi Pelatihan Jumlah
Jam Pelatihan
Lama Pelatihan @ 45 menit
Pengetahuan Keterampilan Sikap Teori Praktek Mengidentifikasi kelompok sasaran dan tujuan pendidikan (1) Peran program pendidikan masyarakat lokal dalam pengelolaan kawasan konservasi dijelaskan (1.1) Dapat menjelaskan sasaran dan tujuan pendidikan (HO 3.1) Program Pendidikan lingkungan hidup di Rodrigues, Mauritus 0,25 0,25 kelompok sasaran dan tujuan pendidikan diidentifikasi (1.2) mampu mengidentifikasi sasaran dan tujuang pendidikan
Berbagai cara belajar (1.2.1) Cara pembelajaran anak-anak (1.2.2) Mengidentifikasi perbedaan cara belajar (3.1) 0,25 0,25
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
(HO 3.2 ) Prinsip-prinsip pembelajaran untuk orang dewasa
(Latihan 3.1 ) Seperti apa cara belajar anda Kiat merancang
program dengan cara belajar yang berbeda-beda (1.3)
Dapat menjelaskan kiat merancang program dengan cara belajar yang berbeda-beda
Kiat merancang program dengan cara belajar yang berbeda-beda (1.3.1) 0,25 0,25 Kelompok sasaran pendidikan yang mengganggu kawasan konservasi laut diidentifikasi (1.4) Mampu mengidentifikasi kelompok sasaran pendidikan yang mengganggu kawasan konservasi laut (Latihan 3.2) Menentukan kelompoksasaran dan tujuan pendidikan 0,25 0,25 Kelompok sasaran pendidikan yang mengganggu kawasan konservasi laut diidentifikasi (1.5) Harus mampu mengidientifikasi kelompok sasaran pendidikan yang mengganggu kawasan konservasi laut dengan benar
Mampu mengidientifik asi kelompok sasaran pendidikan yang mengganggu kawasan konservasi laut dengan benar 0,25 0,25 Menyusun program Tiga aspek kompetensi dan Dapat menjelaskan tiga aspek Tiga aspek kompetensi dan 0,25 0,25
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01 pendidikan yang efektif bagi masyarakat lokal (2) teknik pembelajaran dalam pendidikan untuk masyarakat dijelaksan (2.1) kompetensi dan teknik pembelajaran dalam pendidikan untuk masyarakat teknik pembelajaran dalam pendidikan untuk masyarakat (2.1.1) Urutan prioritas tentang masalah yang ditangani oleh program untuk masyarakat dibuat (2.2) Mampu membuat urutan prioritas tentang masalah yang ditangani oleh program untuk masyarakat Inventarisasi permasalahan (2.2.1) Membuat urutan prioritas (2.2.2) Analisis kelompok sasaran (2.2.3) Matriks untuk menentukan pilihan kegiatan pendiikan Insentif (2.2.4) Survei untuk menilai kebutuhan belajar (2.2.5) (Latihan 3.3) Menentukan kelompok sasaran dan tujuan pendidikan 0,25 0,5 0,75 Program pendidikan yang efektif bagi masyarakat disusun (2.3) Mampu menyusun program pendidikan yang efektif bagi masyarakat (Latihan 3.4) Menyusun program pendidikan dengan membuat pohon masalah 0,25 0,5 0,75
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01 memilih kegiatan yang akan dilakukan dijelaskan (2.4)
kiat untuk memilih kegiatan yang akan dilakukan
kegiatan yang akan dilakukan (2.4.1) Tahapan membuat rencan kerja kegiatan pendidikan (2.5) Dapat menjelaskan tahapan membuat rencan kerja kegiatan pendidikan Tahapan membuat rencana kerja kegiatan pendidikan (2.5.1) 0,25 0,25 Profil tentang kelompok sasaran berdasarkan hasil survei disusun (2.6) Mampu menyusun profil tentang kelompok sasaran berdasarkan hasil survei disusun (Lembar Kerja 3.1) Menyusun profil dari kelompok sasaran anda 0,25 0,5 0,75 Profil tentang kelompok sasaran disusun dengan benar (2.7) Harus mampu menyusun profil tentang kelompok sasaran dengan benar Mampu menyusun profil tentang kelompok sasaran dengan benar 0,25 0,25 Menjelaskan cara mengemas pesan untuk kelompok sasaran (3) Cara mengemas pesan untuk kelompok sasaran dijelaskan (3.1) Dapat menjelaskan cara mengemas pesan untuk kelompok sasaran Cara mengemas pesan untuk kelompok sasaran melalui media (3.1.1) 0,25 0,25 Pesan untuk kelompok sasaran dikemas (3.2) Mampu mengemas pesan untuk kelompok sasaran (Latihan 3.5) Mengemas pesan kepada kelompok sasaran yang 0,25 0,5 0,75
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01 berbeda-beda Pesan untuk kelompok sasaran yang berbeda – beda dikemas dengan jelas (3.3) Harus mampu mengemas pesan untuk kelompok sasaran yang berbeda-beda dengan jelas Mampu mengemas pesan untuk kelompok sasaran yang berbeda-beda dengan jelas 0,25 0,25 Jenis-jenis media komunikasi untuk menyampaikan pesan dijelaskan (3.4) Dapat menjelakan jenis-jenis media komunikasi untuk menyampaikan pesan Media (3.4.1) Berita (3.4.2) 0,25 0,25 Menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan kepada pengunjung (4) Tema-tema interpetatif dengan pendidikan kepada pengunjung dijelaskan (4.1) Dapat menjelaskan Tema-tema interpretatif dengan pendidikan kepada pengunjung Beberapa petunjuk untuk melakukan artikulasi dari tema-tema interpretatif (4.1.1) (HO.3.3) Contoh-contoh tema interpretatif utama (HO.3.4) Interpretasi dan rambu-rambu (Hand-out 3.5) Membantu wisatawan 0,25 0,25
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01 memahami rambu-rambu interpretatif Pusat informasi pengunjung (4.1.2) (HO 3.6) Survei pengunjung
