• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MULTI METODE DALAM MENINGKATKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN MULTI METODE DALAM MENINGKATKA"

Copied!
246
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MULTI METODE DALAM MENINGKATKAN

MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN

EKONOMI SISWA KELAS VII SMPN 4 MALANG

SKRIPSI

Oleh:

Eka Marlia Yudiana 06130067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

(2)

PENERAPAN MULTI METODE DALAM MENINGKATKAN

MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN

EKONOMI SISWA KELAS VII SMPN 4 MALANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh

Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (S.Pd)

Diajukan oleh: Eka Marlia Yudiana

06130067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

JUDUL :

PENERAPAN MULTI METODE DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI

SISWA KELAS VII SMPN 4 MALANG

Oleh : Eka Marlia Yudiana

06130067

Telah Disetujui Tanggal 29 Juni 2010 Oleh Dosen Pembimbing :

Dr. H. Nur Ali, M.Pd NIP : 19690324 199603 1 002

Mengetahui :

Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN MULTI METODE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN

EKONOMI SISWA KELAS VII SMPN 4 MALANG

SKRIPSI

Dipersiapkan dan disusun oleh Eka Marlia Yudiana (06130067)

telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 28 Juli 2010 dengan nilai B+

dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial (S.Pd) pada tanggal: 28 Juli 2010

Panitia Ujian Tanda Tangan

Ketua Sidang

Dr. H. Nur Ali, M.Pd : ____________________

NIP. 196504031998031 002

Pembimbing

Dr. H. Nur Ali, M.Pd : ____________________

NIP. 196504031998031 002

Sekretaris Sidang

Miftahussyaian M.Sos : ____________________

Penguji Utama

Dr. Sugeng Listiyo P, M. Pd : ____________________ NIP. 196905262000031 003

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

(5)

Dr. H. Nur Ali, M.Pd Dosen Fakultas Tarbiyah

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Skripsi Eka Marlia Yudiana Malang, 29 Juni 2010 Lamp. : 6 (Enam) Eksemplar

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Di

Malang

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun tehnik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:

Nama : Eka Marlia Yudiana Nim : 06130067

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Judul Skripsi : Penerapan Multi Metode dalam meningkatkan Motivasi dan prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Malang

Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan.

Demikian, mohon dimaklumi adanya. Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

Pembimbing,

Dr. H. Nur Ali, M.Pd

(6)
(7)

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh galar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam dafatr rujukan.

Malang, 28 Juni 2010

(8)

PERSEMBAHAN

Sebuah tulisan sederhanaku ini aku persembahkan Kepada orang-orang yang selalu dekat dihati

Ayah dan ibuku tercinta (HM. Sutrisno & Siti Mardukah) Yang selalu sabar me mbimbing dan me mberikan jutaan kasih sayang

kepadaku

Dan selalu mendo’akanku dengan penuh keikhlasan

Tanpa aku pinta dan tanpa me minta balasan apapun dariku

Mbakku, kakakku dan kakak iparku (b’ sri, mas zen dan mas fatkhur) serta

adik-adikku tersayang

Yang telah me nyayangiku dengan penuh kasih sayang,

(9)

MOTTO

(Q.S. An Nahl ayat 125)











Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[ 845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang ba ik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

(Q.S. An Nahl: 125)

(10)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah, tiada kata yang pantas dan patut penulis ungkapkan selain rasa syukur ke hadirat Allah SWT “Sang Maha Cahaya” yang telah melimpahkan kasih-sayang-Nya yang tiada batas, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya

tulis dalam bentuk skripsi ini dengan mengambil judul “Penerapan Multi Metode dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Mata Pe lajaran Ekonomi Siswa Kelas VII SMPN 4 Malang”.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tetap terlimpahcurahkan kepada teladan suci kita Rasulullah Muhammad SAW, pemimpin dan pembimbing abadi umat. Karena, melalui Beliaulah kita menemukan jalan yang terang benderang dalam mendaki puncak tertinggi iman, dari gunung tertinggi Islam.

Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Penulis menyadari bahwa baik dalam perjalanan studi maupun dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi- tingginya, permohonan maaf, dan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang dengan ikhlas memberikan dorongan baik moril, materiil, dan spirituil.

2. Bapak Prof. DR. H. Imam Suprayogo, selaku rektor UIN MALIKI Malang.

3. Bapak Dr. H. M. Zainuddin, M.A, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah, dan Bapak Drs. M. Yunus, M.Si selaku Ketua Jurusan pendidikan IPS beserta segenap dosen Fakultas Tarbiyah UIN Malang yang dengan ikhlas telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.

(11)

serta pengarahan kepada penulis dalam proses mengerjakan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

5. Kepala Sekolah, guru, dan segenap siswa kelas VII SMPN 4 Malang yang dengan ikhlas membantu penulis dalam penelitian skripsi ini.

6. Sahabat-sahabatku (Alfi, Efi, Ninis Alan, Arif, Dan Yusuf) terimakasih telah memberikan dukungan dan semua warga IPS.

7. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan yang sangat bermanfaat bagi penulis demi terselesainya penyusunan skripsi ini.

Tiada ucapan yang dapat penulis haturkan kecuali “Jazaakumullah Ahsanal Jazaa” semoga semua amal baiknya diterima oleh Allah SWT.

Dan akhirnya, penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca demi memperbaiki karya tulis yang sederhana ini, semoga skripsi ini dapat membawa manfaat bagi para pengkaji/pembaca dan bagi penulis sendiri. Amin Ya Robbal „Alamin.

Malang, Juni 2010

(12)

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam skripsi ini menggunakan pedoman transliterasi berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158 tahun 1987 dan no. 0543 b/U/1987 yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Huruf

ا = a ز = z ق = q

ب = b س = s ك = k

ت = t ش = sy ﻝ = l

ث = ts ص = sh م = m

ج = j ض = dl ن = n

ح = h ط = th و = w

خ = kh ظ = zh ? = h

د = d ع = َ ﺌ = ِ

ذ = dz غ = gh ﻱ = y

ر = r ف = f

B. Vokal Panjang

Vokal (a) panjang = â Vokal (i) panjang = î Vokal (u) panjang = û

C. Vokal Diftong ﻮﺃ = aw

ﺃ ﻱ = ay

ﺃﻮ = û

(13)

DAFTAR TABEL

(14)

DAFTAR GAMBAR

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

I. Silabus ... 139

II. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 148

III. Lembar Pengamatan Suasana Proses Pembelajaran... 196

IV. Lembar Observasi Motivasi ... 197

V. Pedoman Wawancara ... 198

VI. Dokumentasi... 200

VII. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Negeri 4 Malang... 201

VIII. Keadaan Peserta Didik SMPN 4 Malang ... 203

IX. Sarana dan Prasarana... 204

X. Foto Penelitian... 205

XI. Soal Pre test ... 209

XII. Soal Post test Siklus ... 212

XIII. Daftar Nilai Siswa ... 219

XIV. Bukti Konsultasi ... 221 XV. Surat Permohonan Penelitian dari Fakultas

XVI. Surat Izin Penelitian dari DIKNAS

(16)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

PERSEMBAHAN ... vi

MOTTO ... vii

KATA PENGANTAR... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

DAFTAR ISI ... xiv

ABSTRAK ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Manfaat Penelitian... 8

