• Tidak ada hasil yang ditemukan

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan,Inovasi,dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan,Inovasi,dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Seuramoe

PRIORITAS

BANDA ACEH - “Pengembangan

keprofesian berkelanjutan (PKB) guru sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena, itu kami telah menganggarkan dana 16,6 milyar untuk diseminasi program USAID PRIORITAS ke 10 kabupaten/kota nonmitra untuk pemerataan kualitas guru, kepala sekolah, dan pengawas di tahun 2016 ini,” kata Hasanuddin Darjo, Kepala Dinas Pendidikan Aceh saat membuka lokakarya perencanaan strategis PKB untuk guru, di Banda Aceh (21/12). Kegiatan PKB untuk para guru Aceh, tentang pelatihan peningkatan

kompetensi tenaga pendidik tahun 2016, bertajuk Pelatihan Pedagogik dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) untuk jenjang SD dan SMP.

“Tahap awal, dinas pendidikan bersama LPTK, LPMP Aceh, dan USAID PRIORITAS menyeleksi 40 orang fasilitator daerah (fasda) per-kab/kota,” jelas Suriadi Kasi Kurikulum Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Aceh. 40 fasda, terbagi atas 15 fasda pembelajaran dan 5 fasda MBS masing-masing jenjang dengan total 400 orang. “400 orang fasda akan menjadi motor penggerak di

kabupatennya,” tambah Suriadi.

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan,Inovasi,dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

Kunjungi kami di:

www.prioritaspendidikan.org

Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik

Setelah mengikuti ToT (Training of Trainers) di Banda Aceh, para fasda ini selanjutnya melatih pada tingkat sekolah di

kabupatennya. “Seluruh metode dan modul pelatihan kita adopsi dari program USAID PRIORITAS,” lanjut dia.

Dalam kegiatan ToT selama 7 hari itu, USAID PRIORITAS akan melibatkan 30 orang fasda tingkat provinsi yang akan memperkuat pendalaman Modul 1, 2 dan 3 bagi fasda Dinas Pendidikan Aceh yang terpilih. Termasuk saat pelatihan sekolah di tingkat kabupaten, 2 orang fasda provinsi dan 2 orang fasda kabupaten mitra USAID PRIORITAS akan mendampingi di 10 kabupaten/kota. Pelatihan tingkat kabupaten sendiri dilakukan secara berjenjang, yaitu mulai Modul 1 pada bulan Juli, Modul 2 pada bulan Oktober dan Modul 3 pada bulan November. Di setiap jeda pelatihan, para fasda akan melakukan pendampingan ke sekolah mitranya.

Semua pembiayaan diseminasi program USAID PRIORITAS di Aceh dibiayai oleh Dinas Pendidikan Provinsi melalui Anggaran Pendapatan Belanja Aceh Tahun 2016. Kecuali 3 hal yang dibiayai oleh USAID PRIORITAS, yaitu kegiatan sosialisasi program, persiapan ToT dan pendampingan pelatihan di kab/kota.

ISSN 2460 - 3880

Edisi XIII Okt - Des, 2015

Pemerintah Aceh Alokasi Rp. 16,6 M

untuk Pelatihan Guru di 10 Kab/Kota

Gambar Kiri: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh, Daud Pakeh, mendapat penjelasan dari siswa SDN 2 Lampahan Bener Meriah tentang pemanfaatan lingkungan untuk daur ulang air. Gambar Kanan: Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Hasanuddin Darjo, menebak “Tomat Ilmu - Mengenal Pemimpin Negeri” hasil karya siswa SMPN Percontohan, Aceh Tamiang. Keduanya terkesan dengan hasil karya yang dipamerkan dalam Unjuk Kar ya Praktik yang BaikTingkat Nasional di Gedung A Kemdikbud Jakarta (28/10).

Daftar Isi:

Rp. 2,1 M untuk Diseminasi di Kabupaten Mitra

Halaman 2

...

LPTK Perlu Melatih Guru Secara Kontinu

Halaman 3

...

Plural Form Bertema Snake and Ladder

Halaman 4

... Belajar Adaptasi dan Seleksi Alam dari Kupu-kupu yang Punah

Halaman 5

...

Hasil Karya Siswa Jadi Sumber Belajar

Halaman 5

...

Belajar Pengawetan Makanan dengan Telur Asin

Halaman 6

...

Jambo Baca, Pondok Baca Siswa Menunggu Jemputan

Halaman 6

...

Kantor Pemantauan Gunung Berapi Sebagai Sumber Belajar

Halaman 7

(2)

S E

Edisi XIII / Oktober - Desember 2015

Seuramoe Utama

Seuramoe

PRIORITAS

USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students.

Penanggungjawab: Ridwan Ibrahim; Tata Letak dan Editor:Teuku Meldi Kesuma; Tim Redaksi: Tim USAID PRIORITAS Aceh; Alamat: Komplek Dolog Desa Tanjung, Jl. Tanjung Indah Utama No 1 Desa Tanjong - Banda Aceh 23371. Telepon: (0651) 8011166, Fax(0651) 8011167. Kritik & Saran: tkesuma@prioritas.or.id. Sumbangan Naskah ditulis dalam format Microsoft Word dengan jumlah kata 200--350. Lampirkan foto yang relevan dengan tulisan dalam format JPG.

BANDA ACEH - Sejak program USAID PRIORITAS diluncurkan di Aceh, sebanyak Rp. 2.174.770.100 telah teralokasi untuk penyebarluasan (diseminasi) pelatihan Praktik yang Baik. Dana tersebut bersumber dari APBK (Anggaran Pendapatan Belanja

Kabupaten), BOS dan dana mandiri guru untuk meningkatkan kompetensinya. Pada akhir 2015, Dinas Pendidikan Aceh Tengah mengucurkan Rp. 72 juta untuk melatih guru, kepsek, pengawas dan komite SD terutama meningkatkan kemampuan guru mengajar di kelas. Kepala Dinas Pendidikan Aceh Tengah, Nasaruddin mengharapkan para peserta dapat membawa perubahan pembelajaran di sekolah.

“Kami harap para peserta dapat membawa ilmu baru ke sekolah dan menerapkannya secara menyeluruh,” kata Nasaruddin. “Apalagi kegiatan ini

menggunakan anggaran rakyat, berikanlah yang terbaik untuk masa depan anak-anak kita,” lanjutnya saat membuka kegiatan di Penggasing (3/10).

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan

Aceh Tamiang, Ikhwanuddin, di hadapan 433 orang guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah dasar se-Aceh Tamiang menegaskan perlunya keseriusan guru untuk berlatih agar terampil dalam proses pembelajaran, “Seperti juga para atlit, para guru dituntut terus berlatih agar makin terampil dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas,” kata Ihkwan saat membuka Diseminasi Pelatihan Modul 1 dan 2 USAID PRIORITAS jenjang SD di Aula SMPN 1 Manyak Payed (30/9). Di Pidie Jaya, SMPN 2 Meureudu dengan dana BOS dan mandiri guru melakukan diseminasi untuk seluruh guru. “Dengan diseminasi pelatihan ini kita harap mulai tahun ajaran 2016 kita dapat menerapkan sistem pembelajaran kontekstual yang lebih baik,” kata Abdul Jabbar, Kepala Sekolah SMPN 2 Meureudu.

Sebelumnya, kegiatan ini dibuka kepala dinas pendidikan Pidie Jaya, dengan harapan sesama guru dapat saling berbagi dan selalu mengasah ilmu untuk menjadi guru profesional.

Kabupaten Aceh Jaya melaksanakan diseminasi pelatihan Praktik yang Baik

Modul 2 dan Modul 3 untuk guru-guru SMP yang tergabung dalam MGMP di kabupaten tersebut (24/10). “Guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengelola kelas dan melaksanakan proses pembelajaran sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan,” kata Kabid Dikdas

Disdikpora Aceh Jaya, Abdul Jabar. Ia berharap hasilnya dapat ditularkan kepada guru lainnya agar kreativitas para guru dapat meningkat dan penyelenggaran MGMP dapat dilakukan secara mandiri, bermutu dan berkelanjutan.

Kabupaten Pidie, Bireun, Bener Meriah, Aceh Utara, dan Aceh Barat Daya juga melaksanakan diseminasi secara mandiri maupun menggunakan sumber dana APBK. Bahkan Kepala Dinas Pendidikan Pidie, Murthalamuddin mengajak seluruh guru jenjang pendidikan dasar untuk terus meningkatkan keterampilannya mengajar dengan cara mendiseminasikan pelatihan Praktik yang Baik USAID PRIORITAS secara mandiri dan memanfaatkan fasilitator daerah sebagai aset daerah dalam mempercepat peningkatan mutu pendidikan.***

Seuramoe Berita

Seuramoe

PRIORITAS

MEDAN – Sebanyak 68 orang pemangku

kepentingan pendidikan dari 16 sekolah/madrasah Aceh Tamiang, Aceh Utara, Aceh Barat Daya dan Pidie Jaya mengunjungi beberapa sekolah di Kota Medan (4-5/11). Para guru, kepala sekolah, komite sekolah, yang didampingi dinas pendidikan dan kemenag mendapatkan gambaran praktik yang baik pelaksanaan pembelajaran dan manajemen di sekolah-sekolah mitra USAID PRIORITAS. Muhammad, Komite MIN Bandar Maligei Aceh Tamiang, mengaku mendapat pengalaman baru meningkatkan partisipasi orangtua, masyarakat, dan pihak lain di madrasah. “Pelajaran ini menjadi bekal kami untuk meningkatkan kerjasama dengan masyarakat/ lembaga/ badan di luar sekolah,” ujar Muhammad. Sementara Asmidiana, guru SDN Teupin Pukat Pidie Jaya, mengaku mendapatkan pelajaran berharga mengenai proses pembelajaran aktif.