(HO 3.7) Hasil survei pengunjung Brosur, selebaran, dan panduan lapangan (4.1.3) Trek di alam (4.1.4) Pusat Informasi dpengunjung di rancang (4.2) Mampu merancang pusat informasi pengunjung (Latihan 3.6) Merancang pusat informasi pengunjung - 0,25 0,5 0,75 Penyiapan pemandu KKP dan pariwisata dijelaskan (4.3) Dapat menjelaskan penyiapan pemandu KKP dan pariwisata
(HO 3.8) Studi kasus tim OCEAN pada Taman Nasional Laut di Amerika
(HO 3.9) Studi kasus : Pemandu alam di taman nasional Galapagos
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Peran pemandu (4.3.1)
(HO 3.10) Tips untuk program pemandu wisata
Kunci keberhasilan dan sistem terpadu (4.3.2) Ketersediaan pemandu (4.3.3) Ketersediaan lowongan pekerjaan (4.3.4) Hubungan antara pemandu lokal dengan pemandu luar (4.3.5) Kemampuan bahasa (4.3.6) Pemandu lapangan disiapkan (4.4) Mampu menyiapkan pemandu lapangan (Latihan 3.7) Menyiapkan pemandu 0,25 0,25 0,5 JUMLAH 5,25 2,75 8,0
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
BAB II
MATERI UNIT KOMPETENSI MENJELASKAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
A Latar Belakang
Pendidikan adalah aspek kunci yang mendukung keberhasilan kegiatan konservasi dan pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP). Pendidikan dapat diberikan kepada semua tingkatan dan kepada semua kelompok termasuk kelompok masyarakat lokal, penyelenggara wisata berikut stafnya, wisatawan di KKP, dan staf pengelola KKP itu sendiri.
Bahan-bahan edukatif dan peralatan promosi sangat penting di dalam meningkatkan kesadaran tentang isu KKP, yang akan mendidik masyarakat lokal agar mereka dapat melakukan advokasi terhadap kekayaan alam mereka, dan juga untuk mendorong perilaku positif dari semua pihak terkait yang nantinya akan memberikan efek positif kepada KKP tersebut.
(1) Meningkatkan kesadaran di antara pihak-pihak terkait dan mendorong partisipasi mereka; (2) Mengubah cara pandang dan perilaku orang-orang yang dikaitkan dengan isu tertentu seperti perlindungan terhadap sumberdaya/satwa (misalnya masalah kebiasaan mengkonsumsi telur penyu);
(3) Mensosialisasikan KKP dan keberhasilannya serta perubahan yang terjadi, baik di dalam peraturan, maupun kegiatan pengelolaannya;
(4) Meningkatkan kesadaran dan kepedulian tentang KKP di tingkat regional dan internasional untuk memperkuat hubungan;
(5) Asistensi di dalam penggalangan dana.
Alat untuk mencapai target-target tersebut meliputi strategi dan metode komunikasi, termasuk di dalamnya ialah material cetak, video, situs/portal di internet, media (TV, radio, surat kabar), pameran-pameran, acara-acara khusus, dan juga ritual serta festival tradisional.
Bekerja sama secara efektif dengan media membutuhkan latihan dan ketekunan, namun sepadan dengan hasilnya, karena manajer KKP dapat meneruskan pesan-pesannya ke pendengar baik di tingkat lokal maupun regional. Radio, media cetak, dan televisi semuanya adalah media yang berbeda, namun yang terpenting, dalam setiap kesempatan manajer KKP harus dapat menjelaskan dan menekankan beberapa hal penting secara singkat dan jelas.
Komunikasi yang efektif ke kalangan luas dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Dengan melakukan ceramah, presentasi, ataupun mengajar di sekolah, serta menghubungi media lokal ataupun nasional untuk meliput kegiatan-kegiatan tersebut, maka manajer KKP dapat menjangkau kalangan luas di dalam menyampaikan pesannya. Pada kasus lainnya, wartawan itu sendiri yang akan menghubungi manajer KKP untuk wawancara ataupun diskusi panel. Radio, media cetak, maupun televisi menawarkan keuntungan-keuntungan yang berbeda-beda, namun untuk setiap pendekatan yang dipilih, manajer KKP perlu dapat mempresentasikan beberapa hal penting secara
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
sederhana. Bahasa tubuh dan gaya bicara yang meyakinkan, dapat menolong manajer KKP untuk mengkomunikasikan beberapa hal penting tersebut secara efektif dan terpercaya.
B Tujuan
(1) Mengetahui bagaimana mengidentifikasikan kelompok sasaran anda dan bagaimana menyusun pesan kepada kelompok sasaran tersebut
(2) Mengetahui bagaimana cara membangun program dan rencana kegiatan pendidikan yang efektif
(3) Memahami perangkat, peralatan, dan pendekatan yang diperlukan, untuk kegiatan pendidikan
(4) Mengetahui bagaimana cara untuk mengajak dan mendidik masyarakat, pengunjung, dan kalangan media
(5) Memahami pentingnya keberadaan seorang pemandu naturalis yang terlatih dengan baik, dan memahami betapa rumitnya membangun program pelatihan pemandu yang efektif di kalangan masyarakat lokal
(6) Memahami cara berpikir wartawan dan pesan seperti apa yang akan diberikan kepada mereka
(7) Meningkatkan rasa nyaman anda di dalam melakukan presentasi dan wawancara
C Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan modul terdiri dari: (1) Pendidikan masyarakat lokal
(2) Media komunikasi
(3) Pendidikan kepada pengunjung (4) Pemandu dan pelatihan pemandu
D Peristilahan
(1) Profesi: suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.
