• Tidak ada hasil yang ditemukan

Imron Rosadi dkk/jurnal Ilmiah Peternakan 1(2): , Juli 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Imron Rosadi dkk/jurnal Ilmiah Peternakan 1(2): , Juli 2013"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KADAR HDL (HIGH DENSITY LIPOPROTEIN) DAN LDL (LOW DENSITY LIPOPROTEIN) DARAH PADA BERBAGAI ITIK LOKAL BETINA YANG PAKANNYA DISUPLEMENTASI DENGAN PROBIOTIK (THE LEVELS OF HDL (HIGH DENSITY LIPOPROTEIN) AND LDL (LOW DENSITY LIPOPROTEIN) IN BLOOD AT VARIOUS FEMALE LOCAL DUCKS WHICH FEED SUPPLEMENTED WITH PROBIOTICS)

Imron Rosadi, Ismoyowati, Ning Iriyanti

Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto e-mail : imronrosadi1990@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh interaksi antara jenis itik dan level probiotik terhadap kadar LDL dan HDL darah itik serta untuk mengetahui pengaruh masing-masing perlakuan terhadap kadar LDL dan HDL darah itik. Materi penelitian menggunakan Itik Mojosari betina 27 ekor, itik Magelang betina 27 ekor dan itik Tegal betina 27 ekor umur 22 minggu. Pakan yang terdiri dari campuran jagung kuning giling 40 %, dedak padi 40 % dan konsentrat itik 20 % dengan kandungan nutrien pakan: PK= 16,56 %, ME = 2.947 kcal/kg, Ca = 1,75 %, P =1,36 % dan probiotik starbio. Kandang sebanyak 27 unit serta peralatan kandang dan timbangan. Metode penelitian adalah eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3 x 3 dengan 2 faktor. Perlakuan yang diujicobakan yaitu a1b0 : Itik Magelang kontrol, a1b1 : Itik

Magelang + probiotik 3 g/kg pakan, a1b2 : Itik Magelang + probiotik 6 g/kg pakan, a2b0 : Itik Tegal

kontrol, a2b1 : Itik Tegal + probiotik 3 g/kg pakan, a2b2 : Itik Tegal + probiotik 6 g/kg pakan, a3b0 :

Itik Mojosari kontrol, a3b1 : Itik Mojosari + probiotik 3 g/kg pakan, a3b2 : Itik Mojosari + probiotik 6

g/kg pakan. Data dianalisis menggunakan analisis variansi dan dilanjutkan uji BNJ (Beda Nyata Jujur). Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata pada interaksi jenis itik dan level probiotik (P<0,01) terhadap kadar HDL dan LDL darah itik. Rataan High Density

Lipoprotein (HDL) pada jenis itik Magelang berkisar 12,47-27,87 mg/dl; itik Mojosari 23,47-29,33

mg/dl dan itik Tegal 13,20-29,33 mg/dl sedangkan rataan Low Density Lipoprotein (LDL) pada jenis itik Magelang berkisar 116,13-176,80; itik Mojosari 132,86-182,50 dan itik Tegal 142,06-174,00. Hasil uji BNJ menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara level probiotik yang diberikan dengan jenis itik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah itik Magelang mampu memberikan respon yang paling baik terhadap pemberian probiotik sebesar 6 g/kg pakan dengan kadar HDL sebesar 27,87 mg/dl dan kadar LDL sebesar 129,70 mg/dl dibandingkan dengan itik Tegal dan Mojosari.

Kata Kunci : Itik, HDL, LDL, Probiotik

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of the interaction between the type of duck and the level of probiotics on blood levels of LDL and HDL, and to determine the effect of each treatment on blood levels of LDL and HDL of ducks. The materials of used in this research were 27 Kirkcaldy female ducks, 27 Magelang female ducks and 27 Tegal female ducks of 22 week old. The feed consisted of a mixture of 40% ground yellow corn, 40% rice bran and 20% concentrate of duck with nutrient content of the feed: crude protein = 16,56%, Metabolized Energy = 2.947 kcal/kg, Ca = 1,75%, P = 1,36% dan probiotics starbio. The cage were as many as 27 units and equiped with enclosures and scales. The experimental research design used was Completely Randomized Design (CRD), 3 x 3 factorial with two factors. The treatments were a1b0:

