• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pelayanan Mobil Perpustakaan Keliling (MPK) Kantor Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi (KPAD) Kabupaten Nias

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pelayanan Mobil Perpustakaan Keliling (MPK) Kantor Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi (KPAD) Kabupaten Nias"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum merupakan lembaga yang didirikan oleh pemerintah

untuk masyarakat umum dalam upaya menghimpun, menyimpan, mengoorganisir,

memelihara dan melestarikan serta menyebarkan seluruh hasil budaya karya

manusia yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan

informasi dan pengetahuan masyarakat yang berada di wilayah perpustakaan

umum tersebut.

Perpustakaan umum (public library) menurut Reitz (2004, 77) adalah “A library or library system that provides unrestricted access to library resources and services free of charge to all the resident of a given community, district, or geographic region, supported wholly or in part publics funds”. Pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa perpustakaan umum merupakan suatu perpustakaan atau

sistem perpustakaan yang memberikan akses tidak terbatas terhadap sumber daya

perpustakaan dan layanan gratis terhadap masyarakat di wilayah tertentu dengan

dukungan penuh atau sebagian dari biaya pajak oleh masyarakat.

Sedangkan Sulistiyo-Basuki (1993, 46) menyatakan bahwa “perpustakaan

umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan

melayani umum.”

Selain pendapat di atas Sutarno (2006, 38) menyatakan bahwa

(2)

dari masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang kemudian dikembalikan kepada

masyarakat dalam bentuk layanan”.

Dalam UU Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Bab I pasal (1)

dinyatakan bahwa “perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan

bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa

membedakan umur, jenis kelamin, suku, rasa, agama dan status sosial-ekonomi.”

Berdasarkan uraian di atas dapat diperoleh pemahaman bahwa

perpustakaan umum adalah perpustakaan yang didirikan oleh pemerintah dengan

akses yang tidak terbatas terhadap masyarakat dan sumber daya perpustakaan

yang diselenggarakan secara penuh atau sebagian dari dana umum dengan tujuan

untuk melayani masyarakat umum tanpa perbedaan umur, jenis kelamin, suku,

ras, agama dan status sosial-ekonomi.

2.1.1 Misi Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum memiliki misi menumbuhkan minat baca masyarakat

yang selanjutnya akan dikembangkan menjadi budaya baca bagi masyarakat yang

berada di lingkungan sekitarnya.

Adapun misi perpustakaan umum menurut Santoso (2006, 160) adalah

sebagai berikut :

1. Menciptakan dan menguatkan kebiasaan membaca sejak usia dini. 2. Mendukung pelaksanaan bagi pendidikan formal maupun bagi

perorangan yang belajar mandiri.

3. Memberikan peluang bagi pemgembangan kreativitas perorangan. 4. Merangsang imajinasi serta kreativitas perorangan.

5. Mempromosikan warisan budaya, penghargaan atas seni penemuan ilmiah dan inovasi.

(3)

7. Membina dialog antar budaya dan mendukung keanekaragaman budaya.

8. Membantu budaya lisan.

9. Menjamin akses atas semua jenis informasi kemasyarakatan bagi semua warga.

10. Menyediakan cukup informasi bagi perusahaan, asosiasi dan kelompok pemerhati setempat.

11. Memberi kemudahan dalam pengembangan keterampilan akan ketidak butaan informasi dan komputer.

12. Membantu dan aktif dalam kegiatan pemberantasan buta huruf pada semua tingkatan umur, dan akan memulainya apabila diperlukan.

Sedangkan dalam Manifesto Perpustakaan Umum Unesco 1994, misi utama perpustakaan umum yang dikaitkan dengan informasi, melek huruf, pendidikan dan kebudayaan ialah :

1. Menciptakan dan memperkuat kebiasaan membaca di kalangan anak-anak sejak usia dini

2. Menciptakan individual dan pendidikan swatindak dan pendidikan formal pada semua tingkat

3. Menyediakan kesempatan bagi pengembangan kreasi pribadi 4. Merangsang imajinasi dan kreativitas anak-anak dan kawula muda 5. Mempromosikan kesadaran akan warisan budaya, apresiasi seni,

keberhasilan ilmiah dan inovasi

6. Menyediakan akses untuk ungkapan kultural dari semua seni pertunjukan

7. Membina dialog antar-budaya dan menghormati keanekaragaman budaya

8. Menunjang tradisi lisan

9. Menjamin akses bagi warganegara pada semua informasi komunitas 10. Menyediakan jasa informasi yang cukup bagi perusahaan lokal,

asosiasi dan kelompok yang berkepentingan

11. Memfasilitasi pengembangan keterampilan literasi informasi dan melek komputer

12. Membantu dan ikut serta dalam aktivitas dan program literasi bagi semua kelompok umur dan memulai aktivitas tersebut bilamana perlu.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa misi perpustakaan

umum adalah memberikan dukungan untuk pendidikan secara mandiri dan

(4)

mempromosikan serta membina keberagaman budaya, menjamin akses serta

kecukupan informasi dan membantu secara aktif terhadap pemberantasan buta

huruf, buta informasi dan komputer.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang

terdidik, memiliki minat yang tinggi untuk menggunakan seluruh sumber daya

perpustakaan yang disediakan untuk mengembangkan kemampuan diri dan

memiliki daya saing yang tinggi.