(2) Standardisasi: proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu. (3) Penilaian/uji kompetensi: proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
(4) Pelatihan: proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.
(5) Kompetensi: kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerj a untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan.
(6) Standar kompetensi: standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.
(7) Sertifikat kompetensi: pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.
(8) Sertifikasi kompetensi: proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian/uji kompetensi.
E Diagram Alir Pencapaian Kompetensi
Gambar 1. Diagram alir pembahasan elemen-elemen kompetensi untuk mencapai kompetensi
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
MATERI UNIT KOMPETENSI
1 Elemen Kompetensi: Mengidentifikasi kelompok sasaran dan tujuan pendidikan
1.1 Aspek Pengetahuan: Peran program pendidikan masyarakat lokal dalam pengelolaan kawasan konservasi
Terselenggaranya pengelolaan konservasi kawasan laut yang efektif bergantung kepada dukungan dari kelompok masyarakat yang mengandalkan kehidupannya dari laut, seperti para nelayan, maupun lembaga yang menggunakan laut sebagai aktifitas usahanya. Para kelompok pengguna, dan lembaga swasta maupun pemerintah, dan masyarakat lokal di sekitar KKP tidak akan mendukung program konservasi jika mereka tidak memahami manfaat dari konservasi terhadap keberlanjutan kegiatan usaha mereka khususnya dalam peningkatan perekonomian karena berkembangnya peluang usaha baru.
Dalam membangun kepedulian dan rasa tanggung jawab bersama untuk menjaga kawasan laut dari kerusakan ekosistem yang berakibat terhadap menurunnya pendapatan maka mereka perlu diberikan suatu pendidikan dan pelatihan tentang KKP dengan perencanaan pada wilayah KKP yang dibangun dengan tujuan khusus.
Dengan bekerja sama bersama mitra-mitra seperti sekolah, kelompok nelayan, dan pemerintah lokal, KKP dapat menjadi sarana yang merangsang kepedulian terhadap lingkungan dan membangun kapasitas masyarakat lokal di dalam pengelolaan sumberdaya laut dan sekaligus memanfaatkan KKP mempunyai multiplier effect bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat di sekitarnya serta pemerintah daerah.
Negara-negara dengan KKP yang berjalan secara efektif, biasanya memiliki warga negara yang tingkat kesadarannya tinggi terhadap konservasi. Pendidikan lingkungan hidup (PLH) ditujukan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan, dan juga menanamkan etika serta nilai terhadap konservasi, sehingga anggota masyarakat dapat berperan aktif terkait pemanfaatan sumberdaya alam mereka.
Monitoring perlu selalu dilakukan untuk mengukur perubahan tingkat kesadaran terhadap lingkungan dan juga perubahan perilaku, terkait dengan isu KKP, akan menjadi umpan balik yang berharga untuk menentukan strategi pendidikan yang efektif terhadap masyarakat untuk menyiapkan pesan-pesan kepada masyarakat baik melalui pelatihan, penyuluhan dan penyebaran brosur, pemasangan spanduk, dan berkampanye.
1.2 Aspek Keterampilan: Mengidentifikasi kelompok sasaran dan tujuan pendidikan
Langkah pertama di dalam mendesain program pendidikan ialah mengidentifikasi kelompok sasaran utama. Kelompok sasaran utama dapat diidentifikasi dengan cara melakukan pengumpulan data terhadap orang-orang yang mempunyai kegiatan dikawasan konservasi laut yang dampaknya paling banyak terhadap kerusakan ekosistem dilaut baik biota laut maupun abiota laut. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan pengamatan langsung, laporan dari masyarakat, atau berbagai informasi yang dapat dipercaya. Pelaku utama mungkin berasal dari kelompok nelayan, dive operators, para wisatawan, para pemilik penginapan, orang-orang di pelabuhan, para politisi, para pelajar, dan lain sebagainya.
Untuk mengidentifikasi kelompok sasaran secara sederhana, langkah pertama adalah mendata semua kegiatan pelaku yang mengganggu terhadap kelestarian kawasan konservasi laut, misalnya penangkapan ikan dengan menggunakan bom, penambangan terumbu karang, penangkapan ikan di
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
zona inti, atau hal-hal lain yang merusak ekosistem atau berlawanan dengan kegiatan konservasi. Dari berbagai kegiatan yang terjadi perlu pengumpulan data, antara lain frekuensi yang dilakukan, identitas pelaku, serta bukti-bukti terjadi kerusakan biota maupun abiota yang menyebabkan kerusakan ekosistem. Dengan menganalisis para data yang telah dikumpulkan, maka sasaran utama dapat identifikasi.
Selain sasaran utama, tujuan pendidikan yang dicapai (outcome) juga harus jelas. Tujuan pendidikan adalah untuk merubah atau mempengaruhi pengetahuan, keetrampilan dan sikap dalam satu jenis kelompok sasaran berdampak terhadap kerusakan ekosistem laut. Sebagai contoh, pada Proyek Central Visayas di Filipina, kelompok nelayan yang dibekali pendidikan tentang bagaimana membuat dan memanfaatkan terumbu karang buatan, akhirnya dapat meningkatkan jumlah penangkapan mereka dan menghindari penggunaan bahan peledak sebagai alat tangkap mereka.
