PENERAPAN MULTI METODE DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN
EKONOMI SISWA KELAS VII SMPN 4 MALANG
SKRIPSI
Oleh:
Eka Marlia Yudiana 06130067
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
PENERAPAN MULTI METODE DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN
EKONOMI SISWA KELAS VII SMPN 4 MALANG
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (S.Pd)
Diajukan oleh: Eka Marlia Yudiana
06130067
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
JUDUL :
PENERAPAN MULTI METODE DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI
SISWA KELAS VII SMPN 4 MALANG
Oleh : Eka Marlia Yudiana
06130067
Telah Disetujui Tanggal 29 Juni 2010 Oleh Dosen Pembimbing :
Dr. H. Nur Ali, M.Pd NIP : 19690324 199603 1 002
Mengetahui :
Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN MULTI METODE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN
EKONOMI SISWA KELAS VII SMPN 4 MALANG
SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh Eka Marlia Yudiana (06130067)
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 28 Juli 2010 dengan nilai B+
dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (S.Pd) pada tanggal: 28 Juli 2010
Panitia Ujian Tanda Tangan
Ketua Sidang
Dr. H. Nur Ali, M.Pd : ____________________
NIP. 196504031998031 002
Pembimbing
Dr. H. Nur Ali, M.Pd : ____________________
NIP. 196504031998031 002
Sekretaris Sidang
Miftahussyaian M.Sos : ____________________
Penguji Utama
Dr. Sugeng Listiyo P, M. Pd : ____________________ NIP. 196905262000031 003
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Dr. H. Nur Ali, M.Pd Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Skripsi Eka Marlia Yudiana Malang, 29 Juni 2010 Lamp. : 6 (Enam) Eksemplar
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Di
Malang
Assalamu‟alaikum Wr. Wb.
Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun tehnik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:
Nama : Eka Marlia Yudiana Nim : 06130067
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Judul Skripsi : Penerapan Multi Metode dalam meningkatkan Motivasi dan prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Malang
Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan.
Demikian, mohon dimaklumi adanya. Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.
Pembimbing,
Dr. H. Nur Ali, M.Pd
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh galar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam dafatr rujukan.
Malang, 28 Juni 2010
PERSEMBAHAN
Sebuah tulisan sederhanaku ini aku persembahkan Kepada orang-orang yang selalu dekat dihati
Ayah dan ibuku tercinta (HM. Sutrisno & Siti Mardukah) Yang selalu sabar me mbimbing dan me mberikan jutaan kasih sayang
kepadaku
Dan selalu mendo’akanku dengan penuh keikhlasan
Tanpa aku pinta dan tanpa me minta balasan apapun dariku
Mbakku, kakakku dan kakak iparku (b’ sri, mas zen dan mas fatkhur) serta
adik-adikku tersayang
Yang telah me nyayangiku dengan penuh kasih sayang,
MOTTO
(Q.S. An Nahl ayat 125)
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[ 845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang ba ik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
(Q.S. An Nahl: 125)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah, tiada kata yang pantas dan patut penulis ungkapkan selain rasa syukur ke hadirat Allah SWT “Sang Maha Cahaya” yang telah melimpahkan kasih-sayang-Nya yang tiada batas, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
tulis dalam bentuk skripsi ini dengan mengambil judul “Penerapan Multi Metode dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Mata Pe lajaran Ekonomi Siswa Kelas VII SMPN 4 Malang”.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tetap terlimpahcurahkan kepada teladan suci kita Rasulullah Muhammad SAW, pemimpin dan pembimbing abadi umat. Karena, melalui Beliaulah kita menemukan jalan yang terang benderang dalam mendaki puncak tertinggi iman, dari gunung tertinggi Islam.
Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
Penulis menyadari bahwa baik dalam perjalanan studi maupun dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi- tingginya, permohonan maaf, dan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang dengan ikhlas memberikan dorongan baik moril, materiil, dan spirituil.
2. Bapak Prof. DR. H. Imam Suprayogo, selaku rektor UIN MALIKI Malang.
3. Bapak Dr. H. M. Zainuddin, M.A, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah, dan Bapak Drs. M. Yunus, M.Si selaku Ketua Jurusan pendidikan IPS beserta segenap dosen Fakultas Tarbiyah UIN Malang yang dengan ikhlas telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.
serta pengarahan kepada penulis dalam proses mengerjakan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
5. Kepala Sekolah, guru, dan segenap siswa kelas VII SMPN 4 Malang yang dengan ikhlas membantu penulis dalam penelitian skripsi ini.
6. Sahabat-sahabatku (Alfi, Efi, Ninis Alan, Arif, Dan Yusuf) terimakasih telah memberikan dukungan dan semua warga IPS.
7. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan yang sangat bermanfaat bagi penulis demi terselesainya penyusunan skripsi ini.
Tiada ucapan yang dapat penulis haturkan kecuali “Jazaakumullah Ahsanal Jazaa” semoga semua amal baiknya diterima oleh Allah SWT.
Dan akhirnya, penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca demi memperbaiki karya tulis yang sederhana ini, semoga skripsi ini dapat membawa manfaat bagi para pengkaji/pembaca dan bagi penulis sendiri. Amin Ya Robbal „Alamin.
