• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rangkuman Bank dan Lembaga Keuangan Lain

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Rangkuman Bank dan Lembaga Keuangan Lain"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

SISTEM KEUANGAN, LEMBAGA KEUANGAN, DAN PASAR KEUANGAN DALAM EKONOMI

Fungsi Sistem Keuangan

Menurut Peter S. Rose sistem perekonomian modern memiliki 7 fungsi pokok, yaitu :

1. Fungsi tabungan (savings function) : Sistem keuangan yang menyediakan suatu mekanisme dan instrumen tabungan. Misalnya : obligasi, saham, dan instrumen utang lain yang diperjualbelikan dipasar uang dan pasar modal yang menjanjikan suatu pendapatan dengan resiko yang relatif rendah. Nilainya tidak akan berkurang sedikit pun dan justru akan memperoleh penghasilan.

2. Fungsi kekayaan (wealth function) : Instrumen keuangan yang diperjualbelikan dalam pasar keuangan yang menyediakan cara terbaik untuk menyimpan kekayaan, seperti menahan nilai aset yang dimiliki, sampai dana tersebut diperlukan untuk dibelanjakan. Penyimpanan kekayaan dapat dilakukan dengan cara membeli barang, seperti mobil,dll.akan tetapi kekayaan tersebut akan berkurang nilainya akibat penyusutan dan memiliki resiko kerugian, seperti dicuri,kecelakaan, kebakaran,dll. 3. Fungsi likuiditas (liquidity function) : kekayaan yang disimpan dalam bentuk

instrumen keuangan, dapat dikonversi menjadi kas atas uang tunai dipasar keuangan dengan resiko relatif kecil.instrumen keuangan ini memiliki sifat likuiditas sempurna, karena uang dapat kapan saja dibelanjakan tanpa perlu dikonversi dalam bentuk apapun.

4. Fungsi kredit (credit function) : fungsi kredit untuk membiayai kebutuhan konsumsi dan investasi. Kredit merupakan pinjaman dengan janji untuk membayar kembali dimasa yang akan datang. Konsumen biasanya menggunakan kredit tersebut untuk membeli rumah, mobil,motor,dll. Sedangkan pengusaha menggunakan fasilitas tersebut untuk tujuan produksi dan perusahaan.

5. Fungsi pembayaran (payment function) : sistem keuangan yang menyediakan mekanisme pembayaran atas transaksi barang dan jasa. Misalnya cek,giro, kartu kredit,kartu debit, dll. Atau dapat juga dilakukan dengan memnggunakan sistem electronik seperti kliring, transfer elektronik phone banking, electronic banking, dll. 6. Fungsi resiko (risk function) : sistem keuangan dewasa ini secara luas menawarkan

proteksi terhadap jiwa, kesehatan, harta, dan resiko kerugian kepada semua unit usaha termasuk konsumen dan pemerintah. Perusahaan asuransi ini memberikan proteksi kepada pemegang polisnya terhadap kemungkinan yang timbul akibat kerugian personal dan property risk seperti kesehatan, kehilangan/pencurian, kerusakan akibat petir, sampai pada kecelakaan lalu lintas.

(2)

Pengertian Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya berupa asset keuangan/ tagihan dibandingkan dengan asset non keuangan. Lembaga keuangan juga menawarkan berbagai jenis jasa keuangan seperti simpanan, kredit, proteksi asuransi, program pensiun, penyediaan mekanisme pembayaran, dan mekanisme transfer dana.

Klasifikasi Lembaga Keuangan

Berdasarkan pengelompokannya, lembaga keuangan debedakan menjadi 2 yaitu :

1. Lembaga Keuangan Depositori : lembaga keuangan yang menjalakan kegiatan penghimpunan dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan, giro, tabungan/simpanan berjangka. Bank umum dan bank pengkreditan rakyat termasuk dalam lembaga depositori karena bank tersebut bergerak dalam menarik dana secara langsung dan men yalurkannya kembali dalam bentuk kredit kepada anggotanya. 2. Lembaga Keuangan Non Depositori : lembaga keuangan ini sering juga disebut

sebagai NBFI (non bank financial institutions). Lembaga keuangan yang masuk dalam kelompok ini adalah semua lembaga keuangan yang kegiatan usahanya tidak melakukan penarikan dana secara langsung. Berikut klasifikasi NBFI :

a. Contractual institutions : lembaga keuangan yang menarik dana dari masyarakat dengan menawarkan kontrak untuk memproteksi penabung dari resiko ketidakpastian seperti polis asuransi bagi perusahaan asuransi.

b. Investment institutions : lembaga keuangan yang usahanya terkait dipasar modal seperti perusahaan efek dan perusahaan investasi.

c. Finance companies : lembaga keuangan yang memiliki bidang usaha dan menyediakan beberapa jenis pembiayaan seperti anjak piutang, pembiayaan konsumen dan kartu kredit.

d. Lembaga keuangan non depositori lainnya : misalnya pengadaian.