1.2.1 Berbagai cara belajar
“Cara belajar orang dewasa” berarti cara orang dewasa menyerap informasi baru dan cara mereka menerapkan keterampilan, pengetahuan, dan nilai-nilai baru tersebut pada pekerjaan mereka. Penelitian dan pengalaman praktis menunjukkan bahwa cara belajar orang dewasa berbeda dengan anak-anak. Orang dewasa telah memiliki pengalaman atau wawasan sebe lumnya, dan cenderung mengatur sendiri cara mereka menyerap informasi dan mengembangkan diri. Oleh karenanya, banyak teknik pengajaran konvensional di kelas, yang biasa diberikan ke siswa atau pelajar, tidak menjadi efektif jika diterapkan ke orang dewasa. Untuk menjadi efektif, pelatihan pengelolaan KKP bagi dewasa, perlu mempertimbangkan kemampuan mereka di dalam berpikir kritis, ketrampilan yang telah mereka peroleh selama ini, dan kecenderungan sikap mereka.
Tabel 3.1. Perbandingan cara belajar di antara anak-anak dan orang dewasa
Aspek Cara belajar anak-anak: Cara belajar dewasa: Pendapat Tidak memiliki banyak pendapat
yang berasal dari pengalaman sebelumnya
Membawa banyak pendapat berdasarkan dari pengalaman atau pengetahuan sebelumnya; Tidak segan untuk mengajukan pendapat yang mereka miliki di depan kelas
Tanggapan terhadap informasi yang disampaikan
Menerima informasi apa adanya; Cenderung mempercayai apa yang diajarkan oleh pengajar
Tidak menerima informasi begitu saja, dapat menolak informasi yang diberikan pengajar karena mereka memiliki pengalaman atau
pengetahuan sebelumnya Respons terhadap kondisi
kelas
Terbiasa dengan kondisi kelas Tidak terlalu malu
Tidak terbiasa dengan kondisi dan suasana kelas
Dapat merasa malu Respons terhadap
perintah, arahan atau
Umumnya selalu mengikuti Menentukan sikap secara mandiri, tidak selalu harus diarahkan.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
instruksi
Ketergantungan pada pengajar
Sangat tergantung Tidak tergantung karena mereka berpartisipasi secara mandiri Tanggungjawab dan
peran dalam proses pembelajaran
Bertanggungjawab sedikit saja Ikut menentukan proses pembelajaran
Motivasi belajar Dipengaruhi oleh faktor dari luar, seperti pengaruh dari keluarga, agama, dan tradisi/budaya), dan tidak selalu dapat melihat manfaat langsung dari proses belajar yang dilakukannya
Termotivasi oleh dirinya sendiri dan mampu melihat manfaat langsung dari pembelajaran yang diikutinya. Umumnya sudah tahu bagaimana menerapkan secara langsung, pengetahuan atau ketrampilan yang diperolehnya.
Kemampuan mengatur topik atau materi yang dipelajari
Tidak mempunyai kemampuan untuk mengatur topik atau materi yang dipelajari karena sepenuhnya ditentukan pengajar.
Lebih menyukai untuk dapat berpartisipasi dalam menyeleksi topik dan isi materi yang akan dipelajari, yang disesuaikan dengan isu yang dihadapi dan kondisi tempat mereka bekerja. Dimodifikasi dari: Stone (1997)
Latihan 3.1: Mengidentifikasi perbedaan cara belajar di antara orang dewasa dan anak-anak?
Tujuan: Membedakan beberapa tipe dan peralatan belajar yang disesuaikan dengan kategori usia dari kelompok sasaran.
Petunjuk:
Bekerjalah dalam kelompok anda, buat daftar karakter/sifat orang dewasa yang berbeda dari anak -anak, dan pikirkan bagaimana perbedaan-perbedaan sifat tersebut dapat mempengaruhi cara mengajar kepada orang dewasa. Diskusikan.
Waktu: 30 menit
1.2.2 Cara pembelajaran anak-anak
Siswa sekolah merupakan pendengar yang baik. Sekolah dan guru umumnya bersemangat di dalam mengajarkan materi lingkungan hidup yang ada di sekitar se kolah kepada siswa mereka. Siswa tersebut biasanya mudah menerima pesan-pesan lingkungan yang diberikan, termasuk yang terkait dengan isu KKP, dan biasanya mereka akan meneruskan pesan-pesan lingkungan tersebut kepada orang tua mereka dan juga kepada anggota keluarga yang lain.
Pembelajaran yang paling berhasil biasanya melalui pengalaman pribadi dan refleksi, serta
dikombinasikan dengan “pengalaman merasakan”. Kelima indera perasa (meraba, melihat, mencium, merasakan, dan mendengar) dapat digunakan untuk mengoptimalkan proses belajar (sebagai contoh melakukan pengamatan di lapangan). Jika KKP di daerah kita mempunyai pusat
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
informasi pengunjung, maka kegiatan-kegiatan pengamatan dapat dilakukan di sekitar fasilitas tersebut. Sangat menguntungkan pula apabila kita melibatkan pihak museum setempat, kalangan pengusaha, dan kelompok-kelompok pencinta lingkungan untuk mendukung aktivitas Pendidilan Lingkungan Hidup yang kita lakukan.
