• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKSI KEMASAN DI INDONESIA. 1. Logam (15,38 %) 2. Kaca (20,27 %) 3. Plastik (42,65 %) >>> 4. Kertas (13,28 %) 5. Kayu (8,41 %)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRODUKSI KEMASAN DI INDONESIA. 1. Logam (15,38 %) 2. Kaca (20,27 %) 3. Plastik (42,65 %) >>> 4. Kertas (13,28 %) 5. Kayu (8,41 %)"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

PRODUKSI KEMASAN DI

INDONESIA

• 1. Logam (15,38 %) • 2. Kaca (20,27 %) • 3. Plastik (42,65 %) >>> • 4. Kertas (13,28 %) • 5. Kayu (8,41 %)

(5)

Kaitan kerusakan dengan kemasan

1. Kerusakan ditentukan sifat alamiah produk, tdk dpt dicegah dgn pengemasan (fisik, biokimia, mikrobiologi)

2.Kerusakan tgt lingkungan

Hampir seluruhnya dpt dikontrol dgn kemasan

(6)

Pengemasan dan penyimpangan

mutu produk

• PENYIMPANGAN KUALITATIF • PENYIMPANGAN KUANTITATIF

• Penyusutan kualitatif dan kuantitatif penting dalam pengemasan

(7)

• Penyimpangan mutu produk adalah penyusutan kualitatif yaitu penurunan mutu shg tdk layak

dikonsumsi

• Bahan pangan rusak jika tjd perubahan cita rasa, turun nilai gizi or tdk aman jk dimakan krn ganggu kesehatan

• Makanan rusak yi sdh kAdaluarsa or lampui masa simpan

Penyusutan kuantitatif yi hilang jumlah or bobot krn penanganan kurang baik or gangguan biologis

(8)

• Pengemasan sbg bagian proses produksi dan pengawetan bahan pangan dpt pengaruhi mutu

a. Perubahan fisik dan kimia krn migrasi zat kimia dari bahan kemas (monomer plastik, timah putih, korosif)

b. Perubahan aroma (flavour), warna, tekstur yg

(9)

Perubahan Biokimia, kimia dan

migrasi unsur - unsur

1.Perubahan biokimia

Reaksi komplek terjadi akibat aktifitas enzim yg ditunjang kadar air tinggi menyebabkan

perubahan warna, tekstur, aroma, nilai gizi.

2.Perubahan kimiawi dan migrasi unsur2

antioksidan, fungisida, bahan pewarna, pestisida dpt migrasi kebahan pangan

(10)

Kemasan yg baik dpt cegah migrasi

racun kedalam makanan

• Keracunan logam

Timah maks (standar FAO,WHO) 250 ppm. Besi 250 ppm,

timbal 1 ppm.

Mercuri, kadmium, arsen, antimon, tembaga dan seng kemungkinan kontaminasi saat proses baik wadah, mesin pengolah atau campuran bahan pengemas.

(11)

Bentuk keracunan

• 1. Mual2

• 2. Muntah2

• 3. Pusing2 dan keluar keringat dingin berlebihan Korosif dipengaruhi : 1. Asam organik 2. Kadar Nitrat 3. Lama simpan 4. Suhu 5. Kelembaban

(12)

Migrasi plastik kedalam makanan

Plastik dan bhn tambahan pemb plastik

(plasticizer, stabilizer, antioksidan)

penyebab pencemaran organoleptik dan

keracunan.

(13)

Monomer vinil klorida dan akrilonitril penyebab kanker manusia krn dpt reaksi dgn DNA.

Vinil klorida dgn guanin dan citosin. Adenin dgn akrilonitril (vinil cyanida).

Metabolit vinil klorida berupa epoksi kloretilin oksida sgt reaktif dan bsf karsinogenik.

Metabolit ini hanya reaksi dgn DNA jika adenin tdk pasangan dgn citosin.

(14)

Vinil asetat timbulkan kanker tyroid, uterus dan

liver pada hewan.

Vinil klorida dan vinil sianida bsf mutagenik thd

Salmonella typhimurium

Akrilonitril menimbulkan cacat lahir pada tikus

yg memakannya

(15)

• Akrilat, stirena dan metakrilat serta turunannya vinil asetat, polivinil klorida,

• Kaprolaktam, formaldehide, kresol, isosianat organik, heksametilendiamin,Melamin,

epidilorohidrin, bispenol dan akrilonitril sebabkan iritasi saluran pencernaan (mulut,

Tenggorokan,lambung).

