• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dengan Komitmen Pengguna Anggaran sebagai Variabel Moderating

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dengan Komitmen Pengguna Anggaran sebagai Variabel Moderating"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pemerintah daerah diberi kewenangan untuk penyelenggaraan pengelolaan

keuangan daerah sendiri sesuai dengan amanat Undang-Undang (UU) No. 32

Tahun 2004 sehingga pemerintah daerah diharapkan dapat meningkatkan

akuntabilitas pengelolaan keuangan yang efektif, efisien, dan transparan. Menurut

Mardiasmo (2006), akuntabilitas diartikan sebagai bentuk kewajiban memberi

pertanggungjawaban atas keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi

dalam mencapai tujuan dan sasaran dalam media pertanggungjawaban secara

periodik. Media pertanggungjawaban dalam bentuk laporan pertanggungjawaban

selama 1 tahun anggaran, yaitu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).

Pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah disampaikan kepada

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan masyarakat umum oleh Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK). Bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban

pengelolaan keuangan daerah adalah laporan keuangan yang harus disesuaikan

dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Hal ini tertuang dalam UU No.

17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU No. 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah sehingga diperoleh laporan keuangan yang lebih akuntabel

dan lebih berkualitas.

Laporan keuangan yang berkualitas adalah salah satu indikator tata kelola

(2)

karakteristik, yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami sesuai

dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 71 Tahun 2010.

Penilaian atas laporan keuangan pemerintah dilakukan oleh BPK setelah

memeriksa laporan keuangan dengan mengeluarkan pernyataan berupa opini.

Hasil penilaian BPK dinyatakan dalam 4 opini, yaitu Wajar tanpa Pengecualian

(WTP) termasuk Wajar tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan

(WTP-DPP), Wajar dengan Pengecualian (WDP), Tidak Wajar (TW), dan Tidak

Memberikan Pendapat (TMP).

Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK Tahun 2014 yang dilakukan atas 504

LKPD (93,51%) dari 539 pemerintah daerah yang wajib menyusun laporan

keuangan memberikan hasil yang bervariasi yang disajikan pada Tabel 1.1.

Capaian LKPD ini berada di bawah target RPJMN 2010 sampai dengan 2014

yang menetapkan opini WTP untuk seluruh LKPD Tahun 2014 dan sesuai dengan

UU No. 15 Tahun 2004. Pengaruh pemberian opini ini sangat kuat dalam

pemberian gambaran tentang pemerintah daerah.

Tabel 1.1 Hasil Pemeriksaan BPK atas LKPD Tahun 2014 No.

Opini BPK

WTP WDP TW TMP

LKPD % LKPD % LKPD % LKPD %

1. 251 49,80 230 45,64 4 0,79 19 3,77

Sumber: IHPS I BPK RI Tahun 2015

Penjelasan kewajaran terhadap informasi laporan keuangan disajikan atas

dasar kriteria opini sesuai dengan Pasal 16 ayat (1) UU No. 15 Tahun 2004

tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

(3)

kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas Sistem

Pengendalian Intern (SPI).

Iktisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I Tahun 2015 disusun

memenuhi Pasal 18 UU No. 15 Tahun 2004 dengan temuan 15.434 permasalahan,

yaitu 7.544 permasalahan (48,88%) kelemahan SPI dan 7.890 (51,12%)

permasalahan ketidakpatuhan dari 10.154 temuan. Hal ini juga diperkuat dalam

Pasal 12 UU No. 15 Tahun 2004, dalam rangka pemeriksaan keuangan, pemeriksa

melakukan pengujian dan penilaian atas pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP).

Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu kabupaten

yang masuk dalam pemeriksaan BPK Tahun 2014 yang memperoleh opini

WTP-DPP. Opini laporan keuangan mengalami peningkatan dari tahun-tahun

sebelumnya, yaitu WDP menjadi WTP-DPP yang disajikan pada Tabel 1.2.

Peningkatan ini terjadi disebabkan oleh entitas telah melaksanakan perbaikan atas

kelemahan-kelemahan LKPD tahun sebelumnya. Hal ini masih perlu ditingkatkan

untuk mencapai opini WTP. Kelemahan LKPD ini karena penyimpangan SAP

yang tidak material atas penyajian akun-akun dalam laporan keuangan dan

penerapan perundang-undangan tentang akuntansi berbasis akrual pertama kali.