Peran Lembaga Keuangan dalam Proses Intermediasi

Intermediasi keuangan adalah proses pembelian dana dari penabung untuk disalurkan kembali kepada peminjam, yang tediri dari sektor usaha, pemerintah, dan rumah tangga. Proses intermediasi dilakukan oleh lembaga keuangan dengan cara membeli sekuritas primer yang diterbitkan oleh unit defisit dalam waktu yang sama mengeluarkan sekuritas sekunder kepada penabung. Sekuritas primer dapat berupa saham, obligasi, commercial paper, perjanjian kredit, dll. Sedangkan sekuritas sekunder berupa simpanan dalam bentuk giro, tabungan, deposito berjangka, sertifikat deposito, polis asuransi, reksa dana, dll.

(3)

1. Pengalihan aset (asset transmutation) : merupakan proses pengalihan kewajiban financial oleh lembaga keuangan menjadi asset finansial

2. Realokasi pendapatan (income realocation) : menyisihkan dan merealokasikan pendapatannya untuk masa yang akan datang dengan cara menyimpan barang (asset) seperti membeli rumah, tanah, dll.

3. Transaksi (transaction) : kemudahan tansaksi menggunakan sistem pembayaran melalui sekuritas sekunder seperti giro, tabungan, polis asuransi, dll dan sekuritas primer seperti saham, obligasi, dll.

Faktor – Faktor Yang Menyebabkan Meningkatnya Peran Lembaga Keuangan Peningkatan peran lembaga keuangan dalam perekonomian disebabkan oleh :

1. Naiknya pendapatan masyarakat : peningkatan pendapatan masyarakat tentunya akan menaikkan kemampuan menabung masyarakat, dengan begitu lembaga keuangan akan semakin bertindak aktif dalam menawarkan berbagai jenis jasa tabungan.

2. Perkembangan industri dan teknologi : dengan adanya peningkatan di sector industri sehingga akan memicu kebutuhan dana untuk investasi.

3. Denominasi instrument keuangan : beberapa jenis surat berharga yang ditawarkan melalui pasar keuangan yang sulit dijangkau oleh penabung akibat denominasinya dalam jumlah besar.

4. Skala ekonomi dan produk-produk jasa : dengan mengkombinasikan sumber-sumber untuk menciptakan berbagai jenisjasa keuangan dalam jumlah besar, maka biaya produk/jasa per unti yang ditawarkan lembaga keuangan dapat ditekan lebih rendah.

5. Jasa – jasa likuiditas : lembaga keuangan menciptakan dan menjual produk atau jasa-jasa likuiditas yang memberikan kemudahan nasabah untuk mengatasi kesulitan likuiditasnya.

6. Keuntungan jangka panjang : dana yang diperoleh oleh lembaga keuangan atas pinjaman yang diberikan dengan tingkat bunga yang lebih tinggi.

7. Resiko lebih kecil

Peran Lembaga Keuangan Dalam Sistem Keuangan

Jenis lembaga intermediasi yang paling dominan dalam sistem keuangan adalah lembaga depositori yang berperan dalam menarik/menghimpun dana dari masyarakat untuk menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit. Berikut alasan lembaga keauangan dibutuhkan untuk :

a. Menawarkan berbagai progam simpanan yang dapat memenuhi semua jenis kebutuhan masyarakat.

(4)

d. Memenuhi kebutuhan likuiditas nasabah untuk berbagai jenis kebutuhan. e. Menyediakan jasa-jasa transaksi keuangan.

Metode Transfer Dana Dalam Sistem Keuangan

Pengalihan/ transfer dana dari penabung kepada peminjam dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :

1. Pembiayaan langsung (direct finance) : pemberian kredit/ pembiayaan yang dilakukan langsung oleh pemilik dana kepada peminjam tanpa melibatkan lembaga intermediasi keuangan atau pihak lain. Contohnya apabila kita membeli saham/ obligasi dari suatu perusahaan secara langsung.