E. Batasan Masalah... 8

F. Definisi Operasional... 9

(17)

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

A. Pengertian Metode... 12

B. Belajar ... 13

C. Penerapan Multi Metode ... 14

1. Metode Inquiry ... 14

2. Metode Card Sort ... 24

3. Metode Jigsaw ... 28

D. Motivasi... 32

1. Pengertian Motivasi... 32

2. Fungsi Motivasi... 32

3. Jenis Motivasi... 32

4. Prinsip Motivasi ... 33

5. Cara Membangkitkan Motivasi ... 34

6. Mengukur Aspek-aspek dalam Motivasi... 35

7. Alat Ukur Motivasi... 36

8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar... 37

9. Cara Menggerakkan Motivasi ... 38

10.Pentingnya Motivasi dalam Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran Ekonomi ... 44

E. Prestasi ... 44

1. Pengertian Prestasi ... 44

2. Indikator Prestasi Belajar ... 45

(18)

4. Pendekatan Evaluasi Prestasi Belajar... 49

5. Batas Minimal Prestasi Belajar ... 50

F. Pendidikan Mata Pelajaran Ekonomi ... 53

1. Pengertian Mata Pelajaran Ekonomi ... 53

2. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi ... 54

3. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Ekonomi... 56

G. Penelitian Terdahulu ... 58

H. Motivasi dan Prestasi Belajar dalam Perspektif Islam ... 60

1. Motivasi... 60

2. Prestasi Belajar ... 60

BAB III METODE PENELITIAN ... 62

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 62

B. Kehadiran Peneliti ... 64

C. Lokasi Penelitian ... 65

D. Sumber Data Dan Jenis Data... 66

E. Teknik Pengumpulan Data ... 67

F. Rencana Tindakan ... 69

G. Instrumen Tindakan... 73

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 75

A. Siklus Penelitian ... 75

1. Paparan Data dan Temuan Penelitian Siklus 1... 75

a. Pre Test... 75

(19)

c. Pelaksanaan Tindakan Siklus I... 81

d. Pengamatan Siklus I ... 88

2. Paparan Data dan Temuan Penelitian Siklus II ... 100

a. Perencanaan Tindakan siklus II... 100

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 101

c. Pengamatan Siklus II... 106

d. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 107

3. Paparan Data dan Temuan Penelitian Siklus III... 115

a. Perencanaan Tindakan Siklus III... 115

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 116

c. Pengamatan Siklus III ... 119

d. Analisis dan Refleksi Siklus III... 119

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 127

A. Perencanaan Penerapan Multi Metode Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIIG SMPN 4 Malang... 128

B. Pelaksanaan Penerapan Multi Metode dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIIG SMPN 4 Malang... 129

C. Penilaian Multi Metode dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIIG SMPN 4 Malang... 131

(20)

A. ... K esimpulan ... 133 B. ... S

(21)

ABSTRAK

Eka Marlia Yudiana, 2010. Penerapan Multi Metode dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VII G SMPN 4 Malang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Dr. H. Nur Ali, M.Pd

Kata kunci: Pembelajaran Multi Metode inquiry, card so rt, dan jigsaw. Motivasi dan prestasi belajar Ekonomi.

Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode- metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.

Fokus penelitian ini adalah bagaimanakah motivasi dan prestasi siswa setelah penerapan pembelajaran Multi Metode yaitu metode inquiry, card sort, dan jigsaw pada mata pelajaran Ekonomi dikelas VII SMPN 4 Malang.

Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar, Metode Card Sort ( mensortir kartu) yaitu suatu metode yang digunakan pendidik untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran, dan Pembelajaran metode jigsaw adalah suatu metode pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam suatu kelompok yang bertanggung jawab atas pengusaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan datanya menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

Dari tiga siklus yang diterapkan, dapat dilihat pada evaluasi nilai post test, rata-rata siswa mendapatkan nilai yang baik. Pada siklus 1 adalah 68,7, pada siklus II adalah 76,6, dan pada siklus III adalah 91,9, prosentase peningkatan nilai siswa pada siklus I sebesar 25%, pada siklus II sebesar 39,3%, pada siklus III sebesar 67,1%. Hal ini bararti siswa sudah semangat dalam belajar dan Multi Metode ini sudah berhasil.

Fungsi dari penelitian ini adalah sebagai konstribusi dalam meningkatkan motivasi dan prestasi siswa serta mempermudah para guru dalam menyampaikan materi Ekonomi, khususnya untuk meningkatkan belajar.

(22)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan wacana yang selalu mengalami perubahan dan

metode-metode baru dalam pengembangannya kedepan. Pendidikan merupakan kunci

utama kemajuan dan peradaban suatu bangsa, semakin baik kualitas pendidikan yang

diselenggarakan oleh suatu masyarakat/ bangsa, maka secara tidak langsung akan

merubah pemikiran masyarakat/ bangsa itu sendiri.

Dalam pengertian yang luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah

proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,

pemahaman, dan cara tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.1 Pendidikan,

menurut undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional

bab 1 Pasal 1, adalah usaha sadar yang dilakukan untuk menyiapkan peserta didik

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan agar peserta didik tersebut

berperan dalam kehidupan masa depannya.2

Berbicara tentang metode pembelajaran, maka penerapan multi metode

kombinasi dalam hal ini metode inquiry, card sort, dan jigsaw adalah suatu metode

pembelajaran yang berguna untuk mengatasi kesulitan belajar sehingga dapat

1

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan denga n Pendeka tan Ba ru (Edisi Revisi) , (Bandung : Re ma ja Rosdakarya, 2006), h lm. 10

2

(23)

meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam pembelajaran terutama mata

pelajaran Ekonomi.

Dalam pemilihan dan penggunaan metode harus mempertimbangkan aspek

evektifitasnya dan relevensinya dengan materi yang disampaikan. Keterampilan

menggunakan variasi merupakan salah satu keterampilan mengajar yang harus

dikuasai oleh guru. Dalam proses pembelajaran, tidak jarang rutinitas yang dilakukan

oleh guru seperti ceramah, tanya jawab, kemudian berdiskusi dengan kelompok

membuat siswa jenuh dan bosan. Dalam kondisi seperti ini guru harus pandai

menggunakan metode mengajar yaitu dengan mengubah gaya mengajar, dengan

menggunakan metode inquiry, card sort, dan jigsaw. Sehingga siswa tidak merasa

bosan dan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan.