Sulistyo–Basuki (1993, 48) merumuskan tujuan perpustakaan umum

sebagai berikut :

1. Pendidikan, perpustakaan umum bertugas memelihara dan menyediakan sarana untuk pengembangan perorangan atau kelompok pada semua tingkat kemampuan pendidikan.

2. Informasi, perpustakaan menyediakan kemudahan bagi pemakai berupa akses yang cepat terhadap informasi yang tepat mengenai seluruh jutaan pengetahuan manusia.

3. Kebudayaan, perpustakaan merupakan pusat kehidupan kebudayaan dan secara aktif mempromosikan partisipasi dan apresiasi semua bentuk seni.

4. Rekreasi, perpustakaan memainkan peran penting dalam mendorong penggunaan secara aktif rekreasi dan waktu senggang dengan menyediakan bahan bacaan.

Sedangkan di dalam buku Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Umum

(1992, 6) tujuan perpustakaan umum dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

(5)

2. Tujuan fungsional perpustakaan umum adalah:

a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan segala sektor kehidupan.

b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah serta memanfaatkan informasi.

c. Menggigih masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna. d. Meletakkan dasar - dasar ke arah belajar mandiri.

e. Memupuk minat dan bakat masyarakat.

f. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif.

g. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tangguna jawab dan usaha sendiri dengan mengembangkan kemampuan membaca masyarakat.

h. Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional dengan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuai dengan kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.

3. Tujuan operasional perpustakaan umum merupakan pernyataan formal yang terperinci tentang sasaran yang harus dicapai serta cara mencapainya, sehingga tujuan tersebut dapat dimonitor, diukur dan dievaluasi keberhasilannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa tujuan perpustakaan

umum adalah membina dan mengembangkan masyarakat dalam bidang

pendidikan, informasi, rekreasi serta kebudayaan membaca untuk belajar menjadi

masyarakat mandiri dan ikut berpartisipasi dalam membangun bangsa.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum

Fungsi dari suatu perpustakaan selalu dihubungkan dengan jenis, misi dan

tujuan perpustakaan. Dalam Standar Nasional Perpustakaan Umum Indonesia

(SNI7495-2009) dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan umum kabupaten/kota

adalah:

1. Mengembangkan koleksi

(6)

4. Mendayagunakan koleksi

5. Menyelenggarakan pendidikan pengguna

6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

7. Membantu penigkatan sumberdaya perpustakaan di wilayahnya.

Sedangkan dalam buku Pedoman Perlengkapan Perpustakaan Umum

(1992, 2) perpustakaan umum berfungsi sebagai pusat untuk:

1. Menyediakan bahan pendidikan (educating)

2. Menyediakan dan menyebarluaskan informasi (informatif) 3. Menyediakan bahan-bahan yang berfungsi rekreasi (rekreatif)

4. Menyediakan bahan yang berisi petunjuk, pedoman dan bahan-bahan rujukan bagi anggota masyarakat (referensif)

5. Melestarikan bahan pustaka dan hasil budaya bangsa untuk dapat dimanfaatkan masyarakat umum (dokumentatif)

6. Menyediakan layanan penelitian (riset kualitatif dan kuantitatif).

Berdasarkan hal tersebut di atas dapat diketahui bahwa fungsi dari

perpustakaan umum adalah menghimpun dan melestarikan seluruh bahan pustaka

yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

2.1.4 Tugas Perpustakaan Umum

Sebagai salah satu fasilitas publik, perpustakaan umum mengemban tugas

yang sangat banyak terutama dalam memenuhi kebutuhan ilmu pengetahuan dan

informasi masyarakat.

Dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (1999,6)

tugas pokok perpustakaan umum adalah “Menyediakan, mengolah, memelihara

dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana

pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan

informasi dan bahan bacaan”.

(7)

Tugas pokok perpustakaan adalah menghimpun, menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan semua koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan. Masyarakat pengguna tersebut adalah sesuai dengan jenis perpustakaan, kebijakan penyelenggara, dan kelompok atau segmen pemakai/ pelanggannya. Tugas pokok itu dapat dijabarkan ke dalam beberapa rincian kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan melalui fungsi-fungsi yang lebih besifat teknis.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa tugas perpustakaan

umum adalah menghimpun, menyediakan, mengolah, memelihara, mengatur dan

mendayagunakan semua koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana

pemanfaatannya serta melayani masyarakat penggunannya untuk kepentingan

pendidikan, penerangan, penelitian, pelestarian suatu pengembangan kebudayaan

dan rekreasi seluruh golongan masyarakat.

Perpustakaan keliling memiliki peran yang penting dalam melaksanakan

misi, tujuan, fungsi serta tugas dari perpustakaan umum yang telah

dipaparkan.Alasannya karena perpustakaan keliling merupakan bagian dari

perpustakaan umum. Perpustakaan keliling bertugas untuk memberikan pelayanan

kepada masyarakat yang tidak dapat menjangkau pelayanan yang diberikan

perpustakaan umum.

2.2 Perpustakaan Keliling

Pentingnya peranan perpustakaan keliling mampu menjadi salah satu

solusi untuk mengatasi berbagai kelemahan penyelenggaraan layanan

perpustakaan umum di beberapa daerah pelosok di seluruh wilayah di Indonesia.

Perpustakaan keliling merupakan salah satu perangkat penyelenggaraan

(8)

kehidupan bangsa sebagaimana telah di amanatkan oleh Undang-Undang Dasar

RI tahun 1945.