2. Pembiayaan semi langsung (semidirect finance) : merupakan proses transfer dana dengan surat utang antara peminjam dan pemilik dana yang dilakukan melalui jasa perantara. Oleh karena itu, proses transfer dana tersebut sangat tergantung pada peran dan intervensi pihak letiga yaitu broker dan dealer. Pembiayaan semi langsung merupakan perbaikan dari pembiayaan langsung dengan tujuan untuk mengurangi biaya informasi bagi peserta pasar keuangan. Namun metode ini tetap memiliki keterbatasan yaitu resikolikuiditas yang dihadapi terutama apabila pasar modal masih belum berkembang.

3. Pembiayaan tidak langsung (indirect finance) : karena adanya keterbatasan dalam metode pembiayaan langsung dan semi langsung, maka dikembangkanlah metode pembiayaan tidak langsung yang dilakukan dengan bantuan lembaga intermediasi keuangan, seperti bank, perusahaan asuransi, dana pension, perusahaan pembiayaan, perusahaan efek, dan reksa dana.

Intermediasi Dan Disintermediasi Keuangan

Perbedaan antara intemediasi dan disintermediasi adalah :

- Intermediasi : pelaksanaan fungsi lembaga keuangan sebagi lembaga intermediasi dengan cara penarikan dana dari penabung kemudian meneruspinjamkannya kepada peminjam.

- Disintermediasi : kebalikan dari intermediasi, penarikan dana dari lembaga intermediasi oleh penabung kemudian meminjamkannya langsung kepada peminjam. Penabung yang memanfaatkan lembaga depositori memiliki beberapa pertimbangan sebagai berikut :

- Keamanan dan resiko kredit. - Likuiditas

(5)

Jenis –jenis Intermediasi Keuangan

Perbedaan kepentingan kedua pihak tersebut dijembatani oleh lembaga keuangan yang menawarkan berbagai jenis intermediasi keuangan, sebagai berikut :

1. Intermediasi denominasi : intermediasi ini terjadi apabila lembaga intermediasi menerima tabungan dalam jumlah kecil kemudian memberikan kredit dalam jumlah yang jauh lebih besar.

2. Intermediasi resiko : kesediaan lembaga intermediasi disatu sisi untuk memberikan kredit kredit kepada peminjam tentu tidak terlepas dari kemungkinan terjadinya resiko. Namun disisi lain untuk menarik dana dari penabung dan juga menerbitkan sekuritas yang lebih aman dan likuid.

3. Intermediasi jatuh tempo : lembaga keuangan yang menerima simpanan dari penabung dalam jangka pendek, kemudian memberikan pinjaman dalam jangka panjang.

4. Intermediasi informasi : intermediasi yang berkaitan dengan proses peyediaan informasi kepada nasabah.

5. Intermediasi mata uang : lembaga keuangan yang menerima tabungan dalam berbagai mata uang yang dapat memenuhi kebutuhan mata uang yang diinginkan peminjam.

Resiko Lembaga Keuangan

Jenis-jenis resiko lembaga keuangan, sebagai berikut :

1. Credit risk (resiko kredit) : resiko ini terjadi apabila jumlah arus kas yang seharusnya diterima, yang berasal dari kredit yang diberikan dan surat-surat berharga yang dimiliki, misalnya obligasi yang tidak dibayar secara penuh.

2. Liquidity risk (resiko likuiditas) : resiko ini terjadi apabila lembaga keuangan tidak memiliki dana untuk memenuhi semua penarikan oleh deposan, pemegang polis, atau pemegang unit penyertaan reksa dana terbuka.

3. Interest rate risk (resiko tingkat bunga) : resiko ini terjadi apabila jatuh tempo asset lembaga keuangan mengalami mismatch (ketidaksesuaian jatuh tempo asset) dengan kewajibannya.

Misalkan saja suatu lembaga menerbitkan instrument utang senilai Rp. 100 dengan jangka waktu jatuh tempo 1 tahun untuk membiayai asset yang dibelinya senilai Rp. 100 Miliar yang jatuh tempo 2 tahun. Diasumsikan cost of funds instrument utang 9% pertahun dengan tingkat bunga asset 10% pertahun. Pada tahun petama, lembaga keuangan akan mendapat keuntungan/spread sebesar 1% (10%-9%), yaitu dengan meminjam jangka waktu pendek (1 tahun) danb memberi pinjaman jangka panjang (2 tahun). Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh adalah sebesar Rp. 1 miliar (0,01 x Rp. 100 Miliar).

