• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi tempat dilakukannya penelitian ini adalah di SDN I Sutawinangun yang terletak di Desa Sutawinangun Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon. Sekolah ini dipilih sebagai lokasi tempat dilakukannya penelitian karena Penulis sempat mengajar di sekolah tersebut sehingga Penulis cukup mengetahui situasi akademis dan lingkungan sekolah, sehingga Penulis menganggap proses penelitian akan lebih mudah.

SDN I Sutawinangun berdiri pada tahun 1973 terletak di Desa Sutawinangun Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon dengan tenaga pendidik yaitu Kepala Sekolah, 6 orang guru kelas definitif, 1 orang guru PAI definitif, 1 orang guru penjas dan 3 orang sukwan.

Gambar 3.1 Denah Sekolah 42 Jalan Utama kan tin Ruang Guru Kelas Kelas Wc j a l a n

Lapangan Upacara dan Olahraga

(2)

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 6 (enam) bulan, yaitu dari mulai bulan Januari 2013 sampai dengan Mei 2013. Karena penelitian ini merupakan tindakan kelas yang dilakukan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar, maka kegiatan penelitian dilakukan dalam beberapa siklus sehingga permasalahan yang muncul dalam data awal dapat diatasi.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

NO URAIAN KEGIATAN

WAKTU PELAKSANAAN

Januari februari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan dan pembekalan

2 Perencanaan

3 Pelaksanaan siklus I

4 Pelaksanaan siklus II

5 Pelaksanaan siklus III

6 Pengolahan data

7 Penyusunan laporan

B. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V SDN I Sutawinangun Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon Tahun Ajaran 2013-2013 yang berjumlah 31 siswa yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Siswa kelas V ini dipilih sebagai subjek penelitian karena siswa kelas V ini dianggap sudah bisa untuk menerima materi pembelajaran.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Terdapat beberapa macam metode penelitian yang bisa digunakan untuk melakukan penelitian, antara lain:

(3)

a. Penelitian deskriptif

Penelitian deskriptif menurut Nazir (Suherman, 2011: 40) adalah „suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang‟.

b. Penelitian komparatif

Penelitian komparatif menurut Nazir (Suherman, 2011: 42) adalah „sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu‟.

c. Penelitian asosiatif hubungan

Penelitian asosiatif hubungan merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

d. Penelitian evaluasi

Penelitian evaluasi merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan standar dan program yang telah di tetapkan.

e. Penelitian sejarah

Penelitian dengan menggunakan metode sejarah adalah penyelidikan yang kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan serta pengalaman di masa lampau dan menimbang secara cukup teliti dan hati-hati tentang bukti validitas dari sumber-sumber sejarah, serta interpretasi dari sumber-sumber keterangan tersebut (Nazir dalam Suherman, 2011: 36).

f. Penelitian experiment

Penelitian experiment adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol, atau dengan kata lain penelitian ini merupakan observasi di bawah kondisi buatan, dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh peneliti (Suherman, 2011: 45).

(4)

g. Penelitian survey

Penelitian survey yaitu penyelidikan yang di adakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi ataupun politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah (Nazir dalam Suherman, 2011: 41).

h. Penelitian Korelasional

Penelitian korelasional merupakan salah satu bentuk dari non eksperimental research design yang juga sering di artikan sebagai metode deskriptif, atau dengan kata lain merupakan penelitian yang akan melihat hubungan antara variabel atau beberapa variabel dengan variabel lain (Shumacher dalam Suherman, 2011: 53).

Sedangkan pada penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan

pendekatan kualitatif dengan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research). Karena pada dasarnya tujuan dari penelitian ini yaitu bagaimana mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran gerak dasar lempar tangkap dalam permainan kasti, adapun upaya yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan model kooperatif TGT (team game tournament) dengan modifikasi bola yang dimulai dari saling melambungkan dan menangkap bola sampai pada tahapan saling melempar bola berpasangan, tentunya dengan tahapan-tahapan pembelajaran. Adapun alasan dari kegiatan ini adalah untuk melatih gerak dasar lempar tangkap yang dimulai dari posisi lengan, sikap badan, posisi kaki dan pandangan, sehingga kesulitan yang dihadapi siswa dalam melakukan gerak dasar lempar tangkap dalam permainan kasti dapat dipecahkan. Penelitian ini berawal dari permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam memberikan pembelajaran kasti khususnya gerak dasar lempar tangkap. Berbekal keinginan untuk memperbaiki pembelajaran khususnya pendidikan jasmani pada materi gerak dasar lempar tangkap bola voli, penulis mempersiapkan diri sehubungan dengan apa itu penelitian tindakan kelas, latar belakang dan prosedur yang harus ditempuh.

