• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tutorial Gizi Buruk 5.3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tutorial Gizi Buruk 5.3"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 2

LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 2

“Gizi burukGizi buruk –  – Marasmik KwashiorkorMarasmik Kwashiorkor ””

Tutor: dr. Esa Indah Ayudia Tutor: dr. Esa Indah Ayudia

Febriano

Febriano Ramadhana Ramadhana N N G1A113055G1A113055 Iqlima

Iqlima Khairiyah Khairiyah Putri Putri H H G1A113056G1A113056 Yaumil

Yaumil Khalida Khalida Putri Putri G1A113057G1A113057 Renanda

Renanda Adha Adha Anugrah Anugrah G1A113058G1A113058  Neneng Nurlita

 Neneng Nurlita G1A113059G1A113059 Rahadian

Rahadian Guna Guna Pambudi Pambudi G1A113060G1A113060 Efandiya

Efandiya Putra Putra G1A113061G1A113061 Dessy

Dessy Daswar Daswar G1A113063G1A113063 Bella

Bella Reynaldi Reynaldi G1A113064G1A113064 Priskila

Priskila Anestasia Anestasia Sianipar Sianipar G1A113066G1A113066 Riska

Riska Yuliza Yuliza G1A113068G1A113068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS JAMBI UNIVERSITAS JAMBI

2015/2016 2015/2016

(2)
(3)

Skenario 2 Skenario 2

F, anak laki-laki, 22 bulan, BB 4,8 kg dan PB: 60 cm, dibawa ke RS karena tidak mau F, anak laki-laki, 22 bulan, BB 4,8 kg dan PB: 60 cm, dibawa ke RS karena tidak mau makan. Orangtua An.F khawatir karena badan anaknya semakin lama semakin kurus. makan. Orangtua An.F khawatir karena badan anaknya semakin lama semakin kurus. Selama ini berat badannya selalu dibawah garis merah berdasarkan KMS. Saat ini anak Selama ini berat badannya selalu dibawah garis merah berdasarkan KMS. Saat ini anak tampak lemas, sangat kurus, mata cekung, perut, muka dan kaki kelihatan semakin tampak lemas, sangat kurus, mata cekung, perut, muka dan kaki kelihatan semakin membesar, rambut tipis, mudah rontok dan bibir kering. Menurut ibu, An.F juga sering membesar, rambut tipis, mudah rontok dan bibir kering. Menurut ibu, An.F juga sering diare. Saat ini An.F belum bisa berjalan, baru bisa duduk. An.F adalah anak kelima dari diare. Saat ini An.F belum bisa berjalan, baru bisa duduk. An.F adalah anak kelima dari lima bersaudara, ibu F mengatakan bahwa pertumbuhan An.F lebih lambat dibandingkan lima bersaudara, ibu F mengatakan bahwa pertumbuhan An.F lebih lambat dibandingkan kakaknya. Pendidikan terakhir orangtua An.F adalah SD, ayah bekerja sebagai buruh dan kakaknya. Pendidikan terakhir orangtua An.F adalah SD, ayah bekerja sebagai buruh dan ibu tidak bekerja. Waktu lahir berat badan An.F 2 kg dan panjang badan 40 cm, Lahir ibu tidak bekerja. Waktu lahir berat badan An.F 2 kg dan panjang badan 40 cm, Lahir spontan ditolong oleh bidan. Sejak lahir anak diberi ASI saja selama 6 bulan dan setelah spontan ditolong oleh bidan. Sejak lahir anak diberi ASI saja selama 6 bulan dan setelah itu diberi makanan pendamping ASI seadanya, tidak diberi susu formula. Pada itu diberi makanan pendamping ASI seadanya, tidak diberi susu formula. Pada  pemeriksaan

 pemeriksaan fisik fisik didapatkan didapatkan anak anak apatis, apatis, konjungtiva konjungtiva palpebra palpebra anemis, anemis, wajah wajah tampaktampak seperti orangtua. Rambut kemerahan dan mudah dicabut, perut buncit, otot-otot kaki seperti orangtua. Rambut kemerahan dan mudah dicabut, perut buncit, otot-otot kaki atrofi, edema tibia (+),

atrofi, edema tibia (+), crazy pavement dermatosiscrazy pavement dermatosis (+),(+), baggy pantsbaggy pants (+). Diagnosis dari RS (+). Diagnosis dari RS adalah anak gizi buruk. Dokter kemudian mencoba memberi tahu status gizi anak dengan adalah anak gizi buruk. Dokter kemudian mencoba memberi tahu status gizi anak dengan menggunakan standar antropometri penilaian status gizi anak (WHO-NCHS dan CDC). menggunakan standar antropometri penilaian status gizi anak (WHO-NCHS dan CDC). Apa yang terjadi pada An.F ? Bagaimana penatalaksanaanya ?

(4)

Klarifikasi Istilah Klarifikasi Istilah

1.

1. KMSKMS

Singkatan dari kartu menuju sehat yang mana membuat pertumbuhan normal anak Singkatan dari kartu menuju sehat yang mana membuat pertumbuhan normal anak  berdasarkan indeks antropometri BB menurut umur.

 berdasarkan indeks antropometri BB menurut umur.

2.

2. ApatisApatis

Tingkat kesadaran seseorang yang tidak peduli lingkungan, acuh tak acuh. Tingkat kesadaran seseorang yang tidak peduli lingkungan, acuh tak acuh.

3.

3. Konjungtiva palpebra anemisKonjungtiva palpebra anemis

Kondisi membrane halus yang melapisi kelopak mata dan menutupi bola mata Kondisi membrane halus yang melapisi kelopak mata dan menutupi bola mata yang berwarna pucat.

yang berwarna pucat.

4.

4. AtrofiAtrofi

Mengecilnya ukuran suatu sel, jaringan, organ atau bagian tubuh. Mengecilnya ukuran suatu sel, jaringan, organ atau bagian tubuh.

5.

5. EdemaEdema

Pengumpulan cairan dalam jumlah besar yang abnormal di jaringan intraseluler Pengumpulan cairan dalam jumlah besar yang abnormal di jaringan intraseluler tubuh.

tubuh.

6.

6.

C

Crraz

azy pa

y pave

veme

ment de

nt derrma

matosi

tosiss

Kelainan kulit berupa berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna Kelainan kulit berupa berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna manjadi coklat kehitaman dan terkelupas.

manjadi coklat kehitaman dan terkelupas.

7.

7.

B

Bagg

aggy p

y pa

ants

nts

Kulit keriput akibat berkurang lemak di lapisan subkutan tampak seperti memakai Kulit keriput akibat berkurang lemak di lapisan subkutan tampak seperti memakai celana longgar

celana longgar

8.

8. Gizi burukGizi buruk

Suatu keadaan dimana seseoran kekurangan nutrisi yang diperlukan Suatu keadaan dimana seseoran kekurangan nutrisi yang diperlukan

9.

9. AntropometriAntropometri

Ilmu pengetahuan yang berurusan dengan pengukuran besar, berat dan proporsi Ilmu pengetahuan yang berurusan dengan pengukuran besar, berat dan proporsi tubuh manusia.

(5)

Identifikasi Masalah Identifikasi Masalah

1.

1. Apa makna klinis An. F tidak mau makan?Apa makna klinis An. F tidak mau makan? 2.

2. Apa makna klinis An. F semakin lama semakin kurus?Apa makna klinis An. F semakin lama semakin kurus? 3.

3. Apa interpretasi BB An. F selalu dibawah garis merah sesuai KMS? Dan jelaskanApa interpretasi BB An. F selalu dibawah garis merah sesuai KMS? Dan jelaskan interpretasinya?

interpretasinya? 4.

4. Mengapa anak tampak lemas, sangat kurus, mata cekung perut, muka dan kakiMengapa anak tampak lemas, sangat kurus, mata cekung perut, muka dan kaki kelihatan membengkak, rambut tipis, mudah rontok dan bibir kering?

kelihatan membengkak, rambut tipis, mudah rontok dan bibir kering? 5.

5. Apa hubungan diare dengan keluhan An. F?Apa hubungan diare dengan keluhan An. F? 6.

6. Mengapa di usia sekarang An.F belum bisa berjalan, baru bisa duduk?Mengapa di usia sekarang An.F belum bisa berjalan, baru bisa duduk? 7.

7. Apa hubungan latar belakang ( status social ekonomi ) orang tua dengan keluhanApa hubungan latar belakang ( status social ekonomi ) orang tua dengan keluhan An.F ?

An.F ? 8.

8. Apakah yang menyebabkan pertumbuhan An. F lambat?Apakah yang menyebabkan pertumbuhan An. F lambat? 9.

9. Apa interpretasi berat badan lahir 2 kg dan panjang badan 40 cm?Apa interpretasi berat badan lahir 2 kg dan panjang badan 40 cm? 10.

10. Bagaimana tahapan pemberian ASI pada anak?Bagaimana tahapan pemberian ASI pada anak? 11.

11. Apa makna klinis kondisi An. F sekarang dengan pemberian ASI selama 6 bulanApa makna klinis kondisi An. F sekarang dengan pemberian ASI selama 6 bulan tanpa susu formula?

tanpa susu formula? 12.

12. Bagaimana intepretasi dari hasil pemeriksaan fisik An.F ?Bagaimana intepretasi dari hasil pemeriksaan fisik An.F ? 13.

13. Bagaimana cara pengukuran status gizi dengan antropometri pada anak menurutBagaimana cara pengukuran status gizi dengan antropometri pada anak menurut WHO NCHS dan CDC ?

WHO NCHS dan CDC ? 14.

14. Bagaimana alur diagnosa dari penyakit yang diderita An.F ?Bagaimana alur diagnosa dari penyakit yang diderita An.F ? 15.