“Cara belajar siswa, cara guru mengelola pembelajaran di kelas, pendekatan guru ke siswa yang penuh kasih sayang, semua

menjadi pelajaran berharga bagi kami dalam kunjungan ini,” kata Asmidiana. Selama dua hari peserta mengunjungi MIN Medan Barat, SDN 060843, SMPN 16 Medan dan MTsN 2 Medan. Guru, kepala sekolah, dan komite yang mengikuti kunjungan ini merupakan perwakilan dari 16 sekolah/madrasah yang terseleksi menjadi Sekolah Praktik yang Baik atau Good Practice School (GPS). Sekolah GPS adalah sekolah mitra USAID PRIORITAS yang menunjukkan praktik yang baik di lingkungan sekolah, kegiatan guru dan siswa, kepemimpinan sekolah, dan partisipasi masyarakat.

Empat sekolah GPS mewakili jenjang terpilih di tiap daerah kab/kota mitra USAID PRIORITAS. Sekolah GPS diproyeksikan menjadi pusat layanan pengembangan profesional dan akan menjadi pusat kunjungan sekolah lain. “Kami berharap hasil kunjungan belajar ini dapat diadopsi dan dilaksanakan di sekolah dan madrasah di Aceh Utara,” harap Zulkifli Idris Kakan Kemenag Aceh Utara.***

BANDA ACEH — Rektor Universitas

Syiah Kuala, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, menyatakan bahwa Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) perlu melatih guru secara kontinu agar guru selalu terlatih dan mendapatkan ilmu yang baru.

“Di Jepang, setiap musim panas sekolah diliburkan, guru-guru masuk ke

universitas untuk belajar kembali selama satu bulan, memperoleh ilmu baru dan mengembangkan diri dalam

pembelajaran,” Samsul menjelaskan pengalaman saat menjadi mahasiswa di Jepang. Dia berharap guru di Aceh secara berkala dapat kembali ke universitas untuk belajar saat liburan sekolah. Usulan ini disampaikan pada kegiatan

Lokakarya Perencanaan Bisnis Strategis LPTK yang dihadiri civitas akademik Universitas Syiah Kuala, Universitas Islam Negeri Ar Raniry, Universitas

Muhammadiyah Aceh, Universitas Al Muslim Bireuen, Universitas Jabal Gafur Pidie dan Universitas Serambi Mekkah serta perwakilan dari Dinas Pendidikan dan Kanwil Kemenag Aceh.

Kegiatan yang bertema “Peluang dan Tantangan LPTK Sebagai Service Provider” berlangsung sehari di Hotel Hermes Banda Aceh (12/10). Para peserta membahas berbagai topik, di antaranya identifikasi, dan pemetaan mitra potensial, sumber daya, donor yang bisa diakses, dan bentuk layanan yang bisa diberikan, untuk memperkuat peran LPTK sebagai penyedia layanan atau service provider untuk mampu menyediakan pelatihan yang sesuai kebutuhan guru.

Peran LPTK diharapkan dapat

memberikan kontribusi signifikan dalam berbagai pelatihan seperti pembelajaran PAKEM/CTL, MBS, Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penyusunan dan

pengembangan Renstra Pendidikan, Pemetaan dan Penataan Guru, dan berbagai aspek pendidikan yang lain.

Perkembangannya, peran LPTK adalah berupa pemberian Pre-Service Training bagi mahasiswa calon guru, secara individual para dosen banyak diminta memberikan pelatihan In-Service Training bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas serta memberikan layanan konsultasi bagi dinas pendidikan dan kantor Kemenag.

Kemitraan LPTK Unsyiah dan UIN Ar Raniry dengan USAID PRIORITAS telah mengembangkan berbagai bentuk kerja sama, di antaranya (1) Menguatkan program praktik mengajar untuk mahasiswa (pra jabatan) dan pendidikan profesi guru (dalam jabatan); (2) Melatih dosen secara langsung tentang praktik pembelajaran yang baik; (3) Melibatkan dosen dalam pelatihan di tingkat kabupaten/kota dan sekolah; (4) Melatih sekolah lab dan sekolah mitra LPTK terpilih; (5) Membantu LPTK dalam pengembangan/revisi kurikulum pendidikan guru pra dan dalam jabatan; (6) Mendukung pengembangan LPTK sebagai penyedia layanan (service provider) untuk pendidikan dalam jabatan; dan (7) Melaksanakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) bersama guru. ***

Hingga Desember 2015, Rp. 2,1 M

Teralokasi untuk Diseminasi di Kabupaten Mitra

USAID PRIORITAS/ Teuku Meldi

Foto: (1) Guru melakukan praktik pembelajaran di sekolah pada diseminasi pelatihan praktik yang baik dalam pembelajaran jenjang

SD di Bener Meriah; (2) Komite sekolah, Kepsek

dan Guru duduk bersama merencanakan program sekolah pada diseminasi Pelatihan Manajemen Berbasis

Sekolah di Aceh Tamiang; (3) Kelompok mapel dalam pelatihan Praktik yang Baik jenjang SMP di Bireuen.

Dokumentasi Diseminasi

Edisi XIII / Oktober - Desember 2015

LPTK Perlu Melatih

Guru Secara Kontinu

Kunjung Belajar Sekolah

Praktik yang Baik

GPS Kohor 2:

Pidie Jaya: SDN Teupin Pukat, MIN Ulee Gle, SMPN 1 Meureudu, MTsN 1 Meureudu. Aceh Utara: MIN Seunuddon, SDN 16 Tanah Jambo Aye, MTsN 1 Tanah Jambo Aye, SMPN 1 Seunuddon. Aceh Tamiang: SDN Seruway, MIN Bandar Maligei, SMPN 4 Percontohan, MTsN Seruway. Aceh Barat Daya: SDN 2 Lembah Sabil, MIN Lamkuta, SMPN 1 Susoh, MTsN Unggul Susoh.

Kakankemenag Aceh Utara berdialog dengan siswa saat ikut serta kunjungan belajar sekolah praktik yang baik di Kota Medan

USAID PRIORIT

AS/

Teuku Meldi

Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng.

USAID PRIORITAS/ Teuku Meldi

Nama 10 Kab/Kota Diseminasi Program USAID PRIORITAS Aceh

oleh Dinas Pendidikan Aceh

- Kabupaten Aceh Barat

- Kabupaten Nagan Raya - Kabupaten Aceh Singkil - Kabupaten Simeulue - Kabupaten Aceh Selatan - Kabupaten Gayo Lues - Kabupaten Aceh Tenggara - Kota Lhokseumawe - Kota Langsa - Kota Subulussalam

Statistik Diseminasi

di Kabupaten Mitra

• Pembelajaran SMP/MTs: 357 sekolah

• Pembelajaran SD/MI: 948 sekolah • MBS: 216 sekolah

• Inklusi: 59 sekolah (SD) Melibatkan:

• Guru: 909 orang

• Kepsek & Komite: 468 orang

1

3

2

(3)

S E

Edisi XIII / Oktober - Desember 2015

Seuramoe Utama

Seuramoe

PRIORITAS

USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students.

Penanggungjawab: Ridwan Ibrahim; Tata Letak dan Editor:Teuku Meldi Kesuma; Tim Redaksi: Tim USAID PRIORITAS Aceh; Alamat: Komplek Dolog Desa Tanjung, Jl. Tanjung Indah Utama No 1 Desa Tanjong - Banda Aceh 23371. Telepon: (0651) 8011166, Fax(0651) 8011167. Kritik & Saran: tkesuma@prioritas.or.id. Sumbangan Naskah ditulis dalam format Microsoft Word dengan jumlah kata 200--350. Lampirkan foto yang relevan dengan tulisan dalam format JPG.

BANDA ACEH - Sejak program USAID PRIORITAS diluncurkan di Aceh, sebanyak Rp. 2.174.770.100 telah teralokasi untuk penyebarluasan (diseminasi) pelatihan Praktik yang Baik. Dana tersebut bersumber dari APBK (Anggaran Pendapatan Belanja

Kabupaten), BOS dan dana mandiri guru untuk meningkatkan kompetensinya. Pada akhir 2015, Dinas Pendidikan Aceh Tengah mengucurkan Rp. 72 juta untuk melatih guru, kepsek, pengawas dan komite SD terutama meningkatkan kemampuan guru mengajar di kelas. Kepala Dinas Pendidikan Aceh Tengah, Nasaruddin mengharapkan para peserta dapat membawa perubahan pembelajaran di sekolah.

“Kami harap para peserta dapat membawa ilmu baru ke sekolah dan menerapkannya secara menyeluruh,” kata Nasaruddin. “Apalagi kegiatan ini

menggunakan anggaran rakyat, berikanlah yang terbaik untuk masa depan anak-anak kita,” lanjutnya saat membuka kegiatan di Penggasing (3/10).

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan

Aceh Tamiang, Ikhwanuddin, di hadapan 433 orang guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah dasar se-Aceh Tamiang menegaskan perlunya keseriusan guru untuk berlatih agar terampil dalam proses pembelajaran, “Seperti juga para atlit, para guru dituntut terus berlatih agar makin terampil dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas,” kata Ihkwan saat membuka Diseminasi Pelatihan Modul 1 dan 2 USAID PRIORITAS jenjang SD di Aula SMPN 1 Manyak Payed (30/9). Di Pidie Jaya, SMPN 2 Meureudu dengan dana BOS dan mandiri guru melakukan diseminasi untuk seluruh guru. “Dengan diseminasi pelatihan ini kita harap mulai tahun ajaran 2016 kita dapat menerapkan sistem pembelajaran kontekstual yang lebih baik,” kata Abdul Jabbar, Kepala Sekolah SMPN 2 Meureudu.

Sebelumnya, kegiatan ini dibuka kepala dinas pendidikan Pidie Jaya, dengan harapan sesama guru dapat saling berbagi dan selalu mengasah ilmu untuk menjadi guru profesional.