Berdasarkan pendapat Arikunto (2006: 91) dijelaskan bahwa “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas”.

(5)

Sedangkan menurut Kemmis dan Carr (Kasbolah, 1998: 13) mengemukakan bahwa:

Penelitian Tindakan merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan ini serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan.

Sedangkan Ebbut (Kasbolah, 1998: 13) menjelaskan bahwa „Penelitian tindakan kelas merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut‟.

Dari beberapa pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan upaya yang dilakukan untuk memperbaiki suatu praktik pembelajaran dengan melakukan tindakan yang praktis dan juga bagaimana guru mengorganisasikan pembelajarannya dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.

Penelitian ini mengacu pada siklus kegiatan yang dilakukan dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Selaras dengan pendapat Kemmis dan Taggart dalam Kasbolah (1998: 14) mengatakan bahwa:

Penelitian Tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dimana keempat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Metode tindakan kelas ini dipilih karena metode ini memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan dengan metode penelitian yang lainnya yaitu mempunyai dampak langsung terhadap perkembangan proses pembelajaran pendidikan yang diberikan, sehingga penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas.

2. Desain Penelitian

Ada beberapa desain penelitian yang digambarkan diantaranya yaitu :

(6)

Gambar 3.2

Desain PTK Model Lewin (Ditafsirkan Oleh Kemmis) (Rochiati Wiriaatmadja, 2006: 62)

b. Model John Elliot

Model Elliot tampak lebih rinci jika dibandingkan dengan model yang telah dikemukan di atas. Dikatakan lebih rinci, karena di dalam setiap siklus terdiri dari beberapa tindakan, yaitu antara tiga sampai lima tindakan. Sementara setiap tindakan kemungkinan terdiri atas beberapa langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan pembelajaran.

(7)

Gambar 3.2

Desain PTK Model Jhon Elliot (Hopkins, 1993: 49)

c. Model Kemmis Taggart

Dari beberapa macam model penelitian yang telah diungkapkan di atas, metode penelitian tindakan kelas dipilih dalam penelitian ini untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan siswa dalam metode pembelajaran khususnya dalam penguasaan gerak dasar lempar tangkap dalam permainan kasti dengan

menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

mengacu pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart yaitu metode spiral refleksi.

(8)

Pada dasarnya desain penelitian terdiri dari empat komponen yaitu rencana, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun alur tindakan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

RENCANA OBSERVASI R E F L E K S I T IN D A K A N PERBAIKAN RENCANA OBSERVASI R E F L E K S I T IN D A K A N OBSERVASI R E F L E K S I T IN D A K A N PERBAIKAN RENCANA Gambar 3.2

Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriaatmaja, 2005: 66)

Berdasarkan gambar siklus di atas, penelitian ini diawali dengan tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, kemudian apabila pada siklus satu ternyata tidak memenuhi kriteria kemudian mengadakan perencanaan kembali untuk siklus selanjutnya. Pada gambar di atas terlihat jelas alur aktivitas dalam penelitian tindakan yang diawali dengan:

1. Perencanaan (Planning), yaitu berisi tentang rencana tindakan yang akan

dilakukan untuk memecahkan dan memperbaiki masalah yang telah ditetapkan.

2. Pelaksanaan Tindakan (action), yaitu melakukan tindakan-tindakan yang

dilakukan oleh seorang guru (praktisi) berupa intervensi terhadap pelaksanaan kegiatan atau program yang menjadi tugas mereka sehari-hari.

