• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENDAHULUAN: GANGGUAN NUTRISI (DEFISIT NUTRISI)

N/A
N/A
Andini Hilda

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PENDAHULUAN: GANGGUAN NUTRISI (DEFISIT NUTRISI)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN NUTRISI (DEFISIT NUTRISI)

Disusun guna memenuhi tugas praktik klinik Kebutuhan Dasar Manusia

Dosen Pembimbing : Dyah Wahyuningsih, S.Kep., Ns., M.Kep dan Taat Sumedi, S.Kep., Ns., MH.

Disusun oleh : Andini Hilda Almandita

P1337420221069 2B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI KEPERAWATAN PURWOKERTO PROGRAM DIPLOMA III 2022

(2)

LAPORAN PENDAHULAN

GANGGUAN NUTRISI (DEFISIT NUTRISI)

A. Teori

1. Definisi/Pengertian

Nutrisi adalah za-zat dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan prose dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan tersebut untuk aktivitas rpenting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisnya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat- zat dan zat lain yang terkadang. Aksi, dan keseimbangan yang dengan kesehatan dan penyakit. (Tarwoto & Wartonah, 2019).

Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energoi dan bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Alimul, 2015).

Defisit nutrisi adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidak cukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme (Siregar, 2019).

2. Mekanisme

Penyebab defisit nutrisi yaitu ketidakmampuan menelan makanan, ketidakmampuan mencerna makanan, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien, peningkatan kebutuhan metabolisme, adanya faktor ekonomi misalnya finansial yang tidak mencukupi, dan adanya faktor psikologis seperti stres dan keengganan untuk makan. (Angel gustiani, 2019)

Penyebab adanya keengganan untuk makan pada pasien defisit nutrisi yaitu kurangnya motivasi individu untuk mengonsumsi makanan yang seimbang dan persepsi individu tentang diet mempunyai pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik bagi banyak orang, misalnya susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbolkan kekuatan. (Angel gustiani, 2019).

(3)

3. Patofisiologi

Gastrointestinal disebabkan oleh infeksi pada mukosa dengan melakukan invasi, memproduksi sitotoksin dan atau enterotoksin. Mekanisme ini menghasilkan peningkatan sekresi cairan dan atau menurunkan absorpsi cairan sehingga terjadi hilangnya nutrisi dan elektrolit. Mekanisme dasar yang menyebabkan diare, meliputi halhal sebagai berikut: 1. Gangguan osmotik, kondisi ini berhubungan dengan asupan makanan atau zat yang sulit diserap oleh mukosa intestinal dan akan menyebabkan peningkatan tekanan osmotik dalam rongga usus sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga darah, mungkin disertai panas dan muntah. Apabila penderita telah mengalami banyak kehilangan air dan elektrolit, maka dapat terjadi gejala dehidrasi (Muttaqin &

Kumala Sari, 2011).

(4)

4. Pathway

(5)

5. Jenis - jenis Nutrisi

Tubuh membutuhkan nutrisi untuk menjalankan fungsi-fungsi tubuh. Komponen nutrisi atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.

a) Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh. Hampir 80% energi dihasilkan dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat mengahasilkan 4 kilokalori (kkal). Jenis karbohidrat berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Sumber karbohidrat umumnya adalah makanan pokok, umunya berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti beras, gandum, sagu, singkong, dan lain-lain. Sedangkan pada karbohidrat hewani berbentuk glikogen.

Fungsi karbohidrat

1) Sumber energi yang murah

2) Sumber energi utama bagi otak dan saraf.

3) Membuat cadangan tenaga tubuh 4) Pengaturan metabolisme lemak.

5) Untuk efesiensi penggunaan protein.

6) Memberikan rasa kenyang.

b) Protein

Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Protein terdiri dari berbagai asam amino yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur.

Sumber protein terbagi menjadi dua yaitu protein hewani dan protein nabati.

Fungsi protein :

1) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan

2) Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan osmotik koloid, keseimbangan asam.

3) Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan homon.

4) Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak

(6)

5) Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat menyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk genes

c) Lemak

Lemak atau lipid merupakan sumber energi paling besar. Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti yang terdapat pada kacang-kacangan, kelapa, dan lain-lain. Sedangkan lemak hewani banyak mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi, kambing, dan lain-lain. Metabolisme lemak dimulai dari lambung dengan bantuan enzim lipase. Simpanan lemak dalam tubuh digunakan sebagai cadangan energi, bantalan bagi alat-alat tubuh seperti ginjal, biji mata, mempertahankan panas tubuh, perlindungan tubuh terhadap trauma, zat-zat kimia berbahaya, dan membentuk postur tubuh.

Fungsi lemak

1) Memberikan asam-asam lemak esensial.

2) Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus.

3) Memberikan kalori, di mana setiap 1 gram lemak dalam peristiwa oksidasi akan memberikan kalori sebanyak 9 kkal.

d) Mineral

Mineral adalah senyawa organik yang mempunyai peranan penting dalam tubuh. Unsur-unsur mineral adalah karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dan nitrogen (N).