Magelang ducks control, a1b1: Magelang ducks + 3 g probiotics /kg of feed, a1b2: Magelang ducks +

6 g probiotics /kg of feed, a2b0: Tegal ducks control, a2b1: Tegal ducks + 3 g probiotics /kg of feed,

a2b2: Tegal ducks + 6 g probiotics /kg of feed, a3b0: Mojosari ducks control, a3b1: Mojosari ducks + 3

(2)

using analysis of variance and the test continued with HSD (Honestly Significant Difference). The results showed that there was highly a significant between ducks and probiotic levels interactiagainst (P<0.01) on the levels of HDL and LDL in duck blood. The average of High Density Lipoprotein (HDL) in Magelang duck species ranged from 12.47 to 27.87 mg/dl; Mojosari ducks 23.47 to 29.33 mg/dl and Tegal ducks from 13.20 to 29.33 mg/dl, while the average Low Density Lipoprotein (LDL) in Magelang duck species ranged from 116.13 to 176.80 mg/dl; Mojosari ducks 132.86 to 182.50 mg/dl and Tegal ducks 142.06 to 174.00 mg/dl. The HSD test results showed that there was an interaction between the level of probiotics given to the ducks. The conclusion of this study is to provide Magelang duck with probiotic administration of 6 g/kg of feed that resulted in the best response of HDL levels by 27.87 mg/dl and LDL cholesterol by 129.70 mg/dl compared to Tegal ducks and Mojosari ducks.

Keywords : Ducks, HDL, LDL, Probiotics

PENDAHULUAN

Itik merupakan salah satu jenis unggas air yang banyak dipelihara oleh masyarakat pedesaan. Keberadaan itik tersebar di seluruh Indonesia dengan berbagai nama sesuai dengan lokasi tempat berkembangnya. Di Indonesia itik banyak dibudidayakan untuk dimanfaatkan telur dan dagingnya. Jenis bibit unggul yang diternakkan, khususnya di Indonesia ialah jenis itik petelur seperti itik Tegal, itik Khaki campbell, itik Alabio, itik Mojosari dan itik Bali. Berbagai jenis itik lokal dikenal penamaannya berdasarkan tempat pengembangannya, wilayah asal dan sifat morfologis, seperti itik Alabio (dari Kalimantan Selatan), itik Tegal, itik Mojosari dan Itik Maros (Himam, 2008). Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Jendral Peternakan, (2011) bahwa populasi itik pada tahun 2010 sebanyak 44.301.804 ekor, telah meningkat menjadi 49.391.628 ekor di tahun 2011, sedangkan untuk produksi telur, itik merupakan penghasil telur terbesar kedua setelah ayam dengan produksi telur pada tahun 2010 sebanyak 245.000 ton dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 265.800 ton yang telah menyumbang 17,93% produksi telur nasional. Namun agribisnis peternakan itik dihadapkan pada tantangan global seperti selera dari konsumen dan penyakit.

Dewasa ini kesadaran masyarakat akan kesehatan semakin tinggi. Masyarakat membutuhkan bahan pangan asal hewani khususnya unggas dengan kandungan rendah lemak seperti kolesterol. Sacher et al. (2004) mengemukakan bahwa kolesterol terdapat di dalam darah bersama dengan trigliserida, fosfolipid, dan apoprotein membentuk lipoprotein. Lipoprotein di dalam darah, yaitu kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL), low density lipoprotein (LDL), dan High density lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol dapat di pengaruhi oleh pakan yang dikonsumsi dan genetik. Oleh karena itu, perlu upaya menjadikan produk ternak yang rendah kolesterol. Salah satunya dengan penambahan suplemen kedalam ransum itik yaitu probiotik. Probiotik merupakan pakan imbuhan berupa mikroorganisme yang dapat hidup di saluran pencernaan, bersimbiosis dengan mikroorganisme yang ada, bersifat menguntungkan, dapat meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan tanpa mengalami proses penyerapan. Probiotik menyeimbangkan populasi mikrobia pada saluran pencernaan, mengendalikan mikroorganisme pathogen pada tubuh inang dan lingkungan serta menstimulasi imunitas inang (Fuller, 1992).