(9)

3. Observasi, yaitu semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat sampingannya.

4. Pada tahapan akhir yaitu Refleksi (reflection), merupakan kegiatan

analisis-sintesis, interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari penelitian tindakan. Jika hasil refleksi menunjukan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang telah dilakukan, maka rencana tindakan yang akan dilaksanakan berikutnya yaitu mengulang tindakan dengan cara memperbaiki atau mengoptimalkan dari suatu tindakan sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menggunakan

penelitian tindakan kelas (classroom action research). Adapun pelaksanaan setiap

tahapan penelitian pada pembelajaran gerak dasar lempar tangkap pada permainan

kasti dengan menggunakan model kooperatif TGT (team game tournament)

dengan modifikasi bola adalah sebagai berikut:

1. Tahapan Perencanaan Tindakan

Tahapan perencanaan tindakan dilakukan sesuai dengan perencanaan penelitian yang telah diutarakan sebelumnya. Perencanaan siklus penelitian disesuaikan dengan target keberhasilan pembelajaran gerak dasar lempar tangkap

dalam permainan kasti melalui model kooperatif TGT (team game tournament)

dengan modifikasi bola yaitu sebanyak 85% siswa kelas V SDN I Sutawinangun Cirebon mampu melakukan gerak dasar lempar tangkap dengan baik.

Tindakan dalam penelitian tindakan kelas disusun berdasarkan masalah yang akan diselesaikan dan hipotesis yang diajukan. Oleh karena itu, untuk memperbaiki pembelajaran gerak dasar lempar tangkap diperlukan suatu tindakan

perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif TGT (team game

(10)

a. Siklus I

Pada tahap I ini, langkah-langkah kegiatan perencanaan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Membuat RPP Pembelajaran

2) Membuat lembar observasi untuk guru dan siswa.

3) Membuat alat evaluasi untuk mengukur sejauh mana peningkatan yang terjadi

atas proses pembelajaran teknik gerak dasar lempar tangkap dalam permainan

kasti memalui model kooperatif TGT (team game tournament) dengan

modifikasi bola.

4) Memberikan informasi kepada guru penjas untuk bertindak sebagai mitra

semua hal tentang tindakan.

b. Siklus II

1) Berkolaborasi dengan mitra mempersiapkan skenario pembelajaran dengan

menambah beberapa kegiatan atau pendukung hasil refleksi siklus I.

2) Memberikan informasi kepada guru tentang rencana pembelajaran baru yang

akan dilakukan untuk lebih meningkatkan lagi proses pembelajaran.

3) Membuat lembar observasi baru untuk guru dan siswa.

4) Membuat alat evaluasi yang baru.

c. Siklus III

1) Berkolaborasi dengan mitra mempersiapkan skenario pembelajaran dengan

menambah beberapa kegiatan atau pendukung hasil refleksi siklus II.

2) Memberikan informasi baru kepada guru tentang rencana pembelaran yang

baru yang akan diterapkan kepada siswa.

3) Membuat lembar observasi baru untuk guru dan siswa.

4) Membuat alat evaluasi yang baru.

2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

Pada tahapan pelaksanaan tindakan ini, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan awal

1) Siswa dibariskan menjadi lima bersap

(11)

3) Menegur siswa yang tidak memakai seragam olahraga

4) Mengabsen kehadiran siswa

5) Melakukan kegiatan pemanasan, diantaranya:

a) Merenggutkan kepala ke atas, ke bawah, dan ke samping kanan dan

kiri secara berkala.

b) Menengokkan kepala ke samping kanan dan kiri.

c) Meregangkan tangan ke depan, belakang, samping kanan dan kiri

secara berurutan.

d) Menggerakkan lengan membentuk letter S secara bergantian.

e) Gerakan kaki dilipat kearah depan dan belakang kemudian

kesamping secara bergantian.

f) Menggerak-gerakkan (memutar) pergelangan kaki secara bergantian

g) Gerakan kombinasi.

b. Kegiatan Inti

1) Memberikan pengarahan kepada siswa tentang variasi lempar tangkap

bola yang akan dilakukan.

2) Siswa dibentuk menjadi empat kelompok, masing-masing kelompok

terdiri dari 9 atau 8 siswa, membentuk satu berbanjar dengan berhadap-hadapan dengan masing-masing kelompok.