• Plasticizer (ester posporik, ester ptatik dan glikolik chlorinated aromatic serta ester as alipatik

(16)

• Pemlastik (dibutil ptalat=DBP dan dioktil

ptalat=DOP pada PVC termigrasi banyak

pada minyak zaitun, minyak jagung, minyak

biji kapas dan minyak kedelai pada suhu 30

oC selama 60 hari kontak)

(17)

• Pemlastik jenis DEHA (di-2-etilheksil adipat) pada PVC migrasi ke daging yg dibungkus.

Daging kadar lemak 20-90 % DEHA yg migrasi 14,5-23,5 mg tiap dm2 pada suhu 4 oC selama

(18)

Plasticizer yg tdk bahaya utk kemasan

makanan

• 1. Heptil ptalat • 2. Dioktil adipat

• 3. Dimetil heptil adipat • 4. Di-N-Desil adipat • 5. Benzil aktil adipat

(19)

Toleransi Maksimal

1.Belanda.

60 ppm migran dlm makanan atau 0,12 mg per cm2 permukaan plastik

2.Jerman Barat.

0,06 mg per cm2 lembaran plastik

3. Bahan berbahaya setingkat monomer vinil klorida 0,05 ppm

4. Swedia monomer vinil klorida 0,01 ppm 5. Jepang monomer vinil klorida 0,05 ppm

(20)

Difusi dan pindah massa

• Pendekatan difusi (rembesan) dan pindah masa (absorbsi dan desorpsi) dapat digunakan untuk memahami migrasi dalam kemasan plastik

• Persamaan untuk menyatakan sisa monomer atau aditif yg tertinggal dalam plastik setelah kontak dgn makanan selama t dinyatakan (Sapto Kuntoro, 1988)

(21)

dCp Kpc Cc - = - --- (2 Cp - ---dt x Hpc

Dimana :

Kpc = koefisien pindah masa dari padat ke cair

Cp = konsentrasi sisa monomer dan atau aditif yg masih tertinggal pada plastik

Cc = konsentrasi migran dalam makanan Hpc = faktor kelarutan atau tetapan Henry

(22)

Pertimbangan seleksi jenis

kemasan

1. Perlindungan isi produk thd kontaminasi mo dari luar kedalam

2. Kemungkinan berkembang biak mo di ruang antara produk dgn tutup (head space)

(23)

Kerusakan Mikrobiologis

• Kerusakan karena mo menentukan pilihan jenis kemasan yang cocok untuk suatu produk

• Kemasan yang baik akan mencegah pencemaran mo dan menekan pertumbuhan mo dalam kemasan

(24)

Kerusakan Mekanis

Faktor mekanis

1. Stress atau tekanan fisik.

Disebabkan dropping (jatuhan) dan shunting (gesekan) atau tumbukan yang mengakibatkan kerusakan produk

2. Vibrasi (getaran)

Vibrasi dpt sebabkan kerusakan kemasan dlm

perjalanan dan distribusi (penyok, isi berhamburan). Penggunaan bahan anti getaran sangat diperlukan untuk menaggulanginya.

(25)

Tumpukan barang atau kemasan, jenis transportasi (darat, laut, udara) dan jenis barang sangat tentukan macam

perlindungan yang harus diberikan untuk cegah hancurnya bahan.

Selain itu perlu perlindungan thd debu, sengatan panas, serangga.

(26)

Perpindahan air

Dalam pengemasan bahan pangan, karakterisasi hidratasi sangat penting dinyatakan dalam bentuk

1. Aktifitas air(aW) 2. Kadar Air (KA)

3. Kelengasan Nisbi atau kelembaban relatif (RH)

Hubungan karakteristik hidratasi produk dgn lingkungan digambarkan kurva soprsi isotermik.

(27)

Kesetimbangan kelembaban relatif (ERH) dinyatakan sebagai berikut

ERH = aW x 100 aW = P/Po

P=tekanan uap air pada suhu tertentu

Po=tekanan uap air jenuh pada suhu yang sama

Jika tdk terjadi kesetimbangan, misal tdp perbedaan kelembaban relatif antara produk dgn lingkungannya atau antara satu produk dgn produk lainnya maka akan terjadi perpindahan uap air.

Perpindahan uap air ini terjadi dari produk yg tekanan uap air tinggi ke produk yang bertekanan rendah.