(3)

menstimulasi produksi enzim pencernaan serta vitamin dan substansi antimikrobial sehingga meningkatkan status kesehatan inangnya (Laksmiwati, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan level probiotik starbio pada ransum itik terhadap kadar HDL dan LDL darah itik lokal betina. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang penggunaan starbio sebagai probiotik yang tepat dalam ransum itik.

METODE

Materi penelitian menggunakan Itik Mojosari betina 27 ekor, itik Magelang betina 27 ekor dan itik Tegal betina 27 ekor umur 22 minggu. Pakan yang terdiri dari campuran jagung kuning giling 40 %, dedak padi 40 % dan konsentrat itik 20 % dengan kandungan nutrient pakan: PK= 16,56 %, ME = 2.947 kcal/kg, Ca = 1,75 %, P =1,36 % dan probiotik starbio. Kandang itik sebanyak 27 unit serta peralatan kandang dan timbangan.

Metode penelitian adalah eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3 x 3 dengan 2 faktor. Perlakuan yang diujicobakan yaitu a1b0 : Itik Magelang kontrol,

a1b1 : Itik Magelang + probiotik 3 gr/kg pakan, a1b2 : Itik Magelang + probiotik 6 gr/kg pakan, a2b0 :

Itik Tegal kontrol, a2b1 : Itik Tegal + probiotik 3 gr/kg pakan, a2b2 : Itik Tegal + probiotik 6 gr/kg

pakan, a3b0 : Itik Mojosari kontrol, a3b1 : Itik Mojosari + probiotik 3 gr/kg pakan, a3b2 : Itik Mojosari

+ probiotik 6 gr/kg pakan. Data dianalisis menggunakan analisis variansi dan dilanjutkan uji BNJ ( Beda Nyata Jujur).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukan bahwa rataan kadar High Density Lipoprotein (HDL) pada jenis itik magelang antara 12,47-27,87 mg/dl; itik mojosari antara 23,47-29,33 mg/dl dan itik tegal antara 13,20-29,33 mg/dl. Suryo (2012) melaporkan hasil penelitian kandungan HDL pada darah ayam yang perlakuannya di beri probiotik antara 41,44-50,40 mg/dl. Kandungan HDL berkisar antara 54-65 % ( Sacher et al, 2004). HDL mempunyai fungsi yang penting dalam mengikat kelebihan kolesterol beserta esternya dan mengangkutnya bersama aliran darah dari sel tepi ke sel hati.

Rataan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) pada jenis itik magelang antara 116,13-176,80 mg/dl; itik mojosari antara 132,86-182,50 mg/dl dan itik tegal antara 142,06-174,00 mg/dl. Sutama (2005) melaporkan pada ayam kampung kadar LDL sebesar 71,08. Suryo (2012) Melaporkan kandungan LDL pada darah ayam kampung yang perlakuannya di beri probiotik antara 45,01-78,08 mg/dl. Hasil penelitian penggunaan probiotik terhadap kadar HDL dan LDL darah itik disajikan pada Tabel 3.

Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat pengaruh interaksi yang sangat nyata (P<0,01) antara jenis itik dan level probiotik terhadap kadar HDL dan LDL darah itik. Hal tersebut menunjukan bahwa kemungkinan semakin tinggi level probiotik yang diberikan maka semakin berpengaruh terhadap kadar HDL dan LDL darah. Jenis itik yang berbeda memberikan respon yang berbeda terhadap level probiotik.

(4)

Tabel 3. Pengaruh Antar Perlakuan Terhadap kadar HDL dan LDL. No. Perlakuan HDL LDL mg/dl mg/dl 1 a1b0 26,40±6,60abc 116,13±27,32b 2 a1b1 12,47±1,27c 176,80±10,00ab 3 a1b2 27,87±4,58ab 129,70±16,10ab 4 a2b0 29,33±8,89a 134,00±17,37ab 5 a2b1 27,13±4,58abc 132,86±24,71ab 6 a2b2 23,47±7,07abc 182,50±28,90a 7 a3b0 29,33±2,54a 174,00±23,17ab 8 a3b1 21,27±4,58abc 142,06±15,71ab 9 a3b2 13,20 ±2,20bc 146,80±21,18ab