3) Diberikan pengarahan cara melakukan variasi lempar tangkap bola, cara

melemparkan bola harus menggunakan satu tangan dan posisi tangan berada di atas kepala begitupun cara menangkap bola, kedua tangan harus berada di atas kepala.

4) Setelah diberikan bola dalam setiap kelompok, dengan aba-aba pluit

siswa melakukan model kooperatif TGT (team game tournament) dengan

modifikasi bola.

3. Tahapan Observasi

Observasi yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Tahap observasi ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan

(12)

observasi merupakan tahap penilaian terhadap hasil tindakan pembelajaran yang dilakukan.

Tahap pelaksanaan tindakan ini merupakan tindakan awal atau intial act

pada siklus pertama, dan akan diikuti dengan langkah observasi dan refleksi. Untuk mengetahui apakah setelah tindakan dilakukan terdapat perubahan atau peningkatan, maka harus melihat perbandingan data awal dengan hasil pembelajaran. Jika terjadi peningkatan sebagaimana yang diharapkan, berarti tindakan yang dilakukan sudah tepat. Namun, jika hasil belum sesuai dengan tujuan awal, maka perlu dilakukan perbaikan pada tahap siklus berikutnya. Perbaikan pembelajaran terus dilakukan untuk memperoleh hasil pembelajaran yang lebih optimal.

4. Tahapan Analisis dan Refleksi

Langkah yang harus dilakukan selanjutnya setelah mengumpulkan data adalah analisis data. Baik data dari angket dan hasil Tes belajar, maupun dari hasil wawancara. Analisis data merupakan proses memilih, memilah, membuang, dan menggolongkan data untuk menjawab permasalah pokok. Selaras dengan pendapat Tripp dalam Sukidin (2002) menyatakan bahwa “Analisis data merupakan proses mengurai (memecah) sesuatu ke dalam bagian-bagiannya”. Menurutnya, terdapat tiga langkah penting dalam analisis data yaitu identifikasi data, melihat pola, serta membuat interpretasi.

Sementara itu, refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis (reflective)

tentang perubahan yang terjadi, baik bagi siswa, guru, maupun suasana kelas. Pada tahap ini peneliti harus dapat menjawab pertanyaan mengapa, bagaimana, dan sejauhmana intervensi menghasilkan perubahan secara signifikan. Kegiatan refleksi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

a. Mengecek data yang sudah tersedia dan terkumpul dari hasil

pengamatan/observasi kinerja guru dan siswa pada pembelajaran gerak dasar

lempar tangkap dalam permainan kasti dengan model kooperatif TGT (team

game tournament) dengan modifikasi bola. Data yang telah terkumpul selanjutnya dilakukan analisis dan interpretasi, sehingga dapat diketahui hasil dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan.

(13)

b. Mendiskusikan kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan berdasarkan data yang sudah tersedia.

c. Re-planning, Menyusun kembali rencana kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan berdasarkan pada hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya.

E. Instrumen Penelitian

Menyususn instrumen merupakan langkah penting dalam prosedur penelitian. Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Menyusun instrumen pada dasarnya adalah menyusun alat evaluasi, karena mengevaluasi adalah memperoleh data tentang sesuatu yang diteliti, dan hasil yang diperoleh dapat diukur dengan menggunakan standar yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Format Wawancara Guru dan Siswa

Wawancara dilakukan terhadap siswa sesudah pelaksanaan pembelajaran, dengan tujuan untuk memperoleh tanggapan dan kesulitan yang dihadapi selama melaksanakan kegiatan pembelajaran gerak dasar lempar tangkap dalam

permainan kasti melalui model kooperatif TGT (team game tournament) dengan

modifikasi bola. Menurut Hopkins dalam Wiriaatmadja (2002: 117) : „wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu dalam kelas dilihat dari sudut pandang lain‟. Orang-orang yang dapat diwawancarai dapat masuk beberapa siswa, kepala sekolah, beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah. Maksud wawancara, ditegaskan oleh Lincoln dalam Moleong (2005: 186) antara lain :

(14)

“mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa yang akan datang, memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia (triangulasi): dan memverifikasi, mengubah kontruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota”.