Kabupaten Aceh Jaya melaksanakan diseminasi pelatihan Praktik yang Baik

Modul 2 dan Modul 3 untuk guru-guru SMP yang tergabung dalam MGMP di kabupaten tersebut (24/10). “Guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengelola kelas dan melaksanakan proses pembelajaran sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan,” kata Kabid Dikdas

Disdikpora Aceh Jaya, Abdul Jabar. Ia berharap hasilnya dapat ditularkan kepada guru lainnya agar kreativitas para guru dapat meningkat dan penyelenggaran MGMP dapat dilakukan secara mandiri, bermutu dan berkelanjutan.

Kabupaten Pidie, Bireun, Bener Meriah, Aceh Utara, dan Aceh Barat Daya juga melaksanakan diseminasi secara mandiri maupun menggunakan sumber dana APBK. Bahkan Kepala Dinas Pendidikan Pidie, Murthalamuddin mengajak seluruh guru jenjang pendidikan dasar untuk terus meningkatkan keterampilannya mengajar dengan cara mendiseminasikan pelatihan Praktik yang Baik USAID PRIORITAS secara mandiri dan memanfaatkan fasilitator daerah sebagai aset daerah dalam mempercepat peningkatan mutu pendidikan.***

Seuramoe Berita

Seuramoe

PRIORITAS

MEDAN – Sebanyak 68 orang pemangku

kepentingan pendidikan dari 16 sekolah/madrasah Aceh Tamiang, Aceh Utara, Aceh Barat Daya dan Pidie Jaya mengunjungi beberapa sekolah di Kota Medan (4-5/11). Para guru, kepala sekolah, komite sekolah, yang didampingi dinas pendidikan dan kemenag mendapatkan gambaran praktik yang baik pelaksanaan pembelajaran dan manajemen di sekolah-sekolah mitra USAID PRIORITAS. Muhammad, Komite MIN Bandar Maligei Aceh Tamiang, mengaku mendapat pengalaman baru meningkatkan partisipasi orangtua, masyarakat, dan pihak lain di madrasah. “Pelajaran ini menjadi bekal kami untuk meningkatkan kerjasama dengan masyarakat/ lembaga/ badan di luar sekolah,” ujar Muhammad. Sementara Asmidiana, guru SDN Teupin Pukat Pidie Jaya, mengaku mendapatkan pelajaran berharga mengenai proses pembelajaran aktif.

“Cara belajar siswa, cara guru mengelola pembelajaran di kelas, pendekatan guru ke siswa yang penuh kasih sayang, semua

menjadi pelajaran berharga bagi kami dalam kunjungan ini,” kata Asmidiana. Selama dua hari peserta mengunjungi MIN Medan Barat, SDN 060843, SMPN 16 Medan dan MTsN 2 Medan. Guru, kepala sekolah, dan komite yang mengikuti kunjungan ini merupakan perwakilan dari 16 sekolah/madrasah yang terseleksi menjadi Sekolah Praktik yang Baik atau Good Practice School (GPS). Sekolah GPS adalah sekolah mitra USAID PRIORITAS yang menunjukkan praktik yang baik di lingkungan sekolah, kegiatan guru dan siswa, kepemimpinan sekolah, dan partisipasi masyarakat.

Empat sekolah GPS mewakili jenjang terpilih di tiap daerah kab/kota mitra USAID PRIORITAS. Sekolah GPS diproyeksikan menjadi pusat layanan pengembangan profesional dan akan menjadi pusat kunjungan sekolah lain. “Kami berharap hasil kunjungan belajar ini dapat diadopsi dan dilaksanakan di sekolah dan madrasah di Aceh Utara,” harap Zulkifli Idris Kakan Kemenag Aceh Utara.***

BANDA ACEH — Rektor Universitas

Syiah Kuala, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, menyatakan bahwa Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) perlu melatih guru secara kontinu agar guru selalu terlatih dan mendapatkan ilmu yang baru.

“Di Jepang, setiap musim panas sekolah diliburkan, guru-guru masuk ke

universitas untuk belajar kembali selama satu bulan, memperoleh ilmu baru dan mengembangkan diri dalam

pembelajaran,” Samsul menjelaskan pengalaman saat menjadi mahasiswa di Jepang. Dia berharap guru di Aceh secara berkala dapat kembali ke universitas untuk belajar saat liburan sekolah. Usulan ini disampaikan pada kegiatan

Lokakarya Perencanaan Bisnis Strategis LPTK yang dihadiri civitas akademik Universitas Syiah Kuala, Universitas Islam Negeri Ar Raniry, Universitas

Muhammadiyah Aceh, Universitas Al Muslim Bireuen, Universitas Jabal Gafur Pidie dan Universitas Serambi Mekkah serta perwakilan dari Dinas Pendidikan dan Kanwil Kemenag Aceh.

Kegiatan yang bertema “Peluang dan Tantangan LPTK Sebagai Service Provider” berlangsung sehari di Hotel Hermes Banda Aceh (12/10). Para peserta membahas berbagai topik, di antaranya identifikasi, dan pemetaan mitra potensial, sumber daya, donor yang bisa diakses, dan bentuk layanan yang bisa diberikan, untuk memperkuat peran LPTK sebagai penyedia layanan atau service provider untuk mampu menyediakan pelatihan yang sesuai kebutuhan guru.

Peran LPTK diharapkan dapat

memberikan kontribusi signifikan dalam berbagai pelatihan seperti pembelajaran PAKEM/CTL, MBS, Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penyusunan dan

pengembangan Renstra Pendidikan, Pemetaan dan Penataan Guru, dan berbagai aspek pendidikan yang lain.

Perkembangannya, peran LPTK adalah berupa pemberian Pre-Service Training bagi mahasiswa calon guru, secara individual para dosen banyak diminta memberikan pelatihan In-Service Training bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas serta memberikan layanan konsultasi bagi dinas pendidikan dan kantor Kemenag.

Kemitraan LPTK Unsyiah dan UIN Ar Raniry dengan USAID PRIORITAS telah mengembangkan berbagai bentuk kerja sama, di antaranya (1) Menguatkan program praktik mengajar untuk mahasiswa (pra jabatan) dan pendidikan profesi guru (dalam jabatan); (2) Melatih dosen secara langsung tentang praktik pembelajaran yang baik; (3) Melibatkan dosen dalam pelatihan di tingkat kabupaten/kota dan sekolah; (4) Melatih sekolah lab dan sekolah mitra LPTK terpilih; (5) Membantu LPTK dalam pengembangan/revisi kurikulum pendidikan guru pra dan dalam jabatan; (6) Mendukung pengembangan LPTK sebagai penyedia layanan (service provider) untuk pendidikan dalam jabatan; dan (7) Melaksanakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) bersama guru. ***

Hingga Desember 2015, Rp. 2,1 M

Teralokasi untuk Diseminasi di Kabupaten Mitra

USAID PRIORITAS/ Teuku Meldi

Foto: (1) Guru melakukan praktik pembelajaran di sekolah pada diseminasi pelatihan praktik yang baik dalam pembelajaran jenjang

SD di Bener Meriah; (2) Komite sekolah, Kepsek

dan Guru duduk bersama merencanakan program sekolah pada diseminasi Pelatihan Manajemen Berbasis

Sekolah di Aceh Tamiang; (3) Kelompok mapel dalam pelatihan Praktik yang Baik jenjang SMP di Bireuen.

Dokumentasi Diseminasi

Edisi XIII / Oktober - Desember 2015

LPTK Perlu Melatih

Guru Secara Kontinu

Kunjung Belajar Sekolah

Praktik yang Baik

GPS Kohor 2:

Pidie Jaya: SDN Teupin Pukat, MIN Ulee Gle, SMPN 1 Meureudu, MTsN 1 Meureudu. Aceh Utara: MIN Seunuddon, SDN 16 Tanah Jambo Aye, MTsN 1 Tanah Jambo Aye, SMPN 1 Seunuddon. Aceh Tamiang: SDN Seruway, MIN Bandar Maligei, SMPN 4 Percontohan, MTsN Seruway. Aceh Barat Daya: SDN 2 Lembah Sabil, MIN Lamkuta, SMPN 1 Susoh, MTsN Unggul Susoh.

Kakankemenag Aceh Utara berdialog dengan siswa saat ikut serta kunjungan belajar sekolah praktik yang baik di Kota Medan

USAID PRIORIT

AS/

Teuku Meldi

Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng.

USAID PRIORITAS/ Teuku Meldi

Nama 10 Kab/Kota Diseminasi Program USAID PRIORITAS Aceh

oleh Dinas Pendidikan Aceh

- Kabupaten Aceh Barat

- Kabupaten Nagan Raya - Kabupaten Aceh Singkil - Kabupaten Simeulue - Kabupaten Aceh Selatan - Kabupaten Gayo Lues - Kabupaten Aceh Tenggara - Kota Lhokseumawe - Kota Langsa - Kota Subulussalam

Statistik Diseminasi

di Kabupaten Mitra

• Pembelajaran SMP/MTs: 357 sekolah

• Pembelajaran SD/MI: 948 sekolah • MBS: 216 sekolah

• Inklusi: 59 sekolah (SD) Melibatkan:

• Guru: 909 orang

• Kepsek & Komite: 468 orang

1

3

2

(4)

Seuramoe

PRIORITAS

Seuramoe

PRIORITAS

DALAM pembelajaran, guru didorong

untuk lebih kreatif dan memberikan materi yang tidak membosankan bagi siswa. Guru sangat memerlukan metode dan teknik-teknik baru dalam mengajar, termasuk mencari dan menciptakan media pembelajaran yang sederhana serta mudah dimengerti oleh siswa. Kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bener Meriah, Darwin MH, “Kreatif tidak harus mahal, tapi dapat memanfaatkan lingkungan di

sekitar sekolah dan barang bekas sebagai

media

pembelajaran,” lanjutnya.***

Foto: Sri Wahyuni / DC Aceh Jaya

Media pembelajaran ini dilatarbelakangi oleh kurang pahamnya siswa untuk mengubah bentuk kata benda yaitu dari bentuk tunggal menjadi bentuk jamak. Selain itu untuk menepis pemahaman sebagian siswa kelas VII yang menganggap bentuk jamak itu cukup menambahkan huruf “S” di belakang kata benda. Hal itu terlihat dari hasil tulis mereka selama ini, dalam menggunakan kalimat yang mengandung kata benda jamak. Padahal untuk membentuk kata benda bentuk jamak terdapat beberapa aturan seperti, menambahkan huruf “es” di belakang kata benda berakhiran huruf “ch, sh, ss, x, z”. Aturan lain yaitu dari kata benda yang berakhiran “f” atau “fe” dengan terlebih dahulu merubah “f” menjadi “v” + es / “fe” menjadi “ve” + s

bahkan sampai kata benda yang tidak beraturan perubahan bentuk jamaknya seperti “child” menjadi “children”. Masih ada beberapa aturan lain dalam pembetukan kata benda bentuk tunggal menjadi jamak.