15. Apa diagnosis banding dari keluhan An.F ?Apa diagnosis banding dari keluhan An.F ? 16.

16. Bagaimana cara mengisi KMS Tabel?Bagaimana cara mengisi KMS Tabel? 17.

17. Bagaimana penentuan status gizi menurut grafik NCHS-WHO dan CDC?Bagaimana penentuan status gizi menurut grafik NCHS-WHO dan CDC? 18.

18. Bagaimana tahapan perkembangan anak?Bagaimana tahapan perkembangan anak? 19.

19. Mengapa makanan pendamping ASI diberikan setelah 6 bulan?Mengapa makanan pendamping ASI diberikan setelah 6 bulan? 20.

20. Apakah ada hubungan tidak diberikan susu formula dengan kejadian malnutrisi?Apakah ada hubungan tidak diberikan susu formula dengan kejadian malnutrisi? 21.

21. Apa yang terjadi dengan An.F ?Apa yang terjadi dengan An.F ? 22.

22. Apa defenisi dari penyakit An.F ?Apa defenisi dari penyakit An.F ? 23.

23. Apa etiologi dari penyakit An.F ?Apa etiologi dari penyakit An.F ? 24.

24. Apa epidemiologi dari penyakit An.F ?Apa epidemiologi dari penyakit An.F ? 25.

(6)

26. Bagaimana manifestasi klinis dari penyakit An.F ? 27. Bagaimana tatalaksana dari penyakit An.F ?

28. Apa komplikasi dari penyakit An.F ?

29. Bagaimana edukasi dan pencegahan dari penyakit An.F ? 30. Bagaimana prognosis dari penyakit An.F ?

Analisis Masalah

1. Apa Makna klinis An. F tidak mau makan?

MalnutrisiSel kekurangan nutrisiKerusakan pada mukosa lambung sehingga vili-vili usus berkurangPenyerapan nutrisi terganggu dan terganggunya konduksi yang menghantarkan implus ke hypothalamus sebagai rangsangan lapar Tidak mau makan.

2. Apa makna klinis An. F semakin lama semakin kurus?

Yang mengakibatkan An. F semakin lama semakin kurus adalah akibat malnutrisi (kurangnya asupan makanan yang berfungsi sebagai sumber energy seperti karbohidrat dan protein). Kurangnya sumber energy mengakibatkan tubuh membuat kompensasi dengan memecahkan lemak yang berada di dalam tubuh menjadi asam lemak bebas (lipolysis) untuk digunakan sebagai sumber energy sehingga lama kelamaan jika An. F terus menerus tidak mendapatkan asupan makanan yang tidak adekuat akan membuat lemak yang didalam tubuhnya akan menjadi habis dan An. F bisa menjadi kurus.

3. Apa makna klinis berat badan An. F selalu dibawah garis merah sesuai KMS? Kurangnya Berat badan An. F menurut umur yang dibandingkan dengan standar yang ada di pita pertumbuhan dalam KMS . Hal ini dikarenakan Pertumbuhan An. F mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus sehingga harus langsung dirujuk ke rumah sakit/ puskesmas.

4. Mengapa anak tampak lemas, sangat kurus, mata cekung perut, muka dan kaki kelihatan membengkak, rambut tipis, mudah rontok dan bibir kering?

Tampak lemas dan kurus:

Intake makanan berkurang   Glukoneogenesis, proteolisis, lipolisis, dsb 

Cadangan lemak dan protein habis karena dipakai untuk pembentukan energi, sel-sel kekurangan asupan dan kematian sel-sel atropi otot  Kurus  Lemas (karena dari intake makanan kurang selain itu kebutuhan pertumbuhan meningkat sehingga

(7)

membutuhkan asupan kalori yang cukup untuk metabolisme energy, dan saat kalori tidak tercukupi metabolism energy terganggu jadi dapat menyebabkan anak lemas tak bertenaga).

Mata cekung dan bibir kering:

Diare dan dehidrasi  kekurangan cairan dan elektrolit  hilang turgor kulit dan lemak subkutan hilang  mata cekung dan bibir kering.

Perut, muka dan kaki kelihatan semakin membesar:

Asupan protein yang tidak adekuat menyebabkan ketidakseimbangan mikronutrien dan asam amino, oleh karena itu terjadi pemecahan protein plasma untuk memenuhi kebutuhan asam amino, tetapi saat terjadi penurunan konsentrasi  protein plasma menyebabkan menurunnya tekanan onkotik intravaskuler dan

terjadi ekstravasasi plasma ke intertisial  edema

Rambut tipis dan mudah rontok:

Karena kekurangan vitamin A,C,E,dan protein merupakan nutrisi penting pada rambut.

Vitamin C akan digunakan untuk reduksi prolin menjadi hidroksiprolin untuk  pembentukan kolagen. Penurunan serum asam amino esensial dan non esensial akan menurunkan sekresi hidroksiprolin yang digunakan untuk pembentukan kolagen sehingga rambut menjadi mudah rontok dan mudah dicabut.

5. Apa hubungan diare dengan keluhan An. F?

Malnutrisi  sel-sel kekurangan nutrisi kerusakan dan menurunkan sitem imun sehingga banyaknya bakteri di usus terjadilah infeksi di saluran cerna dan motilitas usus meningkat menyebabkan diare.

6. Mengapa di usia sekarang An.F belum bisa berjalan, baru bisa duduk?

Hal ini menandakan adanya keterlambatan dalam perkembangan An. F. Karena  biasanya pada usia 22 bulan, seorang anak yang normal sudah bisa memanjat, melompat dan berlari. Keterlambatan perkembangan ini dapat disebabkan karena faktor nutrisi yang tidak tercukupi sesuai usia anak tersebut. Misalnya asupan  protein yang kurang dapat menyebabkan kegagalan dalam regenerasi sel, karena  protein berfungsi untuk pembentukan sel-sel baru. Asupan kalori yang kurang dapat menyebabkan sedikitnya jumlah ATP yang terbentuk, sehingga sel-sel dalam tubuh tidak mendapat energi yang cukup untuk melakukan metabolismenya.

(8)

7. Apa hubungan latar belakang ( status social ekonomi ) orang tua dengan keluhan An.F ?

 –   faktor pendidikan orang tua , sangat lah berperan penting dalam menentukan

status gizi anak, dikarenakan dengan pendidika atau pengetahuan yang baik,orang tua akan mengetahui nutrisi apa saja yang dibutuhkan anaknya sesua dengan usianya.

- faktor social ekonomi keluarga juga sangat mempengaruhi status gizi anak dikarenakan dengan perekonomian yang baik pada keluarga maka kebutuhan gizi anak akan tercukupi dengan baik (optimal) sehingga tidak terjadi masalah dalam  perkembangan anak kedepannya.

8. Apakah yang menyebabkan pertumbuhan An. F lambat?

Pada masa pertumbuhan, anak-anak membutuhkan nutrisi yang baik dan cukup agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Nutrisi berguna untuk  pertumbuhan dan perkembangan berbagai organ tubuh dan kemampuan anak,

seperti pertumbuhan tulang, gigi, dan perkembangan organ-organ lainnya. Pada skenario diketahui bahwa An. F tidak mau makan, hal ini akan mengakibatkan An. F mengalami malnutrisi yang berdampak pada tidak sempurnanya perkembangan dan pertumbuhan sehingga terjadi keterlambatan pertumbuhan pada An. F.

9. Apa interpretasi berat badan lahir 2 kg dan panjang badan 40 cm?

Pada saat lahir anak tersebut memiliki berat badan kurang (2kg) dimana berat  badan normal saat lahir adalah 2500-4000 gram dan tinggi badan juga kurang

(40cm) dimana tinggi badan normal saat lahir yakni 48-52 cm. hasil tersebut menandakan kebutuhan nutrisi an.f tidak tercukupi dan jika tidak di tangani maka kekurangan gizi tersebut akan berlanjut hingga dewasa maka terjadilah malnutrisi  berkepanjangan.

10. Bagaimana tahapan pemberian ASI pada anak?

Telaah sistematik WHO pada tahun 2002 yang bertujuan mengevaluasi apakah terdapat hasil yang berbeda antara bayi dengan ASI eksklusif selama 4 bulan versus 6 bulan menyatakan bahwa tidak ada studi yang menunjukkan bahwa bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan mengalami defisit pertumbuhan dalam hal berat badan maupun panjang badan sehingga WHO merekomendasikan  pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dan MPASI dimulai pada usia 6  bulan.

Usia 6-9 bulan adalah masa kritis untuk mengenalkan makanan padat secara  bertahap sebagai stimulasi keterampilan oromotor. Jika pada usia di atas 9 bulan  belum pernah dikenalkan makanan padat, maka kemungkinan untuk mengalami

(9)

Oleh karena itu konsistensi makanan yang diberikan sebaiknya ditingkatkan seiring bertambahnya usia. Mula-mula diberikan makanan padat berupa bubur halus pada usia 6 bulan. Makanan keluarga dengan tekstur yang lebih lunak (modified family food) dapat diperkenalkan sebelum usia 12 bulan. Pada usia 12  bulan anak dapat diberikan makanan yang sama dengan makanan yang dimakan

anggota keluarga lain (family food).

11. Apa makna klinis kondisi An. F sekarang dengan pemberian ASI selama 6 bulan tanpa susu formula?

Berapa lama untuk menyusui adalah keputusan pribadi untuk setiap Ibu. WHO merekomendasikan Asi eksklusif selama enam bulan dan kemudian dilanjutkan dan dikombinasikan dengan makanan padat selama 1 - 2 tahun atau selama ibu dan  bayi menginginkanya.

Jika sang ibu menyusui bayi sesering mungkin, maka sang bayi akan menerima banyak manfaat, diantara nya :

Pemberian ASI eksklusif selama 4-6 minggu

Bayi akan terhindar dari penyakit, sedangkan yang tidak mendapat ASI eksklusif  pada periode ini lebih rentan terhadap penyakit.