Menurut Hardjoprakoso dalam buku Panduan Penyelenggaraan

Perpustakaan Keliling (1992, 4), perpustakaan keliling adalah “perpustakaan yang

bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku dan lain-lain untuk

melayani masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain yang belum terjangkau oleh

layanan perpustakaan menetap (perpustakaan umum).”

Sedangkan pengertian perpustakaan keliling menurut Sulistyo-Basuki

(1991, 48) adalah “bagian dari perpustakaan umum yang mendatangi atau

mengunjungi pembacanya dengan menggunakan kendaraan, baik darat (mobil)

maupun air (perahu).”

Dalam UU Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Bab VII pasal

(22) dinyatakan bahwa “perpustakaan keliling menjadi bagian dari perpustakaan

umum yang melaksanakan layanan perpustakaan bagi daerah yang belum

terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap.”

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa perpustakaan

keliling adalah perpustakaan yang membawa bahan pustaka berupa buku dan

bahan pustaka lainnya dengan menggunakan kendaraan, baik darat maupun air

yang bergerak mendatangi masyarakat yang belum mendapatkan pelayanan dari

perpustakaan menetap pada suatu tempat (perpustakaan umum).

Undang-undang yang mendasari pendirian perpustakaan keliling adalah

Keputusan Presiden No.11 Tahun 1989, Tanggal 6 Maret 1989 tentang Tata Kerja

(9)

3, ayat (c), dinyatakan bahwa “Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

mempunyai tugas melaksanakan pembinaan atas semua jenis perpustakaan. Baik

perpustakaan instansi/ lembaga pemerintah ataupun swasta yang ada di pusat dan

di daerah”. Selanjutnya Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor

001/Org/9/1990 Tanggal 2 September 1990 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Perpustakaan Nasional RI. Dalam keputusan ini, khususnya BAB VII pasal 81,

ayat (c) tentang Perpustakaan Daerah dinyatakan bahwa:

Perpustakaan Daerah mempunyai fungsi melaksanakan pembinaan dan pengembangan semua jenis perpustakaan, termasuk perpustakan keliling. Dalam pelayanan perpustakaan keliling mengunjungi pusat pemukiman masyarakat. Pada hakikatnya perpustakaan keliling merupakan usaha peningkatan perluasan pelayanan Perpustakaan Derah/ Perpustakaan Umum daerah tingkat II.

2.2.1 Tujuan Perpustakaan Keliling

Perpustakaan keliling memiliki tujuan untuk memberikan pelayanan

terhadap masyarakat yang belum terjangkau oleh perpustakaan umum.

Dalam buku Panduan Perpustakaan Keliling (1999, 6) dinyatakan bahwa

perpustakaan keliling mempunyai tujuan utama yaitu:

1. Memeratakan layanan informasi dan bacaan kepada masyarakat sampai daerah terpencil dan belum/ tidak mungkin didirikan perpustakaan menetap.

2. Membantu perpustakaan umum dalam mengembangkan pendidikan informal kepada masyarakat.

3. Memperkenalkan buku-buku dan bahan pustaka lainnya kepada masyarakat.

4. Memperkenalkan jasa perpustakaan kepada masyarakat, sehingga tumbuh budaya untuk memanfaatkan jasa perpustakaan kepada masyarakat.

5. Meningkatkan minat baca dengan mengembangkan cinta buku pada masyarakat.

(10)

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tujuan perpustakaan keliling

adalah untuk memeratakan pelayanan informasi, membantu perpustakaan umum

meningkatkan minat baca serta kemampuan masyarakat dengan memanfaatkan

jasa perpustakaan.

2.2.2 Fungsi dan Tugas Perpustakaan Keliling

Salah satu fungsi dan tugas dari perpustakaan keliling adalah untuk

mendukung perluasan layanan perpustakaan umum bagi masyarakat yang belum

mendapatkan pelayanan perpustakaan menetap di daerah pelosok.

Berikut ini merupakan beberapa fungsi dan tugas perpustakaan keliling

yang tercantum di dalam buku Panduan Perpustakaan Keliling (1999, 5),

diantaranya :

1. Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh pelayanan perpustakaan menetap, karena di lokasi tersebut belum dapat didirikan perpustakaan karena belum ada dana yang tersedia.

2. Melayani masyarakat yang oleh situasi dan kondisi tertentu tidak dapat datang atau mencapai perpustakaan menetap, misalnya karena sedang dirawat dirumah sakit, menjalani hukuman di LP, berada di panti asuhan atau di rumah jompo dan lain-lain.

3. Mempromosikan layanan perpustakaan kepada masyarakat yang belum pernah mengenal perpustakaan.

4. Memberikan pelayanan yang bersifat sementara sampai perpustakaan menetap dapat didirikan.

5. Sebagai sarana untuk membantu menemukan lokasi yang tepat bagi pelayanan perpustakaan menetap, atau perpustakaan umum yang berencana dibangun.

6. Sebagai jembatan antara Perpustakaan Umum Dati II dengan cabang-cabangnya (dalam hal ini perpustakaan keliling tidak langsung melayani masyarakat, tetapi melayani perpustakaan cabang).

(11)

Sedangkan menurut Ali (2006, 108) fungsi dan tugas perpustakaan keliling

adalah:

1. Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap, karena di lokasi tersebut belum terdapat gedung perpustakaan.