Karena itu kami mencoba membuat media pembelajaran yang menarik dan berwarna-warni disertai gambar dengan bahan mudah dan murah. Salah satunya dengan permainan “snake and ladder” sebagai media pembelajaran. Komponen permainan snake and ladder ini terdiri atas papan permainan (berupa 36 bidang kotak yang berisikan kata benda yang bervariasi dalam aturan pembentukan “plural form” nya). Papan ini juga berisi instruksi bahwa pemain harus mengganti

singular form menjadi plural form. Bahan

lain pendukung permainan ini adalah bidak dan dadu besar dari kertas karton. Adapun bahan yang harus disediakan yaitu: kertas karton putih, spidol, pensil warna, penggaris, dan bidak.

Permainan ini dapat dimainkan secara individu atau berkelompok. Cara mainnya mirip permainan ular tangga biasa. Pertama, guru meminta siswa berpasangan dan dimulai dengan mengocok dadu secara bergiliran, siswa melangkahi kotak demi kotak pada papan permainan dengan bidak sesuai jumlah mata yang muncul pada dadu. Siswa yang bidaknya berhenti pada kotak tersebut harus mengubah kata benda tersebut menjadi bentuk “plural form” secara tertulis dan mengucapkannya dengan tepat permainan di lanjutkan hingga mencapai finish. Pada permainan ini, jika ada pemain yang berhenti di kotak dengan gambar kaki tangga, dia berhak menaiki tangga sampai ke kotak di ujung tangga. Sebaliknya jika pemain berhenti di kepala ular, maka harus turun ke kotak bergambar ekor di bawahnya. Bagi siswa yang tidak mampu mengubah bentuk “plural form”nya, maka bidak pemain kembali lagi ke tempat semula

Namun yang terpenting dalam permainan ini adalah siswa mengetahui ada aturan-aturan tertentu dalam membentuk plural

form sebuah benda dalam bahasa Inggris.

Di samping itu siswa memperoleh tambahan kosa kata baru khususnya kata benda melalui media pembelajaran yang menarik tersebut. ***

BANYAK siswa mengaku senang belajar Biologi karena apa yang dipelajari dekat dengan kehidupan sehari-hari. Tetapi Biologi yang faktual tidak cukup hanya teori saja, karena belajar Biologi perlu pemahaman mendalam, terutama dalam mengajarkan siswa untuk mengaplikasikan ilmu Biologi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kami membuat media sederhana untuk memberi pemahaman tentang materi Adaptasi dan Seleksi Alam yaitu menggunakan media Kupu-Kupu “Biston betularia”.

Bahan yang digunakan adalah papan triplek, paku kecil, kain berwarna hitam, gunting, kertas warna (putih, kuning, hijau, biru, merah, hitam), peniti kecil dan selotip perekat. Papan triplek dipotong dengan ukuran 30 X 40 cm sebanyak 4 lembar. Selanjutnya papan triplek yang sudah dibentuk dan ditutup dengan kain hitam yang dianalogikan sebagai jelaga/asap

hitam akibat pencemaran udara. Potong kertas menjadi bentuk kupu-kupu masing-masing warna beberapa buah. Gunakan peniti sebagai badan kupu-kupu. Bungkus peniti dengan kertas yang warnanya sama dengan sayap kupu-kupu. Kemudian badan kupu-kupu yang terbuat dari peniti dipasang di papan triplek yang sudah dilapisi kain hitam.

Selanjutnya, siswa dibagi menjadi 5 kelompok kecil (sesuai jumlah media). Di setiap kelompok, seorang siswa bertugas memegang papan triplek yang berisi kupu-kupu Biston betularia. Siswa lain bertindak sebagai predator dengan cara menghitung jumlah kupu-kupu dari jarak yang semakin jauh. Siswa yang menjadi predator menggunakan lembar pengamatan. Jumlah kupu-kupu yang terlihat adalah kupu-kupu yang akan dimangsa oleh mereka (predator). Kupu-kupu yang tidak

terlihat adalah kupu-kupu yang selamat dan akan meneruskan generasi Biston

betularia.

Proses berikutnya adalah menganalisis lembar pengamatan siswa. Hasilnya kupu-kupu yang berwarna cerah lebih banyak yang menjadi mangsa predator, sedangkan yang berwarna gelap hanya sedikit menjadi mangsa. Hal tersebut terjadi karena kupu-kupu yang berwarna gelap lebih sulit terlihat oleh predator karena lingkungan tertutup oleh jelaga atau asap polusi.

Kesimpulannya, kupu-kupu Biston

betularia yang berwarna cerah punah

akibat tidak mampu beradaptasi terhadap lingkungan yang berubah menjadi gelap dan kotor pada masa revolusi industri di Inggris. Sebelum revolusi industri, Biston

betularia yang berwarna hitam banyak

dimangsa oleh predator. Tetapi saat revolusi industri terjadi dan asap hitam mencemari udara, Biston betularia yang berwarna gelap lebih adaptif dibanding dengan yang berwarna cerah. Peristiwa ini terjadi karena adanya proses adaptasi dan seleksi alam.

“IBU, besok kita belajar matematika

seperti hari ini lagi ya,” kata Dayat salah seorang siswa kelas 2 SDN 2 Garot Pidie Aceh. Terlihat semua siswa menulis tanda bintang pada kertas refleksinya yang berarti mereka sangat menyukai pembelajaran hari ini. Muslih Hidayat dan teman-temannya belajar mengenal bangun datar dalam pembelajaran Matematika. Hal yang menyenangkan bagi siswa adalah menjawab kuis melalui permainan bangun datar.

Awalnya kelas guru telah menyiapkan media pembelajaran matematika kelas awal yang terbuat dari karton dan beberapa gambar. Siswa dibagi atas beberapa kelompok dan berpasangan. Guru membuka pembelajaran dengan menjelaskan media pembelajaran yang telah dipersiapkan, dilanjutkan dengan tanya jawab.

Edisi XIII / Oktober - Desember 2015 Edisi XIII / Oktober - Desember 2015

Belajar Adaptasi dan Seleksi Alam dari Kupu-kupu yang Punah

Pembelajaran IPA di SMP Negeri I Bendahara - Kab. Aceh Tamiang

Oleh: Tina Mardiana, S.Pd. Pembelajaran Bahasa Inggris di MTsN Peudada, Kab. Bireuen

Plural Form Bertema Snake and Ladder

Oleh Laini Wati S.Pd

Game Bangun Datar, Media Belajar Matematika

Oleh Yunasri

Pembelajaran Matematika di SDN 2 Garot – Kab. Pidie

Hasil Karya Siswa Jadi Sumber Belajar

DINDING dalam

ruang pelatihan banyak dipajang kertas plano dan kertas-kertas post-it kecil dengan berbagai tulisan. Model pelatihan yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS tersebut awalnya menjadi aneh dan terkesan membuang anggaran. Kesan tersebut diungkapkan oleh Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Aceh Barat Daya, Gusvizarni SPd. “Awalnya, pola pelatihan dan pembelajaran yang dikembangkan ini terkesan banyak menempel kertas dan membuang anggaran. Ternyata setelah kita laksanakan di sekolah, kini kita pahami hasil karya siswa tersebut menjadi sumber belajar dan pengetahuan bagi siswa itu sendiri

dan siswa lainnya,” jelas Gusvizarni. Ia juga mengingatkan guru untuk selalu kreatif dalam mengajar. “Kreatif adalah kunci utama bagi guru dalam mengajar di kelas. Dalam pelatihan ini pula peserta dituntut untuk lebih kreatif sehingga sekembalinya ke sekolah nanti akan kelihatan perubahan dalam mengajar,” katanya

Untuk mendiseminasikan Praktik yang Baik tersebut ke sekolah lainnya, beberapa pelatihanpun dilaksanakan dengan sumber anggaran dari APBK 2015. “Kami berharap bukan hanya sekolah mitra USAID PRIORITAS saja yang berubah, tapi semua sekolah di kabupaten ini dapat berubah lebih baik dalam pembelajaran,” harap Gusvizarni, yang juga telah menganggarkan diseminasi di tahun 2016.***

Media Pembelajaran

Tidak Perlu Mahal

Selanjutnya setiap kelompok bermain permainan bangun datar dan menjawab kuis yang telah dipersiapkan. Masing-masing Kelompok diberi kesempatan menjawab satu kuis secara langsung dan menemukan jawabannya benar atau salah. Misalnya berapa jumlah sisi pada bangun datar atau jumlah sudut dari masing-masing bangun datar. Jika jawabannya salah, maka kelompok lain pula mendapat giliran untuk bergabung dengan

kelompok kecil sehingga jumlahnya menjadi 4 siswa, begitu seterusnya hingga mendapatkan jawaban yang benar. Setelah semua pasangan berkesempatan bermain dan menjawab pertanyaan, perbelajaran matematika dilanjutkan dengan membuat sebuah gambar bangun datar yang disukai siswa pada lembar kerja (LK) yang sudah disediakan. Siswa secara bebas mengambarkan bangun

datar yang mereka ketahui dan mewarnainya. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk menuliskan judul gambarnya dan menceritakan hasil gambar bangun datar yang dibuatnya kepada siswa lain sebelum dipajangkan. Ini adalah model pembelajaran yang sangat menyenangkan bagi siswa dan membuat siswa menyenangi

pembelajaran matematika. Bukan hanya itu, mereka juga lebih mudah memahami materi pembelajaran, kesuimpulannya mereka belajar sambil bermain.***

Gambar Kiri: Siswa melakukan pengamatan di halaman sekolah. Gambar Kanan: Media Biston Betularia

Seuramoe Praktik yang Baik

Seuramoe Praktik yang Baik

Siswa mempraktikkan Plural Form (Gambar Atas). Hasil karya siswa (Gambar Kanan)

Gusvizarni, S.Pd Kabid Dikdas, Disdik Abdya

Darwin, MH Kadisdik Bener Meriah

USAID PRIORIT

AS/ Rahmi Jafar

USAID PRIORIT

AS/ Mashadi

Siswa sedang bermain game bangun datar.