Pemberian ASI eksklusif selama 3-4 bulan

3-4 bulan pertama akan melindungi bayi terhada alergi dan memberikan  perlindungan terhadap infeksi telinga selama 1 tahun. Sistem pencernaannya akan sempurna dan dia akan jauh lebih mampu mentolerir zat asing dalam susu formula bila nanti diberikan ibu.

Pemberian Asi eksklusif selama 6 bulan

Menghindari bayi dari infeksi telinga dan kanker dan mengurangi resiko kanker  payudara untuk si ibu sendiri.

Pemberian ASI eksklusif selama 12-24 bulan

Anak akan memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat.

Apabila proses menyusui dilakukan dengan baik maka akan memberikan kepuasan pada ibu dan bayi. Bayi akan merasa aman dan dapat merasakan kehangatan tubuh ibu dan merasakan detak jantung ibu. Ibu juga akan merasa sangat senang karena telah memberikan ASI untuk buah hati nya .

(10)

Ibu sebaiknya menyusui sampai usia anak 2 tahun, dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan setelah nya disertai dengan makan pendamping ASI. Pemberian Asi eksklusif dapat menurunkan resiko bayi terkena penyakit seperti infeksi, alergi, asma dan masalah perut.

Dari skenario dapat kita ketahui bahwa anak F hanya diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, lalu setelahnya hanya diberikan makanan pendamping AsI seadanya. Di skenario juga di tuliskan bahwa bayi saat ini (22 bulan) mengalami  berbagai keluhan yang menggambarkan bahwa bayi tersebut mengalami

kekurangan nutrisi. Hal ini tentu berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif dan pemberian makanan pendamping ASI serta pemberian susu formula.

Dari skenario, bayi telah di berikan ASI eksklusif, namun ternyata bayi masih kekurangan nutrisi, ada beberapa hal penyebabnya. Kemungkinan pertama, ASI eksklusif yang diberikan ibu tidak mengandung zat zat yang dibutuhkan bayi,  penyebabnya bisa karena asupan makanan ibu nya itu juga tidak bagus, tidak mencukupi kebutuhan nutrisi ibu menyusui. Kemungkinan kedua, karena ibu si anak hanya memberikan makanan pendamping seadanya dan hal ini telah  berlangsung lama.

Pemberian susu formula tidak terlalu memberikan dampak signifikan karena selain susu formula bisa menyebabkan alergi pada bayi, susu formula juga tidak terlalu diperlukan selama pemberian ASI, makanan pendamping ASI dan asupan gizi ibu cukup.

Berdasarkan kasus, anak ini kekurangan nutrisi dan keadaannya diperparah dengan tidak ada nya pemberian susu formula.

12. Bagaimana intepretasi dari hasil pemeriksaan fisik An.F ?

Hasil pemeriksaan normal interpretasi BB: 4,8 kg PB: 60 cm BB/U : 9.4-14.7 kg TB/U : 80.2-91.9 cm BB/PB : 5.1-7.1 kg IMT/U : 13.6-18.7

BB/U : gizi buruk TB/U : sangat pendek BB/PB : kurus

IMT/U : sangat kurus Kesadaran apatis composmentis Abnormal

Konjungtiva palpebral anemis

- Abnormal

Muka tampak edem namun wajah tampak seperti wajah orang tua

(11)

Rambut kemerahan dan mudah dicabut

- Abnormal

Otot atrofi - Abnormal Edema tibia - Abnormal Crazy pavement dermatosis - Abnormal Baggy pants - Abnormal

13. Bagaimana cara pengukuran status gizi dengan antropometri pada anak menurut WHO NCHS dan CDC ?

Menurut WHO-NCHS

Indeks Status Gizi Z Score

BB/U BB Lebih BB Normal BB Rendah BB Sangat Rendah >+2 SD -2 SD s/d +2 SD -3 SD s/d -2 SD <-3 SD TB/U TB Jangkung TB Normal TB Pendek TB Sangat Pendek >+2 SD -2 SD s/d +2 SD -3 SD s/d -2 SD <-3 SD BB/TB Gemuk  Normal Kurus Sangat Kurus >+2 SD -2 SD s/d +2 SD -3 SD s/d -2 SD <-3 SD

Dalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang sering disebut reference.  Direktorat Bina Gizi Masyarakat,Depkes dalam  pemantauan status gizi (PSG) anak balita tahun 1999 menggunakan baku rujukan World Health Organization_National Centre for Health Statistics (WHO-NCHS). Berdasarkan Semi Loka Antropometri, Ciloto, 1991 telah direkomendasikan  penggunaan baku rujukan WHO-NCHS.

(12)

Kriteria keberhasilan nutrisi ditentukan oleh status gizi :

Gizi baik, jika BB menurut umur > 80% standart WHO –  NHCS.

Gizi kurang, jika berat badan menurut umur 61% sampai 80% standart WHO  – 

 NHCS. Status gizi Indeks BB/U TB/U BB/TB Gizi baik >80% >90% >90% Gizi kurang 61% - 80% 71% - 90% 71% - 90% Gizi buruk ≤60% ≤70% ≤70% Menurut CDC Berat Badan

Berat badan adalah parameter pertumbuhan yang paling sederhana, mudah diukur dan diulang dan merupakan indeks untuk status nutrisi sesaat. Hasil pengukuran  berat badan dipetakan pada kurva standar Berat Badan/Umur (BB/U) dan Berat

Badan/ Tinggi Badan (BB/TB). Adapun interpretasi pengukuran berat badan yaitu: BB/U dibandingkan dengan acuan standard (CDC 2000) dan dinyatakan dalam  persentase

· > 120 % : disebut gizi lebih · 80 – 120 % : disebut gizi baik

· 60 – 80 % : tanpa edema ; gizi kurang dengan edema ; gizi buruk

(kwashiorkor)

· < 60% : gizi buruk : tanpa edema (marasmus) dengan edema (marasmus –  kwashiorkor)

Tinggi Badan (TB)

Tinggi badan pasien harus diukur pada tiap kunjungan . Pengukuran berat badan akan memberikan informasi yang bermakna kepada dokter tentang status nutrisi dan pertumbuhan fisis anak Seperti pada pengukuran berat badan, untuk  pengukuran inggi badan juga diperlukan informasi umur yang tepat, jenis kelamin

dan baku yang diacu yaitu CDC 2000

Interpretasi dari dari TB/U dibandingkan standar baku berupa: · 90 –  110 % : baik/normal

(13)

· < 70 % : tinggi sangat kurang

Rasio Berat Badan menurut tinggi badan (BB/TB)

Rasio BB/TB bila dikombinasikan dengan beraat badan menurut umur dan tinggi  badan menurut umur sangat penting dan lebih akurat dalam penilaian status nutrisi

karena ia mencerminkan proporsi tubuh serta dapat membedakan antar wasting dan stunting atau perawakan pendek. Indeks ini digunakan pada anak perempuan hanya sampai tinggi badan 138 cm, dan pada anak lelaki sampai tinggi badan 145 cm. setelah itu rasio BB/TB tidak begitu banyak artinya, karena adanya percepatan tumbuh ( growth spurt ). Keuntungan indeks ini adalah tidak diperlukannya faktor umur, yang seringkali tidak diketahui secara tepat

BB/TB (%) = (BB terukur saat itu) (BB standar sesuai untuk TB terukur) x 100%, interpretasi di nilai sebagai berikut :

· > 120 % : Obesitas · 110 –  120 % : Overweight

· 90 – 110 % : normal

· 70 – 90 % : gizi kurang

· < 70 % : gizi buruk

14. Bagaimana alur diagnosa dari penyakit yang diderita An.F ?  Anamnesis dan Manifestasi Klinis

Awal :

1) Kejadian mata cekung yang baru saja muncul

2) Lama dan frekuensi muntah atau diarea serta tampilan bahan muntah atau diare

3) Saat terakhir kencing

4) Sejak kapan tangan dan kaki teraba dingin Pada An.F didapatkan hasil anamnesis ;

1) Laki –  laki, usia 22 bulan, BB 4,8 kg, dan PB 60 cm

2) Keluhan utama : tidak mau makan 3) Badan semakin lama semakin kurus 4) Sangat kurus

5) Tampak lemas 6) Mata cekung

7) Perut, muka, dan kaki membesar 8) Rambut tipis dan mudah rontok 9) Bibir kering

10) Sering diare

11) Belum bisa berjalan, dan pertumbuuhan lebih lambat 12) Riwayat ekonomi keluarga : lemah

(14)

13) Mendapatkan ASI selama 6 bulan, setelah itu mpASI seadanya. 14) Riwayat imunisasi An. F

15) Riwayat tumbuh kembang An. F terlambat dari kakaknya

Lanjutan :

1) Kebiasaan makan sebelum sakit

2) Makan/minum/menyusui pada saat sakit

3) Jumlah makanan dan cairan yang didapat dalam beberapa hari terakhir. 4) Kontak dengan penderita campak atau tuberculosis paru

5) Pernah sakit campak dalam 3 bulan terakhir

6) Kejadian dan penyebab kematian dari kakak atau adik 7) Berat badan lahir

8) Tumbuh kembang, misalnya : duduk, berdiri dan lain-lain 9) Riwayat imunisasi

10) Apakah ditimbang setiap bulan di posyandu 11) Apakah sudah mendapatkan imunisasi lengkap

Pemeriksaan Fisik 1) Tanda vital

2) Mengukur TB dan BB

3) Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi dengan TB (dalam meter) dikuadratkan

4) Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dangan menggunakan jangka lengkung (kaliper). Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.

5) Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa, massa tubuh yang tidak berlemak).