Malang, Juni 2010
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam skripsi ini menggunakan pedoman transliterasi berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158 tahun 1987 dan no. 0543 b/U/1987 yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:
A. Huruf
ا = a ز = z ق = q
ب = b س = s ك = k
ت = t ش = sy ﻝ = l
ث = ts ص = sh م = m
ج = j ض = dl ن = n
ح = h ط = th و = w
خ = kh ظ = zh ? = h
د = d ع = َ ﺌ = ِ
ذ = dz غ = gh ﻱ = y
ر = r ف = f
B. Vokal Panjang
Vokal (a) panjang = â Vokal (i) panjang = î Vokal (u) panjang = û
C. Vokal Diftong ﻮﺃ = aw
ﺃ ﻱ = ay
ﺃﻮ = û
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Halaman
I. Silabus ... 139
II. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 148
III. Lembar Pengamatan Suasana Proses Pembelajaran... 196
IV. Lembar Observasi Motivasi ... 197
V. Pedoman Wawancara ... 198
VI. Dokumentasi... 200
VII. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Negeri 4 Malang... 201
VIII. Keadaan Peserta Didik SMPN 4 Malang ... 203
IX. Sarana dan Prasarana... 204
X. Foto Penelitian... 205
XI. Soal Pre test ... 209
XII. Soal Post test Siklus ... 212
XIII. Daftar Nilai Siswa ... 219
XIV. Bukti Konsultasi ... 221 XV. Surat Permohonan Penelitian dari Fakultas
XVI. Surat Izin Penelitian dari DIKNAS
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv
SURAT PERNYATAAN ... v
PERSEMBAHAN ... vi
MOTTO ... vii
KATA PENGANTAR... viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
DAFTAR ISI ... xiv
ABSTRAK ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian... 7
D. Manfaat Penelitian... 8
E. Batasan Masalah... 8
F. Definisi Operasional... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12
A. Pengertian Metode... 12
B. Belajar ... 13
C. Penerapan Multi Metode ... 14
1. Metode Inquiry ... 14
2. Metode Card Sort ... 24
3. Metode Jigsaw ... 28
D. Motivasi... 32
1. Pengertian Motivasi... 32
2. Fungsi Motivasi... 32
3. Jenis Motivasi... 32
4. Prinsip Motivasi ... 33
5. Cara Membangkitkan Motivasi ... 34
6. Mengukur Aspek-aspek dalam Motivasi... 35
7. Alat Ukur Motivasi... 36
8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar... 37
9. Cara Menggerakkan Motivasi ... 38
10.Pentingnya Motivasi dalam Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran Ekonomi ... 44
E. Prestasi ... 44
1. Pengertian Prestasi ... 44
2. Indikator Prestasi Belajar ... 45
4. Pendekatan Evaluasi Prestasi Belajar... 49
5. Batas Minimal Prestasi Belajar ... 50
F. Pendidikan Mata Pelajaran Ekonomi ... 53
1. Pengertian Mata Pelajaran Ekonomi ... 53
2. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi ... 54
3. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Ekonomi... 56
G. Penelitian Terdahulu ... 58
H. Motivasi dan Prestasi Belajar dalam Perspektif Islam ... 60
1. Motivasi... 60
2. Prestasi Belajar ... 60
BAB III METODE PENELITIAN ... 62
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 62
B. Kehadiran Peneliti ... 64
C. Lokasi Penelitian ... 65
D. Sumber Data Dan Jenis Data... 66
E. Teknik Pengumpulan Data ... 67
F. Rencana Tindakan ... 69
G. Instrumen Tindakan... 73
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 75
A. Siklus Penelitian ... 75
1. Paparan Data dan Temuan Penelitian Siklus 1... 75
a. Pre Test... 75
c. Pelaksanaan Tindakan Siklus I... 81
d. Pengamatan Siklus I ... 88
2. Paparan Data dan Temuan Penelitian Siklus II ... 100
a. Perencanaan Tindakan siklus II... 100
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 101
c. Pengamatan Siklus II... 106
d. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 107
3. Paparan Data dan Temuan Penelitian Siklus III... 115
a. Perencanaan Tindakan Siklus III... 115
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 116
c. Pengamatan Siklus III ... 119
d. Analisis dan Refleksi Siklus III... 119
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 127
A. Perencanaan Penerapan Multi Metode Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIIG SMPN 4 Malang... 128
B. Pelaksanaan Penerapan Multi Metode dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIIG SMPN 4 Malang... 129
C. Penilaian Multi Metode dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIIG SMPN 4 Malang... 131
A. ... K esimpulan ... 133 B. ... S
ABSTRAK
Eka Marlia Yudiana, 2010. Penerapan Multi Metode dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VII G SMPN 4 Malang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Dr. H. Nur Ali, M.Pd
Kata kunci: Pembelajaran Multi Metode inquiry, card so rt, dan jigsaw. Motivasi dan prestasi belajar Ekonomi.
Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode- metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.
Fokus penelitian ini adalah bagaimanakah motivasi dan prestasi siswa setelah penerapan pembelajaran Multi Metode yaitu metode inquiry, card sort, dan jigsaw pada mata pelajaran Ekonomi dikelas VII SMPN 4 Malang.
Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar, Metode Card Sort ( mensortir kartu) yaitu suatu metode yang digunakan pendidik untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran, dan Pembelajaran metode jigsaw adalah suatu metode pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam suatu kelompok yang bertanggung jawab atas pengusaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan datanya menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
Dari tiga siklus yang diterapkan, dapat dilihat pada evaluasi nilai post test, rata-rata siswa mendapatkan nilai yang baik. Pada siklus 1 adalah 68,7, pada siklus II adalah 76,6, dan pada siklus III adalah 91,9, prosentase peningkatan nilai siswa pada siklus I sebesar 25%, pada siklus II sebesar 39,3%, pada siklus III sebesar 67,1%. Hal ini bararti siswa sudah semangat dalam belajar dan Multi Metode ini sudah berhasil.
Fungsi dari penelitian ini adalah sebagai konstribusi dalam meningkatkan motivasi dan prestasi siswa serta mempermudah para guru dalam menyampaikan materi Ekonomi, khususnya untuk meningkatkan belajar.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan wacana yang selalu mengalami perubahan dan
metode-metode baru dalam pengembangannya kedepan. Pendidikan merupakan kunci
utama kemajuan dan peradaban suatu bangsa, semakin baik kualitas pendidikan yang
diselenggarakan oleh suatu masyarakat/ bangsa, maka secara tidak langsung akan
merubah pemikiran masyarakat/ bangsa itu sendiri.
Dalam pengertian yang luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah
proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,
pemahaman, dan cara tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.1 Pendidikan,
menurut undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional
bab 1 Pasal 1, adalah usaha sadar yang dilakukan untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan agar peserta didik tersebut
berperan dalam kehidupan masa depannya.2
Berbicara tentang metode pembelajaran, maka penerapan multi metode
kombinasi dalam hal ini metode inquiry, card sort, dan jigsaw adalah suatu metode
pembelajaran yang berguna untuk mengatasi kesulitan belajar sehingga dapat
1
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan denga n Pendeka tan Ba ru (Edisi Revisi) , (Bandung : Re ma ja Rosdakarya, 2006), h lm. 10
2
meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam pembelajaran terutama mata
pelajaran Ekonomi.
Dalam pemilihan dan penggunaan metode harus mempertimbangkan aspek
evektifitasnya dan relevensinya dengan materi yang disampaikan. Keterampilan
menggunakan variasi merupakan salah satu keterampilan mengajar yang harus
dikuasai oleh guru. Dalam proses pembelajaran, tidak jarang rutinitas yang dilakukan
oleh guru seperti ceramah, tanya jawab, kemudian berdiskusi dengan kelompok
membuat siswa jenuh dan bosan. Dalam kondisi seperti ini guru harus pandai
menggunakan metode mengajar yaitu dengan mengubah gaya mengajar, dengan
menggunakan metode inquiry, card sort, dan jigsaw. Sehingga siswa tidak merasa
bosan dan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan.