Warna Kupu-kupu

Biston betularia

Jumlah

Putih/cerah

Kuning

Hijau

Biru

Merah

Hitam

Lembar pengamatan

(5)

Seuramoe

PRIORITAS

Seuramoe

PRIORITAS

DALAM pembelajaran, guru didorong

untuk lebih kreatif dan memberikan materi yang tidak membosankan bagi siswa. Guru sangat memerlukan metode dan teknik-teknik baru dalam mengajar, termasuk mencari dan menciptakan media pembelajaran yang sederhana serta mudah dimengerti oleh siswa. Kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bener Meriah, Darwin MH, “Kreatif tidak harus mahal, tapi dapat memanfaatkan lingkungan di

sekitar sekolah dan barang bekas sebagai

media

pembelajaran,” lanjutnya.***

Foto: Sri Wahyuni / DC Aceh Jaya

Media pembelajaran ini dilatarbelakangi oleh kurang pahamnya siswa untuk mengubah bentuk kata benda yaitu dari bentuk tunggal menjadi bentuk jamak. Selain itu untuk menepis pemahaman sebagian siswa kelas VII yang menganggap bentuk jamak itu cukup menambahkan huruf “S” di belakang kata benda. Hal itu terlihat dari hasil tulis mereka selama ini, dalam menggunakan kalimat yang mengandung kata benda jamak. Padahal untuk membentuk kata benda bentuk jamak terdapat beberapa aturan seperti, menambahkan huruf “es” di belakang kata benda berakhiran huruf “ch, sh, ss, x, z”. Aturan lain yaitu dari kata benda yang berakhiran “f” atau “fe” dengan terlebih dahulu merubah “f” menjadi “v” + es / “fe” menjadi “ve” + s

bahkan sampai kata benda yang tidak beraturan perubahan bentuk jamaknya seperti “child” menjadi “children”. Masih ada beberapa aturan lain dalam pembetukan kata benda bentuk tunggal menjadi jamak.

Karena itu kami mencoba membuat media pembelajaran yang menarik dan berwarna-warni disertai gambar dengan bahan mudah dan murah. Salah satunya dengan permainan “snake and ladder” sebagai media pembelajaran. Komponen permainan snake and ladder ini terdiri atas papan permainan (berupa 36 bidang kotak yang berisikan kata benda yang bervariasi dalam aturan pembentukan “plural form” nya). Papan ini juga berisi instruksi bahwa pemain harus mengganti

singular form menjadi plural form. Bahan

lain pendukung permainan ini adalah bidak dan dadu besar dari kertas karton. Adapun bahan yang harus disediakan yaitu: kertas karton putih, spidol, pensil warna, penggaris, dan bidak.

Permainan ini dapat dimainkan secara individu atau berkelompok. Cara mainnya mirip permainan ular tangga biasa. Pertama, guru meminta siswa berpasangan dan dimulai dengan mengocok dadu secara bergiliran, siswa melangkahi kotak demi kotak pada papan permainan dengan bidak sesuai jumlah mata yang muncul pada dadu. Siswa yang bidaknya berhenti pada kotak tersebut harus mengubah kata benda tersebut menjadi bentuk “plural form” secara tertulis dan mengucapkannya dengan tepat permainan di lanjutkan hingga mencapai finish. Pada permainan ini, jika ada pemain yang berhenti di kotak dengan gambar kaki tangga, dia berhak menaiki tangga sampai ke kotak di ujung tangga. Sebaliknya jika pemain berhenti di kepala ular, maka harus turun ke kotak bergambar ekor di bawahnya. Bagi siswa yang tidak mampu mengubah bentuk “plural form”nya, maka bidak pemain kembali lagi ke tempat semula

Namun yang terpenting dalam permainan ini adalah siswa mengetahui ada aturan-aturan tertentu dalam membentuk plural

form sebuah benda dalam bahasa Inggris.

Di samping itu siswa memperoleh tambahan kosa kata baru khususnya kata benda melalui media pembelajaran yang menarik tersebut. ***

BANYAK siswa mengaku senang belajar Biologi karena apa yang dipelajari dekat dengan kehidupan sehari-hari. Tetapi Biologi yang faktual tidak cukup hanya teori saja, karena belajar Biologi perlu pemahaman mendalam, terutama dalam mengajarkan siswa untuk mengaplikasikan ilmu Biologi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kami membuat media sederhana untuk memberi pemahaman tentang materi Adaptasi dan Seleksi Alam yaitu menggunakan media Kupu-Kupu “Biston betularia”.

Bahan yang digunakan adalah papan triplek, paku kecil, kain berwarna hitam, gunting, kertas warna (putih, kuning, hijau, biru, merah, hitam), peniti kecil dan selotip perekat. Papan triplek dipotong dengan ukuran 30 X 40 cm sebanyak 4 lembar. Selanjutnya papan triplek yang sudah dibentuk dan ditutup dengan kain hitam yang dianalogikan sebagai jelaga/asap

hitam akibat pencemaran udara. Potong kertas menjadi bentuk kupu-kupu masing-masing warna beberapa buah. Gunakan peniti sebagai badan kupu-kupu. Bungkus peniti dengan kertas yang warnanya sama dengan sayap kupu-kupu. Kemudian badan kupu-kupu yang terbuat dari peniti dipasang di papan triplek yang sudah dilapisi kain hitam.

Selanjutnya, siswa dibagi menjadi 5 kelompok kecil (sesuai jumlah media). Di setiap kelompok, seorang siswa bertugas memegang papan triplek yang berisi kupu-kupu Biston betularia. Siswa lain bertindak sebagai predator dengan cara menghitung jumlah kupu-kupu dari jarak yang semakin jauh. Siswa yang menjadi predator menggunakan lembar pengamatan. Jumlah kupu-kupu yang terlihat adalah kupu-kupu yang akan dimangsa oleh mereka (predator). Kupu-kupu yang tidak

terlihat adalah kupu-kupu yang selamat dan akan meneruskan generasi Biston

betularia.

Proses berikutnya adalah menganalisis lembar pengamatan siswa. Hasilnya kupu-kupu yang berwarna cerah lebih banyak yang menjadi mangsa predator, sedangkan yang berwarna gelap hanya sedikit menjadi mangsa. Hal tersebut terjadi karena kupu-kupu yang berwarna gelap lebih sulit terlihat oleh predator karena lingkungan tertutup oleh jelaga atau asap polusi.

Kesimpulannya, kupu-kupu Biston

betularia yang berwarna cerah punah

akibat tidak mampu beradaptasi terhadap lingkungan yang berubah menjadi gelap dan kotor pada masa revolusi industri di Inggris. Sebelum revolusi industri, Biston

betularia yang berwarna hitam banyak

dimangsa oleh predator. Tetapi saat revolusi industri terjadi dan asap hitam mencemari udara, Biston betularia yang berwarna gelap lebih adaptif dibanding dengan yang berwarna cerah. Peristiwa ini terjadi karena adanya proses adaptasi dan seleksi alam.

“IBU, besok kita belajar matematika

seperti hari ini lagi ya,” kata Dayat salah seorang siswa kelas 2 SDN 2 Garot Pidie Aceh. Terlihat semua siswa menulis tanda bintang pada kertas refleksinya yang berarti mereka sangat menyukai pembelajaran hari ini. Muslih Hidayat dan teman-temannya belajar mengenal bangun datar dalam pembelajaran Matematika. Hal yang menyenangkan bagi siswa adalah menjawab kuis melalui permainan bangun datar.

Awalnya kelas guru telah menyiapkan media pembelajaran matematika kelas awal yang terbuat dari karton dan beberapa gambar. Siswa dibagi atas beberapa kelompok dan berpasangan. Guru membuka pembelajaran dengan menjelaskan media pembelajaran yang telah dipersiapkan, dilanjutkan dengan tanya jawab.