Pada Anak F didapatkan hasil pemeriksaan fisik yang patognomosis, yaitu :

1) Anak apatis

2) Konjungtiva palpebra anemis

3) Wajah tampak seperti wajah orang tua 4) Perut buncit

5) Otot –  otot kaki atrofi

(15)

7) Crazy pavement dermatosis (+) 8) Baggy pants (+)

Tes Laboratorium

1) Glukosa darah: Hipoglikemia jika < 3 mmol / L.

2) Pemeriksaan smear darah dengan mikroskop atau langsung tes deteksi: Kehadiran parasit adalah indikasi infeksi. Tes langsung cocok tapi mahal.

3) Hemoglobin: Level lebih rendah dari 40 g/L adalah menunjukkan anemia parah.

4) Pemeriksaan urin dan kultur: Bila lebih dari 10 leukosit per bidang daya tinggi adalah indikasi infeksi. Nitrit dan leukosit diuji pada Multistix juga.

5) Pemeriksaan mikroskop: Parasit dan darah adalah indikasi dari disentri.

6) Albumin: Meskipun tidak berguna untuk diagnosis, itu adalah  panduan untuk prognosis; jika albumin yang lebih rendah dari 35 g

/ L, sintesis protein secara massal terganggu.

7) Elektrolit: Mengukur elektrolit jarang membantu dan mungkin menyebabkan terapi tidak tepat. Hiponatremia adalah temuan yang signifikan.

15. Apa diagnosis banding dari keluhan An.F ?

Kwashiorkor

Gangguan gizi karena kekurangan protein. Ditandai dengan Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki (dorsum pedis), Wajah membulat dan sembab, Pandangan mata sayu, Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut  jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok, Perubahan status mental, apatis, dan rewel, Pembesaran hati, Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa  pada posisi berdiri atau duduk, Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang

meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy  pavement dermatosis), dan Sering disertai penyakit infeksi, umumnya akut seperti

anemia dan diare.

(16)

Gangguan gizi karena kekurangan karbohidra, ditandai dengan Tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit, Wajah seperti orang tua, Cengeng, rewel, kulit keriput, jaringan subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (baggy pants/pakai celana longgar), perut cekung, iga gambang

Marasmik-Kwashiorkor:

Merupakan penyakit gabungan dari marasmus dan kwashiorkor. Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klinik Kwashiorkor dan Marasmus, dengan BB/U <60% baku median WHO-NCHS disertai edema yang tidak mencolok.

Hipertiroid

Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari  produksi hormon tiroid yang berlebihan. Gejala nya berupa Apatis, Mudah lelah, Kelemahan otot, Mual, Muntah, Gemetaran, Kulit lembab, Berat badan turun, Takikardi, Mata melotot, kedipan mata berkurang.

16. Bagaimana cara mengisi KMS Tabel?

Kartu menuju sehat adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak  berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Dengan KMS, gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat.

KMS-Balita dibedakan antara KMS laki-laki dan KMS perempuan. KMS laki-laki berwarna dasar biru dan terdapat tulisan untuk laki-laki, sedangkan KMS  perempuan berwarna dasar merah muda dan terdapat tulisan untuk perempuan.

(17)

a. Halaman pertama terdiri dari 2 bagian yatiu sebagai berikut:

BAGIAN I

(18)

 b. Halaman 2 terdiri dari 3 bagian yaitu sebagai berikut:

Berikut adalah langkah-langkah pengisian KMS yaitu:

BAGIAN V BAGIAN IV BAGIAN III

(19)

1. Memilih KMS sesuai jenis kelamin

2. Mengisi Identitas anak dan orang tua pada halaman muka KMS

3. Mengisi bulan lahir dan bulan penimbangan anak a. Tulis bulan lahir anak pada kolom 0 bulan

 b. Tulis semua kolom bulan penimbangan berikutnya secara berurutan

c. Apabila anak tidak diketahui tanggal lahirnya, tanyakan perkiraan umur anak tersebut

d. Tulis bulan saat penimbangan pada kolom sesuai umurnya

e. Tulis semua kolom bulan penimbangan berikutnya secara berurutan 4. Meletakkan titik berat badan dan mebuat garis pertumbuhan anak

(20)

Tulis berat badan dibawah kolom bulan saat penimbangan

Letakkan titik berat badan pada titik temu garis tegak (umur) dan garis datar (berat badan).

 b. Hubungan (plot) titik berat badan hasil penimbangan

Jika bulan sebelumnya anak ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan lalu dengan bulan ini dalam bentuk garis lurus. Jika anak bulan lalu tidak ditimbang, maka garis pertumbuhan tidak dapat dihubungkan.

5. Mencatat setiap kejadian yang dialami anak

Catatlah setiap kejadian kesakitan yang dialami anak sesuai dengan bulan pada saat penimbangan.

6. Menentukan status pertumbuhan anak

Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara yaitu dengan menilai garis pertumbuhannya, atau dengan menghitung kenaikan berat badan anak dibandingkan dengan Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM).

Kesimpulan nya adalah seperti berikut: a.  Naik (N)

Grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhan atau kenaikan berat badan sama dengan KBM atau lebih

(21)

Grafik berat badan mendatar atau menurun memotong garis pertumbuhan dibawahnya atau kenaikan berat badan kurang dari KBM.

(22)

7. Mengisi catatan pemberian imunisasi bayi

8. Mengisi catatan pemberian kapsul vitamin A

9. Isi kolom pemberian ASI Eksklusif

Beri tanda   bila pada bulan tersebut bayi masih diberi ASI saja, tanpa makanan dan minuman lain. Bila diberi makanan lain selain ASI, bulan tersebut dan bulan berikutnya diisi dengan tanda (-).

17. Bagaimana penentuan status gizi menurut grafik NCHS-WHO dan CDC?

Penentuan status gizi berdasarkan NCHS-WHO dapat diukur dari berat badan menurut umur (BB/U) untuk usia 0  –   60 bulan, panjang badan menurut umur

(PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U) untuk usia 0  –   60 bulan, berat

(23)

(BB/TB) untuk usia 0 –  60 bulan, indeks masa tubuh menurut umur (IMT/U) untuk

usia 0 –  60 bulan, dan indeks masa tubuh menurut umur (IMT/U) untuk usia 5 –  18

tahun. Penentuan ini dengan melihat Z-score (ambang batas).

(24)

Berikut adalah contoh penilaian status gizi untuk anak berusia 22 bulan, sesuai skenario An. F

Untuk tabel diatas dpat dilihat bahwa, pada anak usia 22 bulan seharusnya berat  badan ideal adalag 11.8 (hijau). Pada An. F diketahui bahwa b erat badannya adalah

4.8 kg. Berdarsarkan table diatas, maka Z- score nya adalah < - 3 SD yang berarti  bahwa An. F mengalami gizi buruk, sangat pendek, dan sangat kurus.

(25)

CARA MENGGUNAKAN GRAFIK PERTUMBUHAN WHO

1. Tentukan umur, panjang badan (anak di bawah 2 tahun)/tinggi badan (anak di atas 2 tahun), berat badan.

2. Tentukan angka yang berada pada garis horisontal / mendatar pada kurva. Garis horisontal pada beberapa kurva pertumbuhan WHO menggambarkan umur dan  panjang / tinggi badan.

3. Tentukan angka yang berada pada garis vertikal/lurus pada kurva. Garis vertikal  pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan panjang/berat badan, umur, dan

IMT.

4. Hubungkan angka pada garis horisontal dengan angka pada garis vertikal hingga mendapat titik temu (plotted point). Titik temu ini merupakan gambaran  perkembangan anak berdasarkan kurva pertumbuhan WHO.

CARA MENGINTERPRETASIKAN KURVA PERTUMBUHAN WHO

1. Garis 0 pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan median, atau rata-rata 2. Garis yang lain dinamakan garis z-score. Pada kurva pertumbuhan WHO garis ini

diberi angka positif (1, 2, 3) atau negatif (-1, -2, -3). Titik temu yang berada jauh dari garis median menggambarkan masalah pertumbuhan.

3. Titik temu yang berada antara garis z-score -2 dan -3 diartikan di bawah -2. 4. Titik temu yang berada antara garis z-score 2 dan 3 diartikan di atas 2.

5. Untuk menginterpretasikan arti titik temu ini pada kurva pertumbuhan WHO dapat menggunakan tabel berikut ini.

Catatan :

1. Anak dalam kelompok ini berperawakan tubuh tinggi. Hal ini tidak masih normal. Singkirkan kelainan hormonal sebagai penyebab perawakan tinggi.

(26)

2. Anak dalam kelompok ini mungkin memiliki masalah pertumbuhan tapi lebih baik  jika diukur menggunakan perbandingan beratbadan terhadap panjang / tinggi atau

IMT terhadap umur.

3. Titik plot yang berada di atas angka 1 menunjukan berisiko gizi lebih. Jika makin mengarah ke garis Z-skor 2 resiko gizi lebih makin meningkat.

4. Mungkin untuk anak dengan perawakan pendek atau sangat pendek memiliki gizi lebih.

5. Hal ini merujuk pada gizi sangat kurang dalam modul pelatihan IMCI (Integrated Management of Childhood Illness in-service training. WHO, Geneva, 1997).

(27)

Kurva diatas merupakan contoh kurva CDC untuk mengukur tinggi badan terhadap umur dan berat badan terhadap umur pada anak perempuan yang berumur 0 –  24

 bulan. Kurva CDC digunakan sebagai referensi pertembuhan yang

menggambarkan pertumbuhan anak pada tempat dan waktu tertentu. Pada bagian horizontal kurva diatas merupakan indeks umur ( 0 –  24 bulan ) dan pada bagian

(28)

vertical merupankan indeks tinggi ( 35 –  100 cm ) dan berat ( 1 –  18 kg ). Pada

lembaran kurva tersebut terdapat 9 kurva yang masing –  masing mewakili indeks

tinggi badan terhadap umur dan berat badan terhadap umur.