Disamping itu sifat hidrofilik dan hidrofobik berpengaruh juga. Produk yg hidropilik tdk mungkin melepas air sedangkan

hidropobik dapat melepas air bebasnya dgn mudah.

(28)

Grafik Sorpsi Isotermik utk

pengemasan

• Kurva sorpsi isotermik bahan pangan berbentuk sigmoid yg tdr dari 3 daerah (monolayer, multilayer, dan daerah

kondensasi kapiler) ERH (%) Kadar Air (%) 20 70 I II I III

(29)

Daerah Monolayer

Daerah pada kisaran 0-20 % RH Air yang tdp air terikat

Disebut daerah ambang batas ketengikan, air sgt Terbatas hanya utk lindungi produk dari serangan O2

Jika air dikurangi polar grup produk terbuka shg O2 Bereaksi dan menyebabkan ketengikan

20 40 60 80 100 10.3 2x10.3 3x10.3 4x10.3 Waktu (jam) O2 t e rse ra p (mikro L/g ) 42,5 % RH 27,7 % RH 14,5 % RH <10 % RH

(30)

Jika produk pangan disimpan pada kelembaban relatif dibawah daerah monolayer akan terjadi

• 1. Kenaikan peroksida karena dekomposisi

ikatan hidroperoksida dgn ikatan hidrogen

• 2. Hilangnya warna merah muda (pink) krn

rusaknya pigmen

• 3. Berkurangnya air yg tersedia utk

membentuk hidrasi dari trace metal shg reaksi

katalisa aktif

Contoh produk yg hrs dijaga pada daerah

monolayer (egg albumin tepung putih telur,

pangan semi basah, spray dried produk tepung

susu)

(31)

Daerah multilayer

• 1. Berada kisaran RH 20-70 %. Daerah teraman 20-55 %

• 2. Kenaikan RH tdk berpengaruh nyata thd ERH

• 3.Produk pangan disimpan pada multilayer teraman bebas maillard begitu RH naik lebih 60 % aktifitas maillard naik

• 4. Kenaikan uap air disertai suhu tinggi akan menaikan maillard

• 5. Daerah lebih 60 % RH kemungkinan tjd hidrolisis lemak karena adanya air dan suhu tinggi akan mudah oksidasi lemak (lipase, lipoksidase)

(32)

2 6 10 14 18 22 26 30 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 Optica l de nsi ty bro w n in g pd 42 0 nm Penyimpanan (hari)

Hubungan aktifitas pencoklatan non ensimatis dgn kelembaban relatif 75 % RH

50 % RH

(33)

Reaksi Pencoklatan Mudah terjadi oleh

Aktifitas ensim

Kerusakan

Dsb oleh jasad renik Kerusakan tekstur

produk

Daerah Kondensasi Kapiler RH > 70 % Air bebas cukup banyak

(34)

Mencegah msknya uap air. Produk hidrofil (kering) hrs dilindungi thd msk air Produk ini ERH rendah shg hrs dikemas kontainer yg permeabilitas air rendah

Utk cegah produk kdr gula tinggi merekat, produk tepung basah shg tdk bsf Mawur (free flowing)

Cegah keluarnya uap air.produk KA tinggi (buah,sayur,daging) Penguapan air bahan hrs dijaga

Supaya tetap segar Mengontrol uap air

Produk2 yg berkeringat

Jika hari panas dan berkondensasi Jika dingin maka kontrol uap air hrs

Dijaga. IMF dikemas dgn jenis Pengemas semipermeabel

(35)

Perubahan suhu

• 1. Arhaenius. Setiap kenaikan

suhu 10 oC terjadi kenaikan

kecepatan reaksi sebanyak dua

kali

• 2. Pengaruh suhu dapat

dihindari dgn memberi isolator

(penghambat panas) pada

(36)

Produk kaleng atau botol hrs simpan

Kering dan suhu rendah utk cegah bakteri Pembentuk spora yg tahan panas

Produk konfeksioneri (coklat batang) Simpan kering utk cegah blooming Kumpulnya gula di permukaan Produk yg peka hrs simpan -18 – 0,5 oC.cegah kristal es

Dan psikrofilik kemas foil or PVDC

(37)

Perpindahan Oksigen

• 1. O2 sebabkan oksidasi produk berlemak dan

vit yg peka oksidasi (A+C).

Permeabilitas o2 dpt melalui pori2 film atau

laminat.