Kegiatan-kegiatan interaktif, namun bukan dalam bentuk pengamatan lapangan, cenderung lebih mudah dan murah untuk dilakukan. Contohnya antara lain ialah: permainan kartu, puzzle, dan kuis yang isi/temanya dapat didesain dan disesuaikan dengan isu KKP. Selain dari itu, masih banyak kegiatan lain yang dapat dilakukan, yang temanya juga dapat dikaitkan dengan isu KKP, seperti mengunjungi museum, menonton pertunjukan (drama, puisi, dongeng, musik, boneka), melakukan kegiatan seni seperti membuat kostum pertunjukan dan bahan-bahan pameran, berpartisipasi di program acara radio, televisi, dan video, kompetisi olahraga dan seni, melakukan daur ulang dan membuat kerajinan, serta mengadakan acara-acara khusus untuk meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan.
Pengamatan di lapangan mungkin salah satu cara terbaik di dalam membentuk kesadaran dan kepedulian. Contoh-contoh dari aktivitas pengamatan lapangan antara lain ialah melakukan pengamatan di daerah pasang surut, mengamati tumbuhan mangrove, bebatuan pantai, pantai berpasir, terumbu karang (melalui glass-bottom boats ataupun snorkeling), mengunjungi lokasi sarang telur penyu dan sarang burung (hanya boleh jika aktivitas ini dikelola dengan baik dan hati -hati), pengamatan terhadap lumba-lumba, paus, dan Ikan Hiu Paus, dan juga kegiatan pengelolaan lingkungan seperti menanam tumbuhan pantai atau membersihkan pantai dari sampah. Pengamatan lapangan dapat memakan biaya yang sangat tinggi, karena biasanya membutuhkan kapal atau alat transportasi lainnya. Ketika pihak pengelola KKP kekurangan dana, maka biasanya donor dan sektor bisnis mau mendukung asalkan aktivitas pengamatan lapangan tersebut terkelola dengan baik. Anggota dari kelompok masyarakat juga dapat membantu (contohnya dengan menyediakan kapal nelayan mereka sebagai alat transportasi).
Menyediakan insentif merupakan langkah yang baik karena dapat meningkatkan motivasi belajar dari kelompok sasaran. Anak-anak biasanya lebih tertarik pada aktivitas di lapangan, sehingga aktivitas di lapangan ini bisa dihubungkan kepada kegiatan belajar di kelas. Contohnya, aktivitas berenang dan snorkeling merupakan insentif bagi siswa, apabila mereka berhasil mengikuti pelatihan dan mengerjakan tugas-tugas secara lengkap.
Hand-out 3.1: Program pendidikan lingkungan hidup di Rodrigues, Mauritius
1.2.3 Cara pembelajaran orang dewasa
Orang dewasa memiliki kebutuhan belajar yang unik, yang mencakup tiga hal, yaitu:
1. Motivasi dan ingatan - ingin mengetahui manfaat yang jelas, resistensi untuk berubah, dan mengandalkan pengalaman pribadi mereka
2. Metode untuk pelatihan orang dewasa - mereka lebih suka berdiskusi di dalam kelompok kecil, memahami pentingnya menemukan sesuatu, dan merasakan kebutuhan untuk berlatih
3. Kondisi untuk belajar - pentingnya masalah waktu dan kebutuhan untuk kenyamanan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Tidak semua orang dewasa memiliki cara belajar yang sama. Selama hidupnya, umumnya orang dewasa telah memiliki kemampuan belajar sendiri dengan memilih metode tertentu yang sesuai untuknya. Perbedaan dari kemampuan belajar tersebut dapat menjadi tantangan dalam mendesain program Pendidikan. Adapun beberapa jenis metode atau cara belajar orang dewasa tercantum di bawah ini:
Belajar dengan mendengar (audio). Orang dengan cara belajar ini akan belajar paling baik melalui cara mendengarkan. Ketika mereka dapat memberikan tanggapan dengan berbicara, artinya mereka telah menyimpan informasi tersebut dengan sangat baik. Sebagai contoh ialah belajar melalui perkuliahan ataupun pendidikan formal lainnya.
Belajar dengan melihat (visual). Orang dengan cara belajar ini merespons paling baik terhadap komunikasi visual, termasuk di antaranya melalui presentasi, penampilan gambar-gambar, dan bahan-bahan tertulis. Mereka menyimpan informasi paling baik dengan cara membaca isyarat visual. Beberapa di antara mereka lebih menyukai bahan-bahan tertulis, yang lainnya menyukai belajar melalui gambar-gambar dan grafik.
Belajar dengan cara mengalami. Orang dengan cara belajar ini akan belajar paling baik melalui kegiatan interaktif, yang mengkombinasikan teori dan praktek. Mereka menyimpan informasi paling baik ketika melakukan percobaan ataupun praktek. Hal ini dikenal juga sebagai sistem pembelajaran dengan cara mengalami dan berpartisipasi.
Belajar dengan metode gabungan. Orang dengan cara belajar ini belajar dengan menggunakan campuran dari berbagai metode di atas. Mereka menyimpan informasi paling baik dengan menggabungkan metode-metode belajar yang ada, yakni melalui cara mendengarkan, melalui visual, dan juga dengan cara mengalami.
Oleh karenanya, di dalam sebuah kelas, anda mungkin memiliki peserta yang belajar dengan baik melalui grafik (belajar melalui visual), atau peserta yang tidak mudah memahami grafik kecuali ia melakukan sendiri percobaannya kemudian mencantumkan hasilnya ke dalam bentuk grafik (belajar dengan cara mengalami), ataupun peserta yang memahami informasi setelah berdiskusi secara verbal dengan sesamanya (belajar melalui audio).