Cara pengisian lembar kurva:

1. Tuliskan nama anak pada bagian atas kurva.

2. Tuliskan tinggi ibu dan ayah, umur anak ( minggu ) serta tanggal  pengukuran pada tabel bagian bawah kurva.

3. Ukur kondisi anak dengan menggunakan kurva dan dilihat apakah anak tersebut masuk dalam kondisi yang gizi berlebih, baik, sedang, atau buruk.

4. Tulis hasil pengukuran dan keterangannya pada tabel bagian bawah kurva

18. Bagaimana tahapan perkembangan anak?

Umur 0-3 bulan

- Mengangkat kepala setinggi 45 derajat

- Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah - Melihat dan menatap wajah anda

- Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh - Suka tertawa keras

- Bereaksi terkejut terhadap suara keras

- Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum

- Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, kontak

Umur 3-6 bulan

- Berbalik dari telungkup ke telentang - Mengangkat kepala setinggi 90 derajat

- Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil - Menggenggam pensil

- Meraih benda yang ada dalam jangkauannya - Memegang tangannya sendiri

- Berusaha memperluas pandangan

- Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil

- Mengeluarkan suara gembira benada tinggi atau memekik

- Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiri

Umur 6-9 bulan:

- Duduk (sikap tripoid-sendiri)

- Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan - Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang

(29)

- Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya

- Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda pada saat yang  bersamaan

- Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup

- Bersuara tanpa arti, seperti mamama, babababa, dadadada, tatatata - Mencari mainan/benda yang dijatuhkan

- Bermain tepuk tangan/ciluk ba - Bergembira dengan melempar bola - Makan kue sendiri

Umur 9-12 bulan:

- Mengangkat badannya ke posisi tegak

- Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan dengan kursi - Dapat berjalan dengan dituntun

- Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan - Menggenggam erat pensil

- Memasukkan benda ke mulut

- Mengulang menirukan bunyi yang didengar - Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti

- Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja - Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan

- Senang diajak bermain "CILUK BA"

- Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal

Umur 12-18 bulan:

- Berdiri sendiri tanpa berpegangan

- Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali - Berjalan mundur 5 langkah

- Memanggil ayah dengan kata "papa", memanggil ibu dengan kata "mama" - Menumpuk 2 kubus

- Memasukkan kubus ke kotak

- Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu - Memperhatikan rasa cemburu atau bersaing

Umur 18-24 bulan:

- Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik - Berjalan tanpa terhuyung-huyung

- Bertepuk tangan , melambai-lambai - Menumpuk 4 buah kubus

(30)

- Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk - Menggelindingakan bola ke arah sasaran

- Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti

- Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga

- Memegang cangkir sendiri, belajar makan-minum sendiri

Umur 24-36 bulan:

- Jalan naik tangga sendiri

- Dapat bermain dengan menendang bola kecil - Mencoret-coret pensil pada kertas

- Bicara dengan baik menggunakan dua kata

- Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta - Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu

- Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih - Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah

- Melepas pakaiannya sendiri

Umur 36-48 bulan:

- Berdiri 1 kaki selama 2 detik - Melompat kedua kaki diangkat - Mengayuh sepeda roda tiga - Menggambar garis lurus - Menumpuk 8 buah kubus - Mengenal 2-4 warna

- Menyebut nama, umur dan tempat

- Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan - Mendengarkan cerita

- Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan - Mengenakan sepatu sendiri

- Mengenakan pakaian sendiri

Umur 48-60 bulan: - Berdiri 1 kaki 6 detik

- Melompat-lompat dengan kaki satu - Menari

- Menggambar tanda silang - Menggambar lingkaran

- Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh - Mengancing baju atau pakaian boneka - Menyebut nama lengkap tanpa di bantu

(31)

- Senang menyebut kata-kata baru - Senang bertanya tentang sesuatu

- Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar - Bicaranya mudah dimengerti

- Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya - Menyebut angka, menghitung jari

- Menyebut nama-nama hari

- Berpakaian sendiri tanpa dibantu - Menggosok gigi tanpa dibantu

- Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu

Umur 60-72 bulan: - Berjalan lurus

- Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik

- Menggambar dengan enam bagian, menggambar orang lengkap - Menangkap bola kecil dengan kedua tangan

- Menggambar segi empat - Mengerti arti lawan kata

- Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya - Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10

- Mengenal warna-warni - Mengikuti aturan permainan - Berpakaian sendiri tanpa dibantu

19. Mengapa makanan pendamping ASI diberikan setelah 6 bulan?

1. Pemberian makan setelah bayi berumur 6 bulan memberikan perlindungan ekstra & besar dari berbagai penyakit.

Hal ini disebabkan sistem imun bayi < 6 bulan belum sempurna. Pemberian MPASI dini sama saja dengan membuka pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman. Belum lagi jika tidak disajikan higienis. Hasil riset terakhir dari peneliti di Indonesia menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan MPASI sebelum ia  berumur 6 bulan, lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk-pilek, dan panas dibandingkan bayi yang hanya mendapatkan ASI eksklusif. Belum lagi penelitian dari badan kesehatan dunia lainnya.

2. Saat bayi berumur 6 bulan ke atas, sistem pencernaannya sudah relatif sempurna dan siap menerima MPASI. Beberapa enzim pemecah protein spt asam lambung,  pepsin, lipase, enzim amilase, dsb baru akan diproduksi sempurna pada saat ia  berumur 6 bulan.

(32)

3. Mengurangi resiko terkena alergi akibat pada makanan Saat bayi berumur < 6  bulan, sel-sel di sekitar usus belum siap untuk kandungan dari makanan. Sehingga

makanan yang masuk dapat menyebabkan reaksi imun dan terjadi alergi.

4. Menunda pemberian MPASI hingga 6 bulan melindungi bayi dari obesitas di kemudian hari. Proses pemecahan sarisari makanan yang belum sempurna.

20. Apakah ada hubungan tidak diberikan susu formula dengan kejadian malnutrisi? Tidak ada hubungannya tidak diberikan susu formula dengan keluhan an.F

ASI ekslusif selama 6 bulan sangat direkomendasikan oleh para dokter anak untuk diberikan pada bayi yang baru lahir. Selanujutnya ASiI diberikan selama 24 bulan dengan di damping makanan tambahan. Sejatinya didalam ASI terkandung semua kebaikan yang dibutuhkan oleh si bayi untuk bertumbuh secara optimal. Selain memenuhi kebutuhan nutrisi, ASI juga mensuplai system kekebalan tubuh yang akan pemproteksi bayi dari serangan sumber penyakit dari luar. Asi juga memenuhi kebutuhan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral, jadi hanya dengan mendapatkan ASI ekslusif dan tanpa asupan tambahan seperti susu formula, bayi akan tumbuh secara optimal.

Tapi pada kasus khusus, ada kalanya dokter anak merekomendasikan untuk memberikan asupan tambahan berupa susu formula pada bayi yang baru lahir. Hal ini biasanya berkaitan dengan kondisi khusus bayi atau keterbatasan ibu secara medis untuk memberikan ASI . Kondisi yang membuat bayi harus menerima asupan tambahan susu formula yaitu:

1. Kondisi fisik dan kesehatan bayi yang membuat bayi harus mendapatkan asupan nutrisi lebih banyak dari kondisi normal, misalnya bayi dengan berat badan dibawah 1,5 kilogram, bayi yang lahir prematur (kurang dari 8 bulan usia kehamilan), serta bayi yang terlahir dengan kondisi kesehatan yang buruk.

2. Kondisi ibu yang tidak memungkinkan untuk memberikan ASI secara maksimal, termasuk ASI yang tidak keluar, atau kondisi ibu yang dalam  penanganan operasi pada bagian payudara sehingga menyusui menjadi tidak

memungkinkan, termasuk kondisi ibu yang mengalami sakit karena infeksi akut.

21. Apa yang terjadi dengan An.F ?

Yang terjadi pada anak F adalah gizi buruk, yaitu Marasmik-Kwashiorkor

22. Apa defenisi dari penyakit An.F ?

Gizi buruk (Marasmic-Kwashiorkor) merupakan keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya asupan energi dan protein juga mikronutrien dalam  jangka waktu lama

(33)

23. Apa etiologi dari penyakit An.F ?

Banyak penyebab terjadinya malnutrisi(gizi kurang) beberapa di 1) Masukan makanan yang kurang

Pada saat Menyusui, yaitu ketika ASI secukupnya pada anak dan tak dapat digantikan oleh makanan lain kemudian ketika anak berumur lebih dari 6bulan harus ditambahkan makanan pendamping karena anak membutuhkan gizi lebih  banyak untuk pertumbuhannya. Masalah ini mungkin karena Kebiasaan dan

ketidaktahuan ( kurangnya edukasi ) . 2) Infeksi

Infeksi,perdarahan dan lika berat dapat menyebabkan gannguan penyerapan di usus sehingga terjadi malnutrisi.

3) Kelainan struktur bawaan

4) Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus 5) Pemberian ASI

Yaitu ketika ASI digantikan oleh asupan yang tidak adekuat atau tidak seimbang.

6) Gangguan metabolik

Kegagalan sintesis protein pada gangguan penyakit hati yang kronis 7) Tumor hypothalamus

Yang menyebabkan persepsi lapar terganggu dan sebagai nya sehingga pola makan terganggu.

24. Apa epidemiologi dari penyakit An.F ?

Menurut Departemen Kesehatan (2004), pada tahun 2003 terdapat sekitar 27,5% (5  juta balita kurang gizi), 3,5 juta anak (19,2%) dalam tingkat gizi kurang, dan 1,5  juta anak gizi buruk (8,3%). WHO (1999) mengelompokkan wilayah berdasarkan  prevalensi gizi kurang ke dalam 4 kelompok yaitu: rendah (di bawah 10%), sedang

(10-19%), tinggi (20-29%), sangat tinggi (30%).