Keterangan: Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan berbeda nyata (P>0,05). a1b0 : Itik Magelang kontrol, a1b1 : Itik Magelang + probiotik 3 gr/kg pakan, a1b2 : Itik Magelang + probiotik 6 gr/kg pakan, a2b0 : Itik Tegal kontrol, a2b1 : Itik Tegal + probiotik 3 gr/kg pakan, a2b2 : Itik Tegal + probiotik 6 gr/kg pakan, a3b0 : Itik Mojosari kontrol, a3b1 : Itik Mojosari + probiotik 3 gr/kg pakan, a3b2 : Itik Mojosari + probiotik 6 gr/kg pakan.

Darah memiliki peranan yang sangat kompleks untuk terjadinya proses fisiologis yang berjalan baik, sehingga produktivitas ternak dapat optimal. Darah berfungsi antara lain adalah untuk: (1) absorbsi dan transportasi nutrien dari saluran pencernaan ke jaringan, (2) transportasi oksigen ke dan dari jaringan, (3) mengangkut sisa metabolisme, (4) transportasi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan mengatur kandungan air pada jaringan tubuh. Darah juga berperan penting dalam menjaga temperatur tubuh. Genetik dari itik dalam proses fisiologis berpengaruh terhadap aktivitas enzim dan sintesis hormon. Selanjutnya konsentrasi hormon dalam plasma akan berpengaruh terhadap produktivitas itik (Sturkie, 1999).

Kadar HDL (High Density Lipoprotein)

High Density Lipoprotein (HDL) merupakan salah satu kelas lipoprotein yang berfungsi

sebagai alat pengangkut kolesterol dari sel tepi menuju ke sel hati dan kelenjar tubuh lainnya. Hasil analisis variansi menunjukan bahwa pemberian probiotik berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar HDL darah itik. Rataan kadar HDL dalam darah itik yang dianalisis serum darahnya memiliki nilai tertinggi 29,33 mg/dl (a2b0 dan a3b0) dan nilai terendah sebesar 13,20 mg/dl (a3b2).

(5)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Soedibya (2003), menunjukan bahwa HDL ayam betina sebesar 40,5 mg/dl. Kadar HDL meningkat menunjukkan bahwa ada respon dari perlakuan yang di berikan, karena menurut Hartini dan Okid (2009), kadar HDL yang tinggi mencegah tejadinya risiko ateroklerosis dengan cara mengangkut kolesterol dari jaringan perifer menuju hepar, megurangi kolesterol yang berlebihan. Menurut Murray et al. (1996) High Density Lipoprotein sering disebut kolesterol “baik” karena merupakan lipoprotein yang mengangkut lipid dari perifer menuju ke hepar. Molekul HDL yang relatif kecil dibanding lipoprotein lain, HDL dapat melewati sel endotel vaskular dan masuk ke dalam intima untuk mengangkut kembali kolesterol yang terkumpul dalam makrofag, disamping itu HDL juga mempunyai sifat antioksidan sehingga dapat mencegah terjadinya oksidasi LDL.

Hasil uji BNJ menunjukan bahwa kadar HDL yang paling tinggi yaitu pada itik Magelang pada level probiotik 6 g/kg pakan sebesar 27,87±4,58 mg/dl dan yang paling rendah pada itik Mojosari sebesar 13,20±2,20 mg/dl. Uji BNJ juga menunjukan bahwa terjadi interaksi antara level probiotik yang diberikan dengan bangsa itik. Berdasarkan analisis tersebut bahwa level probiotik 3 g/ kg pakan yang di berikan terjadi penurunan kadar HDL, namun terjadi peningkatan pada level probiotik 6 g/kg pakan. Sesuai dengan pendapat Murray et al. (2003) yang menyatakan bahwa penurunan HDL dapat disebabkan oleh 1) aliran masuknya kolesterol dari lipoprotein yang potensial kolesterolnya rendah (HDL) menuju membran sel, 2) penggunaan HDL untuk sintesis senyawa steroid seperti hormon atau garam empedu di hati.