Sebagai tambahan terhadap keberagaman dari cara menerima informasi ini, ada pula cara belajar dimana orang lebih cenderung untuk melakukan percobaan secara aktif, pengamatan yang reflektif atau pengalaman yang nyata, keterlibatan secara emosi, ataupun kombinasi di antaranya. Beberapa orang belajar paling baik hanya apabila informasi yang diberikan terkelol a dengan sangat baik; sedang yang lainnya mungkin tidak terlalu membutuhkan seperti itu, tetapi lebih membutuhkan keterlibatan emosi. Beberapa orang sangat suka melakukan tes terhadap sebuah gagasan baru dengan melakukan percobaan atau melihat contoh secara nyata di sekeliling mereka, sementara yang lain puas dengan hanya mendiskusikannya secara teori.
Latihan 3.2: Seperti apa cara belajar anda?
Tujuan: Untuk memahami bahwa di dalam setiap kelompok peserta dapat memiliki cara belajar yang berbeda.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Jawablah dengan singkat pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dan bandingkanlah jawaban anda dengan jawaban dari peserta yang lain.
(1) Anda tergolong orang dengan cara belajar melalui audio, visual, atau belajar dengan cara mengalami? Jika cara belajar anda melalui visual, apakah anda lebih menyukai teks/tulisan, grafik, atau foto/film? Apakah menurut anda diagram konsep dan bagan alir berguna untuk menjelaskan sesuatu?
(2) Apakah mengganggu anda jika informasi yang diberikan tidak sistematik dan tidak terkelola dengan baik? Apakah anda menganggapnya berguna apabila proses belajar dimulai dengan cerita pribadi ataupun cerita yang menggugah emosi?
(3) Apakah anda lebih suka untuk segera melakukan tes terhadap sebuah aplikasi dari teori, ataukah anda lebih suka untuk memusatkan perhatian pada teori?
(4) Apabila anda diminta untuk mempelajari sebuah materi melalui salah satu metode yang tercantum berikut ini, manakah di antaranya yang menjadi metode paling baik untuk anda belajar: lembar berisi tulisan, presentasi dengan grafik dan foto-foto, perkuliahan, film, perbincangan dengan pengajar, diskusi kelompok, ataukah pengamatan lapangan.
Waktu: 25 menit (10 menit menulis, 15 menit diskusi terbuka)
1.3 Aspek Penengetahuan: Menjelaskan kiat merancang program dengan cara belajar yang berbeda-beda
1.3.1 Kiat merancang program dengan cara belajar yang berbeda-beda
Bagaimana cara staf KKP memfasilitasi beragam cara belajar ini dan membantu setiap orang untuk dapat menyerap informasi baru?
Menjaga orang yang belajar tetap aktif
Ada satu hal yang menjadi benang merah dari semua cara belajar tersebut: hasil belajar dapat tercapai paling optimal melalui keterlibatan dari orang yang belajar. Contohnya, orang akan belajar lebih banyak ketika mereka aktif menulis catatan yang mereka buat sendiri, daripada hanya pasif membaca catatan yang ditulis oleh orang lain. Serupa dengan itu, mereka juga dapat menerima informasi lisan secara lebih baik, jika mereka mendeskripsikan inti materi kepada rekannya, ataupun mengulang materi dengan kata-kata mereka sendiri, daripada hanya mendengarkan pengajar berbicara.
Menyajikan informasi dengan berbagai cara
Informasi dapat dipresentasikan dengan cara yang berbeda-beda: perkuliahan, diskusi dalam kelompok kecil, melakukan aktivitas, sesi tanya-jawab, dan lain sebagainya, dan juga dapat melalui berbagai media, seperti melalui media pengamatan/pengalaman secara langsung, melalui film/video, foto-foto, teks/tulisan, percakapan, dan lain sebagainya.
Mengawali pembelajaran dengan “mengundang emosi”
Presentasi dapat dimulai dengan sebuah “pancingan”, seperti sebuah berita, klip dari film, cerita
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
peserta yang memiliki “cara belajar melalui pancingan emosi” menjadi terlibat dalam proses belajar. Hal yang juga umum dipraktekkan ialah dengan menggunakan “ice breaker” atau “metode pencairan suasana” yang mana memancing peserta berbicara tentang diri mereka ataupun pengalaman
mereka.
Gunakan contoh-contoh yang nyata
Oleh karena sebagian dari peserta lebih menyukai adanya aplikasi praktis yang langsung dari gagasan yang ada, maka upayakan mencari contoh-contoh yang konkret dan nyata dari wilayah setempat, untuk menggambarkan inti-inti dari topik yang dipelajari.
Jagalah konsep dan topik utama terkelola dengan baik
Simak kurikulum yang anda punyai dan tentukan tiga atau empat topik yang paling utama dan penting untuk diberikan, dan kemudian tentukan sub topik dari setiap topik utama tersebut. A pakah anda telah menyajikan informasi secara logis dan sistematik?
Ulangi topik kunci beberapa kali
Penguatan dapat terjadi melalui pengulangan dari pesan-pesan kunci atau pesan-pesan penting, selama beberapa kali, dalam bentuk dan format yang berbeda-beda. Apapun cara belajar yang mereka miliki, semua akan mendapat keuntungan dari penerimaan pesan-pesan penting secara berulang selama beberapa kali. Penekanan topik-topik kunci sebaiknya selalu dilakukan di awal dan juga di akhir dari sesi pertemuan. Seperti halnya peribahasa kuno di bawah ini:
Beritahu mereka apa yang akan anda beritahu Beritahu mereka
Dan beritahu lagi mereka apa yang telah anda beritahu sebelumnya
Adalah penting untuk mempertimbangkan teknik-teknik apa saja yang paling cocok untuk diterapkan ketika berkomunikasi dengan peserta anda, apa yang paling membuat anda nyaman sebagai pengajar, dan apa yang sesuai dengan anggaran anda.