Edisi XIII / Oktober - Desember 2015 Edisi XIII / Oktober - Desember 2015

Belajar Adaptasi dan Seleksi Alam dari Kupu-kupu yang Punah

Pembelajaran IPA di SMP Negeri I Bendahara - Kab. Aceh Tamiang

Oleh: Tina Mardiana, S.Pd. Pembelajaran Bahasa Inggris di MTsN Peudada, Kab. Bireuen

Plural Form Bertema Snake and Ladder

Oleh Laini Wati S.Pd

Game Bangun Datar, Media Belajar Matematika

Oleh Yunasri

Pembelajaran Matematika di SDN 2 Garot – Kab. Pidie

Hasil Karya Siswa Jadi Sumber Belajar

DINDING dalam

ruang pelatihan banyak dipajang kertas plano dan kertas-kertas post-it kecil dengan berbagai tulisan. Model pelatihan yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS tersebut awalnya menjadi aneh dan terkesan membuang anggaran. Kesan tersebut diungkapkan oleh Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Aceh Barat Daya, Gusvizarni SPd. “Awalnya, pola pelatihan dan pembelajaran yang dikembangkan ini terkesan banyak menempel kertas dan membuang anggaran. Ternyata setelah kita laksanakan di sekolah, kini kita pahami hasil karya siswa tersebut menjadi sumber belajar dan pengetahuan bagi siswa itu sendiri

dan siswa lainnya,” jelas Gusvizarni. Ia juga mengingatkan guru untuk selalu kreatif dalam mengajar. “Kreatif adalah kunci utama bagi guru dalam mengajar di kelas. Dalam pelatihan ini pula peserta dituntut untuk lebih kreatif sehingga sekembalinya ke sekolah nanti akan kelihatan perubahan dalam mengajar,” katanya

Untuk mendiseminasikan Praktik yang Baik tersebut ke sekolah lainnya, beberapa pelatihanpun dilaksanakan dengan sumber anggaran dari APBK 2015. “Kami berharap bukan hanya sekolah mitra USAID PRIORITAS saja yang berubah, tapi semua sekolah di kabupaten ini dapat berubah lebih baik dalam pembelajaran,” harap Gusvizarni, yang juga telah menganggarkan diseminasi di tahun 2016.***

Media Pembelajaran

Tidak Perlu Mahal

Selanjutnya setiap kelompok bermain permainan bangun datar dan menjawab kuis yang telah dipersiapkan. Masing-masing Kelompok diberi kesempatan menjawab satu kuis secara langsung dan menemukan jawabannya benar atau salah. Misalnya berapa jumlah sisi pada bangun datar atau jumlah sudut dari masing-masing bangun datar. Jika jawabannya salah, maka kelompok lain pula mendapat giliran untuk bergabung dengan

kelompok kecil sehingga jumlahnya menjadi 4 siswa, begitu seterusnya hingga mendapatkan jawaban yang benar. Setelah semua pasangan berkesempatan bermain dan menjawab pertanyaan, perbelajaran matematika dilanjutkan dengan membuat sebuah gambar bangun datar yang disukai siswa pada lembar kerja (LK) yang sudah disediakan. Siswa secara bebas mengambarkan bangun

datar yang mereka ketahui dan mewarnainya. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk menuliskan judul gambarnya dan menceritakan hasil gambar bangun datar yang dibuatnya kepada siswa lain sebelum dipajangkan. Ini adalah model pembelajaran yang sangat menyenangkan bagi siswa dan membuat siswa menyenangi

pembelajaran matematika. Bukan hanya itu, mereka juga lebih mudah memahami materi pembelajaran, kesuimpulannya mereka belajar sambil bermain.***

Gambar Kiri: Siswa melakukan pengamatan di halaman sekolah. Gambar Kanan: Media Biston Betularia

Seuramoe Praktik yang Baik

Seuramoe Praktik yang Baik

Siswa mempraktikkan Plural Form (Gambar Atas). Hasil karya siswa (Gambar Kanan)

Gusvizarni, S.Pd Kabid Dikdas, Disdik Abdya

Darwin, MH Kadisdik Bener Meriah

USAID PRIORIT

AS/ Rahmi Jafar

USAID PRIORIT

AS/ Mashadi

Siswa sedang bermain game bangun datar.

Warna Kupu-kupu

Biston betularia

Jumlah

Putih/cerah

Kuning

Hijau

Biru

Merah

Hitam

Lembar pengamatan

(6)

Belajar Sejarah Berawal dari Pengalaman Siswa

S E

Seuramoe

PRIORITAS

Seuramoe

PRIORITAS

Kantor Pemantauan Gunung Berapi Sebagai Sumber Belajar

Mereka menuliskan langkah-langkah

kegiatan dalam setiap kelompok. Dengan mudah siswa dapat menjelaskan langkah-langkah pengawetan makan karena mereka melakukannya sendiri.

Proses pembelajaran ini menekankan pada pemberian pengalaman langsung tentang proses pengawetan makanan. Untuk memperkaya pengetahuan, siswa diberi bahan bacaan tentang ragam cara

pengawetan makanan. Seminggu kemudian, siswa menikmati telur asin yang telah mereka awetkan sendiri.

UNTUK menumbuhkan karakter yang

baik bagi siswa, terutama kepedulian mereka terhadap sesama teman, saya menerapkannya dalam pembelajaran IPS kelas V, terutama materi yang

berhubungan dengan sejarah bangsa. Langkah pertama, saya mengajak siswa untuk membentuk kelompok dan duduk melingkar di tempat yang nyaman bagi mereka, misalnya di luar kelas.

Siswa diminta untuk mengingat kembali peristiwa atau kejadian yang berkesan yang dialaminya. Lalu menceritakan kembali cerita tersebut secara bergiliran. Setelah semua siswa bercerita, siswa diminta menulis satu cerita temannya yang paling berkesan dan memberikan tanggapan terhadap cerita tersebut. Pada akhir sesi ini, beberapa siswa dalam kelompok memberi tanggapan dan solusinya jika ada permasalahan sehingga timbul kepedulian antar sesama siswa. Sesi berikutnya, kegiatan inti

pembelajaran dengan membacakan cerita

sejarah perjuangan atau seorang tokoh sejarah. Dua orang siswa di setiap kelompok diberikan tugas secara bergantian untuk membaca teks cerita sejarah dengan mimik dan gaya seolah-olah sedang mengalami kejadian tersebut. Terlihat siswa lainnya menyimak dan sesekali mencatat hal-hal yang mereka anggap menarik.

Usai membacakan cerita, siswa kembali ke dalam kelas untuk menuliskan rangkuman, tanggapan, dan hal-hal yang berkesan dari cerita sejarah yang mereka dengar. Kemudian setiap siswa di dalam

kelompok secara bergiliran membacakan hasilnya.

Ternyata belajar sejarah yang dimulai dengan menceritakan kisah sejarah hidup siswa, sangat menarik bagi siswa sehingga mereka dapat lebih memahami alur cerita pada sesi kedua. “Kami seolah-olah mengalami dan menyaksikan langsung kejadian sejarah bangsa seperti

menceritakan pengalaman sejarah hidup kami sebelumnya,” kata salah seorang siswa.

GUNUNG Bumi Telong yang berjarak sekitar 10 Km dari sekolah merupakan salah

satu gunung api aktif di Provinsi Aceh. Untuk mengurangi resiko bencana terhadap masyarakat, pemerintah mendirikan kantor pemantauan gunung berapi. Dalam

pembelajaran tata surya sub bab gejala penampakan alam pada siswa kelas IX semester 2, kami membawa siswa mengunjungi kantor pemantau gunung berapi ini.

Kami membentuk siswa menjadi 4 kelompok kecil. Setiap kelompok mendapat lembar kerja yang memandu data yang perlu diambil, seperti potensi bencana, penanggulangan bencana, dan dampak dari adanya gunung berapi. Di lokasi, siswa mengumpulkan data dengan metode wawancara, pengamatan serta membaca buku, dan data yang dipajangkan di kantor pemantau gunung tersebut.

Siswa dapat memperoleh langsung informasi persiapan menghadapi letusan gunung berapi (siaga bencana) sebagai upaya untuk menghindari atau memper-kecil jumlah korban jiwa. Siswa juga mengetahui proses yang dilakukan untuk pengawasan atau pemantauan gunung berapi serta peralatan untuk pengawasan gunung. Siswa juga mendapatkan penjelasan dan dapat mengambil kesimpulan tentang keterkaitan sumber air panas dengan kesuburan tanah di sekitar gunung. Siswa juga belajar tentang bagian-bagian gunung berapi seperti saluran magma di permukaan bumi sehingga siswa dapat menjelaskan pengaruh proses-proses yang terjadi di lapisan litosfer terhadap

perubahan zat dan kalor.

“Kami jadi paham kesuburan tanah pertanian kopi juga dampak dari adanya gunung berapi di daerah ini. Kami juga dapat mengetahui sumber air panas yang membuktikan gunung berapi tersebut masih aktif dan kewajiban pemerintah memantau gunung tersebut selama 24 jam,” kata Deddy, salah seorang siswa. Siswa lainnya mengakui lebih paham bagaimana tanda-tanda gunung akan meletus, bahayanya, dan upaya yang harus dilakukan jika terjadi bencana. Siswa juga bangga dapat memperoleh

pembelajaran tentang peralatan pencatat gempa Seismometer dan melihat cara kerjanya secara langsung. Dari kunjungan ini, siswa menjadi lebih terampil dalam melakukan pengamatan dan menulis laporannya.

Pembelajaran IPS di SDN Kuta Batee Trienggadeng Pidie Jaya

Oleh: Nurhayati,S.Pd.M.Pd

DALAM pembelajaran IPA di kelas IV,

saya sering mengajak siswa untuk melakukan penemuan melalui percobaan. Salah satunya melakukan percobaan dengan melakukan pengawetan makanan, yaitu telur bebek. Di awal saya mengajak siswa bertanya jawab tentang pengalaman mereka melihat makanan di rumah yang dibiarkan tersimpan lama. “Basi dan busuk pak,” jawab siswa.

Siswa saya bagi dalam 4 kelompok yang anggotanya 6 orang. Mere-ka sudah mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan, seperti telur bebek, abu gosok, garam, jeruk dan jeruk nipis. Siswa diajak untuk mencampurkan adonan

pengawetan. Abu gosok (sisa kulit padi yang dicampur dengan sedikit tanah), garam dan jeruk nipis dicampur dengan komposisi 1:1. Proses ini pada prinsipnya adalah untuk menurunkan kadar air dalam telur sehingga menghambat tumbuh dan berkembangnya mikroba dan menghambat aktivitas enzim pada telur. Saya juga memberi penjelasan fungsi setiap adonan. Adonan yang sudah diolah sedemikian rupa oleh siswa, digunakan untuk melapisi telur bebek yang masing-masing mereka bawa dari rumah. Setiap kelompok terlihat aktif dan melakukan pembelajaran ini dengan sangat menyenangkan.