Tabel 3.1

Format Instrumen Perencanaan Kinerja Guru (IPKG 1)

No Komponen Rencana Pembelajaran Aspek Yang di Amati Tefsiran 1 2 3 4 K C B

A PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Rumusan tujuan pembelajaran

2. Kejelasan Rumusan

3. Kejelasan Cukupan Rumusan

4. Kesesuaian dengan kompetensi dasar

Persentase

B MENGAMBANGKAN DAN MENGORGANISASIKAN

MATERI MEDIA SUMBER BELAJAR DAN METODE PEMBELAJARAN

1. Mengembangakan dan mengorganisasikan materi pembelajaran

2. Menentukan dan mengembangkan alat bantu pambelajaran

3. Memilih sumber belajar

4. Memilih metode pembelajaran

Persentase

C MERENCANAKAN SKENARIO KEGIATAN

PEMBELAJARAN

1. Menentukan jenis kegiatan penbelajaran

2. Menyusun langkah-langkah kegiatan penbelajaran

3. Menentukan alokasi waktu pembelajaran

4. Kesesuaian media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran

5. Kesesuaian metode, materi, dan peserta didik

Persentase

D MERENCANAKAN PROSEDUR, JENIS DAN MENYIAPKAN

ALAT PENILAIAN

1. Menentukan proses dan jenis penilaian

2. Membuat alat penilaian

3. Menentukan kriteria penilaian

Persentase

E TAMPILAN DOKUMEN RENCANA PEMBELAJARAN

1. Kebersihan dan kerapian

2. Penggunaan bahasa tulis

Persentase Persentase total Keterangan :

(15)

2. Format Observasi Guru dan Siswa

Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data. Jadi, observasi merupakan pengamatan langsung yang menggunakan pedoman pengamatan, Tes, kuesioner, dll. Observasi yang berupa pedoman pengamatan biasa digunakan dalam observasi sistematis dimana peneliti bekerja sesuai dengan pedoman yang telah dibuat sebelumnya. Pedoman tersebut berisi daftar jenis kegiatan yang kemungkinan terjadi atau kegiatan yang diamati.

Tabel 3.2

Format Instrumen Pelaksanaan Kinerja Guru (IPKG 2)

No Aspek Yang di Amati Penilaian Tafsiran 1 2 3 4 K C B

A PRA PEMBELAJARAN

1. Kesiapan ruang, alat, dan media pambelajaran

2. Memeriksa kesiapan siswa

Persentase

B MEMBUKA PEMBELAJARAN

1. Melakukan kegiatan apersepsi dan pemanasan

2. Menyiapkan komponen (tujuan) yang akan di capai

dan rencana kegiatan Persentase

C MENGELOLA INTI PEMBELAJARAN

1. Memberikan petunjuk dan contoh gerakan pukulan

lob service forehand

2. Mengenal respon dan pertanyaan siswa

3. Melakukan komunikasi lisan, isyarat, dan gerakan

badan

4. Memicu dan memelihara ketertiban siswa

5. Memantapkan penguasaan keterampilan gerak siswa

dalam pembelajaran lob service forehand bulutangkis Persentase

D MENDEMONSTRASIKAN KEMAMPUAN KHUSUS

DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

1. Merangkai gerakan

2. Memberikan kesempatan secara leluasa kepada siswa

melakukan aktifitas gerak

3. Membimbing siswa melakukan gerakan dan

melakukan aktifitas gerak

4. Memberikan pertolongan kepada siswa yang

mengalami kesulitan

5. Penggunaan media dan alat pembelajaran

Persentase

E MELAKSANAKAN EVALUASI PROSES DAN HASIL

BELAJAR

1. Melaksanakan penilaian selama proses dan akhir

pembelajaran

2. Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran

Prosentase

F KESAN UMUM KINERJA GURU

1. Keefektifan proses pembelajaran

2. Penampilan guru dalam pembelajaran

Persentase Persentase total

(16)

Keterangan :

Keterangan selengkapnya format ini ada pada lampiran 2 Tabel 3.3

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Nama

Aspek yang diamati

Jml Skor Nilai

Kriteria Motivasi Disiplin Sportivitas

1 2 3 1 2 3 1 2 3 B C K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah Skor Total Persentase Keterangan :

Keterangan selengkapnya format ini ada pada lampiran 3 3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan tertulis yang memuat tentang kejadian-kejadian di lapangan selama proses penelitian berlangsung.