1.4 Aspek Keterampilan: Mengidentifikasi kelompok sasaran pendidikan yang menganggu kawasan konservasi laut
Untuk mengidentifikasi sasaran dan tujuan pendidikan langkah yang dilakukan adalah:
1) Mengumpulkan data semua kegiatan di kawasan konservasi laut yang melakukan kegiatan yang menyebabkan kerusakan biota laut dan atau abiota laut serta ekosistem di k awasan konservasi laut.
2) Menganalisis frekuensi kegiatan yang paling banyak dilakukan oleh para pelaku utama yang menyebabkan kerusakan ekosistem laut.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
3) Mengidentifikasi kerusakan ekosistem laut yang disebabkan kegiatan para pelaku di kawasan konservasi laut.
4) Menganalisis data para pelaku yang menjadi penyebab utama kerusakan kawasan konservasi laut.
5) Menentukan prioritas pelaku utama yang dijadikan sasaran didik. 6) Menentukan tujuan pendidikan
Latihan 3.3: Menentukan kelompok sasaran dan tujuan pendidikan
Tujuan: Menentukan kelompok sasaran dan tujuan pendidikan di kawasan konservasi laut. Petunjuk:
Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang diduga kuat akan merusak lingkungan di kawasan konservasi anda:
(1) penangkapan ikan dengan menggunakan bom, (2) penambangan terumbu karang,
(3) penangkapan ikan di zona inti atau daerah perlindungan laut.
Bekerjalah dalam kelompok untuk menentukan siapakah pelaku utama kegiatan-kegiatan tersebut di atas berdasarkan asumsi dan data yang anda miliki. Apakah mereka dapat dijadikan kelompok sasaran dari program pendidikan yang akan kita lakukan? Mengapa
Waktu : 15 menit
1.5 Aspek Sikap: Mengidentifikasi kelompok sasaran dan tujuan pendidikan yang mengganggu KKP dengan benar.
Berbagai pihak memiliki kepentingan terhadap sumber daya alam yang terdapat di dalam kawasan konservasi perairan. Sebagian di antara mereka menggunakan sumber daya alam tersebut secara bijak, sementara sebagian lainnya cenderung akan merusak jika kegiatan mereka tidak dikendalikan dengan efektif. Oleh karena itu, sangat penting bagi para pengelola KKP untuk dapat mengidentifikasi kelompok sasaran dan tujuan program pendidikan yang akan diselenggarakan oleh KKP. Kesalahan dalam mengidentifikasi kelompok sasaran akan berakibat pada sia-sianya program pendidikan.
2 Elemen Kompetensi: Menyusun program pendidikan yang efektif bagi masyarakat lokal 2.1 Aspek Pengetahuan: Menjelaskan tiga aspek kompetensi dan teknik pembelajaran dalam
pendidikan untuk masyarakat
2.1.1 Tiga aspek kompetensi dan teknik pembelajaran dalam pendidikan untuk masyarakat
Sebagai langkah awal, pendekatan dari beragam aspek, dikombinasikan dengan bahan-bahan cetak, presentasi audio-visual, dan interaksi secara langsung, mungkin adalah metode terbaik untuk memulai program pendidikan. Beberapa tambahan kegiatan dapat dilaksanakan, tergantung dari
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
kesesuaian terhadap kelompok sasaran dan juga anggaran yang tersedia: penggunaan media massa (media cetak, TV, radio), pameran-pameran, wisata edukatif, lokakarya, penjualan barang promo seperti kaos, dan aktivitas rekreasi yang tidak formal dengan fokus ke aspek pendidikannya.
Tabel 3.2. Contoh teknik belajar untuk jenis aspek kompetensi yang menjadi fokus program pendidikan
Sumber: Stone (1997)
2.2 Aspek Keterampilan: Membuat urutan prioritas tentang masalah yang ditangani oleh program pendidikan
Pohon masalah adalah salah satu analisis unjtuk memercahkan suatu masalah. Sesuatu disebut masalah adalah apabila terjadi penyimpangan dari yang seharusnya telah ditetapkan. Masalah yang diangkat adalah masalah utama yan g menjadi isu saat ini atau isu aktual.
2.2.1 Inventarisi permasalahan
Tiga syarat bagi suatu masalah menjadi isu aktual bagi masyarakat adalah: 1) Problematik, yaitu sesuatu yang bisa dipecahkan atau dicari solusinya;
2) Masalah tersebut menjadi perhatian atau keprihatinan orang banyak karena menyangkut kepentingan umum atau berdampak luas pada masyarakat, bukan sekedar kepentingan pribadi atau kelompok kecil;
3) Aktual, artinya sesuatu yang baru atau masih menjadi pembicaraan hingga saat ini. Aspek kompetensi yang menjadi fokus
program pendidikan
Contoh teknik belajar Peningkatan pengetahuan: mempelajari
fakta dan informasi baru
Ceramah, presentasi, pemutaran video, kunjungan lapangan, penggunaan grafik dan diagram
Membangun keterampilan atau keahlian: mempelajari cara melakukan sesuatu
Peragaan contoh, pemberian instruksi, diikuti dengan latihan dan pemberian umpan balik, termasuk belajar dengan uji-coba (trial and error).