Seuramoe Praktik yang Baik

Edisi XIII / Oktober - Desember 2015 Edisi XIII / Oktober - Desember 2015

Pembelajaran IPA di MTsN Janarata – Kab. Bener Meriah

Oleh Lasma Farida, S.Ag

Selain menumbuhkan semangat cinta tanah air, metode pembelajaran seperti ini juga dapat menumbuhkan kepedulian terhadap sesama siswa dan melatih kemampuan komunikasi siswa.

Seuramoe Praktik yang Baik

Pembelajaran IPA di MIN UleeGle, Pidie Jaya

Belajar Pengawetan Makanan dengan Telur Asin

USAID PRIORITAS/ Ismail

Jambo Baca, Pondok Baca Siswa Menunggu Jemputan

Oleh Yusni, S.Pd

Budaya Baca di SDN 3 Calang – Kab. Aceh Jaya

BEBERAPA bulan lalu, Ari dan

teman-temannya saat menunggu jemputan pulang sekolah biasanya hanya berdiri di depan gerbang sekolah atau menikmati jajanan. Kini Ari dan teman-temannya saat menunggu jemputan, mereka duduk sambil membaca di “Jambo Baca”. Selama hampir dua tahun sekolah kami telah melaksanakan budaya baca setiap hari Sabtu di halaman sekolah. Beberapa bulan terakhir budaya baca dilaksanakan setiap hari yaitu 15 menit sebelum dimulai pembelajaran di dalam kelas. Untuk menghindari kebosanan diperlukan tempat membaca yang membuat suasana santai sambil membaca bagi siswa. Muncullah ide membuat pondok baca berukuran 3x2 meter di depan sekolah. Ternyata Jambo Baca memberikan manfaat lain, yaitu sebagai tempat menunggu jemputan siswa setelah jam pulang sekolah. Siswa kini tidak lagi menunggu sambil bermain di luar gerbang

sekolah tetapi memanfaatkan waktu menunggu jemputan sambil membaca. Jambo ini juga dapat membentuk disiplin dan tanggung jawab siswa terhadap buku yang dibacanya karena setiap anak yang mengambil buku dari jambo baca wajib menggantung kembali buku. Jambo juga dimanfaatkan untuk mengisi jam istirahat siswa dengan membaca serta memberi tanggung jawab tambahan bagi siswa kelas tinggi sebagai petugas piket untuk mengeluarkan dan memasukkan kembali buku ke dalam perpustakaan.

Kegiatan operasional Jambo Baca dimulai setiap pagi sebelum siswa datang. Petugas piket (2 orang siswa dan seorang guru) mengeluarkan dan mengatur buku di jambo baca menggunakan kereta dorong, kemudian menyusunnya pada dinding Jambo dengan digantung menggunakan tali dan klip. Pada jam pulang sekolah, siswa juga diwajibkan menunggu di Jambo sambil membaca dengan diawasi guru piket yang juga ikut membaca.***

USAID PRIORITAS/ Sri Wahyuni

Gambar Atas: Siswa memperoleh informasi dari petugas Kantor Pemantau Gunung Berapi. Gambar Bawah: Siswa

memperhatikan alat pemantau aktifitas gunung berapi (Seismometer).

Gambar Atas: Siswa memanfaatkan jam istirahat untuk membaca di Jambo Baca. Insert: Siswa petugas piket dan gerobak buku.

USAID PRIORIT

AS/ Muthmainnah

USAID PRIORIT

AS/ Mashadi

Siswa menceritakan pengalamanya dan siswa lain menulis resume, kegiatan ini lakukan dalam dan luar kelas.

USAID PRIORITAS/ Mashadi

Guru memfasilitasi siswa dalam melakukan pencampuran adonan ke permukaan telur bebek. Oleh Muhibuddin,S.Pd.I

(7)

Belajar Sejarah Berawal dari Pengalaman Siswa

S E

Seuramoe

PRIORITAS

Seuramoe

PRIORITAS

Kantor Pemantauan Gunung Berapi Sebagai Sumber Belajar

Mereka menuliskan langkah-langkah

kegiatan dalam setiap kelompok. Dengan mudah siswa dapat menjelaskan langkah-langkah pengawetan makan karena mereka melakukannya sendiri.

Proses pembelajaran ini menekankan pada pemberian pengalaman langsung tentang proses pengawetan makanan. Untuk memperkaya pengetahuan, siswa diberi bahan bacaan tentang ragam cara

pengawetan makanan. Seminggu kemudian, siswa menikmati telur asin yang telah mereka awetkan sendiri.

UNTUK menumbuhkan karakter yang

baik bagi siswa, terutama kepedulian mereka terhadap sesama teman, saya menerapkannya dalam pembelajaran IPS kelas V, terutama materi yang

berhubungan dengan sejarah bangsa. Langkah pertama, saya mengajak siswa untuk membentuk kelompok dan duduk melingkar di tempat yang nyaman bagi mereka, misalnya di luar kelas.

Siswa diminta untuk mengingat kembali peristiwa atau kejadian yang berkesan yang dialaminya. Lalu menceritakan kembali cerita tersebut secara bergiliran. Setelah semua siswa bercerita, siswa diminta menulis satu cerita temannya yang paling berkesan dan memberikan tanggapan terhadap cerita tersebut. Pada akhir sesi ini, beberapa siswa dalam kelompok memberi tanggapan dan solusinya jika ada permasalahan sehingga timbul kepedulian antar sesama siswa. Sesi berikutnya, kegiatan inti

pembelajaran dengan membacakan cerita

sejarah perjuangan atau seorang tokoh sejarah. Dua orang siswa di setiap kelompok diberikan tugas secara bergantian untuk membaca teks cerita sejarah dengan mimik dan gaya seolah-olah sedang mengalami kejadian tersebut. Terlihat siswa lainnya menyimak dan sesekali mencatat hal-hal yang mereka anggap menarik.

Usai membacakan cerita, siswa kembali ke dalam kelas untuk menuliskan rangkuman, tanggapan, dan hal-hal yang berkesan dari cerita sejarah yang mereka dengar. Kemudian setiap siswa di dalam

kelompok secara bergiliran membacakan hasilnya.

Ternyata belajar sejarah yang dimulai dengan menceritakan kisah sejarah hidup siswa, sangat menarik bagi siswa sehingga mereka dapat lebih memahami alur cerita pada sesi kedua. “Kami seolah-olah mengalami dan menyaksikan langsung kejadian sejarah bangsa seperti

menceritakan pengalaman sejarah hidup kami sebelumnya,” kata salah seorang siswa.

GUNUNG Bumi Telong yang berjarak sekitar 10 Km dari sekolah merupakan salah

satu gunung api aktif di Provinsi Aceh. Untuk mengurangi resiko bencana terhadap masyarakat, pemerintah mendirikan kantor pemantauan gunung berapi. Dalam

pembelajaran tata surya sub bab gejala penampakan alam pada siswa kelas IX semester 2, kami membawa siswa mengunjungi kantor pemantau gunung berapi ini.

Kami membentuk siswa menjadi 4 kelompok kecil. Setiap kelompok mendapat lembar kerja yang memandu data yang perlu diambil, seperti potensi bencana, penanggulangan bencana, dan dampak dari adanya gunung berapi. Di lokasi, siswa mengumpulkan data dengan metode wawancara, pengamatan serta membaca buku, dan data yang dipajangkan di kantor pemantau gunung tersebut.

Siswa dapat memperoleh langsung informasi persiapan menghadapi letusan gunung berapi (siaga bencana) sebagai upaya untuk menghindari atau memper-kecil jumlah korban jiwa. Siswa juga mengetahui proses yang dilakukan untuk pengawasan atau pemantauan gunung berapi serta peralatan untuk pengawasan gunung. Siswa juga mendapatkan penjelasan dan dapat mengambil kesimpulan tentang keterkaitan sumber air panas dengan kesuburan tanah di sekitar gunung. Siswa juga belajar tentang bagian-bagian gunung berapi seperti saluran magma di permukaan bumi sehingga siswa dapat menjelaskan pengaruh proses-proses yang terjadi di lapisan litosfer terhadap

perubahan zat dan kalor.

“Kami jadi paham kesuburan tanah pertanian kopi juga dampak dari adanya gunung berapi di daerah ini. Kami juga dapat mengetahui sumber air panas yang membuktikan gunung berapi tersebut masih aktif dan kewajiban pemerintah memantau gunung tersebut selama 24 jam,” kata Deddy, salah seorang siswa. Siswa lainnya mengakui lebih paham bagaimana tanda-tanda gunung akan meletus, bahayanya, dan upaya yang harus dilakukan jika terjadi bencana. Siswa juga bangga dapat memperoleh

pembelajaran tentang peralatan pencatat gempa Seismometer dan melihat cara kerjanya secara langsung. Dari kunjungan ini, siswa menjadi lebih terampil dalam melakukan pengamatan dan menulis laporannya.

Pembelajaran IPS di SDN Kuta Batee Trienggadeng Pidie Jaya

Oleh: Nurhayati,S.Pd.M.Pd

DALAM pembelajaran IPA di kelas IV,

saya sering mengajak siswa untuk melakukan penemuan melalui percobaan. Salah satunya melakukan percobaan dengan melakukan pengawetan makanan, yaitu telur bebek. Di awal saya mengajak siswa bertanya jawab tentang pengalaman mereka melihat makanan di rumah yang dibiarkan tersimpan lama. “Basi dan busuk pak,” jawab siswa.