(6)

pada tahun kedua. Namun, resiko tingkat bunga akan terjadi apabila lembaga keuangan tidak dapat memperoleh pinjaman dengan bunga 9% karena tingkat bunga mengalami kenaikan, misalnya 11% pertahun pada tahun kedua. Dengan demikian, keuntungan pada tahun kedua menjadi negative yaitu 10%-11%=-1% atau lembaga keuangan mengalami rugi sebesar Rp. 1 miliar (0,01 x Rp. 100 Miliar).

4. Market risk (resiko pasar) : resiko pasar secara potensial dapat terjadi apabila lembaga keuangan secara aktif memperdagangkan berbagai instrument, termasuk derivatif, disbanding kalau hanya menahannya untuk investasi jangka panjang.

5. Off balance sheet risk : kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan yang tidak terlihat/tercatat dalam neracanya karena kegiatan ini tidak menyebabkan dan melibatkan terjadinya kepemilikan suatu asset/ penerbitan instrument utang.

6. Foreign exchange risk (resiko nilai tukar) : resiko ini terjadi apabila nilai tukar mengalami perubahan berlawanan yang mempengaruhi nilai asset dan liabilities lembaga keuangan.

7. Country risk (sovereign risk) : lembaga keuangan yang memiliki asset/ melakukan investasi diluar negri akan terekspos pada tambahan resiko investasi asing.

8. Operational risk (resiko operasi) : resiko yang berasal dari adanya kegagalan, kerusakan, atau gangguan terhadap teknolohi atau dukungan sistem dalam kegiatan operasional lembaga keuangan.

9. Insolvency risk : resiko ini secara teknis terjadi ketika modal lembaga keuangan tidak mencukupi untuk menutupi semua kerugiannya.

BAB II

SISTEM KEUANGAN DAN PERBANKAN INDONESIA

OTORITAS KEUANGAN

(7)

pengalihan status Bank Indonesia menjadi lembaga independen dan berfungsi sebagai otoritas tunggal dibidang moneter dan perbankan berdasarkan Undang-Undang Nomoer 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Demikian juga, Otoritas Jasa Keuangan menurut Undang-undang merupakan lembaga independen yang berfungsi sebagai salah satu otoritas keuangan yang akan melaksanakan fungsi pengaturan, pengawasan, dan pembinaan Lembaga-Lembaga Keuangan Hukum Bukan Bank (LKBB) selain sektor perbankan.

Otoritas keuangan yang nantinya aan memiliki peran dalam pengaturan dan pengawasan dibidang keuangan dan perbankan terdiri dari :

a. Bank Indonesia

b. Pemerintah (Departemen Keuangan

c. Otoritas Jasa Keuangan (RUU-nya dalam proses pembahasan) d. Lembaga Penjamin Simpanan

BANK INDONESIA

Bank Indonesia memiliki satu tujuan yang disebut dengan tujuan tunggal yaitu

mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah dan nilai tukar yang wajar merupakan sebagian prasyarat bagi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Reorientasi sasaran Bank Indonesia tersebut merupakan bagian dari kebijakan pemulihan dan reformasi perekonomian untuk keluar dari krisis ekonomi yang saat ini sedang dihadapi Indonesia.

Sedangkan fungsi Bank Indonesia adalah sebagai lender of the last resort

dimana Bank Indonesia membantu mengatasi mismatch yang disebabkan oleh risiko kredit atau risiko pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, risiko manajemen dan risiko pasar. Bank Indonesia diberikan wewenang dan tanggung jawab yang luas dalam mengatur dan melaksanakan kegiatan kliring dan jasa transfer dana serta penyelesaian akhir transaksi pembayaran antarbank.

Menurut UU no 23 tahun 1999, Bank Indonesia menjadi lembaga independen dimana Bank Indonesia bebas dalam mengambil dan melaksanakan kebijakan tanpa pengaruh dan intervensi dari pemerintah atau pihak lain. Bank Indonesia dituntut untuk transparan dan memenuhi prinsip akuntanbilitas publik dalam menetapkan kebijakannya serta terbuka bagi pengawasan oleh masyarakat.

Bank Indonesia mempunyai 3 tugas utama : 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran 3. Mengatur dan mengawasi bank.