Gizi buruk masih merupakan masalah di Indonesia, walaupun Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk menanggulanginya. Data Dusenas menunjukkan  bahwa jumlah BALITA yang BB/U < -3 SD Z-score WHO-NCHS sejak tahun 1989 meningkatkan dari 6,3 % menjadi 7,2 % tahun 1992 dan mencapai  puncaknya 11,6% pada tahun 1995. Upaya Pemerintah antara lain melalui  pemberian makanan tambahan dalam jaringan pengaman sosial (JPS) dan  peningkatan pelayanan gizi melalui pelatihan-pelatihan tatalaksana gizi buruk kepada tenaga kesehatan, berhasil menurunkan angka gizi buruk menjadi 10,1%  pada tahun 1998, 8,1% pada tahun 1999, dan 6,3% tahun 2001. Namun pada tahun

(34)

Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Laporan Survei Departemen Kesehatan-Unicef tahun 2005, dari 343 kabupaten/kota di Indonesia penderita giziburuk sebanyak 169 kabupaten/kota tergolong prevalensi sangat tinggi dan 257 kabupaten/kota lainnya prevalensi tinggi. Dari data Depkes juga terungkap masalah gizi di Indonesia ternyata lebih serius dari yang kita bayangkan selama ini. Gizi buruk atau anemia gizi tidak hanya diderita anak balita, tetapi semuakelompok umur. Perempuan adalah yang  paling rentan, disamping anak-anak. Sekitar 4 juta ibu hamil,setengahnya mengalami anemia gizi dan satu juta lainnya kekurangan energi kronis (KEK). Dalam kondisi itu, rata-rata setiap tahun lahir 350.000 bayi lahir dengan kekurangan berat badan (berat badan rendah).

25. Bagaimana patofisiologi dan pathogenesis dari penyakit An.F ?

Penyebab terjadinya gizi buruk ini adalah kurangnya asupan (intake) karbohidrat dan protein. Adanya penurunan intake karbohidrat dapat menyebabkan anak menjadi kehilangan berat badan, letargi, kulit menjadi keriput dan longgar. Hal ini dikarenakan terjadinya pemecahan lemak menjadi asam lemak bebas yang digunakan sebagai sumber energi cadangan, sehingga dapat memberikan gambaran kulit yang keriput karena lemak dibawah kulit telah banyak digunakan dan lama-kelamaan dapat menjadi habis. Sedangkan kurangnya asupan protein dapat menyebabkan berkurangnya kadar asam amino serum yang nantinya akan digunakan dalam sintesis protein untuk pembentukan sel-sel baru. Dalam hal ini akan terlihat sebagai atrofi otot, rambut yang kemerahan karena kegagalan sintesis  protein hidroksiprolin yang berfungsi sebagai penyambung dan pemberi rangka luar rambut, penurunan hidroksiprolin juga dapat berakibat pada penurunan kadar kolagen sehingga rambut dapat lebih mudah dicabut. Disamping itu, defisiensi  protein juga dapat menyebabkan hipoalbuminemia yang dapat menyebabkan  permeabilitas vaskuler menjadi meningkat karena adanya penurunan tekanan osmotik, sehingga cairan plasma dapat keluar ke jaringan sekitarnya. Hal ini akan tampak sebagai edem yang muncul di berbagai bagian tubuh.

26. Bagaimana manifestasi klinis dari penyakit An.F ?

A. Manifestasi klinis marasmus

1. Pertumbuhan berkurang atau terhenti

2. Anak masih menangis walaupun telah mendapat minum atau disusui 3. Sering bangun pada waktu malam hari

4. Konstipasi

5. Diare. Bila anak menderita diare maka akan terlihat berupa bercak hijau tua yang terdiri dari lendir dan sedikit tinja

(35)

6. Jaringan dibawah kulit akan menghilang, sehingga kulit kehilangan turgornya dan keriput

7. Pada keadaan berat, lemak pipi pun menghilang sehingga wajah penderita seperti wajah orang tua dengan tulang pipi dan daguyang kelihatan menonjol

8. Iga gambang yaitu tulang rusuk yang menonjol 9. Vena superfisialis tampak jelas

10. Ubun-ubun besar cekung 11. Mata tampak besar dan dalam

12. Ujung tangan dan kaki terasa dingin dan tampak sianosis

13. Perut membuncit atau cekung dengan gambaran usus yang jelas 14. Atrofi otot

15. Mula-mula anak tampak penakut, akan tetapi pada keadaan yang lebih lanjut menjadi apatis.

B. Manifestasi klinis kwashiorkor

1. Gejala terpenting adalah pertumbuhan yang terganggu. Selain berat badan  juga tinggi badan kurang dibandingkan dengan anak sehat.

2. Perubahan mental. Biasanya penderita cengeng dan pada stadium lanjut menjadi apatis.

3. Pada sebagian besar penderita ditemukan edema baik ringan maupun berat. 4. Gejala gastrointestinal merupakan gejala yang penting, anoreksia hebat, sehingga pemberian makanan ditolak dan makanan hanya dapat diberikan dengan  NGT.

5. Perubahan rambut sering dijumpai. Sangat khas untuk penderita kwashiorkor ialah rambut kepala mudah dicabut, kusam dan berwarna merah seperti rambut  jagung.

6. Kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih mendalam dan lebar. Pada sebagian penderita ditemukan perubahan kulit yang khas untuk kwashiorkor, yaitucrazy pavement dermatosis yang merupakan  bercak-bercak putih atau merah muda dengan tepi hitam dan ditemukan pada  bagian tubuh yang sering mendapat tekanan, terutama bila tekanan tersebut terus-menerus dan disertai kelembaban oleh keringat atau sekreta, seperti pada bokong, fossa poplitea, lutut, kaki, paha, lipatan paha, dan sebagainya.

7. Pembesaran hati merupakan gejala yang sering ditemukan. Kadang-kadang  batas hati terdapat setinggi pusat. Hati yang dapat diraba umumnya kenyal,  permukaannya licin dan pinggir tajam. Biasanya pada hati yang membesarkan ini

terjadi perlemakan.

8. Anemia ringan selalu ditemukan.

(36)

1. Campuran dari beberapa gejala klinis kwashiorkor dan marasmus dengan BB/U <60% baku median WHO-NCHS disertai edema yang tidak mencolok.

27. Bagaimana tatalaksana dari penyakit An.F ?

PRINSIP DASAR PELAYANAN RUTIN KEP BERAT/GIZI BURUK :

Pelayanan rutin yang dilakukan di puskesmas berupa 10 langkah penting yaitu:

1. Atasi/cegah hipoglikemia 2. Atasi/cegah hipotermia 3. Atasi/cegah dehidrasi

4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit 5. Obati/cegah infeksi

6. Mulai pemberian makanan

7. Fasilitasi tumbuh-kejar (catch up growth) 8. Koreksi defisiensi nutrien mikro

9. Lakukan stimulasi sensorik dan dukungan emosi/mental 10. Siapkan dan rencanakan tindak lanjut setelah sembuh.

Dalam proses pelayanan KEP berat/Gizi buruk terdapat 3 fase yaitu fase stabilisasi, fase transisi, dan fase rehabilitasi. Petugas kesehatan harus trampil memilih langkah mana yang sesuai untuk setiap fase.

Tata laksana ini digunakan pada pasien Kwashiorkor, Marasmus maupun Marasmik-Kwashiorkor.

Bagan dan jadwal pengobatan sebagai berikut:

No FASE STABILISASI TRANSISI REHABILITAS

Hari ke 1-2 Hari ke 2-7 Minggu ke-2 Minggu ke 3-7

1 Hipoglikemia 2 Hipotermia 3 Dehidrasi 4 Elektrolit 5 Infeksi 6 MulaiPemberian makanan 7 Tumbuh kejar (Meningkatkan Pemberian Makanan)

8 Mikronutrien Tanpa Fe dengan Fe 9 Stimulasi

(37)

SEPULUH LANGKAH UTAMA PADA TATA LAKSANA KEP BERAT/GIZI BURUK

1. Pengobatan atau pencegahan hipoglikemia (kadar gula dalam darah rendah)

Hipoglikemia merupakan salah satu penyebab kematian pada anak dengan KEP  berat/Gizi buruk. Pada hipoglikemia, anak terlihat lemah, suhu tubuh rendah. Jika

anak sadar dan dapat menerima makanan usahakan memberikan makanan saring/cair 2-3 jam sekali. Jika anak tidak dapat makan (tetapi masih dapat minum)  berikan air gula dengan sendok. Jika anak mengalami gangguan kesadaran, berikan

infus cairan glukosa dan segera rujuk ke RSU kabupaten.

2. Pengobatan dan pencegahan hipotermia (suhu tubuh rendah)

Hipotermia ditandai dengan suhu tubuh yang rendah dibawah 360 C. Pada keadaan ini anak harus dihangatkan. Cara yang dapat dilakukan adalah ibu atau orang dewasa lain mendekap anak di dadanya lalu ditutupi selimut (Metode Kanguru). Perlu dijaga agar anak tetap dapat bernafas.

Cara lain adalah dengan membungkus anak dengan selimut tebal, dan meletakkan lampu didekatnya. Lampu tersebut tidak boleh terlalu dekat apalagi sampai menyentuh anak. Selama masa penghangatan ini dilakukan pengukuran suhu anak  pada dubur (bukan ketiak) setiap setengah jam sekali. Jika suhu anak sudah normal dan stabil, tetap dibungkus dengan selimut atau pakaian rangkap agar anak tidak  jatuh kembali pada keadaan hipothermia. Tidak dibenarkan penghangatan anak

dengan menggunakan botol berisi air panas.