Penelitian dan analisis dari penyelesaian masalah bersama kelompok, melalui kunjungan lapangan dan studi kasus
Membentuk perilaku tertentu: menanggapi suatu permasalahan dengan sikap dan reaksi yang diharapkan.
Melakukan diskusi, bermain peran, membentuk karakter ideal/teladan, dan studi kasus
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Di bawah ini ada contoh permasalahan lingkungan yang ada Kabupaten Raja Ampat, yaitu penurunan kualitas ekosistem laut. Degradasi lingkungan ini disebabkan oleh berbagai perilaku atau kegiatan, di antaranya adalah penangkapan ikan dengan bom, perburuan penyu dan telurnya, penangkapan ikan dengan sianida, pembuangan sampah, penangkapan ikan-ikan secara berlebihan (overfishing), dan penambangan karang. Keenam kegiatan tersebut muncul atau dipraktekan masyarakat karena berbagai alasan atau akar penyebab.
Gambar 3.1 Contoh pohon masalah tentang penurunan kualitas ekosistem laut di Raja Ampat
2.2.2 Pembuatan urutan prioritas
Untuk menentukan penyebab masalah yang paling tepat dapat dipergunakan analisis USG yaitu singkatan dari: U (urgent, artinya sangat penting untuk segera ditangani, ada batas waktu), S (serious, artinya akan berdampak buruk jika tidak ditangani), dan G (growth, artinya jika tidak ditangani maka masalah akan menjadi semakin besar atau berdampak semakin buruk).
Contoh:
Perbandingan tingkat urgency di antara dua masalah:
Masalah A harus segera ditangani paling lambat sebulan kemudian, jika tidak ditangani dalam waktu 3 hari dianggap belum membahayakan. Demikian juga jika tidak ditangani dalam waktu 2 minggu, namun jika ditangguhkan lebih dari sebulan hari maka akan timbul bencana buruk.
Masalah B harus segera ditangani paling lambat seminggu kemudian, jika tidak ditangani dalam waktu 3 hari dianggap belum membahayakan, namun jika ditangguhkan lebih dari 7 hari maka akan timbul bencana buruk.
MASALAH BESAR
Penurunan Kualitas dari Ekosistem Laut di Raja Ampat
PERILAKU Penangkapan Ikan dengan bom Perburuan Penyu dan Telurnya Penangkapan Ikan dengan Sianida Pem buangan Sam pah Penangkapan Berlebihan untuk Spesies Target Penam bangan Karang AKAR PENYEBAB Sum ber m akanan Mencari bibit untuk diolah Mudah di dalam m enangkap Intim idasi Tidak adanya penegakan hukum Tradisi Untuk m akanan Untuk pendapatan Mudah diaw etkan Rasanya enak Diekspor ke Cina Keperluan ekspor Mudah di dalam m enangkap Mudah m endapatkan sianida Tidak ada infrastruktur/siste m Tidak ada hukuman Kebiasaan/tradisi Mudah dilakukan Konsum tif terhadap produk dalam kemasan Konsum tif Untuk dijual Harganya tinggi Tidak adanya penegakan hukum Murah dan m udah Untuk pendapatan Bangunan m enjadi tahan lam a
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Kesimpulan: Di antara dua contoh masalah di atas maka masalah B harus lebih diutamakan atau mendapat prioritas untuk ditangani dibandingkan dengan masalah A.
Perbandingan tingkat keseriusan (seriousness) di antara dua masalah:
Masalah A: jika tidak ditangani akan memberikan dampak kerugian finansial sebesar Rp 100.000.000,- .
Masalah B: jika tidak ditangani akan memberikan dampak kerugian finansial sebesar Rp 1.000.000,-.
Kesimpulan: Di antara dua contoh masalah di atas maka masalah A harus l ebih diutamakan atau mendapat prioritas untuk ditangani dibandingkan dengan masalah B.
Perbandingan tingkat perkembangan (growth) di antara dua masalah:
Masalah A: masalah ini dialami atau berdampak pada 5 orang, namun masalah ini akan tetap hanya berdampak pada kelima orang tersebut walaupun masalah tersebut tidak ditangani.
masalah B: masalah ini dialami atau berdampak pada 5 orang, namun jika masalah ini tidak ditangani maka akan berdampak pada 1.000 orang.
Kesimpulan: Di antara dua contoh masalah di atas maka masalah B harus lebih diutamakan atau mendapat prioritas untuk ditangani dibandingkan dengan masalah A.
Berikut adalah contoh penerapan dari teori USG untuk menyusun urutan prioritas masalah yang akan ditangani oleh pengelola sebuah kawasan konservasi perairan (Tabel 3.3).
Tabel 3.3. Urutan prioritas permasalahan yang akan ditangani oleh pengelola kawasan konservasi berdasarkan urgency, seriousness and growth (USG) untuk merancang program pendidikan di Raja Ampat
No Perilaku U S G Jumlah
NIlai
Urutan
1 Penangkapan ikan dengan bom 3 3 1 7 5
2 Perburuan penyu dan telornya 5 3 2 10 I2
3 Penangkapan ikan dengan cyanida 5 3 4 12 1
4 Pembuangan sampah 3 2 1 6 6
5 Penangkapan berlebihan untuk species (target)
3 3 2 8 4
6 Penambangan karang 3 3 3 9 3
Keterangan:
Nilai-nilai: 5: tinggi sekali, 4: tinggi, 3: sedang; 2: rendah, dan 1=sangat rendah Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa sasaran pendidikan adalah: Ranking I : dengan nilai 12 adalah nelayan yang menggunakan cyanida