Wewenang Bank Indonesia dalam menetapkan sasaran moneter dan melakukan pengendalian moneter yaitu sebagai berikut :

1. Melaksanakan kebijakan nilai tukar bersasarkan sistem nilai tukar yang ditetapkan 2. Mengelola cadangan devisa untuk memenuhi kewajiban luar negeri

3. Memelihara keseimbangan neraca pembayaran 4. Meneriman pinjaman luar negeri.

(8)

dialihkan kepada BUMN. Tugas dan wewenang BUMN yang ditunjuk pemerintah antara lain :

1. Melakukan pembayaran kewajiban kepada Bank Indonesia 2. Melakukan penyaluran dan administrasi kredit program

3. Mencari sumber-sumber pendanaan untuk kelanjutan pelaksanaan kredit program LEMBAGA PENJAMINAN SIMPANAN

LPS merupakan lembaga independen, transparan, dan accountable dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya serta bertanggung jawab langsung kepada DPR menurut UU no 24 tahun 2004.

Fungsi dan wewenang LPS adalah sebagai berikut : Fungsi LPS :

1. Menjamin simpanan nasabah penyimpanan

2. Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewewenangannya

Untuk menjalankan fungsi, tugas LPS adalah :

1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan 2. Melaksanakan penjaminan simpanan

3. Merumuskan dan mentepakan kebijakan dalam rangka turut aktif memelihara stabilitas sistem perbankan

4. Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian bank gagal yang tidak berdampak sistemik

5. Melaksanakan penanganan bank gagal yang berdampak sistemik. Untuk menjalankan tugas, wewenang LPS adalah :

1. Menetepkan dan memungut premi penjaminan

2. Menetapkan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali menjadi peserta 3. Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS

4. Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan keuangan bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank, sepanjang tidak melanggar kerahasiaan bank.

5. Melakukan rekonsiliasi, verifikasi dan konfirmasi atas data sebagaimana dimaksud pada nomer 4

6. Menetapkan tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim

7. Menunjuk, mengusahakan dan menugaskan pihak lain untuk bertindak bagi kepentingan dan atas nama LPS, guna melaksanakan sebagian tanpa tugas tertentu.

8. Melakuakn penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjamin simpanan 9. Menjatuhkan sanksi administratif

Dalam melaksanakan penyelesaian dan pananganan bank gagal, LPS memilik kewenangan :

1. mengambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang pemegang saham, termasuk hal dan wewenang RUPS

(9)

3. meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri dan mengubah setiap kontrak yang mengikat bank gagal yang diselamatkan dengan pihak ketiga yang merugikan bank.

4. Menjual dan mengalihkan aset bank tanpa persetujuan debitur dan/atau kewajiban bank tanpa persetujuan debitur.

Jenis dan Nilai Simpanan Yang Dijamin

Jenis jaminan yang dijamin oleh LPS adalah : a. Giro

b. Deposito

c. Sertifikat deposito

d. Tabungan atau/dan yang dipersamakan dengan itu Sedangkan nilai simpanan dijamin sebagai berikut :

a. Nilai simpanan yang dijamin setiap nasabah pada suatu bank maksimal Rp.100.000.000

b. Nilai simpanan yang dijamin dapat diubah apabila dipenuhi salah satu atau lebih kriteria sebagai berikut :

- Terjadi penarikan dana perbankan dalam jumlah besar - Terjadi inflasi yang cukup besar dalam beberapa tahun

- Jumlah nasabah yang dijamin seluruh simpanannya menjadi kurang dari 90% dari jumlah nasabah penyimpanan seluruh kantor bank.

DEPARTEMEN KEUANGAN

Departemen Keuangan hanya melakukan pengaturan dan pengawasan di bidang Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Unit organisasi yang secara langsung dalam menangani sektor keuangan dan perbankan adalah Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal (Babepam). Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan mempunyai fungsi pengaturan dan pengawasan terhadap LKBB. Sedangkan Bapepam mempunyai fungsi pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari pasar modal guna mewujudkan pasar modal yang teratur, wajar, dan efesien untuk melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.