3. Pengobatan dan Pencegahan kekurangan cairan

Tanda klinis yang sering dijumpai pada anak penderita KEP berat/Gizi  buruk dengan dehidrasi adalah :

 Ada riwayat diare sebelumnya  Anak sangat kehausan

 Mata cekung  Nadi lemah

 Tangan dan kaki teraba dingin

 Anak tidak buang air kecil dalam waktu cukup lama.

Tindakan yang dapat dilakukan adalah :

Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap setengah jam sekali tanpa berhenti. Jika anak masih dapat minum, lakukan tindakan rehidrasi oral dengan memberi minum anak 50 ml (3 sendok makan) setiap 30 menit dengan sendok. Cairan rehidrasi oral khusus untuk KEP disebut ReSoMal.

(38)

Jika tidak ada ReSoMal untuk anak dengan KEP berat/Gizi buruk dapat menggunakan oralit yang diencerkan 2 kali. Jika anak tidak dapat minum, lakukankan rehidrasi intravena (infus) cairan Ringer Laktat/Glukosa 5 % dan  NaCL dengan perbandingan 1:1.

4. Lakukan pemulihan gangguan keseimbangan elektrolit

Pada semua KEP berat/Gizi buruk terjadi gangguan keseimbangan elektrolit diantaranya :

Kelebihan natrium (Na) tubuh, walaupun kadar Na plasma rendah.Defisiensi kalium (K) dan magnesium (Mg)

Ketidakseimbangan elektrolit ini memicu terjadinya edema dan, untuk pemulihan keseimbangan elektrolit diperlukan waktu paling sedikit 2 minggu.

Berikan :

Makanan tanpa diberi garam/rendah garam

Untuk rehidrasi, berikan cairan oralit 1 liter yang diencerkan 2 X (dengan  penambahan 1 liter air) ditambah 4 gr KCL dan 50 gr gula atau bila balita KEP  bisa makan berikan bahan makanan yang banyak mengandung mineral ( Zn,

Cuprum, Mangan, Magnesium, Kalium) dalam bentuk makanan lumat/lunak 

Contoh bahan makanan sumber mineral

Sumber Zink : daging sapi, hati, makanan laut, kacang tanah, telur ayam Sumber Cuprum : daging, hati.

Sumber Mangan : beras, kacang tanah, kedelai. Sumber Magnesium : kacang-kacangan, bayam.

Sumber Kalium : jus tomat, pisang, kacang2an, apel, alpukat, bayam, daging tanpa lemak.

5. Lakukan Pengobatan dan pencegahan infeksi

Pada KEP berat/Gizi buruk, tanda yang umumnya menunjukkan adanya infeksi seperti demam seringkali tidak tampak , oleh karena itu pada semua KEP  berat/Gizi buruk secara rutin diberikan antibiotik spektrum luas dengan dosis

sebagai berikut : UMUR ATAU BERAT BADAN KOTRIMOKSASOL (Trimetoprim + Sulfametoksazol)

 Beri 2 kali sehari selama 5 hari

AMOKSISILIN

 Beri 3 kali sehari untuk 5 hari

(39)

Tablet dewasa 80 mg trimeto  prim + 400 mg sulfametok sazol Tablet Anak 20 mg trimeto  prim + 100 mg sulfametok sazol Sirup/5ml 40 mg trimeto  prim + 200 mg sulfametok sazol Sirup 125 mg  per 5 ml 2 sampai 4  bulan (4 - < 6 kg) ¼ 1 2,5 ml 2,5 ml 4 sampai 12  bulan (6 - < 10 Kg) ½ 2 5 ml 5 ml 12 bln s/d 5 thn (10 - < 19 Kg) 1 3 7,5 ml 10 ml

Vaksinasi Campak bila anak belum diimunisasi dan umur sudah mencapai 9 bulan

Catatan :

Mengingat pasien KEP berat/Gizi buruk umumnya juga menderita penyakit infeksi, maka lakukan pengobatan untuk mencegah agar infeksi tidak menjadi lebih parah. Bila tidak ada perbaikan atau terjadi komplikasi rujuk ke Rumah Sakit Umum.

Diare biasanya menyertai KEP berat/Gizi buruk, akan tetapi akan berkurang dengan sendirinya pada pemberian makanan secara hati-hati. Berikan metronidasol 7,5 mg/Kgbb setiap 8 jam selama 7 hari. Bila diare berlanjut segera rujuk ke rumah sakit

6. Pemberian makanan balita KEP berat/Gizi buruk

Pemberian diet KEP berat/Gizi buruk dibagi dalam 3 fase, yaitu : Fase Stabilisasi, Fase Transisi, Fase Rehabilitasi

Fase Stabilisasi ( 1-2 hari)

Pada awal fase stabilisasi perlu pendekatan yang sangat hati-hati, karena keadaan faali anak sangat lemah dan kapasitas homeostatik berkurang.

Pemberian makanan harus dimulai segera setelah anak dirawat dan dirancang sedemikian rupa sehingga energi dan protein cukup untuk memenuhi metabolisma  basal saja.

Formula khusus seperti Formula WHO 75/modifikasi/Modisco ½ yang dianjurkan dan jadwal pemberian makanan harus disusun sedemikian rupa agar dapat mencapai prinsip tersebut diatas dengan persyaratan diet sebagai b erikut :

Porsi kecil, sering, rendah serat dan rendah laktosaEnergi : 100 kkal/kg/hari

(40)

Protein : 1-1.5 gr/kg bb/hari

Cairan : 130 ml/kg bb/hari (jika ada edema berat 100 ml/Kg bb/hari)

Bila anak mendapat ASI teruskan , dianjurkan memberi Formula WHO 75/pengganti/Modisco ½ dengan menggunakan cangkir/gelas, bila anak terlalu lemah berikan dengan sendok/pipet

Pemberian Formula WHO 75/pengganti/Modisco ½ atau pengganti dan  jadwal pemberian makanan harus disusun sesuai dengan kebutuhan anak

Keterangan :

Pada anak dengan selera makan baik dan tidak edema, maka tahapan  pemberian formula bisa lebih cepat dalam waktu 2-3 hari (setiap 2 jam)

Bila pasien tidak dapat menghabiskan Formula WHO 75/pengganti/Modisco ½ dalam sehari, maka berikan sisa formula tersebut melalui pipa nasogastrik ( dibutuhkan ketrampilan petugas )

Pada fase ini jangan beri makananlebih dari 100 Kkal/Kg bb/hari

Pada hari 3 s/d 4 frekwensi pemberian formula diturunkan menjadi setiap jam dan pada hari ke 5 s/d 7 diturunkan lagi menjadi setiap 4 jam

Lanjutkan pemberian makan sampai hari ke 7 (akhir minggu 1)

Pantau dan catat :

-Jumlah yang diberikan dan sisanya -Banyaknya muntah

-Frekwensi buang air besar dan konsistensi tinja -Berat badan (harian)

-selama fase ini diare secara perlahan berkurang pada penderita dengan edema , mula-mula berat badannya akan berkurang kemudian berat badan naik

7. Perhatikan masa tumbuh kejar balita (catch- up growth)

Pada fase ini meliputi 2 fase yaitu fase transisi dan fase rehabilitasi :

Fase Transisi (minggu ke 2)

Pemberian makanan pada fase transisi diberikan secara berlahan-lahan untuk menghindari risiko gagal jantung, yang dapat terjadi bila anak mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak secara mendadak.

Ganti formula khusus awal (energi 75 Kkal dan protein 0.9-1.0 g per 100 ml) dengan formula khusus lanjutan (energi 100 Kkal dan protein 2.9 gram per 100 ml) dalam jangka waktu 48 jam. Modifikasi bubur/makanan keluarga dapat digunakan asalkan dengan kandungan energi dan protein yang sama.

(41)

Kemudian naikkan dengan 10 ml setiap kali, sampai hanya sedikit formula tersisa, biasanya pada saat tercapai jumlah 30 ml/kgbb/kali pemberian (200 ml/kgbb/hari).

Pemantauan pada fase transisi :

1. frekwensi nafas

2. frekwensi denyut nadi

Bila terjadi peningkatan detak nafas > 5 kali/menit dan denyut nadi > 25 kali /menit dalam pemantauan setiap 4 jam berturutan, kurangi volume pemberian formula. Setelah normal kembali, ulangi menaikkan volume seperti di atas.

3. Timbang anak setiap pagi sebelum diberi makan

Setelah fase transisi dilampaui, anak diberi:

-Formula WHO 100/pengganti/Modisco 1 dengan jumlah tidak terbatas dan sering. -Energi : 150-220 Kkal/kg bb/hari

-Protein 4-6 gram/kg bb/hari

-Bila anak masih mendapat ASI, teruskan, tetapi juga beri formula WHO 100/Pengganti/Modisco 1, karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh-kejar.

Setelah fase rehabilitasi (minggu ke 3-7) anak diberi :

-Formula WHO-F 135/pengganti/Modisco 1½ dengan jumlah tidak terbatas dan sering

-Energi : 150-220 kkal/kgbb/hari

-Protein 4-6 g/kgbb/hariBila anak masih mendapat ASI, teruskan ASI, ditambah dengan makanan Formula ( lampiran 2 ) karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh-kejar.

-Secara perlahan diperkenalkan makanan keluarga

Pemantauan fase rehabilitasi

Kemajuan dinilai berdasarkan kecepatan pertambahan badan : -Timbang anak setiap pagi sebelum diberi makan.

-Setiap minggu kenaikan bb dihitung.

Baik bila kenaikan bb  50 g/Kg bb/minggu.