Tabel 1.2 Daftar Opini LKPD Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010-2014

No. Tahun Opini Audit

1. 2010 WDP

2. 2011 WDP

3. 2012 WDP

4. 2013 WDP

5. 2014 WTP DPP

(4)

Salah satu negara yang sudah menerapkan akuntansi berbasis akrual dan

berhasil dalam penerapannya adalah Selandia Baru. Hal ini dipengaruhi oleh

faktor krisis fiskal, dukungan dari politisi, dan reformasi birokrasi khususnya

Sumber Daya Manusia (SDM) (Athukorala dalam Widjajarso, 2009). Indonesia

masih dalam masa transisi penerapan SAP yang menganut basis kas yang

menggunakan metode pembukuan sepasang menuju basis akrual yang

menggunakan metode pembukuan berpasangan yang diatur dalam PP No. 71

Tahun 2010. Penerapannya masih berjalan lambat disebabkan oleh berubahnya

peraturan perundang-undangan yang mengikuti, masih diterapkan secara perlahan,

kurangnya SDM yang memahami akrual, belum intensifnya pelaksanaan

sosialisasi dan pelatihan PP No. 71 Tahun 2010, serta kurang optimalnya

penggunaan teknologi informasi dalam pelaporan keuangan. Pelaksanaan SAP di

Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai didukung oleh Peraturan Bupati Serdang

Bedagai No. 11 dan No. 12 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi dan Sistem

Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. Pelaksanaannya

belum maksimal karena masih dalam proses sosialisasi dan pelatihan ke tiap-tiap

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Hasil penelitian BPK mulai Tahun 2004 sampai dengan 2008 (5 tahun)

tentang kondisi SDM pengelola keuangan adalah kurangnya SDM yang berlatar

belakang akuntansi, alokasi SDM yang tidak tepat, tingkat pemahaman dasar staf

mengenai administrasi keuangan negara masih lemah, dan penghargaan yang

belum tepat (Triani, 2013). Kompetensi SDM yang diperlukan adalah pegawai

pemerintah yang berlatar belakang akuntansi yang ditempatkan pada posisi atau

(5)

diperlukan seperti pelatihan, bimbingan teknis, seminar, dan sosialisasi (Forum

Dosen Akuntansi Publik, 2006). Secara kuantitas, jumlah pegawai pemerintah

yang berlatar belakang akuntansi, baik PPK maupun bendahara pengeluaran pada

Kabupaten Serdang Bedagai masih sedikit.

Beest et al. (2009) menjelaskan salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap kualitas informasi laporan keuangan, yaitu penerapan pengendalian

intern dalam pemerintahan pusat dan daerah dinamakan SPIP. Penerapan SPIP

dapat memberikan keyakinan memadai tentang seluruh kegiatan telah dilakukan

secara efisien dan efektif. Pelaksanaan SPIP pada Pemerintah Kabupaten Serdang

Bedagai didukung oleh Surat Keputusan Bupati Serdang Bedagai No. 34 Tahun

2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kabupaten

Serdang Bedagai.

Penggunaan teknologi informasi dalam pengelolaan keuangan daerah telah

diakomodir juga dalam Pasal 225 Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)

No. 13 Tahun 2006 yang memperkenankan penggunaan aplikasi komputer dalam

pengelolaan keuangan daerah sehingga menghasilkan sistem informasi

pengelolaan keuangan daerah. Teknologi informasi dalam pengelolaan keuangan

yang digunakan adalah aplikasi Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah

(SIMDA) yang dibuat oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

(BPKP). SIMDA telah digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai

sejak Tahun 2008 sampai sekarang. Penggunaan aplikasi SIMDA belum

maksimal dan belum dilaksanakan secara online di tiap-tiap SKPD.

Tugas pimpinan SKPD selaku Pengguna Anggaran (PA)/ Kuasa Pengguna

(6)

pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan anggaran yang diuraikan dalam

Pasal 10 PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Laporan

keuangan yang baik dihasilkan dari komitmen pimpinan daerah dan jajarannya

(Kurniawan, 2011). Berdasarkan Pasal 59 ayat (1) dan (2) UU No. 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah, setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintahan

daerah yang disebut kepala daerah. Hal ini juga sesuai dengan Pasal 5 ayat (3)

Permendagri No. 13 Tahun 2006, kepala daerah selaku pemegang kekuasaan

pengelolaan keuangan daerah melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya

kepada sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah, kepala

Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku Pejabat Pengelola

Keuangan Daerah (PPKD) dan kepala SKPD selaku pejabat pengguna

anggaran/pengguna barang. Komitmen PA sebagai kepala SKPD pada SKPD

yang dipimpin sangat dibutuhkan dalam penyusunan laporan keuangan.

Komitmen PA digunakan sebagai variabel moderating sebab dalam

prakteknya, kurangnya keinginan yang kuat PA dalam penyusunan laporan

keuangan. Kurangnya keinginan akan hal ini dapat dilihat dari penempatan

Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) dan bendahara pengeluaran yang bukan

berlatar belakang pendidikan akuntansi. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik

diperlukan adanya komitmen pimpinan, yaitu loyalitas yang pasif tetapi

melibatkan hubungan aktif dan keinginan untuk memberikan kontribusi yang

berarti pada organisasinya (Mowday et al., 1979).

Menurut Irwan (2011), penerapan SPIP, kompetensi SDM, dan penerapan

SAP berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Kualitas

(7)

oleh penerapan SPIP dan penerapan SAP dibandingkan dengan kompetensi SDM.

Hal ini didukung oleh penelitian Suwanda (2015), penerapan SAP berpengaruh

positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Yosefrinaldi (2013),

pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas

laporan keuangan. Ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan berpengaruh

terhadap pemberian opini BPK dengan hasil negatif signifikan (Nalurita, 2015).