2. Melayani masyarakat yang oleh situasi dan kondisi tertentu tidak dapat datang atau tercapai perpustakaan menetap, misalnya karena sedang di rawat dirumah sakit, menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan, berada di panti asuhan atau rumah jompo dan lain sebagainya.

3. Mempromosikan layanan perpustakaan umum kepada masyarakat yang belum pernah mengenal perpustakaan.

4. Memberikan layanan yang bersifat sementara sampai di tempat tersebut didirikan gedung perpustakaan umum menetap.

5. Sebagai sarana untuk membantu menemukan lokasi yang tepat untuk membangun perpustakaan menetap, atau perpustakaan umum yang akan direncanakan untuk dibangun.

6. Menggantikan fungsi perpustakaan menetap apabila situasi tertentu memungkinkan didirikan perpustakaan menetap di tempat tersebut. 7. Melakukan tugas-tugas kepustakawan, seperti : mendata/ membuat

lokasi secara berkala, satu sampai dua bulan sekali, agar pengunjung tidak bosan dan membuat laporan kegiatan bulanan, tribulanan dan tahunan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan keliling

memiliki tugas dan fungsi untuk membantu melayani, mengenalkan layanan yang

bersifat sementara atau menjadi sarana pengganti dari perpustakaan menetap bagi

masyarakat di daerah pelosok yang tidak dapat menjangkau pelayanan

perpustakaan menetap.

2.2.3 Jenis Perpustakaan Keliling

Karena luasnya jangkauan perpustakaan keliling, maka harus dilakukan

(12)

layanan perpustakaan keliling. Sebagai mana dikemukakan dalam Pandun

Perpustakaan Keliling (1999, 13), dapat dibedakan tiga jenis perpustakaan yakni :

1. Perpustakaan Keliling Darat, yaitu perpustakaan keliling yang dalam memberikan layanan mempergunakan layanan kendaraan beroda dua, beroda tiga, atau yang lazim dipakai adalah kendaraan beroda empat. 2. Perpustakaan Keliling Terapung (Floating Library), yaitu

perpustakaan keliling yang mempergunakan sarana kapal motor. Yang dilayani oleh perpustakaan ini adalah daerah yang dialiri sungai atau daerah pantai yang hanya mungkin dilayani dengan kendaraan yang dapat melalui air.

3. Perpustakaan Keliling Terbang (Air Library), yaitu sejenis perpustakaan keliling yang melayani daerah-daerah yang tidak dapat dijangkau oleh kedua jenis perpustakaan keliling di atas. Jenis perpustakaan ini belum popular dan belum diselenggarakan di Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan keliling

dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu perpustakaan keliling darat, laut dan terbang.

2.3 Koleksi Perpustakaan Keliling

Unsur terpenting yang dimiliki oleh perpustakaan adalah koleksi atau

bahan pustaka. Tanpa adanya koleksi yang memadai, perpustakaan tidak dapat

melakukan pelayanan terhadap pengguna.

Dalam buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling (1999, 14)

koleksi perpustakaan keliling dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu :

1. Bahan pustaka yang tercetak.

Yang termasuk kelompok ini antara lain adalah : buku, surat kabar, majalah, buletin, selebaran, pamflet. Khusus untuk buku dapat dikelompokkan kedalam buku sirkulasi, yaitu buku yang dipinjamkan kepada anggota perpustakaan untuk dibawa pulang, dan buku referensi, yaitu buku yang digunakan hanya diperpustakaan saja sebagai acuan, misalnya ensiklopedia, kamus, direktori, almanak, indeks, bibliografi, buku tahunan, buku pedoman/ panduan/ petunjuk, terbitan pemerintah/ organisasi/ lembaga.

(13)

Yang termasuk kedalam kelompok ini adalah antara lain adalah : slide, “filmstrip”, kaset-audio, kaset-video, dan film. Untuk perpustakaan keliling yang telah berkembang bahkan sudah memiliki bahan pustaka yang terekam dalam bentuk mikro (microform), seperti microfilm dan microfishe.

3. Bahan pustaka yang tidak tercetak dan tidak terekam.

Mengingat perpustakaan keliling melayani segala lapisan masyarakat termasuk melayani anak-anak, maka ada perpustakaan keliling yang menyediakan koleksi berupa: kumpulan mainan anak-anak, berbagai jenis batu-batuan, manik-manik, dan lain-lain. Koleksi ini dapat merupakan pusat sumber belajar yang bermanfaat bagi anak-anak yang tidak sempat belajar di rumah maupun disekolah.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas dalam buku Pedoman

Penyelenggaran Perpustakaan Keliling (1999, 16) ditentukan bahwa

“Perpustakaan Keliling yang baik minimal memiliki koleksi 2500 jilid atau 1000

judul. Koleksi perpustakaan setiap tahun diusahakan untuk ditambah agar

pemakai tidak terasa bosan karena tidak ada judul-judul baru.”

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa jenis koleksi yang

dimiliki oleh perpustakaan keliling adalah bahan pustaka tercetak, bahan pustaka

terekam dan bahan pustaka yang tidak tercetak dan terekam. Sementara itu jumlah

koleksi perpustakaan keliling minimal 2500 jilid atau 1000 judul.