Metode inquiry merupakan suatu metode yang merangsang murid untuk
berfikir, menganalisa suatu persoalan sehingga menemukan permasalahannya. Dalam
bahasa Inggris disebut problem solving method. Metode ini membina kecakapan
untuk melihat alasan-alasan yang tepat dari suatu persoalan sehingga pada akhirnya
dapat ditemukan bagaimana cara penyelesaiannya. Metode inipun adalah metode
yang membina murid-murid untuk dapat berfikir ilmiah yaitu cara berfikir yang
mengikuti jenjang-jenjang tertentu didalam penyelesaian, kemampuannya untuk
memperoleh pendidikan, dapat dilatih dan dikembangkan dengan metode semacam
siswa untuk menemukan sendiri data, fakta dan informasi tersebut sebagai sumber
agar dengan kegiatan itu dapat memberikan pengalaman kepada siswa.3
Metode card sort merupakan metode yang digunakan pendidik dengan
maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui
klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran. metode card sort merupakan
model pembelajaran aktif (active learning) yang memberdayakan peserta didik untuk
aktif dengan menggunakan otak untuk menemukan konsep dan memecahakan
masalah yang dipelajari. Disamping itu, untuk menyiapkan mental dan melatih
keterampilan fisik peserta didik.4
Metode jigsaw merupakan sebuah tehnik yang dipakai secara luas yang
memiliki kesamaan dengan tekhnik ”pertukaran dari kelompok ke kelompok” (
group-to-group) dengan suatu perbedaan penting; setiap peserta didik mempelajari sesuatu
yang dikombinasikan dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain,
buatlah kumpulan pengetahuan yang bertalian.5
Pembahasan dengan metode jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang
akan dibahas oleh guru. Guru bisa menuliskan topik yang akan dipelajari pada papan
tulis white boa rd. Guru menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka ketahui
mengenai topik tersebut. Kegiatan sumbang saran ini dimaksud untuk mengaktifkan
3
Prof. DR. H. Abdul Aziz Wahab, M.A, Metode da n model-model mengajar Ilmu Pengetahuan Sosia l (IPS) (Bandung: ALVABETA, 2008) hlm:92
4
Fatah yasin, dimensi-dimensi pendidikan isla m (Malang : UIN-Ma lang, 2008)hlm: 147
5
skemata atau struktur kognitif peserta didik agar siap menghadapi kegiatan
pembelajaran yang baru.6
Pada penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Ike Nurfadilah. 2006.
Dengan judul ”Efektifitas Penggunaan Metode Jigsaw Learning Dalam Pembelajaran
Agama Islam (PAI) di SMP negeri13 Malang”. Hasil penelitian tersebut adalah:
Efektifitas penggunaan metode Jigsaw Learning selain didukung oleh
prosedur penerapan yang baik, hasil belajar yang memuaskan juga merupakan salah
satu pendukung keefektifan penggunaan metode ini. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penerapan metode Jigsaw Learning pada pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di SMP Negeri 13 Malang sudah cukup efektif. Metode ini sangat membantu
guru PAI karena dapat melibatkan siswa secara aktif dan dapat meningkatkan
kerjasama siswa. Penerapan metode ini didukung oleh beberapa sarana yang cukup
lengkap yang disediakan oleh SMP Negeri 13 Malang. Dan ada beberapa
penghambat yang dihadapi oleh guru-guru khususnya guru PAI yaitu kurangnya
waktu dan banyaknya siswa dalam satu kelas. Akan tetapi untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut, seorang guru harus memiliki keterampilan sendiri yaitu
keterampilan menggunakan metode jigsaw.7
Pada penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh aminah 2009 dengan
judul “Penerapan Strategi Card Sort dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Kelas VII A Pada Pelajaran Aqidah Akhlak di MTS Negeri Batu. Hasil penelitian
tersebut adalah:
6
Agus suprijono, coopera tive lea rning Teori da n Aplika si PAIKEM ( Yogyakarta : Pustaka Pela jar 2009) hlm: 89
7 Nurfadilah, Ike. 2006. Dengan judul ”Efektifitas Penggunaan Metode Jigsaw Learning
Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan dapat disimpulkan bahwa
penerapan metode card sort dengan menggunakan metode berkelompok, diskusi,
mencari pasangan kartu dan tim kuis serta media yang menarik sangat mampu
membuat motivasi belajar siswa mata pelajaran aqidah akhlak menjadi meningkat.
Motivasi belajar siswa makin meningkat dari setiap pertemuan mulai dari adu cepat
menempelkan kartu, mencari pasangan kartu, cerita bergambar dan terutama
memakai metode kuis/tebak-tebakan antar kelompok dengan menggunakan kartu, hal
itu membuat siswa semakin paham dengan materi dan semakin bersemangat belajar.8
Pada penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Ifa Miming Agustin.
2008. Penerapan metode inquiry dalam pembelajaran PAI Dan Dampaknya Terhadap
motivasi belajar siswa di SMP Negri 1 Papar Kediri. Skripsi, jurusan Pendidikan
Agama Islam.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penerapan metode inquiry
dalam pembelajaran PAI yang ada di SMP Negeri 1 Papar Kediri dengan penerapan
setrategi pembelajaran dengan penerapan metode inquiry berdampak positif terhadap
motivasi belajar siswa. Hal ini ditandai dengan meningkatnya semangat belajar siswa
dalam kegiatan belajar mengajar dan siswa tidak akan bosan belajar, serta anak
cenderung lebih berusaha mencari jawaban dengan caranya sendiri, hal ini terbukti
dari hasil angket yang menyatakan 99% siswa lebih aktif dan bersemangat dalam
mengikuti pelajaran.9
8 Aminah 2009 dengan judul “Penerapan Strategi Card Sort dala m Meningkat kan
Motivasi Bela jar Siswa Ke las VII A Pada Pe laja ran Aqidah Akhlak di MTS Negri Batu
9
Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas dan
kreatifitas peserta didik, me lalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Namun
dalam hal pelaksanaannya yang dilaksanakan justru menghambat aktivitas dan
kreativitas peserta didik.
Dengan adanya penerapan multi metode diharapkan dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar siswa mata pelajaran Ekonomi siswa kelas VII SMP
Negeri 4 Malang. Kehadiran metode ini dapat menjadikan kegiatan belajar mengajar
ekonomi lebih menyenangkan karena model pembelajaran yang menekankan
aktivitas kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk kelompok kecil,
mempelajari materi pembelajaran dan memecahkan masalah secara kolektif.
Melalui Multi Metode ini, guru menciptakan suasana yang mendorong agar
siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan saling membutuhkan ini dapat
menimbulkan adanya saling ketergantungan positif yang menuntut adanya interaksi
yang memungkinkan sesama siswa saling memberikan motivasi untuk meraih hasil
prestasi yang optimal.