SISTEM PERBANKAN INDONESIA

Bank yang beroperasi di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan : Fungsi, yaitu :

- Bank Sentral - Bank Umum

- Bank Perkreditan Rakyat Kepemilikan, yaitu :

(10)

- Bank Pemerintah Daerah - Bank Campuran

Sistem Pengenaan Bunga, yaitu :

- Bank Konvensional - Bank Syariah

Kegiatannya dibidang devisa, yaitu :

- Bank devisa (foreign exchange bank)

- Bank nondevisa (non foreign exchange bank)

Jenis Kantor, yaitu :

- Kantor Pusat (head office) - Kantor Cabang (Branch office)

- Kantor cabang pembantu (subbranch office) - Kantor kas (Cash services office)

- Kantor perwakilan (represantive office)

- Kantor wilayah (regional office)

Diberlakukan UU no 7 tahun 1992 menyebabkan bank-bank yang sebelumnya beroperasi sebagai bank tabungan, bank pembangunan, dan bank koperasi dikelompokkan menjadi bank umum. Bank pasar,bank desa dan lembaga kredit pedesaan lainnya yang telah mendapatkan pengukuhan dari Menkeu menjadi BPR. USAHA BANK UMUM

Kegiatan usaha bank umum yang diatur dalam Undang-Undang no.10 tahun 1998 tentang perubahan UU no. 7 tahun 1992 tentang perbankan dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis kegiatan sebagai berikut :

a. Menghimpun dana (tabungan, giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, dll)

b. Penyaluran atau penggunaan dana (pemberian kredit, penerbitan surat utang,dll) c. Penyediaan jasa-jasa (ATM, memberikan garansi, bertindak sebagai wali amanat)

BANK PERSERO

Bank persero atau sering juga disebut bank pemerintah, adalah bank umum yang secara mayoritas sahamnya dimiliki pemerintah. Karena terjadinya krisis ekonomi, awal dekade 2000an, bank persero diperkecil yang awalnya 7 bank menjadi 4 bank. Bank persero antara lain : Bank BNI, Bank Mandiri dan Bank BRI.

BANK PEMERINTAH DAERAH

Jumlah BPD hingga pertengahan tahun 2004 mencapai 24 bank dengan jumlah kantor cabang dan kantor cabang pembantu masing-masing 352 kantor. Meskipun volume total BPD banyak, namun perannnya terhadap perbankan nasional kurang begitu menonjol dibandingkan dengan bank-bank lainnya terutama dilihat dari kemampuan memobilisasi dana masyarakat dan menyalurkan kredit. Hal itu dikarenakan faktor-faktor :

(11)

b. Kualitas sumber daya manusianya yang masih perlu ditingkatkan c. Keterbatasan jaringan kantor

d. Intervensi pemilik terhadap manajemen bank e. Kurangnya pemanfaatan teknologi informasi

Dengan kekurangan-kekurangan tersebut menyebabkan BPD sulit dalam melakukan persaingan yang pada gilirannya menyebabkan lambannya pertumbuhan bank.

BANK UMUM SWASTA NASIONAL

Bank umum swasta nasional adalah badan berbentuk hukum Indonesia, yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia. Dilihat dari lingkup usahanya ini, dapat dibedakan menjadi bank devisa dan bank nondevisa. Bank devisa (foreign exchange bank) adalah bank yang dalam kegiatan usahanya dapat melakukan transaksi dalam valuta asing, setelah memperoleh persertujuan dari Bank Indonesia. Kegiatannya antara lain : menerima simpanan dan memberikan kredit dalam valas. Sementara bank non devisa (non foreign exchange bank) adalah bank yang tidak diperkenankan melakukan transaksi yang berkaitan dengan valuta asing.

Untuk mewadahi kegiatan bank umum swasta nasional, dibentuk suatu perhimpunan yang disebut PERBANAS (Perhimpunan Bank-bank Swasta Nasional). BANK ASING

Bank asing merupakan kantor cabang dari suatu bank di luar Indonesia yang saat ini hanya diperkanankan beroperasi di Jakarta dan membuka kantor cabang pembantu di beberapa ibukota provinsi selain Jakarta, yaitu Semarang, Surabaya, Bandung, Denpasar, Ujung Pandang, Medan, dan Batam. Bank asing yang membuka cabangnya di Indonesia harus mempunyai aset 200 terbesar di dunia dan memilik rating minimal A dari lembaga peringkat (rating agency) internasional. Contoh bank asing yang beroperasi di Indonesia adalah : Citibank, American Express Bank, Bank of Tokyo, Standart Chartered Bank, Hongkong and Shanghai Bank Corporation, Bank of America, dll.

Bank Campuran

Kepemilikan bank campuran dapat dilakukan oleh warga Negara Indonesia dan atau badan usaha hukum Indonesia dengan warga Negara asing dan atau badan hukum asing secara kemitraan.