2.3.1 Pengadaan Koleksi Perpustakaan Keliling

Pengadaan bahan koleksi perpustakaan merupakan salah kegiatan yang

harus dilakukan untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhan pengguna. Dalam buku

Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan keliling (1992, 12) dinyatakan bahwa

“pengadaan buku-buku untuk perpustakaan keliling dilakukan oleh perpustakaan

daerah atau perpustakaan umum yang bekerja sama dengan pemerintah daerah

(14)

disebutkan bahwa : “pengadaan koleksi perpustakaan keliling dilakukan oleh

Perpustakaan Nasional Provinsi atau Perpustakaan umum Dati II. Koleksi

perpustakaan keliling diolah dan disiapkan, sehingga semua koleksi sudah dalam

keadaan siap layan.”

Dari uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa kegiatan pengadaan koleksi

bahan perpustakaan adalah bagian yang terpenting yang harus dilakukan.

2.3.2 Kriteria Pemilihan Koleksi Perpustakaan Keliling

Pemilihan koleksi perlu dilakukan oleh pihak perpustakaan agar dapat

memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Kebutuhan pengguna dapat terpenuhi

apabila koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan sesuai dengan kebutuhan

pengguna.

Di dalam buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling (1992,

11) kriteria yang dimiliki untuk menentukan koleksi perpustakaan keliling antara

lain:

1. Sesuai dengan kebutuhan pengunjung baik secara nyata maupun secara potensial. Kebutuhan pengunjung dapat dideteksi dari kuesioner yang dibagikan kepada masyarakat sewaktu berkunjung ke perpustakaan keliling.

2. Tahun terbit dipilih yang paling akhir, paling tidak dua tahun terakhir, sehingga diupayakan edisi terbaru.

3. Diupayakan agar penulis/pengarang buku tersebut cukup terkenal sehingga menjadi daya tarik bagi pengunjung.

4. Isi bahan pustaka tidak mengkritik, menentang dan member tafsiran yang salah tentang Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Garis-Garis Besar Haluan Negara, Bangsa dan Negara Indonesia.

5. Isi bahan pustaka tidak berisi ajaran ekstrim kiri seperti komunis, baik marxisme, nelilisme, maupun ajaran-ajaran komunis lainnya.

6. Isi bahan pustaka tidak berisi ajaran-ajaran ekstrim kanan.

(15)

8. Isi tidak melanggar norma-norma moral (susila, etika), norma agama, norma keindahan (estetika) yang berlaku dan hidup di Indonesia. 9. Isi buku tidak mengetengahkan sadisme yang berlawanan dengan

asas-asas perikemanusiaan yang berlaku di Indonesia dan dunia internasionl.

10. Isi buku tidak dilarang oleh Kejaksaan Agung RI.

11. Isi buku benar-benar bersifat ilmiah dan bermanfaat bagi pengembangan kecerdasan dan budaya masyarakat.

12. Isi buku berguna bagi masyarakat dan menunjang pembangunan nasional.

13. Fisik buku mencerminkan disain dan tipografi yang baik, kertas dan penjilidan yang baik, serta huruf, gambar dan ilustrasinya menarik.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kriteria pemilihan koleksi harus

dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku dan bertujuan membangun bangsa.

2.4. Pelayanan Perpustakaan Keliling

Pelayanan dapat diartikan sebagai memberikan bantuan kepada pengguna.

Dengan pelayanan yang baik pengguna akan merasa nyaman dan bersedia untuk

kembali menggunakan jasa perpustakaan tersebut.

Di dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004,

71) pelayanan pengguna adalah “tugas melayani pengguna perpustakaan dalam

menggunakan bahan pustaka yang telah disediakan di perpustakaan.”

Sedangkan menurut Priyanto (2009, 2) ada lima hal yang harus

dipertimbangkan dalam mengembangkan pelayanan yang member kepuasan

kepada pengguna, antara lain :

(16)

2. Responsiveness, yaitu memberikan layanan dengan cepat dan berusaha menyelesaikan layanan secepat mungkin. Perpustakaan harus berusaha agar pengguna tidak terlalu lama menunggu layanan yang dibutuhkan. Ketepatan dan kecepatan layanan sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kualitas layanan.

3. Assurance, yaitu jaminan dari perpustakaan bagi para penggunanya. Pustakawan sudah selayaknya dapat dipercaya, dan pustakawan juga harus dapat menunjukkan rasa hormat kepada penggunanya dan selalu memiliki rasa percaya yang tinggi.

4. Empathy merupakan bentuk pemberian layanan secara individual bagi para penggunanya.Pustakawan harus bisa diajak berkomunikasi oleh penggunanya . Pustakawan juga harus bisa menjadi pendengar yang baik dan dapat memahami kebutuhan pengguna.

5. Tangibles yaitu memberi pelayanan dari fisik. Misalnya tempat yang bersih serta nyaman bagi penggunanya.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa pelayanan yang cepat

dan tanggap dalam melayani memberikan rasa nyaman bagi pengguna untuk

menggunakan jasa layanan perpustakaan.

Pada dasarnya pelayanan pengguna merupakan bantuan yang sangat

dibutuhkan pengguna jasa perpustakaan. Dengan pelayanan yang baik, akan

menumbuhkan minat pengguna untuk kembali dan menggunakan layanan

tersebut. Perpustakaan keliling memiliki kewajiban yang sama dalam melayani

penggunanya untuk menimbulkan ketertarikan masyarakat terhadap aktifitas di

perpustakaan.

2.4.1 Sistem Pelayanan Perpustakaan Keliling

Pelayanan perpustakaan menerapkan sistem yang telah disesuaikan dengan

kondisi dari lingkungan sekitarnya. Menurut Ali (2006, 123), sistem layanan

perpustakaan keliling antara lain :

(17)

Dalam sistem ini para pengunjung dapat secara bebas memililih dan mencari sendiri bahan pustaka yang ada di mobil. Pengunjung langsung manuju ke rak-rak buku dan majalah dan koran yang tersedia di perpustakaan keliling. Apabila pengunjung mendapat kesulitan dalam menemukan bahan pustaka yang dicari, mereka dapat meminta bantuan petugas perpustakaan.

2. Pelayanan Tetutup (Closed Access)

Dalam pelayanan jenis ini,pustakawan/petugas perpustakaan yang mengambil bahan pustaka yang diperlukan oleh pemakai jasa perpustakaan keliling. Para pengunjung meminta bahan pustaka yang diperlukan kepada petugas layanan perpustakaan keliling. Petugas tersebut mencari dan mengambil koleksi di rak dan menyerahkan kepada yang bersangkutan. Dalam sistem tertutup ini, peminjaman tidak boleh mengambil sendiri bahan dari tempatnya. Pengunjung tidak diperbolehkan masuk kedalam mobil perpustakaan keliling untuk mengambil bahan pustaka, pengambilan bahan pustaka hanya boleh dilakukan oleh petugas perpustakaan keliling. Oleh karena itu pengunjung harus mengetahui terlebih dahulu secara jelas nama pengarang, judul buku yang dibutuhkan, sebelum mengajukan permintaan kepada petugas layanan perpustakaan. Agar judul maupun pengarang yang dimaksud tepat, pengunjung dapat menggunakaan katalog pengarang, judul, maupun subyek. Apabila nama pengarang atau pengarang atau judul buku yang dimaksud sudah ditemukan, pengunjung dapat menuliskan permintaannya pada formulir yang disediakan oleh perpustakaan keliling.

Kedua sistem pelayanan tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan

masing-masing. Menurut Sahriamas (2007, 17) keunggulan dan kelemahan kedua

sistem tersebut antara lain :

1. Pelayanan terbuka.

Keunggulan sistem pelayanan terbuka:

a. Kartu-kartu katalog tidak cepat rusak, kerena sedikit yang menggunakannya. Pada umumnya mereka langsung menuju ke rak untuk memilih sendiri.

b. Menghemat tenaga. Dalam sistem ini petugas tidak perlu mengambilkan buku yang diinginkan pengguna. Pustakawan hanya mencatat dan kemudian mengambilkan buku-buku yang sudah dibaca ditempat maupun yang dikembalikan hari itu.

c. Judul-judul buku lebih banyak diketahui dan dibaca pengguna.

(18)

e. Apabila pengguna tidak menemukan buku yang dibutuhkan, maka pengguna dapat mencari buku yang relevan sesuai dengan kebutuhannya.

f. Kecil kemungkinan ada kesalahpahaman antara petugas dan pengguna.

Kelemahan sistem pelayanan terbuka: a. Frekuensi kerusakan lebih besar.

b. Memerlukan ruangan yang lebih besar, serta letak rak dari yang satu dengan yang lainnya memerlukan jarak yang lebih longgar.

c. Susunan buku menjadi tidak teratur.

d. Pemula yang baru datang ke perpustakaan sering kebingungan dalam mencari kebutuhannya.

2. Pelayanan tertutup

Keunggulan sistem pelayanan tertutup :

a. Daya tampung lebih banyak, karena jarak rak yang satu dengan yang lain lebih dekat.

b. Susunan buku akan lebih teratur dan tidak mudah rusak .

c. Kerusakan dan kehilangan bahan pustaka akan lebih sedikit bila dibandingkan dengan sistem pelayanan terbuka.

d. Tidak memerlukan ruang baca di ruang koleksi.

Kelemahan sistem pelayanan tertutup: a. Banyak tenaga yang terserap.

b. Terdapat beberapa bahan pustaka yang tidak pernah dipinjam.

c. Sering menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya salah pengertian antara pengguna dengan petugas.

d. Antrian peminjaman serta pengembalian lebih panjang.

Dari uraian di atas dapat diperoleh bahwa kedua sistem pelayanan

sama-sama memiliki keuntungan dan kelemahan masing-masing.Semuanya bergantung

terhadap kerjasama antara pengguna dan pihak perpustakaan dalam komunikasi

(19)

2.4.2 Jenis Layanan Pepustakaan Keliling

Setiap perpustakaan belum tentu memiliki jumlah layanan yang sama. Hal

tersebut dilihat dari beberapa kondisi seperti luasnya lokasi perpustakaan, jumlah

koleksi serta masyarakat yang dilayani.

Berdasarkan buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling,

(1992: 23) jenis layananpada perpustakaan keliling adalah sebagai berikut:

1. Layanan Sirkulasi

Layanan ini berupa pemberian kesempatan bagi anggota layanan perpustakaan keliling untuk meminjam bahan pustaka yang dapat dibawa pulang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peminjaman hanya diberikan kepada pengunjung yang sudah terdaftar menjadi anggota perpustakaan.

a. Waktu Peminjaman

Waktu peminjaman adalah sama dengan waktu jadwal kunjungan perpustakaan keliling.

b. Lama peminjaman

Lama waktu peminjaman sebaiknya antara satu sampai dua minggu. Lama peminjaman harus mempertimbangkan jumlah koleksi dan pemakainya. Perpanjangan maksimal hanya tiga kali, namun apabila jumlah bukunya terbatas dan banyak peminatnya, perpanjangan cukup sekali saja.

c. Jumlah buku yang boleh dipinjam

Buku yang boleh di pinjam untuk sekali peminjaman disesuaikan dengan jumlah koleksi, dianjurkan dua kali jilid per anggota perpustakaan.

d. Sanksi Perpustakaan

Tindakan-tindakan yang perlu dikenakan terhadap hal-hal yang dapat terjadi pada buku-buku yang dipinjamkan seperti keterlambatan mengembalikan buku, buku hilang, buku rusak perlu di tetapkan. Peminjam yang terlambat mengembalikanbuku harus dikenakan sansi berupa denda. Uang denda tidak dimaksudkan sebagai sumber pemasukan namun dikenakan untuk menegakkan disiplin peminjam. e. Sistem peminjaman

Sistem peminjaman yang dipakai adalah sistem yang sesuai dengan sifat layanan perpustakaan keliling, yaitu praktis dan efisien. Dengan kartu anggota yang dibawa pemakai perpustakaan setiap kali meminjam, kartu itu berisi nama anggota, nomor anggota, dan alamat anggota.

(20)

Setiap kali anggota meminjam buku, pertama-tama ia harus memperlihatkan kartu anggota. Lalu catat buku yang buku akan di pinjam dan kapan harus kembali.

g. Statistik peminjaman

Setiap kali kunjungan, petugas perpustakaan keliling wajib membuat statistik peminjaman. Statistik di buat menurut tanggal kunjungan, bulanan,dan tahunan. Statistik sangat bermanfaat untuk mengetahui apakah koleksi perpustakaan keliling banyak diminati masyarakat. 2. Layanan Referensi

Pengunjung yang memerlukan penelusuran informasi akan memperoleh layanan referensi. Layanan ini mengacu pada bahan-bahan referensi seperti direktori dan penerbitan pemerintah.

3. Layanan membaca

Bagi pengunjung yang tidak bermaksud meminjam buku, tapi hanya membacanya saja, maka perpustakaan menyediakan layanan baca sekitar mobil perpustakaan keliling (service point).

4. Pembacaan berita

Tujuan utama dilakukan pembacaan cerita ini adalah untuk meningkatkan minat baca anak-anak, terutama anak prasekolah. Biasanya layanan ini sering diberikan oleh perpustakaan umum, tapi tidak tertutup kemungkinan bagi perpustakaan keliling untuk melakukannya. Langkah-langkah pelaksanaan yang dilakukan adalah mempersiapkan pembacaan cerita yang terampil, materi cerita dan tempat.

5. Pemutaran film

Jenis layanan ini merupakan jenis yang paling digemari oleh masyarakat. Ini merupakan sarana paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan dan promosi perpustakaan.

6. Layanan jasa dokumentasi

Merupakan layanan penyediaan bahan-bahan dokumentasi yang diperlukan oleh pengunjung seperti peraturan-peraturan pemerintah serta peraturan perundangundangan yang telah dipersiapkan oleh perpustakaan keliling.

7. Layanan Jasa Informasi

Pengunjung bisa menanyakan langsung kepada petugas perpustakaan tentang informasi-informasi yang bersifat umum.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahuai bahwa terdapat tujuh layanan

dimiliki oleh perpustakaan keliling yaitu sirkulasi, referensi, membaca,

(21)

2.4.3 Penentuan Pos Pelayanan Perpustakaan Keliling

Dalam menentukan pos pelayanan perpustakaan keliling perlu dilakukan

kerjasama dengan pihak masyarakat, kepala sekolah, kepala desa dan lain

sebagainya karena mereka adalah orang yang lebih mengetahui kondisi

lingkungan mereka beraktifitas.

Dalam buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling (1992, 28),

menentukan pos pelayanan sebaiknya memperhatikan beberapa hal berikut:

1. Lokasi pemberhentian strategis, yaitu tempat yang banyak dikunjungi oleh masyarakat, misalnya komplek pendidikan, tempat peribadatan, tempat umum lainnya.

2. Seharusnya lokasi pemberhentian terletak di pinggir jalan yang memiliki halaman yang cukup luas, agar tidak menggangu kelancaran arus lalu lintas.

3. Kondisi jalan sangat memungkinkan, sehingga mobil perpustakan dapat menempuh jarak tersebut dengan aman dan tepat waktu.

4. Jarak antara pos pelayanan harus diperhitungkan, mengingat waktu layanan yang diberikan terbatas. Selain itu keterlambatan pada satu pos akan mengganggu jadwal pos lainnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa lokasi, jarak serta

infrastruktur sebaiknya diperhatikan dalam menentukan pos pelayanan.