Kadar HDL dipengaruhi oleh lingkungan dan genetik, antara lain pakan yang diberikan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan probiotik 6 g/kg pakan dapat meningkatkan kadar HDL darah. Pemberian probiotik dapat menjaga keseimbangan komposisi mikrobia dalam saluran pencernaan ternak sehingga meningkatkan daya cerna bahan pakan dan menjaga kesehatan ternak sebagaimana dijelaskan oleh Parker (1974). Probiotik adalah substrat mikroorganisme yang diberikan kepada ternak melalui pakan dan memberikan efek positif dengan cara memperbaiki keseimbangan mikroorganisme alami di dalam saluran pencernaan, bila diberikan pada ternak dalam periode pertumbuhan akan berdampak lebih nyata. Probiotik dapat mengandung satu atau sejumlah strain mikroorganisme, dalam bentuk powder, tablet, granula atau pasta dan dapat diberikan kepada ternak secara langsung melalui mulut atau dicampur dengan air maupun pakan. Probiotik yang umum digunakan pada ternak dibagi menjadi dua kelompok yaitu, yang berasal dari bakteri dan fungi (Fuller, 1992).

Probiotik dapat berperan dalam membantu mengoptimalkan fungsi saluran pencernaan untuk mencerna dan menyerap nutrisi pakan (Wiryawan, 2003). Probiotik memiliki cara kerja “competitive exclution” yaitu probiotik berkompetisi pada permukaan usus yang dipakai oleh patogen untuk melekat, sehingga bakteri patogen tidak dapat melekat dan dikeluarkan dari usus (Fefana, 2005). Peningkatan kecernaan pakan berakibat peningkatan absorbsi. Hal ini terjadi karena lemak dan derivat lemak tidak larut dalam air, untuk bisa larut dalam air, lemak dan derivat lemak harus diikat oleh protein yang menjadi senyawa lipoprotein, sebagaimana dijelaskan oleh Wahyono (2002), bahwa probiotik dapat menurunkan pH usus, yang berarti meningkatkan ion H+ dalam usus. Peningkatan ion H+ tersebut menyebabkan peningkatan ikatan air dengan lipid melalui lipoprotein (HDL).

Koleterol di dalam tubuh makhkuk hidup dibentuk dari dua faktor yang berpengaruh yaitu: 1) faktor luar sel, seperti jumlah kolesterol atau yang terikat dalam lipoprotein diluar sel,

(6)

persediaan asam lemak bebas dan adanya hormon tertentu; 2) faktor dalam sel, seperti kegiatan sistem enzim yang berperan dalam sintesis kolesterol dan berperan dalam metabolisme kolesterol, jumlah persediaan terpenoida dan skualin sebagai prekusor untuk sintesis kolesterol, dan derivatnya ke luar sel dengan mekanisme pengangkutan aktif melalui membran sel dan pengaruh viskositas membran (Wirahadikusumah, 1985).

Kadar LDL (Low Density Lipoprotein)

Low Density Lipoprotein (LDL) merupakan salah satu kelas lipoprotein dan agen pengangkut

yang mengandung 25 % protein, kolesterol sebesar 45 % dan sisanya fosfolipid serta trigliserida serta berfungsi mengangkut kolesterol dari sel hati menuju sel tepi. Kolesterol LDL disusun dari protein, trigliserida, kolesterol dan fosfolipid dimana kolesterol merupakan penyusun terbesar. Hasil analisis variansi menunjukan bahwa interaksi antara jenis itik dan level probiotik berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar LDL darah itik. Hasil rataan kadar HDL darah itik disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik interaksi antara probiotik dengan jenis itik terhadap kadar LDL darah Uji BNJ menunjukkan bahwa kadar LDL yang paling tinggi yaitu pada itik tegal (a2b2) sebesar

182,50±28,90 mg/dl dan yang paling rendah pada itik Magelang (a1b2) sebesar 129,70±16,10

mg/dl. Iriyanti (2003) melaporkan bahwa kadar LDL kolesterol darah pada unggas sebesar 31,63 – 62,07 mg/dl, sedangkan menurut Fita (2007) kadar LDL dalam darah berkisar 35,40-62,07 mg/dl.