Metode inquiry merupakan suatu metode yang merangsang murid untuk

berfikir, menganalisa suatu persoalan sehingga menemukan permasalahannya. Dalam

bahasa Inggris disebut problem solving method. Metode ini membina kecakapan

untuk melihat alasan-alasan yang tepat dari suatu persoalan sehingga pada akhirnya

dapat ditemukan bagaimana cara penyelesaiannya. Metode inipun adalah metode

yang membina murid-murid untuk dapat berfikir ilmiah yaitu cara berfikir yang

mengikuti jenjang-jenjang tertentu didalam penyelesaian, kemampuannya untuk

memperoleh pendidikan, dapat dilatih dan dikembangkan dengan metode semacam

(24)

siswa untuk menemukan sendiri data, fakta dan informasi tersebut sebagai sumber

agar dengan kegiatan itu dapat memberikan pengalaman kepada siswa.3

Metode card sort merupakan metode yang digunakan pendidik dengan

maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui

klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran. metode card sort merupakan

model pembelajaran aktif (active learning) yang memberdayakan peserta didik untuk

aktif dengan menggunakan otak untuk menemukan konsep dan memecahakan

masalah yang dipelajari. Disamping itu, untuk menyiapkan mental dan melatih

keterampilan fisik peserta didik.4

Metode jigsaw merupakan sebuah tehnik yang dipakai secara luas yang

memiliki kesamaan dengan tekhnik ”pertukaran dari kelompok ke kelompok” (

group-to-group) dengan suatu perbedaan penting; setiap peserta didik mempelajari sesuatu

yang dikombinasikan dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain,

buatlah kumpulan pengetahuan yang bertalian.5

Pembahasan dengan metode jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang

akan dibahas oleh guru. Guru bisa menuliskan topik yang akan dipelajari pada papan

tulis white boa rd. Guru menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka ketahui

mengenai topik tersebut. Kegiatan sumbang saran ini dimaksud untuk mengaktifkan

3

Prof. DR. H. Abdul Aziz Wahab, M.A, Metode da n model-model mengajar Ilmu Pengetahuan Sosia l (IPS) (Bandung: ALVABETA, 2008) hlm:92

4

Fatah yasin, dimensi-dimensi pendidikan isla m (Malang : UIN-Ma lang, 2008)hlm: 147

5

(25)

skemata atau struktur kognitif peserta didik agar siap menghadapi kegiatan

pembelajaran yang baru.6

Pada penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Ike Nurfadilah. 2006.

Dengan judul ”Efektifitas Penggunaan Metode Jigsaw Learning Dalam Pembelajaran

Agama Islam (PAI) di SMP negeri13 Malang”. Hasil penelitian tersebut adalah:

Efektifitas penggunaan metode Jigsaw Learning selain didukung oleh

prosedur penerapan yang baik, hasil belajar yang memuaskan juga merupakan salah

satu pendukung keefektifan penggunaan metode ini. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa penerapan metode Jigsaw Learning pada pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMP Negeri 13 Malang sudah cukup efektif. Metode ini sangat membantu

guru PAI karena dapat melibatkan siswa secara aktif dan dapat meningkatkan

kerjasama siswa. Penerapan metode ini didukung oleh beberapa sarana yang cukup

lengkap yang disediakan oleh SMP Negeri 13 Malang. Dan ada beberapa

penghambat yang dihadapi oleh guru-guru khususnya guru PAI yaitu kurangnya

waktu dan banyaknya siswa dalam satu kelas. Akan tetapi untuk mengatasi

masalah-masalah tersebut, seorang guru harus memiliki keterampilan sendiri yaitu

keterampilan menggunakan metode jigsaw.7

Pada penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh aminah 2009 dengan

judul “Penerapan Strategi Card Sort dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Kelas VII A Pada Pelajaran Aqidah Akhlak di MTS Negeri Batu. Hasil penelitian

tersebut adalah:

6

Agus suprijono, coopera tive lea rning Teori da n Aplika si PAIKEM ( Yogyakarta : Pustaka Pela jar 2009) hlm: 89

7 Nurfadilah, Ike. 2006. Dengan judul ”Efektifitas Penggunaan Metode Jigsaw Learning

(26)

Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan dapat disimpulkan bahwa

penerapan metode card sort dengan menggunakan metode berkelompok, diskusi,

mencari pasangan kartu dan tim kuis serta media yang menarik sangat mampu

membuat motivasi belajar siswa mata pelajaran aqidah akhlak menjadi meningkat.

Motivasi belajar siswa makin meningkat dari setiap pertemuan mulai dari adu cepat

menempelkan kartu, mencari pasangan kartu, cerita bergambar dan terutama

memakai metode kuis/tebak-tebakan antar kelompok dengan menggunakan kartu, hal

itu membuat siswa semakin paham dengan materi dan semakin bersemangat belajar.8

Pada penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Ifa Miming Agustin.

2008. Penerapan metode inquiry dalam pembelajaran PAI Dan Dampaknya Terhadap

motivasi belajar siswa di SMP Negri 1 Papar Kediri. Skripsi, jurusan Pendidikan

Agama Islam.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penerapan metode inquiry

dalam pembelajaran PAI yang ada di SMP Negeri 1 Papar Kediri dengan penerapan

setrategi pembelajaran dengan penerapan metode inquiry berdampak positif terhadap

motivasi belajar siswa. Hal ini ditandai dengan meningkatnya semangat belajar siswa

dalam kegiatan belajar mengajar dan siswa tidak akan bosan belajar, serta anak

cenderung lebih berusaha mencari jawaban dengan caranya sendiri, hal ini terbukti

dari hasil angket yang menyatakan 99% siswa lebih aktif dan bersemangat dalam

mengikuti pelajaran.9

8 Aminah 2009 dengan judul “Penerapan Strategi Card Sort dala m Meningkat kan

Motivasi Bela jar Siswa Ke las VII A Pada Pe laja ran Aqidah Akhlak di MTS Negri Batu

9

(27)

Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas dan

kreatifitas peserta didik, me lalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Namun

dalam hal pelaksanaannya yang dilaksanakan justru menghambat aktivitas dan

kreativitas peserta didik.

Dengan adanya penerapan multi metode diharapkan dapat meningkatkan

motivasi dan prestasi belajar siswa mata pelajaran Ekonomi siswa kelas VII SMP

Negeri 4 Malang. Kehadiran metode ini dapat menjadikan kegiatan belajar mengajar

ekonomi lebih menyenangkan karena model pembelajaran yang menekankan

aktivitas kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk kelompok kecil,

mempelajari materi pembelajaran dan memecahkan masalah secara kolektif.

Melalui Multi Metode ini, guru menciptakan suasana yang mendorong agar

siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan saling membutuhkan ini dapat

menimbulkan adanya saling ketergantungan positif yang menuntut adanya interaksi

yang memungkinkan sesama siswa saling memberikan motivasi untuk meraih hasil

prestasi yang optimal.

Berdasarkan beberapa uraian diatas penulis kemudian bermaksud untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Multi Metode Dalam Meningkatkan

Motivasi dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VII SMP Negeri

4 Malang”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah proses perencanaan pembelajaran dengan menggunakan penerapan

Multi Metode untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran

(28)

2. Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan penerapan

Multi Metode untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran

Ekonomi Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Malang?

3. Bagaimanakah hasil penilaian pembelajaran dengan menggunakan penerapan

Multi Metode untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran

Ekonomi Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Malang ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan proses perencanaan pembelajaran dengan menggunakan

penerapan Multi Metode untuk Meningkatkan Motivasi dan prestasi Belajar Mata

Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Malang?

2. Mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

penerapan Multi Metode untuk Meningkatkan Motivasi dan prestasi Belajar Mata

Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Malang?

3. Mendeskripsikan hasil penilaian pembelajaran dengan menggunakan penerapan

Multi Metode untuk Meningkatkan motivasi dan prestasi Belajar Mata Pelajaran

Ekonomi Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Malang?

(29)

Peneliti mengharapkan bahwa penelitian ini dapat memberikan konstribusi

dalam upaya meningkatkan motivasi siswi Kelas VII SMP Negeri 4 Malang”

terhadap mata pelajaran ekonomi Adapun manfaat tersebut, antara lain bagi :

1. Lembaga

Sebagai sumbangan pemikiran bahwa dengan menggunakan Multi Metode

ini, dalam upaya meningkatkan motivasi siswa kelas VII SMP Negeri 4 Malang.

2. Peneliti

Sebagai pengalaman membuat karya tulis ilmiah dan sekaligus menambah

pengetahuan penulis bahwasannya dengan menerapkan Multi Metode ini akan

dapat mempermudah para guru dalam menyampaikan materi Ekonomi, khususnya

untuk meningkatkan belajar.

3. Siswa

Sebagai tambahan pengetahuan bahwasannya dengan menggunakan Multi

Metode ini lebih efektif, maka siswa akan dapat dengan mudah menerima dan

memahami materi serta hasil belajarnya akan meningkat.

E. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian tindakan kelas ini hanya akan meneliti atau menerapkan

(30)

motivasi dan prestasi belajar siswa mata pelajaran Ekonomi pada siswa kelas VII

SMP Negeri 4 Malang.

F. Definisi Operasional 1. Motivasi Belajar

Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1) motivasi instrinsik; 2) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tidakan belajar. Termasuk dalam motivasi instrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya kebutuhan untuk masa depan siswa yang bersangkutan. Dalam penelitian ini motivasi belajar yang digunakan adalah motivasi intrinsik. 2. Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang te lah dikerjakan. Diciptakan, baik secara individu maupun kelompok.10 Jadi prestasi belajar adalah hasil dari belajar baik secara individu maupun kelompok.

3. Inquiry

Metode inquiry adalah metode yang merangsang murid untuk berfikir, menganalisa suatu persoalan sehingga menemukan permasalahannya.

10

(31)

4. Card sort

Card sort adalah metode yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran dengan menggunakan kartu.

5. Jigsaw

Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing- masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika adalah tata urutan yang beraturan dan berkesesuaian. Sistematika ini memuat kerangka pemikiran yang akan digunakan dalam pelaporan hasil penelitian yang dilakukan. Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

(32)

perumusan masalah, tujuan penelitian, penelitian terdahulu, manfaat penelitian, sistematika pembahasan.

BAB II Kajian Pustaka

Kajian pustaka menguraikan tentang kajian teori yang berhubungan dengan

pembelajaran kontekstual dengan Penerapan Multi Metode yang mendasari

penelitian tindakan kelas ini.

BAB III : Metode Penelitian

Metode penelitian menjelaskan tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas yang berisi lokasi penelitian, pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, sumber dan jenis data, pengumpulan data, analisis data, tahap-tahap penelitian (siklus penelitian: perencanaan, implementasi, pengamatan dan refleksi).

BAB IV Hasil Penelitian

Hasil penelitian menjelaskan data-data yang diperoleh di lapangan (rencana pembelajaran dan hasil pembelajaran) yaitu gambaran umum SMPN 4 Malangdan deskripsi data sesuai dengan rumusan masalah.

BAB V Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan menjelaskan hasil penelitian dikaitkan dengan teori- teori yang sudah ada yang berisi tentang Penerapan Multi Metode Dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa, p roses dan hasil penelitian.

BAB VI Penutup

(33)
(34)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Metode

Ditinjau dari segi etimologis (bahasa), metode berasal dari bahasa yunani,

yaitu “methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti

mulai atau melewati, dan “bodos” yang berarti jalan atau cara. Maka metode

memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa inggris

dikenal term method dan way yang terjemahkan dengan metode dan cara, dan dalam

bahasa arab, kata metode diungkapkan dalam berbagai kata seperti kata a l-tha riqoh,

a munhaj, dan a wa sila h,. Athariqoh berarti jalan, a ma nhaj berarti sistem dan a

l-wa sila h berarti mediator atau perantara. Dengan demikian, kata Arab yang paling

dekat dengan arti metode adalah a l-thariqah.11

Menurut Mulyasa, pembelajaran pada hakikatnya adalah interaksi antara

peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang

lebih baik. Dalam pembelajaran tersebut banyak sekali factor yang

mempengaruhinya, baik factor internal yang datang dari individu, maupun factor

eksternal yang datang dari lingkungan individu tersebut.

Pembelajaran terkait bagaimana membelajarkan siswa atau bagaimana

11

Isma il SM , M.Ag. Stra tegi Pembela ja ra n Aga ma Isla m Berba sis PAIKEM (Se ma rang: rasail media group, 2008), hlm 7

(35)

membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan dorongan oleh kemauannya sendiri

untuk mempelajari apa yang teraktualisasikan dalam kurikulum sebagai kebutuhan

peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran berupaya menjabarkan nilai-nilai yang

terkandung dalam kurikulum. Selanjutnya dilakukan kegiatan untuk memilih,

menetapkan dan mengembangkan cara-cara (metode pembelajaran yang tepat untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan sesuai dengan kondisi yang ada aga r

kurikulum dapat diaktualisasikan dalam proses pembelajaran)

Pembelajaran sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari

landasan dan mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut

sangat penting, karena pembelajaran merupakan pilar utama terhadap pembangunan

manusia dan masyarakat.12

Berbicara tentang metode pembelajaran, maka penerapan Multi Metode

kombinasi dalam hal ini metode inquiry, card sort, dan jigsawa dalah suatu metode

pembelajaran yang berguna untuk mengatasi kesulitan belajar sehingga dapat

meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam pembelajaran terutama mata

pelajaran ekonomi.

B. Belajar

12

(36)

Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara

potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang

dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.13

Salah satu aspek penting dalam mengajar termasuk mengajar Ekonomi ialah

membangkitkan motivasi anak untuk belajar. Berbagai cara telah dianjurkan oleh ahli

pendidikan untuk mencapai hal itu. Mengapa hal ini penting, ini karena motivasi

seseorang adalah bagian internal manusia. Dia menetapkan alasan dan membuat

keputusannya sendiri berdasarkan penglihatannya (perception) terhadap

lingkungannya. Tentang bagaimana guru mempengaruhi motivasi siswa adalah

dengan menciptakan situasi eksternal sehingga siswa akan bertindak sesuai dengan

yang diharapkan.14

C. Penerapan Multi Metode 1. Metode Inquiry

a. Pengertian Metode Inquiry

Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik

untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry

menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif. Kendatipun

metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang

peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru

13

Hamzah. B. Uno, Teori Motiva si dan Pengukurannya (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 23

14

(37)

berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang

kala guru perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan,

memberikan komentar, dan saran kepada peserta didik. Guru berkewajiban

memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang kondusif,

dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang

bervariasi.

Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami.

Karena itu inquiry menuntut peserta didik berfikir. Metode ini melibatkan

mereka dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut peserta didik

memproses pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna dalam

kehidupan nyata. Dengan demikian , melalui metode ini peserta didik

dibiasakan untuk produktif, analitis, dan kritis.

Langkah-langkah dalam proses inquiry adalah menyadarkan

keingintahuan terhadap sesuatu, mempradugakan suatu jawaban, serta

menarik kesimpulan dan membuat keputusan yang valid untuk menjawab

permasalahan yang didukung oleh bukti-bukti. Berikutnya adalah

menggunakan kesimpulan untuk menganalisis data yang baru.

b.Langkah-langkah Pelaksanaan Inquiry

1) Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi

yang akan diajarkan.

2) Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan, yang

jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa.

3) Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin

(38)

4) Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya.

5) Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Metode inquiry menurut Roestiyah (2001:75) merupakan suatu teknik

atau cara yang dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana

guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi

beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu

yang harus dikerjakan, kemudian mereka mempelajari, meneliti, atau

membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka di dalam

kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik.

Akhirnya hasil laporan dilaporkan ke sidang pleno, dan terjadilah diskusi

secara luas. Dari sidang pleno kesimpulan akan dirumuskan sebagai

kelanjutan hasil kerja kelompok. Dan kesimpulan yang terakhir bila masih

ada tindak lanjut yang harus dilaksanakan, hal itu perlu diperhatikan.

Guru menggunakan teknik bila mempunyai tujuan agar siswa

terangsang oleh tugas, dan aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan

masalah itu. Mencari sumber sendiri, dan mereka belajar bersama dalam

kelompoknya. Diharapkan siswa juga mampu mengemukakan pendapatnya

dan merumuskan kesimpulan nantinya. Juga mereka diharapkan dapat

berdebat, menyanggah dan mempertahankan pendapatnya. Inquiry

mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, seperti

merumuskan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen,

mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan. Pada metode

(39)

dan sebagainya. Akhirnya dapat mencapai kesimpulan yang disetujui

bersama. Bila siswa melakukan semua kegiatan di atas berarti siswa sedang

melakukan inquiry.

c. Keunggulan Metode Inquiry

1) Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa,

sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan

lebih baik.

2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses

belajar yang baru.

3) mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,

bersifat jujur, obyektif, dan terbuka.

4) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya

sendiri.

5) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.

6) Situasi pembelajaran lebih menggairahkan.

7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.

8) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

9) Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional.

10)Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka

dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Metode inquiry menurut Suryosubroto (2002:192) adalah perluasan

proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Artinya proses inqury

(40)

merumuskan problema, merancang eksperimen, melakukan eksperimen,

mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan, dan sebagainya.15

d. Kelemahan Metode Inquiry

Kelemahan-kelemahan dari metode inquiry dapat dikemukakan

sebagai berikut:

1) Dipersyaratkan keharusannya dalam persiapan mental cara untuk belajar

ini, misalnya siswa yang lambat mungkin bingung dalam usahannya

munyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih

pandai akan memonpoli penemuan dan menimbulkan frustasi pada siswa

yang lain.

2) Metode ini kurang berhasil untuk mengejar kelas besar, misalnya sebagian

waktu dapat hialng karena membantu membantu seorang siswa

menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk

kata-kata tertentu.

3) Harapan yang ditumpahkan pada metode ini mungkin mengecewakan guru

dan siswa yang sudah biasa denagn perencanaan dan pengajaran secara

tradisional.

4) Dalam beberapa ilmu fasilitas yang dibutuhkan mungkin tidak ada.

5) Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu

mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan

diperolehnya sikap dan keterampilan. Sedangkan sikap dan keterampilan

15

(41)

diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan

emosional sosial keseluruhan pada anak.

6) Metode ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berfikir kretif,

kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih

dahulu oleh guru, demikian pula proses-prose dibawah pembinaannya.

Tidak semua pemecahannnya masalah menjamin penemuan yang penuh

arti. Pemecahan masalah dapat bersifat membosankan mekanistis,

formalistis, dan pasif seperti bentuk terburuk dari metode ekspositori

verbal.16

Selanjutnya tentang perbedaan kelas yang masih tradisional dengan

kelas yang sudah mulai menerapkan metode inquiry sebagaimana yang

digambarkan dalam tabel dibawah ini adalah sebagai berikut:

Table 2.1 Perbedaan kelas yang masih tradisional dan kelas inquiry

No Kelas

tradisional

Kelas inquiry

1 Guru begitu

saja memberi

informasi

sebanyak-banyaknya.

Guru menjadi

fasilitator dan

memandu siswa

untuk mengerti

bagaimana

16 Suparhadi saputro,‘’dasar

-dasar metodologi pengajaran umum

(42)

mencari dan

menemukan

informasi yang

ingin siswa

ketahui dari

berbagai media

sumber

pengetahuan

(buku,

Koran,majalah,

internet, dan

lain-lain)

2 Satu-satunya

hal yang

diharapkan

dari siwa

adalah sedapat

mungkin

mengusai atau

hafal semua

informasi yang

diberikan dari

guru dan buku

paket.

Suasana

pembelajaran

dikelas banyak

diwarnai dengan

diskusi sebagai

cara untuk

mencari

kebenaran dan

pengetahuan dari

sebuah subyek

pembelajran

3 Menghafal dan

menghafal

banyak sekali

fakta dan

informasi

adalah hal

yang paling

dititik

beratkan

Siswa diajarkan

untuk

memproses

informasi yang

(43)

dikelas

4 Pembelajaran

dirancang atau

dibuat untuk

konsumsi

seluruh siswa

yang ada

didalam kelas

tanpa

memandang

kecerdasan apa

yang dimiliki

siswa serta

modalitas

belajar yang

dimiliki siswa

Pembelajaran

menggunakan

pendekatan

kontruktivisme

berawal dari apa

yang siswa

ketahui, dan

yang terakhir

apa yang siswa

telah pelajari

5 Informasi yang

didapat siswa

terbatas pada

apa yang

diberikan guru

dan buku paket

Siswa belajar

memecahkan

masalah dengan “melakukan” atau “hand on a pprouch”

6 Saat menilai

siswa guru

menggunakan

sistem hanya

ada satu

pertanyaan dan

satu jawaban

yang benar dan

menggunakan

satu macam

sistem

Bersama dengan

siswa guru

banyak

melakukan

pembelajaran

singkat ( mini

(44)

penilaian.