Fungsi mineral

1) Memberikan elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf.

2) Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh.

3) Membuat berbagai enzim.

4) Membangun jaringan tulang.

e) Vitamin

Vitamin adalah sustansi organik, keberadaannya sangat sedikit pada makanan dan tidak dapat dibuat dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses

(7)

metabolisme karena fungsinya sebagai katalisator. Fungsi utama vitamin adalah untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan kesehtan.

Vitamin datap diklasifikasikan menjadi

1) Vitamin yang larut dalam lemak: Vitamin A, D, E, K.

2) Vitamin yang larut dalam air: Vitamin B kompleks, B1, B2, B3, B12, folic acid, serta vitamin C.

f) Air

Air adalah komponen tubuh yang sangat penting karena fungsi sel bergantung pada lingkungan air. Air membentuk 60-70% berat tubuh total. Persentase air dalam seluruh tubuh lebih besar untuk orang kurus daripada orang yang obesitas karena otot terdiri atas lebih banyak air daripada jaringan yang lain, kecuali darah.

(Siregar, 2019)

6. Tanda dan gejala a) Data mayor

1) Berat badan menurun minimal 10% dibawah rental ideal b) Data minor

1) Cepat kenyang setelah makan 2) Kram/nyeri abdomen

3) Nafsu makan menurun 4) Bising usus hiperaktif 5) Otot pengunyah lemah 6) Otot menelan lemah 7) Membran mukosa pucat 8) Sariawan

9) Serum albumin menurun 10) Rambut rontok berlebihan 11) Diare

(Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, 2017) 7. Komplikasi yang mungkin muncul

a) Malnutrisi

Malnutrisi merupakan kondisi kekurangan nutrisi yang terjadi akibat penurunan asupan, gangguan utilisasi zat gizi, kehilangan atau kekurangan

(8)

makro dan atau mikronutrien, serta inflamasi akut maupun kronis (stres katabolisme) yang menyebabkan perubahan komposisi tubuh (penurunan fat free mass (FFM) dan body cell mass (BCM)) sehingga berakibat penurunan fungsi fisik dan mental serta luaran klinis. (Kemenkes RI, 2019).

b) Penyakit jantung

Penyakit jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, sehingga kerja jantung sebagai pemompa darah dan oksigen ke seluruh tubuh terganggu. Terganggunya peredaran oksigen dan darah tersebut dapat disebabkan karena otot jantung yang melemah, adanya celah antara serambi kiri dan serambi kanan yang mengakibatkan darah bersih dan darah kotor tercampur (Anies, 2017).

c) Anemia

Anemia adalah suatu keadaan tubuh dimana kadar hemoglobin dalam darah kurang dari jumlah normal atau sedang mengalami penurunan. Anemia merupakan kondisi dimana sel darah merah tidak mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh. Kebutuhan fisiologis berbeda pada setiap orang dipengaruhi oleh jenis kelamin, tempat tinggal, perilaku merokok, dan tahap kehamilan.

(Kemenkes, 2019) d) Skorbut

Skorbut adalah kekurangan vitamin c (Winarno, 2014).

8. Masalah yang mungkin muncul a) Gangguan kebutuhan nutrisi b) Gangguan cairan elektrolit c) Gangguan istirahat dan tidur

d) Kesulitan dalam pemulihan penyakit tertentu (Siregar, 2019)

9. Pemeriksaan khusus dan penunjang a) Pengukuran antropometrik

Antropometri (ukuran tubuh) merupakan salah satu cara langsung menilai status gizi, khususnya keadaan energi dan protein tubuh seseorang. Dengan demikian, antropometri merupakan indikator status gizi yang berkaitan dengan masalah kekurangan energi dan protein yang dikenal dengan KEP.

Antropometri dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan.

(9)

Konsumsi makanan dan kesehatan (adanya infeksi) merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi antropometri (Aritonang, 2013).

b) Pemerikasaan laboratorium yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi (pemeriksaan albumin serum, Hb, glukosa, elektrolit dan lain-lain).

c) Skrining Nutrisi d) Skring Kesehatan

10. Pengelolaan yang dilakukan (penatalaksanaan) a) Adaptasi lingkungan, konsultasi gizi kepada ahli gizi b) Pemberian obat yang menstimulasi nafsu makan c) Pemberian nutrisi sesuai dengan perhitungan kalori a) Melakukan Konseling klien dan keluarga

(Siregar, 2019)

(10)

B. Konsep Asuhan keperawatan 1. Pengkajian

a) Pengumpulan data 1) Catatan masuk klien 2) Identitas klien

Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, suku/bangsa, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, diagnosa medis, nomor medical record dan alamat.