Gambar 2 menunjukan adanya interaksi antara level probiotik yang diberikan dan jenis itik. Itik magelang memberikan respon yang paling baik terhadap kadar LDL dimana probiotik yang diberikan dapat dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan pendapat Wirahadikusumah (1985) bahwa probiotik starbio mengeluarkan enzim lipoprotein lipase mengkatalis gliserol dan asam lemak hingga LDL mengalami perombakan. LDL berinteraksi dengan molekul reseptor yang terdapat dalam membran sel dimana komponen proteinnya diuraikan menjadi asam amino dan komponen lipid, terutama senyawa ester kolesterol dihidrolisis menjadi kolesterol sebagai cadangan kolesterol di dalam sel tepi yang juga diperlukan sebagai komponen membran sel baik

(7)

kolesterol hati, cadangan kolesterol diperlukan untuk sintesis VLDL dan biosintesis senyawa lainya. VLDL mengikat LDL oleh molekul reseptor pada membran sel jaringan tepi di hambat oleh HDL, sehingga adanya kadar HDL yang tinggi akan mencegah terjadinya penimbunan LDL pada dinding pembuluh darah.

Hasil penelitian sesuai dengan tujuan penelitian yaitu pemberian probiotik dapat meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan berpengaruh terhadap penurunannya kadar kolesterol jahat (LDL). Salah satu cara untuk menurunkan kolesterol dalam darah adalah dengan memperbesar pengeluaran kolesterol bersama-sama dengan asam empedu, kolesterol yang hilang tersebut tergantung pada kandungan lemak pakan. Hal ini sesuai pendapat Santoso (2002) menyatakan bahwa kandungan lemak pakan berkaitan langsung dengan peningkatan atau penurunan lemak dalam darah.

Sofro (1990) melaporkan bahwa kolesterol dalam darah dipengaruhi oleh genetik,umur, dan pakan yang dikonsumsi. Jenis makanan yang dikonsumsi oleh manusia atau hewan dapat mempengaruhi kadar LDL darah (Montgomery et al., 1993). Kolesterol yang terdapat pada LDL dalam darah juga dipengaruhi oleh keturunan dan kandungan asam lemak dalam pakan yang dikonsumsi (Murray et al., 1995). Pemberian probiotik dapat menurunkan kadar LDL serum darah telah tebukti dengan perlakuan yang diberikan pada level probiotik 6 gram/kg pakan. Kadar kolesterol yang terserap sedikit menyebabkan kemungkinan terbentuknya kolesterol jahat (LDL) dapat dinetralisir dengan tingginya kadar HDL. Peningkatan LDL oleh molekul reseptor pada membran sel jaringan tepi dihambat oleh HDL, sehingga adanya kadar HDL yang tinggi akan mencegah terjadinya penimbuanan LDL pada dinding arteri ( Wirahadikusumah, 1985). Kondisi tersebut secara tidak langsung kadar LDL dalam darah akan berkurang.

Pemecahan lemak pakan akan menjadi asam lemak, monogliserida, fosfat, kolesterol bebas dan bahan penyusun lain dari lemak yang terbentuk dari proses pencernaan kemudian diserap ke dalam sel mukosa intestin, bersama-sama dengan protein kemudian disekresikan dalam bentuk kilomikron. Mukosa intestin juga membentuk beberapa lipoprotein berkepadatan atau berat jenis sangat rendah (VLDL) dan berkepadatan tinggi (HDL). VLDL memasuki darah dikonversikan menjadi LDL dengan jalan menghilangkan trigliserida dan protein dengan bantuan lipase protein (Linder, 1992).