Tabel 3.4 Catatan Lapangan

No Kegiatan Temuan dilapangan

1 Pra Pembelajaran.

a. Kesiapan sarana b. Kesiapan media

c. Memeriksa kesiapan siswa

2 Kegiatan awal

a. Melaksanakan tahan persiapan belajar, seperti : berbaris, berdoa dan mengabsen sisiwa untuk belajar pendidikan jasmani dan kesehatan.

b. Melakukan kegiatan pemanasan berupa senam dan lari kecil keliling lapangan. c. Melakukan apersepsi.

3 Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan materi keterampilan gerak dasar lempar tangkap kasti.

(17)

b. Guru menjelaskan keterampilan gerak dasar lempar tangkap kasti dengan penerapan model TGT.

c. Guru Memberi tugas kepada siswa untuk berlatih gerak dasar lempar tangkap kasti dengan mepenerapan model TGT yang diawali dengan gerakan kaki gerakan tangan dan koordinasi gerakan yang diakhiri guru mengontrol kegiatan siswa dalam latihan.

4 Kegiatan Akhir

a. Guru menyimpulkan materi pelajaran. b. Guru memberi tes kepada siswa. c. Guru menutup pembelajaran

5 Dll.

4. Kamera

Dalam sebuah penelitian digunakan kamera yang digunakan sebagai alat untuk mendokumentasikan situasi pembelajaran yang hasilnya berupa foto atau gambar yang dapat dilampirkan dalam penelitian sehingga tertulis gambaran aktivitas selama proses pembelajaran.

5. Format Tes Hasil Pembelajaran

Tes dapat berupa pertanyaan, lembar kerja atau sejenisnya yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek penelitian. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa Tes kemampuan siswa terhadap penguasaan teknik gerak dasar lempar tangkap dalam permainan kasti.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi, tes kemampuan langsung serta catatan lapangan yang dilakukan pada siswa kelas V SDN I Sutawinangun Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon. Kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah ditentukan adalah 70, adapun cara untuk menghitung dan mengetahui berhasilnya suatu pembelajaran selanjutnya diolah dengan metode perhitungan sebagai berikut:

(18)

Nilai = x100 ideal Skor diperoleh yang skor Jumlah Skor Ideal = 12 2. Analisis Data

Menurut Patton, (Moleong, 1994:105) mengemukakan bahwa “Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar”. Sementara menurut Bogdan dan Taylor, Moleong (1994:107) mengatakan bahwa “Analisis data adalah proses yang merinci usaha formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu”. Sementara tujuan dari data itu sendiri adalah data dapat diberi makna yang berguna dalam memecahkan masalah masalah-masalah penelitian, memperlihatkan hubungan-hubungan antara fenomena yang terdapat dalam penelitian, untuk memberikan jawaban terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian, sebagai bahan untuk membuat kesimpulan serta implikasi-implikasi dan saran-saran yang berguna untuk kebijakan penelitian selanjutnya.

G. Validasi Data 1. Member Check

Member Check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan dari member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan. Sedangkan untuk pelaksanaannya sendiri dilakukan setelah satu periode pengumpulan data selesai, atau setelah mendapat suatu temuan atau kesimpulan. Wiriaatmadja, (2005:51)

Meninjau kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara, dengan cara mengkonfirmasikan dengan guru maupun siswa melalui kegiatan refleksi secara kolaborasi pada tiap akhir pembelajaran, kegiatan ini dilakukan untuk mengemukakan hasil temuan

(19)

sementara untuk memperoleh tanggapan , informasi tambahan baik dari guru maupun siswa.