(42)

TAHAPAN PEMBERIAN DIET

FASE STABILISASI :

FORMULA WHO 75 ATAU PENGGANTI

FASE TRANSISI :

FORMULA WHO 75   FORMULA WHO 100 ATAU PENGGANTI

FASE

REHABILITASI :

FORMULA WHO 135 (ATAU PENGGANTI)

MAKANAN KELUARGA

8. Lakukan penanggulangan kekurangan zat gizi mikro

Semua pasien KEP berat/Gizi buruk, mengalami kurang vitamin dan mineral. Walaupun anemia biasa terjadi, jangan tergesa-gesa memberikan preparat besi (Fe). Tunggu sampai anak mau makan dan berat badannya mulai naik (biasanya  pada minggu ke 2). Pemberian besi pada masa stabilisasi dapat memperburuk

keadaan infeksinya.

Berikan setiap hari :

Tambahan multivitamin lain

Bila berat badan mulai naik berikan zat besi dalam bentuk tablet besi folat atau sirup besi dengan dosis sebagai berikut :

Dosis Pemberian Tablet Besi Folat dan Sirup Besi UMUR DAN BERAT BADAN TABLET BESI/FOLAT Sulfas ferosus 200 mg + 0,25 mg Asam Folat

 Berikan 3 kali sehari

SIRUP BESI

Sulfas ferosus 150 ml

 Berikan 3 kali sehari

6 sampai 12 bulan (7 - < 10 Kg)

¼ tablet 2,5 ml (1/2 sendok teh)

12 bulan sampai 5 tahun

½ tablet 5 ml (1 sendok teh)

Bila anak diduga menderita kecacingan berikan Pirantel Pamoat dengan dosis tunggal sebagai berikut :

UMUR ATAU BERAT BADAN PIRANTEL PAMOAT

(125mg/tablet)

(DOSIS TUNGGAL)

4 bulan sampai 9 bulan (6-<8 Kg) ½ tablet 9 bulan sampai 1 tahun (8-<10 Kg) ¾ tablet

(43)

1 tahun sampai 3 tahun (10-<14 Kg) 1 tablet 3 Tahun sampai 5 tahun (14-<19 Kg) 1 ½ tablet

Vitamin A oral berikan 1 kali dengan dosis

Umur Kapsul Vitamin A Kapsul Vitamin A

200.000 IU 100.000 IU

6 bln sampai 12 bln - 1 kapsul 12 bln sampai 5 Thn 1 kapsul

-Dosis tambahan disesuaikan dengan baku pedoman pemberian kapsul Vitamin A

9. Berikan stimulasi sensorik dan dukungan emosional

Pada KEP berat/gizi buruk terjadi keterlambatan perkembangan mental dan perilaku, karenanya berikan :

- Kasih sayang

- Ciptakan lingkungan yang menyenangkan

- Lakukan terapi bermain terstruktur selama 15 –  30 menit/hari

- Rencanakan aktifitas fisik segera setelah sembuh

- Tingkatkan keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain dsb

10. Persiapan untuk tindak lanjut di rumah

Bila berat badan anak sudah berada di garis warna kuning anak dapat dirawat di rumah dan dipantau oleh tenaga kesehatan puskesmas atau bidan di desa. Pola  pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan dirumah setelah  pasien dipulangkan dan ikuti pemberian makanan seperti pada lampiran 5, dan

aktifitas bermain.

28. Apa komplikasi dari penyakit An.F ? Perkembangan mental

menurut winic dan rosso (1975) bahwa KEP yang di derita masa dini  perkembangan otak akan menguurangi sintesis protein DNA, dengan akibat terdapat otak dengan jumlah sel yang kurang walaupun besarnya otak normal. Dari hasil penelitian karyadi (1975) terhadap 90 anak yang pernah menderita KEP  bahwa terdapat defisiensi IQ pada anak-anak tersebut. Defisiensi tersebut

meningkat pada penderita KEP lebih dini.  Noma

 Noma atau stomatitis gangrenosa merupakan pembusukan mukosa mulut yang  bersifat pogresif sehingga dapat menembus pipi, bibir dan dagu biasa nya disertai nekrosis sebagian tulang rahang yang berdekatan dengan lokasi noma tersebut.  Noma merupakan salah satu penyakit menyertai KEP berat akibat imunitas tubuh

(44)

XEROFTALMIA

Merupakan penyakit penyerta KEP berat yang sering ditemui akibat defisiensi dari vitamin A umumnya pada tipe kwashiorkor namun dapat juga terjadi pada marasmus. Penyakit ini pelru diwaspadai pada penderita KEP berat karena dapat mengakibatkan kebutaan

Kematian

Kematian merupakan efek jangka panjang dari KEP berat. Pada umumnya  penderita KEP berat menderita penyakit infeksi. Daya tahan tubuh penderita KEP  berat akan semakin menurun jika disertai dengan infeksi, sehingga perjalanan  penyakit infeksi juga semakin memberat akibat nya dapat membuat kematian

29. Bagaimana edukasi dan pencegahan dari penyakit An.F ?

Pencegahan dari KEP pada dasarnya adalah bagaimana makanan yang seimbang dapat dipertahankan ketersediannya di masyarakat. Langkah- langkah nyata yang dapat dilakukan untuk pencegahan KEP adalah :

Mempertahankan status gizi anak yang sudah baik tetap baik dengan menggiatkan kegiatan surveilance gizi di institusi kesehatan terdepan (Puskesmas, Puskesmas Pembantu).

Mengurangi resiko untuk mendapat penyakit, mengkoreksi konsumsi  pangan bila ada yang kurang, penyuluhan pemberian makanan pendamping

ASI.

Memperbaiki/mengurangi efek penyakit infeksi yang sudah terjadi supaya tidak menurunkan status gizi.

Merehabilitasi anak yang menderita KEP pada fase awal/BGM.

Meningkatkan peran serta masyarakat dalam program keluarga berencana.Meningkatkan status ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan segala

sektor ekonomi masyarakat (pertanian, perdagangan, dan lain-lain).

30. Bagaimana prognosis dari penyakit An.F ?

Gizi buruk mempunyai angka kematian yang tinggi, kematian sering disebabkan oleh karena infeksi. Prognosis tergantung dari perjalanan penyakit saat pengobatan mulai dilaksanakan. Dalam beberapa hal walaupun kelihatannya pengobatan adekuat bila penyakitnya progesif, kematian tidak dapat dihindari, mungkin disebabkan perubahan yang irreversibel dari sel-sel tubuh akibat under nutrition.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

1. Corry, S. matondang, dkk.2003. diagnosis fisis pada anak.Edisi 2. Jakarta : PT sagung seto

2. Atmarita.2009.Analisis kesehatan dan gizi masyarakat.Factor yang mempengaruhi keadaan gizi anak. Jakarta: EGC

3. UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2015. Rekomendasi praktik Pemberian Makan Berbasis Bukti pada Bayai dan Balita di Indonesia untuk Mencegah Malnutrisi.

4. http://www.gayahidupku.com/asi/berapa-lama-asi-eksklusif-untuk-bayi.html

5. Matondang CS, Wahidayat I, Sastroasmoro S. 2003. Diagnosis Fisis Pada Anak. Edisi ke 2. Jakarta : CV Sagung Seto

6. Arisma Dr.MB., 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta:EGC

7. Peraturan mentri kesehatan republik indonesia tentang penggunaan kartu menuju sehat (KMS) bagi balita.2010

8. Keputusan mentri kesehatan republik indonesia nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang standar antropometri penilaian status gizi anak. 2011

9. http://idai.or.id/professional-resources/growth-chart/cdc-modified-21-april-2001[ Diakses pada tanggal 1 Desember 2015 ]

10. http://www.who.int/childgrowth/training/boys_growth_record.pdf?ua=1

11. Tanto,chris, dkk., ( 2014 ), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi IV, Medica. Aesculpalus, FKUI, Jakarta.

12. Dokter Anak Indonesia. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : IDAI;2004

13. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Gizi Masyarakat . Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Jilid I. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia;2007.

14. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/2500/DEFISIENSI%20KAR  BOHIDRAT%20DAN%20PROTEIN%20PADA%20KEJADIAN%20GIZI%20BUR  UK%20BALITA.docx?sequence=3[ Diakses pada tanggal 1 Desember 2015 ]

Gambar

Grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhan atau kenaikan berat badan sama dengan KBM atau lebih
Grafik  berat  badan  mendatar  atau  menurun  memotong  garis  pertumbuhan dibawahnya atau kenaikan berat badan kurang dari KBM.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 1.2 Capaian indikator kinerja utama Inspektorat kota Pangkalpinang tahun 2015. Sasaran Startegis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Mikrokontroler ATmega 1280 berfungsi untuk melaksanakan tugas meliputi pembacaan sensor SHT11, pengambilan gambar dengan kamera serial, mengolah data yang diterima

Sampel diambil sebanyak 10 ml, kemudian sampel dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer yang telah berisi larutan NaCl fisiologis sebanyak 90 ml dan diaduk sampai homogen (larutan

Tabel 3.8 Daftar Barang Seni di Ruang Display Pasar Seni Tradisional di Jepara. Tabel 3.9 Daftar Kebutuhan Luas Ruang Pasar Seni Tradisional

Buku Saku Praktek Asuhan Keperawatan Ibu Intranatal :

Siaran langsung proses sidang kaitannya dengan asas persidangan terbuka untuk umum sesuai dengan Pasal 195 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang menyatakan

Persebaran Pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) di Jalur Utama Patroli Tahura SSH Provinsi Riau yaitu mengelompok dengan nilai indeks morisita 5,78 pada sisi

Dengan demikian, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Qard (utang- piutang) adalah pemberian pinjaman oleh kreditur (pemberi pinjaman) kepada pihak lain dengan