Linder (2006) menyatakan Kilomikron berperan mengangkut lipid dalam aliran darah. Metabolisme lipoprotein membutuhkan partikel trigliserida dan mengandung suatu protein yang disebut β-apoliprotein, dilepaskan dari jaringan hati dalan bentuk VLDL dengan kerapatan lebih kecil dari 1,006 gr/ml. Proses perjalanannya menuju jaringan sel tepi sepanjang dinding pembuluh darah. VLDL mengalami proses penguraian lipid secara bertahap. Gliserol dan asam lemak dilepaskan, dikatalis oleh enzim lipoprotein lipase yang terdapat pada permukaan jaringan endotelium otot dan jaringan lemak. Dengan berlangsungnya penguraian lipid secara bertahap ini, kerapatan partikel makin menjadi besar, VLDL berubah secara bertahap menjadi LDL. Selanjutnya LDL mengalami perombakan (katabolisme) di dalam sel tepi sebagai berikut: (1) LDL berinteraksi dengan molekul reseptor yang terdapat dalam membran sel, (2) kompleks LDL reseptor yang terjadi masuk kedalam sel melalui mekanisme, dimana komponen proteinnya diuraikan menjadi asam amino dan komponen lipidnya, terutama senyawa ester kolesterol dihidrolisis menjadi kolesterol sebagai cadangan kolesterol di dalam sel tepi yang juga diperlukan sebagai komponen membran sel sebagai kolesterol bebas maupun sebagai senyawa esternya. Ngili (2009)

(8)

melaporkan bahwa biosintesis kolesteol diregulasi oleh umpan balik (feed back) kolesterol dan trigliserida pakan yang dikonsumsi, bila konsumsi pakan kaya lemak maka kolesterol intrasel menurun dalam hati dengan menurunkan aktivitas HMG KoA reduktase sehingga biosintesis kolesterol ditekan. Sebaliknya, pakan rendah lemak akan menstimulasi biosintesis kolesterol. LDL berperan dalam pengiriman kolesterol dari hati keseluruh jaringan tubuh. Martin et al. (1992) mengatakan bahwa Low Density Lipoprotein (LDL) merupakan lipoprotein yang paling berperan dalam pengangkutan kolesterol.

SIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah itik Magelang mampu memberikan respon yang paling baik terhadap pemberian probiotik sebesar 6 g/kg pakan dengan kadar HDL sebesar 27,87 mg/dl dan kadar LDL sebesar 129,70 mg/dl dibandingkan dengan itik Tegal dan Mojosari.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih disampaikan kepada Fakultas Peternakan Unsoed, Ketua LPPM UNSOED atas dana Hibah Kompetensi Dikti dan rekan-rekan satu tim penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

DITJENNAK. 2011. Buku Statistik Peternakan 2009. Direktoran Jendral Peternakan. Jakarta.

Fefana. 2005. Probiotic In Animal Nutrition.impression 1st Semester. Edigraph, Goussainville, France.

Fita, M. 2007. Pengaruh Pemberian Ekstrak Temulawak dan Ekstrak Kunyit Melalui Air Minum

terhadap Kadar HDL dan LDL Darah Ayam Broiler. UNSOED. Purwokerto.

Hartini, M dan Okid, P A. 2009. Kadar kolesterol darah tikus putih (Rattus norvegicus)

hiperkolesterolemik seterlah perlakaun VCO. Bioteknologi 6 (2): 55-62.

Himam, H. S. 2008. Mengenal Beberapa Jenis Itik Petelur Lokal. Unbraw. Malang.

Iriyanti, N. 2003. Kajian Aspek Nutrisi dan Fisiologis Asam Lemak Rantai Panjang Sebagai Dasar

Pengembangan Produksi dan Reproduksi Ayam Kampung. Disertasi. UGM (tidak di

publikasikan).

Jerniang, M.A. dan R.D. Miles. 1985. Probiotic and Poultry Nutrition. World Poultry Science Journal. Laksmiwati, N. 2006. Pengaruh Pemberian Starbio dan Effective Microorganism- 4 (EM-4) sebagai

Probiotik terhadap Penampilan Itik Jantan umur 0-8 Minggu. Denpasar.

Linder, M.C. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. UI Press. Jakarta. Hal: 27, 62-74.

Linder, M. C. 2006. Biokimia Nutrisi Dan Metabolisme Dengan Pemakaian Secara Klinis. UI press. Jakarta.

Martin, D. W., P. A. Mayes, V. W. Rodwell dan D. K. Graner. 1992. Biokimia Harper (Harper’s

Review of Biochenistry). Edisi 6. EGCP Buku Kedokteran Jakarta. (Diterjemahkan oleh I.