Berdasarkan beberapa uraian diatas penulis kemudian bermaksud untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Multi Metode Dalam Meningkatkan
Motivasi dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VII SMP Negeri
4 Malang”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah proses perencanaan pembelajaran dengan menggunakan penerapan
Multi Metode untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran
2. Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan penerapan
Multi Metode untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran
Ekonomi Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Malang?
3. Bagaimanakah hasil penilaian pembelajaran dengan menggunakan penerapan
Multi Metode untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran
Ekonomi Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Malang ?
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan proses perencanaan pembelajaran dengan menggunakan
penerapan Multi Metode untuk Meningkatkan Motivasi dan prestasi Belajar Mata
Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Malang?
2. Mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
penerapan Multi Metode untuk Meningkatkan Motivasi dan prestasi Belajar Mata
Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Malang?
3. Mendeskripsikan hasil penilaian pembelajaran dengan menggunakan penerapan
Multi Metode untuk Meningkatkan motivasi dan prestasi Belajar Mata Pelajaran
Ekonomi Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Malang?
Peneliti mengharapkan bahwa penelitian ini dapat memberikan konstribusi
dalam upaya meningkatkan motivasi siswi Kelas VII SMP Negeri 4 Malang”
terhadap mata pelajaran ekonomi Adapun manfaat tersebut, antara lain bagi :
1. Lembaga
Sebagai sumbangan pemikiran bahwa dengan menggunakan Multi Metode
ini, dalam upaya meningkatkan motivasi siswa kelas VII SMP Negeri 4 Malang.
2. Peneliti
Sebagai pengalaman membuat karya tulis ilmiah dan sekaligus menambah
pengetahuan penulis bahwasannya dengan menerapkan Multi Metode ini akan
dapat mempermudah para guru dalam menyampaikan materi Ekonomi, khususnya
untuk meningkatkan belajar.
3. Siswa
Sebagai tambahan pengetahuan bahwasannya dengan menggunakan Multi
Metode ini lebih efektif, maka siswa akan dapat dengan mudah menerima dan
memahami materi serta hasil belajarnya akan meningkat.
E. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian tindakan kelas ini hanya akan meneliti atau menerapkan
motivasi dan prestasi belajar siswa mata pelajaran Ekonomi pada siswa kelas VII
SMP Negeri 4 Malang.
F. Definisi Operasional 1. Motivasi Belajar
Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1) motivasi instrinsik; 2) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tidakan belajar. Termasuk dalam motivasi instrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya kebutuhan untuk masa depan siswa yang bersangkutan. Dalam penelitian ini motivasi belajar yang digunakan adalah motivasi intrinsik. 2. Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang te lah dikerjakan. Diciptakan, baik secara individu maupun kelompok.10 Jadi prestasi belajar adalah hasil dari belajar baik secara individu maupun kelompok.
3. Inquiry
Metode inquiry adalah metode yang merangsang murid untuk berfikir, menganalisa suatu persoalan sehingga menemukan permasalahannya.
10
4. Card sort
Card sort adalah metode yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran dengan menggunakan kartu.
5. Jigsaw
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing- masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika adalah tata urutan yang beraturan dan berkesesuaian. Sistematika ini memuat kerangka pemikiran yang akan digunakan dalam pelaporan hasil penelitian yang dilakukan. Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
perumusan masalah, tujuan penelitian, penelitian terdahulu, manfaat penelitian, sistematika pembahasan.
BAB II Kajian Pustaka
Kajian pustaka menguraikan tentang kajian teori yang berhubungan dengan
pembelajaran kontekstual dengan Penerapan Multi Metode yang mendasari
penelitian tindakan kelas ini.
BAB III : Metode Penelitian
Metode penelitian menjelaskan tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas yang berisi lokasi penelitian, pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, sumber dan jenis data, pengumpulan data, analisis data, tahap-tahap penelitian (siklus penelitian: perencanaan, implementasi, pengamatan dan refleksi).
BAB IV Hasil Penelitian
Hasil penelitian menjelaskan data-data yang diperoleh di lapangan (rencana pembelajaran dan hasil pembelajaran) yaitu gambaran umum SMPN 4 Malangdan deskripsi data sesuai dengan rumusan masalah.
BAB V Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan menjelaskan hasil penelitian dikaitkan dengan teori- teori yang sudah ada yang berisi tentang Penerapan Multi Metode Dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa, p roses dan hasil penelitian.
BAB VI Penutup
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Metode
Ditinjau dari segi etimologis (bahasa), metode berasal dari bahasa yunani,
yaitu “methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti
mulai atau melewati, dan “bodos” yang berarti jalan atau cara. Maka metode
memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa inggris
dikenal term method dan way yang terjemahkan dengan metode dan cara, dan dalam
bahasa arab, kata metode diungkapkan dalam berbagai kata seperti kata a l-tha riqoh,
a munhaj, dan a wa sila h,. Athariqoh berarti jalan, a ma nhaj berarti sistem dan a
l-wa sila h berarti mediator atau perantara. Dengan demikian, kata Arab yang paling
dekat dengan arti metode adalah a l-thariqah.11
Menurut Mulyasa, pembelajaran pada hakikatnya adalah interaksi antara
peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang
lebih baik. Dalam pembelajaran tersebut banyak sekali factor yang
mempengaruhinya, baik factor internal yang datang dari individu, maupun factor
eksternal yang datang dari lingkungan individu tersebut.
Pembelajaran terkait bagaimana membelajarkan siswa atau bagaimana
11
Isma il SM , M.Ag. Stra tegi Pembela ja ra n Aga ma Isla m Berba sis PAIKEM (Se ma rang: rasail media group, 2008), hlm 7
membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan dorongan oleh kemauannya sendiri
untuk mempelajari apa yang teraktualisasikan dalam kurikulum sebagai kebutuhan
peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran berupaya menjabarkan nilai-nilai yang
terkandung dalam kurikulum. Selanjutnya dilakukan kegiatan untuk memilih,
menetapkan dan mengembangkan cara-cara (metode pembelajaran yang tepat untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan sesuai dengan kondisi yang ada aga r
kurikulum dapat diaktualisasikan dalam proses pembelajaran)
Pembelajaran sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari
landasan dan mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut
sangat penting, karena pembelajaran merupakan pilar utama terhadap pembangunan
manusia dan masyarakat.12
Berbicara tentang metode pembelajaran, maka penerapan Multi Metode
kombinasi dalam hal ini metode inquiry, card sort, dan jigsawa dalah suatu metode
pembelajaran yang berguna untuk mengatasi kesulitan belajar sehingga dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam pembelajaran terutama mata
pelajaran ekonomi.