(12)

campuran yang beroperasi di Indonesia sampai akhir 2004 berjumlah 24 bank antara lain;

1. PT. ANZ Bank

2. PT. Bank Commonwealth 3. PT. Bank Paribas Indonesia 4. PT. Bank Chinatrust Indonesia 5. PT. Bank Credit Agricole Indosuez 6. PT. Bank Credit Lyonnais Indonesia 7. PT. Bank Daiwa Perdania

8. PT. Bank DBS Indonesia 9. PT. Bank Finconesia 10. PT. Bank Hanvit Indonesia

BPR

Adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. BPR diperkenankan menerima simpanan dalam bentuk giro dan memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Bentuk hukum BPR; 1. Perusahaan daerah 2. Koperasi

3. Perseroan terbatas

4. Bentuk Lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah Klasifikasi BPR;

1. BPR Baru

2. Bank Pasar 3. Bank Desa

4. BKPD

5. Lumbung Desa Kegiatan Usaha BPR;

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan 2. Memberikan kredit

3. Menyediakan pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil

4. Menempatkan dananya dalam bentuk SBI, deposito atau tabungan pada bank lain

Kegiatan yang tidak di perkenankan oleh BPR; 1. Menerima simpanan dalam bentuk giro 2. Melakukan penyertaan modal

3. Melakukan usaha perasuransian

4. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana mestinya.

(13)

Adalah badan usaha yang melakukan kegiatan di bidang keuangan, yang menghimpun dana dengan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkannyauntuk membiayai investasi perusahaan. LKBB tidak diperbolehkan menerima dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito.

LKBB berdasar jenis usaha di bagi menjadi;

1. Lembaga pembiayaan pembangunan, yaitu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya memberikan kredit jangka menengah dan panjang.

2. Lembaga perantara penerbitan dan perdagangan surat-surat berharga, yaitu lembaga keuangan yang usaha utamanya bertindak sebagai perantara dan penjamin dalam penjualan surat berharga yang diterbitkan oleh emiten

Jenis lembaga Keuangan bukan bank; 1. Lembaga pembiayaan

2. Perusahaan perasuransian 3. Perusahaan efek

4. Reksadana

5. Perusahaan modal ventura 6. Pegadaian

Lembaga Pembiayaan

Adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan yang masuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan disebut perusahaan. Bidang usaha lembaga pembiayaan, pada awalnya, sebagaimana diatur dalam Keppres No. 61 tahun 1998 adalah sebagai berikut;

1. Sewa guna usaha 2. Anjak piutang

3. Pembiayaan konsumen 4. Kartu kredit

5. Modal ventura

6. Perusahaan perdangan surat berharga

Perusahaan pembiayaan yang melakukan lebih dari satu kegiatan sering pula disebut

multifinance company.

PERUSAHAAN PERASURANSIAN

Di atur dengan undang-undang nomor 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian. Jenis usaha perasuransian yang di atur dalam undang-undang nomor 2 tahun 1992 dapat digolongkan sebagai berikut;

(14)

2. Usaha penunjang asuransi yang terdiri atas; pialang asuransi, pialang reasuransi, penilai kerugian, konsultan aktuaria, dan agen asuransi.

Usaha asuransi dalam praktiknya dibedakan sebagai berikut;

1. Asuransi kebakaran, yaitu asuransi yang menutup resiko kebakaran, petir, ledakan, dan kejatuhan pesawat.

2. Asuransi pengangkutan, yaitu pertanggungan akibat terjadinya kehilangan atau kerusakan saat pelayaran.

3. Asuransi aneka, yaitu asuransi kerugian yang tidak dapat digolongkan ke dalam asuransi kebakaran dan asuransi pengangkutan. Seperti; asuransi kendaraan bermotor, kecelakaan diri, pencurian, uang dalam pengangkutan dan kecurangan.

DANA PENSIUN

Adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pension. Dana pensiun diatur dalam undang-undang nomor 11 tahun 1992. Pembentukan dana pensiun didasarkan pada asas;

1.

Asas keterpisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan badan hukum pendirinya

2.

Asas penyelenggaraan dalam sistem pendanaan

3.

Asas pembinaan dan pengawasan

4.

Asas penundaan manfaat

Dana pensiun pemberi kerja adalah dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti dan program pensiun iuran pasti bagi kepentingan

karyawannya.