(9)

Murray, R.K., Granner D.K., Mayes P.A., Rodwell, V.W.. 1996. Biokimia Harper. EGC. Jakarta. Ngili, Y. 2009. Biokimia Metabolisme dan Bioenergitika. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Santoso, U. 2002. The effect of fermented product from basillus subtilis on lipid fraction contens of broiler carcass. Journal of tropical Animal Development 27(3): 103-106.

Sacher. R. A., Richard A., McPherson. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium Edisi II. EGC. Jakarta.

Soelistyono, H. S. 1976. Ilmu Bahan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Semarang.

Sofro, T. 2000. Fish Meal: Manufacture, Properties and Utilization. In G. Borgstrom: Fish as Food. Academic Press, New York, San Fransisco, London.

Sturkie, P.D.. 1976. Blood physical characteristic, formed, elemant, hemoglobin and coagulation. In: avian physilogy.5th ed. Springerverlag. New york.

Sudibya. 2003. Penggunaan Kulit Kedele Terhidrolisis Dan Minyak Ikan Lemuru Dalam Ransum Terhadap Kadar Asam Lemak Omega-3, Omega-6, Dan Kolesterol Telur Itik Tegal. Majalah

Ilmiah ISSN: 0126-2475. Lembaga Penelitian UNSOED.

Suryo, T. Yudiarti dan Isroli. 2012. Pengaruh Pemberian Probiotik Sebagai Aditif Pakan Terhadap Kadar Kolesterol, High Density Lipoprotein (Hdl) Dan Low Density Lipoprotein (Ldl) Dalam Darah Ayam Kampung. Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, p 228 – 237.Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Semarang.

Sutama, I.N.S. 2005. Pengaruh Suplementasi Kapu-Kapu (Pistoia stratiotes I) dalam Ransum

terhadap Kolesterol pada Serum dan Daging Ayam Kampung. Udayana. Bali.

Wirahadikusumah, M. 1985. Biokimia Metabolisme Energi, Karbohidrat, Dan Lipid. ITB. Bandung. Wiryawan, W. 2003. Probiotik dan efektifitas perlakuannya pada ayam. Invovet edisi 107. Jakarta.

Gambar

Tabel 3. Pengaruh Antar Perlakuan Terhadap kadar HDL dan LDL.  No.  Perlakuan  HDL LDL  mg/dl   mg/dl  1  a 1 b 0 26,40±6,60 abc 116,13±27,32 b 2  a 1 b 1 12,47±1,27 c 176,80±10,00 ab 3  a 1 b 2 27,87±4,58 ab 129,70±16,10 ab 4  a 2 b 0 29,33±8,89 a 134,00±
Gambar 2. Grafik interaksi antara probiotik dengan jenis itik terhadap kadar LDL darah  Uji BNJ menunjukkan bahwa kadar LDL yang paling tinggi yaitu pada itik tegal (a 2 b 2 ) sebesar  182,50±28,90  mg/dl  dan  yang  paling  rendah  pada  itik  Magelang  (

Referensi

Dokumen terkait

(2012) yang menyatakan bahwa fertilitas terbaik pada itik didapatkan pada penambahan tepung kulit manggis 1 % karena pemberian antioksidan dengan kadar yang

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pemberian probiotik dengan dosis 5% pada pakan komersial dapat menghasilkan laju pertumbuhan dan efisiensi pakan

Hasil penelitian Manoppo et al (2017) menunjukan bahwa ekstrak bawang putih yang ditambahkan dalam pakan dengan dosis 15 g/kg pakan secara nyata meningkatkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak pemberian porsi pakan yang berbeda dan lama pencahayaan pada malam hari terhadap kadar kolesterol, LDL dan HDL darah

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian sekam padi tanpa dan dengan fermentasi yang disuplementasi daun sirih pada pakan itik bali betina

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan level pakan fungsional terhadap daya ikat air, susut masak dan keempukan daging ayam broiler dalam pakan berpengaruh

Salah satu penelitian menggunakan jamur Aspergillus niger pada fermentasi kulit buah kakao, antara kulit buah kakao yang difermentasi menggunakan jamur Aspergillus

secara In-vitro dengan sumber nitrogen berbeda yaitu sebesar 30,4986 %, dengan kisaran antara 28,6204 % sampai 32,8970 %, hasil penelitian ini lebih besar jika dibandingkan