B. Belajar
12
Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara
potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang
dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.13
Salah satu aspek penting dalam mengajar termasuk mengajar Ekonomi ialah
membangkitkan motivasi anak untuk belajar. Berbagai cara telah dianjurkan oleh ahli
pendidikan untuk mencapai hal itu. Mengapa hal ini penting, ini karena motivasi
seseorang adalah bagian internal manusia. Dia menetapkan alasan dan membuat
keputusannya sendiri berdasarkan penglihatannya (perception) terhadap
lingkungannya. Tentang bagaimana guru mempengaruhi motivasi siswa adalah
dengan menciptakan situasi eksternal sehingga siswa akan bertindak sesuai dengan
yang diharapkan.14
C. Penerapan Multi Metode 1. Metode Inquiry
a. Pengertian Metode Inquiry
Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik
untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry
menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif. Kendatipun
metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang
peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru
13
Hamzah. B. Uno, Teori Motiva si dan Pengukurannya (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 23
14
berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang
kala guru perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan,
memberikan komentar, dan saran kepada peserta didik. Guru berkewajiban
memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang kondusif,
dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang
bervariasi.
Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami.
Karena itu inquiry menuntut peserta didik berfikir. Metode ini melibatkan
mereka dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut peserta didik
memproses pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna dalam
kehidupan nyata. Dengan demikian , melalui metode ini peserta didik
dibiasakan untuk produktif, analitis, dan kritis.
Langkah-langkah dalam proses inquiry adalah menyadarkan
keingintahuan terhadap sesuatu, mempradugakan suatu jawaban, serta
menarik kesimpulan dan membuat keputusan yang valid untuk menjawab
permasalahan yang didukung oleh bukti-bukti. Berikutnya adalah
menggunakan kesimpulan untuk menganalisis data yang baru.
b.Langkah-langkah Pelaksanaan Inquiry
1) Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi
yang akan diajarkan.
2) Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan, yang
jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa.
3) Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin
4) Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya.
5) Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Metode inquiry menurut Roestiyah (2001:75) merupakan suatu teknik
atau cara yang dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana
guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu
yang harus dikerjakan, kemudian mereka mempelajari, meneliti, atau
membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka di dalam
kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik.
Akhirnya hasil laporan dilaporkan ke sidang pleno, dan terjadilah diskusi
secara luas. Dari sidang pleno kesimpulan akan dirumuskan sebagai
kelanjutan hasil kerja kelompok. Dan kesimpulan yang terakhir bila masih
ada tindak lanjut yang harus dilaksanakan, hal itu perlu diperhatikan.
Guru menggunakan teknik bila mempunyai tujuan agar siswa
terangsang oleh tugas, dan aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan
masalah itu. Mencari sumber sendiri, dan mereka belajar bersama dalam
kelompoknya. Diharapkan siswa juga mampu mengemukakan pendapatnya
dan merumuskan kesimpulan nantinya. Juga mereka diharapkan dapat
berdebat, menyanggah dan mempertahankan pendapatnya. Inquiry
mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, seperti
merumuskan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen,
mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan. Pada metode
dan sebagainya. Akhirnya dapat mencapai kesimpulan yang disetujui
bersama. Bila siswa melakukan semua kegiatan di atas berarti siswa sedang
melakukan inquiry.
c. Keunggulan Metode Inquiry
1) Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa,
sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan
lebih baik.
2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses
belajar yang baru.
3) mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,
bersifat jujur, obyektif, dan terbuka.
4) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya
sendiri.
5) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
6) Situasi pembelajaran lebih menggairahkan.
7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
8) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
9) Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional.
10)Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka
dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Metode inquiry menurut Suryosubroto (2002:192) adalah perluasan
proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Artinya proses inqury
merumuskan problema, merancang eksperimen, melakukan eksperimen,
mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan, dan sebagainya.15
d. Kelemahan Metode Inquiry
Kelemahan-kelemahan dari metode inquiry dapat dikemukakan
sebagai berikut:
1) Dipersyaratkan keharusannya dalam persiapan mental cara untuk belajar
ini, misalnya siswa yang lambat mungkin bingung dalam usahannya
munyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih
pandai akan memonpoli penemuan dan menimbulkan frustasi pada siswa
yang lain.
2) Metode ini kurang berhasil untuk mengejar kelas besar, misalnya sebagian
waktu dapat hialng karena membantu membantu seorang siswa
menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk
kata-kata tertentu.
3) Harapan yang ditumpahkan pada metode ini mungkin mengecewakan guru
dan siswa yang sudah biasa denagn perencanaan dan pengajaran secara
tradisional.
4) Dalam beberapa ilmu fasilitas yang dibutuhkan mungkin tidak ada.
5) Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu
mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan
diperolehnya sikap dan keterampilan. Sedangkan sikap dan keterampilan
15
diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan
emosional sosial keseluruhan pada anak.
6) Metode ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berfikir kretif,
kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih
dahulu oleh guru, demikian pula proses-prose dibawah pembinaannya.
Tidak semua pemecahannnya masalah menjamin penemuan yang penuh
arti. Pemecahan masalah dapat bersifat membosankan mekanistis,
formalistis, dan pasif seperti bentuk terburuk dari metode ekspositori
verbal.16
Selanjutnya tentang perbedaan kelas yang masih tradisional dengan
kelas yang sudah mulai menerapkan metode inquiry sebagaimana yang
digambarkan dalam tabel dibawah ini adalah sebagai berikut:
Table 2.1 Perbedaan kelas yang masih tradisional dan kelas inquiry
No Kelas
tradisional
Kelas inquiry
1 Guru begitu
saja memberi
informasi
sebanyak-banyaknya.
Guru menjadi
fasilitator dan
memandu siswa
untuk mengerti
bagaimana
16 Suparhadi saputro,‘’dasar
-dasar metodologi pengajaran umum”
mencari dan
menemukan
informasi yang
ingin siswa
ketahui dari
berbagai media
sumber
pengetahuan
(buku,
Koran,majalah,
internet, dan
lain-lain)
2 Satu-satunya
hal yang
diharapkan
dari siwa
adalah sedapat
mungkin
mengusai atau
hafal semua
informasi yang
diberikan dari
guru dan buku
paket.
Suasana
pembelajaran
dikelas banyak
diwarnai dengan
diskusi sebagai
cara untuk
mencari
kebenaran dan
pengetahuan dari
sebuah subyek
pembelajran
3 Menghafal dan
menghafal
banyak sekali
fakta dan
informasi
adalah hal
yang paling
dititik
beratkan
Siswa diajarkan
untuk
memproses
informasi yang
dikelas
4 Pembelajaran
dirancang atau
dibuat untuk
konsumsi
seluruh siswa
yang ada
didalam kelas
tanpa
memandang
kecerdasan apa
yang dimiliki
siswa serta
modalitas
belajar yang
dimiliki siswa
Pembelajaran
menggunakan
pendekatan
kontruktivisme
berawal dari apa
yang siswa
ketahui, dan
yang terakhir
apa yang siswa
telah pelajari
5 Informasi yang
didapat siswa
terbatas pada
apa yang
diberikan guru
dan buku paket
Siswa belajar
memecahkan
masalah dengan “melakukan” atau “hand on a pprouch”
6 Saat menilai
siswa guru
menggunakan
sistem hanya
ada satu
pertanyaan dan
satu jawaban
yang benar dan
menggunakan
satu macam
sistem
Bersama dengan
siswa guru
banyak
melakukan
pembelajaran
singkat ( mini
penilaian.
7 Pembelajaran
dilakukan
dengan sistem
group atau
kelompok
8 Banyak cara
yang digunakan
untuk menguji
pengetahuan
siswa. Aspek
yang dinilai
secara cermat
antara lain,
pengetahuan,
keterampilan,
dan perilaku
siswa. Misalnya,
cara siswa
memanfaatkan
waktu dalam
penyelesaian
tugas dan
lain-lain.17
Mengingat tujuan tersebut diatas maka pemecahan suatu masalah jangan diajarkan sebagai pengetahuan saja, melainkan harus menjadi alat bagi murid untuk selanjutnya dapat memecahkan masalah
17
sendiri dari segala macam masalah hanya mungkin akan dijumpainya, sekarang maupun kelak, disekolah, dirumah maupun dimasyarakat. e. Tujuan-tujuan inquiry
1) Belajar bagaimana bertindak didalam situasi baru. 2) Belajar bagaimana caranya keluar dari situasi yang sulit.
3) Belajar siswa bagaimana caranya mempertimbangkan suatu keputusan.
4) Belajar bagaimana caranya membatasi suatu persoalan.
5) Belajar bagaimana caranya menemukan pemecahan-pemecahan 6) Belajar menyadari bahwa setiap masalah pasti ada cara tertentu
untuk memecahkannya.
7) Belajar meneliti suatu masalah dari semua sudut pemecahan. 8) Belajar bekerja secara sistematis diwaktu memecahkan suatu
masalah.
9) Belajar menguji kebenaran suatu keputusan yang telah ditetapkan18 Selain itu juga disebutkan tujuan umum dari latihan inquiry adalah menolong siswa mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan yang dibutuhkan dengan memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu.
Dapat disimpulkan tujuan dari metode inquiry adalah untuk membantu siswa dalam mengembangkan intelektual dan kterampilan
18
yang timbul dari pertanyaan-pertanyaan dan menyelidikinya untuk mendapatkan jawaban sesuai dengan keingin tahuan mereka.
f. Landasan Filosofis Kontruktivistik Dalam Metode Inquiry
Teori pembelajaran kontrutivistik merupakan teori pembelajaran
inquiry, merupakan teori pembelajaran kognitif yang baru dalam psikologi
pendidikan yang menyatakan siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan
aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi.
Bagi siwa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan,
mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan untuk dirinya,
berusaha dengan susah payah dengan ide-ide.19
Kontruktivistik juga merupakan landasan berfikir pembelajaran
kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi
sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan
bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk
diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan
memberi makna melalui pengalaman nyata.20
19
Trianto. Model pembelaja ran terpadu dalam teo ri dan praktik. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007) hlm 26
20
Menurut teori ini, satu prinsip paling penting dalam psikologi
pendidikan bahwa guru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan
kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan dibenaknya.
Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan
siswa kesempatan untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri,
dan membelajarkan siswa denagn cara sadar menggunakan strategi mereka
sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa
siswa pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus
memanjatnya.
Esensi dari teori Kontruktivistik metode inquiry adalah ide bahwa
harus siswa sendiri yang menemukan dan mentrasformasikan sendiri suatu
informasi kompleks apabila mereka menginginkan informasi itu menjadi
miliknya. Kontrutivisme adalah suatu pendapat menyatakan bahwa
perkembangan kognitif merupakan suatu proses dimana anak secara aktif
membangun sistem arti dan pemecahan terhadap realita melalui pengalaman
interaksi mereka. Menurut pandangan Kontruktivistik anak secara aktif
membangun pengetahuan dengan cara terus-menerus mengasimilasi dan
mengakomodasi informasi baru, dengan kata lain kontruvisme adalah teori
perkembangan kognitif yang menekankan peran aktif siswa dengan
membangun pemahaman mereka tentang realita.
Pendekatan Kontruktivistik dalam pengajaran menerapkan
lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila
mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah itu dengan temannya.21
2. Metode Card Sort
a. Pengertian Metode Card Sort
Penggunaan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar sangat
mempengaruhi hasil yang ingin dicapai. Jadi antara metode dan materi yang
disampaikan harus ada keserasian. Apabila antara keduanya terjadi
kesenjangan maka tujuan yang di cita-citakan akan tercapai. Dengan demikian
metode menempati peranan yang penting dan sangat bermanfaat dalam proses
belajar mengajar untuk itu metode harus mendapatkan perhatian dari
pendidik.
Dalam penggunaan metode selain kesesuaian dari materi seorang
guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas, jumlah kelas.
Demikian juga tingkat intelektual, perbedaan kesanggupan dan kecepatan.
Ada enam unsur dasar dari suatu metode, antara lain:
1) Authority, yaitu adanya semacam (thaqotha) dari seorang guru, membuat
murid percaya dan yakin terhadap dirinya.
2) Infantilisasi, murid seakan-akan seperti anak kecil yang menerima
“authority” dari guru. ilmu masuk tanpa disadari seperti apa yang dialami
oleh seorang anak kecil.
21
3) Dual komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan non verbal yang berupa
rangsangan semangat dari keadaan ruangan dan dari kepribadian seorang
guru.
4) Intonasi, guru menyajikan materi pelajaran dengan tiga intonasi yang
berlainan.
5) Rhythm, yaitu pembelajaran membaca dilakukan dengan irama, berhenti
sejenak diantara kata-kata dan rasa yang disesuaikan dengan nafas irama
dalam
6) Keadaan Pseudo-Passive, keadaan murid rileks tetapi tidak tidur sambil
mendengar irama music.22
Metode Card Sort ( mensortir kartu) yaitu suatu strategi yang
digunakan pendidik untuk menemukan konsep untuk menemukan fakta
melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran23
b. Langkah- langkah Penerapan Metode Card Sort
Adapun langkah-langkah penerapan metode card sort antara lain:
1) Bagikan kertas yang bertuliskan informasi atau katagori tertentu secara
acak.
2) Tempelkan katagori utama di papan atau kertas di dinding kelas.
3) Mintalah peserta didik untuk mencari temannya yang memiliki kertas/
kartu yang berisi tulisan yang sama untuk membentuk kelompok dan
mendiskusikannya.
22 Azhar, Arsyad, “Ba ha sa Ara b dan Metode Penga ja ra nnya (Beberapa Pokok Pikiran)”
(Makasar: Pustaka Pela jar, April 2002), h lm. 24.
23
4) Mintalah mereka untuk mempresentasikannya.24
Sedangkan menurut Dedy Wahyudi penerapan strategi (metode) card
sort dengan langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan, sebagai berikut :
1) Langkah pertama guru membagiakn selembar kartu kepada setiap siswa
dan pada kartu tersebut telah dituliskan suatu materi. Kartu tersebut terdiri
dari kartu perhuruf.
2) Langkah kedua, siswa diminta untuk mencari teman (pemegang kartu)
yang sesuai dengan masalah yang ada pada kartunya sesuai dengan
kelompok.
3) Langkah ketiga, siswa akan berkelompok dalam satu pembahasan
4) Langkah keempat, siswa diminta untuk menempelkan dipapan tulis
bahasan yang ada dalam kartu tersebut berdasarkan urutan-urutan
bahasannya yang dipegang kelompok tersebut.
5) Langkah kelima, seorang siswa pemegang kartu dari masing-masing
kelompok untuk menjelaskan dan sekaligus mengecek kebenarannya.
6) Langkah keenam, bagi siswa yang salah mencari kelompok sesuai bahasan
atau materi pelajaran tersebut, diberi hukuman dengan mencari judul
bahasan atau materi yang sesuai dengan kartu yang dipegang.
7) Langkah ketujuh, guru memberikan komentar atau penjelasan dari
permainan tersebut.25
c. Tujuan Menggunakan Metode Card Sort
24Hisyam, zaini. “
stra tegi pembelajaran aktif di perguruan tinggi”, (Yogyakarta: PT. CTSD, 2002) hlm, 30
25 Dedi Wahyudi, “ Metode da n Stra tegi Pembela ja ra n Berorienta si pa da Pemberda ya an
Tujuan dari pembelajaran dengan menggunakan metode Card Sort ini
adalah untuk mengungkapkan daya ingat terhadap materi pelajaran yang telah
dipelajari siswa.26
d. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Metode Card Sort
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam prosedur penggunaan metode
Card Sort antara lain:
1) Kartu-kartu tersebut jangan diberi nomor urut
2) Kartu-kartu tersebut dibuat dalam ukuran yang sama.
3) Jangan memberi ”tanda kode” apapun pada kartu-kartu tersebut.
4) Kartu-kartu tersebut terdiri dari ”beberapa bahasan” dan dibuat dalam
jumlah yang banyak atau sesuai dengan jumlah siswa.
5) Materi yang ditulis dalam kartu-kartu tersebut, telah di ajarkan dan telah
dipelajari oleh siswa. Metode ini dapat mengaktifkan siswa yang
kelelahan. Metode ini digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam
mempelajari materi yang bersifat konsep, karaktristik motivasi, maka
seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.
Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat
pencapaian prestasi belajarnya. Dengan demikian kegiatan motivasi itu
dipengaruhi adanya kegiatan belajar.27
3. Metode Jigsaw
a. Pengertian Metode Jigsaw
26
ibid
27
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan pelajaran kepada peserta didik. Karena penyampaian itu
berlangsung dalam interaksi idukatif, metode pembelajaran dapat diartikan
sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan
dengan pelajar pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan demikian,
metode pembelajaran merupakan alat untuk menciptakan proses belajar
mengajar.28
Metode mengajar jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Eliot Arronson
dkk di Universitas Texas, kemudian di adaptasi oleh Salvin dkk di Universitas
John Hopkin. Tehnik ini dapat digunakan dalam pembelajaran membaca,
menulis, mendengarkan, ataupun membaca. Teknik ini menggabungkan
keempatnya.29
Pembelajaran metode jigsaw adalah suatu metode pembelajaran
kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam suatu kelompok yang
bertanggung jawab atas pengusaan bagian materi belajar dan mampu
mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Jigsaw
didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri juga terhadap pembelajaran orang lain. Siswa tidak
hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus
memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya
yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung dengan yang lain dan
28 Departemen Agama RI, “Metodologi Pendidikan Agama Islam”,
(Ja karta: Dire ktorat Jendral Ke le mbagaan Agama Isla m, 2002), h lm. 88
29
harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang
ditugaskan”
b. Penerapan Metode Jigsaw
Adapun faktor-faktor kunci keberhasilan yang harus diperhatikan
dalam penerapan metode jigsaw ini adalah:
1)Positive interdependence
Setiap anggota kelompok harus memiliki ketergantungan satu sama
lain yang dapat menguntungkan dan merugikan anggota kelompok lainnya.
2)Individua l a ccountability
Setiap anggota kelompok harus memiliki rasa tanggung jawab atas
kemajuan proses belajar seluruh anggota termasuk dirinya sendiri.
3)Fa ce-to-face promotive interaction
Anggota kelompok melakukan interaksi tatap muka yang mencakup
diskusi dan elaborasi dari materi pembahasan.
4)Socia l skills
Setiap anggota kelompok harus memiliki kemampuan bersosialisasi
dengan anggota lainnya sehingga pemahaman materi dapat diperoleh secara
kolektif.
Kelompok harus melakukan evaluasi terhadap proses belajar untuk
meningkatkan kinerja kelompok. 30
c. Langkah-langkah metode jigsaw
1) Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
2) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab
yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusikan sub bab mereka
5) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka
tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya
mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
6) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7) Guru memberi evaluasi
8) Penutup
d. Faktor Pendukung dan Penghambat Metode Jigsaw
1) Faktor Pendukung Metode Jigsaw
Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran
metode jigsaw memiliki dampak yang positif terhadap kegiatan belajar
mengajar, yaitu dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa selama
pembelajaran, meningkatkan ketercapaian tujuan pembelajaran dan dapat
30
meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran berikutnya. Selain
itu, pembelajaran kooperatif metode jigsaw merupakan lingkungan belajar
bersama dalam kelompok kecil yang hiterogen, untuk menyelesaikan tugas
pembelajaran. Siswa melakukan interaksi sosial untuk mempelajari materi
yang diberikan kepadanya dan bertanggung jawab untuk menjelaskan kepada
anggota kelompoknya. Jadi, siswa dilatih untuk berani berinteraksi dengan
teman-temannya.
2) Faktor penghambat
Tidak selamanya proses belajar dengan metode jigsaw berjalan
dengan lancer. Ada beberapa hambatan yang dapat muncul. Yang paling
sering terjadi adalah kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan
metode ini. Peserta didik dan pengajar masih terbawa kebiasaan metode
konvensional, dimana pemberian materi terjadi secara satu arah. Factor
penghambat lain adalah kurangnya waktu. Proses metode ini membutuhkan
waktu yang lebih banyak, sementara waktu pelaksanaanya metode ini harus
disesuaikan dengan beban kurikulum.31
31
D. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving force), atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.32
2. Fungsi Motivasi
Berikut ini merupakan beberapa fungsi motivasi:
a. Motivasi merupakan alat pendorong terjadinya prilaku belajar peserta didik.
b. Motivasi merupakan alat untuk mempengaruhi prestasi belajar peserta didik.
c. Motivasi merupakan alat untuk memberikan direksi terhadap pencapaian
tujuan pembelajaran.
d. Motivasi merupakan alat untuk membangun sistem pembelajaran lebih
bermakna.33
3. Jenis Motivasi
a. Motivasi intrinsic, yaitu motivasi yang datangnya secara alamiah atau murni
dari diri peserta didik itu sendiri sebagai wujud adanya kesadaran diri (self
awareness) dari lubuk hati yang paling dalam.34
b. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya disebabkan factor-faktor
di luar diri peserta didik, seperti adanya pemberian nasihat dari gurunya,
hadiah, kometisi, nasihat antar peserat didik, hukuman, dan sebagainya.35
32Nanang Hanifah dkk,”Konsep Stra tegi Pembela ja ra n” (Bandung: Refika Aditama,
2009), hlm. 26
33
4. Prinsip Motivasi
Berikut merupakan beberapa prinsip yang ada dalam motivasi
a. Peserta didik memiliki motivasi belajar berbeda-beda sesuai dengan pengaruh
lingkungan internal dan eksternal peserta didik itu sendiri.
b. Pengalaman belajar masa lalu yang sesuai dan dikaitkan dengan pengalaman
belajar yang baru akan menumbuh kembangkan motivasi belajar peserta didik.
c. Motivasi belajar peserta didik akan berkembang jika disertai pujian dari pada
hukuman.
d. Motivasi intrinsic peserta didik dalam belajar akan lebih baik dari pada
motivasi ekstrinsik, meskipun keduanya saling menguatkan.
e. Motivasi belajar peserta didik yang satu dapat merambat kepada peserta didik
yang lain.
f. Motivasi belajar peserta didik akan berkembang jika disertai dengan tujuan
yang jelas.
g. Motivasi belajar peserta didikakan berkembang jika disertai dengan
implementasi keberagaman metode.
h. Bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan belajar akan menumbuh-
kembangkan motivasi belajar peserta didik.
i. Motivasi yang besar dapat mengoptimalkan potensi dan prestasi belajar
peserta didik.
j. Gangguan emosi siwa dapat menghambat terhadap motivasi dan mengurangi
prestasi belajar siswa.
35
k. Tinggi rendahnya motivasi berpengaruh terhadap tinggi rendahnya gairah
belajar peserta didik.
l. Motivasi yang besar akan berpengaruh terhadap terjadinya proses
pembelajaran secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.36
5. Cara Membangkitkan Motivasi
Motivasi merupakan salah satu utama dalam bagi keberhasilan dalam
belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar dapat dipelajari supaya dapat tumbuh
dan berkembang. Berikut ini merupakan beberapa cara untuk membangkitkan
motivasi belajar.37
a. Peserta didik memperoleh pemahaman (comperhension) yang jelas mengenai
proses pembelajaran.
b. Peserta didik memperoleh kesadaran diri ( self consciousness) terhadap
pembelajaran.
c. Menyesuaikan tujuan pembelajaran dengan kebutuhan peserta didik secara
link dan match.
d. Memberi sentuhan lembut ( soft rouch)
e. Memberikan hadiah (reword)
f. Memberiakn pujian dan penghormatan.
g. Peserta didik mengetahui prestasi belajarnya.
h. Adanya iklim belajar yang kompetitif secara sehat.
i. Belajar menggunakan multi media.
j. Belajar menggunakan multi metode.
36
Nanang Hanifah, Op.Cit, hlm 27
37
k. Guru yang kompeten dan humoris.
l. Suasana lingkungan sekolah yang sehat.
6. Mengukur Aspek-aspek dalam Motivasi
Motivasi merupakan aspek penting dalam pembelajaran peserta didik.
Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa dapat terlihat dari indicator motivasi itu
sendiri. Mengukur motivasi belajar dapat diamati dari sisi berikut.38
a. Durasi belajar, yaitu tinggi rendahnya motivasi belajar dapat diukur dari
seberapa lama penggunaan waktu peserat didik untuk melakukan kegiatan
belajar.
b. Sikap terhadap belajar, yaitu motivasi belajar siswa dapat diukur dengan
kecendrungan prilakunya terhadap belajar apakah senang, ragu, atau tidak
senang.
c. Frekuensi belajar, yaitu tinggi rendahnya motivasi belajar dapat diukur dari
seberapa sering kegiatan belajar dilakukan peserta didik dalam priode tertentu.
d. Konsistensi terhadap belajar, yaitu tinggi rendahnya motivasi belajar peserta
didik dapat diukur dari ketetapan dan kelekatan peserta didik terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran.
e. Kegigihan dalam belajar, yaitu tinggi rendahnya motivasi belajar peserta didik
dapat diukur dari keuletan dan kemampuannya dalam mensiasati dan
memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
f. Loyalitas terhadap belajar, yaitu tinggi rendahnya motivasi belajar peserta
didik dapat diukur dengan kesetiaan dan berani mempertaruhkan biaya tenaga
dan pikirannya secara optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran.
38
g. Visi dalam belajar, yaitu motivasi belajar peserta didik dapat diukur dengan
target belajar yang kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan.
h. Achievenment dalam belajar, yaitu motivasi belajar peserta didik dapat diukur
dengan prestasi belajarnya.39
7. Alat Ukur Motivasi
Ada beberapa alat ukur yang dapat digunakan untuk mengetahui motivasi
seseorang, yaitu sebagai berikut.
a. Tes tindakan (performance test), yaitu alat untuk memperoleh informasi
tentang, loyalitas, kesungguhan, targeting, kesadaran, durasi, dan frekuensi
kegiatan.
b. Kuesioner (questionaire) untuk memahami tentang kegigihan dan loyalitas.
c. Mengarang bebas untuk memahami informasi tentang visi dan aspirasinya.
d. Test prestasi untuk memahami informasi tentang prestasi belajar.
e. Skala untuk memahami informasi tentang sikapnya.40
8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar. Belajar dilakukan oleh
setiap orang, baik anak-anak, orang dewasa, maupun orang tua dan berlangsung
seumur hidup. Dalam