3) Identittas penanggungjawab

Identitas penanggung jawab meliputi : nama, umur, alamat, dan hubungan dengan klien.

b) Riwayat Kesehatan 1) Keluhan utama 2) Keluhan Tambahan

3) Riwayat Kesehatan Sekarang 4) Riwayat Kesehatan Dahulu 5) Riwayat Kesehatan Keluarga 6) Pemeriksaan Fisik

- Keadaan Umum

- Pemeriksaan Kesadaran - Tanda – tanda vital - Pemeriksaan Kepala - Pemeriksaan Rambut - Pemeriksaan Wajah - Pemeriksaan Mata - Pemeriksaan Mulut - Pemeriksaan Telinga - Pemeriksaan Hidung - Pemeriksaan Leher

(11)

- Pemeriksaan Dada - Pemeriksaan Abdomen - Pemeriksaan Integumen - Pemeriksaan Ekstremitas

c) Pola Fungsional Gordon - Pola Persepsi Kesehatan - Pola Nutrisi

- Pola Eliminasi

- Pola Latihandan aktivitas - Pola Istirahat dan tidur - Pola Kognitif

- Pola Persepsi Diri

- Pola Peran dan hubungan - Pola Koping

2. Diagnosa Keperawatan

a) Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsobsi nutrien b) Inkontinensia fekal b.d diare kronis

3. Perencanaan Keperawatan No Diagnosa

Keperawatan (SDKI)

Luaran Keperawatan (SLKI)

Intervensi

Keperawatan (SIKI)

Paraf

1. Defisit nutrisi (D. 0019) Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan metabolisme.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x ...

jam diharapkan napsu makan pasien dapat meningkat kembali dengan kriteria hasil

Status Nutrisi (L.03030) Kriteria

Hasil

1 2 3 4 5

Nyeri Abdomen

Manajemen Nutrisi (I.03119)

Observasi

 Identifikasi status nutrisi

 Identifikasi makanan yang disukai

 Identifikasi perlunya penggunaan

(12)

Frekuensi makan Napsu makan Membram mukosa Sikap terhadap makanan dan minuman Keterangan : 1 : memburuk 2 : cukup memburuk 3 : sedang

4 : cukup membaik 5 : membaik

selang nasogastrik

 Monitor

asupan makanan

 Monitor berat badan

 Monitor

tanda-tanda vital Terapeutik

 Lakukan oral hygiene sebelum makan

 Menyajikan makanan yang menarik dan suhu yang sesuai

 Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengonsumsi makanan Edukasi

 Memberitahuk an informasi kepada keluarga tenang

pentingnya

kebutuhan nutrisi dan makan Kolaborasi

 Kolaborasi dengan ahli gizi

(13)

untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan

 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

memberikan

makan dan

minum per oral

 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

memberikan makanan tinggi serat, tinggi kalori, dan tinggi protein

4. Implementasi Keperawatan

Prosedur tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan intervensi yang dibuat dan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesembuhan pasien.

5. Evaluasi Keperawatan

a. S (Subjective) : Data berdasarkan keluhan yang disampaikan pasien setelah dilakukan Tindakan.

b. (Objective) : data berdasarkan hasil pengukuran / observasi langsung pasien setelah dilakukan tindakan.

c. A (Analysis) : Masalah keperawatan yang terjadi akibat perubahan status klien dalam data subjektif dan objektif.

d. P (Plan) : Perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan, atau dimodofikasi.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, A. Aziz. 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2. Buku 2 Jakarta : Salemba Media.

Nurhasanah. 2020. Laporan Pendahuluan Gangguan Terkait Nutrisi. Cimahi: Akademi Keperawatan RS Dustira Cimahi.

Idun, Irene. 2018. Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Nutrisi. Padalarang : STIKES Santo Borromeus

Sumalani, Ni Kadek. 2019. Laporan Pendahuluan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Nutrisi. Denpasar : Poltekkes Kemenkes Denpasar.

PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1(Cetakan III : Revisi). Jakarta: DPP PPNI

PPNI. 2017. Standar Luran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1(Cetakan II). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1(Cetakan II). Jakarta: DPP PPNI.

Referensi

Dokumen terkait

Terjadi penurunan kesadaran, karena kekurangan suplai nutrisi ke otak. Pada exposure kita melakukan pengkajian secara menyeluruh. Karena hipoglikemi adalah komplikasi dari

Kekurangan asupan gizi pada makanan yang dikonsumsi dalam tubuh kurang dari normal akan membawa akibat buruk terhadap tubuh, salah satu yang paling utama adalah

Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau

Ketoasidosis Diabetik adalah keadaan kegawatan atau akut dari DM tipe I, disebabkan oleh meningkatnya keasaman tubuh benda-benda keton akibat kekurangan

Resiko cedera berhubungan dengan penurunan kesadaran akibat efek anestesi Tujuan: tidak terjadi

KAD adalah keadaan yan g ditandai dengan asidosis met abolik akibat pembentukan keton yang berlebihan, sedangk an SHH ditandai dengan hiperos molalitas berat

Uterus tidak akan pernah kembali seperti keadaan sebelum hamil, tetapi terjadi penurunan ukuran, dari berat 1000 gr setelah melahirkan, menjadi 500 gr pada akhir minggu I

 Menunjukkan turgor kulit normal dan membran mukosa yang lembab  Melaporkan tidak adanya penurunan berat badan tambahan..