2. Oksidasi dpt dicegah dgn cara

a. Pengaturan kadar O2

Produk peka oksidasi susu, minyak, lemak

disimpan dgn mengatur konsentrasi O2 3-5 %.

Ambang batas respirasi bahan segar perlu O2

2 %.Dibawah 2 % produk rusak

(38)

b. Pengaturan kadar CO2.

Beberapa komoditi dapat disimpan segar dgn mengatur CO2 5-10 %, kecuali Apel, tomat, jeruk. Pada apel terjadi reaksi pencoklatan. Tomat dan jeruk terjadi Pembusukan

c. Pengemasan dalam GAS TIGHT PAKS

Komoditi keju, makanan bayi sebaiknya dikemas hermitis, dan vakum untuk Menekan seminimal mungkin kandungan oksigen

TEKNIK PENGENDALIAN ATMOSFIR

1. CA, Controll Atmosphere, penyimpanan atmosfir Terkendali

2. MA, Modified atmosphere,atmosfir termodifikasi 3. Penyimpanan hipobarik

(39)

Teknik penyimpanan dengan atmosfir terkendali dan atmosfir termodifikasi hampir sama. Perbedaan hanya

pada ketepatan pengendalian karena pada teknik atmosfir terkendali perubahan komposisi atmosfir lebih bersifat

spontan karena aktifitas fisiologi (respirasi) dari produk hasil pertanian (produk segar).

Pada teknik atmosfir termodifikasi komposisi udara sengaja diubah.

Sistem hipobarik adalah juga teknik memodifikasi atmosfir dengan mengontrol kombinasi tekanan rendah, suhu

(40)

MIGRASI KOMPONEN VOLATIL DAN PERUBAHAN OLEH UV

MIGRASI KOMPONEN VOLATIL

Produk yang memiliki komponen aromatik perlu kemasan yg dpt menahan keluarnya komponen Volatil. Karena komponen ini sgt pengaruhi rasa

Aroma sehingga perlu kemasan yg kedap

Tujuan sifat kedap adalah

1. Kedap thd migrasi komponen volatil produk (komponen aromatik) 2. Kedap terhadap migrasi komponen volatil dari material kemasan

Hasil penelitian menunjukkan kantung PE dan botol gelas memberikan perlindungan Yang baik terhadap aroma.

(41)

Pembentukan grup karbonil bila plastik PE dipanaskan

Suhu tinggi

Pecahan

Pecahan molekul Pada Kemasan Zat antioksidan yg dapat

Mengadakan interaksi Dan membentuk produk yg

berbau

(42)

Pemudaran warna

Rancidity terutama ada katalis Cu

Browning

Perubahan bau, menurunnya vitamin ADEK dan C

PERUBAHAN AKIBAT SINAR UV

Pe rli nd un ga n thd UV di simp an ted uh , gu na kan Bo tol be rw arn a cokl at atau hi ja u

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak, yang artinya secara simultan perubahan laba bersih, perubahan arus kas operasi, perubahan arus kas investasi, perubahan

Mitra juga belum memiliki website/e-commerce sebagai media promosi/took online terhadap produk yang mereka hasilkan untuk itu diperlukan juga penambahan pemahaman bagi

Uji-t dalam penelitian ini digunakan untuk menguji perbedaan kemampuan menyelesaikan masalah pemrograman dasar antara kelompok kontrol yang menggunakan translator

Karbohidrat yang terdapat dalam daging (dalam bentuk Tabel 2. Persentase perubahan nilai gizi bakso nikumi itik dibanding P0.. Pengaruh Leaching terhadap Komposisi

Compensatory justice ini menimbulkan kondisi ethics of care yang menekankan pada ke(ajiban untuk membantu indiidu ataupun kelompok yang sedang mengalami kesulitan.

Berdasarkan hasil pengamatan pada Gambar 12(a) dibawah mendeteksi 14 buah titik access point dan Gambar 12(b) diatas, diperoleh bahwa USB wifi mendeteksi sinyal sebesar antara

Mengenai hal ini, apa yang telah dilaku- kan oleh pemerintah Iran bisa dijadikan bahan kajian yang tepat, yaitu karena konsekuensi atas pelarangan perkawinan sesama

Dijelaskan Hardjopranjoto (1995) bahwa sapi dara yang dapat melahirkan anak sapi pertama pada umur 2 tahun akan memiliki masa laktasi dan jangka waktu bereproduksi lebih lama