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Fikri et al. (2015),

penerapan SAP, dan kompetensi aparatur tidak berpengaruh terhadap kualitas

informasi laporan keuangan. Kompetensi SDM (Sagara, 2015), penerapan SPI

(Suwanda, 2015), pemanfaatan teknologi informasi (Suwanda, 2015), dan

pemahaman peraturan (Pangkong, 2013) berpengaruh tidak signifikan terhadap

kualitas laporan keuangan. Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian tersebut,

terdapat inkonsistensi variabel-variabel yang mempengaruhi kualitas laporan

keuangan.

Berdasarkan penjelasan fenomena dan inkosistensi di atas, diperolehlah

ide penelitian untuk mengkaji lebih lanjut tentang “Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang

Bedagai dengan Komitmen Pengguna Anggaran sebagai Variabel Moderating”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan latar belakang di atas, dirumuskan

rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut.

1. Apakah penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, kompetensi sumber

(8)

perundang-undangan berpengaruh secara serempak dan parsial terhadap

kualitas laporan keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai?

2. Apakah komitmen Pengguna Anggaran dapat memoderasi hubungan

penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, kompetensi sumber daya

manusia, penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pemanfaatan

teknologi informasi, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

dengan kualitas laporan keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang

Bedagai?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan akan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. untuk menganalisis penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, kompetensi

sumber daya manusia, penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah,

pemanfaatan teknologi informasi, dan kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan berpengaruh secara serempak dan parsial terhadap

kualitas laporan keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai;

2. untuk menganalisis kemampuan komitmen Pengguna Anggaran dalam

memoderasi hubungan penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan,

kompetensi sumber daya manusia, penerapan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah, pemanfaatan teknologi informasi, dan kepatuhan dengan

peraturan perundang-undangan dengan kualitas laporan keuangan pada

(9)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. dapat mengembangkan literatur-literatur akuntansi yang berhubungan dengan

faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan;

2. bagi pemerintah daerah, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan

dalam mengevaluasi kualitas laporan keuangan agar meningkatkan opini

laporan keuangan menjadi WTP pada Pemerintah Kabupaten Serdang

Bedagai;

3. bagi akademisi, penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi untuk

penelitian lanjutan, khususnya mengenai penelitian faktor-faktor yang

mempengaruhi kualitas laporan keuangan.

1.5 Orisinalitas

Penelitian ini adalah replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Irwan

(2011) yang berjudul “Pengaruh Penerapan SPIP, Kompetensi SDM, dan

Penerapan SAP terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi

Sumatera Barat”. Variabel independennya adalah penerapan SPIP, kompetensi

SDM, dan penerapan SAP serta variabel dependen adalah kualitas laporan

keuangan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penerapan SAP, kompetensi SDM, penerapan SPIP, pemanfaatan teknologi

informasi, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Variabel

dependen adalah kualitas laporan keuangan, dan variabel moderating adalah

(10)

Objek penelitian adalah SKPD pada Pemerintah Kabupaten Serdang

Bedagai yang dilakukan Tahun 2016. Penelitian sebelumnya dilakukan di

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat pada Tahun 2011.

Tabel 1.3 Perbedaan dengan Peneliti Terdahulu

No. Kriteria Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang 1. Variabel dependen Kualitas laporan keuangan Kualitas laporan keuangan 2. Variabel

independen

1. Penerapan SPIP 2. Kompetensi SDM 3. Penerapan SAP

1. Penerapan SAP 2. Kompetensi SDM 3. Penerapan SPI

4. Pemanfaatan teknologi informasi

5. Kepatuhan

terhadap peraturan perundang-undangan

3. Variabel moderating

- Komitmen PA

4. Tahun penelitian 2011 2016

5. Lokasi penelitian Pemerintah Provinsi Sumatera Barat

Gambar

Tabel 1.2 Daftar Opini LKPD Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010-2014 No. Tahun Opini Audit
Tabel 1.3 Perbedaan dengan Peneliti Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

1999 sebagai Tindak Pidana Korupsi, yang kemudian dirumuskan kembali pada. UU No.20

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit, ukuran perusahaan dan leverage

Pada pemeriksaan histopatologi dapat dijumpai sel-sel tumor yang besar tersusun sinsitial dengan batas antar sel tidak jelas, inti vesikuler, bulat atau oval

Di mana diajukan tiga variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu motivasi kerja, kepuasan kerja dan komitmen organisasional sebagai variabel bebas dan

Tabulasi silang hubungan antara ekspresi imunohistokimia Vascular Endothelial Growth Factor ( VEGF ) dengan stadium klinis karsinoma nasofaring Pada penelitian ini

dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik pada pembelajaran PKn materi

Elevation of Vascular Endothelial Growth Factor in Indonesian Advanced Stage Nasopharyngeal Carcinoma.. Available

Berdasarkan fenomena yang ada, peneliti akan rnelakukan penelitian tindakan kelas (action research) dengan tujuan untuk rnengetahui dan mendeskripsikan bahwa dengan