2. Triangulasi

Triangulation is qualitative cross-validation. It assesses the sufficiency of the data according to the convergence of multiple data sources or multiple data collection procedures (William Wiersma, 1986). Triangulasi adalah pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan kata lain memeriksa atau membandingkan kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan hasil yang diperoleh mitra secara kolaboratif dan mempertimbangkan bahwa masing-masing instrumen memiliki kelebihan dan kekurangan. Wiriaatmadja, (2005:51)

Selain itu juga dilakukan kegiatan wawancara dengan siswa, dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan variasi lempar tangkap bola.

3. Audit trail

Audit trail yaitu dengan mengecek kebenaran dari prosedur dan metode yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara mendiskusikannya dengan pembimbing. Wiriaatmadja, (2005:52)

Kegiatan yang sudah dilakukan yaitu mengecek kebenaran prosedur data dan mendiskusikannya dengan dosen pembimbing dan teman-teman peneliti. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data dengan validasi yang cukup tinggi.

4. Expert Opinion

Expert opinion, yaitu mengecek kembali untuk terakhir kalinya terhadap kesahihan temuan peneliti kepada pakar professional Wiriaatmadja, (2005:52) contohnya kepada Dosen Pembimbing.

Kegiatan yang sudah dilakukan yaitu mengkonsultasikan temuan-temuan dilapangan dan persiapan dalam melakukan penelitian yang telah dibuat peneliti kepada pihak ahli untuk memperoleh arahan dan masukan agar penelitian dapat dipertanggung jawabkan.

(20)

Daftar Pustaka

Adang Suherman. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung. Universitas Pendidikan

Indonesia

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Ateng, Abdulkadir. (1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Depdiknas. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

SD/MI. Jakarta : BP. Dharma Bhakti Jakarta.

Husdarta dan Yudha M. Saputra, (2000). “Belajar dan Pembelajaran” PT Raja Grafindo.Jakarta.

Kasbolah, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Depdikbud.

Kusnandar. 2008. Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembang Profesi Guru.

Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Lutan Rusli (2001), Mengajar Pendidikan Jasmani. Jakarta : Departemen

Pendidikan Muhadi, Aip Syarifudin. (1992). Pendidikan Jasmani dan

kesehatan. Jakarta: Depdikbud.Nasional Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Jendral Olahraga.

Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.

Safari, Indra (2010). Pembinaan Kebugaran Jasmani di Sekolah. Bandung: CV.

Bintang WarliArtika.

Saptono (2008). Metode Team Game Tournament. Dalam Heny

Christz-blogspot.com

Sukintaka. (1992). Teori Bermain Untuk D2 PGSD Penjas, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan 1992.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Wiriaatmaja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk

(21)

Yoyo Bahagia dan Adang Suherman. (2000). Prinsip-prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta: Depdiknas.

Gambar

Gambar 3.1  Denah Sekolah  42  Jalan Utama  kantin Ruang Guru Kelas  Kelas  Wc jalan
Tabel 3.1  Jadwal Penelitian
Tabel 3.4  Catatan Lapangan

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Penggunaan Bola Besar Dan Bola Kecil Terhadap peningkatan Keterampilan Gerak lempar Tangkap Bola Pada Permainan Kasti Siswa Puteri.. SMAN

Dengan permainan Bola Kasti, siswa mampu mempraktikkan variasi pola gerak dasar dasar jalan, lari, lompat, dan lempar dalam permainan bola kasti dengan mandiri5. Menggunakan daftar

Produk yang diharapkan melalui penelitian ini adalah pengembangan model pembelajaran yang berupa modifikasi permainan teknik dasar lempar tangkap menggunakan bola kasti dengan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LEMPAR. TANGKAP MELALUI

1 1.1 Mempraktekkan gerak dasar 2 Jp salah satu permainan bola * Lempar bola kasti/rounders/kipers kecil dengan koordinasi dan * Menangkap bola kasti/rounders/kiper

Kurva 4.1 Kurva Perolehan Nilai Persentase Keterampilan Gerak Dasar Lempar dan Tangkap pada Pembelajaran Permainan Bola Tangan dari Setiap

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LEMPAR TANGKAP BOLA DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN MELALUI.. PENERAPAN HANDBALL

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar gerak dasar lempar-tangkap bola dalam kippers pada peserta didik kelas IV SD Negeri