7 Pembelajaran

dilakukan

dengan sistem

group atau

kelompok

8 Banyak cara

yang digunakan

untuk menguji

pengetahuan

siswa. Aspek

yang dinilai

secara cermat

antara lain,

pengetahuan,

keterampilan,

dan perilaku

siswa. Misalnya,

cara siswa

memanfaatkan

waktu dalam

penyelesaian

tugas dan

lain-lain.17

Mengingat tujuan tersebut diatas maka pemecahan suatu masalah jangan diajarkan sebagai pengetahuan saja, melainkan harus menjadi alat bagi murid untuk selanjutnya dapat memecahkan masalah

17

(45)

sendiri dari segala macam masalah hanya mungkin akan dijumpainya, sekarang maupun kelak, disekolah, dirumah maupun dimasyarakat. e. Tujuan-tujuan inquiry

1) Belajar bagaimana bertindak didalam situasi baru. 2) Belajar bagaimana caranya keluar dari situasi yang sulit.

3) Belajar siswa bagaimana caranya mempertimbangkan suatu keputusan.

4) Belajar bagaimana caranya membatasi suatu persoalan.

5) Belajar bagaimana caranya menemukan pemecahan-pemecahan 6) Belajar menyadari bahwa setiap masalah pasti ada cara tertentu

untuk memecahkannya.

7) Belajar meneliti suatu masalah dari semua sudut pemecahan. 8) Belajar bekerja secara sistematis diwaktu memecahkan suatu

masalah.

9) Belajar menguji kebenaran suatu keputusan yang telah ditetapkan18 Selain itu juga disebutkan tujuan umum dari latihan inquiry adalah menolong siswa mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan yang dibutuhkan dengan memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu.

Dapat disimpulkan tujuan dari metode inquiry adalah untuk membantu siswa dalam mengembangkan intelektual dan kterampilan

18

(46)

yang timbul dari pertanyaan-pertanyaan dan menyelidikinya untuk mendapatkan jawaban sesuai dengan keingin tahuan mereka.

f. Landasan Filosofis Kontruktivistik Dalam Metode Inquiry

Teori pembelajaran kontrutivistik merupakan teori pembelajaran

inquiry, merupakan teori pembelajaran kognitif yang baru dalam psikologi

pendidikan yang menyatakan siswa harus menemukan sendiri dan

mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan

aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi.

Bagi siwa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan,

mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan untuk dirinya,

berusaha dengan susah payah dengan ide-ide.19

Kontruktivistik juga merupakan landasan berfikir pembelajaran

kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi

sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan

bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk

diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan

memberi makna melalui pengalaman nyata.20

19

Trianto. Model pembelaja ran terpadu dalam teo ri dan praktik. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007) hlm 26

20

(47)

Menurut teori ini, satu prinsip paling penting dalam psikologi

pendidikan bahwa guru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan

kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan dibenaknya.

Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan

siswa kesempatan untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri,

dan membelajarkan siswa denagn cara sadar menggunakan strategi mereka

sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

siswa pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjatnya.

Esensi dari teori Kontruktivistik metode inquiry adalah ide bahwa

harus siswa sendiri yang menemukan dan mentrasformasikan sendiri suatu

informasi kompleks apabila mereka menginginkan informasi itu menjadi

miliknya. Kontrutivisme adalah suatu pendapat menyatakan bahwa

perkembangan kognitif merupakan suatu proses dimana anak secara aktif

membangun sistem arti dan pemecahan terhadap realita melalui pengalaman

interaksi mereka. Menurut pandangan Kontruktivistik anak secara aktif

membangun pengetahuan dengan cara terus-menerus mengasimilasi dan

mengakomodasi informasi baru, dengan kata lain kontruvisme adalah teori

perkembangan kognitif yang menekankan peran aktif siswa dengan

membangun pemahaman mereka tentang realita.

Pendekatan Kontruktivistik dalam pengajaran menerapkan

(48)

lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila

mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah itu dengan temannya.21

2. Metode Card Sort

a. Pengertian Metode Card Sort

Penggunaan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar sangat

mempengaruhi hasil yang ingin dicapai. Jadi antara metode dan materi yang

disampaikan harus ada keserasian. Apabila antara keduanya terjadi

kesenjangan maka tujuan yang di cita-citakan akan tercapai. Dengan demikian

metode menempati peranan yang penting dan sangat bermanfaat dalam proses

belajar mengajar untuk itu metode harus mendapatkan perhatian dari

pendidik.

Dalam penggunaan metode selain kesesuaian dari materi seorang

guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas, jumlah kelas.

Demikian juga tingkat intelektual, perbedaan kesanggupan dan kecepatan.

Ada enam unsur dasar dari suatu metode, antara lain:

1) Authority, yaitu adanya semacam (thaqotha) dari seorang guru, membuat

murid percaya dan yakin terhadap dirinya.

2) Infantilisasi, murid seakan-akan seperti anak kecil yang menerima

“authority” dari guru. ilmu masuk tanpa disadari seperti apa yang dialami

oleh seorang anak kecil.

21

(49)

3) Dual komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan non verbal yang berupa

rangsangan semangat dari keadaan ruangan dan dari kepribadian seorang

guru.

4) Intonasi, guru menyajikan materi pelajaran dengan tiga intonasi yang

berlainan.

5) Rhythm, yaitu pembelajaran membaca dilakukan dengan irama, berhenti

sejenak diantara kata-kata dan rasa yang disesuaikan dengan nafas irama

dalam

6) Keadaan Pseudo-Passive, keadaan murid rileks tetapi tidak tidur sambil

mendengar irama music.22

Metode Card Sort ( mensortir kartu) yaitu suatu strategi yang

digunakan pendidik untuk menemukan konsep untuk menemukan fakta

melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran23

b. Langkah- langkah Penerapan Metode Card Sort

Adapun langkah-langkah penerapan metode card sort antara lain:

1) Bagikan kertas yang bertuliskan informasi atau katagori tertentu secara

acak.

2) Tempelkan katagori utama di papan atau kertas di dinding kelas.

3) Mintalah peserta didik untuk mencari temannya yang memiliki kertas/

kartu yang berisi tulisan yang sama untuk membentuk kelompok dan

mendiskusikannya.

22 Azhar, Arsyad, “Ba ha sa Ara b dan Metode Penga ja ra nnya (Beberapa Pokok Pikiran)”

(Makasar: Pustaka Pela jar, April 2002), h lm. 24.

23

(50)

4) Mintalah mereka untuk mempresentasikannya.24

Sedangkan menurut Dedy Wahyudi penerapan strategi (metode) card

sort dengan langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan, sebagai berikut :

1) Langkah pertama guru membagiakn selembar kartu kepada setiap siswa

dan pada kartu tersebut telah dituliskan suatu materi. Kartu tersebut terdiri

dari kartu perhuruf.

2) Langkah kedua, siswa diminta untuk mencari teman (pemegang kartu)

yang sesuai dengan masalah yang ada pada kartunya sesuai dengan

kelompok.

3) Langkah ketiga, siswa akan berkelompok dalam satu pembahasan

4) Langkah keempat, siswa diminta untuk menempelkan dipapan tulis

bahasan yang ada dalam kartu tersebut berdasarkan urutan-urutan

bahasannya yang dipegang kelompok tersebut.