Siswa saya bagi dalam 4 kelompok yang anggotanya 6 orang. Mere-ka sudah mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan, seperti telur bebek, abu gosok, garam, jeruk dan jeruk nipis. Siswa diajak untuk mencampurkan adonan

pengawetan. Abu gosok (sisa kulit padi yang dicampur dengan sedikit tanah), garam dan jeruk nipis dicampur dengan komposisi 1:1. Proses ini pada prinsipnya adalah untuk menurunkan kadar air dalam telur sehingga menghambat tumbuh dan berkembangnya mikroba dan menghambat aktivitas enzim pada telur. Saya juga memberi penjelasan fungsi setiap adonan. Adonan yang sudah diolah sedemikian rupa oleh siswa, digunakan untuk melapisi telur bebek yang masing-masing mereka bawa dari rumah. Setiap kelompok terlihat aktif dan melakukan pembelajaran ini dengan sangat menyenangkan.

Seuramoe Praktik yang Baik

Edisi XIII / Oktober - Desember 2015 Edisi XIII / Oktober - Desember 2015

Pembelajaran IPA di MTsN Janarata – Kab. Bener Meriah

Oleh Lasma Farida, S.Ag

Selain menumbuhkan semangat cinta tanah air, metode pembelajaran seperti ini juga dapat menumbuhkan kepedulian terhadap sesama siswa dan melatih kemampuan komunikasi siswa.

Seuramoe Praktik yang Baik

Pembelajaran IPA di MIN UleeGle, Pidie Jaya

Belajar Pengawetan Makanan dengan Telur Asin

USAID PRIORITAS/ Ismail

Jambo Baca, Pondok Baca Siswa Menunggu Jemputan

Oleh Yusni, S.Pd

Budaya Baca di SDN 3 Calang – Kab. Aceh Jaya

BEBERAPA bulan lalu, Ari dan

teman-temannya saat menunggu jemputan pulang sekolah biasanya hanya berdiri di depan gerbang sekolah atau menikmati jajanan. Kini Ari dan teman-temannya saat menunggu jemputan, mereka duduk sambil membaca di “Jambo Baca”. Selama hampir dua tahun sekolah kami telah melaksanakan budaya baca setiap hari Sabtu di halaman sekolah. Beberapa bulan terakhir budaya baca dilaksanakan setiap hari yaitu 15 menit sebelum dimulai pembelajaran di dalam kelas. Untuk menghindari kebosanan diperlukan tempat membaca yang membuat suasana santai sambil membaca bagi siswa. Muncullah ide membuat pondok baca berukuran 3x2 meter di depan sekolah. Ternyata Jambo Baca memberikan manfaat lain, yaitu sebagai tempat menunggu jemputan siswa setelah jam pulang sekolah. Siswa kini tidak lagi menunggu sambil bermain di luar gerbang

sekolah tetapi memanfaatkan waktu menunggu jemputan sambil membaca. Jambo ini juga dapat membentuk disiplin dan tanggung jawab siswa terhadap buku yang dibacanya karena setiap anak yang mengambil buku dari jambo baca wajib menggantung kembali buku. Jambo juga dimanfaatkan untuk mengisi jam istirahat siswa dengan membaca serta memberi tanggung jawab tambahan bagi siswa kelas tinggi sebagai petugas piket untuk mengeluarkan dan memasukkan kembali buku ke dalam perpustakaan.

Kegiatan operasional Jambo Baca dimulai setiap pagi sebelum siswa datang. Petugas piket (2 orang siswa dan seorang guru) mengeluarkan dan mengatur buku di jambo baca menggunakan kereta dorong, kemudian menyusunnya pada dinding Jambo dengan digantung menggunakan tali dan klip. Pada jam pulang sekolah, siswa juga diwajibkan menunggu di Jambo sambil membaca dengan diawasi guru piket yang juga ikut membaca.***

USAID PRIORITAS/ Sri Wahyuni

Gambar Atas: Siswa memperoleh informasi dari petugas Kantor Pemantau Gunung Berapi. Gambar Bawah: Siswa

memperhatikan alat pemantau aktifitas gunung berapi (Seismometer).

Gambar Atas: Siswa memanfaatkan jam istirahat untuk membaca di Jambo Baca. Insert: Siswa petugas piket dan gerobak buku.

USAID PRIORIT

AS/ Muthmainnah

USAID PRIORIT

AS/ Mashadi

Siswa menceritakan pengalamanya dan siswa lain menulis resume, kegiatan ini lakukan dalam dan luar kelas.

USAID PRIORITAS/ Mashadi

Guru memfasilitasi siswa dalam melakukan pencampuran adonan ke permukaan telur bebek. Oleh Muhibuddin,S.Pd.I

(8)

USAID PRIORITAS adalah program lima tahun yang didanai oleh USAID, yang diimplementasikan oleh Research Triangle Institute (RTI), Education Development Center (EDC), dan World Education. USAID PRIORITAS dirancang untuk meningkatkan akses pendidikan dasar berkualitas di Indonesia, khususnya untuk: (1) Meningkatkan kualitas dan relevansi

pembelajaran di sekolah; (2) Meningkatkan tata kelola dan manajemen pendidikan di sekolah dan kabupaten/kota; (3) Meningkatkan dukungan koordinasi di dalam dan antar sekolah, lembaga pendidikan/ pelatihan guru dan pemerintah di semua

jenjang. Isi dari newsletter ini bukan merepresentasikan pendapat resmi dari USAID atau pemerintah Amerika Serikat.

Lokakarya Peningkatan Kapasitas Instruktur Pendidikan Profesi Guru (PPG) Jenjang SD/MI dan SMP/MTs dilaksanakan di Banda Aceh (10-12/12) melibatkan 40 orang dosen LPTK FKIP Syiah Kuala dan FTK UIN Ar Raniry.

Penandatanganan MoU antara Kepala Dinas Pendidikan Aceh Barat Daya dengan Dekan FKIP Universitas Syiah Kuala dan Kepala Kantor Kemenag Aceh Barat Daya dengan Dekan FTK UIN Ar Raniry pada kegiatan Lokakarya III Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yang diikuti oleh disdik kemenag dan Bappeda dari 9 kabupaten untuk mengimplementasikan PKB di tingkat kabupaten.

Pembukaan Diseminasi Praktik yang Baik untuk perguruan tinggi

konsorsium yang dilaksanakan FKIP Universitas Serambi Mekkah (18-19/12) dengan melibatkan 35 dosen.

www.prioritaspendidikan.org

S E

Seuramoe

PRIORITAS

Seuramoe Dokumentasi

Edisi XIII / Oktober - Desember 2015 Pelatihan Praktik yang Baik Modul 3 Jenjang SMP/MTs di Aceh Jaya.

Selama bulan Oktober hingga Desember 2015 pelatihan Modul 3 untuk pembelajaran di Aceh Tengah, Bireuen dan Pidie melibatkan 335 peserta. Pelatihan MBS di Bener Meriah, Aceh Jaya, Bireuen dan Aceh Tengah telah melatih 161 peserta dari unsur guru, kepsek, pengawas, termasuk staf disdik dan kemenag.

USAID PRIORITAS/ Teuku Meldi

USAID PRIORITAS/ Teuku Meldi USAID PRIORITAS/ Teuku Meldi

USAID PRIORITAS/ Teuku Meldi

Siswa kelas III SDN Susoh, Aceh Barat Daya, mengikuti asesmen kemampuan membaca. Pada November 2015, sekitar 711 siswa kelas awal di 4 kabupaten mitra Kohor 2 USAID PRIORITAS Aceh (32 SD/MI), diases untuk melihat dampak program membaca di sekolah dan madrasah.

Gambar

Gambar Kiri: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh,  Daud Pakeh, mendapat penjelasan dari siswa SDN 2 Lampahan  Bener Meriah tentang pemanfaatan lingkungan untuk daur ulang  air
Gambar Kiri: Siswa melakukan pengamatan di halaman  sekolah. Gambar Kanan: Media Biston Betularia
Gambar Atas: Siswa  memanfaatkan jam istirahat  untuk membaca di Jambo  Baca. Insert: Siswa petugas  piket dan gerobak buku.
Gambar Atas: Siswa  memanfaatkan jam istirahat  untuk membaca di Jambo  Baca. Insert: Siswa petugas  piket dan gerobak buku.

Referensi

Dokumen terkait

1) Ketua PKK Labuhanbatu dr. Hj Fitra Laila SpTHT bermain bersama siswa SD dari sekolah mitra USAID PRIORITAS, untuk menggunakan media ular tangga untuk belajar perkalian

“Tujuan pertemuan ini ada- lah memberikan gambaran kepada calon sekolah mitra, apa saja yang akan mereka lakukan selama bermitra dengan USAID PRIORITAS dan manfaat apa

mendapat dukungan dari USAID PRIORI- TAS bidang pendidi- kan, program ini dinilai relevan dengan kurikulum 2013, karena pro- gram USAID ini telah memiliki pengalaman

One Andang Wardoyo, M.Si kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Wonosobo menyampaikan terima kasih kepada USAID PRIORITAS dan berpesan supaya peserta dapat secara terbuka

“Oleh sebab itu, data dan analisis PPG yang telah dilakukan oleh USAID PRIORITAS ini sangat dibutuhkan untuk melakukan pendistribusian guru agar semua sekolah dari kota hingga

Kegiatan yang turut dihadiri Development Outreach and Communication Specialist USAID Indonesia Ibu Swiny Andina tersebut memberikan pemahaman bagi media dan humas tentang

Menurut Silvana Erlina selaku Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Jatim, pelatihan tingkat sekolah ini sebagai implementasi dari Training of Trainer (ToT) yang sudah

(Atas) Fasilitator provinsi (Fasprov) USAID PRIORITAS Jatim untuk SD/MI bersama-sama dengan staf USAID PRIORITAS Jatim dalam pembukaan Training of Trainer (ToT) untuk