2.4.4 Penentuan Jadwal Pelayanan Perpustakaan Keliling

Jadwal pelayanan perpustakaan keliling bergantung terhadap jadwal

perpustakaan umum.Karena layanan perpustakaan keliling bersifat demokratis

yang artinya melayani semua kebutuhan informasi seluruh lapisan masyarakat,

maka pustakawan/ pegawai perpustakaan keliling berupanya untuk menentukan

jadwal yang efektif dalam pelayanannya agar terhindar dari kendala

(22)

Dalam buku Panduan Perpustakaan Keliling (1999, 23), dinyatakan bahwa

penentuan jadwal layanan perpustakaan keliling yang ideal yaitu:

Secara ideal waktu pelayanan perpustakaan keliling dilakukan dalam dua shift, yaitu pagi antara pukul 08.30 s/d 14.00 dan shift sore antara pukul 15.00 s/d 20.00. Dengan perbandingan waktu shift ini anggota masyarakat yang tidak mendapatkan mengunjungi perpustakaan keliling pada sore hari. Sebaliknya yang tidak dapat meminjam bahan pustaka pada pagi hari.

Selanjutnya ada beberapa kriteria dalam menentukan jadwal pelayanan perpustakaan keliling dalam buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling (1992, 21) sebagai berikut:

1. Petugas terlebih dahulu berkonsultasi dengan para kepala sekolah setempat tentang saat-saat jam istirahat.

2. Petugas harus mengetahui tempat dan waktu yang ramai dikunjungi oleh masyarakat.

3. Petugas harus terlebih dahulu mengetahui jenis mata pencaharian masyarakat setempat.

Sedangkan menurut Ali (2006,126) penentuan jadwal pelayanan

perpustakaan keliling yang baik adalah :

1. Waktu Layanan

Mengingat layanan perpustakaan keliling bersifat demokratis yang berarti melayani semua lapisan masyarakat, maka waktu layanan perlu diatur sebaik-baiknya sehingga dapat melayani semua pihak yang membutuhkan informasi dan jasa perpustakaan keliling. Secara ideal waktu layanan perpustakaan keliling perlu dilakukan di dalam dua shift perhari,yaitu shift pagi antara pukul 9.00 – 11.30 dan shift siang antara pukul 11.30 -14. 30, dengan demikian shift pagi dapat melayani satu pos layanan (Service Point) dan shift siang dapat melayani satu pos layanan (Service Point), sehingga setiap hari per satu unit mobil perpustakaan keliling dapat melayani dua pos layanan membaca. 2. Tempat Layanan

(23)

terbuka dengan menyediakan tenda dan kursi-kursibaca yang penting layanan tersebut diatur dan ditata rapi dan menarik supaya pengunjung suka berkunjung ke unit mobil perpustakaan keliling, sertasebaliknya pada tempat layanan membaca diberi papan nama yang bertuliskan: hari dan waktu kunjungan perpustakaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa penentuan jadwal

pelayanan perpustakaan keliling memerlukan koordinasi yang baik antara

pustakawan/ petugas perpustakaan keliling dengan masyarakat yang dilayani

untuk menentukan waktu pelayanan yang efektif.

2.4.5 Publikasi Pelayanan Perpustakaan Keliling

Untuk megenalkan layanan perpustakaan keliling kepada masyarakat perlu

dilakukan publikasi. Publikasi bertujuan tidak hanya untuk mengenalkan layanan,

tetapi melalui publikasi yang baik dan kreatif dapat menarik minat pengguna

untuk memanfaatkan layanan perpustakaan.

Dalam buku Panduan Perpustakaan Keliling (1999, 32) publikasi dapat

berupa:

1. Buku kecil (booklet), lembaran kecil (leaflet), maupun pamphlet tentang perpustakaan keliling yang menyangkut jenis layanan yang diberikan, jumlah dan jenis koleksi yang dimiliki dan lain-lain.

2. Majalah atau bulletin tentang berbagai hal yang menyangkut perpustakaan keliling yang bersangkutan.

TEMPAT PELAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING Hari :

(24)

Selanjutnya dinyatakan bahwa “Hasil publikasi tersebut dapat dipajang di

perpustakaan keliling maupun dikirimkan ke sekolah-sekolah, tokoh-tokoh

masyarakat, serta media massa yang sekiranya dapat mempromosikan

perpustakaan keliling dilingkungan pos pelayanan.”

Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa publikasi perpustakaan

keliling beserta fasilitas yang ditawarkan merupakan salah satu upaya yang dapat

Referensi

Dokumen terkait

Perpustakaan Keliling adalah perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku dan lain-lain untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain yang

Tidak semua jenis perpustakaan harus melakukan pelestarian koleksi yang dimilikinya, akan tetapi perawatan bahan pustaka menjadi kegiatan yang perlu dilakukan oleh semua

karena perpustakaan umum menyediakan semua jenis koleksi bahan pustaka dari.. berbagai disiplin ilmu dan penggunanya adalah seluruh lapisan

Kedua pengertian tersebut memiliki kesamaan yaitu bahwa perpustakaan umum merupakan layanan umum yang memberikan dan melayani kebutuhan masyarakat secara gratis serta didukung

Pengertian perpustakaan umum secara luas adalah tempat atau lokasi yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum.. Perpustakaan

Kemudian pemberian stempel pada setiap bahan pustaka, Kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan identitas bahwa koleksi tersebut merupakan milik Dinas Perpustakaan

Perpustakaan Keliling adalah perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku dan lain-lain untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain yang

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tugas perpustakaan umum adalah memberikan layanan kepada masyarakat dalam menyediakan, menyiapkan, mengolah, dan memelihara koleksi