5) Langkah kelima, seorang siswa pemegang kartu dari masing-masing

kelompok untuk menjelaskan dan sekaligus mengecek kebenarannya.

6) Langkah keenam, bagi siswa yang salah mencari kelompok sesuai bahasan

atau materi pelajaran tersebut, diberi hukuman dengan mencari judul

bahasan atau materi yang sesuai dengan kartu yang dipegang.

7) Langkah ketujuh, guru memberikan komentar atau penjelasan dari

permainan tersebut.25

c. Tujuan Menggunakan Metode Card Sort

24Hisyam, zaini. “

stra tegi pembelajaran aktif di perguruan tinggi”, (Yogyakarta: PT. CTSD, 2002) hlm, 30

25 Dedi Wahyudi, “ Metode da n Stra tegi Pembela ja ra n Berorienta si pa da Pemberda ya an

(51)

Tujuan dari pembelajaran dengan menggunakan metode Card Sort ini

adalah untuk mengungkapkan daya ingat terhadap materi pelajaran yang telah

dipelajari siswa.26

d. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Metode Card Sort

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam prosedur penggunaan metode

Card Sort antara lain:

1) Kartu-kartu tersebut jangan diberi nomor urut

2) Kartu-kartu tersebut dibuat dalam ukuran yang sama.

3) Jangan memberi ”tanda kode” apapun pada kartu-kartu tersebut.

4) Kartu-kartu tersebut terdiri dari ”beberapa bahasan” dan dibuat dalam

jumlah yang banyak atau sesuai dengan jumlah siswa.

5) Materi yang ditulis dalam kartu-kartu tersebut, telah di ajarkan dan telah

dipelajari oleh siswa. Metode ini dapat mengaktifkan siswa yang

kelelahan. Metode ini digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam

mempelajari materi yang bersifat konsep, karaktristik motivasi, maka

seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.

Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat

pencapaian prestasi belajarnya. Dengan demikian kegiatan motivasi itu

dipengaruhi adanya kegiatan belajar.27

3. Metode Jigsaw

a. Pengertian Metode Jigsaw

26

ibid

27

(52)

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk

menyampaikan pelajaran kepada peserta didik. Karena penyampaian itu

berlangsung dalam interaksi idukatif, metode pembelajaran dapat diartikan

sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

dengan pelajar pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan demikian,

metode pembelajaran merupakan alat untuk menciptakan proses belajar

mengajar.28

Metode mengajar jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Eliot Arronson

dkk di Universitas Texas, kemudian di adaptasi oleh Salvin dkk di Universitas

John Hopkin. Tehnik ini dapat digunakan dalam pembelajaran membaca,

menulis, mendengarkan, ataupun membaca. Teknik ini menggabungkan

keempatnya.29

Pembelajaran metode jigsaw adalah suatu metode pembelajaran

kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam suatu kelompok yang

bertanggung jawab atas pengusaan bagian materi belajar dan mampu

mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Jigsaw

didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap

pembelajarannya sendiri juga terhadap pembelajaran orang lain. Siswa tidak

hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus

memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya

yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung dengan yang lain dan

28 Departemen Agama RI, “Metodologi Pendidikan Agama Islam”,

(Ja karta: Dire ktorat Jendral Ke le mbagaan Agama Isla m, 2002), h lm. 88

29

(53)

harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang

ditugaskan”

b. Penerapan Metode Jigsaw

Adapun faktor-faktor kunci keberhasilan yang harus diperhatikan

dalam penerapan metode jigsaw ini adalah:

1)Positive interdependence

Setiap anggota kelompok harus memiliki ketergantungan satu sama

lain yang dapat menguntungkan dan merugikan anggota kelompok lainnya.

2)Individua l a ccountability

Setiap anggota kelompok harus memiliki rasa tanggung jawab atas

kemajuan proses belajar seluruh anggota termasuk dirinya sendiri.

3)Fa ce-to-face promotive interaction

Anggota kelompok melakukan interaksi tatap muka yang mencakup

diskusi dan elaborasi dari materi pembahasan.

4)Socia l skills

Setiap anggota kelompok harus memiliki kemampuan bersosialisasi

dengan anggota lainnya sehingga pemahaman materi dapat diperoleh secara

kolektif.

(54)

Kelompok harus melakukan evaluasi terhadap proses belajar untuk

meningkatkan kinerja kelompok. 30

c. Langkah-langkah metode jigsaw

1) Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim

2) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda

3) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan

4) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab

yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk

mendiskusikan sub bab mereka

5) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke

kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka

tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya

mendengarkan dengan sungguh-sungguh.

6) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi

7) Guru memberi evaluasi

8) Penutup

d. Faktor Pendukung dan Penghambat Metode Jigsaw

1) Faktor Pendukung Metode Jigsaw

Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran

metode jigsaw memiliki dampak yang positif terhadap kegiatan belajar

mengajar, yaitu dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa selama

pembelajaran, meningkatkan ketercapaian tujuan pembelajaran dan dapat

30

(55)

meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran berikutnya. Selain

itu, pembelajaran kooperatif metode jigsaw merupakan lingkungan belajar

bersama dalam kelompok kecil yang hiterogen, untuk menyelesaikan tugas

pembelajaran. Siswa melakukan interaksi sosial untuk mempelajari materi

yang diberikan kepadanya dan bertanggung jawab untuk menjelaskan kepada

anggota kelompoknya. Jadi, siswa dilatih untuk berani berinteraksi dengan

teman-temannya.

2) Faktor penghambat

Tidak selamanya proses belajar dengan metode jigsaw berjalan

dengan lancer. Ada beberapa hambatan yang dapat muncul. Yang paling

sering terjadi adalah kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan

metode ini. Peserta didik dan pengajar masih terbawa kebiasaan metode

konvensional, dimana pemberian materi terjadi secara satu arah. Factor

penghambat lain adalah kurangnya waktu. Proses metode ini membutuhkan

waktu yang lebih banyak, sementara waktu pelaksanaanya metode ini harus

disesuaikan dengan beban kurikulum.31

31

(56)

D. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving force), atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.32

2. Fungsi Motivasi

Berikut ini merupakan beberapa fungsi motivasi:

a. Motivasi merupakan alat pendorong terjadinya prilaku belajar peserta didik.

b. Motivasi merupakan alat untuk mempengaruhi prestasi belajar peserta didik.

c. Motivasi merupakan alat untuk memberikan direksi terhadap pencapaian

tujuan pembelajaran.

d. Motivasi merupakan alat untuk membangun sistem pembelajaran lebih

bermakna.33

3. Jenis Motivasi

a. Motivasi intrinsic, yaitu motivasi yang datangnya secara alamiah atau murni

dari diri peserta didik itu sendiri sebagai wujud adanya kesadaran diri (self

awareness) dari lubuk hati yang paling dalam.34

b. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya disebabkan factor-faktor

di luar diri peserta didik, seperti adanya pemberian nasihat dari gurunya,

hadiah, kometisi, nasihat antar peserat didik, hukuman, dan sebagainya.35

32Nanang Hanifah dkk,”Konsep Stra tegi Pembela ja ra n” (Bandung: Refika Aditama,

2009), hlm. 26

33

(57)

4. Prinsip Motivasi

Berikut merupakan beberapa prinsip yang ada dalam motivasi

a. Peserta didik memiliki motivasi belajar berbeda-beda sesuai dengan pengaruh

lingkungan internal dan eksternal peserta didik itu sendiri.

b. Pengalaman belajar masa lalu yang sesuai dan dikaitkan dengan pengalaman

belajar yang baru akan menumbuh kembangkan motivasi belajar peserta didik.

c. Motivasi belajar peserta didik akan berkembang jika disertai pujian dari pada

hukuman.

d. Motivasi intrinsic peserta didik dalam belajar akan lebih baik dari pada

motivasi ekstrinsik, meskipun keduanya saling menguatkan.

e. Motivasi belajar peserta didik yang satu dapat merambat kepada peserta didik

yang lain.

f. Motivasi belajar peserta didik akan berkembang jika disertai dengan tujuan

yang jelas.

g. Motivasi belajar peserta didikakan berkembang jika disertai dengan

implementasi keberagaman metode.

h. Bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan belajar akan menumbuh-

kembangkan motivasi belajar peserta didik.

i. Motivasi yang besar dapat mengoptimalkan potensi dan prestasi belajar

peserta didik.

j. Gangguan emosi siwa dapat menghambat terhadap motivasi dan mengurangi

prestasi belajar siswa.

35

(58)

k. Tinggi rendahnya motivasi berpengaruh terhadap tinggi rendahnya gairah

belajar peserta didik.

l. Motivasi yang besar akan berpengaruh terhadap terjadinya proses

pembelajaran secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.36

5. Cara Membangkitkan Motivasi

Motivasi merupakan salah satu utama dalam bagi keberhasilan dalam

belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar dapat dipelajari supaya dapat tumbuh

dan berkembang. Berikut ini merupakan beberapa cara untuk membangkitkan

motivasi belajar.37

a. Peserta didik memperoleh pemahaman (comperhension) yang jelas mengenai

proses pembelajaran.

b. Peserta didik memperoleh kesadaran diri ( self consciousness) terhadap

pembelajaran.

c. Menyesuaikan tujuan pembelajaran dengan kebutuhan peserta didik secara

link dan match.

d. Memberi sentuhan lembut ( soft rouch)

e. Memberikan hadiah (reword)

f. Memberiakn pujian dan penghormatan.

g. Peserta didik mengetahui prestasi belajarnya.

h. Adanya iklim belajar yang kompetitif secara sehat.

i. Belajar menggunakan multi media.

j. Belajar menggunakan multi metode.

36

Nanang Hanifah, Op.Cit, hlm 27

37

(59)

k. Guru yang kompeten dan humoris.

l. Suasana lingkungan sekolah yang sehat.

6. Mengukur Aspek-aspek dalam Motivasi

Motivasi merupakan aspek penting dalam pembelajaran peserta didik.

Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa dapat terlihat dari indicator motivasi itu

sendiri. Mengukur motivasi belajar dapat diamati dari sisi berikut.38

a. Durasi belajar, yaitu tinggi rendahnya motivasi belajar dapat diukur dari

seberapa lama penggunaan waktu peserat didik untuk melakukan kegiatan

belajar.

b. Sikap terhadap belajar, yaitu motivasi belajar siswa dapat diukur dengan

kecendrungan prilakunya terhadap belajar apakah senang, ragu, atau tidak

senang.

c. Frekuensi belajar, yaitu tinggi rendahnya motivasi belajar dapat diukur dari

seberapa sering kegiatan belajar dilakukan peserta didik dalam priode tertentu.

d. Konsistensi terhadap belajar, yaitu tinggi rendahnya motivasi belajar peserta

didik dapat diukur dari ketetapan dan kelekatan peserta didik terhadap

pencapaian tujuan pembelajaran.

e. Kegigihan dalam belajar, yaitu tinggi rendahnya motivasi belajar peserta didik

dapat diukur dari keuletan dan kemampuannya dalam mensiasati dan

memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

f. Loyalitas terhadap belajar, yaitu tinggi rendahnya motivasi belajar peserta

didik dapat diukur dengan kesetiaan dan berani mempertaruhkan biaya tenaga

dan pikirannya secara optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran.

38

(60)

g. Visi dalam belajar, yaitu motivasi belajar peserta didik dapat diukur dengan

target belajar yang kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan.

h. Achievenment dalam belajar, yaitu motivasi belajar peserta didik dapat diukur

dengan prestasi belajarnya.39

7. Alat Ukur Motivasi

Ada beberapa alat ukur yang dapat digunakan untuk mengetahui motivasi

seseorang, yaitu sebagai berikut.

a. Tes tindakan (performance test), yaitu alat untuk memperoleh informasi

tentang, loyalitas, kesungguhan, targeting, kesadaran, durasi, dan frekuensi

kegiatan.

b. Kuesioner (questionaire) untuk memahami tentang kegigihan dan loyalitas.

c. Mengarang bebas untuk memahami informasi tentang visi dan aspirasinya.

d. Test prestasi untuk memahami informasi tentang prestasi belajar.

e. Skala untuk memahami informasi tentang sikapnya.40

8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar. Belajar dilakukan oleh

setiap orang, baik anak-anak, orang dewasa, maupun orang tua dan berlangsung

seumur hidup. Dalam

Gambar

Table 2.1 Perbedaan kelas yang masih tradisional dan kelas
Table 2.2 Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi
Table 2.3 Symbol angka-angka
Gambar 3.1 Tahapan dalam Siklus Penelitian Tindakan Kelas
+4

Referensi

Dokumen terkait

Teknologi produksi merupakan alat dan cara yang digunakan manusia untuk menghasilkan barang atau jasa. Namun, teknologi yang digunakannya masih sangat

Pengertian harga pokok produksi adalah semua biaya yang telah dikorbankan dalam proses produksi atau kegiatan mengubah bahan baku menjadi produk selesai... yang meliputi

Faktor produksi adalah input yang digunakan untuk menghasilkan barang barang dan jasa (Steenis, 1987) atau dalam hal ini, pengertian faktor produksi. adalah

Berdasarkan uraian di atas, produksi menurut ilmu ekonomi adalah setiap kegiatan yang dilakukan manusia untuk menghasilkan/menaikan nilai kegunaan

Hakikat ini dari manajemen operasi adalah suatu proses memanajemeni kegiatan produksi dalam organisasi yang menghasilkan barang, jasa atau bahkan ide.. Ada beberapa

Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa maupun faedah suatu

Perusahaan/Produsen Dalam ekonomi, yang dimaksud dengan kegiatan produksi adalah usaha untuk menghasilkan barang dan jasa guna memenuhi kepentingan Perilaku Konsumen dan

ANCAMAN PERTUMBUHAN EKONOMI TEHADAP LINGKUNGAN • SDA + input lain merupakan hal penting dalam kegiatan produksi industri, pertanian, jasa menghasilkan output barang & jasa untuk