PERUSAHAAN EFEK

Adalah perusahaan yang dapat melakukan kegiatan penjaminan emisi, perantara pedagang efek, dan manajer investasi. Dalam melaksanakan fungsi penjaminan emisi perusahaan efek bertindak sebagai penjamin emisi. Untuk jasa yang diberikan tersebut, perusahaan efek mendapatkan under writing fee yang dihitung dari nilai emisi. Ada tiga metode penjaminan yang dilakukan oleh perusahaan efek;

a. Full commitement, yaitu perusahaan efek mengikatkan diri kepada emiten untuk menjual semua efek yang diterbitkan. Perusahaan efek sebagai underwriter akan menanggung dan membeli semua efek apabila ada efek yang tidak terjual.

b. Best effort, yaitu perusahaan mengikatkan diri untuk berusaha semaksimal mungkin untuk menawarkan efek yang diterbitkan kepada investor.

(15)

Reksa Dana

Reksa dana disebut juga investment fund atau mutual funds adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksa Dana menurut ketentuan dapat didirikan dalam bentuk hukum perseroan atau kontrak investasi kolektif.

Ciri-ciri reksa dana;

1. Bentuk hukumnya adalah perseroan terbatas

2. Pengolaan kekayaan reksa dana didasarkan pada kontrak antara direksi perusahaan dengan manajer investasi yang ditunjuk.

3. Penyimpanan kekayaan reksa dana didasarkan pada kontrak antara manajer investasi dengan bank custodian.

Reksa Dana melakukan kegiatannya berdasar kontrak yang dibuat oleh manajer investasi dan bank custodian.

Reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi dibedakan menjadi; 1. Reksa dana pasar uang

2. Reksa dana pendapatan tetap 3. Reksa dana saham

4. Reksa dana campuran

Perusahaan Modal Ventura

Adalah usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu. Jangka waktu pembiayaan menurut ketentuan dibatasi maksimal 10 tahun harus sudah dilakukan tindak divestasi. Dibeberapa Negara, jangka waktu pembiayaan modal ventura beriksar antara 3 – 10 tahun.

Perusahaan Penjamin

Merupakan kegiatan usaha yang relative baru dalam lingkup lembaga keuangan bukan bank.

Bidang usaha penjamin adalah melakukan kegiatan dalam bentuk pemberian jasa penjaminan untuk menanggung pembayaran kewajiban keuangan terjamin, apabila terjamin tidak dapat memenuhi kewajiban perikatannya kepada penerima jaminan yang timbul dari transaksi kredit, sewa guna usaha, anjak piutang, pembiayaan konsumen, pembiayaan dengan pola bagi hasil, dan pembelian barang secara angsuran.

Pihak-pihak yang terkait dalam transaksi penjaminan;

(16)

2. Penerima jaminan, adalah pihak yang berhak menerima pembayaran dari perusahaan penjaminan, apabila terjamin tidak dapat memenuhi kewajiban perikatannya.

3. Perusahaan penjamin, adalah badan usaha yang bergerak dibidang keuangan yang kegiatan usaha pokoknya melakukan usaha penjaminan.

Mekanisme penjaminan dapat dibedakan menjadi;

1. Penjaminan langsung, penjaminan yang diberikan kepada terjamin oleh perusahaan penjamin untuk mendapatkan jaminan atau kebutuhan pembiayaannya tanpa terlebih dahulu melalui pihak penerima jaminan.

Referensi

Dokumen terkait

DASAR TEORI PERKEMBANGAN PENGELUARAN DASAR TEORI PERKEMBANGAN PENGELUARAN..

Praktikum atau real lab dalam pembelajaran kimia di sekolah dapat digantikan dengan virtual lab, ataupun dengan penjelasan materi pembelajaran menggunakan

Penerapan Model Problem Based Learning pada Pembelajaran Menulis Teks Berita dengan Media Lingkungan Sekolah 33 B.. Tempat

memperoleh data tentang variabel yakni kedisiplinan mengajar guru. Teknik dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data tentang nilai hasil

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh corporate social responsibility dan citra perusahaan terhadap ekuitas

Dengan demikian, setelah melalui prosedur penelitian dan analisis data yang sesuai, penelitian ini telah mencapai tujuan dan membuktikan hipotesisnya yaitu, mampu membuktikan

Sampel penelitian adalah pasien DM tipe II yang melakukan pemeriksaan rawat jalan di Puskesmas Rowosari mulai Bulan Januari 2013 sampai dengan Bulan Agustus 2013 minimal 8

“Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh MPR atas usul DPR, baik apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa